KETENAGAAN ORGANISASI LABORATORIUM

4
KETENAGAAN ORGANISASI LABORATORIUM Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penetuan tipe SDM yang diperlukan. Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkann SDM dengan kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas. Merencanakan kebutuhan SDM berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut: a. Mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu karyawan b. Mengidentifikasi tuntunan keterampilan dan cara memenuhinya c. Menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawan d. Mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel e. Meningkatkan pemanfaatan karyawan Cara yang digunakan untuk menghitung SDM di laboratorium yaitu dengan menggunakan analisis beban kerja yaitu frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja juga dapat berarti berat ringannya suatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan yang dipengaruhi oleh pembagian kerja (job distribution), ukuraan kemampuan kerja (standard rate of performance) dan waktu yang tersedia. Salah satu cara untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja diformulasikaan oleh Peter J. Shipp (1988) dan dianjurkan oleh WHO. Panduan penghitungan kebutuhan tenaga kerja ini telah disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit di Indonesia. Ada lima langkah dalam menghitung kebutuhan tenaga laboratorium berdasarkan beban kerja yaitu: 1. Menetapkan unit kerja dan kategori tenaga Unit kerja laboratorium adalah Administrasi, unit Hematologi, unit Kimia Klinik, unit Mikrobiologi dan Serologi dan unit Imunologi Tenaga : 1 orang Spesialis Patologi Klinik, 5 orang penanggung jawab unit, 18 orang pelaksana, 5 orang petugas administrasi dan 4 orang pekarya 2. Menetapkan waktu kerja yang tersedia bagi tenaga analis kesehatan selama satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah:

description

Pola Ketenagaan Laboratorium

Transcript of KETENAGAAN ORGANISASI LABORATORIUM

Page 1: KETENAGAAN  ORGANISASI LABORATORIUM

KETENAGAAN ORGANISASI LABORATORIUM

Komponen kunci dari perencanaan SDM adalah penetuan tipe SDM yang diperlukan. Perencanaan SDM bertujuan untuk mencocokkann SDM dengan kebutuhan organisasi yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas. Merencanakan kebutuhan SDM berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut:

a. Mendapatkan dan mempertahankan jumlah dan mutu karyawanb. Mengidentifikasi tuntunan keterampilan dan cara memenuhinyac. Menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawand. Mengembangkan tatanan kerja yang fleksibele. Meningkatkan pemanfaatan karyawan

Cara yang digunakan untuk menghitung SDM di laboratorium yaitu dengan menggunakan analisis beban kerja yaitu frekuensi rata-rata masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja juga dapat berarti berat ringannya suatu pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan yang dipengaruhi oleh pembagian kerja (job distribution), ukuraan kemampuan kerja (standard rate of performance) dan waktu yang tersedia.

Salah satu cara untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja diformulasikaan oleh Peter J. Shipp (1988) dan dianjurkan oleh WHO. Panduan penghitungan kebutuhan tenaga kerja ini telah disesuaikan dengan kondisi Rumah Sakit di Indonesia.

Ada lima langkah dalam menghitung kebutuhan tenaga laboratorium berdasarkan beban kerja yaitu:

1. Menetapkan unit kerja dan kategori tenagaUnit kerja laboratorium adalah Administrasi, unit Hematologi, unit Kimia Klinik, unit Mikrobiologi dan Serologi dan unit ImunologiTenaga : 1 orang Spesialis Patologi Klinik, 5 orang penanggung jawab unit, 18 orang pelaksana, 5 orang petugas administrasi dan 4 orang pekarya

2. Menetapkan waktu kerja yang tersedia bagi tenaga analis kesehatan selama satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja yang tersedia adalah:- Hari kerja (A): pelayanan dilaksanakan selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift sehingga

dalam seminggu terdapat 7 hari kerja.- Cuti tahunan (B): Jumlah cuti tahunan adalah 12 hari dalam satu tahun- Pendidikan dan pelatihan ©: Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Rummah Sakit, Analis

Kesehatan memiliki hak untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 5 hari kerja per tahun

- Hari libur Nasional (D): Dalam waktu satu tahun terdapat 15 hari libur nasional- Ketidakhadiran kerja (E): Dengan adanya system Shift, sesuadah bertugas pada Pagi sampai

sore dan malam hari petugas laboraatorium mendapatkan ekstra libur 1 hari. - Waktu kerja (F): pada umumnya waktu kerja selama sehari adalah 7 jam

Berdasarkan data-data tersebut didapatkan rumus sebagai berikut:

Page 2: KETENAGAAN  ORGANISASI LABORATORIUM

Waktu kerja tersedia: A-(B+C+D+E)xF

Tabel perhitungan jumlah waktu kerja yang tersedia dalam setahun:

Kode Factor Waktu kerja KeteranganA Hari kerja 365 Hari per tahunB Cuti Tahunan 12 Hari per tahunC Pendidikan dan

Latihan5 Hari per tahun

D Hari Libur Nasional 15 Hari per tahunE Ketidakhadiran kerja 84 Hari pertahunF Waktu kerja 7 Jam per hari

Waktu kerja 249 Hari per tahunJam kerja 1992 Jam per tahunWaktu kerja 119520 Menit per tahun

Uraian penghitungannya adalah sebagai berikut:

Waktu kerja tersedia= 365-(12+5+15+84)

= 249 hari/tahun

= 1992 jam/tahun

= 119520 menit/tahun

3. Menyusun standar beban kerja. Standar beban kerja adalah volume atau kuantitas beban kerja selama 1 tahun untuk setiap kategori tenaga (dalam hal ini adalah Analis Kesehatan). Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia pertahun. Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyusun standar beban kerja untuk kategori tenaga adalah sebagai berikut:- Kategori tenaga pada unit kerja yang telah ditetapkan seperti diatas- Standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional tetap yang berlaku- Rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh kategori tenaga analis kesehatan untuk

menyelesaikan kegiatan pelayanan- Data dan informasi kegiatan pelayanan di masing-masing unit pelayanan teknis (hematologi,

kimia klinik, mikrobiologi &serologi dan imunologi)

Beban kerja analis kesehatan meliputi:

- Kegiatan pelayanan meliputi: Billing rawat inap, sampling, preparasi sampel, memeriksa sampel, mencatat hasil pemeriksaan, kalibrasi alat, memeriksa sampel kontrol, membuat reagen ,dll

Page 3: KETENAGAAN  ORGANISASI LABORATORIUM

- Rata-rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan pokok, misalnya rerata waktu untuk persiapan analisa 15 menit,

rerata waktu untuk memeriksa Hb adalah 2 menit, dsb.- Standar beban kerja analis kesehatan tiap satu tahun dihitung dengan rumus perhitungan

sebagai berikut:Standar beban kerja= Waktu tersedia per tahun:rerata waktu per kegiatan pokok

4. Menyusun standar kelonggaran yang bertujuan untuk mengetahui faktor kelonggaran kategori tenaga yang meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk mennyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau tidak dipengaruhi oleh tinggi rendahnya kuantitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.Kegiatan-kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan misalnya rapat, istirahat, sholat, makanFrekuensi kegiatan dalam satu hari, minggu, bulan: waktu yang diselesaikan dalam menyelesaikan kegiatan.Rumus untuk menghitung factor kelonggaran adalah:Standar kelonggaran= rerata waktu factor kelonggaran:waktu kerja tersedia per tahunTabel perhitungan standar kelonggaran Analis Kesehatan:

Factor kelonggaran Rata-rata waktu Standar KelonggaranRapat 2 jam 0.012Istirahat, sholat, makan 30 menit per hari 0.092Jumlah 0.104

5. Menghitung kebutuhan tenaga per unit kerja yang bertujuan untuk memperoleh jumlah dan kategori Analis Kesehatan per unit kerja sesuai dengan beban kerja selama 1 tahun. Sumber data yang diperlukan untuk penghitungan kebutuhan tenaga terdiri dari :- Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya, yaitu waktu kerja yang tersedia,

standar beban kerja, dan standar kelonggaran.- Kuantitas kegiatan pokok selama kurun waktu satu tahun

Dari data tersebut maka kebutuhan tenaga Analis kesehatan di laboratorium dapat diperoleh dengan rumus:

Kebutuhan tenaga= (Jumlah kegiatan pokok: standar beban kerja)+Standar kelonggaran