Ketenagakerjaan

34
SISTEM EKONOMI INDONESIA KARAKTERISTIK , KETENAGAKERJAAN, DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA DISUSUN OLEH NAMA : HALIDAH SUKMA NIM : 1102015261 PRODI : ADM NEGARA

description

tenaker

Transcript of Ketenagakerjaan

SISTEM EKONOMI INDONESIA

KARAKTERISTIK , KETENAGAKERJAAN, DAN

PENGANGGURAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH

NAMA : HALIDAH SUKMA

NIM : 1102015261

PRODI : ADM NEGARA

Ketenagakerjaan 

1

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, Anda diharapkan mampu memahami

kondisiketenagakerjaan Indonesia berikut dampaknya terhadap aktivitas dan pembangunan

eko-nom i .

Setiap tahun, dunia pendidikanIndonesia (SD, SMP, SMA, perguru-an tinggi) mengeluarkan ribuan

lu-lusan. Tidak sedikit dari para lulusanitu mencoba melamar kerja. Akantetapi, tentu saja, tidak semua

pela-mar dapat diterima di dunia kerja.Besarnya hasrat orang untuk mendapatkan pekerjaan

menjadikan jumlah angkatan kerja bertambah.Padahal, lapangan kerja yang terse-dia terbatas

sehingga sering terjadiketidakseimbangan antara angkatankerja dan lapangan kerja. Denganmengikuti

uraian bab ini, Anda akanmengetahui dunia ketenagakerjaankita yang sarat dengan masalah

danmemerlukan pemecahan.

 

Ketenagakerjaan 

3

A . K e s e m p a t a n K e r j a

1 . P e n g e r t i a n K e s e m p a t a n K e r j a

Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting. Manusia be-kerja untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Agar seseorang dapat bekerja dibu-tuhkan kesempatan kerja.Manusia harus bekerja untuk

mempertahankan hidupnya. Di dalam produksi,tenaga manusia merupakan faktor produksi yang penting dan

menentukan. De-ngan bekerja, orang akan memperoleh uang atau imbalan jasa untuk membiayaikebutuhan

hidupnya. Untuk itu, semua anggota masyarakat yang sudah dewasaharus memperoleh kesempatan

kerja dan dapat memilih pekerjaan tertentu se-suai dengan bakat dan keahliannya.Kesempatan kerja (

demand for labour 

) ialah jumlah lapangan pekerjaan yangtersedia untuk angkatan kerja. Di Indonesia masalah, kesempatan kerja

ini dijamindi dalam UUD 1945 Pasal 27 Ayat (2) yang berbunyi, Tiap-tiap warga negaraberhak atas pekerjaan

dan penghidupan yang layak. Dengan begitu jelas, peme-rintah bertanggung jawab atas penciptaan

kesempatan kerja serta perlindunganterhadap tenaga kerja. Hal ini dimaksudkan agar melalui pekerjaannya setiap

warganegara dapat hidup layak.

2 . A n g k a t a n K e r j a

Tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan barang dan/atau

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendirimaupun untuk masyarakat (UU No. 13/2003 tentang

Ketenagakerjaan). Ada-pun angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas yang secaraaktif

melakukan kegiatan ekonomis (Biro Pusat Statistik, 1983). Angkatan kerjaterdiri atas penduduk

yang berciri sebagai berikut:a . b e k e r j a ; b.mempunyai pekerjaan tetap, tetapi

sementara tidak bekerja;c.tidak memiliki pekerjaan sama sekali, tetapi mencari

pekerjaan secara aktif.Mereka yang berumur 15 tahun atau tidak bekerja atau tidak mencari

pekerjaankarena bersekolah, mengurus rumah tangga, pensiun, atau secara fisik dan men-tal tidak

memungkinkan untuk bekerja tidak dimasukkan adalam angkatan kerja(Ida Bagus Mantra,

2003: 225). Selanjutnya, perhatikan bagan berikut.

  A . T e n a g a k e r j a (

man power 

) (15 tahun)1 . A n g k a t a n k e r j a (

labour force 

)a . P e k e r j a (

work force 

 

4

Ekonomi SMA/MA Kelas XI 

 Adapun bagan pemilihan penduduk berdasarkan pendekatan angkatan kerjaadalah sebagai berikut.

B .Ka rak te r i s t i k Penduduk I ndones ia

Sebagaimana telah kita diketahui, Indonesia memiliki penduduk dalam jumlah besar yang

persebarannya tidak merata dan laju pertumbuhannya relatiftinggi. Dilihat dari perspektif sosial sebagian

besar penduduk tinggal di daerahp e d e s a a n t e r u t a m a d i P u l a u J a w a . K e t i d a k -

m e r a t a a n j u m l a h p e n d u d u k   antardaerah menimbulkan masalah bagi kota yang didatangi atau

menyangkutpenyediaan lapangan kerja; pemukiman; kriminalitas; dan masalah-masalahsosial

yang lain.Sekitar 60% penduduk Indonesia bermukim di Pulau Jawa yang luasnyahanya 7% dari luas wilayah

seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Pulau Jawamemiliki kepadatan penduduk tertinggi di

Indonesia.Dalam perspektif jenis kelamin, proporsi penduduk perempuan lebih besardaripada

penduduk laki-laki. Namun selisihnya sangat tipis. Sepanjang kurun waktu 1971 1990

terdapat kecenderungan penduduk laki-laki bertambah lebihcepat daripada pasangannya.

Dilihat dari perspektif usia, jumlah penduduk berumur 10 tahun ke atas (batas usia kerja di

Indonesia) tiga kali lebih besard a r i p a d a j u m l a h p e n d u d u k b e r u m u r k u r a n g

d a r i 1 0 t a h u n . P e m e r i n t a h menargetkan laju pertumbuhan ini turun menjadi 1,7% per tahun

pada akhirRepelita VI dan pada akhir PJP II dapat ditekankan lagi menjadi hanya 0,9%.Dengan

skenario laju pertumbuhan semacam ini, maka pada tahun 2020 kelak diperkirakan penduduk kita

berjumlah sekitar 260 juta jiwa.Dilihat dengan perspektif regional, provinsi berpenduduk

terpadat adalahDaerah Khusus Ibukota Jakarta. Luas DKI Jakarta hanya 0,03% dari seluruh wilayah

Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 4,60% dari penduduk  Indonesia. Akan

tetapi, Jakarta bukanlah provinsi yang tertinggi laju pertum-buhannya. Predikat terakhir ini dipegang

oleh Kalimantan Timur yang dalamperiode 1980 1990 laju pertumbuhan penduduknya

rata-rata 4,42% pertahun. Jumlah penduduknya sendiri hanya sekitar 1% proporsi nasional,

dengankepadatan 9 orang per kilo meter persegi.

 

Ketenagakerjaan 

5

Wilayah dengan penduduk terjarang adalah Provinsi Irian Jaya. Setiapkilometer persegi

wilayahnya hanya dihuni oleh 4 orang, padahal luasnya lebihdari seperlima wilayah negara.

Daerah Istimewa Jogjakarta merupakan provinsidengan laju pertumbuhan penduduk terendah, rata-rata

hanya 0,57% per tahununtuk kurun waktu 1980 1990. Akan tetapi kepadatannya menempati

urutankedua tertinggi sesudah DKI Jakarta, sekitar 10 kali kepadatan

penduduk Indonesia.Sampai dengan akhir Repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut

 jenis 

 

kelamin 

diperkirakan tidak akan berubah dimana penduduk perempuanmasih tetap lebih banyak

daripada laki-laki. Angka rata-rata harapan hidupmeningkat dari 62,7 tahun pada akhir Pelita V yang lalu

menjadi 64,6 tahunpada akhir Repelita VI yang akan datang.

1 . K u a l i t a s P e n d u d u k

Taraf pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya masih rendah.Sampai dengan

tahun 1991, lebih dari tiga perempat penduduk yang berusia10 tahun ke atas tidak mengenyam

pendidikan sekolah menengah tingkatpertama, terutama mereka yang tinggal di pedesaan.

Bahkan sekitar 12% daripenduduk berusia 10 tahun ke atas itu tidak sekolah sama

sekali. Dalamperspektif spasial, penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak

sampaimengenyam bangku SMTP jauh lebih banyak di daerah pedesaan daripada didaerah perkotaan.

2 . A n g k a t a n K e r j a I n d o n e s i a

Sekitar tiga perempat penduduk Indonesia termasuk di dalam batas usiakerja. Dengan kata lain

seperempat penduduk tidak tergolong sebagai tenagakerja karena belum berumur 10 tahun. Pada

tahun 1993, jumlah tenaga kerjatercatat sebanyak 143,8 juta orang, namun tidak semua dari jumlah ini

yangtergolong sebagai angkatan kerja. Proporsi tenaga kerja yang tergolong sebagaiangkatan kerja hanyalah

sekitar 55% 60%. Pertumbuhan jumlah tenaga kerja lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah

penduduk secara keseluruhan. Halitu disebabkan karena struktur penduduk kita menurut

komposisi umur, masihdidominasi penduduk berusia muda.

.Hubungan Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja, dan Pengangguran

1 . A n g k a t a n K e r j a

Seperti sudah disinggung di atas, angkatan kerja

(labour force) 

merupakansebagian dari jumlah penduduk yang seminggu sebelum sensus sudah bekerja,baik

sedang bekerja atau sementara sedang tidak bekerja dengan berbagai alasanseperti sedang menunggu

panen atau cuti. Tidak semua angkatan kerja akanmendapat kesempatan kerja, karena

lapangan kerja yang tersedia belum tentudapat menyerapnya.

2 . P e n g a n g g u r a n

 Adakah orang-orang di sekitar Anda yang tidak bekerja? Apakah merekamasih terlalu muda atau sudah

tua? Angkatan kerja yang tidak terserap dalamkesempatan kerja sehingga belum kerja atau sudah

bekerja tetapi karena sesuatuhal tidak bekerja secara optimal disebut pengangguran

(unemployment) 

.

3 . K e s e m p a t a n K e r j a

K e s e m p a t a n k e r j a

( d e m a n d f o r l a b o u r )  

a d a l a h s u a t u k e a d a a n y a n g menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan

kerja) untuk diisi oleh parapencari kerja.Kondisi perekonomian yang terjadi akhir-akhir ini menambah

banyaknya jumlah pengangguran karena adanya PHK dari perusahaan yang gulung tikaratau merug

 

Ketenagakerjaan 

7

D.Macam-macam Penggangguran dan Penyebabnya

1 .Macam-macam Penganggu ran

Pengangguran tidak hanya menjadi masalah bagi pribadi yang bersangkutant e t a p i j u g a b a g i

n e g a r a n y a . M a c a m - m a c a m p e n g a n g g u r a n d i t i n j a u d a r i penyebabnya,

antara lain, sebagai berikut.

a . P e n g a n g g u r a n K o n j u n g t u r  

Pada waktu kegiatan ekonomi mengalami kemunduran, perusahaan harusmengurangi kegiatan produksi,

baik dengan mengurangi produksi maupundengan mengu rang i sebag ian t enaga

ke r j a . Kemundu ran ekonomi akan menaikkan tingkat pengangguran dalam

masyarakat. Pengangguran yangdisebabkan oleh adanya siklus konjungtur (perubahan

kegiatan perekonomian)disebut dengan pengangguran konjungtur.

b . P e n g a n g g u r a n T e k n o l o g i

Bagaimanakah perusahaan mengerjakan pembukuan keuangan yang terjadisebelum ada komputer?

Perusahaan membutuhkan banyak pekerja yang pahamakuntansi untuk mengerjakan pembukuannya. Namun

setelah ada komputer yang dilengkapi dengan sistem akuntansi, maka kehadiran pekerja-pekerja terse-but tidak

dibutuhkan lagi. Perusahaan hanya membutuhkan pekerja yang meng-hasilkan sistem dalam

komputer.Pengangguran yang disebabkan oleh penggunaan mesin-mesin yang mo-dern dan serba otomatis,

sehingga tenaga kerja manusia dikurangi, bahkan ditia-dakan disebut pengangguran teknologi.

c . P e n g a n g g u r a n M u s i m a n

Pengangguran musiman merupakan pengangguran yang disebabkan olehpengaruh musim. Pada saat

musim tanam dan panen, banyak petani yangturun ke sawah dan ladang untuk melakukan

aktivitas mereka. Namun, di saatselang waktu antara kedua musim tersebut petani tidak banyak

melakukanaktivitas. Mereka hanya menggembalakan ternak atau sekadar istirahat di rumah.Pada saat ini,

petani merupakan pengangguran musiman.

d . P e n g a n g g u r a n S t r u k t u r a l

Pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur dan kegiatan ekonomi

sebagai akibat perkembangan ekonomi. Ada dua kemungkinan yang menyebabkan pengangguran struktural,

yaitumenurunnya permintaan dan teknik produksi yang semakin canggih.

1 ) P e r m i n t a a n M e n u r u n  

Salah satu contoh pengangguran struktural yang disebabkan oleh berkurang-nya permintaan ialah

pengangguran yang terjadi di kalangan tukang jahit dantukang sepatu tradisional. Hal ini disebabkan

oleh adanya perkembangan industry

 

garmen atau konveksi dan industri sepatu modern. Para konsumen lebih sukamembeli baju dan

sepatu siap pakai.

2 )Mak in Cangg ihnya Tekn i k P roduks i  

ak to r i n i memungk inkan sua tu pe rusahaan pada wak tu yang

sama menaikkan produksi sekaligus mengurangi tenaga kerja. Mesin berat dapatdigunakan

untuk mendorong dan meratakan tanah atau menggali parit untuk membersihkan kawasan. Penggunaan

mesin-mesin ini akan mengurangi tenagamanusia yang diperlukan dalam kegiatan membangun jalan raya.

e . P e n g a n g g u r a n

 

Normal

Pengangguran yang disebabkan memang belum mendapat pekerjaankarena

pendidikan dan keterampilan yang tidak memadai.Dari uraian di atas dapat kita simpulkan

beberapa hal yang menye-babkanpengangguran sebagai berikut.1)Penduduk yang relatif

banyak, sedangkan lapangan kerja atau lapanganusaha belum dapat

menampung.2)Pendidikan dan keterampilan yang rendah dan tidak siap

kerja.3 ) T e k n o l o g i y a n g s e m a k i n m o d e r n . 4 )Pengusaha yang se la l u

menge ja r keun tungan dengan ca ra me lakukan penghematan-

penghematan.5)Ketidakstabilan perekonomian, politik, dan keamanan suatu negara.

f . P e n g a n g g u r a n T e r s e l u b u n g

(Diseguiseed Unemployment) 

Seorang lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program TeknologiPertanian, karena sesuatu hal

terpaksa bekerja sebagai pelayan toko, yangsebenarnya tidak sesuai dengan bakat dan

keterampilannya. Lulusan inimerupakan pengangguran terselubung. Pengangguran terselubung

merupakantenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena sesuatu alasan

tertentu,misalnya karena tidak memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dengan bakatdan

kemampuannya.

g . P e n g a n g g u r a n T e r b u k a

(Open Unemployment) 

Pengangguran terbuka adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai

pekerjaan. Ada yang sudah berusaha secara maksimal tapi belummemperoleh pekerjaan, tetapi

ada juga yang tidak berusaha mencari pekerjaankarena malas.

 

 Angkatan tidak produktif Angkatan produktif Angkatan belum produktif> 64 th10 th 64 thanak 0 10

thPekerjaan jasmaniPekerjaan rohaniPekerjaan terdidik Pekerjaan terlatihPekerjaan tidak terdidik dantidak

terlatihPekerjaan langsungPekerjaan tidak langsungBekerja pada orang lainWirausahaPekerjaan

keluargaPengangguran konjungturPengangguran teknologiPengangguran musimanPengangguran

strukturalPengangguran normal AngkatanKerjaPekerjaanPengangguranSifat PekerjaKeahlianPekerjaanKaitan

denganProduksiKedudukanPekerjaanPengangguranTerselubungPengangguranTerbuka

Karakteristik Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Karakteristik

penduduk menurut umur dapat ditabulasi silang dengan jenis kelamin atau dapat

juga ditabulasi silang dengan karakteristik sosial misalnya penduduk menurut umur

dan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk menurut umur dengan

tempat tinggal, penduduk menurut umur dengan status pekerjaan dll.

Di bawah ini adalah Tabel jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP

2000 yang dikelompokkan menurut jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan

menurut kelompok umur 5 tahunan.

Tabel 1.

Jumlah Penduduk Indonesia menurut Umur dan Jenis Kelamin,

(x 1000)

Kel. Umur

Laki-laki

Perempuan

& Perempuan

Rasio Jenis Kelamin

0-4

10188,7

9832,7

20021,4

104

5-9

Data Statistik Indonesia

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24

November, 2013, 10:08

11157,3

10788,9

21946,2

103

10-14

10824,1

10413,9

21238,0

104

Data Statistik Indonesia

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24

November, 2013, 10:08

15-19

10652,3

10611,7

21264,0

100

20-24

9759,0

10333,2

20092,2

Data Statistik Indonesia

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24

November, 2013, 10:08

94

25-29

9135,4

9596,1

18731,5

95

30-34

8455,4

8507,0

Data Statistik Indonesia

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24

November, 2013, 10:08

16962,4

99

35-39

7537,0

7454,4

14991,4

101

40-44

6495,3

Data Statistik Indonesia

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal _PDF_POWERED _PDF_GENERATED 24

November, 2013, 10:08

6143,6

12638,9

106

45-49

5170,3

4689,9

9860,2

KETENAGAKERJAAN DI   INDONESIA

Posted on 30 Juni 2008 by Abdul Majid

Data dan informasi ketenaga-kerjaan sangat penting bagi penyusunan kebijakan, stategi dan

program ketenagakerjaan dalam rangka pembangunan dan pemecahan masalah

ketenagakerjaan saat ini dan masa datang. Kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan

yang baik dan benar sangat ditentukan oleh kondisi data dan informasi ketenagakerjaan yang

baik pula. Apabila telah tersusun kebijakan, strategi dan program ketenagakerjaan maka

kemungkinan besar masalah ketenagakerjaan akan dapat dipecahkan secara benar pula. Untuk

dapat menyediakan data dan informasi ketenagakerjaan yang akurat dan benar tersebut sangat

ditentukan oleh dukungan sistem informasi ketenagakerjaan yang baik dan handal. Sistem

informasi ketenagakerjaan yang dimaksud disini menyangkut arus data dan informasi dari

sumber data ke tempat pengolahan dan seterusnya ke pengguna data dan informasi

ketenagakerjaan khususnya para pengambil dan penyusun kebijakan, strategi dan program

ketenagakerjaan. Dalam era otonomi saat ini, masalah arus data dan informasi

ketenagakerjaan ini mengalami kemunduran.

Sumber data ketenagakerjaan seperti instansi yang bertanggung jawab dibidang

ketenagakerjaan yang berada di daerah baik Propinsi maupun Kabupaten/Kota tidak pernah

lagi mau mengirim data dan informasi ke pusat .Kondisi ini telah mempengaruhi keberadaan

data dan informasi ketenagakerjaan, yang pada akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan

yang dipergunakan saat ini masih bertumpu pada data dan informasi ketenagakerjaan yang

bersifat makro. Data dan informasi ketenagakerjaan makro tersebut, sampai saat ini belum

mampu untuk menjawab berbagai tantangan dan masalah ketenaga-kerjaan yang dihadapi.

Hal-hal yang bersifat mikro seperti data dan informasi pelatihan, hubungan industrial

(perselisihan dan pemogokan kerja) dan penempatan tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri

serta keselamatan, kecelakaan dan kesehatan kerja, usaha-usaha untuk peningkatan

produktivitas kerja dan pengupahan masih belum tersedia dengan baik dan benar.

Memperhatikan permasalahan diatas, maka sudah seharusnya dibangun suatu sistem

informasi ketenagakerjaan era baru, dengan tujuan agar data dan informasi ketenagakerjaan

yang bersifat mikro tersebut dapat tersedia dengan baik dan benar. Pembangunan sistem

informasi ketenagakerjaan seperti itu tidaklah mudah untuk diwujudkan, karena menghadapi

berbagai tantangan. Akan tetapi ada pepatah mengatakan : ?Masih ada jalan ke Roma?, yang

berarti kalau diusahakan dan dipikirkan secara terus menerus maka sistem informasi

ketenagakerjaan era baru dapat terbangun yang akhirnya data dan informasi ketenagakerjaan

yang akurat dan kontiniu baik yang bersifat makro maupun mikro dapat disediakan dengan baik

dan benar.

•  Komponen Sistim Informasi Ketenagakerjaan

Sistim informasi ketenagakerjaan merupakan kesatuan komponen yang terdiri atas

kelembagaan, sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, subtansi data dan

informasi yang terkait satu sama lain dalam satu mekanisme kerja (pengumpulan

pendatabasean, pengolahan, analisis, penyajian dan penyebarluasan data dan informasi

ketenagakerjaan). Pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan tidaklah dapat dilakukan

secara instant, tetapi perlu dibangun secara bertahap dan selanjutnya diujicobakan serta

disosialisasikan untuk disepakati oleh sumber data, pengelola dan pengguna. Hal ini perlu

ditegaskan karena dari pengalaman menunjukkan bahwa pembangunan lebih mudah dari

implementasi dan pemeliharaan. Oleh sebab itu pembangunan sistim informasi

ketenagakerjaan perlu direncanakan secara matang, agar dapat terlaksana dan diimplemen-

tasikan secara kontiniu oleh pengelola dan lembaga yang terkait dengan sistim informasi

ketenaga-kerjaan tersebut.

Pembangunan sistim informasi ketenagakerjaan menyangkut pembangunan berbagai

komponen yang telah disebutkan diatas. Komponen tersebut menyangkut;

•  Sumber Daya Manusia .

Pengelola dan Penyaji Data dan Informasi Ketenagakerjaan baik di tempat sumber data

dan pengguna harus mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan keahlian mengelola dan

menyajikan informasi ketenagakerjaan. Pengelola dan penyaji harus mengetahui data dan

informasi ketenagakerjaan baik jenis dan karakteristiknya, karena sangat berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan para pengguna data dan informasi ketenagakerjaan.

Selain pengetahuan akan data dan informasi ketenagakerjaan, seharusnya pengelola

dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan mengetahui, memahami dan dapat

mengaplikasikan teknologi informasi untuk memproses data dan informasi ketenagakerjaan

tersebut.

Pengelola dan penyaji harus kreatif dan inovatif dalam rangka mengumpulkan,

mendatabasekan mengolah dan menyajikan serta menyebarluaskan data dan informasi

ketenagakerjaan. Apabila pengelola dan penyaji data dan informasi ketenagakerjaan tersebut

tidak mempunyai pengetahuan, keahlian dan ketrampilan mustahil data dan informasi

ketenagakerjaan tersebut dapat tersedia secara akurat dan berkesinambungan.

Dengan demikian sumber daya manusia yang mengelola dan menyajikan data dan

informasi ketenagakerjaan merupakan prioritas yang harus dipersiapkan dalam sistim informasi

ketenaga-kerjaan, dengan kata lain tanpa adanya sumber daya manusia yang profesional,

maka sistim informasi ketenagakerjaan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan baik.

Pemerintah, Pengusaha dan Buruh Sepakat Bahas Ulang Draf Revisi UU Naker

Pemerintah, asosiasi pengusaha dan serikat buruh sepakat untuk duduk bersama membahas

ulang draft revisi UU no.13 tahun 2003 tentang ketenaga-kerjaan melalui forumtripartit.

Jika revisi perlu dilakukan, maka draft revisi hasil pembicaraan forum tripartit ini yang

akan diajukan ke DPR. Sedangkan draf revisi yang ada saat ini, hanya akan dijadikan bahan

acuan saja.

“Draf revisi saat ini hanya menjadi acuan saja, tergantung pada forum tripartit nanti, biar

dibicarakan di sana. Yang akan diberikan pemerintah kepada parlemen nanti adalah draf yang

mendapat referensi dari tripartit”

Sementara itu, meskipun mengaku menghargai sikap pemerintah yang mau duduk bersama

membahas persoalan itu, namun Ketua umum Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia,

menyatakan para buruh tetap waspada menunggu hasil yang akan disepakati dalam forum

tripartit itu.

jika pemerintah tidak akomodatif terhadap aspirasi para buruh maka tidak tertutup kemungkinan

aksi demo akan kembali digelar oleh para buruh.

Dilain pihak Menteri Tenaga Kerja Erman Suparno menuturkan tidak ada batas waktu yang

ditetapkan untuk membahas rencana revisi UU ketenaga kerjaan itu.

Disamping menggelar forum tripartit, pemerintah akan mengevaluasi pelaksanaan UU No.

13/2003 selama ini, yang akan dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi terpercaya.

Presiden SBY besok (8/4) sore dijadwalkan akan memberikan penjelasan kepada masyarakat

mengenai masalah perekonomian Indonesia secara umum,dan khususnya mengenaiketenaga-

kerjaan.

KETENAGAKERJAAN

Angkatan Kerja sampai dengan Tahun 2001 di Kalimantan Tengah adalah 808.718 orang,

sedangkan kesempatan kerja berjumlah 774.731, atau mengalami pengangguran terbuka

sebesar 4,3%.

Program Dinas Tenaga Kerja Propinsi Kalimantan Tengah Tahun 2001 sebagai berikut :

1.      Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

Tujuan program ini adalah mengatasi pengangguran dengan sasaran penciptaan dan

memperluas  kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja

mandiri serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja.

2.  Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja

Program ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja,

meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada

dan bersaing dengan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (regional maupun

manca negara). Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas,

produktif dan berdaya saing tinggi.

3.      Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja

Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitass sektoral

(tingkat perusahaan atau lembaga) maupun produktivitas  regional. Sasaran program ini adalah

peningkatan  produktivitas tenaga kerja..

4.   Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan.

Tujuan program ini adalah mewujudkan rasa ketenangan bekerja dan  berusaha sehingga

tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat

meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, sedangkan sasarannya adalah

meningkatkan peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja serta

jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.

Rencana Anggaran Pembiayaan (APBN) Sektor Tenaga Kerja

Kondisi Awal

1.   Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

a.   Penduduk.

Penduduk Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2000 berjumlah 1.823.715      orang

dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 2,8 % per tahun.

b.   Angkatan Kerja.

Dari jumlah penduduk tersebut diatas terdapat angkatan kerja usia diatas 15 tahun sebanyak

808.718 orang.

c.   Kesempatan Kerja.

Kesempatan kerja sampai dengan tahun 2000 di Kalimantan Tengah berjumlah 774.731 orang.

d.   Penganggur.

Jumlah penganggur di Kalimantan Tengah sampai dengan tahun 2000 sebanyak 33.987 orang

dengan tingkat pengangguran sebesar 4.2 % per tahun.

2.   Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja

Tingkat keterampilan tenaga kerja masih relatif rendah dan sebagian dari tenaga kerja yang

tersedia belum sesuai dengan lowongan kerja yang ada. Hal ini dapat dilihat dari 774.731 orang

yang bekerja di Kalimantan Tengah sebagian besar berpendidikan sampai dengan SD atau

465.922 orang (60.1 %). Oleh sebab itu di perlukan pelatihan keterampilan tenaga kerja untuk

menambah kemampuannya dalam mengisi lowongan kerja dan mampu bersaing dengan

tenaga kerja yang datang dari luar Kalimantan Tengah atau mampu bersaing dalam mengisi

tambahan tenaga kerja pada era pasar bebas.

3.   Produktivitas Tenaga Kerja.

Khususnya kepada tenaga kerja yang sudah bekerja perlu dilatih dan diukur produktivitasnya

agar dapat dikembangkan kemampuannya dalam meningkatkan pendapatannya sediri,

lembaga/perusahaan tempatnya bekerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas

daerah/regional.

4.   Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan.

Perusahaan di Kalimantan Tengah baik besar, sedang, menengah dan kecil sampai dengan

tahun 2000 berjumlah 1.087 perusahaan dengan tenaga kerja sebanyak 63.156 orang, laki-laki

44.856 orang dan perempuan 13.300 orang. Untuk menjamin ketenangan bekerja dan

ketenangan berusaha, di perlukan pengaturan hak dan kewajiban masing-masing fihak melalui

syarat kerja dan pelaksanaan norma-norma kerja di perusahaan serta hak-hak berserikat.

Realisasi Kegiatan Pembangunan Tahun 2001

1.   Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

Proyek Perluasan Lapangan Kerja & Pengurangan Pengangguran (PLKKP) 2001,  Jumlah

anggaran Rp.925.551.000.-. Realisasi keuangan 100 % dan realisasi fisik 100 %. Dengan jenis

kegiatan antara lain sebagai berikut :

a.   Analisa Jabatan 15 jabatan.

b.   Penyuluhan Bimbingan Jabatan 500 orang.

c.   Pembuatan buku Informasi Pasar Kerja (IPK) 500 Buku.

d.   Penempatan tanaga kerja sistim Antar Kerja Lokal (AKL) 1000 orang.

e.   Penempatan Tenaga Kerja Pemuda Profesional(TKPMP) 35 orang.

f.    Penempatan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) 35 orang.

g.   Teknologi Padat Karya 140 orang.

2.   Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja.

Proyek Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja (PKTK). Jumlah anggaran Rp

511.274.000.Realisasi keuangan 100 % realisasi fisik 100 %.

Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :

a.   Pelatihan Institusional 18 Paket, Non Institusional 22 Paket

b.   Identifikasi kebutuhan pelatihan 1 Kegiatan.

c.   Identifikasi program pelatihan 1 Kegiatan.

d.   Pengembangan jejaring informasi 1 Kegiatan

3.   Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja.

Proyek Pengembangan Produktivitas ( PP ). Jumlah anggaran Rp. 126.290.000.-. Realisasi

Keuangan 100 %, Realisasi Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :

a.                   Pemasyarakatan dan pelayanan produktivitas 2 Kegiatan.

b.                  Peningkatan tenaga ahli dan kader produktivitas 2 Kegiatan.

c.                  Pembentukan dan pengembangan lembaga produktivitas 3 Kegiatan.

4.   Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenaga Kerjaan.

Proyek Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja   ( PHIPTK ).

Jumlah anggaran Rp. 431.348.000.- Realisasi keuangan 99,93 % dan Realisasi Fisik 100 %.

Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :

Pembentukan Hubungan Industrial 75 Perusahaan.

Penetapan dan sosialisasi UMR 65 Perusahaan.

Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial/PHK 60 Kasus.

Penerapan norma kerja 1 Paket.

Pembudayaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 2 Paket.

1.      ABT-DIPDA Proyek Pengembangan Ketenagakerjaan dan Penanggulangan

Pengangguran (PPKPP) tahun 2001. Realisasi keuangan 95.23 % dan realisasi Fisik 100 %.

Jenis Kegiatan :

a.       Survey Inventarisasi Lowongan Pekerjaan pada 250 Perusahaan.

b.      Inventarisasi lowongan pekerjaan pada Proyek-Proyek Pembangunan Pemerintah

sebanyak 20 Instansi.

Langkah Pemecahan masalah

1.  Penugasan/pengerahan Tenaga Kerja Mandiri Profesional (TKPMP) dan penugasan tenaga

Kerja Muda Terdidik (TKMT).

- Penerapan dan penyebarluasan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Padat Karya

(TPK).

- Penempatan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL) ke perusahaan-

perusahaan.

- Memperketat kedatangan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), untuk memberi

kesempatan kerja yang lebih luas kepada penganggur Kalimantan Tengah.

2. Mengefektifkan Bursa Kerja Propinsi, sebagai pelayanan dalam bentuk koordinasi

penempatan tenaga kerja antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah. Apabila di daerah

tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan peryaratan lowongan.

3. Melaksanakan pembinaan terhadap peningkatan kwalitas pelatihan keterampilan tenaga

kerja.

-     Pemagangan

4.   Melaksanakan Pelatihan Manajemen Produktivitas.

5.   Peningkatan penyuluhan terhadap efektivitas syarat kerja  dan pelaksanaan  norma kerjadi

perusahaan.

6.   Menjajaki kemungkinan pembentukan forum komunikasi untuk dapat memonitor lowongan

pekerjaan yang ada pada instansi Pemerintah di Kalimantan Tengah.

a. Program 2002

Program Ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut :

1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

Tujuan program ini adalah mengatasi pengangguran dengan sasaran penciptaan dan

memperluas kesempatan kerja dalam berbagai bidang usaha dan menciptakan tenaga kerja

mandiri serta tersedianya sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja.

2. Program Peningkatan Kualitas dan Keterampilan Tenaga Kerja

Program ini bertujuan untuk menjembatani para pencari kerja dengan lapangan kerja,

meningkatkan keterampilan tenaga kerja sehingga mampu memanfaatkan peluang yang ada

dan bersaing dengan tenaga kerja dari luar Daerah Kalimantan Tengah (regional maupun

manca negara). Sasaran kegiatan ini adalah tersedianya tenaga kerja yang berkualitas,

produktif dan berdaya saing tinggi.

3. Program Pengembangan Produktivitas Tenaga Kerja

Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas tenaga kerja baik produktivitas sektoral

(tingkat perusahaan atau lembaga) maupun produktivitas regional. Sasaran program ini adalah

peningkatan produktivitas tenaga kerja.

4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan.

Tujuan program ini adalah mewujudkan rasa ketenangan bekerja dan berusaha sehingga

tercipta hubungan yang serasi antara pekerja dan pengusaha yang pada gilirannya dapat

meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, sedangkan sasarannya adalah

meningkat-kan peran kelembagaan tenaga kerja di perusahaan, perbaikan kondisi kerja serta

jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.

b. Pelaksanaan dan Hasil yang dicapai Tahun 2002

1. Program Penciptaan dan Pengembangan Kesempatan Kerja.

Proyek Perluasan Lapangan Kerja & Pengurangan Pengangguran (PLKKP) 2002, Jumlah

anggaran Rp.977.090.000.00. Realisasi keuangan sebesar Rp.976986.600,00 (99,98 %) dan

realisasi fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :

a. Analisa Jabatan 10 jabatan.

b. Penyuluhan Bimbingan Jabatan 45 orang.

c. Penempatan tanaga kerja sistim Antar Kerja Lokal (AKL) 840 orang.

d. Penempatan Tenaga Kerja Pemuda Profesional(TKPMP) 35 orang.

e. Penempatan Tenaga Kerja Mandiri Terdidik (TKMT) 25 orang.

f. Terapan Tehnologi Padat Karya Sistim Kader 25 orang

g. Penyempurnaan Bahan Kamus Jabatan Nasional 10 jabatan

h. Pembinaan dan Monit Tenaga Kerja Antartar Kerja Antar Daerah 1.185. orang

i. Terapan Tehnologi Padat Karya Sistim Unit 40 orang

j. Pengembangan Lembaga Bursa Kerja Khusus 6 paket

k. Pembuatan Sarana Perluasan Kerja Sistim Padat Karya(PKSPK) 6 paket

l. Penyempurnaan Renstra STAN 100 buku

m. Penyusunan Buku Rencana dan Program sebanyak 60 buku

n. Penyusunan Buku Data Informasi Ketenagakerjaan sebanyak 330 buku

o. Pemantauan Ketenagakerjaan Daerah sebanyak 50 buku.

2. Program Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Proyek Peningkatan Keterampilan Tenaga Kerja (PKTK). Jumlah anggaran Rp.832.360.000,00

Realisasi keuangan sebesar Rp 830.278.500,00 (99,74%) realisasi fisik 100 %. Dengan jenis

kegiatan antara lain sebagai berikut :

a. Pelatihan Institusional 18 Paket, Non Institusional 49 Paket ( Pelatihan Ketrampilan Kerja )

b. Identifikasi kebutuhan pelatihan 1 paket

c. Pelatihan Manajeman Usaha 75 orang

d. Pelatihan Pengembangan Motivasi Berprestasi (PMB/AMT) 81 orang

e. Pelatihan Tehnis ILK LLS/LLP 80 orang

f. Pengukuran Produktivitas 5 perusahaan

g. Penyuluhan Standarisasi 20 orang

3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja.

Proyek Pengembangan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja Jumlah anggaran

Rp.426.931.000,00 Realisasi Keuangan sebesar Rp 418.291.000,00 (98.0 %) dan Realisasi

Fisik 100 %. Dengan jenis kegiatan antara lain sebagai berikut :

a. Pemberdayaan Tripartit 770 orang

b. Pemberdayaan LK Tripda 1 paket

c. Penanggulangan Krisis Ketenagakerjaan/ Unjuk Rasa 100 orang

d. Penyelesaian Kasus PHI/PHK 50 orang

e. Pengembangan Koperasi Pekerja 110 orang

f. Pembinaan dan Pengembangan Upah Minimum Propinsi(UMP) 210 orang

g. Pendidikan Hubungan Industrial Bagi Pekerja 540 orang

h. Pemberdayaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 30 orang dan Sertifikasi Profesi K.3

21 Perusahaan.

i. Pemberdayaan Operasional Upah Minimum Propinsi 60 perusahaan

j. Pemberntukan Norma Kerja 420 orang

k. Penyelesaian Kasus di P4D 160 kasus

4. Program Pengembangan Ketenagakerjaan dan Penanggulangan Pengangguran (PPKPP)

mendapat anggaran ( DIPDA ) tahun 2002 sebesar Rp. 250.000.000,00 Realisasi keuangan

(SPJ) Rp. 240.518.000,00 (96.2 %) dan realisasi Fisik 100 % adapun jenis kegiatan antar lain

sbb :

a. Survey penyusunan rencana dan program, mengenai pemberdayaan penganggur

potensial yang terdapat di :

1. Kota Palangkaraya 185 orang (Kecamatan Pahandut dan Kecamatan Bukit Batu).

2. Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Katingan 150 orang (Kecamatan Ketapang,

Baamang, Kota Besi, Cempaga, Kasongan dan Tewang Sangalang Garing).

3. Kabupaten Barito Selatan dan Barito Timur 118 Orang (Kecamatan Dusun Utara, Dusun

Tengah, Dusun Timur dan Dusun Selatan).

b. Penyusunan dan Penyebaran Informasi 36 Kali.

c. Pemantauan dan Evaluasi 72 Perusahaan.

d. Penyelesaian Honorarium/Intensif P4D TA. 2001 dan 2002.

d. Permasalahan

1. Penganggur di Kalimantan Tengah tercatat sebanyak 31.519 orang .

a. Belum berfungsi secara optimal Bursa Pasar Kerja Propinsi, sehingga menyulit-kan dalam

koordinasi pengisian lowongan kerja dari Kabupaten/Kota lainnya di Propinsi Kalimantan

Tengah, apabila di daerah tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan yang di butuhkan.

b. Kualitas Tenaga Kerja di Propinsi Kalimantan Tengah pada umumnya masih relatif randah,

bersaing secara Nasional saja sekarang sudah kalah apalagi menghadapi AFTA 2003.

c. Tingkat produktivitas tenaga kerja pada umumnya masih relatih rendah.

d. Syarat kerja yang terbentuk di perusahaan belum sepenuhnya berfungsi secara optimal

demikian juga tentang ketentuan norma kerja masih sering dilanggar oleh pihak perusahaan.

e. Tidak dapat termonitor secara keseluruhan kesempatan kerja yang ada pada Instansi

Pemerintah.

e. Langkah Pemecahan Masalah

1. – Penugasan/pengerahan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP) dan

penugasan tenaga Kerja Muda Terdidik (TKMT).

- Penerapan dan penyebarluasan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan Teknologi Padat Karya

(TPK).

- Penempatan Tenaga Kerja melalui mekanisme Antar Kerja Lokal (AKL) ke perusahaan-

perusahaan.

- Memperketat kedatangan Tenaga Kerja Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), untuk memberi

kesempatan kerja yang lebih luas kepada penganggur Kalimantan Tengah.

2. Mengefektifkan Bursa Kerja Propinsi, sebagai pelayanan dalam bentuk koordinasi

penempatan tenaga kerja antar Kabupaten dan Kota di Kalimantan Tengah. Apabila di daerah

tersebut tidak tersedia tenaga kerja sesuai dengan peryaratan lowongan.

3. – Melaksanakan pembinaan terhadap peningkatan kwalitas pelatihan kete-rampilan tenaga

kerja.

- Pemagangan

4. Melaksanakan Pelatihan Manajemen Produk-tivitas.

5. Peningkatan penyuluhan terhadap efekti-vitas syarat kerja dan pelaksanaan norma kerjadi

perusahaan.

6. Menjajaki kemungkinan pembentukan forum komunikasi untuk dapat memonitor lowongan

pekerjaan yang ada pada instansi Pemerintah di Kalimantan Tengah.

REALISASI ANGGARAN DINAS TENAGA KERJA

Pada pos ini tidak terlihat adanya kelompok belanja yang realisasinya melampaui plafond

anggaran yang disediakan, hal ini dimaklumi karena pada dasarnya setiap pengeluaran

sebelum disalurkan senantiasa terlebih dahulu diuji dan diteliti kepentingannya.

Jumlah tenaga kerja yang dapat diserap pada berbagai kegiatan lapangan usaha selama

tahun 2002 mencapai 840.851 orang dan pada tahun yang sama jumlah angkatan kerja adalah

890.595 orang. Dengan demikian pengangguran terbuka (open unemployment) adalah sebesar

5,59 %. Angka ini lebih besar jika dibandingkan tahun 2001 yang hanya 3,78 %. Hal ini

menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu mengimbangi

pertumbuhan angkatan kerja baru. Dengan kata lain masih dibutuhkan kerja keras semua pihak

untuk lebih mening-katkan pertumbuhan ekonomi daerah baik melalui penggalangan investasi

maupun penciptaan iklim usaha yang lebih baik, sehingga kesempatan kerja lebih terbuka lagi.

Berdasarkan data terkahir jumlah pengangguran berpendidikan Sarjana di Kalimantan

Tengah tahun 2003 mencapi 10.000 orang. Hal ini disebabkan kurangnya lapangan kerja yang

menyerap jumlah pengangguran terdidik tersebut. Sementara penciptaan lapangan kerja oleh

tenaga terdidik tersebut amat kurang memadai dan atau daya kreasi lapangan kerja mereka

belum memadai.

PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN

1. Arah kebijakan

Kebijakan pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan kualitas tenaga

kerja dan kemandirian tenaga kerja termasuk tenaga kerja yang akan bekerja di daerah lain

maupun di luar negeri, dengan memanfaatkan dan mengembangkan lembaga pelatihan

termasuk Balai Latihan kerja (BLK), penyediaan lapangan kerja baik di sektor formal

maupun non formal untuk mengurangi pengangguran dan membantu PHK, pengembangan

bursa tenaga kerja terpadu bagi tenaga kerja terlatih, serta perlindungan tenaga kerja.

2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan ketenaga kerjaan adalah : (a) untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja;

(b) mengurangi pengangguran; (c) perlindungan tenaga kerja dari pelanggaran hak-hak

ketenagakerjaan; (d) serta peningkatan kesejahteraan tenaga kerja.

Sedangkan sasaran yang akan dicapai dalam pembangunan ketenagakerjaan adalah

meningkatnya profesionalisme, dan jiwa kewirausahaan, semakin luasnya penyerapan tenaga

kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, ketenangan bekerja dan berusaha.

3. Program Pembangunan

Program pembangunan ketenagakerjaan adalah :

a. Program perluasan lapangan kerja

Program ini dimaksudkan untuk membuka lapangan kerja dan akses lapangan kerja baik

regional, nasional maupun luar negeri sebagai antisipasi meningkatnya angkatan kerja dan

jumlah penggangur melalui penyediaan sistem informasi dan perencanaan tenaga kerja,

mendorong terciptanya kesempatan berusaha, serta pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

Pada Februari 2013, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sebesar 5,92 Persen

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 121,2 juta orang, bertambah

sebanyak 3,1 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2012 sebanyak 118,1 juta orang

atau bertambah sebanyak 780 ribu orang dibanding Februari 2012.

Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 114,0 juta orang,

bertambah sebanyak 3,2 juta orang dibanding keadaan pada Agustus 2012 sebanyak 110,8

juta orang atau bertambah 1,2 juta orang dibanding keadaan Februari 2012.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2013 mencapai 5,92 persen,

mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2012 sebesar 6,14 persen dan TPT Februari

2012 sebesar 6,32 persen.

Selama setahun terakhir (Februari 2012-Februari 2013), jumlah penduduk yang bekerja

mengalami kenaikan terutama di Sektor Perdagangan sebanyak 790 ribu orang (3,29 persen),

Sektor Konstruksi sebanyak 790 ribu orang (12,95 persen), serta Sektor Industri sebanyak 570

ribu orang (4,01 persen). Sedangkan sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor

Pertanian dan Sektor Lainnya, masing-masing mengalami penurunan jumlah penduduk bekerja

sebesar 3,01 persen dan 5,73 persen.

Berdasarkan jumlah jam kerja pada Februari 2013, sebanyak 78,3 juta orang (68,68 persen)

bekerja di atas 35 jam per minggu, sedangkan penduduk bekerja dengan jumlah jam kerja

kurang dari 15 jam per minggu mencapai 7,0 juta orang (6,17 persen).

Pada Februari 2013, penduduk bekerja pada jenjang pendidikan SD ke bawah masih tetap

mendominasi yaitu sebanyak 54,6 juta orang (47,90 persen), sedangkan penduduk bekerja

dengan pendidikan diploma sebanyak 3,2 juta orang (2,82 persen) dan penduduk bekerja

dengan pendidikan universitas hanya sebanyak 7,9 juta orang (6,96 persen).