Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

17
Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan (Studi Kasus: Pekon Kampung Baru, Kec. Kota Agung Timur, Kab. Tanggamus) Ranie Try Mareta 1 , M Bobby Rahman 2 , Yudha Rahman 3 (1) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera [email protected] (2) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera (3) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera Abstract Sektor pariwisata bisa dikatakan memiliki peranan sangat penting dan juga sektor pariwisata memberikan kontribusi lebih pada pendapatan daerah. Keunggulan dan kualitas daya tarik wisata merupakan faktor yang menentukan motivasi wisatawan untuk berwisata. Kualitas daya tarik merupakan faktor yang sangat menentukan kepuasan wisatawan dan menjamin keberlanjutan dalam dimensi bisnis. Maka dari itu, kunci keberlanjutan suatu destinasi wisata terletak pada sejauh mana kemampuan tata kelola pengembangan objek wisata. Dengan adanya pengembangan objek wisata maka akan mendorong ikut tumbuhnya desa-desa wisata. Pengembangan desa wisata ini sangat berkaitan dengan konsep Community Based Tourism (CBT) atau bisa disebut pariwisata berbasis masyarakat yang artinya masyarakat mendominasi (Bottom-Up). Jenis pariwisata CBT ini didalamnya melibatkan partisipasi masyarakat sebagai unsur utama. Berdasarkan dugaan awal kriteria dari konsep CBT terdapat di salah satu pengembangan objek wisata Kabupaten Tanggamus yaitu objek wisata Air Terjun Way Lalaan yang berada di Pekon Kampung Baru. Hasil pengamatan awal peneliti, objek wisata Air Terjun Way Lalaan memiliki bibit konsep CBT. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana masyarakat terlibat dalam kegiatan pengembangan objek wisata dengan tujuan mengidentifikasi partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis tingkat partisipasi masyarakat di Pekon Kampung Baru berada pada partisipasi spontan dimana terlihat masyarakat menghadiri dan aktif dalam pertemuan atau sosialisasi dengan kesadaran sebagai masyarakat setempat tanpa dorongan dari siapapun. Selanjutnya yaitu bentuk partisipasi masyarakat di Pekon Kampung Baru berupa partisipasi pikiran atau ide, masyarakat memiliki inisiatif dalam mempromosikan objek wisata di media sosial. Sedangkan untuk proses partisipasi masyarakat yaitu

Transcript of Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Page 1: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan (Studi Kasus: Pekon Kampung Baru, Kec. Kota Agung Timur, Kab. Tanggamus)

Ranie Try Mareta1, M Bobby Rahman2, Yudha Rahman3

(1)Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera [email protected] (2)Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera (3)Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sumatera

Abstract Sektor pariwisata bisa dikatakan memiliki peranan sangat penting dan juga sektor pariwisata memberikan kontribusi lebih pada pendapatan daerah. Keunggulan dan kualitas daya tarik wisata merupakan faktor yang menentukan motivasi wisatawan untuk berwisata. Kualitas daya tarik merupakan faktor yang sangat menentukan kepuasan wisatawan dan menjamin keberlanjutan dalam dimensi bisnis. Maka dari itu, kunci keberlanjutan suatu destinasi wisata terletak pada sejauh mana kemampuan tata kelola pengembangan objek wisata. Dengan adanya pengembangan objek wisata maka akan mendorong ikut tumbuhnya desa-desa wisata. Pengembangan desa wisata ini sangat berkaitan dengan konsep Community Based Tourism (CBT) atau bisa disebut pariwisata berbasis masyarakat yang artinya masyarakat mendominasi (Bottom-Up). Jenis pariwisata CBT ini didalamnya melibatkan partisipasi masyarakat sebagai unsur utama. Berdasarkan dugaan awal kriteria dari konsep CBT terdapat di salah satu pengembangan objek wisata Kabupaten Tanggamus yaitu objek wisata Air Terjun Way Lalaan yang berada di Pekon Kampung Baru. Hasil pengamatan awal peneliti, objek wisata Air Terjun Way Lalaan memiliki bibit konsep CBT. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana masyarakat terlibat dalam kegiatan pengembangan objek wisata dengan tujuan mengidentifikasi partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis tingkat partisipasi masyarakat di Pekon Kampung Baru berada pada partisipasi spontan dimana terlihat masyarakat menghadiri dan aktif dalam pertemuan atau sosialisasi dengan kesadaran sebagai masyarakat setempat tanpa dorongan dari siapapun. Selanjutnya yaitu bentuk partisipasi masyarakat di Pekon Kampung Baru berupa partisipasi pikiran atau ide, masyarakat memiliki inisiatif dalam mempromosikan objek wisata di media sosial. Sedangkan untuk proses partisipasi masyarakat yaitu

Page 2: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

masyarakat ikut dalam tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Berdasarkan hasil penelitian partisipasi masyarakat di Pekon Kampung Baru dalam pengembangan objek wisata masih bersifat (Top-down) yang artinya pemerintah lebih mendominasi dalam melakukan kegiatan terkait pengembangan objek wisata. Artinya konsep CBT di Pekon Kampung Baru belum maksimal terwujud. Keywords: Community Based Tourism, Pariwisata, Partisipasi Masyarakat

Pendahuluan Sektor kepariwisataan adalah sektor

ekonomi yang paling menonjol serta

memiliki kekuatan untuk menangani

kemiskinan di dunia (Liburd et al., 2012).

Bahkan sektor pariwisata berkontribusi

sebesar 9,5% pada Produk Domestik Bruto

(PDB) global (Brahmanto, 2017). Faktor

dalam menentukan motivasi wisatawan

untuk berwisata terletak pada keunggulan

dan kualitas daya tarik. Kualitas daya tarik

dan keunggulan wisata merupakan alasan

yang mendukung pengunjung untuk

berkunjung ke tempat wisata serta

pertimbangan mengapa seseorang

memilih suatu destinasi (Brahmanto, 2017).

Hal tersebut merupakan faktor yang

sangat menentukan kepuasan wisatawan

dan keberlanjutan objek wisata terkait

dimensi bisnis. Maka dari itu, kunci dari

keberlanjutan suatu objek wisata alam

terletak pada sejauh mana kemampuan

tata kelola pengembangan objek wisata.

Dengan adanya pengembangan objek

wisata maka akan mendorong ikut

tumbuhnya desa-desa wisata yang banyak

berkontribusi terhadap berbagai

komponen masyarakat maupun

pemerintah. Pengembangan desa wisata

adalah pengembangan yang

memperkenalkan potensi yang ada di

suatu desa.

Pengembangan desa wisata ini sangat

berkaitan dengan jenis pariwisata

Community Based Tourism (CBT) atau bisa

disebut pariwisata berbasis masyarakat.

Jenis pariwisata ini didalamnya melibatkan

partisipasi masyarakat sebagai unsur

utama (Suganda, 2018). Dalam konsep CBT

partisipasi masyarakat merupakan

keterlibatan masyarakat dalam

pengembangan objek wisata melalui

pikiran atau tenaga. Berdasarkan hasil

pengamatan awal peneliti, objek wisata Air

Terjun Way Lalaan memiliki bibit konsep

CBT. Jenis pariwisata CBT ini sangat

mementingkan partisipasi masyarakat

Page 3: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

sebagai unsur utama, tetapi dari hasil

observasi awal masyarakat terlihat hanya

terlibat dalam kegiatan berdagang dan

menjaga lahan parkir. Hal tersebut,

merupakan salah satu alasan mengapa

dilakukan penelitian pada lokasi objek

wisata Air Terjun Way Lalaan (Gambar 1)

dengan tujuan “Mengidentifikasi

Partisipasi Masyarakat Dengan Mengaitkan

Konsep CBT Dalam Pengembangan Objek

Wisata Air Terjun Way Lalaan Di Pekon

Kampung Baru, Kecamatan Kota Agung

Timur, Kabupaten Tanggamus” untuk

melihat sejauh mana masyarakat sekitar

objek wisata terlibat dalam

pengembangan objek wisata. Dengan

sasaran sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tingkat, bentuk

dan proses partisipasi masyarakat

dalam pengembangan objek wisata

Air Terjun Way Lalaan.

2. Mengidentifikasi keterkaitan

konsep CBT dengan partisipasi

masyarakat Pekon Kampung Baru

dalam pengembangan objek wisata

Air Terjun Way Lalaan.

Metode

Dalam penelitian ini metode yang

digunakan yaitu kualitatif deskriptif untuk

menjawab 2 sasaran yang ada. Analisis

deskriptif kualitatif digunakan untuk

menjelaskan sejauh mana keterlibatan

masyarakat Pekon Kampung Baru

terhadap kegiatan pengembangan objek

wisata Air Terjun Way Lalaan dengan

dikaitkan terwujud atau tidaknya konsep

CBT di Pekon Kampung Baru.

Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara informan dengan pertanyaan

yang sudah disesuaikan berdasarkan teori

yang dipakai. Dalam pengambilan sampel

dilakukan secara purposive sampling dan

snowball. Terdapat 3 kriteria informan

berdasarkan purposive sampling yaitu

instansi pemerintah, pokdarwis dan

masyarakat lokal dengan keseluruhan

informan sebanyak 9 informan. Teknik

pengambilan wawancara dilakukan secara

snowball yaitu dari informan kunci setelah

itu didapatkan rekomendasi informan

selanjutnya untuk diwawancarai sampai

data tersebut jenuh.

Page 4: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Hasil dan Pembahasan Dalam melakukan analisis untuk menjawab

sasaran, penelitian ini menggunakan teori

acuan dari masing-masing kategori.

Selanjutnya terdapat teori acuan (Tabel 1)

untuk melihat tingkat partisipasi

masyarakat Pekon Kampung Baru yaitu

menurut (Tosun, 2006) untuk bentuk

partisipasi masyarakat Pekon Kampung

Baru memiliki teori acuan menurut Gleently

Teesen (2016) dan Proses partisipasi

masyarakat Pekon Kampung Baru memiliki

teori acuan menurut Purba (2005). Teori-

teori tersebut dijadikan acuan untuk

menganalisis sasaran pertama dengan

dikaitkan konsep CBT.

Berdasarkan hasil analisis yang telah

dilakukan, tingkat partisipasi masyarakat di

Pekon Kampung Baru dilihat dari tabel

tolak ukur (Tabel 2) berada pada partisipasi

spontan didukung dengan data lapangan

dan hasil wawancara. Pada tingkat

partisipasi spontan ini menjelaskan bahwa

adanya partisipasi masyarakat yang

dilakukan secara spontan tanpa dorongan

dari siapapun. Ditunjukan dengan adanya

kehadiran masyarakat Pekon Kampung

Baru dalam suatu pertemuan atau rapat.

Pertemuan yang dimaksud ialah

pertemuan antara pengelola, pokdarwis,

instansi pemerintah dan masyarakat lokal.

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan masyarakat Pekon Kampung

Baru berinisatif ikut hadir dalam

pertemuan rapat mengenai pembentukan

pengelola Way Lalaan pada tahun 2019.

Dalam pertemuan tersebut masyarakat

Pekon Kampung Baru terlihat hadir dan

aktif tetapi dalam pertemuan tersebut

tidak semua masyarakat diundang, yang di

undang hanya perwakilan masyarakat

seperti pokdarwis, pengelola, kepala

pekon, tokoh adat dan karang taruna. Hal

tersebut kurang sesuai dengan konsep

Community Based Tourism (CBT) dimana

masyarakat mendominasi, tetapi dari

kondisi eksisting yang ada masyarakat di

Pekon Kampung Baru berpartisipasi tapi

tidak semua masyarakat melainkan hanya

perwakilan saja hal tersebut menunjukan

bahwa masyarakat belum mendominasi.

Sedangkan untuk bentuk partisipasi

masyarakat, dari hasil analisis penelitian

bentuk partisipasi masyarakat Pekon

Kampung Baru yaitu berupa partisipasi

pikiran atau ide. Berdasarkan tabel (Tabel

3) tolak ukur, masyarakat Pekon Kampung

Baru berpartisipasi dengan memberikan

Page 5: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

masukan atau inisiasi. Hal tersebut

ditunjukan dengan adanya respon berupa

inisiatif dalam mempromosikan objek

wisata Air Terjun Way Lalaan. Masyarakat

mempromosikan melalui media sosial

dengan mengunggah foto objek wisata Air

Terjun Way Lalaan menurut mereka dari

adanya unggahan tersebut dapat

menginfokan terkait objek wisata.

Selanjutnya yaitu proses partisipasi

masyarakat Pekon Kampung Baru

berdasarkan tabel tolak ukur (Tabel 4)

terlibat pada tahap perencanaan dan

pelaksanaan, berdasarkan hasil analisis

yang dilakukan dalam tahap perencanaan

kegiatan Pengembangan Objek Wisata Air

Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru,

masyarakat dilihat hadir dan aktif dalam

kegiatan rencana awal yaitu kegiatan

pembentukan pengelola. Dari hasil analisis

informan juga bahwa dalam tahap

perencanaan masyarakat di Pekon

Kampung Baru ikut hadir dalam pertemuan

antara pemerintah, pengelola dan

pokdarwis serta tokoh kepentingan yang

lain, walaupun tidak semua masyarakat

diundang tetapi hanya perwakilan saja

yang sudah dibiasakan perwakilan saja.

Dalam tahap pelaksanaan masyarakat di

Pekon Kampung Baru terlihat hadir dalam

kegiatan Pengembangan Objek Wisata dan

masyarakat di Pekon Kampung Baru

memberikan ilmu yang didapat dalam

pelatihan kepada masyarakat yang lain.

Dalam hal kegiatan Pengembangan Objek

Wisata Air Terjun Way Lalaan sudah

melibatkan masyarakat baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

Berdasarkan informasi yang diberikan

informan saat wawancara. Secara

keseluruhan dalam tahap pelaksanaan

partisipasi masyarakat sudah terlihat nyata

dibuktikan dengan masyarakat mengikuti

pelatihan yang dilaksanakan oleh

pemerintah walaupun masyarakat umum

(non-pokdarwis) tidak ikut.

Community Based Tourism (CBT) atau biasa

disebut pariwisata berbasis masyarakat

adalah jenis pariwisata dimana didalamnya

mementingkan partisipasi masyarakat

sebagai unsur utama (Suganda, 2018).

Menurut (Asli D.A. Tasci, 2013) konsep CBT

sangat mengedepankan pendekatan

Development From Below (Bottom-up).

Bottom-up merupakan pendekatan dalam

perencanaan pembangunan dengan

masyarakat yang lebih berperan dalam

kegiatan pariwisata. Konsep CBT menurut

Page 6: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Sunaryo dalam Hendra, 2013 memiliki tiga

prinsip pokok dalam strategi perencanaan

kepariwisataan yaitu:

1. Mengikutsertakan anggota

masyarakat dalam setiap

pengambilan keputusan.

2. Adanya kepastian masyarakat lokal

menerima manfaat dari kegiatan

kepariwisataan yang dilakukan di

daerahnya.

3. Adanya pendidikan kepariwisataan

terhadap masyarakat lokal.

Dalam penelitian ini ingin mengetahui

sejauh mana partisipasi masyarakat di

Pekon Kampung Baru terhadap

pengembangan objek wisata Air Terjun

Way Lalaan dengan melihat apakah konsep

CBT dapat terwujud atau tidak. Partisipasi

masyarakat itu dilihat berdasarkan analisis

tingkat partisipasi masyarakat, bentuk

partisipasi masyarakat dan proses

partisipasi masyarakat. Dari keseluruhan

kesimpulan yang didapatkan dari sasaran

pertama akan dikaitkan dengan konsep

CBT.

Berdasarkan tabel (Tabel 5) kesesuaian

dalam prinsip konsep CBT menurut

Sunaryo dalam Hendra, 2013 dengan

kondisi eksisting di objek wisata Air Terjun

Way Lalaan untuk prinsip konsep CBT yang

pertama dapat dilihat bahwa berdasarkan

kondisi eksisting masyarakat Pekon

Kampung Baru tidak semua hadir

rapat/pertemuan terkait kegiatan

pengembangan objek wisata dikarenakan

sudah ada perwakilan yang diundang yaitu

tokoh adat, kepala pekon dan pemuda-

pemudi (Karang Taruna). Informasi

tersebut ditemukan pada analisis tingkat

partisipasi masyarakat yang telah

dilakukan. Hal tersebut mengartikan

bahwa tidak ada kesesuaian antara kondisi

eksisting dengan prinsip konsep CBT.

Selanjutnya untuk prinsip konsep CBT yang

kedua, dapat dilihat bahwa berdasarkan

kondisi eksisting masyarakat Pekon

Kampung Baru tidak berpartisipasi dalam

tahap pemanfaatan (Proses Partisipasi

Masyarakat) dikarenakan masyarakat

merasakan peningkatan ekonomi karena

inisiatif mereka sendiri bukan dari kegiatan

pengembangan objek wisata Air Terjun

Way Lalaan. Yang artinya tidak ada

kesesuaian antara kondisi eksisting dengan

prinsip konsep CBT. Sedangkan untuk

prinsip konsep CBT yang ketiga, dapat

dilihat bahwa berdasarkan kondisi

eksisting Tidak semua Masyarakat Pekon

Page 7: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Kampung Baru mengikuti pelatihan

kegiatan pengembangan objek wisata,

yang mengikuti hanya pengelola dan

pokdarwis. Sedangkan masyarakat (non-

pokdarwis) tidak pernah mengikuti

pelatihan pariwisata yang artinya tidak ada

kesesuaian antara kondisi eksisting dengan

prinsip konsep CBT.

Berdasarkan temuan analisis data yang

telah dilakukan di atas dapat dikatakan

bahwa tidak ada kesesuaian antara kondisi

eksisting dengan prinsip konsep CBT. Hal

tersebut diperkuat dengan kondisi

eksisting seperti keterwakilan masyarakat

dalam kehadiran rapat/pertemuan

mengenai kegiatan pengembangan objek

wisata serta tidak dilibatkannya seluruh

masyarakat dalam kegiatan pelatihan

pariwisata. Hal tersebut yang menunjukan

bahwa kurang sesuainya konsep CBT

dimana masyarakat mendominasi dalam

kegiatan pariwisata (Bottom-up). Dapat

dinilai bahwa pemerintah lebih dominan

dalam melakukan kegiatan pariwisata

sedangkan masyarakat hanya mengikuti

arahan dari pemerintah saja (Top-down).

Hal tersebut mengartikan bahwa konsep

CBT di Pekon Kampung Baru belum

maksimal terwujud.

Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini yaitu

mengidentifikasi Partisipasi Masyarakat

Dengan Mengaitkan Konsep CBT Dalam

Pengembangan Objek Wisata Air Terjun

Way Lalaan Di Pekon Kampung Baru,

Kecamatan Kota Agung Timur, Kabupaten

Tanggamus. Berdasarkan hasil analisis

yang telah dilakukan, partisipasi

masyarakat baik masyarakat yang

berkegiatan dalam pokdarwis maupun

masyarakat umum (non-pokdarwis) di

Pekon Kampung Baru sudah terlihat nyata

meskipun di beberapa kegiatan

keterlibatan masyarakat umum (non-

pokdarwis) masih kurang. Dari hasil analisis

untuk tingkat partisipasi masyarakat di

Pekon Kampung Baru yaitu tergolong

dalam partisipasi spontan yaitu

masyarakat di Pekon Kampung Baru

berpartisipasi berdasarkan inisiatif serta

spontanitas dalam berkontribusi tanpa

adanya paksaan dari siapapun dalam

mengikuti kegiatan Pengembangan Objek

Wisata Air Terjun Way Lalaan. Dalam

kegiatan pertemuan rapat maupun

sosialisasi masyarakat diberikan

kesempatan untuk hadir serta

berkesempatan untuk menyampaikan

pendapat, sesuai dengan bentuk

Page 8: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

partisipasi masyarakat berupa partisipasi

pikiran atau ide. Selanjutnya, secara

keseluruhan masyarakat di Pekon

Kampung Baru sudah berpartisipasi aktif

dalam proses partisipasi yaitu pada tahap

perencanaan dan tahap pelaksanaan

meskipun untuk kehadiran saat rapat

pertemuan maupun pelatihan lebih sering

perwakilan tetapi masyarakat di Pekon

Kampung Baru yang dijadikan wakil untuk

datang bisa meneruskan informasi yang

didapat saat mengikuti kegiatan.

Sesuai dengan konsep CBT yang artinya

masyarakat mendominasi dalam

melakukan kegiatan bisa dikatakan

pengembangan bersifat Development

From Below (Bottom-up). Dari penjelasan

yang ada di atas partisipasi masyarakat di

Pekon Kampung Baru sudah bisa dikatakan

nyata, tetapi berdasarkan kondisi eksisting

dan data lapangan yang ada pemerintah

lebih dominan atau Development From

Above (Top Down) dalam melakukan

kegiatan, hal tersebut dikarenakan faktor

kepemilikan Air Terjun Way Lalaan yaitu

Dinas Pariwisata Kabupaten Tanggamus.

Artinya konsep Community Based Tourism

(CBT) atau pariwisata berbasis masyarakat

di Pekon Kampung Baru belum maksimal

terwujud.

Daftar Pustaka Asli D.A. Tasci, K. J. S. and S. S. Y. (2013).

COMMUNITY BASED TOURISM Finding the Equilibrium in the COMCEC Context Setting the Pathway for the Future. In Comcec Cooordination Office. http://www.mod.gov.tr/Lists/RecentPublications/Attachments/4/COMMUNITY BASED TOURISM Finding the Equilibrium in the COMCEC Context.pdf

Brahmanto, E. (2017). Upaya Pengembangan Kampung Batu Malakasari Sebagai Daya Tarik Wisata Minat Khusus. https://doi.org/10.31219/osf.io/2jryu

Fitria, D. N. (2012). Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Hasil Pembangunan Prasarana Jalan Lingkungan DI Kabupaten Sukoharjo Tahun 2010.

Hendra, S. (2013). PENERAPAN COMMUNITY BASED TOURISM DI AIR TERJUN PATI SONI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU. Encephale, 53(1), 59–65. http://dx.doi.org/10.1016/j.encep.2012.03.001

Liburd, J. J., Benckendorff, P., & Carlsen, J. (2012). Tourism and quality-of-life: How does tourism measure up? In Handbook of Tourism and Quality-of-Life Research: Enhancing the Lives of Tourists and Residents of Host Communities. https://doi.org/10.1007/978-94-007-2288-0

Nugraha, A. R., & Suryasih, I. A. (2018). Partisipasi Masyarakat Dalam Mengembangkan Subak Lodtunduh Sebagai Daya Tarik Wisata Di Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Gianyar. Jurnal Destinasi Pariwisata,

Page 9: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

5(1), 84. https://doi.org/10.24843/jdepar.2017.v05.i01.p16

Suganda, A. D. (2018). Konsep Wisata Berbasis Masyarakat. I-ECONOMICS: A Research Journal on Islamic Economics, 4(1), 13. https://doi.org/10.19109/ieconomics.v4i1.2181

Tosun, C. (2006). Expected nature of community participation in tourism

development. Tourism Management, 27(3), 493–504. https://doi.org/10.1016/j.tourman.2004.12.004

Teseen, G. (2016). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK DI KELURAHAN KAWANGKOAN BAWAH KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN. 1–17.

Page 10: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Lampiran

Tabel 1. Definisi Operasional Dari Berbagai Sumber

No. Istilah Definisi Operasional Teori

1. Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkat Partisipasi Masyarakat merupakan gambaran perilaku masyarakat terhadap kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat

Tosun (2006)

2. Bentuk Partisipasi Masyarakat Bentuk Partisipasi Masyarakat merupakan suatu perwujudan kegiatan dari masyarakat terhadap kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat

Gleently Teesen (2016)

3. Proses Partisipasi Masyarakat Proses Partisipasi Masyarakat merupakan tahap keterlibatan masyarakat dalam keberlangsungan kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat

Purba (2005) dalam (Fitria,

2012)

(Sumber: Pengolahan data dari berbagai sumber ,2020)

Page 11: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Tabel 2. Kesesuaian Variabel Tingkat Partisipasi Masyarakat menurut Tosun (2006)

No. Variabel Tolak Ukur

Kondisi eksisting partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon

Kampung Baru

Perbandingan hasil penelitian dan tolak ukur

tingkat partisipasi

masyarakat menurut Tosun

(2006)

1.

Spontaneous participation (Partisipasi Spontan)

Masyarakat hadir dan aktif dalam pertemuan dengan kesadaran sebagai masyarakat setempat tanpa dorongan dari siapaun.

• Masyarakat hadir dalam sosialisasi atau pertemuan yang dilaksanakan oleh pemerintah. • Masyarakat aktif dalam sosialisasi atau pertemuan yang dilaksanakan oleh pemerintah dikarenakan diberi kesempatan berpendapat. • Masyarakat memiliki inisiatif dan spontanitas dalam merespon kegiatan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan tanpa adanya dorongan dari siapapun.

Pada tingkat partisipasi masyarakat menurut Tosun (2006) memiliki kesesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur.

2.

Induced participation

(Partisipasi Dorongan)

Masyarakat lebih bersifat pasif, masyarakat menghadiri rapat tapi tidak memberikan saran atau kritik serta mengambil keputusan, melainkan hanya berpartisipasi dalam implementasi dan menerima keputusan dalam pembagian manfaat dari suatu kegiatan.

• Masyarakat aktif dalam sosialisasi atau pertemuan berpendapat. • Masyarakat menghadiri rapat pertemuan dan memberikan saran dan kritik dalam kegiatan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan

Pada tingkat partisipasi masyarakat menurut Tosun (2006) memiliki ketidaksesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur

Page 12: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

No. Variabel Tolak Ukur

Kondisi eksisting partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon

Kampung Baru

Perbandingan hasil penelitian dan tolak ukur

tingkat partisipasi

masyarakat menurut Tosun

(2006)

3.

Coercive participation

(Partisipasi Paksaan)

Masyarakat lebih bersifat pasif, masyarakat tidak menghadiri rapat atau mengambil keputusan, melainkan hanya berpartisipasi dalam implementasi dan tidak selalu berbagi manfaat dari suatu kegiatan.

• Masyarakat aktif dalam sosialisasi atau pertemuan berpendapat. • Masyarakat di Pekon Kampung Baru berbagi manfaat dari adanya kegiatan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan contohnya berbagi ilmu kepada masyarakat yang tidak ikut pelatihan atau sosialisasai

Pada tingkat partisipasi masyarakat menurut Tosun (2006) memiliki ketidaksesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur

(Sumber: Hasil Analisis, 2021)

Page 13: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Tabel 3. Kesesuaian Variabel Bentuk Partisipasi Masyarakat menurut Gleently Teesen (2016)

(Sumber: Hasil Analisis, 2021)

No. Variabel Tolak Ukur

Kondisi eksisting partisipasi masyarakat dalam

pengembangan objek wisata Air Terjun Way

Lalaan di Pekon Kampung Baru

Perbandingan hasil penelitian dan tolak

ukur bentuk partisipasi masyarakat

menurut Gleently Teesen (2016)

1. Partisipasi uang

atau benda

Masyarakat memberikan bantuan dana terhadap kegiatan pengembangan objek wisata

• Masyarakat tidak memberikan bantuan dana untuk pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan • Dana pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan berasal dari APBD

Pada bentuk partisipasi masyarakat menurut Gleently Teesen (2016) memiliki ketidaksesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

2. Partisipasi Pikiran

atau Ide

Masyarakat memiliki inisiatif dalam mempromosikan objek wisata

• Masyarakat menyadari bahwa pentingnya mempromosikan objek wisata Air Terjun Way Lalaan • Masyarakat mempromosikan objek wisata Air Terjun Way Lalaan

Pada bentuk partisipasi masyarakat menurut Gleently Teesen (2016) memiliki kesesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

3. Partisipasi tenaga

atau gotong royong

Masyarakat ikut memberikan bantuan tenaga berupa gotong royong dalam kegiatan pengembangan wisata Air Terjun Way Lalaan

• Masyarakat tidak memberikan bantuan berupa gotong royong dalam kegiatan pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan • Dalam kegiatan pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan dalam hal kebersihan dan menjaga keindahan merupakan tugas dari pengelola objek wisata.

Pada bentuk partisipasi masyarakat menurut Gleently Teesen (2016) memiliki ketidaksesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur dalam Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan.

Page 14: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Tabel 4. Kesesuaian Variabel Proses Partisipasi Masyarakat Purba (2005) dalam (Fitria, 2012)

No. Variabel Tolak Ukur Kondisi eksisting partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon

Kampung Baru

Perbandingan hasil penelitian dan tolak

ukur proses partisipasi

masyarakat menurut Purba

(2005) dalam (Fitria, 2012)

1. Partisipasi dalam tahap perencanaan

Masyarakat ikut hadir serta memberikan pendapat dalam kegiatan pengembangan wisata.

Masyarakat yang ada di Pekon Kampung Baru ikut hadir dan aktif menyampaikan pendapat dalam kegiatan rencana awal objek wisata Air Terjun Way Lalaan

Pada tahap perencanaan dalam proses partisipasi masyarakat menurut Purba (2005) dalam (Fitria, 2012) memiliki kesesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur.

Masyarakat aktif dalam menyampaikan pendapat

2. Partisipasi dalam tahap pelaksanaan

Masyarakat ikut hadir dalam kegiatan pengembangan wisata Air Terjun Way Lalaan.

Masyarakat yang ada di Pekon Kampung Baru ikut hadir dalam kegiatan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan

Pada tahap pelaksanaan dalam proses partisipasi masyarakat menurut Purba (2005) dalam (Fitria, 2012) memiliki kesesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur

Masyarakat memberikan ilmu yang didapat dari pelatihan yang diadakan pengelola objek wisata untuk masyarakat yang belum ikut pelatihan.

Masyarakat yang ada di Pekon Kampung Baru menyalurkan ilmu yang didapat saat pelatihan kegiatan Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan

Pada tahap pelaksanaan dalam proses partisipasi masyarakat menurut Purba (2005) dalam (Fitria, 2012) memiliki kesesuaian antara kondisi eksisting dan tolak ukur

3. Partisipasi dalam tahap pemanfaatan

Masyarakat merasakan adanya peningkatan ekonomi dengan adanya pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan

Masyarakat yang ada di Pekon Kampung Baru merasakan adanya peningkatan ekonomi dan keuntungan dari berjualan di objek wisata bukan dari kegiatan

Pada tahap pemanfaatan dalam proses partisipasi masyarakat menurut Purba (2005) dalam (Fitria, 2012) memiliki ketidaksesuaian

Page 15: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

No. Variabel Tolak Ukur Kondisi eksisting partisipasi masyarakat dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon

Kampung Baru

Perbandingan hasil penelitian dan tolak

ukur proses partisipasi

masyarakat menurut Purba

(2005) dalam (Fitria, 2012)

Pengembangan Objek Wisata Air Terjun Way Lalaan

antara kondisi eksisting dan tolak ukur

Masyarakat merasakan adanya keuntungan secara pribadi dengan adanya pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan

(Sumber: Hasil Analisis, 2021)

Tabel 5. Kesesuaian Variabel Proses Partisipasi Masyarakat Purba (2005) dalam (Fitria, 2012)

No

Prinsip Konsep CBT

Kondisi Eksisting Masyarakat dalam Pengembangan Objek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru

Kesesuaian

1. Mengikutsertakan anggota masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan

Masyarakat Pekon Kampung Baru tidak semua hadir

rapat/pertemuan terkait kegiatan pengembangan objek wisata

dikarenakan sudah ada perwakilan yang diundang yaitu tokoh adat, kepala pekon dan

pemuda-pemudi (Karang Taruna).

x

2. Adanya kepastian masyarakat lokal menerima manfaat dari kegiatan kepariwisataan yang dilakukan di daerahnya.

Masyarakat Pekon Kampung Baru tidak berpartisipasi dalam

tahap pemanfaatan (Proses Partisipasi Masyarakat)

dikarenakan masyarakat merasakan peningkatan ekonomi

karena inisiatif mereka sendiri bukan dari kegiatan

pengembangan objek wisata Air Terjun Way Lalaan.

x

Page 16: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

No

Prinsip Konsep CBT

Kondisi Eksisting Masyarakat dalam Pengembangan Objek

Wisata Air Terjun Way Lalaan di Pekon Kampung Baru

Kesesuaian

3. Adanya pendidikan kepariwisataan terhadap masyarakat lokal

Tidak semua Masyarakat Pekon Kampung Baru mengikuti

pelatihan kegiatan pengembangan objek wisata,

yang mengikuti hanya pengelola dan pokdarwis. Sedangkan

masyarakat (non-pokdarwis) tidak pernah mengikuti pelatihan.

x

(Sumber: Hasil Analisis, 2021)

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Pengolahan data melalui ArcGis, 2021 )

Page 17: Keterkaitan Konsep Community Based Tourism (CBT) dengan ...

Gambar 2. Dokumentasi Kegiatan Partisipasi Masyarakat Pekon Kampung Baru

(Sumber: Dokumentasi Dinas Pariwisata Kabupaten Tanggamus,2021)

Gambar 3. Dokumentasi Kegiatan Partisipasi Masyarakat Pekon Kampung Baru (Sumber: Dokumentasi Pokdarwis dan Pengelola,2019)