Ketikan Akuntansi BAB VII Ok

37
BAB VII PENETAPAN HARGA A. Menentukan Target Harga Cara penentapan harga dan penanganan masalah harga jual yang digunakan oleh perusahaan memiliki banyak cara. Dalam perusahaan kecil harga sering ditetapkan oleh manajer teras, buka oleh bagian pemasaran atau bagian penjualan. Sementara itu, pada perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer divisi atau manajer lini produk. Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu misalnya pada contoh gambar dibawah ini. Meskipun pada suatu titik tertentu, ada perusahaan yang tidak mempunyai keleluasaan untuk menentukan harga pokok produknya misalnya dalam organisasi penjualan yang diorganisir, yang dibatasi oleh quota harga.(Jerome Mc Carthy). Meskipun pada suatu titik tertentu, ada perusahaan yang tidak mempunyai keleluasaan untuk menentukan harga 1

description

Ketikan Akuntansi BAB VII Ok

Transcript of Ketikan Akuntansi BAB VII Ok

BAB VIIPENETAPAN HARGA

A. Menentukan Target HargaCara penentapan harga dan penanganan masalah harga jual yang digunakan oleh perusahaan memiliki banyak cara. Dalam perusahaan kecil harga sering ditetapkan oleh manajer teras, buka oleh bagian pemasaran atau bagian penjualan. Sementara itu, pada perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer divisi atau manajer lini produk.Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan mengandung tujuan-tujuan tertentu misalnya pada contoh gambar dibawah ini. Meskipun pada suatu titik tertentu, ada perusahaan yang tidak mempunyai keleluasaan untuk menentukan harga pokok produknya misalnya dalam organisasi penjualan yang diorganisir, yang dibatasi oleh quota harga.(Jerome Mc Carthy). Meskipun pada suatu titik tertentu, ada perusahaan yang tidak mempunyai keleluasaan untuk menentukan harga produksinya , misalnya dalam organisasi penjualan yang diorganisasi, yang dibatasi oleh quota harga.Target ReturnOrientasi Laba

Profit Maksimum

Pertumbuhan PenjualanOrientasi Sales Sasaran Pasar

Pertumbuhan Pangsa Pasar

Menghadapi persainganOrientasi status (Status quo)

Persaingan Non Harga

B. Cost Plus Pricing Pengertian Cost Plus , adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan. . Cost yang disepakati sebagai artilain yaitu harga pokok dan dalam akuntansi manajemen maupun akuntansi biaya , metode pelaporan COST dan Rugi Laba secara garis besar dibagi dalam 2 cara yaitu:1. Absorption costing (full costing) Biaya pokok peroduksi terdiri dari harga pokok produksi Baku langsung a. Biaya Bahan baku langsung (Direct material)b. Biaya tenaga kerja langsung (Direct Labour)c. Biaya Tak langsung pabrik (Factory Overhead Cost)1) variable 2) Tetap2. Variable costing/direct costing + Contribution Approach = Pendekatan Contribusi Harga Pokok terdiri dari :

- Biaya bahan baku langsung Total Biaya Biaya produksi - Biaya tenaga kerja langsung Variabel Variabel - Biaya tak langsung variabel -Biaya Penjualan dan administrasi VariabelContoh: Marina Company perlu menentukan target harga jual salah satu produksnya. Data biaya sehubungan dengan produk ini diberikan dibawah:

Per unit Total Bahan baku Langsung 8Tenaga Kerja langsung 12Overhead variable 3Overhead tetap 7Rp 350.000.Biaya penjualan dan variable 2Biaya Penjualan dan administrasi Tetap 4 Rp 200.000Biaya-biaya diatas didasarkan pada volume yang ditetapkan 50.000 satuan yang diproduksi dan dijual setiap periode.Perusahaan menggunakan penentuan harga cost-plus, dan perusahaan mempunyai kebijaksanaan menambahkan mark-up 50% dari harga pokok produksi untuk mendapatkan target harga jual, atau menmbahkan harga mark-up 80% dari biaya variabel.Target harga jual biaya penuh~ Bahan baku Rp 8~ Tenaga kerja 12~ Overhead variabel Rp 3~ overhead tetap Rp 7Rp10Total biaya produksi Rp3050% mark up (plus) Rp15Harga jual target Rp45

Target harga jual biaya variabel (pendekatan kontribusi)~ Bahan baku langsung Rp 8~ Upah langsung 12~ Overhead variable 3~ Biaya penjualan dan Administrasi variabel 2Total biaya produksi variabel Rp 2580% mark up (plus) 20Harga jual target Rp 45Kedua contoh diatas memberikan suatu target harga jual yang tidak berbeda, begitu pula dalam keuntungan dari seluruh hasil penjualan jika produk yang ada terjual, seperti yang telah digambarkan, maka metode full cost dan variable cost akan berbeda dalam beberapa hal: a. Produksi sama dengan unit yang dijual. Kedua metode diatas akan menghasilkan laba/rugi yang sama.b. Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Fuul cost akan lebih besar dari Variable costing.c. Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal maka Laba Bersih Variabel Costing lebih besar dari full costing.d. Jika persediaan awal dan persediaan akhir sama, maka laba/rugi kedua metode akan sama pula.

C. Perhitungan Perbedaan Laba Full Costing dengan Laba Variabel Costing Perbedaan keduanya tergantung pada:Perlakuan biaya tetap yang ditunda pembenahannya kedalam Rugi Laba. Mengetahui perbedaannya adalah dengan membandingkan selisih biaya overhead variable yang melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir. Rumus yang digunakan : BOT LHP LHV = ----------- X (VPr VPj) KN atau = BOT st X ( Qak - Qaw)LHP = Laba Bersih Harga Pokok Penuh LHV = Laba Bersih Harga Pokok Variable BOT = Biaya Overhead Tetap KN = Kapasitas Normal VPr = Volume produksi VPj = Volume penjualan BOTst = Biaya Overhead tetap satuan Qak = Quantitas akhir Qaw = Quantitas awalHubungan diatas dapat diringkaskan sebagai berikut:JikaJikaMaka

VPr > VPjVPr < VPjVPr = VPjAtau Qak > QawAtau Qak < QawAtau Qak = QawLHP > LHV LHP QPaw) Jika QP1 > QPaw

LIFO Sesungguhnya(QPak > QPaw) Jika QP1 > QPaw

BOTPaw = Biaya Overhead Tetap pada Persediaan awalRumus rumus di atas dapat berguna untuk merekonsiliasi atau menyesuaikan laporan laba rugi yang disajikan dengan konsep harga pokok variabel ke penyajian dengan konsep harga pokok penuh atau sebaliknya. Sehingga laporan keuangan yang semula disajikan untuk internal dapat disesuaikan untuk laporan kepihak eksternal atau sebaliknya.Contoh: Data anggaran produksi, penjualan dan biaya pada PT Fabria untuk triwulan keempat (Oktonber, November, Maret) tahun 2009 sebagai berikut: 1. Kapasitas produksi dan penjualan normal selama satu tahun sebesar 5.000 unit 2. Total biaya tetap ( Overhead tetap) untuk setiap bulan sebesar Rp. 50.000. biaya produksi tetap perunit pada kapasitas normal Rp 50.000/5000 = Rp 10. Biaya produksi variable per unit produksi sebesar Rp.40 (terdiri dari bahan baku Rp 15, upah langsung Rp 20, dan biaya over head variable Rp 5)3. Biaya non produksi terdiri dari : biaya pemasaran dan umum Rp.40.000, dan biaya bunga Rp 15.000, biaya non produksi per unit produk yang dijual terdiri dari : biaya pemasaran Rp.12, serta biaya administrasi dan umum Rp.8.4. Pada awal bulan Oktober tidak terdapat persediaan awal. Produksi selama triwulan keempat sebesar 15.750 unit dan penjualannya sebesar 14.750 unitRincian produksi dan penjualan setiap bulan adalah:KeteranganOktoberNovemberDesemberTotal

Produkssi (unit)Penjualan (Unit)6.0004.5005.0005.5004.7504.75015.75014.750

Harga Jual Perunit Rp. 10

Dari data diatas Diminta: 1. Menyusun Laporan Laba-rugi dengan metode harga pokok variable sekaligus dapat menunjukkan besarnya persediaan untuk bulan Oktober, November, desember dan jumlah selama triwulan keempat2. Menyusun rekonsiliasi rugi laba dan persediaan akhir dari metode harga pokok Variabel ke metode harga pokok variabel untuk setiap bulan selama triwulan keempat3. Menyusun Laporan Laba-rugi dengan metode harga pokok penuh sekaligus dapat menunjukkan besarnya persediaan untuk bulan Oktober, November, desember dan jumlah selama triwulan keempat4. Menyusun rekonsiliasi rugi laba dan persediaan akhir dari metode harga pokok Variabel ke metode harga pokok penuh untuk setiap bulan selama triwulan keempatPT . FABRIA

PT FABRIALAPORAN LABA RUGITriwulan Keempat Tahun 20xx(Dalam ribuan rupiah)

Keterangan Januari Februari Maret TotalPenjualan : 450 550 475 1,475Harga Pokok Variabel:Persediaan awal - 60 40Biaya Produksi 240 200 190 630Produk siap untuk dijual 240 260 230 630Persediaan akhir 60 40 40 40Harga Pokok Variabel 180 220 190 590Biaya Non Produksi Variabel 90 110 95 295Jumlah Biaya Variabel 270, 330 285 885Marjin Kontribusi 180 220 190 590Overhead tetap:Biaya Overhead 50 50 50 150Biaya Penjualan + Adm 100 100 100 300Jumlah Biaya Tetap 150 150 150 450Laba bersih 30 70 40 140

PT FABRIAREKONSILIASI LABAHP VARIABEL KE HP PENUH( Dalam ribuah rupiah )

Keterangan Januari Februari Maret Total Laba menurut HP Variabel 307040140 Selisih Laba : BOPu X ( Qp -Qs) Atau BOPu X ( Qb -Qe) 10. X ( 6.000- 4.500) 15 10 X ( 1.500 - 0 ) 10 X (5.000 - 5.500) 5 10 X (1.000 - 1000) 10 X (4.750 - 4.750) 10 X (1.000 - 1.000) 10 X (15.750-14.750) 10 10 X (1.000 - 0 ) 456540150

PT FABRIAREKONSILIASI PERSEDIAAN AKHIRHP VARIABEL KE HP PENUH( Dalam ribuah rupiah )Keterangan Januari Februari Maret Jumlah Persediaan akhir HP Variabel 60 40 4040 Selisih Persediaan: BOP u X Qe 10X 1.500 15 10 X 1.000 10 10 X 1.000 10 10 X 1.000 10 Persediaan akhir HP.Penuh 75 50 50 50

PT FABRIALAPORAN LABA RUGITriwulan Keempat Tahun 20xx(Dalam ribuan rupiah)KeteranganOktoberNovemberDesemberJumlah

Penjualan4505504751.475

Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal-7550-

Biaya Produksi300250237,5787,5

Produk siap dijual300325287,5787,5

Persediaan Akhir75505050

HP Anggaran225275237,5737,5

Selisih Pembebanan BOTL10-R 2.5L7.5

HPP Setelah diperhitungkan selisih BOT215275240730

Laba kotor Penjualan235275235745

Biaya komersial

Pemasaran

Variabel 546657177

Tetap454545135

99111102312

Administrasi & Umum

Variabel364438128

Tetap404040120

768478238

Jumlah Biaya Komersial175195180550

Laba bersih Usaha608055295

Biaya Finansial

Biaya Bunga Tetap15151545

Laba bersih456540150

PT FABRIARekonsiliasi Rugi-Laba Metode Harga Pokok PenuhKeharga Pokok Variabel(Dalam Rupiah)

KeteranganOktoberNovemberDesemberJumlah

Laba HP Penuh456540150

Selisih Laba

BOTst (VP f-VPj)

Atau

BOTst (VPak-VPaw)

10 (4.500-6.000)

10(0-1.500)-15

10 (5.500 - 5.000)

10 (1.500 - 1.000)5

10 (4.750 - 4.750)

10 (1.000 - 1.000)0

10 (14.750 - 14.750)

10 (0 - 1.000)-10

Laba Metode Harga Pokok Variabel307040140

PT FABRIARekonsiliasi Rugi-Laba Metode Harga Pokok PenuhKeharga Pokok Variabel(Dalam Rupiah)

KeteranganOktoberNovemberDesemberJumlah

Persediaan Akhir

Harga pokok Penuh75505050

Selisih Persediaan

BOTst X OP ak

Rp.10 X1.500 -15

Rp.10 X1.000-10

Rp.10 X1.000-10

Rp.10 X1.000-10

Persediaan Akhir Harga Pokok Penuh60404040

D. Modifikasi Cost Plus dan Hubungan BiayaMaksud bagian ini adalah menghitung berapa besar persentase laba berdasarkan biaya yang ditentukan, dan diasumsikan bahwa laba (harga jual) nya sudah diketahui, jadi kebalikan dari bagian di atas (bagian b), atau dapat dikatakan menetapkan rumus-rumus yang digunakan dalam penetapan target laba.Rumusnya adalah: Harga jual - Biaya yang ditetapkan Persentase laba = ------------------------------------------------ X 100 % Total biaya Hj - BiayaAtau persentase target laba = ------------------------------------ X 100 %Biaya

Dapat juga dihitung dengan memisahkan persentase target X = 100Contoh: Perusahaan Adri, kontraktor bangunan, yang sering kali memmbangun sebanayk 20 rumah secara serempak. Direktur perusahaan membuat anggaran biaya untuk sejumlah rumah yang diharapkan dibangun pada tahun berikutnya:Data Biaya untuk membuat sebuah produk adalah sbb: Bahan baku langsung Rp. 2.000.000,- Upah Langsung Rp. 1.000.000,- Biaya Overheas Rp. 4.000.000,- Biaya Pengerjaan Rp. 4.000.000,- Bpenjualan & administrasi Rp. 1.000.000,- Total Biaya = Rp. 5.000,000,- Biaya overhead itu mencakup sekitar Rp. 400.000,- biaya tetap,Biaya penjualan dan administrasi mencakup sebesar Rp 200.000,-Biaya variabelPerusahaan ini menghendaki laba sebesar Rp. 1000.000,- a. Target harga jual , sebesar persentase dan biaya utama (Prime cost = Biaya bahan dan upah langsung)Harga jual = Biaya + Laba = Rp. 5.000.000 + Rp. 1000.000 Harga jual = Rp. 6.000.000,- Atau biaya utama (Bahan dan upah langsung) + 100 % Hj - Biaya 6.000.000 3.000.000 ------------------- X 100 %-------------------------------- X 100 % Biaya3.000.000

b. Target harga jual sebagai persentase dari biaya pekerjaan penuh Biaya pekerjaan penuh = + Bahan + Upah Langsung + Overhead tetap + variabel = Rp. 4000.000,- Hj - Biaya pekerjaan penuh (Full Cost) --------------------------------------------------- X 100 % = 50% BiayaPekerjaan Rumah

6.000.000 4.000.000 -------------------------------- X 100 % = 50% 4.000.000

c. Target harga jual sebagai persentase dari biaya pekerjaan variabel Biaya pekerjaan variabel = Bahan + Upah Langsung + Overhead variabelBiaya pekerjaan variabel = 2.000.000 +1.000.000 +(1.000.000 - 4.000.000) = Rp. 3600.000,- Hj (harga Jual) - Biaya pekerjaan variabel --------------------------------------------------- = BiayaPekerjaan variabel

6.000.000 2.600.000 -------------------------------- X 100 % = 66,67% 3.600.000d. Target harga jual sebagai persentase dari biaya pekerjaan variabel plus biaya variabel penjualan & administrasi Biaya pengerjaan variabel + biaya variabel penjualan & administrasi variabel= 2000.000 +1.000.000+(1.000.000-400.000) + 200.000= 3.800.000 Hj - 3.800.000 2.200.00 ------------------------ = ------------------------ x 100% = 57,89 = 58% = 3.800.000 3.800.000

Perhitungan di atas dapat pula menggunakan perumusan:Biaya + biaya (x = 100%) = Harga jualMisal pada perhitungan nomor 4 ini3.800.000 + 3.800.000 (X) = 6.000.000X = = 58%E. Menetapkan Harga Berdasarkan ROI yang DikehendakiSalah satu sasaran yang sering ditemui adalah keputusan menetapkan tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan produk tertentu: Seperti yang telah dibahas pada bagian-bagian sebelumnya Profit Marjin Sales ROI = -------------------- X ---------------------- Sales Investasi (Aktiva) = Profit Marjin x sales turn Over

Untuk menetapkan harga dengan tingkat (persentase) ROI tertentu digunakan dua langkah sebagai berikut: Pertama , menetapkan persentase Mark-up (kenaikan) dengan rumus : ROI + Biaya Presentase mark-up = ------------------------------------------- Total Biaya Produksi Kedua , Menambah harga poko produksi dengan Mark-up kenaikan pada langkah pertama Modifikasi rumus :Dalam metode full cost/functional cost/absorption cost = metode biaya penuha. Persentase Mark -up Hasil ROI yang dikehendaki + Biaya penjualan & administrasi = ----------------------------------------------------------------------------- Volume (Unit) x biaya produksi per unit b. Jika daftar rugi/laba telah tersusun, maka rumusnya dapat dengan menggunakan :Persentase mark-up Marjin Bruto (Gross Profit) = -------------------------------------- Harga pokok penjualan (CGS) Sedangkan jika harga pokok yang digunakan adalah bentuk direct costing atau metode contribution, rumusnya:c. Persentase mark-up ROI yang dikehendaki + biaya tetap = ---------------------------------------------- Volume (Unit) x Biaya variabel Sedangkan jika harga pokok yang digunakan adalah bentuk direct costing atau metode contribution, rumusnya:d. Jika daftar rugi/laba telah disusun, maka rumusnya:Persentase mark-up Contribution Marjin = ---------------------------- Biaya variabelContoh: Obat company sedang mempertimbangkan proses pengembangan anggur baru. Setelah mempelajari dengan sungguh-sungguh, target biaya yang ditetapkan untuk satu peti anggur baru (20.000 peti) adalah sebagai berikut: Per unit Per tahun Bahan baku Rp. 18. Rp -Tenaga kerja langsung Rp. 3.60 -Overhead Variabel Rp 2.40 -Overhead Tetap Rp. 6.- Rp.120.000 Biaya Penjualan Variabel Rp. 1,-- Biaya Penjualan Tetap Rp. 7.25 Rp.145.000.Perusahaan menaksir bahwa penambahan produk baru akan memerlukan investasi permanen:Untuk modal kerja Rp. 250.000Untuk peralatan/mesinRp. 150.000

Total InvestasiRp. 400.000 Perusahaan menargetkan hasil atas dana yang tertanam dalam produk sebesar 15%. Penentuan harga yang berlaku adalah Cost-plusHarga pokok produksi kedua bentuk metode, yaitu full coat dan contribution marjin adalah sebagai berikut:Full Cost Contribution Biaya Bahan Rp. 18. Rp 18,- Tenaga kerja Rp. 3.60 Rp. 3.60 - Overhead Variabel Rp 2.40 Rp 2.40 Overhead Tetap Rp. 6.- - Biaya Penjualan Variabel - Rp. 1,- Biaya Penjualan Tetap Rp. 30,- Rp. 25,-Setelah membuat harga pokok produksi kedua metode, maka lebih memudahkan dalam memecahkan permasalah penetapan harga maupun menentukan besarnya persentase mark-up.Menetapkan harga metode full-cost (Lihat perumusan sebelumnya) 15% x 400.000 (Inv) + biaya penjualan dan administrasi (Total)Persentase Mark-up = Volume x harga pokok produksi

15% x 400.000 + Rp1 (20.000) + 145.000 = 20.000 x Rp. 30.

60.000 x 20.000 + 245.000225.000 = = 20.000 x Rp. 30. 600.000

= 0.375 = 37,5%

Harga Jual target = Harga pokok + 37,5% (harga pokok) = Rp. 30,- + 0.375 (30) = 30 +11,25 = Rp. 41,25Bentuk Rugi/Laba Full CostPenjualan 20.000 x 41.25 = Rp. 825.000,-Harga Pokok20.000 x 30 = Rp. 600.000,-Gross profit = Rp. 225.000,-Biaya Penjualan dan Administrasi = Rp.165.000,-Net profit Rp. 60.000,-ROI = 15 % = x = x = 15 %Menunjukkan bahwa target harga jual untuk memperoleh ROI sebesar 15 % sesuai dengan yang dikehendakiMenetapkan target harga metode variable cost (Metode contribution): 15% x 400.000 (Inv) + Fix CostPersentase Mark-up = Biaya produksi Total

15% x 400.000 + toh tetap dan penjualan = Biaya produksi

60.000 x 120.000 + 145.000 = 20.000 x Rp. 25

=

= 0.65 = 65%Target harga = Harga pokok + 65% (harga pokok) = Rp. 25,- + 65% (20) = Rp. 25 +16,25 = Rp. 42,25Bentuk Rugi/Laba KontribusiSales 20.000 x Rp. 41.25 = Rp. 825.000,-Harga PokokVariabel 20.000 x 25,- = Rp. 500.000,- = Rp. 325.000,-Margin KontribusiBiaya TetapOverhead = Rp.120.000,-Penjualan & Adm = Rp. 145.000,- = Rp. 265.000,- = Rp. 60.000,-Keuntungan NettoROI = 15 % = x = x = 15 %F. Penetapan Harga Per Waktu dan Harga BahanMetode Time and Material Pricing Metode ini kebanyakan digunakan oleh perusahaan perusahaan jasa seperti reparasi motor, mobil, radio, tv, percetakan dan juga perusahaan profesionalseperti kantor akuntan, konsultan dan sebagainya. Yang dimaksud dengan waktu dalam hal ini adalah bisa jam kerja, buruh, mesin, dan sebagainya.Komponan waktu per jam untuk tenaga kerja langsung :1. Upah langsung termasuk tunjangan tunjangan dan bonusnya 2. Biaya biaya yang berhubungan dengan pekerjaan tidak langsung seperti gaji pengawas, penyusutan akuntansi, bahan bahan tidak langsung dan sebanding dengan jam (ekuivalen dengan jam)3. Laba yang diinginkan per waktu tertentu, misalnya per jam Komponen bahan per jam terdiri dari:1. Persentase laba dari harga faktur bahan.2. Persentase dari bahan tidak langsung atau yang dibebankan ,seperti gaji manajer, bahan, pengawas, asuransi, handling, atau biaya yang berhubungan dengan pengelolaan bahanJadi tarif harga / per waktu (misal per jam adalah)Upah langsung Rp. .......................Biaya tak langsung/sebanding Rp. ......................Laba per waktu Rp. ......................Tarif/ harga per jam Rp......................Ditambah : - laba bahan .........................% - bahan tak langsung .........................% Bahan X .........................% Rp. .......................Contoh :SITI Company mengoperasikan suatu bisnis jasa peralatan dengan armada truk yang dikirim melalui radio dalam menanggapi panggilan dari pelanggan. Marjin laba perusahaan turun terus-menerus selama beberapa tahun terakhir, dan manajemen memprihatinkan bahwa tarif waktu dan tarif bahan yang digunakan untuk penentuan harga telah ketinggalan zaman. Perusahaan mentargetkan laba Rp 2,5 per jam kerja pelayanan reparasi dan mentargetkan laba 10% dari harga faktur bahan yang digunakan. Perusahaan mempertimbangkan untuk mempertahankan persediaan dalam jumlah besar agar dapat memberi pelayanan reparasi kepada pelanggan dengan cepat.Biaya sehubungan dengan pekerjaan reparasi dan dengan persediaan bahan selama tahun yang lalu diberikan di bawah ini:ReparasiBahanManajer reparasi-gaji-Rp 25.000Rp -Manajer Bahan-gaji-Rp -Rp 20.000Tukang ahli reparasi-gaji-Rp 180.000Rp -Pembantu kantor -gaji-Rp 9.000Rp 3.000Penyusutan truk/equipmenRp 15.000-Penyusutan bangunan/perlengkapanRp 6.000Rp 17.000Tunjangan pensiun 15% dari gajiRp 32.100Rp 3.450Asuransi kesehatan 5% dari gajiRp 10.700Rp 1.150Jasa umumRp 3.000Rp 12.000Biaya operasi trukRp 36.000Rp -Pajak kekayaan Rp 1.200Rp 1.250Asuransi tanggung jawab kecelakaanDan asuransi kebakaranRp 1.500Rp 1.450Bahan bukuRp 500Rp 1.200Harga pokok bahan (faktur)Rp -Rp 210.000Total BiayaRp 320.000Rp 273.000

Perusahaan memperkerjakan 10 tukang ahli reparasi yang kerja 40 jam seminggu, 50 minggu setahun.Selama setahun yang lalu, perusahaan meminta imbalan kerja pelayanan reparasi Rp 16,50 per jam dan menambahkan ongkos beban bahan 35% dari bahan yang digunakan setiap kali reparasi dilakukan. Masalah:menghitung tarif yang seharusnya dibebankan per jam kerja pelayanan dan ongkos beban bahan yang harus digunakan. Dan berapa harga yang harus seharusnya dibebankan ke suatu pekerjaan 2,5 jam dan bahan Rp 70.Pemecahan Masalah :1. Biaya langsung Perjan kerja = = = = 2. Biaya Reparasi Per Jam Kerja = = = = Rp 5,2 per jam3. Laba per jam = Rp 2,50 per jam4. Biaya bahan Laba dari bahan = 10 % Persentase bahan lainnya: = 30 %Dari perhitungan diatas maka tarif/harga pelayanan per jam adalah sebagai berikut: Tarif per jamUpah Langsung Rp 10,80Biaya lain yang sebanding Rp 5,20Laba yang ditentukan Rp 2,50Total Rp 18,50Tarif bahan 40%Jika suatu pekerjaan memerlukan pelayanan selama 2,5 jam dengan bahan yang digunakan sebanyak Rp.70,- adalah :2,5 jam x tariff bahan = 2,5 jam x Rp18,5 = Rp 46, 25Biaya bahan + (Rp 70 x 40%)= Rp 98,00Total Harga Rp 144,25

G. Situasi harga dan faktor yang mempengaruhinya Dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual maka dapat disimpulkan secara singkat mengenai situasi yang mempengaruhi harga jualSituasi tersebut terdiri dari tiga factor yang mempengaruhi harga jual yaitu:1. Laba dan tujuan lain, factor lain selain pasar dan biaya2. Situasi pasar : meliputi konsumen, sifat biaya dan operasi3. Biaya produksi dan operasiYaitu biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang (produk)dan biaya produk tersebut bisa sampai ketangan konsumen.Dengan demikian ringkasan situasi-situasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:Biaya produksi dan operasi

Laba dan Faktor lainSituasi pasarHarga Jual

25