Ketikan Tht hjh

4
PERSARAFAN HIDUNG Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasioliaris, yang berasal dari n. Oftalmikus (N. V-1). Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatin. Ganglion sfenopalatina, selain memberikan persarafan sensoris,juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut saraf sensoris dari n. Maksila (N.V-2), serabut parasimpatis dari n. Petrosus superfisialis mayor dan serabut saraf simpatis dari n. Petrosus profundus. Ganglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media. Fungsi penghidu berasal dari n.olfaktorius. saraf ini turun melalui lamina kribrsa dari permukaan bawah bulbus olfakturius dan kemudian berakhir pada sel- sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung. FISIOLOGI HIDUNG Berdasarkan teori struktural, teori evalusioner dan teori fungsional, fungsi fisiologis hidung dan sinus parasanal adalah : 1) Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara ( air conditioning), penyaring udara, humidikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal; 2) fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu; 3) fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksii tulang; 4) fungi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; 5) refleks nasal. HIDUNG

description

assl

Transcript of Ketikan Tht hjh

Page 1: Ketikan Tht hjh

PERSARAFAN HIDUNG

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasioliaris, yang berasal dari n. Oftalmikus (N. V-1).

Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatin.

Ganglion sfenopalatina, selain memberikan persarafan sensoris,juga memberikan persarafan vasomotor atau otonom untuk mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut saraf sensoris dari n. Maksila (N.V-2), serabut parasimpatis dari n. Petrosus superfisialis mayor dan serabut saraf simpatis dari n. Petrosus profundus. Ganglion sfenopalatina terletak di belakang dan sedikit di atas ujung posterior konka media.

Fungsi penghidu berasal dari n.olfaktorius. saraf ini turun melalui lamina kribrsa dari permukaan bawah bulbus olfakturius dan kemudian berakhir pada sel- sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung.

FISIOLOGI HIDUNG

Berdasarkan teori struktural, teori evalusioner dan teori fungsional, fungsi fisiologis hidung dan sinus parasanal adalah : 1) Fungsi respirasi untuk mengatur kondisi udara ( air conditioning), penyaring udara, humidikasi, penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan mekanisme imunologik lokal; 2) fungsi penghidu karena terdapatnya mukosa olfaktorius dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu; 3) fungsi fonetik yang berguna untuk resonansi suara, membantu proses bicara dan mencegah hantaran suara sendiri melalui konduksii tulang; 4) fungi statik dan mekanik untuk meringankan beban kepala, proteksi terhadap trauma dan pelindung panas; 5) refleks nasal.

HIDUNG

Hidung terdiri dari hidung luar (Nasus) dan caritas nasi, yang dibagi oleh suatu septum menjadi belahan kanan dan kiri.

NASUS

Nasus memiliki dua lubang elips disebut nares, yang dipisahkan satu sama lain oleh septum nasi (GBE.11.92). batas lateralnya,alanasi,bundar dan mobil.

Kerangka hidung luar diatas dibentuk oleh osanasi,procesus frontalis mexillae,dan pars nasalis ossis frontalis. Dibawah ini, kerangkang dibentuk oleh lempeng kartilago hyalin (GBR.11.92).

SUPLAI DARAH NASUS

Kulit nasus didarahi oleh cabang-cabang arteria opthalmica dan maxillaris. Kulit ala nasi dan bagian bawah septum nasi di darahi oleh cabang-cabang dari arteria facialis.

Page 2: Ketikan Tht hjh

PERSARAFAN NASUS

Ramus nalasis externus dan nervus infatrochlearis dari nervus ophthalmicus (nervus cranialis V)

CAVITAS NASI

Cavitas nasi memanjang dari nares di depan ke apertura nasalis posterior atau choana di belakang, tempat hidung.bermuara kedalam nasopharynx. Vestibulum nasi adalah area pada capitasnasi yang ditemukan tepat didalam nares (GBR.11.93) cavitas nasi dibagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh septum nasi ( GBR.11.92). septum ini tersusun atas cartilago septinasi, lamina, perpendiculasi. Ossis ethmoidalis, dan vomer.

DINDING CAVITAS NASI

Setiap belahan cavitas nasi memiliki dasar, atap, dinding lateral dan dinding medial atau septum.

DASAR

Procesus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis palatini (GBR. 11.92)

ATAP

Atapnya sempit dan di enterior terbentuk dibawah alat nasi oleh os nasale dan os frontale, dipertengahan oleh lamina cribrosa ossis ethmoidalis, yang terletak dibawah vossa cranii anterior, dan posterior oleh penurunan kebawah corpus ossis sphenoidalis (GBR. 11. 93).

DINDING LATERAL

Dinding lateral memiliki tiga tonjolan tulang disebut concah nasi superior, conca nasi media, dan conca nasi imperior (GBR.11.93) Ruang dibawah setiap conca di sebut meatus.

Recessus sphenoethmoidalis Recessus sphenoethmoidalis adalah area kecil diatas conca nasi superior. Recessus ini menerima apertura sinus sphenoidalis (GBR.11. 93)

Meatus nasi superior.meatus nasi superior terletak dibawah conca nasi superior ( GBR.11.93) meatus superior menerima apertura cellulae ethmoidalis postrioris.

Meatus nasi medius. Meatus nasi medius terletak pada nasi media. Meatus memiliki benjolan bundar disebut bulla ethmoidalis yang dibentuk oleh cellula ethmoidalis media, yang bermura pada margo supariornya. Suatu bukaan yang melengkung hiatus semilunaris, terletak dibawah bulla (GBR. 11. 93). Ujung anterior hiatus mengarah kekanal berbentuk corong yang disebut infundibulum, yang berlanjut dengan sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara kedalam meatus nasi medius melalui hiatus semilunaris.

Meatus nasi inferior Meatus nasi inferior terletak dibawah conca nasi inferior dan menerima apertura ujung bawah ductus nasolacrimalis, yang dipandu oleh plica tunica mucosa (GBR. 11. 93).

Page 3: Ketikan Tht hjh

FUNGSI PERNAPASAN NORMAL PADA HIDUNG

Saat udara mengalir melalui hidung, terdapat fungsi berbeda yang dikerjakan oleh rongga hidung : (1) udara dihangatkan oleh konka dan septum yang luas, dengan total area 160 cm (Lihat gmbar 37-8), (2) udara dilembabkan sempuran sampai sempurna sampai bahkan meninggal hidung dan (3) udara disaring sebagian. Semua fungsi ini secara bersama-sama disebut fungsi pelembab udara dari saluran nafas bagian atas, biasanya suhu udara inspirasi meningkat sampai 1 f melebihi suhu tubuh dan desngan kejenuhan uap air 2 samapai 3% sebelum udara mencapai trakea. Bila orang bernafas melalui pipi langsung ke trakea ( seperti pada trakeostomi). Pendinginan dan terutama efek pengeringan di bawah paru dapat menimbulkan kerusakan dan infeksi paru yang serius.