KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

81
KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DI DESA MAMPU KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG KAHARUDDIN NIM : 105 960 874 11 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Page 1: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGIBUDIDAYA BAWANG MERAH DI DESA MAMPU

KECAMATAN ANGGERAJAKABUPATEN ENREKANG

KAHARUDDINNIM : 105 960 874 11

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2015

Page 2: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

KETERAMPILAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGIBUDIDAYA BAWANG MERAH DI DESA MAMPU

KECAMATAN ANGGERAJAKABUPATEN ENREKANG

KAHARUDDINNIM : 105 960 874 11

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

i

Page 4: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

ii

Page 5: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Induk Mahasiswa

Konsentrasi

Pembimbing I

Dr.Ir.Irwan Mado,

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Saleh Molla,

HALAMAN PENGESAHAN

: Keterampilan Petani Dalam Aplikasi TeknologiBudidaya Bawang Merah Di Desa MampuKecamatan Anggeraja Kabupaten

: Kaharuddin

Nomor Induk Mahasiswa : 105 960 0874 11

: Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Disetujui

Pembimbing I

Dr.Ir.Irwan Mado, MP.,

Pembimbing II

Dewi puspitasari, S

Diketahui

Dekan Fakultas Pertanian

Ir. Saleh Molla, M.M.

Ketua Prodi Agribisnis

Amruddin, S.Pt., M.Si

i

Keterampilan Petani Dalam Aplikasi TeknologiBudidaya Bawang Merah Di Desa Mampu

Kabupaten Enrekang

Pertanian

Pembimbing II

, S.P.,M.Si

Ketua Prodi Agribisnis

Amruddin, S.Pt., M.Si

Page 6: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Induk Mahasiswa

Konsentrasi

Fakultas

Nama

1. Dr.Ir.Irwan Mado,Ketua Sidang

2. Dewi PuspitasariSekretaris

3. Prof. Dr. Ir. SyafiuddinAnggota

4. Ardi RumallangAnggota

Tanggal Lulus : ....................................................

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

: Keterampilan Petani Dalam Aplikasi TeknologiBudidaya Bawang Merah Di Desa MampuKecamatan Anggeraja Kabupaten

: Kaharuddin

Nomor Induk Mahasiswa : 105 960 0874 11

: Penyuluhan Dan Komunikasi Pertanian

: Pertanian

SUSUNAN PENGUJI

Tanda Tangan

Dr.Ir.Irwan Mado, MPKetua Sidang

( ........................... )

Dewi Puspitasari, S.P., M.Si ( ........................... )

Prof. Dr. Ir. Syafiuddin, M.Si (....... ........................

Ardi Rumallang, S.P., M.M ( ........................... )

Tanggal Lulus : ....................................................

ii

Keterampilan Petani Dalam Aplikasi TeknologiBudidaya Bawang Merah Di Desa Mampu

Kabupaten Enrekang

Pertanian

Tanda Tangan

( ........................... )

( ........................... )

....... ........................ )

( ........................... )

Page 7: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

KETERAMPILAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI DESA MAMPU KECAMATAN

ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG adalah benar merupakan hasil

karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana

pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juni 2015

KAHARUDDIN105 960 874 11

Page 8: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

iv

ABSTRAK

KAHARUDDIN. 10596087411. Keterampilan petani dalam aplikasi teknologibudidaya bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja KabupatenEnrekang di bawah bimbingan Irwan Mado dan Dewi Puspitasari

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Keterampilan petani dalamaplikasi teknologi budidaya bawang merah di Desa Mampu Kecamatan AnggerajaKabupaten Enrekang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.Analisis data menggunakan analisa deskriptif.

Populasi adalah semua kelompok tani yang terdiri dari 5 kelompok yangterlibat dalam aplikasi teknologi bawang merah. yang dimana setiap kelompoktani terdiri dari 25 orang maka total populasi pada penelitian ini sebanyak 125orang. Nama Kelompok tani tersebut di antaranya yaitu : 1. Tani Ra’cak, 2. WaiSarran, 3. Tani Karya, 4. Tani Buntu Tondok, 5.Tani Bubun Tanjung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keterampilan petani dalam aplikasiteknologi budidaya bawang merah,Di Desa Mampu Kecamatan AggerajaKabupaten Enrekang.menggunakan lima kategori yaitu Keterampilan petanidalam melakukan persiapan untuk memulai usahataninya dimulai dari persiapanbenih dengan nilai rata-rata 2,51% termasuk dalam kategori tinggi . Kemudiandalam pengelolaan lahan mendapatkan nilai rata-rata 2,04% yang termasuk dalamkategori sedang .Selanjutnya penanaman bawang merah memiliki nilai rata-rata2,60% termasuk dalam kategori tinggi.Untuk Pemeliharaan dan pemupukandengan nilai rata-rata 2,57% , petani cukup terampil dalam memelihara tanamanbawang merahnya. Selanjutnya pengendalian hama dan penyakit pada tanamanbawang merah memiliki nilai rata-rata 2,31% termasuk dalam kategori sedang.

Berdasarakan hasil penelitian di Desa Mampu Kecamatan AnggerajaKabupaten Enrekang mengenai keterampilan petani dalam aplikasi teknologibudidaya bawang merah, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan petanidalam aplikasi teknologi bawang merah dari segi pengetahuan keseluruhanresponden memperoleh nilai rata-rata 2,41 yang termasuk dalam kategori tinggi,dari segi keterampilan memperoleh nilai rata-rata 2,41 kategori tinggi

Page 9: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, dengan segala kerendahan hati puji

syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini. Dimana skripsi ini

diajukan untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar sarjana di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna

baik penyusunan, penulisan, maupun isinya. Hal tesebut dikarenakan keterbatasan

pengetahuan, pengalaman, dan Keterampilan yang penulis miliki. Meskipun

demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan

skripsi ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang

diperoleh adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu

penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Ayahanda dan ibunda serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan

dukungannya, serta terima kasih atas do’a, motivasi dan kepercayaan yang

telah ayahanda dan ibunda berikan sehingga penulis dapat menyelesiakan

skripsi ini.

2. Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

yang telah memberikan bantuan dan pengembangan kemampuan dan

keterampilan kepemimpinan kepada penulis.

Page 10: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

vi

3. Bapak Ir. H. Saleh Molla, M.M selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar berserta staf.

4. Bapak Amiruddin S.Pt, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Agribisnis Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Dr.Ir. Irwan Mado, MP selaku Pembimbing I dan Dewi Puspitasari,

S.P.,M.Si. selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan

mengarahkan selama menyelesaikan skripsi.

6. Seluruh masyarakat di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama

penulis melakukan penelitian..

7. Terakhir buat seluruh teman-teman angkatan “011 Pertanian” terima kasih

atas dukungan, semangat, bantuan pikiran, dan doanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini sederhana serta jauh dari

kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan

skripsi ini senantiasa diharapkan, mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua. Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan

yang setimpal atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, Amin.

Makassar, Juni 2015

KAHARUDDIN

Page 11: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................. iii

ABSTRAK ................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

2.1 Keterampilan Petani ................................................................ 7

2.2 Tanaman Bawang Merah ........................................................ 9

2.3 Teknologi Budidaya Bawang Merah ................................... 11

2.4 Petani .................................................................................... 19

2.5 Kerangka Pikir ...................................................................... 21

III. METODE PENELITIAN ............................................................... 22

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 22

3.2 Teknik Pengambilan Sampel ................................................. 22

Page 12: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

viii

3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 23

3.4 Jenis Data .............................................................................. 23

3.5 Metode Analisa Data ............................................................. 24

3.6 Definisi Operasional .............................................................. 24

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................... 27

4.1 Luas dan Letak Geografis ...................................................... 27

4.2 Letak Wilayah ....................................................................... 27

4.3 Keadaan Penduduk ................................................................ 28

4.4 Sarana dan Prasarana .............................................................. 31

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 33

5.1 Identitas Responden ............................................................... 33

5.2 Keterampilan Petani dalam Aplikasi Teknologi

Budidaya Bawang Merah ........................................................ 39

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 50

6.1 Kesimpulan ............................................................................ 50

6.2 Saran........................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 52

Page 13: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

ix

DAFTAR TABEL

No HalamanTeks

1. Jumlah Penduduk .................................................................................... 28

2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur .................................... 29

3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................ 30

4. Mata Pencaharian Penduduk .................................................................. 32

5. Sarana dan Prasaran ............................................................................... 29

6. Identitas Responden Berdasarkan Tingkat umur .................................... 34

7. Jumlah Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan ....................... 35

8. Jumlah Responden Berdasarkan Klasifikasi

Jumlah Tanggungan Keluarga................................................................. 36

9. Pengalaman Berusahatani Bawang Merah.............................................. 38

10. Jumlah Responden Berdasarkan Luas Lahan ......................................... 39

11. Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai Teknologi

Budidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang .............................................................................. 42

Page 14: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

x

DAFTAR LAMPIRAN

No HalamanTeks

1. Identitas responden di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang. ............................................................................................ . . 55

2. Kuisoner Penelitian ..........................................................................…. 55

3. Foto kegiatan selama penelitian.......................................................... . . 64

4. Surat-surat izin penelitian ................................................................... . . 67

Page 15: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang

sangat fluktuatif harga maupun produksinya. Hal ini terjadi karena pasokan

produksi yang tidak seimbang antara panenan pada musimnya serta panenan di

luar musim, salah satu diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama

dan penyakit terutama bila penanaman dilakukan di luar musim. Selain itu

bawang merah merupakan komoditas yang tidak dapat disimpan lama, hanya

bertahan 3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap saat.

Masalah utama usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya resiko

kegagalan panen karena lingkungan yang kurang menguntungkan , terutama

serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit penting pada bawang merah

antara lain : ulat bawang (Spodoptera exigua) dan Thrips , sedangkan penyakitnya

meliputi antraknose, fusarium dan trotol.

Keberadaan hama dan penyakit tersebut menyebabkan petani

menggunakan pestisida secara berlebihan karena petani beranggapan bahwa

keberhasilan usahatani ditentukan oleh keberhasilan pengendalian hama dan

penyakit, yaitu dengan meningkatkan takaran, frekuensi dan komposisi jenis

campuran pestisida yang digunakan. Akibatnya biaya usatani bawang merah

semakin tinggi dan keuntungan yang diperoleh tidak seimbang serta tidak

memperhatikan konsep pertanian ramah lingkungan. Dampak lain penggunaan

pestisida yang berlebihan yaitu ledakan dari hama sekunder.

Page 16: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

2

Untuk mengantisipasi masalah di atas salah satu usaha yaitu mencari dan

menggali varietas-varietas bawang merah yang mempunyai sifat-sifat unggul

terutama dalam hal produksi serta ketahanan terhadap hama dan penyakit utama

sehingga varietas bawang merah tersebut mampu berproduksi walaupun serangan

hama dan penyakit cukup berat. Bilamana varietas unggul yang tahan terhadap

hama dan penyakit diperoleh maka varietas tersebut dapat ditanam pada luar

musim sehingga kesinambungan produksi bawang merah dapat terjamin.

Dari 141 varietas bawang merah yang ada termasuk varietas introduksi

belum didapatkan varietas yang tahan terhadap penyakit di atas kecuali varietas

Sumenep yang relatif tahan terhadap penyakit “Otomatis” tetapi tidak tahan

terhadap penyakit “Alternaria”. Sayangnya varietas ini tidak mampu berbunga

dan belum diketahui cara merangsang bunganya, serta berumur panjang walaupun

mempunyai kualitas terbaik untuk bawang goreng (Permadi, 1992). Beberapa

galur somaklonal dari varietas Sumenep sudah dihasilkan oleh Balitsa Lembang

dan sudah dilakukan uji daya hasilnya di beberapa lokasi. Hasil somaklonal dari

varietas Sumenep mempunyai umbi yang lebih besar dengan warna yang lebih

mengarah kemerah muda dibandingkan varietas Sumenep yang asli. Diharapkan

galur somaklonal Sumenep tetap mempunyai sifat tahan terhadap hama dan

penyakit utama serta mempunyai umbi besar , warna menarik dan rasa bawang

goreng yang lebih enak

Bawang merah merupakan komoditas sayuran yang sudah sejak lama di

usahakan oleh petani secara intensif. Komoditas pertanian ini merupakan sumber

pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup

Page 17: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

3

tinggi terhadap perkembangan ekonomi suatu wilayah. Karena memiliki nilai

ekonomi yang cukup tinggi maka pengusahaan budidaya bawang merah telah

menyebar hampir di setiap provinsi di Indonesia. Meskipun minat petani di

terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses pengusahaannya masih

ditemui berbagai kendala. Baik yang bersifat teknis maupun ekonomis.

Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja

yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi

wilayah. Karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, maka pengusahaan budidaya

bawang merah telah menyebar di hampir semua provinsi di Indonesia. Meskipun

minat petani terhadap bawang merah cukup kuat, namun dalam proses

pengusahaannya masih ditemui berbagai kendala, baik kendala yang bersifat

teknis maupun ekonomis.

Bawang merah merupakan salah satu sumber devisa Negara dan sumber

pendapatan bagi masyarakat petani.selain dapat digunakan sebagai

makanan,bumbu dapur dan obat-obatan, bawang merah merupakan senyawa yang

cukup penting dalam industri dan pasar ( Istini, 1998). Selanjutnya (Suswandi,

1992) menyatakan sebagian besar bawang merah di Indonesia diekspor ke seluruh

wilayah yang ada di Indonesia

Budidaya bawang merah telah dikelolah dan dikembangkan oleh petani

budidaya bawang merah yang ada di Sulawesi selatan, termasuk Kabupaten

Enrekang, tetapi pengembangannya mulai pesat sekitar 10 tahun yang lalu.Pada

mulanya, para petani bawang merah melakukan budidaya secara perorangan

,namun dengan melihat keberhasilan petani yang satu kemudian diikuti dengan

Page 18: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

4

petani yang lain,demikian seterusnya sampai usaha budidaya bawang merah ini

semakin banyak diusahakan oleh petani bawang merah bermukim disekitar

pegunungan.Namun demikian,tidak sedikit petani yang gagal atau tidak mampu

bertahan dengan berbagai masalah yang timbul seperti rendahnya produksi serta

penyakit bawang merah ( Pattang dkk, 2009).

Para petani bawang merah memiliki keterbatasan seperti pengetahuan

seperti budidaya bawang merah.Mereka lebi banyak mengandalkan pengalaman

yang dilakukan seorang petani bawang merah kemudian diikuti oleh petani

bawang merah.Demikian pulah dengan persoalan menejmen yang juga tergolong

masi kurang.

Solusi yang seharusnya dilakukan dalam mengatasi hal tersebut yaitu

sebaiknya petani dibimbing dalam hal budidaya bawang merah agar pengetahuan

petani bisa menjadi lebih meningkat. Selain itu, mendirikan penyuluhan kepada

petani bawang merah tentang hal-hal yang harus dilakukan saat melakukan

budidaya bawang merah.Dengan adanya penyuluhan yang diterapkan kepada

petani akan memperluas pengetahuan petani lebi mengembangkan budidaya

bawang merah. Akan tetapi, petani bawang merah juga bisa diberi informasi

tentang pemasaran bisa lebi meningkat.Karna selama ini petani di Desa Mampu

hanyah memasrkan bawang merahnya di daerahnya.

Masalah utama usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya

resiko kegagalan panen karena lingkungan yang kurang menguntungkan, terutama

serangan hama dan penyakit. Hama dan penyakit penting pada bawang merah

antara lain : ulat bawang (Spodoptera exigua) dan Thrips, sedangkan penyakitnya

Page 19: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

5

meliputi antraknose, fusarium dan trotol. Dengan memperhatikan hal tersebut

upaya dalam membantu penyelesaian permasalahan tersebut salah satunya dengan

peningkatan produksi bawang merah secara kuantitas, kualitas, dan kelestarian

sehingga petani dapat berkarya dan berkompetisi di era perdagangan bebas.

Budidaya tanaman bawang merah ini diharapkan juga berdampak

terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani khususnya di

Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu penghasil tanaman bawang

merah terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan, penyuluh dan pelaku bisnis dalam

mengadopsi teknologi budidaya tanaman sejenis. Sehingga usaha agrobisnis

bawang merah akan berkembang lebih besar. Hal tersebut tentunya sangat baik

untuk dilakukan penelitian tentang Keterampilan Petani Dalam Aplikasi

Teknologi Budidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka masalah

pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana keterampilan petani dalam

mengaplikasikan teknologi budidaya bawang merah di Desa Mampu Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui keterampilan petani dalam mengaplikasikan teknologi budidaya

bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Page 20: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

6

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, agar dapat memahami lebih jauh tentang aplikasi teknologi

budidaya bawang merah untuk meningkatkan keterampilan petani di Desa

Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

2. Bagi Pemerintah dan Instansi yang terkait diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan selanjutnya.

3. Bagi petani, dapat memberikan pengetahuan mengenai aplikasi teknologi

budidaya bawang merah untuk meningkatkan keterampilan petani.

Page 21: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keterampilan Petani

Petani sebagai seseorang yang mengendalikan secara efektif sebidang

tanah yang dia sendiri sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisi dan perasaan.

Tanah dan dirinya adalah bagian dari satu hal, suatu kerangka hubungan yang

telah berdiri lama. Suatu masyarakat petani bisa terdiri sebagian atau bisa juga

seluruhnya dari para penguasa atau bahkan menggarap paksa tanah bila mana

mereka menguasai tanah sedemikian rupa sehingga memungkinkan mereka

menjalankan cara hidup biasa dan tradisional yang di dalamnya pertanian, mereka

masuk secara intim, akan tetapi bukan sebagai penanam modal usaha demi

keuntungan (Hernanto, 2003).

Khusus petani di Indonesia pada umumnya bukan termasuk farmer

dengan berhektar-hektar tanah pertanian tetapi kebanyakan merupakan peasant

dengan sebidang kecil sawah atau ladang, bahkan kadang-kadang hanya sekedar

buruh tani saja.

Petani sebagai pelaku utama dalam peningkatan produktifitas

pendapatan hasil pertanian sebagian besar dinilai kurang dalam sumber daya

manusia, dengan minimnya tingkat pendidikan petani tersebut banyak program-

program pemerintah yang dilaksanakan bertujuan meningkatkan peran utama dan

fungsi petani (Jaya, 1999).

Page 22: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

8

Dalam usahatani mengembangkan keterampilan petani secara bertahap

sangat diperlukan agar para petani memiliki pengetahuan yang semakin

meningkat, meningkatkan keterampilan petani, serta perbendaharaan informasi

yang memadai dan keterampilan mengaplikasikan teknologi yang dibutuhkan

sehingga akhirnya mampu memecahkan masalah serta mengambil keputusan yang

terbaik untuk usahataninya.

Sedangkan keterampilan merupakan pengetahuan mengenai metode,

proses, prosedur, dan teknik untuk melakukan sebuah kegiatan khusus, dan

keterampilan untuk menggunakan alat-alat yang relevan bagi kegiatan tersebut

(Soekanto, 1996). Keterampilan petani dalam penelitian ini adalah kecakapan

yang dimiliki petani untuk melakukan tugas-tugas dalam usahataninya dan

berbagai kegiatan lain untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi

para petani.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

keterampilan petani yaitu dengan melakukan pemberdayaan petani. Dengan

adanya kegiatan pemberdayaan petani, segala upaya untuk meningkatkan

keterampilan petani untuk melaksanakan usahatani yang baik melalui pendidikan

dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana

pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian,

kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta penguatan

kelembagaan petani.

Page 23: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

9

2.2 Tanaman Bawang Merah

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang

sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini

termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubtitusi yang berfungsi sebagai

bumbu penyedap makanan serta bahan obat tradisional. Komoditas ini juga

merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontibusi

cukup tinggi terhadap perkembangan perekonomian wilayah (Wibowo, 1999).

Bawang merah adalah salah satu rempah multiguna. Paling penting

didayagunakan sebagai bahan bumbu dapur sehari-hari dan penyedap berbagai

masakan. Kegunaan lain dari umbi bawang merah adalah sebagai obat tradisional

untuk pelayanan kesehatan masyarakat. Sudah sejak lama, nenek moyang

menggunakan umbi bawang merah sebagi obat nyeri perut dan penyembuhan luka

atau infeksi. Selain itu banyak digunakan untuk penyembuhan penyakit demam,

kencing manis dan batuk.

Tumbuhan bawang merah adalah sejenis tumbuhan semusim yang

memiliki. Tumbuhan bawang merah (Allium cepa L. var. ascalonicum (L.)Back.),

famili Alliaceae adalah spesies dengan nilai ekonomi yang penting, yang

dibudidayakan secara luas di seluruh dunia khususnya di benua Asia dan Eropa

(Rahayu dan Berlian, 2004).

Bawang merah asal mulanya merupakan perubahan bentuk dari bawang

bombay yang mengadakan adaptasi dengan membentuk klon-klon yang spesifik

dengan jumlah kromosom 2n = 16. Perkembangan bawang merah di daerah iklim

Page 24: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

10

sedang tidak normal, tetapi cukup potensial untuk dikembangkan di daerah tropis

(Anonim, 2013).

Dalam tiap 100 gram umbi bawang merah segar mengandung kalori 39,0

kalori, protein 1,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohidrat 0,2 gram, kalsium 36,0 mg,

fosfor 40,0 mg, zat besi 0,8 mg, vitamin B1 0,03 mg, vitamin C 2,0 mg, dan air

88,0 gram. Selain kaya akan kandungan gizi, umbi bawang merah juga banyak

mengandung senyawa kimia seperti proplonaldehida, metil alkohol, dan propil

merkaptan, serta sedikit sampai sedikitnya senyawa-senyawa yang terdiriatas

hydrogen sulfida, asetaldehida, sulfur dioksida, dipropil alkohol, 4-heksana-1-

alkohol, dan 2-hidroksil propantiol (Sunaryono dan Soedomo, 1983).

Struktur morfologi tanaman bawang merah terdiri atas akar, batang,

umbi, daun, bunga, buah, dan biji. Tanaman bawang merah termasuk tanaman

semusim (annual), berumbi lapis, berakar serabut, berdaun silindris seperti pipa,

memiliki batang sejati (diskus) yang bentuknya seperti cakram, tipis dan pendek

sebagai tempat melekatnya perakaran dan mata tunas (titik tumbuh).

Tanaman bawang merah ini dapat ditanam dan tumbuh di dataran rendah

sampai ketinggian 1000 meter dpl. Walaupun demikian, untuk pertumbuhan

optimal adalah pada ketinggian 0-450 meter dpl. Komoditas sayuran ini umumnya

peka terhadap keadaan iklim yang buruk seperti curah hujan yang tinggi serta

keadaan cuaca yang berkabut. Tanaman bawang merah membutuhkan penyinaran

cahaya matahari yang maksimal (minimal 70% penyinaran), suhu udara 25º-32ºC

serta kelembaban nisbi yang rendah (Sunaryono dan Soedomo, 1983).

Page 25: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

11

Dengan morfologi tersebut tanaman bawang merah tergolong tanaman

yang rentan terhadap hama dan penyakit dan mempunyai karakter peka terhadap

hama dan penyakit. Sehingga keberhasilan petani dalam budidaya bawang merah

adalah tergantung pada produksi dan harga produk. Dengan perilaku harga yang

sangat fluktuatif serta daya simpan yang pendek, maka perlu dilakukan

pengamatan produktifitas serta permintaan pasar yang tepat.

Varietas bawang merah yang ditanam di Indonesia cukup banyak

macamnya, tetapi umurnya produksi varietas tersebut masih rendah (kurang dari

10 ton/ha). Beberapa hal yang membedakan varietas bawang merah satu dengan

yang lain biasnya didasrkan pada bentuk, ukuran, warna, kekenyalan, aroma umbi,

umur tanam, ketahanan terhadap penyakit serta hujan, dan lain-lain. Adapun

beberapa varietas bawang merah tersebut antara lain : Varietas Bima Brebes,

Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Kuning Gombong, Bangkok,

Klon Bawang Merah No. 88 , Klon Bawang Merah No. 86, dan Klon Bawang

Merah No. 33 (Putrasamedja dan Suwandi, 1996).

2.3 Teknologi Budidaya Bawang Merah

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman semusim yang

banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah

semakin meningkat karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas

rempah-rempah ini. Beberapa komponen teknologi budidaya tanaman bawang

merah yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian, antara lain: (a) tiga varietas

unggul bawang merah yang sudah dilepas, yaitu varietas Kramat-1, Kramat-2 dan

Kuning, (b) budidaya bawang merah di lahan kering maupun lahan sawah, secara

Page 26: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

12

monokultur atau tumpang sari/gilir, (c) komponen PHT - budidaya tanaman sehat,

pengendalian secara fisik/mekanik; pemasangan perangkap; pengamatan secara

rutin; dan penggunaan pestisida berdasarkan ambang pengendalian, serta (d)

bentuk olahan-tepung dan bubuk (Putrasamedja dan Suwandi, 1996).

Pada periode tahun 1986-1990, Indonesia merupakan salah satu negara

pengekspor bawang merah, tetapi kini negara kita menjadi pengimpor komoditas

ini bahkan di tahun 2013 ini jumlah impornya sampai ribuan ton (Anonim, 2013).

Hal ini disebabkan lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, seperti

Brebes, Tegal, Nganjuk dan Cirebon mengalami degradasi hara. Daerah-daerah

lain sebenarnya berpeluang cukup besar untuk pengembangan bawang merah,

misalnya di lahan kering. Selama ini bawang merah lebih banyak dibudidayakan

di lahan sawah dan jarang diusahakan di lahan kering/tegalan. Secara teknis,

bawang merah mampu beradaptasi baik jika ditanam di dataran rendah, baik di

lahan irigasi maupun di lahan kering bahkan lahan berpasir sekalipun bisa tumbuh

dengan baik.

Untuk memenuhi hal tersebut maka proses budidaya perlu dilakukan

secara baik. Adapun tata cara atau hal-hal yang harus diperhatikan dalam aplikasi

teknologi budidaya bawang merah yaitu (Rukmana, 1995) :

a. Persiapan Benih

Benih merupakan salah satu kunci utama dalam keberhasilan suatu

usahatani. Adapun persyaratan benih bawang merah yang baik antara lain :

1) Umur simpan benih cukup yaitu sekitar 3-4 bulan, walaupun untuk umur

simpan yang lebih muda benih tetap tumbuh namun pada pertumbuhan

Page 27: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

13

berikutnya akan lebih rendah hasilnya dibandingkan benih yang telah

siap tanam (telah cukup umur simpannya).

2) Umur panen saat calon umbi benih ditanam di lapang tepat , untuk

varietas Bauji maupun Super Philip sebaiknya 75-80 hari.

3) Ukuran benih sedang, sekitar 5-6 gram. Sedangkan untuk Batu Ijo

berkisar 12-18 gram. Penggunaan benih yang berukuran terlalu besar

akan meningkatkan biaya karena kebutuhan semakin banyak. Kebutuhan

benih setiap hektar berkisar 800 – 1000 kg, tergantung dari ukuran umbi.

4) Umbi benih berwarna cerah dengan kulit mengkilat.

5) Umbi benih bernas, sehat, padat, tidak keropos dan tidak lunak. Bila ada

umbi benih yang tidak mempunyai sifat demikian sebaiknya tidak

digunakan.

6) Umbi benih tidak terserang hama dan penyakit.

7) Sebelum ditanam, umbi benih dibersihkan dulu dari kulit-kulit yang

kering dan bila pertunasan belum kelihatan diujung umbi, maka

sebaiknya ujung umbi dipotong 1/3 agar mempercepat munculnya

tunas.

b. Pengolahan Lahan

Bawang merah membutuhkan kondisi tanah yang lebih gembur

dibanding tanaman sayuran lainnya. Oleh karenanya pengolahan tanah pada

bawang merah dilakukan sampai beberapa kali hingga tanah benar-benar

menjadi gembur. Bila tanah yang digunakan merupakan tanah bekas ditanami

Page 28: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

14

jagung maupun tebu, maka sisa tanaman tersebut harus dibersihkan hingga

akar-akarnya supaya tidak mengganggu pertumbuhan bawang merah.

Tanah diolah dengan cara dibajak lebih dari 4 kali hingga tanah menjadi

gembur dan tanah dikeringkan lebih dari seminggu kemudian tanah dihaluskan

lagi, setelah remah/gembur dapat dibuat bedengan (untuk tanah debu berpasir)

dengan ukuran: lebar bedengan 180 - 200 cm, panjang menyesuaikan kondisi

lahan. Jarak antar bedengan 50 - 60 cm dan kedalaman 30 cm. Got keliling

dengan lebar 60 cm dan kedalaman 50 cm.

Pada budidaya bawang merah sangat diperlukan pembentukan bedengan,

dimana adanya bedengan berfungsi agar tanaman bawang merah tidak selalu

tergenang air, dan air yang disiramkan segera habis terserap. Setelah bedengan

terbentuk, maka ditaburi pupuk organik (pupuk kotoran ternak/kompos). Dosis

untuk kotoran ayam sebanyak 5 ton/ha, sedangkan untuk kotoran sapi maupun

kambing sekitar 10-15 ton/ha. Namun dosis ini bisa menjadi lebih banyak

maupun lebih sedikit tergantung dari kesuburan tanah.

Pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha atau kompos 5 ton/ha yang diberikan

bersamaan dengan pembuatan bedengan merupakan perlakuan pemberian

pupuk dasar. Selain itu diberikan juga pupuk SP 36 dengan dosis 200 kg/ha

sebagai pupuk dasar yang ditaburkan merata pada seluruh permukaan

bedengan. Setelah tanah dipupuk maka tanah diairi agar pupuk dapat meresap

ke dalam tanah.

c. Penanaman

Tanaman bawang merah memerlukan tanah berstruktur remah, tekstur

sedang sampai liat, drainase/aerasi baik, mengandung bahan organik yang

Page 29: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

15

cukup, dan reaksi tanah tidak masam (pH tanah : 5,6 – 6,5). Saat tanam yang

tepat untuk bawang merah yaitu pada akhir musim hujan bulan Maret – April

dan musim kemarau Mei – Juni, tetapi di daerah pusat produksi dapat

dijumpai penanaman bawang merah tanpa mengenal musim untuk

penanaman di luar musim (off season) perlu memperhatikan pengendalian

hama dan penyakit lebih cermat.

Penanaman dilakukan setelah tanah dan benih dipersiapkan, dimana

sebelum dilakukan penanaman, tanah harus diari agar saat penanaman kondisi

tanah gembur seperti yang telah disampaikan sebelumnya, bahwa benih

sebelum ditanam lebih baik dibersihkan dan diseleksi terlebih dulu agar

pertumbuhan tanaman menjadi baik. Bila tidak diseleksi ditakutkan

tercampurnya benih yang jelek karena terserang penyakit seperti Fusarium

sehingga mengakibatkan pertanaman hancur karena Fusarium tersebut.

Untuk mempercepat proses penanaman, maka sebaiknya bedengan yang

akan ditanami sudah digariti sesuai dengan jarak tanam yang digunakan,

sehingga penanaman lebih mudah dilaksanakan. Jarak tanam yang dianjurkan

yaitu 20 cm x 15 cm, namun bila umbi benih besar maka dapat menggunakan

jarak tanam 20 x 20 cm. Penanaman dilakukan dengan cara menanam 2/3

bagian umbi ke dalam tanah, sedangkan 1/3 bagiannya muncul di atas tanah.

d. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman meliputi kegiatan pengairan, pemupukan, serta

perlindungan (proteksi) tanaman dari gangguan hamadan penyakit.

1) Pengairan

Page 30: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

16

Faktor ketersediaan air sangat menetukan keberhasilan panen bawang

merah. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian air 7,5 – 15 mm

dengan frekuensi 1 (satu) hari sekali rata-rata memberikan bobot basah

umbi tertinggi. Pada fase awal pertumbuhan keadaan tanah harus cukup

lembap, sehingga pengairan dapat dilakukan 1-2 kali sehari tergantung

pada keadaan iklim, kandungan air tanah, tingkat pertumbuhan tanaman,

dan sifat perakaran tanaman. Waktu pengaiaran yang paling baik adalah

pada pagi atau sore hari. Cara mengairi adalah dengan melakukan

penyiraman -+30 menit atau disiram dengan alat bantu kincir air hingga

tanahnya cukup basah (lembab).

2) Pemupukan

Pemupukan susulan dilakukan 2 kali, yaitu pada umur 10-15 hari setelah

tanam (hst) dan diulangi pada umur 30 hst. Jenis dan dosis pupuk yang

diberikan terdiri atas urea, ZA, dan KCI. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pemupukan bawang merah dengan dosis 180 kg N (1/2 urea+N

ZA) dikombinasikan dengan 90 kg P2O5 dan 50-100 kg K2O/ ha dapat

meningkatkan produktivitas dan mutu bawang merah. Pupuk diberikan

secara larikan dan dibenamkan ke dalam tanah atau ditutup dengan tanah

setebal lebih kurang 10 cm.

3). Perlindungan (proteksi) Tanaman

Perlindungan tanaman terhadap gangguan hama dan penyakit dilakukan

secara terpadu, yaitu meliputi perpaduan : Menggunakan benih atau bibit

yang sehat, Mengolah tanah yang baik dan memperbaiki drainase tanah,

Page 31: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

17

Mengatur pergiliran tanaman dan waktu tanam secara serempak,

Memasang perangkap hama dan mengamati tanaman secara kontinu,

serta Mengaplikasikan pestisida secara selektif.

e. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama penyakit yang sering menyerang tanaman bawang merah

antara lain ulat grayak (Spodoptera litura), trips, ulat bawang, bercak

ungu (Alternaria porli), busuk umbi fusarium dan busuk putih sclerotum,

busuk daun Stemphylium dan virus (Duriat dkk, 1994).

1. Ulat Bawang (Spodoptera exigua atau S.litura).

Hama ulat bawang (Spodoptera spp). Serangan hama ini ditandai dengan

bercak putih transparan pada daun. Telur diletakkan pada pangkal dan

ujung daun bawang merah secara berkelompok, maksimal 80 butir. Telur

dilapisi benang-benang putih seperti kapas. Kelompok telur yang

ditemukan pada rumpun tanaman hendaknya diambil dan dimusnahkan.

Biasanya pada bawang lebih sering terserang ulat grayak jenis Spodoptera

exigua dengan ciri terdapat garis hitam di perut/kalung hitam di leher.

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan telur

dan ulat lalu dimusnahkan. Memasang perangkap ngengat (feromonoid

seks) ulat bawang 40 buah/ha. Jika intensitas kerusakan daun ditemukan

1 paket telur/10 tanaman, dilakukan penyemprotan dengan insektisida

efektif, misalnya Meksikan 40 EC, Rampage 50 EC, Metindo 50 EC

2. Ulat tanah, ulat ini berwarna coklat-hitam.

Pada bagian pucuk /titik tumbuhnya dan tangkai kelihatan rebah karena

Page 32: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

18

dipotong pangkalnya. Kumpulan ulat pada senja/malam hari. Jaga

kebersihan dari sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang jadi sarangnya.

Pengendalian ulat tanah dapat dilakukan secara terpadu, yaitu dengan cara

melakukan pergiliran tanaman, mengatur tanam secara serantak,

pengolahan tanah yang baik, dan mengumpulkan dan mematikan ulat.

Selain itu, dapat juga melakukan pemasangan umpan beracun dengan

insektisida triceroform, dengan takaran 2-4 kg bahan aktif dicampur

dengan 20 kg dedak, 1-2 kg gula merah dan 20 liter air, disebar merata

pada areal seluas 1 ha. Terakhir dengan aplikasi insektisida yang

disemprotkan pada sore atau malam hari.

3. Trip (Thrips sp.) Gejala serangan hama thrip ditandai dengan adanya

bercak putih beralur pada daun. Penanganannya dengan penyemprotan

insektisida efektif, misalnya Mesurol 50 WP atau Pegasus 500 EC.

4. Penyakit yang harus diwaspadai pada awal pertumbuhan adalah

penyakit layu Fusarium. Gejala serangan penyakit ini ditandai dengan

cepat (Jawa : ngoler). Tanaman yang terserang dicabut lalu dibuang atau

dibakar di tempat yang jauh Preventif kendalikan dengan GLIO.

5. Penyakit layu Fusarium Ditandai dengan daun menguning, daun

terpelintir dan pangkal batang membusuk. Jika ditemukan gejala

demikian, tanaman dicabut dan dimusnahkan.

6. Penyakit otomatis atau antraknose gejalanya bercak putih pada daun,

selanjutnya terbentuk lekukan pada bercak tersebut yang menyebabkan

daun patah atau terkulai. Untuk mengatasinya, semprot dengan fungisida

Page 33: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

19

Saaf 70 WP atau Antracol 70 WP.

7. Penyakit trotol ditandai dengan bercak putih pada daun dengan titik

pusat berwarna ungu. Gunakan fungisida efektif, antara lain Antracol

70 WP, Saaf 70 WP, dll untuk membasminya.

2.4 Petani

Istilah petani dari banyak kalangan akademis sosial akan memberikan

pengertian dan definisi yang beragam. Sosok petani ternyata banyak dimensi

sehingga berbagai kalangan memberi pandangan sesuai dengan ciri-ciri yang

dominan. Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya dibidang pertanian dalam bidang dalam

arti luas yang meliputi usahatani pertanian, peternakan, perikanan (termasuk

penangkapan ikan) dan pemungutan hasil laut. Peranan petani sebagai pengelola

usahatani berfungsi mengambil keputusan dalam mengorganisasi faktor-faktor

produksi yang diketahui (Hernanto, 2003).

Menurut (Hernanto, 2003) menyatakan bahwa petani digolongkan

menjadi golongan petani berdasarkan tanahnya. Keempat golongan tersebut

adalah golongan petani luas (>2 Ha), golongan petani sedang (0,5-2 Ha),

golongan petani sempit (< 0,5 Ha) dan golongan buruh tani tidak bertanah.

Ciri petani pedesaan yang subsisten dan tradisional ini kerap dituding

sebagai penyebab terhambatnya proses modernisasi pertanian karena dengan ciri

hidup yang bersahaja dan bermotto yang didapat hari ini untuk hidup hari ini,

maka tidak mudah bagi petani untuk mengadopsi teknologi di bidang pertanian

Page 34: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

20

yang bisa dibilang menghilangkan kesahajaan mereka. Dalam perkembangannya,

diadopsinya teknologi seperti traktor sedikit demi sedikit mengikis budaya gotong

royong dan barter tenaga di antara petani karena umumnya teknologi hanya

membutuhkan sedikit tenaga kerja manusia. Selanjutnya nilai-nilai keakraban

yang lama terbina mulai luntur seiring dengan berkurangnya rasa saling

tergantung antarpetani.

Petani memegang dua peranan penting dalam menjalankan usahataninya,

yaitu :

a. Sebagai juru tani (cultivator), petani memelihara tanaman dan

hewanguna mendapatkan hasil-hasilnya yang berfaedah.

b. Sebagai pengelola (manager), mencakup kegiatan pikiran di dorong oleh

kemauan, tercakup didalamnya pengambilan keputusan ataupenetapan

pilihan alternatif-alternatif yang ada. Keputusan diambil selaku

pengelola antara lain, menentukan pilihan diantara berbagai tanaman

yang mungkin ditanam pada setiap bidang tanah, menentukan ternak apa

yang sebaiknya dipelihara dan menentukan bagaimana membagi waktu

kerja diantara berbagai tugas.

Kelompok tani adalah kumpulan sejumlah petani yang terikat secara

informal dan mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Kumpulan petani

disebut dengan kelompok tani apabila mereka telah sepakat untuk berhimpun dan

bersama-sama melakukan pekerjaan demi kepentingan dan tujuan bersama. Jika

kelompok tani telah memiliki sikap demikian, maka mereka akan dengan mudah

mencapai apa yang menjadi tujuan mereka (Kartasapoetra, 2001).

Page 35: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

21

Kelompok tani merupakan tempat petani untuk berbagi pengalaman,

menukarkan pengetahuan, saling mengungkapkan masalah dan menanggapi suatu

masalah.

2.5 Kerangka Pikir

Upaya untuk memudahkan dan membantu petani dalam meningkatkan

produksi usahatani sayuran harus ditunjang dengan mempersiapkan sumber daya

manusianya. Adanya Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan salah satu upaya

untuk memudahkan dan meningkatkan produksi usahatani salah satunya yang

dilakukan melalui serangkaian kegiatan demplot.

.

Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini yaitu :

Gambar 1: Kerangka Pikir Keterampilan Petani Dalam Aplikasi Teknologi

Budidaya Bawang Merah

Petani Bawang Merah di Desa Mampu

Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang

Teknologi Budidaya Bawang Merah :1. Persiapan Benih2. Penyiapan Lahan3. Penanaman4. Pemeliharaan Tanaman dan Pemupukan5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Keterampilan Petani Bawang Merah

Page 36: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

22

III. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang. Waktu Penelitian yang dibutuhkan sekitar dua bulan yaitu

dari bulan Mei sampai dengan Juli 2015.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah semua kelompok tani yang terdiri dari 5 kelompok yang

terlibat dalam aplikasi teknologi bawang merah yang dimana setiap kelompok tani

terdiri dari 25 orang maka total populasi pada penelitian ini sebanyak 125 orang.

Nama Kelompok tani tersebut di antaranya yaitu : 1. Tani Ra’cak, 2. Wai Sarran,

3. Tani Karya, 4. Tani Buntu Tondok, 5.Tani Bubun Tanjung

Adapun penentuan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik

pengambilan sampel secara lansung (purposive sampling) dengan cara mengambil

subyek bukan didasarkan atas adanya tujuan tertentu dalam hal ini seluruh petani

yang terlibat dalam aplikasi teknologi budidaya bawang merah.

Jadi dalam penelitian ini sesuai dengan teknik pengambilan sampel yang

digunakan, maka peneliti mengambil sampel dari setiap kelompok tani sebanyak 5

orang sehingga total responden dalam penelitian ini berjumlah 25 orang

responden sebagai sampel.. Yang mewakili diantaranya yaitu : Ketua, sekertaris

dan anggota.

Page 37: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

23

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal ini teknik pengambilan data dilakukan dalam pengambilan data

primer. Adapun cara pengambilan data sebagai berikut:

a. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti.

Adapun objek yang diteliti adalah petani bawang merah.

b. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara

responden, sehingga antara peneliti dengan responden dapat berkomunikasi

secara langsung. Adapun para respondennya adalah petani yang

mengusahakan tanaman bawang merah.

c. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar

pertanyaan yang harus dijawab responden, disusun secara sistematis sehingga

dapat berfungsi sebagai interview schedule dalam penelitian.

3.4 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder yaitu :

a) Data primer diperoleh dengan mengadakan tanya jawab langsung dengan

petani bawang merah terhadap aplikasi teknologi budidaya bawang merah

dengan menyebar daftar pertanyaan atau kuisioner di wilayah penelitian.

b) Data sekunder diperoleh dari kantor kecamatan dan kantor desa serta instansi

terkait maupun aparat pemerintah yang mempunyai aktivitas dalam kegiatan

kelompok tani di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.

Page 38: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

24

3.5 Metode Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

deskriptif yaitu metode untuk mengetahui dan memberikan gambaran mengenai

data primer dan data sekunder yang telah dikumpulkan. Setelah data-data dapat

dikumpulkan dan diolah secara sistematis, maka langkah berikutnya sebagai tahap

yang sangat penting adalah bagaimana data-data dianalisis sehingga dapat

mewujudkan suatu jawaban yang bertujuan dalam penelitian tersebut.

Analisis data untuk menjawab pertanyaan adalah analisis pengukuran

terhadap indikator pengamatan dengan menggunakan “Ratin scale” atau skala

nilai (Singaribium dan Efendy , 1999), dengan ketentuan:

Jawaban Terampil : 3

Jawaban Kurang Terampil : 2

Jawaban Tidak Terampil : 1

Dengan kategori pengukuran

Tinggi : 2,34 – 3,00

Sedang : 1,67 – 2,33

Rendah : 1,00 – 1,66

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:

1. Petani adalah orang yang bekerja atau melakukan kegiatan usaha bawang

merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Page 39: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

25

2. Kelompok tani adalah kumpulan petani di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang yang membentuk satu atau lebih kelompok yang

dibentuk karena adanya asas kepentingan bersama.

3. Keterampilan merupakan sebuah kemapuan dalam mengoperasikan pekerjaan

secara lebih mudah dan tepat.

Ciri-ciri terampil yang harus dipahami dalam budidaya bawang merah :

1. Meniru (tahu)

2. Melakuakan tanpa contoh

3. Melakukan dengan alamiah

4. Mahir

4. Aplikasi Teknologi adalah suatu penerapan atau penggunaan yang dapat

berupa benda atau konsep yang dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan

terapan. Teknologi yang digunakan berupa traktor dan penyemprotan mesin

5. Teknologi Budidaya Bawang Merah Yang Di Persiapkan Antara lain:

1. Persiapan Benih adalah suatu persiapan yang dilakukan petani seblum

melakukan penanaman bawang merah

2. Penyiapan Lahan adalah sebidang tanah yang dipersiapkan petani untuk

digarap seblum melakukan penanaman bawang merah

3. Penanaman adalah suatu proses dimana lahan dan beni suda dipersiapak

oleh petani seblum melakukan budidaya penanaman bawang merah

4. Pemeliharaan Tanaman adalah proses dimana petani melakukan

perawatan, pengairan, pemupukan,serta perlindungan tanaman dari

gangguan hama dan penyakit

Page 40: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

26

5. Pengendalian Hama dan Penyakit adalah dimana petani berperan penting

untuk menghindari serangan penyakit yang menganggu pada tanaman

bawang merah

Page 41: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

27

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Luas dan Letak Geografis

Desa Mampu merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah

Desa Mampu adalah 10,64 km.

Secara Geografis Desa Mampu merupakan daerah yang berbukit-bukit

dan berada di dataran tinggi dengan ketinggian 500 m di atas permukaan laut.

Kondisi tanah di Desa ini cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman,

baik tanaman holtikultura maupun tanaman jangka panjang. Potensi pengairan di

Desa Mampu juga cukup tersedia sehingga daerah ini dianggap sangat cocok

sebagai wilayah pertanian dan perkebunan. Desa Mampu juga memiliki suhu

udara rata-rata harian 32 ºC, curah hujan 2.520 mm dengan jumlah bulan hujan 6

bulan.

4.2 Letak Wilayah

Secara administrasi, Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang, dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kalosi.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Bubun Lamba.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Tampo.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Salu Dewata.

Page 42: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

28

Desa Mampu terbagi atas 4 dusun yaitu antara lain :

1. Dusun Lo’ko Jarun

2. Dusun Mampu

3. Dusun Ra’cak

4. Dusun Sangeran

4.3 Keadaan Penduduk

Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau

wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang

atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak

bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,

budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik

maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi

perkembangan suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar.

Jumlah penduduk di Desa Mampu yaitu berjumlah 1.560 jiwa yang

terdiri dari laki-laki sebanyak 793 jiwa dan perempuan sebanyak 767 jiwa yang

tersebar dalam 4 dusun dengan perincian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Penduduk di Desa Mampu Tahun 2015

NO RW Jumlah Jiwa Total (orang)

L P

1

2

3

4

Lo’ko Jarun

Mampu

Ra’cak

Sangeran

147

178

283

185

162

174

248

183

309

352

531

368

Jumlah 793 767 1.560

Sumber : Kantor Desa Mampu dalam angka 2015

Page 43: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

29

Keadaan penduduk Desa Mampu terhitung mulai angka bayi sampai

umur berlanjut. Keadaan penduduk Desa Mampu masih sangat potensial untuk

mengembangkan satu titik usaha yang maksimal karena masih banyak didominasi

oleh umur yang masih produktif, sehingga pola pikir untuk mengembangkan

usaha di bidang pertanian terkhusus pada penciptaan ekonomi sampingan pada

tahapan-tahapan usaha-usaha sampingan. Pada tabel 2 menunjukkan bahwa umur

yang terbanyak ada pada 0-11 tahun yaitu 358 orang, sedangkan umur terendah

ada pada >80 tahun yaitu 12 orang. Keadaan penduduk Desa Mampu dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Mampu Tahun2015.

No Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (orang)

123456789

0 – 1112 - 2122 - 3132 - 4142 - 5152 - 6162 - 7172 - 80˃ 80

358321276205187102712812

Total 1.560

Sumber : Kantor Desa Mampu dalam angka, 2015

4.3.1 Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan

Slamet (2003) mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha untuk

menghasilkan perubahan-perubahan pada perilaku manusia. Perubahan perilaku yang

ditimbulkan oleh proses pendidikan dapat dilihat melalui (1) perubahan dalam hal

pengetahuan, (2) perubahan dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan

Page 44: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

30

sesuatu, dan (3) perubahan dalam sikap mental terhadap segala sesuatu yang

dirasakan. Keterampilan seseorang di dalam berusaha tani maupun ikut kegiatan di

lingkungan sekelilingnya sebagian ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik

yang bersifat formal maupun informal. Oleh karena itu, data penduduk

berdasarkan pendidikan merupakan hal yang cukup penting untuk diketahui. Data

penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Mampu dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa MampuTahun 2015

Sumber : Kantor Desa Mampu dalam angka, 2015

4.3.2 Mata pencaharian penduduk

Mata pencaharian penduduk Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang sebagian besar adalah petani. Namun tidak semua penduduk

Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang bermata pencaharian

sebagai petani karena ada juga sebagian masyarakat yang mata pencahariannya

sebagai buruh tani, PNS, pengrajin industri, peternak, dan pengusahan kecil dan

menengah, untuk lebih jelasnya dilihat pada Tabel 4.

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

123456

SDSLTPSLTAD3S1S2

317774612342

Jumlah 488

Page 45: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

31

Tabel 4. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Mampu Kecamatan AnggerajaKabupaten Enrekang 2015

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang)

1234567

PetaniBuruh TaniPNSPengrajin IndustriPeternakPengusaha kecil dan menengahPensiunan PNS/TNI/POLRI

2024830301419

Jumlah 334

Sumber : Kantor Desa Mampu dalam angka, 2015

Pada Tabel 4. menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Mampu

Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang mempunyai mata pencaharian dari

sektor pertanian sebanyak 202 orang. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas

perekonomian didominasi oleh sektor pertanian.

4.4 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat di

butuhkan oleh masyarakat karena amat berhubungan dengan berbagai segi

kehidupan jasmani maupun rohani. Jenis sarana yang ada di Desa Mampu

Kecamatan Angeraja Kabupaten Enrekang antara lain sarana pendidikan, sarana

kesehatan, sarana tempat ibadah, sarana pemerintahan dan sarana transportasi,

dapat diketahui bahwa Petani bawang merah tidak mengalami kesulitan dalam

memperoleh sarana produksi dan penjualan hasil pertanian, sarana transportasi

sudah cukup tersedia yang ketersediaannya dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 46: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

32

Tabel 5. Sarana dan Prasarana di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja KabupatenEnrekang

No Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit)

123456789

Kantor DesaTK (PAUD)TPASDPosyanduPustuMesjidRoda duaKoperasi

1142114

2231

Jumlah 240

Sumber : Kantor Desa Mampu dalam angka, 2015

Pada Tabel 5. Menunjukan bahwa sarana dan prasarana penduduk Desa

Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang mempunyai sarana dan

prasarana roda dua sebanyak 223 unit. Hal ini menunjukan bahwa sarana dan

prasarana didominasi oleh roda dua.

Page 47: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

33

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Petani Responden

Identitas petani responden menggambarkan suatu kondisi atau keadaan

serta status dari petani tersebut. Identitas petani responden yang diuraikan dalam

pembahasan berikut dapat memberikan informasi dari berbagai aspek keadaan

petani yang diduga memiliki hubungan karasteristik petani dengan keterampilan

petani dalam aplikasi teknologi budidaya bawang merah di Desa Mampu

Kecamatan Anggerja Kabupaten Enrekang. Informasi – informasi mengenai

identitas petani responden sangat penting untuk diketahui. Berbagai aspek

karakteristik yang di maksud dapat dilihat dari segi umur, pendidikan, jumlah

tanggungan keluarga dan pengalaman menanam bawang merah.

5.1.1 Umur Petani Responden

Umur sangat berpengaruh terhadap kegiatan usahatani, terutama dalam

keterampilan fisik dan pola pikir. Umumnya petani yang berusia lebih muda

cenderung lebih berani mengambil resiko jika dibandingkan dengan petani yang

berusia tua. Tingkat umur merupakan salah satu faktor yang menentukan bagi

petani yang menanam bawang merah. Umur sangat mempengaruhi keterampilan

fisik dan cara berifikir sehingga mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

dan daya serap informasi pengetahuan dari penyuluh.

Menurut Patong dan Soeharjo (1986) dalam Willybrodus H. panggal

(2010) umur memiliki pengaruh bagi kemanpuan fisik seseorang dalam mengelola

usahataninya, usia produktif seseorang berada pada kisaran 15 - 54 tahun petani

Page 48: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

34

yang lebih muda relatif lebih mudah menerima dan melaksanakan petunjuk-

petunjuk oleh penyuluh pertanian dibanding dengan umur yang lebih tua hal

tersebut dimungkinkan karena biasanya umur-umur yang lebih muda lebih cepat

menerima atau mengadopsi sesuatu yang baru. Selain itu juga mempunyai

pengaruh terhadap keterampilan bekerja.

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa

umur responden, mulai dari 25 sampai 50 tahun kelompok tani bawang merah,

komposisi umur kelompok tani bawang merah disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Identitas Petani Responden berdasarkan Tingkat Umur di Desa MampuKecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

No Umur (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)

12345

25 – 2930 - 3435 - 3940 - 4445 – 50

95632

36,0020,0024,0012,008,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : data primer setelah diolah 2015

Pada Tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah kelompok tani bawang merah

responden yang terbanyak berada pada kelompok umur 25 – 29 tahun yaitu

berjumlah 9 orang atau 36%. Melihat hal tersebut sangat bagus karena umur yang

masih sangat produktif sangat mampu menyerap informasi dari penyuluh untuk

sampai pada satu titik produktifitas yang memadai atau cukup, sedangkan jumlah

paling sedikit berada pada umur 44 - 50 tahun berjumlah 2 orang atau 8%. Maka

dengan ini menunjukkan bahwa umur petani secara responden sangat ditentukan

pada kelompok umur 25 - 30 tahun. Sehingga umur merupakan satu titik tolak

ukur menyerap dan bertindak secara cepat dan produktif. Petani yang berumur

Page 49: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

35

produktif pada umumnya mempunyai keterampilan fisik dan keterampilan bekerja

yang lebih besar sehingga lebih mudah dalam menerima inovasi baru. Dengan

demikian bahwa kelompok umur petani yang ada pada kelompok tani bawang

merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang dalam usia

produktif.

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Tingkat pendidikan responden juga sangat mempengaruhi pola

pengolahan usahatani. Pendidikan dapat mempengaruhi keterampilan pola pikir

petani dalam pengembangan usahanya terutama dalam menyerap dan

mengaplikasikan teknologi baru dalam rangka pencapaian tingkat produksi yang

optimal. Semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh

responden maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan responden terhadap

teknologi, maka tabulasi data tingkat pendidikan dapat dilihat Table 7 sebagai

berikut.

Tabel 7. Jumlah Responden berdasarkan Klasifikasi Tingkat Pendidikan diDesa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang 2015

No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

123

SDSMPSMA

1357

52,0020,0028,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Data Primer Setelah diolah 2015

Pada Tabel 7. terlihat bahwa tingkat pendidikan petani responden di

Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang masih sangat rendah.

Ini menunjukkan bahwa dilihat dari tingkat pendidikan petani responden yang

Page 50: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

36

dominan adalah Sekolah Dasar sebanyak 13 orang (52%), Sekolah Menengah

Pertama sebanyak 5 orang (20%), dan Sekolah Menengah Atas sebanyak 7 orang

atau 28%.

5.1.3 Jumlah Tanggungan Keluarga Responden

Tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keputusan petani dalam melakukan kegiatan usahataninya. Semakin banyak

anggota keluarga yang ditanggung, maka semakin besar pula tuntutan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Disisi lain semakin banyak tanggungan keluarga,

akan membantu meringankan kegiatan usahatani yang dilakukan, karena sebagian

besar petani masih menggunakan tenaga keluarga.

Hasil analisa data menunjukkan petani responden memiliki jumlah

tanggungan keluarga terdistribusi ke dalam beberapa kelas dari jumlah

tanggungan keluarga. Adapun klasifikasi jumlah keluarga yang di tanggung oleh

responden di Desa Mampu dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Responden berdasarkan Klasifikasi Jumlah TanggunganKelurga di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang 2015

No Jumlah TanggunganKeluarga (orang)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1234

0 – 12 - 34 - 56 – 7

41353

16,0052,0020,0012,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Page 51: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

37

Pada Tabel 8. menunjukkan bahwa petani responden memiliki

tanggungan lebih besar antara 2 – 3 orang sebanyak 13 orang responden atau

52%, sedang jumlah responden yang memiliki tanggungan keluarga lebih

sedikit dari 6 – 7 orang hanya 4 orang responden atau 12%.

5.1.4 Pengalaman Berusaha Tani Bawang Merah

Pengalaman berusahatani dapat diartikan sebagai sesuatu yang pernah

dijalani, dirasakan, ditanggung oleh petani dalam menjalankan kegiatan usahatani

dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai tujuan

usahatani, yaitu memperoleh pendapatan bagi kebutuhan hidup petani dan

keluarganya.

Keputusan petani yang diambil dalam menjalankan kegiatan usahatani

lebih banyak mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari dirinya maupun

pengalaman petani lain. Pengalaman berusaha tani merupakan faktor yang cukup

menunjang seorang petani dalam meningkatkan produktivitas dan keterampilan

kerjanya dalam berusaha tani, di samping itu pengalaman berusaha tani juga

memberikan dampak terhadap tingkat aplikasi teknologi khususnya usahatani

budidaya bawang merah. Adapun klasifikasi jumlah pengalaman berusahatani

bawang merah oleh responden di Desa Mampu dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 52: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

38

Tabel 9. Jumlah Responden berdasarkan Klasifikasi Pengalaman Berusahatanibawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang 2015

No Pengalaman Usahatani(tahun)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

12345

5 – 10

11 – 16

17 – 22

23 – 28

29 – 34

8

10

4

1

2

32,00

40,00

16,00

4,00

8,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Pada Tabel 9. menunjukkan bahwa pengalaman berusahatani bawang

merah dari 25 orang petani responden yaitu yang mengalami pengalaman bertani

paling banyak didomonasi oleh pengalaman antara 11 – 16 tahun sebanyak 10

orang responden atau sekitar (40%), selanjutnya pengalaman 5 – 10 tahun ada 8

orang responden (32%) antara 17 – 22 tahun sebanyak 4 orang responden (16%),

dan 29 – 34 tahun sebanyak 2 orang responden (8%) dan yang terakhir

pengalaman 23 – 28 sebanyak 1 orang responden (4%) dari keseluruhan jumlah

responden.

5.1.5 Luas Lahan Garapan

Luas lahan garapan merupakan faktor yang sangat menentukan selain

adanya faktor-faktor lain yang mendukung, dengan memiliki lahan yang luas serta

dimanfaatkan secara optimal, tentunya merupakan peluang besar untuk

memperoleh hasil yang lebih besar dengan sendirinya akan memperoleh hasil

yang lebih besar dengan sendirinya akan memperoleh pendapatan yang lebih

Page 53: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

39

tinggi. Adapun klasifikasi jumlah luas lahan garapan berusahatani bawang merah

oleh responden di Desa Mampu dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Responden berdasarkan Luas Lahan Bawang merah di DesaMampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang 2015

No Luas Lahan(Ha)

Jumlah (Orang) Persentase (%)

1234

0,5 – 0,80,9 – 1,21,3 – 1,61,7 – 2,0

71143

28,0044,0016,0012,00

Jumlah 25 100,00

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Pada Tabel 10. menunjukkan bahwa luas lahan bawang merah garapan

responden bervariasi dari 0,5 – 2,0 ha, sebagian besar responden mempunyai

luasan 0,9 - 1,2 ha 11 orang (44%) sedangkan yang terendah luasan 1,7 – 2,0

hektar sebanyak 3 orang (12%).

Potensi lahan yang luas jauh lebih menguntungkan karena banyaknya

jumlah tanaman bawang merah sehingga berdampak pada ketinggian hasil

produksi. Namun luasnya lahan garapan yang dimiliki petani tidak selamanya

menjamin bahwa luas lahan tersebut lebih produkif dibandingkan lahan usahatani

yang sempit dalam menentukan hasil produksi.

5.2 Keterampilan Petani dalam Aplikasi Teknologi Budidaya Bawang

Merah

Keterampilan merupakan sebuah kemapuan dalam mengoperasikan

pekerjaan secara lebih mudah dan tepat. Keterampilan petani dalam usahatani

bawang merah menjadi suatu keharusan dalam meningkatkan produksi untuk

Page 54: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

40

menjadi pemenuhan kebutuhan dalam rumah tangga sendiri ataupun dalam negeri

yang tinggi dan terus menerus meningkat, juga untuk mengisi peluang pasaran

dunia karena permintaan bawang merah secara global dan ragional juga besar dan

terus meningkat, untuk mencapai keberhasilan dalam mengelolah usahatani

bawang merah maka yang mesti diperhatikan ialah mulai dari pembenihan sampai

pada panen kemudian pembinaan pendampingan secara kontiniu, kompotensi

petani dalam mengelolah usahatani bawang merah terletak pada budidaya, dan

memperhatikan pemeliharaan secara serius, bawang merah yang ada di Desa

Mampu sangat penting mengembangkan keterampilannya dalam pengetahuan,

sikap/tingkah laku dan keterampilannya sehingga dapat mengembangkan manfaat

dari setiap kesempatan yang terbaik dan terbuka hasilnya, berusaha membuat

usahataninya seproduktif mungkin dengan mendapat keuntungan yang terus

bertambah, pengembangan bawang merah akan memberikan hasil yang cukup

tinggi secara ekonomi apabila petani mampu dalam mengambil sikap atau

tindakan dan lebih terampil untuk menerapkan teknologi.

Sebagian besar petani bawang merah di Desa Mampu Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang sudah sejak lama, namun keterampilan petani

dalam usahatani bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang memiliki keterampilan yang masih sedang dari unsur keterampilan,

pengetahuan kesadaran dan kemauan petani untuk mengelola usahatani bawang

merah sangat tinggi namun karena adanya keterbatasan dalam hal permodalan dan

pemanfaatan teknologi yang masih menjadi kendala petani hingga saat ini yang

Page 55: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

41

menjadikan keterampilan dalam menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar

kurang optimal.

5.2.1 Keterampilan Petani dari Segi Pengetahuan

Pengetahuan adalah aspek perilaku yang terutama berhubungan dengan

keterampilan mengingat materi yang telah dipelajari dan keterampilan

mengembangkan intelegensia. Menurut (Padmowihardjo, 1994), yang dimaksud

pengetahuan adalah kesan di dalam fikiran manusia sebagai hasil penggunaan

panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhyul

(superstition) dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations).

Pengetahuan mencakup ingatan tentang hal-hal yang pernah dipelajari

dan disimpan dalam ingatan, keterampilan untuk menerapkan suatu kaidah atau

metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru,

keterampilan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, keterampilan

untuk membentuk suatu pola baru, keterampilan untuk membentuk suatu pendapat

bersama dengan pertanggungjawaban pendapat tersebut, yang didasarkan pada

kriteria tertentu.

Pengetahuan petani dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang

diketahui oleh petani berkenaan dengan keterampilan petani dalam aplikasi

teknologi budidaya bawang merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang. Di bawah ini menunjukkan rata-rata tingkat pengetahuan

petani dalam aplikasi teknologi budidaya bawang merah dalam tabel 11.

Page 56: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

42

Tabel 11. Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai TeknologiBudidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang

No Indikator Skor Kategori

1.Persiapan

benih

Umur simpan benih 3-4 bulan 2,56 TinggiUmur panen saat calon umbibenih ditanam 75-80 hari

2,32 Tinggi

Sebelum ditanam umbi benih

dibersihkan terlebih dahulu

dari kulit-kulit dan bila

pertunas belum kelihatan

diujung umbi, maka sebaiknya

ujung umbi dipotong 1/3 agar

mempercepat munculnya

tunas

2,64 Tinggi

Jumlah 7,52Tinggi

Rata-rata 2,51

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterampilan petani dalam indikator

persiapan benih di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

memiliki nilai rata-rata 2,51 yang termasuk dalam kategori tinggi, ini

menggambarkan bahwa keterampilan petani dalam usahatani bawang merah dari

segi keterampilan persiapan benih cukup tinggi dalam mengelolah usahatani

bawang merah.Karna petani memperhatikan informasi yang disampaikan oleh

penyuluh tentang mengenai budidaya bawang merah

Page 57: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

43

Tabel 12. Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai TeknologiBudidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang

No Indikator Skor Kategori

1.Pengolahan

Lahan

Lebar bedengan 180-200 cm 2,04 Sedang

Jarak antara bedengan 50-60

cm2,04 Sedang

Got keliling 60 cm dan

kedalaman 50 cm1,96 Sedang

Penaburan pupuk kandang

saat pembuatan bedengan2,08 Sedang

Penaburan pupuk kandang

saat pembuatan bedengan2,08 Sedang

Jumlah 10,2Sedang

Rata-rata 2,04

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterampilan petani dalam indikator

Pengelolahan Lahan Di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

memiliki nilai rata-rata 2,04 yang termasuk dalam kategori sedang , ini

menggambarkan bahwa keterampilan petani dalam usahatani bawang merah dari

segi keterampilan pengelolaan tanah kurang optimal dalam mengelolah usahatani

bawang merah. Kurang optimalnya pengolahan lahan tersebut disebabkan kondisi

lingkungan berupa daerah pegunungan dan berbatu, sehingga kondisi

pertumbuhan tanaman bawang merah kurang optimal.

Page 58: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

44

Tabel 13.Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai TeknologiBudidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang

No Indikator Skor Kategori

1. Penanaman

Jarak tanaman 20 cm x 15 cm 2,64 Tinggi

Jarak tanaman umbih besar

20x20 cm2,56 Tinggi

Penanaman dengan menanam

2/3 bagian umbi kedalam

tanah 1/3 bagiannya di atas

tanah

2,48 Tinggi

Benih sebelum ditanam

lebibaik dibersikan dan

diselesaikan terlebih dahuluh

agar pertumbuhan tanaman

lebi baik

2,72 Tinggi

Jumlah 10,4Tinggi

Rata-rata 2,60

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterampilan petani dalam indikator

Penanaman Di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

memiliki nilai rata-rata 2,06 yang termasuk dalam kategori tinggi ini

menggambarkan bahwa keterampilan petani dalam usahatani bawang merah dari

segi keterampilan Penanaman cukup optimal dalam mengelolah usahatani bawang

merah.Karna petani memperhatikan hal-hal yang disampaikan oleh penyuluh

pertanian

Page 59: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

45

Tabel 14. Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai TeknologiBudidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang

No Indikator Skor Kategori

1. Pemeliharaan

dan pemupukan

Tanaman

Cara mengairi dengan

penyiraman selama -+30

menit atau disiram dengan alat

bantu kincir air

2,6 Tinggi

Pemberian pupuk dilakukan

secara larikan dan dibenamkan

kedalam tanah atau ditutupi

dengan tanah setebal lebih

kurang 10 cm

2,64 Tinggi

Penyaluman dilakukan secepat

nya bagi tanaman yang

mati/sakit dengan menganti

tanaman yang sakit dengan

bibit yang baru

2,48 Tinggi

Perlindungan tanaman terhadap

gangguan hama dan penyakit

dilakukan secara terpadu yaitu:

menggunakan benih atau bibit

yang sehat,mengelolah tanah

yang baik dengan memperbaiki

drainase tanah, mengatur

pergiliran tanaman dan waktu

tanaman secara serentak,

memasang perangkap hama

dan mengamati tanaman secara

kontinu, serta mengaplikasikan

pestisida secara selektif

2,56 Tinggi

Jumlah10,28

Tinggi

Rata-rata2,57

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Page 60: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

46

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterampilan petani dalam indikator

Pemeliharaan Tanaman Di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten

Enrekang memiliki nilai rata-rata 2,57 yang termasuk dalam kategori tinggi ini

menggambarkan bahwa keterampilan petani dalam usahatani bawang merah dari

segi keterampilan Pemeliharaan Tanaman cukup tinggi dalam mengelolah

usahatani bawang merah.Karna petani mengaplikasikan informasi yang

disampaikan oleh penyuluh pertanian.

Tabel 15. Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai TeknologiBudidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang

No Indikator Skor Kategori

1. Pengend

alian

Hama

dan

Penyakit

Pengendalian hama dan ulat bawang

merah dapat dilakukan dengan dengan

mengumpulkan telur dan ulat lalu

dimusnakan

2,6 Sedang

Pengendalian ulat tanah dapat

dilakukan secara terpadu, yaitu dengan

cara melakukan pergiliran

tanaman,mengatur tanaman secara

serentak, pengelolahan tanaman yang

baik, dan mengumpulkan dan

mematikan ulat

2,64 Sedang

Penyakit layu Fusarium, tanaman yang

terserang dicabut lalu dibuang atau

dibakar ditempat yang jauh Prepentiv

kendalikan dengan dengan GLIO 2,04 Sedang

Penyakit trotol, gunakan fungsida efekti

antara lain Antracil 70WP, Docanil 70

WP1,96 Sedang

Jumlah 9,24Sedang

Rata-rata 2,31

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Page 61: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

47

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterampilan petani dalam

indikator Pengendalian Hama dan Penyakit Di Desa Mampu Kecamatan

Anggeraja Kabupaten Enrekang memiliki nilai rata-rata 2,31 yang termasuk

dalam kategori kurang ini menggambarkan bahwa keterampilan petani dalam

usahatani bawang merah dari segi keterampilan Pengendalian Hama dan Penyakit

Kurang optimal dalam mengelolah usahatani bawang merah.Karna petani tidak

memperhatikan pengaplikasian yang disampaikan penyuluh sehingga petani tidak

terlalu mengenal hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman bawang

merah.

Tabel 15. Rekapituasi Rata-rata Keterampilan Responden Mengenai TeknologiBudidaya Bawang Merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang

No Keterampilan Petani Skor Rata-rata Kategori

1

2

3

4

5

Persiapan Benih

Pengolahan Lahan

Penanaman

Pemeliharaan Tanaman dan Pemupukan

Pengendalian Hama dan Penyakit

2,51

2,04

2,60

2,57

2,31

Tinggi

Sedang

Tinggi

Tinggi

Sedang

Jumlah 12,03TinggiRata-rata 2,41

Sumber : Data primer yang telah diolah, 2015

Berdasarkan hasil penelitian bahwa keterampilan petani dilihat dari segi

keterampilan di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

memiliki nilai rata-rata 2,41 yang termasuk dalam kategori tinggi, ini

menggambarkan bahwa keterampilan petani dalam usahatani bawang merah dari

segi keterampilan sangat optimal dalam mengelolah usahatani bawang merah.

Page 62: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

48

Keterampilan petani dalam melakukan persiapan untuk memulai

usahataninya dimulai dari persiapan benih cukup baik tetapi masih ada beberapa

petani yang masih kurang terampil dalam hal penyimpanan. Petani tersebut

biasanya menyimpan benih selama 1-2 bulan dimana belum termasuk dalam umur

simpan benih yang cukup karena pada pertumbuhan berikutnya akan lebih rendah

hasilnya daripada benih yang telah siap tanam (telah cukup umur simpannya),

untuk pengolahan lahan sendiri para petani kurang terampil dalam mengolah

lahannya hal ini disebabkan karena petani kurang memperhatikan pembentukan

bedengan, dimana adanya bedengan berfungsi agar tanaman bawang merah tidak

selalu tergenang air, dan air yang disiramkan segera habis terserap.

Kemudian dalam penanaman bawang merah petani tidak terlalu

memperhatikan jarak tanam bawang merah tersebut karena di desa Mampu ini

kebanyakan petani menanam umbi benih yang berukuran besar namun petani

tidak memperhatikan jarak tanam untuk umbi benih yang besar dimana jarak

tanam yang dianjurkan yaitu 20 x 15 cm, tetapi petani banyak melakukan

penanaman dengan jarak 20 x 20 cm, ini hanya di anjurkan untuk jarak tanam

umbi yang berukuran besar.

Dan untuk pemeliharaannya, petani cukup terampil dalam memelihara

tanaman bawang merahnya hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata yang didapat

petani untuk cara pemeliharaannya cukup tinggi, ini membuktikan bahwa petani

terampil dalam melakukan pemeliharaan tanaman bawang merahnya. Walaupun

dalam penelitian ini saya mendapatkan beberapa petani yang kurang terampil

dalam melakukan perlindungan (proteksi) tanaman terhadap gangguan hama dan

Page 63: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

49

penyakit yang tidak melakukan perpaduan dengan tidak mengolah tanah yang

baik dan memperbaiki drainase tanah, mengatur pergiliran tanaman dan waktu

tanam secara serempak. Hal tersebut dapat melindungi serangan hama dan

penyakit pada tanaman bawang merah.

Selanjutnya pengendalian hama dan penyakit pada tanaman bawang

merah oleh petani kurang terampil karena dalam pengendalian hama dan penyakit

para petani perlu mengenali dengan baik hama dan penyakit apa yang sedang

menyerang tanaman bawang merah tersebut, Untuk mengetahui dengan baik jenis

hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah tersebut petani dapat

melakukan berbagai pengendalian seperti dengan mengumpulkan telur-telur hama

dan mencabut tanaman yang telah terserang penyakit kemudian

memusnahkannya, serta dapat memilih pestisida yang cocok untuk hama dan

penyakit yang menyerang tanaman bawang merah.

Dan untuk panen bawang merah itu sendiri, petani sudah cukup terampil

dalam melakukan panen dimana petani melakukan pemanenan pada saat tanah

kering dan cuaca cerah, ini dapat menghindari adanya serangan penyakit busuk

umbi pada saat umbi disimpan, selain itu juga petani sudah terampil dalam

menghindari adanya umbi yang tertinggal di dalam tanah dengan melakukan

penyiraman 1-2 hari sebelum dipanen.

Page 64: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

50

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja

Kabupaten Enrekang mengenai keterampilan petani dalam aplikasi teknologi

budidaya bawang merah, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan petani

dalam aplikasi teknologi bawang merah dari segi pengetahuan keseluruhan

responden memperoleh nilai rata-rata 2,41 yang termasuk dalam kategori tinggi,

dari segi keterampilan memperoleh nilai rata-rata 2,41 kategori tinggi

6.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Penulis memberikan

sedikit saran yang dimaksudkan untuk dapat memberikan manfaat kepada pihak-

pihak yang membutuhkan. Adapaun saran-saran tersebut yaitu :

1. Usahatani tanaman bawang merah merupakan salah satu komiditi sayuran

yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk itu diharapkan para

petani bawang merah lebih meningkatkan, memperbaiki, dan

mengembangkan usahataninya agar para petani dapat lebih meningkatkan

pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi bagi

perkembangan ekonomi wilayahnya.

2. Diharapkan para petani lebih meningkatkan keterampilan dalam

mengelola usahatani bawang merah ini baik dari segi pengetahuan,

keterampilan, maupun sikap dengan cara menggali dan mencari terus

menerus informasi tentang bagaimana cara budidaya tanaman bawang

Page 65: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

51

merah yang baik dan benar agar para petani dapat lebih meningkatkan

produksinya dan diperoleh juga hasil tanaman bawang merah yang

bermutu baik.

3. Untuk para penyuluh agar lebih dan instansi-instansi yang terkait agar

selalu memberikan informasi, bimbingan dan inovasi baru kepada para

petani agar pengetahuan dan keterampilan masyarakat petani lebih

meningkat, sehingga dalam menjalankan usahataninya para petani tidak

mendapat kendala yang dapat menghambat usahataninya.

Page 66: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

52

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. enrekangkab.go.id/index.php/potensi/pertanian.

Anonim, 2015. Budidaya Bawang Merah, Pusat Pengembangan dan PenelitianHoltikutura Departemen Pertanian, Jakarta.

Anonim, 2015. Kementerian Pertanian Badan, Pengembangan SDM Pertanian,Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian.

Departemen Pertanian. Statistik Produksi Hortikultura 2008-2012, Jakarta.

Duriat, AS., Soetiarso. L, Prabaningrum, R. Sutarya. 1994. PenerapanPengendalian Hama-penyakit Terpadu pada Budidaya Bawang Merah.Badan Litbang Petanian Puslitbang Hort, Balithort Lembang.

Hernanto, F. 2003. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Jaya, 1999. Pengantar Agribisnis dan Aplikasinya. Unpad Press, Bandung.

Kartosapoetro, A.G, 2001. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara,Jakarta.

Mardikianto, 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. PusatPengembangan Agrobisnis dan Perhutanan Sosial, Surakarta.

Putrasamedja, S. dan Suwandi. 1996. Monograf no. 5; Varietas Bawang MerahIndonesia. Balitsa, Bandung.

Padmowihardjo, S. 1994. Psikologi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka,Jakarta.

Rahayu, E., Berlian, N., 2004. Mengenal Varietas Ungul dan Cara BudidayaKontinyu Bawang Merah, Penebar Swadaya, Jakarta.

Rukmana, R. 1995. Bawang merah Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen.Kanisius, Jakarta.

Syafiuddin. 2010. Keterampilan Petani. Depdiknas. http://www.geogle.comKeterampilan-petani (diakses 4 Februari 2014).

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1999. Metode Penelitian Survei. Jakarta,PT Pustaka LP3ES.

Page 67: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

53

Soeharjo dan Patong. 1913. Pengalaman Berusahatani. http://www.geogle.comPengalaman-Berusahatani (diakses 4 Februari 2014).

Soekanto, S. 1996. Kamus Sosiologi. CV Rajawali, Jakarta.

Soekarwati. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia, Jakarta.

Sunaryono, H dan P Soedomo. 1983. Budidaya Bawang Merah. CV Sinar Baru,Bandung.

Wibowo, S. 1999. Budidaya Bawang Putih, Bawang Merah dan Bawang Bombay.Penebar Swadaya, Jakata.

Page 68: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

LAMPIRAN 2. KETERAMPILAN RESPONDEN MENGENAI TEKNOLOGI BUDIDAYABAWANG MERAH

NONAMA

RESPONDEN

TEKNOLOGIPERSIAPAN BENIH

A B CT KT TT T KT TT T KT TT

1 NASIR 2 2 32 JAFAR 3 1 33 SARIF 1 3 3 14 MAHMUD 3 3 35 HAKIM 2 36 JUMAIL 3 3 37 DAHLAN 1 2 38 GANING 3 1 39 AMMANG 2 3 310 HASAN 3 1 211 JUALI 3 3 312 SALAMA 3 1 313 HAIRUL 2 3 314 TAJUDDIN 3 3 215 LAHUDDIN 1 3 316 SUKARDI 3 2 317 SIRIMIN 2 3 318 ASSA 3 3 319 MUTTAR 3 3 120 BADDU 3 3 221 SAHAR 3 3 1 322 FAISAL 3 3 323 SAFRI 3 3 124 JAHARA 3 3 225 KAMAL 3 1 2

JUMLAH 51 10 3 45 6 7 135 10 2RATA-RATA 2,56 2,32 2,64

KRITERIA TINGGI TINGGI TINGGI

Keterangan:

Terampil (T) : 2,34 - 3,00

Kurang Terampil (KT) : 1,67 - 2,33

Tiadak Terampil (TT) : 1,00 - 1,66

Page 69: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

LAMPIRAN 3. KETERAMPILAN RESPONDEN MENGENAI TEKNOLOGI BUDIDAYABAWANG MERAH

NO NAMARESPONDEN

TEKNOLOGIPENGELOLAAN LAHAN

A B C D ET KT TT T KT TT T KT TT T KT TT T KT T

T1 NASIR 3 2 3 1 32 JAFAR 2 3 2 3 23 SARIF 3 2 2 2 34 MAHMUD 2 2 3 3 25 HAKIM 3 2 2 2 26 JUMAIL 2 2 2 2 2

7 DAHLAN 2 2 3 1 2 2

8 GANING 2 2 2 3 2

9 AMMANG 1 3 2 2 3

10 HASAN 2 2 2 1 2

11 JUALI 3 2 1 2 2

12 SALAMA 1 2 3 2 3

13 HAIRUL 2 2 1 2 2

14 TAJUDDIN 1 2 2 3 2

15 LAHUDDIN 2 2 2 1 1

16 SUKARDI 2 2 1 2 2

17 SIRIMIN 3 2 2 2 2

18 ASSA 2 2 2 3 3

19 MUTTAR 2 2 2 2

20 BADDU 2 3 1 2 2 1

21 SAHAR 1 2 2 1 2

22 FAISAL 2 2 2 2 2

23 SAFRI 2 2 2 3 2

24 JAHARA 2 2 2 2 2

25 KAMAL 2 2 2 2 2

JUMLAH 15 32 4 9 40 2 9 36 4 18 30 4 15 34 3

RATA-RATA 2,04 2,04 1,96 2,08 2,08KRITERIA SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG

Keterangan:Terampil (T) : 2,34 - 3,00Kurang Terampil (KT) : 1,67 - 2,33Tiadak Terampil (TT) : 1,00 - 1,66

Page 70: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

LAMPIRAN 4. KETERAMPILAN RESPONDEN MENGENAI TEKNOLOGI BUDIDAYABAWANG MERAH

NO NAMARESPONDEN

TEKNOLOGIPENANAMAN

A B C DT KT TT T KT TT T KT TT T KT TT

1 NASIR 1 3 3 22 JAFAR 3 2 1 33 SARIF 3 3 3 14 MAHMUD 3 2 1 35 HAKIM 3 3 3 36 JUMAIL 3 2 3 37 DAHLAN 2 3 1 38 GANING 3 3 3 39 AMMANG 2 1 1 310 HASAN 3 3 3 311 JUALI 3 1 3 112 SALAMA 1 3 2 313 HAIRUL 3 2 3 314 TAJUDDIN 3 3 3 315 LAHUDDIN 3 3 2 316 SUKARDI 3 3 3 317 SIRIMIN 3 2 2 318 ASSA 3 3 3 219 MUTTAR 3 1 2 320 BADDU 3 3 3 321 SAHAR 2 3 2 322 FAISAL 1 3 3 323 SAFRI 3 3 3 2

24 JAHARA 3 3 3 325 KAMAL 3 3 3 3

JUMLAH 57 6 3 51 10 3 48 10 4 60 6 2RATA-RATA 2,64 2,56 2,48 2,72

KRITERIA TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI

Keterangan:

Terampil (T) : 2,34 - 3,00

Kurang Terampil (KT) : 1,67 - 2,33

Tiadak Terampil (TT) : 1,00 - 1,66

Page 71: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

LAMPIRAN 5. KETERAMPILAN RESPONDEN MENGENAI TEKNOLOGI BUDIDAYABAWANG MERAH

NO NAMARESPONDEN

TEKNOLOGIPEMELIHARAAN TANAMAN DAN PEMUPUKANA B C D

T KT TT T KT TT T KT TT T KT TT1 NASIR 2 3 3 32 JAFAR 1 3 2 33 SARIF 3 3 2 34 MAHMUD 3 3 3 25 HAKIM 3 3 2 36 JUMAIL 1 1 3 17 DAHLAN 3 3 1 18 GANING 2 3 3 39 AMMANG 3 3 1 310 HASAN 3 2 3 211 JUALI 3 3 3 312 SALAMA 2 2 3 313 HAIRUL 3 3 3 314 TAJUDDIN 3 3 3 315 LAHUDDIN 3 3 2 216 SUKARDI 3 3 3 317 SIRIMIN 3 3 1 218 ASSA 3 2 3 319 MUTTAR 1 2 2 320 BADDU 2 3 2 221 SAHAR 3 2 3 322 FAISAL 3 3 2 123 SAFRI 3 3 3 324 JAHARA 1 3 325 KAMAL 3 3 3

JUMLAH 54 8 3 54 10 2 45 14 3 51 10 3RATA-RATA 2,6 2,64 2,48 2,56

KRITERIA TINGGI TINGGI TINGGI TINGGI

Keterangan:

Terampil (T) : 2,34 - 3,00

Kurang Terampil (KT) : 1,67 - 2,33

Tiadak Terampil (TT) : 1,00 - 1,66

Page 72: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

LAMPIRAN 6. KETERAMPILAN RESPONDEN MENGENAI TEKNOLOGI BUDIDAYABAWANG MERAH

NO NAMARESPONDEN

TEKNOLOGIPENGENDALAIAN HAMA DAN PENYAKIT

A B C DT KT TT T KT TT T KT TT T KT TT

1 NASIR 3 3 3 32 JAFAR 1 2 1 23 SARIF 3 2 2 24 MAHMUD 1 2 2 25 HAKIM 2 3 2 26 JUMAIL 2 2 3 27 DAHLAN 2 2 2 38 GANING 2 2 2 29 AMMANG 2 2 2 210 HASAN 2 2 2 211 JUALI 2 2 2 112 SALAMA 2 2 2 213 HAIRUL 2 3 2 214 TAJUDDIN 1 2 2 115 LAHUDDIN 2 2 2 216 SUKARDI 1 3 2 117 SIRIMIN 2 2 1 218 ASSA 1 2 2 319 MUTTAR 3 2 2 220 BADDU 2 3 2 221 SAHAR 1 2 2 222 FAISAL 2 2 2 223 SAFRI 2 1 2 224 JAHARA 2 1 2 1

25 KAMAL 2 1 2 2JUMLAH 9 32 7 15 34 3 9 40 2 9 36 4

RATA-RATA 1,92 2,08 2,04 1,96KRITERIA SEDANG SEDANG SEDANG SEDANG

Keterangan:

Terampil (T) : 2,34 - 3,00

Kurang Terampil (KT) : 1,67 - 2,33

Tiadak Terampil (TT) : 1,00 - 1,66

Page 73: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …
Page 74: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

I. Identifikasi Responden

a) Nama Responden :......................................................b) Umur :......................................................c) Pendidikan Akhir :......................................................d) Pengalaman Usaha Tani :......................................................e) Jumlah Tanggungan :......................................................f) Luas Lahan :......................................................

II. Keterampilan Responden Mengenai Teknologi Budidaya BawangMerah

No Teknologi BudidayaBawang Merah

Aspek yang Diuji T KT TT

1 Persiapan Benih Umur simpan benih 3-4 bulan. Umur panen saat calon umbi benih

ditanam 75-80 hari. Sebelum ditanam, umbi benih

dibersihkan terlebi dahulu dari kulit-kulit yang kering dan bila pertunasanbelum kelihatan diujung umbi, makasebaiknya ujung umbi dipotong 1/3agar mempercepat munculnya tunas.

2 Pengolahan Lahan Lebar bedengan 180-200 cm. Jarak antar bedengan 50-60 cm. Got keliling 60 cm dan kedalaman 50

cm. Penaburan pupuk kandang saat

pembuatan bedengan. Setelah tanah dipupuk maka tanah

diairi agar pupuk dapat meresap kedalam tanah.

3 Penanaman Jarak tanam 20 cm x 15 cm. Jarak tanam umbi benih besar 20 cm x

20 cm. Penanaman dengan menanam 2/3

bagian umbi kedalam tanah, 1/3bagiannya di atas tanah.

Benih sebelum ditanam lebih baikdibersihkan dan diseleksi terlebih duluagar pertumbuhan tanaman menjadibaik.

Page 75: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

4 PemeliharaanTanaman

Cara mengairi dengan melakukanpenyiraman selama -+30 menit denganalat bantu ( kincir air) Pemberian pupuk dilakukan secara

larikan dan dibenamkan ke dalamtanah atau ditutup dengan tanahsetebal lebih kurang 10 cm.

Penyulaman dilakukan secepatnyabagi tanaman yang mati/sakit denganmengganti tanaman yang sakit denganbibit yang baru.

Perlindungan tanaman terhadapgangguan hama dan penyakitdilakukan secara terpadu, yaitumeliputi perpaduan : Menggunakanbenih atau bibit yang sehat, Mengolahtanah yang baik dan memperbaikidrainase tanah, Mengatur pergilirantanaman dan waktu tanam secaraserempak, Memasang perangkaphama dan mengamati tanamansecara kontinu, serta Mengaplikasikanpestisida secara selektif.

5 Pengendalian Hamadan Penyakit

Pengendalian hama ulat bawang dapatdilakukan dengan mengumpulkan telurdan ulat lalu dimusnahkan.

Pengendalian ulat tanah dapatdilakukan secara terpadu, yaitu dengancara melakukan pergiliran tanaman,mengatur tanam secara serantak,pengolahan tanah yang baik, danmengumpulkan dan mematikan ulat.

Penyakit layu Fusarium, tanamanyang terserang dicabut lalu dibuangatau dibakar di tempat yang jauhPreventif kendalikan dengan GLIO.

Penyakit trotol, gunakan fungisidaefektif antara lain Antracol 70 WP,Daconil 70WP

Keterangan :

Terampil (T) : 3 Kurang Terampil (KT) : 2 Tidak Terampil (TT) : 1

(...................................)

Page 76: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Lampiran 1. Identitas Responden Kelompok Tani Bawang Merah di DesaMampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang

No Nama Umur(thn)

PendidikanTanggungan

Keluarga(jml)

PengalamanUsahatani

LuasLahanGarapan

1 NASIR 44 SD 5 20 1,5

2 JAFAR 43 SD 6 20 1,3

3 SARIF 25 SMA 0 5 0,75

4 MAHMUD 39 SMP 3 18 1,05 HAKIM 27 SMA 2 9 0,75

6 JUMAIL 34 SD 2 13 1,07 DAHLAN 25 SMP 1 6 0,75

8 GANING 33 SD 3 12 1,09 AMMANG 38 SMP 3 17 1,4

10 HASAN 37 SMP 5 10 1,0

11 JUALI 36 SD 3 16 1,212 SALAMA’ 50 SD 7 34 1,813 HAIRUL 32 SD 2 12 1,014 TAJUDDIN 29 SMA 5 11 1,115 LAHUDDIN 47 SD 4 30 1,516 SUKARDI 38 SMA 3 13 1,817 SIRIMIN 26 SD 1 8 0,518 ASSA’ 28 SMA 3 9 1,219 MUTTAR 29 SD 1 11 1,220 BADDU 37 SMP 2 15 1,021 SAHAR 34 SMA 7 14 1,022 FAISAL 28 SMA 3 7 0,7523 SAPRI 30 SD 3 14 0,524 JAHARA 44 SD 5 23 2,025 KAMAL 27 SD 3 10 0,75

Jumlah 889 87 368 26,05Rata-rata 35,56 3,48 14,72 1,042

Page 77: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Lampiran 2. Keterampilan Responden Mengenai Teknologi Budidaya BawangMerah

NoNamaResponden

Keterampilan Responden Total Rata-rata

I II III IV V

1 NASIR 2 2 3 2 1 12 2

2 JAFAR 2 2 3 3 2 14 2,33

3 SARIF 3 2 3 3 2 16 2,67

4 MAHMUD 2 2 2 3 2 13 2,17

5 HAKIM 3 2 2 2 3 15 2,5

6 JUMAIL 2 1 2 3 2 12 2

7 DAHLAN 3 2 2 2 2 13 2,17

8 GANING 2 1 3 2 1 11 1,83

9 AMMANG 3 3 2 2 2 15 2,5

10 HASAN 2 2 3 2 1 12 2

11 JUALI 2 2 3 2 2 14 2,33

12 SALAMA’ 3 2 2 3 2 14 2,33

13 HAIRUL 3 2 2 2 2 13 2,17

14 TAJUDDIN 3 3 3 3 3 18 3

15 LAHUDDIN 2 1 3 3 2 14 2,33

16 SUKARDI 3 2 3 2 3 16 2,67

17 SIRIMIN 2 1 2 2 2 12 2

18 ASSA’ 3 2 3 3 3 17 2,83

19 MUTTAR 3 2 3 2 2 15 2,5

20 BADDU 2 1 2 2 1 10 1,67

21 SAHAR 3 2 3 3 3 17 2,83

22 FAISAL 2 2 3 3 2 14 2,33

23 SAPRI 2 1 3 2 1 12 2

24 JAHARA 2 2 3 2 2 13 2,17

25 KAMAL 2 1 3 2 1 11 1,83

Jumlah 61 45 66 60 49 343 57,17

Rata-rata 2,44 1,8 2,64 2,4 1,96 13,72 2,29

Kriteria T S T T S S

Keterangan :

Rendah (R) : 1,00 - 1,66

Sedang (S) : 1,67 - 2,33

Tinggi (T) : 2,34 - 3,00

Page 78: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Gambar 1. Lahan yang siap di Tanami

Gambar 2 : Penanaman Bawang Merah

Page 79: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Gambar 3 . Bawang merah saat umur 10 hari

Page 80: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

Gambar 4. Pemupukan Bawang merah saat umur 15 hari

Gambar 5. Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Budidaya Tanaman

Bawang Merah

Page 81: KETERAMPlLAN PETANI DALAM APLIKASI TEKNOLOGI …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

KAHARUDDIN, dilahirkan di Mampu tanggal

10juli 1991, anak dari pasangan MAMMI dan MINTANG,

dan merupakan anak ke 4 dari 5 bersaudara. Jenjang

pendidikan formal yang pernah dilalui adalah sebagai

berikut :

a. Masuk di SDN 57 sangeran tahun 1999 dan lulus pada tahun 2005

b. Masuk di mts madrasatsanawia kalosi tahun 2005 dan lulus pada tahun

2008

c. Masuk di SMK N 1 ENREKANG’ tahun 2008 dan lulus pada tahun 2011

d. Pada tahun 2011 masuk pergururn tinggi Universitas Muhammadiyah

Makassar Fakultas Pertanian Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi

Pertanian.

Tugas akhir dalam Pendidikan Tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi

yang berjudul Keterampilan petani dalam aplikasi teknologi budidaya bawang

merah di Desa Mampu Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.