Paper Sni Pki

23
1 Pendahuluan Membahas mengenai studi Sejarah, sebenarnya sama sekali berbeda dengan stereotip kebanyakan masyarakat awam. Sejarah sama sekali tidak cukup di wakili oleh tonggak tonggak kejadian masa silam, rentetan tahun dan penunjukan sejumlah nama tokoh terkenal. Sejarah bukan hanya memiliki sifat menghafal paparan kronologis atau uraian naratif dari suatu peristiwa ke peristiwa lain yang terkadang diliputi hingar bingar serangkaian hujatan dan pendiskreditan tetapi uraian naratif tersebut haruslah dibarengi dengan kritik analisis karena sebagai orang yang ditakdirkan hidup di zaman yang baru seperti ini bukan tidak mungkin akan menghadapi disinformasi sejarah yang sedemikian rupa sehingga tidak terlihat beda antara mana sejarah, mana dongeng, mana kebenaran dan kejujuran di satu pihak dan kepalsuan di pihak lain. Beralih ke contoh konkritnya. Setelah melewati tahun tahun yang di warnai dengan kolonialisme dan imperialisme, Indonesia akhirnya merdeka, -setidak tidaknya begitu menurut pengertian hukum internasional, red.- dan kini tugasnya menata dan mengkonstruksi masa depannya seperti apa. Pencermataan terhadap sejarah panjang Indonesia tersebut membuahkan banyak terdapat kata revolusi di dalamnya. Revolusi ini bukan hanya menjadi alat tercapainya kemerdekaan tetapi juga menjadi kisah sentral dan merupakan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang

Transcript of Paper Sni Pki

Page 1: Paper Sni Pki

1

Pendahuluan

Membahas mengenai studi Sejarah, sebenarnya sama sekali berbeda dengan

stereotip kebanyakan masyarakat awam. Sejarah sama sekali tidak cukup di wakili oleh

tonggak tonggak kejadian masa silam, rentetan tahun dan penunjukan sejumlah nama

tokoh terkenal. Sejarah bukan hanya memiliki sifat menghafal paparan kronologis atau

uraian naratif dari suatu peristiwa ke peristiwa lain yang terkadang diliputi hingar bingar

serangkaian hujatan dan pendiskreditan tetapi uraian naratif tersebut haruslah dibarengi

dengan kritik analisis karena sebagai orang yang ditakdirkan hidup di zaman yang baru

seperti ini bukan tidak mungkin akan menghadapi disinformasi sejarah yang sedemikian

rupa sehingga tidak terlihat beda antara mana sejarah, mana dongeng, mana kebenaran

dan kejujuran di satu pihak dan kepalsuan di pihak lain.

Beralih ke contoh konkritnya. Setelah melewati tahun tahun yang di warnai

dengan kolonialisme dan imperialisme, Indonesia akhirnya merdeka, -setidak tidaknya

begitu menurut pengertian hukum internasional, red.- dan kini tugasnya menata dan

mengkonstruksi masa depannya seperti apa. Pencermataan terhadap sejarah panjang

Indonesia tersebut membuahkan banyak terdapat kata revolusi di dalamnya. Revolusi

ini bukan hanya menjadi alat tercapainya kemerdekaan tetapi juga menjadi kisah sentral

dan merupakan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya

sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas baru, untuk

persatuan dalam menghadapi kekuasaan asing dan untuk tatanan sosial yang lebih adil

menampakkan hasilnya pada pasca perang dunia II. Untuk pertama kalinya di dalam

kehidupan kebanyakan rakyat Indonesia, segala sesuatu yang serba paksaan yang

berasal dari kekuasaan asing hilang secara tiba tiba. Euforia harapan akan kehidupan

yang demokratis dibawah kaki sendiri pun bermunculan dan ini seakan menghilang

ketika memasuki tahun 1950 dimana dalam tahun tahun setelahnya diliputi kisah

tentang kegagalan rentetan pemimpin untuk memenuhi harapan tinggi yang ditimbulkan

oleh keberhasilan mencapai kemerdekaan1. Tidak mengherankan apabila hasilnya

bukanlah munculnya suatu bangsa baru yang serasi melainkan suatu perseteruan sengit

di antara individu maupun kekuatan sosial yang bertentangan.

1 MC Ricklefls. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Hal: 493

Page 2: Paper Sni Pki

2

Konflik internal yang terjadi menimbulkan revolusi dalam bentuk baru yang

tadinya melawan kekuatan asing menjadi perlawanan terhadap pihak yang di anggap

bertentangan dengan ideologi pemerintah. Dari adanya 3 kekuatan dominan dalam

pemerintahan yakni nasionalis, agamis dan komunis, dalam hal ini penulis akan

membahas mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam kasus bagaimana PKI

dapat bangkit kembali setelah sebelumnya terpuruk akibat kasus pemberontakan PKI

Madiun tahun 1948. Menjadi menarik untuk di kaji ketika PKI yang tadinya sudah

dianggap menghilang setelah kasus pemberontakan tersebut kemudian dapat muncul

kembali di arena politik Indonesia dan menjadi salahsatu partai dengan basis massa

terbesar pada pemilu 1955.

Terkait dengan abstraksi tersebut, maka penulis berusaha memaparkan: PARTAI

KOMUNIS INDONESIA 1965: “BANGKITNYA KEKUATAN HALUAN KIRI PASCA

PEMBERONTAKAN MADIUN 1948” dengan pembatasan masalah:

Bagaimanakah awal dan perkembangan Marxisme/komunis dalam

perwujudan PKI di Indonesia

Bagaimanakah cara dan strategi pemimpin PKI dalam membangun dan

mengembangkan partai pasca pemberontakan PKI Madiun 1948

Pembahasan

Masuknya marxisme/komunisme ke Indonesia

Tahun 1913 aktivis politik berhaluan marxis berkebangsaan belanda bernama H.

J.F.M Sneevliet tiba di Hindia Belanda. Sebelumnya ia adalah pemimpin organisasi

buruh angkutan dan anggota social democratische arbeiders partij (SDAP) di belanda.

Sneevliet menanamkan ideologi marxismenya pada organisasi buruh kereta api

Page 3: Paper Sni Pki

3

Vereniging Von Spooren Transweg Personeel (VSTP) yang berdiri pada tahun 1908 di

semarang. Kemudian pada tahun 1914 bersama J.A Brandsteider, H.W Dekker dan P.

Bergsma mendirikan organisasi marxis dengan sebutan Indische Sociaal Democratishe

Vereniging (ISDV). ISDV memusatkan perhatiannya pada kondisi dan masalah social

kolonial

Sneevliet memanfaatkan organisasi Serikat Islam (SI) untuk memperbesar

hegemoni ideology Marxisme, dengan cara memasukkan keanggotaan ISDV menjadi

anggota SI Dan SI juga diijinkan untuk memasukkan anggotanya ke ISDV2. ISDV

inilah yang kelak menjadi Perserikatan Komunis di hindia belanda. SI sendiri terbelah

dua menjadi SI merah yang beraliran Marxis dan SI putih yang menentang Marxisme.

Kerangkapan keanggotaan (double membership) ISDV ke dalam SI dan sebaliknya

terjadi pada tahun 1916. Inilah taktik yang digunakan Sneevliet untuk membangun

kekuatan politiknya didalam tubuh organisasi massa terbesar saat itu. Semaun, Misbach,

Alimin dan Darsono adalah sebagian kader militan SI yang berhasil dipengaruhi.

Pada Kongres ISDV ke-VII di Semarang, nama organisasi diusulkan oleh Baars

yang baru pulang dari Belanda agar diubah menjadi Perserikatan Komunis, sebagai

bagian dari jaringan komunis internasional.3

PKI Pasca kolonial Belanda

Pada tahun 1922, Perserikatan komunis karena aktivitasnya yang dianggap

radikal menjadi sangat diwaspadai pemerintah Hindia Belanda. Untuk menghentikan

Perserikatan Komunis ini pemerintah mengusir para pemimpinnya keluar Hindia

Belanda. Namun pada tahun 1924 partai komunis melakukan konsolidasi kembali dan

2 Ahmad Suhelmi.2007. Islam dan Kiri: Respons Elit Politik Islam Terhadap Isu Kebangkitan Komunis Pasca-Soeharto. Hal: 17.

Ada beberapa hal yang menyebabkan berhasilnya ISDV melakukan infiltrasi ke dalam tubuh SI: 1). Central Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat masih sangat lemah kekuasaannya. Tiap-tiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri secara bebas. Para pemimpin lokal yang kuat mempunyai pengaruh yang menentukan didalam SI cabang. 2). Kondisi kepartaian ketika itu memungkinkan orang untuk sekaligus menjadi anggota lebih dari satu partai. Hal ini disebabkan karena pada mulanya organisasi-organisasi didirikan bukan sebagai suatu partai politik melainkan sebagai suatu organisasi guna mendukung berbagai kepentingan sosial-budaya dan ekonomi.

3 Ruth McVey. 2009. Kemunculan Komunisme Indonesia. Hal:59-78 Perubahan  nama dari ISDV menjadi Partai Komunis Hindia

Belanda ada hubungan erat dengan keberhasilan revolusi Bolsjewik di Rusia tanggal 1 Oktober 1917. Revolusi tersebut memberi angin segar kepada penganut marxisme di seluruh dunia yang menyerukan agar keberhasilan revolusi di Rusia itu diikuti dengan revolusi dunia. Lenin menggariskan bahwa untuk tercapainya revolusi dunia hendaknya didirikan partai komunis di tiap negara. Pada tahun 1918 di Belanda SDAP merubah namanya menjadi Partai Komunis Belanda (CPN), kemudian beberapa anggota ISDV yang dimotori oleh Baars mengusulkan agar ISDV mengikuti langkah SDAP. Lalu berdasarkan hasil kongres ISDV tanggal 23 Mei 1920, ISDV berubah nama menjadi Partai Komunis Hindia Belanda.

Page 4: Paper Sni Pki

4

mengadakan kongres di Jakarta dengan mempergunakan nama Partai Komunis

Indonesia (PKI).

Saat PKI merasa telah mampu melancarkan perlawanan terhadap Belanda,

Sardjono, Budi Sutjitro, Sugono dan lainnya merancang pemberontakan. Ide

pemberontakan ini tidak disokong sepenuhnya oleh seluruh cabang yang ada. Tan

Malaka sudah meragukan akan keberhasilan pemberontakan ini, karena massa belum

siap. Namun upaya untuk melakukan pemberontakan terus dilakukan, sehingga PKI

mencetuskan pergolakan rakyat dibeberapa tempat pada tahun 1926-1927. Namun

seperti sebelumnya pemerintah Hindia Belanda berhasil menguasai dan kembali

membuang pemimpin PKI keluar Hindia Belanda. Setelah tanggal 23 Maret 1928 PKI

dan Sarekat Rakyat dinyatakan terlarang.

PKI Pasca Pendudukan Jepang

Pada masa Hindia-Belanda terjadi beberapa kali pemberontakan, antara lain

pada tahun 1926-1927. Hanya saja pemberontakan ini kurang terkoordinasi sehingga

mengalami kegagalan dan berhasil ditumpas oleh penguasa kolonial Hindia Belanda.   

Tindakan penghancuran pemerintah kolonial terhadap kekuatan PKI pasca

pemberontakan 1926-1927 tidak menyebabkan kekuatan PKI hilang dari peta politik

Indonesia. PKI yang hancur berantakan pasca-pemberontakan 1926-1927 terbukti tetap

survive dan bertahan sampai datangnya bala tentara Jepang Tahun 1942.

Pasca Perang Dunia II dan perang Asia Timur 1941, PKI tidak melakukan

aktivitas politiknya4. Hal ini dipengaruhi oleh pandangan KOMINTERN yang melihat

Perang Dunia II adalah pertentangan musuh-musuh komunisme yaitu kubu kapitalisme

(eropa barat-A.S) dengan kubu Naziisme-Fasisme ( jerman, italia, dan jepang). Namun

penyerangan terhadap uni soviet oleh nazi jerman membuat gerakan KOMINTERN

menyepakati doktrin Dimitrov yang isinya membenarkan kerja sama kubu komunisme

internasional dengan kubu kapitalisme dalam menghadapi kubu naziisme. Sampai pada

tahun 1947 yaitu saat dianutnya kembali doktrin Zhdanov yakni politik garis keras

terhadap kubu kapitalisme.

4 Alex Dinuth. 1977. Kewaspadaan Nasional dan Bahaya Laten Komunis. Hal: 33-34Soetopo Soetanto, Kaum Komunis Tidak Ikut Dalam Mempersiapkan Berdirinya Negara Indonesia Merdeka

Page 5: Paper Sni Pki

5

Karena Pemerintahan Jepang yang terkenal sebagai rejim militer fasis, maka

yang dilakukan kaum kiri adalah melakukan perlawanan rahasia (underground

movements)5 karena hampir tidak mungkin melakukan kerjasama atau berkolaborasi

dengan Jepang. Dan sesuai dengan doktrin Dimitrov, komunis di tahun 1942-1945 ini

bekerja sama dengan pihak Belanda. Kegiatan utama kaum komunis disalurkan melalui

Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) yang berkooperasi dengan pemerintah Hindia

Belanda. Tokoh utama kaum komunis ialah Amir Sjarifoeddin. Ia bersedia menerima

dana rahasia sebesar £ 25.000 dari Charles van der Plas, petinggi Belanda yang juga

bekas Gubernur Jawa Timur di era Republik Indonesia Serikat, untuk melakukan

gerakan intelijen bagi kepentingan Hindia Belanda selama pendudukan Jepang. Akan

tetapi pada bulan Februari 1944 Amir tertangkap oleh Kenpetai Jepang dan dijatuhi

hukuman mati. Atas permintaan Soekarno dan Hatta ia tidak jadi di eksekusi tapi

hukumannya diubah menjadi penjara seumur hidup.

PKI Pasca Kemerdekaan

Pada tanggal 3 Nopember 1945 dikeluarkan Maklumat Pemerintah yang ditanda

tangani oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta. Maklumat tersebut memuat keinginan

pemerintah akan adanya partai politik. Dengan dasar maklumat pemerintah inilah

kemudian berdiri berbagai partai politik baik yang meneruskan partai politik yang telah

ada sejak jaman penjajahan Belanda dan jaman pendudukan Jepang maupun partai

politik yang baru berdiri.

Dengan adanya keleluasaan yang diberikan oleh pemerintah, pada tanggal 21

Oktober 1945, Mohammad Jusuf menghidupkan kembali PKI secara legal. PKI segera

mendapat banyak simpatisan dan anggota baru. Dalam waktu kurang dari enam bulan,

didirikan cabang-cabang partai di Jawa. Pada bulan Februari 1946 Mohammad Jusuf

menggelar Kongres PKI yang pertama di Cirebon, Jawa Barat.

Sebulan kemudian, PKI yang dipimpin Mohammad Jusuf melakukan

pemberontakan di Cirebon. Pemberontakan ini dipicu karena tidak puas dengan

kepemimpinan birokrasi lokal yang masih diisi pamong praja yang lama.

5 Alex Dinuth. 1977. Kewaspadaan Nasional dan Bahaya Laten Komunis. Hal: 21-22

Gerakan bawah tanah ini dipimpin oleh Amir Syarifuddin. Ia dipercaya karena ia anti fasis; sementara itu bagi kaum komunis hal tersebut sesuai dengan garis Komunis Internasional (Dimitrov). Georgio Dimitrov, Sekjend Komintern (1935-1943), dalam menghadapi fasisme mengatakan: “hal pertama yang harus dilakukan…membentuk suatu front persatuan untuk mengadakan persatuan gerakan di semua negara di seluruh dunia….Komunis Internasional tidak memberikan syarat-syarat untuk persatuan gerakan kecuali satu…persatuan gerakan ditujukan untuk melawan fasisme..”.

Page 6: Paper Sni Pki

6

Pemberontakan ini dapat digagalkan. Orang-orang komunis yang tidak setuju dengan

pemberontakan tersebut “mengutuk” tindakan yang dilakukan oleh Mohammad Jusuf.

Sesudah terjadinya “Pemberontakan Mohammad Jusuf”, maka beberapa orang

pimpinan komunis dari tahun 1926 kembali ke Indonesia. Dalam tahun 1946 Sardjono

kembali dari persembunyiannya di Australia dan pada bulan Maret 1946 ia berinisiatif

mengumpulkan semua tokoh komunis yang ada. Setelah Sardjono muncul, Alimin

kembali ke Indonesia dari Cina. Kemudian disusul beberapa intelektual muda Indonesia

yang berhaluan komunis dari negeri Belanda diantaranya: Abdul Madjit Djojodiningrat,

Setiadjit, dan Maruto Darusman.Sebagian besar dari mereka akhirnya sepakat

menggelar kongres PKI pada akhir April 1946 di Solo, Jawa Tengah. Sejak saat itu, PKI

kembali berdiri sebagai partai legal.

Pada masa-masa awal kemerdekaan orang-orang komunis tampak menempuh

cara lunak. Misalnya Alimin yang datang dari Cina mengetengahkan sikapnya bahwa ia

ingin bekerjasama dengan Belanda membangun Negara Indonesia Serikat yang

demokratis. Sikap kaum komunis yang demikian sesuai dengan kesepakatan dari

KOMINTERN (komunis internasional). Karena Gerakan komunis di Indonesia terikat

oleh Komintern yang berpusat di Moskow. Komintern mengharuskan agar orang-orang

komunis melakukan kerjasama dengan kaum borjuis dan kolonialis.

Pada tanggal 3 Juli 1947 Amir Sjarifoeddin menjadi Perdana Menteri

menggantikan Perdana Menteri Sjahrir. Amir Sjarifoeddin tampak menjalankan garis

Dimitrov dengan jalan mengikuti garis politik yang ditempuh pemerintah. Sejalan

dengan garis Dimitrov, Amir Sjarifoeddin meneruskan perundingan-perundingan

dengan Belanda yang akhirnya menghasilkan perjanjian Renville yang ditandatangani

tanggal 17 Januari 1948. Isi perjanjian tersebut antara lain bahwa RI mengakui garis van

Mook, garis imajiner yang diciptakan sebagai batas kekuasaan RI dan Belanda. 

Perundingan tersebut mendapat reaksi dikalangan partai-partai politik karena dianggap

mengorbankan RI dan tunduk kepada Belanda. Kemudian PNI dan Masyumi menarik

dukungannya sehingga tanggal 23 Januari 1948 kabinet Amir jatuh dan digantikan oleh

kabinet Hatta.

Setelah kabinet Amir Sjarifoeddin jatuh dan digantikan oleh kabinet Hatta saat

itu pula komunis mengganti haluan pergerakannya dari doktrin Dimitrov kembali ke

doktrin Zhdanov.

Page 7: Paper Sni Pki

7

Sejalan dengan garis Zhdanov tersebut maka era kompromi dan perundingan

dengan kaum kolonialis maupun nasionalis berakhir, kaum komunis Indonesia

kemudian menerapkan cara keras. Sesuai dengan garis Zhdanov tersebut PKI

menentang semua langkah diplomatik RI dengan Belanda. Karena itulah komunis

mengecam Kabinet Hatta terutama program RERA (Rekonstruksi-Rasionalisasi

Angkatan Perang).

Seiring dengan pelaksanaan strategi baru, Amir Sjarifoeddin berusaha

menghimpun kekuatan golongan kiri yang terdiri atas kelompok yang menentang

RERA. Kelompok tersebut antara lain PKI, Partai Sosialis Sayap Kiri, Partai Buruh,

Pemuda Sosialis Indonesia, Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia, dan Barisan

Tani Indonesia. Semuanya tergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada bulan

Februari 1948.

Musso datang ke Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1948. Musso datang

bersama Soeripno, tokoh komunis muda yang ditugaskan untuk membuka hubungan

diplomasi dengan Negara-negara Eropa Timur. Soeripno pulang untuk melakukan

konsultasi ulang dengan pemerintah. Kepulangannya ini bersama sekretarisnya bernama

Suparto yang sebenarnya adalah Musso6.

Pada pertemuan Politbiro PKI tanggal 13-14 Agustus 1948 di Yogyakarta,

Musso menjabarkan gagasan “jalan barunya”7. Dalam pertemuan tersebut Musso

mengkritik sejumlah kelemahan dan kesalahan perjalanan organisasi komunis Indonesia

yang didapatnya pasca kepergiannya ke Moskow. Musso mengambil alih pimpinan

FDR dari tangan Amir sjarifoeddin dan mengadakan koreksi serta melebur semua

organisasi golongan kiri yang tergabung dalam Front Demokrasi Rakyat (FDR)

menjadi partai tunggal yakni Partai Komunis Indonesia.

Pada tanggal 18 September 1948 pukul 03.00 PKI melancarkan pemberontakan

di Madiun.8 Tembakan pistol sebanyak tiga kali dijadikan sebagai tanda dimulainya

pemberontakan. Pasukan bersenjata PKI bergerak menguasai kantor-kantor

6 Mestika Zed. 2003. Kepialangan Politik dan Revolusi: Palembang 1900-1950. Hal: 438 Musso (1897-1948) adalah pemimpin PKI

tahun 1920-an yang menganut pemikiran Stalinis bahwa hanya ada boleh satu partai kelas buruh. Ia merupakan tokoh komunis Indonesia terkemuka setelah Tan Malaka.

7 Musso. 1972. Djalan Baru Untuk Republik Indonesia. Hal: 7-30Konsep Jalan Baru Musso memuat pokok-pokok sebagai berikut:

1. Di lapangan organisasi; golongan kiri seperti Partai Buruh Indonesia (PBI), Partai Komunis Indonesia, dan Partai Sosialis, harus melebur dan hanya membentuk satu partai dengan nama PKI. 2. Di lapangan politik, menentang politik luar negeri RI yang kompromistis, sedangkan untuk politik dalam negeri agar diadakan pembenahan struktur dan aparatur pemerintahan. 3. Mengadakan front nasional sebagai prasyarat tercapainya revolusi demokrasi, serta mengerahkan kekuatan massa untuk menghadapi Belanda dan memperbaiki  kesalahan prinsipil yakni ideologi partai. Selengkapnya lihat:

Page 8: Paper Sni Pki

8

pemerintahan, bank, dan kantor telepon. Tidak lama kemudian PKI berhasil menguasai

Keresidenan Madiun, Kabupaten Purwodadi, dan Kecamatan Cepu.

Pada hari Senin pagi tanggal 20 September 1948 di Balai Kota Madiun, PKI

memproklamasikan berdirinya “Soviet Republik Indonesia”. Pada tanggal 21 Juli 1948

secara rahasia telah diadakan pertemuan di hotel "Huisje Hansje" Sarangan (Madiun).

Dalam pertemuan ini tidak hadir orang dari PNI. Dalam pertemuan Sarangan ini, yang

belakangan terkenal dengan sebutan "Perundingan Sarangan", dihasilkan "Red Drive

Proposals" atau “Usul-usul Pembasmian Kaum Merah"9

Tanggal 30 September 1948, pasukan TNI berhasil menduduki Madiun. Tanggal

4 Desember 1948 Musso tertembak mati dan beberapa minggu kemudian Mr. Amir

Sjarifoeddin, Suripno, Sardjono, Harjono, dan Djokosujono dieksekusi.

Pada tanggal 19 Desember 1948 agresi militer Belanda II menyebabkan

pemberontakan PKI tidak dapat diselesaikan secara tuntas. Tindakan hukum kepada

pemimpin dan anggota PKI serta partainya tidak dapat sepenuhnya dilakukan. Hal ini

terbukti dari adanya orang-orang PKI yang berhasil melarikan diri seperti Abdul

Madjid, Alimin, Ngadiman, Hardjosuprapto, Aidit, Njoto, Tan Ling Djie, dan

Soemarsono

PKI Pasca Pemberontakan Madiun 1948

Demokrasi liberal yang berlangsung di Indonesia (1950-1959) memberikan

kesempatan pada PKI untuk mengadakan rehabilitasi. Para pengamat sejarah sepakat

bahwa salah satu hal yang terpenting diperhatikan dalam ‘kelahiran kembali’ PKI

adalah munculnya Alimin yang secara mengejutkan dari tempat persembunyiannya. Di 8Saat peristiwa Madiun tahun 1948 terjadi, yang menjadi sasaran mereka yang pertama adalah orang-orang Masyumi, terutama  para

pemimpin dan kiayi-ulamanya, orang-orang PNI, anggota-anggota pemerintah dan pegawai-pegawai pemerintah lainnya. (Jusuf Badri Halaman: 283). Kenapa mereka yang menjadi sasaran PKI karena selama ini mereka mencela aksi-aksi komunis dan tidak pernah mendukung PKI. Lebih lengkapnya, lihat Fadli Zon dan M. Halwan Aliudin, Kesaksian Korban Pemberontakan PKI 1948 (Jakarta: KWK, 2005)

9 Maulwi Saelan. 2001. Dari Revolusi ’45 Sampai Kudeta’66. Hal: 111.

Majalah , Bintang Merah, No. 12-13 Tahun 1951 menulis: “ Konperensi Sarangan yang rahasia itu telah menelorkan putusan jahat….yang bernama “Red Drive Proposal”, yaitu rencana yang disetujui bersama oleh pemerintah Hatta dengan pemerintah Amerika, lengkap dengan disertai ongkos-ongkosnya”. Menurut Roge Vailland sebagimana yang dikutip oleh Maulwi Saelan bahwa kedudukan pemerintah di Yogyakarta sangat gawat. Tujuan Pertemuan Sarangan adalah untuk mendapatkan dukungan diplomatik dan material dari Amerika Serikat. Hatta segera mengatakan bahwa negerinya dapat menyediakan secara berlimpah bahan-bahan mentah strategis kepada AS. Jawaban Amerika Serikat segera datang, AS langsung memberikan bantuan dollar dan akan mendukung campur tangan PBB yang dapat berakibat pengusiran Belanda dari Indonesia, dan kemudian Indonesia akan menerima kemerdekaannya. Tapi AS mengajukan syarat: 1. RI memutuskan hubungan dengan London yang juga ingin berperan di Indonesia.

2. Membersihkan unsur-unsur komunis dalam grup-grup bersenjata.

Page 9: Paper Sni Pki

9

hancurkannya kekuatan militan PKI di Madiun serta ditahannya sekitar 3500 orang

aktivis komunis membuat jaringan organisasi PKI praktis lumpuh dan banyak kader

yang baik mati terbunuh. Tetapi lebih dari itu, peristiwa Madiun membuat patah

semangat para kadernya untuk menghidupkan kembali PKI jadi tidaklah mengherankan

munculnya kembali Alimin yang sempat di desa desuskan mati di Madiun seolah

menjadi isyarat dan dorongan semangat bagi mereka untuk aktif menghidupkan partai.

Alimin mengaktifkan kembali PKI pada tanggal 4 februari 1950. Ia membangun

2 strategi untuk PKI yang baru dibangkitkannya yakni:

Dengan segala cara berusaha menghapus citra buruk PKI sebagai

pemberontak terhadap negara

Fokus PKI diubah menjadi partai kader yaitu sebuah partai yang

mengandalkan kualitas para anggotanya yang bermutu dan cakap

ketimbang mengumpulkan masa sebanyak mungkin

Hal menarik lainnya adalah berita yang disiarkan melalui surat kabar ssekitar

bulan juli 1950 mengenai kisah di tahannya dua orang pemuda karena berusaha keluar

dari pelabuhan Tanjungpriok tanpa mampu menunjukan tiket atau paspor dari sebuah

kapal yang baru datang dai singapura. Kedua orang tersebut menurut berita dikoran

bernama DN Aidit dan MH Lukman tetapi kemudian diberitakan keduanya setelah di

tahan sebentar lalu dilepaskan atas perintah walikota Jakarta Soewiryo. Kelanjutannya

kedua orang tersebut melarikan diri ke Cina dan konon sempat menyaksikan Revolusi

Cina tahun 1949 yang di pimpin oleh Mao Zedong tetapi banyak yang meragukan cerita

ini dan mengatakan bahwa gaya demikian memang merupakan cara khas komunis yang

berusaha menciptakan semacam legenda untuk mendukung eksistensinya sebagai tokoh

yang ‘hebat’. Mengutip sumber sumber dari intelejen Belanda, setelah kegagalan

pemberontakan Madiun keduanya jusru bersembunyi di Kemayoran, Jakarta10.

Simpulan yang kemudian di susun adalah berita mengenai di tahannya kedua komunis

muda tersebut merupakan rekayasa politik selain untuk menampilkan citra bahwa

mereka menyaksikan kehebatan komunis Cina, juga untuk menghindarikan diri dari

kejaran intelejen Belanda yang berada di Batavia sekitar 1948-1949.10 Atmaji Sumarkidjo. 2000. Mendung Di atas Istana Merdeka: Menyingkap Peran Biro Khusus PKI dalam Pemberontakan G 30 S.

Hal: 41-42

Page 10: Paper Sni Pki

10

Kedua hal yang dikemukakan di atas mempunyai pengaruh terhadap berdirinya

kembali PKI di Indonesia. Banyak kalangan ragu, bila alimin idak berani menampilkan

dirinya sendiri, apakan Aidit dan Lukman berani muncul di hadapan umum lagi. Tetapi

dengan adanya anak muda yang biasanya lebih militan, PKI bisa tumbuh lebih cepat

ketimbang, mungkin, bila alimin masih memimpin partai tersebut. Perbedaan gaya dan

pandangan membuat timbulnya polarisasi dalam tubuh partai mulai tahun 1950. Alimin

dan tokoh konservatif semacam Tan Ling Djie yang percaya bahwa cara perjuangan

yang cocok adalah melalui parlemen cenderung mempergunakan strategi rasional-

revolusionaer untuk membangkitkan roda partai. Golongan yang lebih muda malah

menghendaki semangat emosional-revolusioner untuk mengembangkan partai.

Jadi meskipun Alimin dengan caranya mampu membangkitkan kembali PKI di

masyarakat, namun golongan muda tetap tidak puas dengan kemajuan kemajuan yang di

capai karena mereka berangggapan bahwa taktik-taktik partai yang di pakai oleh

golongan tua tidak sesuai dengan tuntutan zamannya dan tidak membantu

memppulerkan nama PKI di masyarakat. Koran Bintang Merah yang kebetulan di

pimpin oleh anak anak muda yang mendukung Aidit terus menerus menyerang gaya

kepemimpinan Alimin.

Kemudian pada bulan januari 1951 terjadilah pergeseran kepemimpinan dalam

tubuh PKI. D.N Aidit berhasil menggeser kedudukan Alimin di Politbiro dan Aidit

sekaligus berhasil menempatkan para kader muda dan teman temannya dengan hanya

menyisakan satu kursi untuk Alimin sebagai wakil generasi tua PKI. Orang-orang Aidit

yang masuk Politbiro antara lain MH Lukman, Nyoto, dan Sudisman. Mereka menurut

istilah Aidit kemudian “mengkoreksi kesalahan politik dan organisasi yang di lakukan

oleh Comittee Central...”. D.N aidit merehabilitasi nama PKI dari citra buruk salah satu

taktiknya adalah menggunakan cara cara propaganda bohong, dengan umpamanya

menyebutkaan bahwa pada tahun 1948 PKI di provokasi oleh Soekarno-Hatta yang

mendapat dukungan dari ‘imperalis Amerika’. Dan CC-PKI kemudian juga

mengeluarkan “buku putih” tentang pemberontakan madiun (pembalikan fakta untuk

membersihkan nama PKI mengenai ‘provokasi dan fitnah’ yang dilancarkan terhadap

partaidalam kaitan dengan peristiwa pemberontakan Madiun. Buku Putih tentang

Peristiwa Madiun yang di terbitkan oleh CC-PKI tahun 1953 akhirnya ditarik kembali

Page 11: Paper Sni Pki

11

oleh CC hanya beberapa bulan kemudian karena tekanan keras pemerintah,dalam hal ini

TNI, yang merasa tidak senang dengan isinya.

Dari keadaan internal PKI, DN Aidit menyadaro dalam tubuh partai terdapat dua

kutub aliran yang sering disebut “ke-kanan-kananan” serta ke-kiri-kirian”. Yang berbau

kanan dianggap berpikir empirik serta menghendaki PKI menjadi partai yang terbuka

dalam menggalang massa dan anggota. Golongan yang berbau kiri tetap menginginkan

agar partai bersikap keras terhadap pemerintah dan dengan demikian mereka sebaiknya

menggalang anggota/kader yang tangguh dan berkualitas, tentu saja dengan konsekuensi

jumlahnya mungkin tidak banyak. Dan seperti juga Alimin, DN Aidit melihat

kepentingan yang lebih besar dari partai sehingga mau bekerja sama dengan partai lain,

misalnya dengan kelompok Murba dan Partai Sosalisnya Sutan Sjahrir, bahkan dalam

satu atau isu politik DN Aidit mau menjalin hubungan dengan pihak Partai Nasional

Indonesia (PNI) seperti dalam isu mengenai Irian Barat dimana keduanya setuju agar

pemerintah mengambil tindakan ekstrim perlawanan terhadap pihak Belanda.

Agar ia dapat bertahan dalam posisinya, DN Aidit bertindak luwes dan berusaha

menampung kedua aspirasi tersebut dalam kebujakan yang luas. Di satu pihak, ia tetap

berusaha menarik simpati masyarakat agar bisa menjadi suatu partai yang besarm

dengan di sisi yang lain Aidit juga memperkuat struktur partai sehingga menjadi kuat .

Aidit dengan pandai memanfaatkan militansi SOBSI untuk menunjukan bahwa ia juga

sepakat dengan kelompok kiri. Para tokoh SOBSI dan juga SARBUPRI di bawah

pimpinan Sjam mampu melakukan berbagai proses pengacauan di beberapa pelabuhan

utama di Indonesia. Proses pengalaman di pelabuhan yang berupa pemogokan itu

dilakukan sebagai demonstrasi solidaritas buruh Indonesia untuk mendukung pihak

Korea padahal Perang Korea sendiri mendatangakan keuntungan besar bagi Indonesia

karena bisa meningkatkan ekspor bahan mentah seperti karet dan minyak untuk

keperluan perang.

Menurut Brackman, pada awal februari 1951 diperkirakan ada sekitar setengah

juta buruh yang bekerja di perkebunan yang melakukan mogok kerja dan jelas

tujuannya adalah untuk menghentukan produksi sehingga Indonesia tidak bisa

memanfaatkan booming dari hasil agribisnis tersebut dan merupakan isyarat politik dari

Page 12: Paper Sni Pki

12

PKI bahwa mereka mendukung apa yang dilakukan pihak Korea dan Cina. Menyadari

bahaya tindakan mogok itu, PM M. Natsir mengeluarkan Dekrit Nomor 1 yang

melarang pemogokan para buruh industri industri vital yang meski tidak disebutkan

secara spesifik tetapi orang tahu bahwa yang dimaksudkan adalah dari sektor

perkebunan.

Pada bulan Juni 1951, meski dekrit larangan demonstrasi di proyek atau instalasi

vital masih berlaku, SOBSI melakukan gerakan mogok yang menuntut bonus hari raya

lebaran. Gerakan dari masa SOBSI yang cukup banyak itu menyebabkan jaringan

penerbangan dalam negeri lumpuh, pelayaran tidak berjalanm pusat penyulingan

minyak dan pabrik pabrik yabg mengolah hasil perkebunan tidak mampu berproduksi.

Jelaslah pemogokan tersebut mempunyai tiga tujuan yang sesuai dengan keinginan PKI

yakni:

Menimbulkan citra buruk pada pemerintah

Menimbulkan ketidaksenangan terhadap modal asing karena yang

terkena aksi mogok tersebut adalah kebanyakan perusahaan asing

Menghancurkan kondisi perekonomian nasional

Pada tahun 1951 PKI dianggap menggerakkan kerusuhan di jakarta dan bogor.

Karena hal ini Kabinet Sukiman melakukan penangkapan dan penggeledahan di rumah-

rumah para pemimpin PKI. Oleh PKI peristiwa penangkapan dan penggeledahan ini

disebut “razia agustus 1951” dan dianggap sebagai provokasi pemerintahan Sukiman

dalam mencari alasan untuk membubarkan PKI. Setelah peristiwa ini PKI

melaksanakan gerakan bawah tanah.

D.N Aidit menyusun program partai untuk mencapai tujuannya yaitu

mengkomuniskan Indonesia. Salah satu cara yang dipakai adalah memanfaatkan

golongan buruh dan tani yang dinilai golongan tertekan oleh imperialis asing. Golongan

buruh dan tani ini menjadi massa bagi PKI, karena PKI ikut bersuara memperjuangkan

keadilan bagi nasib buruh dan tani ini11.

11 Alex Dinuth.1997. Kewaspadaan Nasional dan Bahaya Laten Komunis. Hal: 280Arbi Sanit, Kegiatan PKI di kalangan Petani Jawa Tengah dan Jawa Timur Pada Tahun 1950-an

Page 13: Paper Sni Pki

13

Menarik massa dari kalangan buruh dan tani saja tidak cukup untuk dapat

membuat komunis menjadi paham yang berkembang di Indonesia. Komunis melalui

partainya PKI juga harus dapat ikut berperan dalam pemerintahan. Langkah yang harus

dilakukan untuk duduk kembali di pemerintahan, PKI harus mengadakan aliansi dengan

partai besar. PNI lah yang menjadi targetnya. Ketika Kabinet Wilopo jatuh oleh PNI

yang didukung PKI terbentuk Kabinet baru yang dipimpin Mr. Ali Sastromidjojo dari

PNI. Kabinet ini terbentuk tanpa adanya partai masyumi dan PSI.

Posisi PKI sendiri semakin berpengaruh hingga pada pemilihan umum tahun

1955. PKI berhasil mengumpulkan enam juta suara pemilih dan menjadi empat terbesar

setelah PNI, Masyumi, dan NU. Keberhasilan PKI memperoleh suara ini sebagai bukti

bahwa trauma politik pemnberontakan PKI 1948 tidak mempengaruhi eksistensi partai.

Hal ini tentu saja karena segala upaya yang dilakukan pemimpin PKI dalam

membersihkan nama baik PKI serta pemanfaatan dari keadaan yang terjadi di Indonesia

setelah tahun 1948. Karena PKI berhasil mengumpulkan suara pemilu ke-empat terbesar

maka Soekarno menyatakan keinginannya agar PKI diikutsertakan dalam Kabinet.

namun hal ini tidak terwujud.

Sikap Presiden Soekarno dianggap banyak menolong PKI dalam proses

perkembangan politiknya selanjutnya. Ini bisa dilihat dari konsep yang dikemukakan

oleh presiden Soekarno yaitu NASAKOM (Nasionalis, Agama, dan Komunis). Didalam

konsep NASAKOM tersebut, sangat terlihat bahwa paham komunis mendapat tempat

istimewa dalam pandangan Soekarno. Hal tersebut seakan-akan membuat Soekarno

sebagai pelindung PKI untuk dapat eksis di dalam kabinet pemerintah.

Salah satunya ketika Soekarno mengemukakan konsep politik yang disebut

demokrasi terpimpin dengan pembentukan kabinet gotong royong yang didalamnya

terdapat wakil dari parpol termasuk PKI. Tahun tahun selanjutnya PKI menjadi partai

yang berpengaruh terlebih bahwa PKI masuk kedalam jajaran Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI) dan jajaran aparatur Negara lainnya.hingga akhirnya PKI

mulai melaksanakan kegiatan yang disebutnya tahap ofensif revolution.

Page 14: Paper Sni Pki

14

Kesimpulan

Pasca pemberontakan Madiun 1948, bangkit dan berkembangnya PKI kembali

adalah hasil upaya dari para pemimpinnya dan juga dikarenakan kondisi yang terjadi di

Indonesia setelah tahun 1948. Pertaman tokoh PKI yang berperan membangun dan

mengembangkan partai setelah pemberontakan Madiun 1948, diantaranya adalah

Alimin, Aidit, Lukman dan Njoto.

Masa kepemimpinan Alimin usaha yang dilakukan adalah membentuk secretariat

comite central sementara, menghidupkan partai sosialis, menghapus citra buruk partai,

Page 15: Paper Sni Pki

15

membangun partai kader dan menerapkan strategi infiltrasi (gabungan) kedalam

organisasi massa.

Masa kepemimpinan Aidit, Lukman, dan Njoto usaha yang dilakukan adalah

membangun struktur organisasi, menjadikan PKI sebagai partai massa yang

berpengaruh. Menyatukan semua potensi komunisme, merehabilitasi partai dan tokoh-

tokoh yang terlibat dalam pemberontakan PKI madiun dan menerapkan strategi kanan

(cooperative) yakni menjalin kerjasama dengan berbagai kekuatan massa.

Kedua keadaan yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1948 juga menjadi faktor

dapat bangkit dan berkembang kembalinya PKI. Krisis politik dalam negeri, Agresi

Militer Belanda II, sikap pemerintah yang tidak tegas dalam mengadili PKI selaku

partai yang memberontak, dan paham demokrasi liberal yang berkembang di Indonesia

tahun 1950 memberi keuntungan bagi PKI untuk dapat bangkit kembali. Hingga pada

tahun 1955 PKI dapat menjadi partai terbesar keempat dalam pemilihan umum.