Ketikan Referat

6
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratirium yang harus segera dilakukan di ruang gawat darurat yaitu kadar gula darah(busa dengan glukostik), darah lengkap, elektrolit, fungsi ginjal, fungsi hati, analisis gas darah serta kultur darah. Pemeriksaan urin rutin termasuk glukosa dan keton terutama bila dicurigai adanya ketoasodosis diabetika. Idelanya pada semua anak yang mengalai penuruna kesadaran dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala kecuali penyebabnya sudah di ketahui ada gangguan metabolic non toksit, misalnya ketoasidosis diabetika maupun hipoglikemia. Bila penurunan kesadara disertai demamdan dicurigai penyebabnya adalah infeksi intracranial perlu dilakukan pungsi lumbal. Pemeriksaan Spesifik Tes metabolik : pada kasus ensefalopati berulang atau yang tidak di ketahui penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan kadar ammonia darah, urin dan sempel darah untuk asam organic, asam lemak bebas dan kadar karnitin sebelum pengobatan dimulai. Pemeriksaan urin untuk tes skrining toksikoligi perlu dilakukan pada kecurigaan keracunan. TATALAKSANA Anak dengan penurunan kesadaran akut harus secepatnya dikirim ke ruang perawatan intensif evaluasi dan penanganan . tatalaksana awal harus sudah dilakukan di ruang gawat darurat seelum di rujuk ke ruang rawat intensif. Prinsip dasar tatalaksana penurunan kesadaran akut adalah : 1. Penilaian cepat dan stabilisasi. 2. Evaluasi klinis terhadap tingkat penurunan kesadaran dan menentukanpenyebab koma termasuk penentuan lokasi lesi bila ada kelainan intracranial. 3. Pengobatan termasuk secara umum maupun spesifik.

description

mia

Transcript of Ketikan Referat

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan laboratirium yang harus segera dilakukan di ruang gawat darurat yaitu kadar gula darah(busa dengan glukostik), darah lengkap, elektrolit, fungsi ginjal, fungsi hati, analisis gas darah serta kultur darah. Pemeriksaan urin rutin termasuk glukosa dan keton terutama bila dicurigai adanya ketoasodosis diabetika. Idelanya pada semua anak yang mengalai penuruna kesadaran dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala kecuali penyebabnya sudah di ketahui ada gangguan metabolic non toksit, misalnya ketoasidosis diabetika maupun hipoglikemia. Bila penurunan kesadara disertai demamdan dicurigai penyebabnya adalah infeksi intracranial perlu dilakukan pungsi lumbal.

Pemeriksaan SpesifikTes metabolik : pada kasus ensefalopati berulang atau yang tidak di ketahui penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan kadar ammonia darah, urin dan sempel darah untuk asam organic, asam lemak bebas dan kadar karnitin sebelum pengobatan dimulai.Pemeriksaan urin untuk tes skrining toksikoligi perlu dilakukan pada kecurigaan keracunan.

TATALAKSANAAnak dengan penurunan kesadaran akut harus secepatnya dikirim ke ruang perawatan intensif evaluasi dan penanganan . tatalaksana awal harus sudah dilakukan di ruang gawat darurat seelum di rujuk ke ruang rawat intensif. Prinsip dasar tatalaksana penurunan kesadaran akut adalah :1. Penilaian cepat dan stabilisasi.2. Evaluasi klinis terhadap tingkat penurunan kesadaran dan menentukanpenyebab koma termasuk penentuan lokasi lesi bila ada kelainan intracranial.3. Pengobatan termasuk secara umum maupun spesifik.

Tatalaksana awal1. Stabilisasi :A. Airway: bebaskan jalan napas. GCS < 8 perlu dilakukan intubasi untuk mencegah aspirasi dan mempertahankan jalan napas .B. Breathing: berikan oksigenasi kosentraasi tinggi, monitor saturasi oksigen. Kalau pernapasan tidak adekuat berikan bantuan napas dengan ventilasi balon-sungkup. Oksigen diberikan untuk pasien yang mengalami hipoksia, tidak boleh diberikan secara rutin pada anak dengan penurunan kesadaran atau koma yang keadaan sirkulasi maupun saturasi oksigennya normal.C. Circulation: pasang akses intravena, bila syok berikan resusitasi cairan. Tujuannya adalah mempertahankan tekanan perfusi otak (CPP=cerebral perfusion pressure).2. Pemeriksaan kadar gula secepatnya. Bila kadar gula rendah, berikan dekstrosa 10% 5 mL/intravena kemudian dilanjutkan dengan infuse dekstrosa 10% 4 mL/kg/jam dengan monitor ketat kadar gula darah. Bila dicurigai penurunan kesadaran disebabkan karena overdosis opiate berikan Nalokson 0,1-0,8 mg/kg iv (dosis maksimal 2 mg). bila kejang diberikan anti kejang, pertahankan suhu tubuh. Lengkapi pemeriksaan darah lengkap. Elektrolit, BUN/kreatinin, fungsi hati, analisis gas darah, faal koagulasi. Pemeriksa urin rutin termasuk reduksi dan keton, tes skrining toksikologi bila dicurigai keracunan.3. Tentukan penyebab koma dengan melakukan ammnesis, pemeriksaan fisik penunjang dan neurologis.4. Tentukan apa ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial, yaitu edema papil; atau dijumpai 2 dari: a) GCS 3 bulanImunocompromise

Post operasi bedah syaraf, postNeurotrauma, VP ShuntPenisilin atau Ampisilin + gentamisinPilihan kedua : Ceftriakson atau CefotaximCeftriaxon atau Cefotaxim + AmpisilinCeftriaxon atau CefotaximCeftriaxon + Ampisilin + GentamisinPilihan kedua : Meropenen + GentamisinCeftazidim + gentamisin + VancomisinPilihan kedua : Meropenem + Gentamisin + Vancomisin

Di kutip dari : Wheeler DS, Wong HR, Shanley TP. The Central nervous System in Pediatric Critical Illnes and injury. Pp. 95-105. Springer-Verlag London. 2009

Tatalaksana Gejala awal meningitis pada anak sangat ringan. Pada bayi fontanela membonjol, pada anak biasanya dengan demam. Periksa tanda meningeal, iritabilitas, atau letargi. Bila curiga meningitis harus di lakukan pungsi lumbal bila tidak ada kontra indikasi. Bila terdapat edema papil, tanda neurologis fokal atau dugaan sinusitis frontalis, dilakukan CT Scan kepala dengan pemberian antibiotic. Pada pemeriksaan cairan otak perlu diperiksa pengecatan Gram, protein, glukosa, sel, hitung jenis, dan kultur. Bila curigai penyebabnya virus perlu di periksa cairan otak, kultur dari usapan faring dan feses. Monitor adanya SIADH (hiponatremia, osmolalitas serum yang rendah dan berat jenis urin tinggi). Bila pasien tidak dalam keadaan syok atau dehidrasi berikan restriksi cairan 2/3 rumatan.Ensefalitis adalah inflamasi parenkim otak dengan disfungsi neuropsikoligis lokal maupun difus. Bila penyebabnya virus maka acyclovir merupakan obat pilihan dengan dosis : Neonates: 20 mg/kg tiap 8 jam intravena. Anak > 3 bulan: 10-20 mg/kg tiap 8 jam intravena selama 21 hari.

Sindroma ReyeMerupakan suatu keadaan yang bersifat akut, mengancam nyawa, terjadi post infeksi, ensefalopati metabolic, terutama mengenai anak usia sekolah. Kejadian sindrom Reye berkaitan dengan pemberian salisilat sebelumnya, sering dijumpai pada infeksi influenza atau varisela & letargis. Terdapat peningkatan SGOT/SGPT 3-30 x normal, bilirubin serum jarang mencapai 1 mg/dL. Kadar ammonia serum bervariasi, sering dijumpai hipoglikemia khususnya pada anak < 1 tahun.progresifitas menjadi koma yang lebi dalam ditandai adanya postur tubuh deserebasi aau dekortikasi, hiperventilasi dan akhirnya paralisis flaksid. Secara umum terjadi peningkatan kadar ammonia serum 3-20 x normal. Kecurigaan kea rah sindrom Reye apabila dijumpai adanya infeksi virus sebelumnya, perubahan tingkah laku, muntah terus-menerus yang tidak di ketahui penyebabnya, adanya gambaran khas peningkatan SGOT/SGPT, ammonia dan waktu protrombin, adanya perubahan minimal pada kadar bilirubin, penegakan diagnosis dengan biopsy hati. Ensefalo[pati biasanya berlangsung 24-96 jam dan bila hidup perbaikannya terjadi secara lengkap.Tatalaksana:Berikan dekstrosa 10% 5 mL/kg nila ada hipoglikemia, pengobatan terhadap edema otak dan peningkatan tekanan intracranial dengan manitol 0,25-1 gram/kg, pencegahan terhadap hipertermia, mempertahankan kadar elektrolit darah normal. Setelah dilakukan stabilisasi, pasien secepatnya dikirim ke ruang perawatan insentif untuk pemantauan dan penanganan selanjutnya.

Ringkasan Penddekatan diagnosis penurunan kesadaran akut; AVPU, GCS, pupil, pola napas, postur Tatalaksana: Tatalaksana umum : ABC. Tatalaksana khusus : berdasarkan penyebab. Prognosis ditentukan oleh: GCS 72 jam pertama. Oksigenasi di IGD.