Adventure Tourism Merapi

24
1

description

Jenis-jenis wisata petualangan di Merapi

Transcript of Adventure Tourism Merapi

Page 1: Adventure Tourism Merapi

1

Page 2: Adventure Tourism Merapi

WISATA MINAT KHUSUS ADVENTURE TOURISM GUNUNG MERAPI

oleh:RANI KRISNAYANTI

13/356748/SA/17284

1. Pendahuluan

Insan pariwisata harus jeli melihat trend wisata yang sedang terjadi di

masyarakat. Trend ini terkait dengan gaya hidup wisatawan akan orientasi wisata

yang lebih bermakna untuk meningkatkan pengalaman hidup. Orientasi tersebut

memunculkan sebuah wisata alternatif minat khusus yang tidak biasa dan dapat

membuat wisatawan berani membayar dengan harga tinggi untuk sebuah kualitas

pengalaman.

Yogyakarta sebagai kota wisata yang iconic dengan budaya turut menjadi

objek perkembangan wisata minat khusus adventure tourism. Salah satu yang

booming sekitar tahun 2010 yaitu wisata caving menyusuri sungai bawah tanah

Goa Pindul di Wonosari. Goa ini mendapat ribuan kunjungan wisatawan setiap

harinya. Sungai di darat tidak kalah pesonanya, arung-arung Sungai Elo dan

Sungai Progo juga turut menantang para wisatawan untuk ditaklukan.

Selain wisata air, daratan juga punya wisata petualangan yang tidak kalah

menantang. Pada bulan Mei Tahun 2013, kawasan lereng selatan Gunung Merapi

menjadi tuan rumah bagi ratusan jeep off-roader dalam ajang kejuaraan nasional

“Djarum Super Real Adventure Offroad” (DSRAO) ke-2. Beberapa hari setelah

ajang tersebut, acara lain digelar oleh 1.500 peserta trailer untuk menyusuri

1

Page 3: Adventure Tourism Merapi

2

Gunung Merapi dalam “Merapi Banjir Trail” pada bulan Juni 2013. Selain event

lokal dan nasional, Gunung Merapi juga akan menjadi tuan rumah pertemuan

1.200 orang ahli gunung api seluruh dunia dalam acara “City of Volcano” pada 26

—31 September 2014 mendatang.

Oleh karena itu, penulis melihat sebuah Kawasan Gunung Merapi sebagai

satu lokasi yang cukup potensial bagi berkembangnya adventure tourism di

Yogyakarta. Dengan ragam yang cukup kompleks, meliputi jeep, trail, cycling,

outbond, lava tour hingga mountenering.

2. Antusiasme Warga terhadap Adventure Tourism Gunung Merapi

Wisata di lereng selatan Gunung Merapi kerap melalui masa pasang surut,

pernah mengalami peningkatan, dan pernah pula mengalami penurunan. Kondisi

tersebut dipengaruhi oleh faktor alam Gunung Merapi sebagai gunung berapi yang

masih aktif mengalami erupsi sehingga dapat memengaruhi jumlah kunjungan

wisatawan yang datang ke objek wisata ini.

Tabel 1. Kunjungan Wisatawan di Gunung Merapi (Kaliurang dan Kaliadem)

Tahun Kaliurang Kaliadem Jumlah2005 748.625 96.241 844.8662006 455.209 91.389 546.5982007 667.867 44.459 712.3262008 704.179 62.940 767.1192009 852.030 211.555 1.063.585

2010 606.617

Letusan Gunung Merapi dan gempa bumi yang berpusat di Kabupaten

Bantul pada Mei 2006 berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan

Page 4: Adventure Tourism Merapi

3

di Yogyakarta. Hal tersebut bisa disaksikan melalui tabel di atas yang

menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisata di kawasan Gunung Merapi juga

mengalami penurunan.

Diketahui dari data yang tercatat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Sleman bahwa sekitar 3,5 juta wisatawan yang berkunjung ke

Kabupaten Sleman pada tahun 2009, 37% di antaranya mengunjungi kawasan

lereng selatan Gunung Merapi. Jumlah tersebut merupakan kunjungan ketiga

terbanyak di DIY setelah Candi Prambanan dan Pantai Parangtritis.

Namun sayangnya, musibah kembali menimpa masyarakat Yogyakarta.

Gunung Merapi kembali memuntahkan wedhus gembel pada akhir tahun 2010.

Kejadian ini bahkan menimbulkan dampak yang lebih parah dari letusan yang

terjadi pada tahun 2006. Akibatnya, ribuan korban harus mengungsi dan

meninggalkan pemukiman mereka yang telah tertimbun abu vulkanis, bahkan

telah rata dengan tanah. Bangkitnya semangat warga atas musibah inilah yang

menjadi awal mula munculnya trend wisata lava tour atau vulcano tour di

kawasan lereng selatan Gunung Merapi.

3. Produk Adventure Tourism di Gunung Merapi

Kawasan vulcano tour lereng selatan Gunung Merapi mempunyai beragam

jenis adventure tourism baik yang berjenis soft adventure maupun hard adventure.

Jenis adventure tourism tersebut antara lain off-road trail, off-road jeep, dan

mountenering. Selain produk yang sudah ada beberapa jenis adventure tourism

lain juga cukup punya potensi untuk dikembangkan di kawasan Gunung Merapi.

Page 5: Adventure Tourism Merapi

4

Produk adventure tourism di kawasan Gunung Merapi yang pertama yaitu

ojek motor. Dari jenis wisata yang mengandung unsur petualangan, jenis wisata

ojek motor ini termasuk jenis wisata soft adventure. Dengan membayar sewa

sebesar Rp20.000,00 seorang pemandu akan mengantar wisatawan menuju bekas

rumah Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi yang menjadi salah satu

korban pada erupsi tahun 2010. Di sana wisatawan dapat melihat ongokan mobil

yang telah terbakar, beberapa koleksi alat musik gamelan, maupun sekadar

menikmati indahnya wajah Gunung Merapi berserta sisa-sisa pemukiman yang

tertimbun batuan dan pasir material lahar panas melalui gardu pandang yang telah

disediakan.

Gambar 1. Ojek Lava Tour Gunung MerapiSumber: Data Primer, 2012

Walaupun jasa penyewaan ojek motor tidak menempuh jarak yang jauh,

seharusnya kelengkapan keamanan harus tetap diperhatikan. Fakta yang terjadi di

lapangan penyewa ojek motor sekadar membonceng atau mengendari motor yang

disediakan tanpa perlengkapan penunjang keamanan seperti helm.

Page 6: Adventure Tourism Merapi

5

Produk adventure tourism berikutnya berupa hard adventure. Medan

lereng selatan Gunung Merapi yang naik turun dan berpasir menjadi arena favorit

bagi para pengendara motor trail profesional. Seiring dengan berkembangnya

kegiatan tersebut, muncul pula usaha penyedia jasa GMTC (Gadung Melati Trail

Club) sebuah kelompok yang menyediakan jasa sewa trail wisata di wahana

vulcano tour.

Gambar 2. Trail Offroad Lava Tour Gunung MerapiSumber : Eko Budiharjo, Ketua GMTC, 2013

Untuk dapat menaiki motor trail yang disewakan, pengelola paguyuban

GMTC telah mewajibkan wisatawan untuk menggunakan sepatu khusus, deker,

serta helm untuk melindungi kaki, lutut, dan kepala saat melewati terjalnya

medan. Kelengkapan tersebut sebagai bentuk antisipasi apabila terjadi kecelakaan.

Produk adventure tourism yang ketiga yaitu mountenering. Bagi para

pencinta alam, Gunung Merapi merupakan salah satu jalur yang “wajib” mereka

Page 7: Adventure Tourism Merapi

6

tempuh. Walaupun rutenya tidak terlalu panjang, namun pesona dan tantangannya

cukup menggugah pencinta alam menaklukan keeksotisan sang gunung. Bahkan

kini muncul pula wisatawan dari luar kalangan pencinta alam yang mulai tertarik

untuk menyaksikan panorama sunrise di puncak setinggi 2.968 mdpl ini. Untuk

dapat melakukan pendakian, wisatawan akan dikenai tarif Rp3.000,00 tiap

orangnya. Pos pendakian Gunung Merapi terdiri dari beberapa jalur, dan yang

paling sering digunakan yaitu Pos Selo Boyolali dan Pos Kaliurang Sleman

karena jalur pendakian inilah yang relatif paling mudah dan aman bagi pemula,

dengan waktu tempuh normal empat hingga lima jam.

Sebelum melakukan kegiatan mountenering hal pertama yang harus

dipersiapkan adalah mental dan fisik yang kuat. Bagi para pencinta alam, tentu

saja persiapan fisik tidak perlu terlalu diragukan. Namun, kini banyak pula

peminat mountenering yang berasal dari luar kalangan pencinta alam dengan

kemampuan fisik terbatas ingin menikmati wisata sunrise di puncak Gunung

Merapi. Untuk wisatawan dengan jenis ini, proses pendakian dilakukan dengan

lebih santai dan tidak ngoyo.

Jika ingin menikmati produk jasa adventure tourism dengan waktu relatif

lama, pengelola telah menyiapkan sebuah persewaan mobil jip. Tak hanya duduk

manis di belakang kursi supir, wisatawan juga akan diajak menuju beberapa lokasi

favorit melalui jalur-jalur extreme nan terjal. Paguyuban “Merapi Jeep Trail Club”

yang menaungi anggota penyedia jasa jip menentukan tarif standar penyewaan

sebesar Rp250.000,00 untuk empat orang penumpang. Dengan durasi sekitar dua

jam, wisatawan akan diajak menuju Desa Kali Adem, melalui area desa bekas

terjangan lahar, melihat batu “alien” yang amat besar dan dipercaya tidak bisa

Page 8: Adventure Tourism Merapi

7

dipecahkan, hingga menuju gardu pandang untuk melihat pemandangan puncak

Gunung Merapi dengan lebih jelas.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa beberapa kendaraan vulcano tour

khususnya jenis jip tidak memenuhi persyaratan untuk mengangkut wisatawan.

Selain tidak dilengkapi dengan sabuk pengaman, ada pula jip yang termodifikasi

dengan merubah tempat duduknya menjadi menghadap samping sehingga dapat

membahayakan keselamatan penumpang.

Gambar 3. Jeep Offroad Lava Tour Gunung MerapiSumber: Data Primer 2012

Agar keamanan dapat dikontrol dengan baik Agus Susilo Endrianto,

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

(Hubkominfo) menyarankan para pemilik jip wisata untuk melakukan uji

kelayakan kendaraan berupa pengecekan kondisi mesin serta komponen

kendaraan di kantor Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Page 9: Adventure Tourism Merapi

8

Sleman setiap enam bulan sekali. Sehingga dapat mengantisipasi terjadinya

kecelakaan seperti yang terjadi ketika rombongan Bupati Sleman sedang

melakukan persiapan kegiatan City of Volcano dan salah satu jipnya mengalami

rem blong pada bulan April 2013 oleh sebab itu, sebelum mengantarkan tamunya

menuju jip, pihak penyedia jasa persewaan jip harus memastikan bahwa jip

tersebut mendapat perawatan sesuai peraturan yang diberlakukan Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

Selain terkenal dengan keberadaan Kera Ekor Panjang, kawasan Gunung

Merapi juga menjadi lokasi endemis berbagai jenis flora dan fauna langka. Pohon-

pohon tinggi yang tumbuh di lereng Gunung Merapi seperti Rasmala (Altingia

excelsea), Pasang (Lithocarpus sundaicus), Tusam (Pinus merkusii), Puspa

(Schima wallichii), dan Kisireum (Eugenia clavimyrtus) menjadi lokasi yang

disukai burung-burung Dara Leher Merah (Ptilonopus porrphyreus), Madu

Gunung (Aethopyga eximia), Opior Jawa (Lophozosterops javanicus), dan

Wergan Jawa (Alcippe pyrrhoptera) untuk bersarang. Fauna-fauna langka ini akan

nampak terlihat berterbangan ketika kondisi vulkanis Gunung Merapi dalam

keadaan normal.

Satwa-satwa lain yang juga menjadi penghuni tetap Gunung Merapi antara

lain Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus),

Elang Ular Bido (Spizaetus cheela), serta Elang Jawa (Spizaetus nipalensis

bartelsi). Bahkan kini spesies Elang Jawa yang sering diidentikkan dengan

Garuda, lambang Negara Indonesia hanya tersisa sekitar 200 ekor di seluruh

penjuru Pulau Jawa dan lima ekor di hutan lereng Gunung Merapi. Melihat

kondisi krisis tersebut seekor Burung Elang Jawa jantan dilepaskan oleh Gubernur

Page 10: Adventure Tourism Merapi

9

Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, pada 26 Februari

2013, sehingga kini populasinya bertambah menjadi enam ekor.

Gambar 4. Elang JawaSumber : Facebook Fanspages Yogyakarta

Kondisi mengkhawatirkan lain juga dialami oleh Lutung Jawa

(Trachypithecus auratus), Macan Tutul (Panthera pardus), Macan Kumbang

(Panthera pardus melas), dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaicus). Betapa

eksotisnya bila dapat menyaksikan keindahan burung-burung tersebut

berterbangan di atas lereng Gunung Merapi dan satwa-satwa buas pun tetap

terlindung di taman hutan rumah mereka.

Beberapa jenis burung cukup mudah ditemukan terbang di sekitar kawasan

wisata. Kawanan Kera Ekor panjang juga cukup mudah ditemui sekitar hutan

Telogo Muncar dan Telogo Nirmolo Kaliurang. Namun, untuk Elang, Harimau

dan binatang buas lain cukup sulit untuk ditemui dan dilihat karena jumlah

populasinya yang memang minim. Satwa-satwa penghuni lereng Gunung Merapi

Page 11: Adventure Tourism Merapi

10

banyak berkurang karena perburuan liar dan seleksi alam saat terjadinya erupsi.

Tidak sedikit pula yang dibunuh warga lantaran merusak lahan pertanian dan

masuk pemukiman sehingga menganggu warga sekitar.

Wisata animal watching dapat menambah pengetahuan kita dalam

mengenal jenis-jenis burung yang harus kita jaga populasi dan ekosistemnya.

Sedangkan untuk binatang-binatang buas seperti Harimau, selain cukup

membahayakan keselamatan bila didekati mereka juga lebih suka menyendiri dan

melakukan aktivitasnya di dalam hutan yang cukup jauh dari jangkauan lokasi

wisata.

Produk wisata sederhana dan mudah yang dapat dilakukan di kawasan

Gunung Api Merapi adalah walking tours. Selain dapat meminimalkan budget

dengan berjalan kaki dari lokasi parkir menuju rumah Mbah Maridjan, wisatawan

juga dapat menikmati sejuknya udara gunung. Kegiatan ini banyak digemari para

turis mancanegara seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 5. Wisata Petualangan Walking Tours di Lereng MerapiSumber : Data Primer, 2013

Jenis wisata minat khusus mountain biking memang belum dikembangkan

di kawasan Gunung Merapi, namun produk ini dirasa cukup potensial untuk

Page 12: Adventure Tourism Merapi

11

melengkapi ragam produk adventure tourism. Karena dirasa berat, tentunya hanya

orang-orang dengan minat khusus yang kuat mau mencobanya. Hal serupa yang

dapat digunakan sebagai contoh pernah dilakukan oleh kelompok GAS (gowes

ampe sengkleh) yang melakukan mountain biking menuju Gunung Papandayan

bulan Maret 2013 lalu.

Gambar 6. Mountain biking di Lava Tour Sumber : Data Primer, 2013

Mountain biking termasuk wisata minat khusus adventure tourism yang

mengandung unsur olahraga. Bahkan kegiatan ini sudah dijadikan sebagai

perlombaan dan diikuti para atlet profesional, seperti yang dilaksanakan beberapa

waktu lalu dalam event internasional “Tour de’ Singkarak” di Sumatera Barat.

Bukti kelayakan mountain biking sebagai produk wisata telah dijelaskan pada

pembahasan sebelumnya yang dilakukan kelompok GAS (gowes ampe sengkleh)

Page 13: Adventure Tourism Merapi

12

di Gunung Papandayan. Namun, karena memang wisata olahraga ini

membutuhkan kemampuan fisik dan stamina yang tinggi tentu hanya diminati

mereka para pencinta MTB (Mountain Bike).

Berikutnya yaitu outbound, tidak hanya berguna sebagai sarana rekreasi

petualangan, outbound juga sering digunakan para steakholder perusahaan dalam

membangun karakter karyawan. Kegiatan-kegiatan tertentu dapat bermanfaat

dalam mengasah pikiran, kerjasama, dan kebersamaan antar karyawan. Outbound

training dinilai cukup berguna dalam kemajuan sebuah perusahaan, bahkan

sebuah buku mengeai outbound training pernah memaparkan bagaimana sebuah

perusahaan yang hampir bangkrut kembali maju setelah para karyawannya

mendapat pelatihan outbound training.

4. Kendala dan Risiko Adventure Tourism

Meskipun memang tantanganlah yang dicari adventure tourism,

keselamatan merupakan hal utama. Secara umum kendala adventure tourism

Gunung Merapi terletak pada lokasi. Alam terbuka ini menyulitkan ketika hujan

melanda. Berada di lokasi Kawasan Rawan Benca III atau daerah yang paling

berbahaya terkena dampak letusan Gunung Merapi mengharuskan informasi

status kegunung apiannya wajib tersampaikan pada wisatawan maupun pengelola

lava tour. Lokasi wisata juga harus segera ditutup bila memang status gunung

meningkat dan dinilai membahayakan. Hujan yang disebutkan sebelumnya sangat

berpengaruh pada lokasi outdoor dan juga pada risiko banjir lahar dingin yang

mungkin saja terjadi. Akses jalan yang mudah beserta papan-papan penunjuk

Page 14: Adventure Tourism Merapi

13

kearah yang lebih aman sangat membantu dalam pengevakuasian secepat-

cepatnya dalam keadaan cuaca yang tiba-tiba berubah.

Dalam mengantisipasi kendala cuaca bila terjadi hujan, hal yang harus

dilakukan adalah menyiapkan opsi untuk melakukan wisata di Museum Ullen

Sentatu atau Museum Gunung Api Merapi yang membahas tuntas segala hal

mengenai gunung berapi. Namun, bila memang kondisi vulkanologi Gunung

Merapi memang tidak memungkinkan, lokasi wisata bisa dialihkan ke desa wisata

di Kawasan Cangkringan yang jauh lebih aman seperti Desa Wisata Pentingsari.

Sebenarnya risiko yang akan terjadi pada wisata ojek motor, offroad trail,

mountenering, jeep off-road, bird or animal watching, walking tours, outbound,

maupun mountain biking dapat dihindari bila ketentuan-ketentuan penjelasan

sebelumnya dilaksanakan dengan baik. Sebuah pendapat pada jurnal yang

berjudul, “Penerapan Perlindungan Hukum Terhadap Wisatawan Yang

mengalami Kerugian di Objek Wisata (Studi Kelayakan di Kabupaten

Purbalingga)” karya mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto, mengatakan bahwa selama ini perlindungan risiko kecelakaan wisata

relatif minim, dan cenderung kurang berpihak pada wisatawan. Pengelola wisata

vulcano tour harus memberikan informasi yang akurat mengenai wisata adventure

yang disediakan, menyiapkan peralatan keamanan demi pelayanan kepariwisataan

sesuai dengan standar, menyediakan pelayanan kesehatan, sekaligus melakukan

perlindungan asuransi pada wisatawan dalam kegiatan pariwisata yang berisiko

tinggi (dalam hal ini risiko ganti rugi kecelakaan dilakukan kerjasama dengan

penyedia asuransi PT Jasa Raharja) sesuai dengan ketentuan UU No. 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan.

Page 15: Adventure Tourism Merapi

14

5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, wisata minat khusus adventure

tourism di Lereng Selatan Gunung Merapi cukup digandrungi masyarakat.

Tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata lava tour ini selalu menalami

peningkatan tiap tahunnya meskipun sempat beberapa kali mengalami penurunan

saat terjadinya musibah gempa bumi di Kabupaten Bantul pada tahun 2006 dan

bencana erupsi Gunung Merapi pada Tahun 2010. Produk-produknya juga cukup

beragam seperti ojek motor, offroad trail, mountenering, jeep offroad, bird or

animal watching, walking tours, mountai biking, dan out bound. Meskipun

terdapat beberapa kekurangan perlengkapan keamanan, secara umum wisata

adventure tourism di lereng selatan Gunung Merapi memiliki tingkat keamanan

yang cukup layak. Beberapa kendala serta risiko alam yang mungkin terjadi

seperti hujan dan kawasan rawan bencana juga dapat diatasi dengan variasi

kegiatan kunjungan Museum Ullen Sentalu, Museum Gunung Api Merapi, dan

Desa Wisata Pentingsari.

Mempertimbangkan kelayakan dan keamanan konsumen, seharusnya

pihak-pihak terkait dari pengelola (paguyuban) lava tour, penyelenggara wisata

maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Sleman terus memantau kelayakan produk-produk

adventure tersebut. Akses jalan yang sudah ada tetap harus dijaga dengan baik,

serta dengan petunjuk-petunjuk ke arah yang lebih aman, demi antisipasi cuaca

Page 16: Adventure Tourism Merapi

15

yang tiba-tiba berubah karena lokasinya sendiri berada di Kawasan Rawan

Bencana III.

Page 17: Adventure Tourism Merapi

DAFTAR PUSTAKA

Cahyo, Enggar Dwi, Sarono, dan Afifatul Karimah. 2012. “Studi Kelayakan Lava Tour Dalam Perspektif Pariwisata Berkelanjutan di Dusun Cangkringan, Sleman, Yogyakarta”. Laporan PKM-P. Yogyakarta: UGM.

Elliana, Maureen. 2011. Wisata Gunung Tantangan Bagi Yang Berani Beda. Yogyakarta: Cahaya Atma.

Setyomartoro, Taofan. 2006. “Prosedur Keamanan Arung Jeram di PT. Citra Elo River Untuk Menarik Minat Wisatawan”. Laporan Tugas Akhir. Yogyakarta: UGM.

Yudiawan, Deni. 2002. Panduan Praktis Bertualang di Alam Bebas. Jakarta: Puspa Swara.

16