Ket
-
Upload
haryadi-dwi-putra -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of Ket
√√
PORTOFOLIO
Kasus 1
Topik: KET
Tanggal (kasus): 23/02/2016 Presenter: dr. Haryadi Dwi Putra
Tangal presentasi: 11/03/2016 Narasumber: dr. Ferry Kusnadi, Sp.OG
Pembimbing : dr. Neneng Tresna I
Tempat presentasi: Ruang diskusi RS. TK.IV Dr. Bratanata Jambi
Obyektif presentasi:
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □Dewasa □ Lansia √ Bumil
□ Deskripsi:
Ny.S, 39 Tahun, G1P0A0 datang ke IGD dengan keluhan nyeri pada perut.
□ Tujuan: Mengetahui diagnostik dan tatalaksana KET
Bahan bahasan: □ Tinjauan pustaka □ Riset √ Kasus □ Audit
Cara membahas: √ Diskusi □Presentasi dan diskusi □ E‐mail □ Pos
Data pasien: Nama: Ny.S No registrasi: 29.74.26
Nama RS: RS TK.IV Dr. Bratanata Usia: 39 Tahun Terdaftar sejak: -
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut sejak sore tadi. Nyeri dirasakan pada ulu hati dan perut bagian bawah. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus. Pasien mengaku sedang hamil pertama dengan usia kehamilan ± 1 bulan. Pasien mengeluh badan terasa lemas, mual dan muntah. Perdarahan pervaginam disangkal.
Pasien juga mengeluh sesak nafas sejak tadi pagi. Pasien mengaku memiliki riwayat asma dan rutin menggunakan obat asma inhaler.
2. Riwayat Pengobatan: pasien sedang mengkonsumsi obat asma inhaler
3. Riwayat kesehatan/ Penyakit: Pasien memiliki riwayat asma bronkial
1
4. Riwayat keluarga/ masyarakat: Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan seperti ini
Daftar Pustaka:
1. Prawirohardjo, S., 2007, Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Kebidanan, Jakarta Pusat : Yayasan Bina Pustaka.
2. Prawirohardjo S, Hanifa W. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi. Dalam: Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005; 250-8.
3. Rachimhadhi T. Kehamilan Ektopik. Dalam : Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005; 198-10.
4. Bangun, R. Karakteristik Ibu Penderita KET di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2003-2008. Medan : USU. 2009
5. Cunningham, F.G, Leveno, K.J, et al. Ectopic Pregnancy in William’s Obstetry 23rd Edition. Philadelphia : Mc-Graw-Hill. 2010.
6. Prawirohardjo, S. Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Kandungan. Jakarta Pusat: Yayasan Bina Pustaka. 2009.
7. Seeber, B.E, Barnhart, K.T. Suspected Ectopic Pregnancy in Clinical Expert Series in Obstetric and Gynecology Magazine vol 107 No. 2 Part 1. American College of Obstetricians and Gynecologist. 2006
8. Turhan, N.O, Inegol, I Seckin, N.C. A Three-year Audit of the Management of Ectopic Pregnancy in J Turkish German Gynecol Assoc Vol 5. Ankara: Fatih University of Ankara. 2004
9. Schwartz, S.I, et al. Ginekologi dalam Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. 2000.
10. Prawirohardjo, S. Kuldosentesis dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2006
11. Saint-Louis, H. Management of Ectopic Pregnancies. 2005
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis KET2. Patogenesis KET3. Penatalaksanaan KET4. Edukasi tentang perjalanan penyakit dan penatalaksanaan yang tepat
Subyektif
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada perut sejak sore tadi. Nyeri dirasakan pada ulu hati dan perut bagian bawah. Nyeri diarasakan seperti ditusuk-tusuk dan terus menerus. Pasien mengaku sedang hamil pertama dengan usia kehamilan ± 1 bulan. Pasien mengeluh badan terasa lemas, mual dan muntah. Perdarahan pervaginam disangkal. Pasien juga mengeluh sesak nafas sejak tadi pagi. Pasien mengaku memiliki riwayat asma dan rutin menggunakan obat asma inhaler.
2
Obyektif
(Saat di UGD tanggal 23/02/2016, pk.09.45)
Keadaan Umum: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis / E4V5M6 (GCS= 15)
Berat Badan/Tinggi Badan : 57 kg/154 cm
Status Kehamilan : G1 P0 A0, HPHT : 17/01/2016, UK : 5 - 6 Minggu
- Tanda vital :
Tekanan Darah : 112/74 mm/Hg
Nadi : 85 kali/menit
Suhu : 36.4 °C
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Status Generalis (23/02/2016):
Kepala : normocephale, rambut hitam tidak mudah dicabut.
Mata : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek cahaya +/+ pupil isokor
THT : dalam batas normal
Leher : pembesaran KGB (-), struma (-)
Thorak : pergerakan dinding dada simetris
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : pembesaran (-), nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan suprapubik (+)
Ekstremitas : akral hangat, sianosis -/-
Status obstetri
Inspeksi : datar
Palpasi : tinggi fundus uteri (TFU) sulit dievaluasi
Leopold I : tidak teraba
Leopold II : tidak teraba
Leopold III : tidak teraba
Leopold IV : tidak teraba
DJJ : tidak dilakukan
3
Status Ginekologi
Inspeksi : perut tampak datar
Palpasi : fundus uteri sulit dievaluasi, nyeri tekan (+) suprapubik
Pemeriksaan dalam : nyeri goyang portio (+)
Inspekulo : tidak dilakukan
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan :
a. Laboratorium(23/02/2016, pk.10.05) :
Pemeriksaaan Hasil Nilai rujukan Satuan
Hematologi
Hemoglobin 12.5 11-16 g/dL
Hematokrit 37.50 35-47 %
Leukosit 15.5 4.0-11.0 ribu/ul
Trombosit 286 150-450 ribu/ul
Eritrosit 4.2 4.40-5.50 juta/ul
MCV/MCH/MCHC/RDW-
CV
MCV 84.3 80.0-100.0 Fl
MCH 28.5 26.0-34.0 Pg
MCHC 34 32.0-36.0 g/dl
RDW-CV 14.4 11.5-14.5 %
Golongan darah/Rh A, Rh (+)
Mixed (Eo/Mo/Ba) 8.9 3-10 %
Limfosit 11.7 20-40 %
Neutrofil 79.4 40-70 %
CT 4 3 - 6 Min
BT 2 1- 3 Min
b. USG 2D (22/02/2016)
4
Kesan: Kehamilan Abdominal
“Assessment”
Definisi
Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan
tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Istilah kehamilan
ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak dipakai,
oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi
tidak pada tempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars interstitialis tuba dan
kehamilan pada serviks uteri.
Faktor risiko dan etiologi
Riwayat Kehamilan Jelek
Riwayat kehamilan yang berhubungan dengan resiko kehamilan ektopik adalah
kehamilan ektopik, induksi abortus berulang dan mola.
Riwayat infeksi pelvis
Kira-kira sepertiga sampai separuh dari pasien dengan kehamilan ektopik mempunyai
riwayat infeksi pelvis sebelumnya.
Riwayat kontrasepsi
Riwayat kontrasepsi membantu dalam penilaian kemungkinan kehamilan ektopik.
Pada kasus-kasus kegagalan kontrasepsi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi
oral atau dengan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) , rasio kehamilan ektopik
dibandingkan dengan kehamilan intrauterin adalah lebih besar daripada wanita-wanita
yang tidak menggunakan metode kontrasepsi.
Riwayat operasi tuba
5
Adanya riwayat pembedahan tuba sebelumnya baik prosedur sterilisasi yang gagal
maupun usaha untuk memperbaiki infertilitas tuba semakin umum sebagai faktor
resiko terjadinya kehamilan ektopik.
Merokok
Merokok pada waktu terjadi konsepsi meningkatkan meningkatkan insiden kehamilan
ektopik yang diperkirakan sebagai akibat perubahan jumlah dan afinitas reseptor
andrenergik dalam tuba.
Klasifikasi kehamilan ektopik
Menurut lokasinya, kehamilan ektopik dapat dibagi dalam beberapa golongan :
a. Tuba fallopi. 95% kehamilan ektopik terjadi pada tuba fallopi. Pada kasus kehamilan
tuba, 65% terjadi kehamilan ektopik pada tuba uterina kanan, dan 35% kasus pada
tuba uterina kiri. Lokasi-lokasi tuba yang bisa terjadi kehamilan ektopik:
1. Pars interstisialis
2. Isthmus
3. Ampulla
4. Infudibulum
5. Fimbria
b. Uterus
1. Kanalis servikalis
2. Divertikulum
3. Kornua
4. Tanduk rudimeter
c. Ovarium
d. Intraligamenter
e. Abdominal
1. Primer
2. Sekunder
f. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus.
6
Patologi
Pada proses awal kehamilan, apabila embrio tidak bisa mencapai endometrium untuk
proses nidasi, maka embrio dapat tumbuh di saluran tuba dan kemudia akan mengalami
beberapa proses seperti pada kehamilan pada umumnya. Karena tuba bukan merupakan
medium yang baik untuk pertumbuhan embrio atau mudigah, maka pertumbuhan dapat
mengalami perubahan dalam bentuk berikut ini.
1. Hasil konsepsi mati dini dan diresorpsi
Pada implantasi secara kolumner, ovum yang dibuahi cepat mati karena
vaskularisasi kurang dengan mudah terjadi resorpsi total. Dalam keadaan ini penderita
tidak mengeluh apa-apa dan haidnya terlambat untuk beberapa hari.
2. Abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh-pembuluh darah oleh
villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari
dinding tersebut bersama-sama dengan robeknya pseudokapsularis. Pelepasan ini dapat
terjadi sebagian atau seluruhnya. Bila pelepasan menyeluruh, mudigah dan selaputnya
dikeluarkan dalam lumen tuba dan kemudian didorong oleh darah ke arah ostium tuba
abdominale. Perdarahan yang berlangsung terus menyebabkan tuba membesar dan
kebiru-iruan (hematosalping) dan selanjutnya darah mengalir ke rongga perut melalui
ostium tuba berkumpul di kavum douglas dan akan membentuk hematokel retrouterina.
7
3. Ruptur dinding tuba
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan
biasanya pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstisialis terjadi pada
kehamilan lebih lanjut. Faktor utma yang menyebabkan ruptur adalah penembusan vili
koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum. Ruptur dapat terjadi
spontan atau karena trauma ringan. Darah dapat mengalir ke dalam rongga perut melalui
ostium tuba abdominale. Bila ostium tuba tersumbat, ruptur sekunder terjadi. Dalam hal
ini, dinding tuba telah menipis oleh invasi trofoblas, pecah karena tekanan darah dalam
tuba. Kadang ruptur terjadi di arah ligamentum latum dan terbentuk hematoma
intraligamenter antara 2 lapisa ligamentum tersebut. Ika janin hidup terus dapat terjadi
kehamilan intraligamenter.
Pada ruptur ke rongga perut, seluruh janin dapat keluar dari tuba, tetapi bila
robekan tuba kecil, perdarahan terjadi tanpa hasil konsepsi dikeluarkan dari tuba. Nasib
janin bergantung pada tuanya kehamilan dan kerusakan yang diderita. Bila janin mati dan
masih kecil, dapat diresorpsi seluruhnya dan bila besar dapat diubah menjadi litopedion.
Janin yang dikeluarkan dari tuba dengan masih diselubungi oleh kantomg
amnion dan dengan plassenta masih untuh kemungkinan tumbuh terus dalam rongga
peru, sehingga terjadi kehamilan ektopik lanjut atau kehamilan abdominal sekunder.
8
Gambaran Klinik
Kehamilan ektopik belum terganggu sulit diketahui, karena biasanya penderita
tidak menyampaikan keluhan yang khas. Pada umumnya penderita menunjukkan
gejala-gejala seperti pada kehamilan muda yakni mual, pembesaran disertai rasa agak
sakit pada payudara yang didahului keterlambatan haid. Di samping gangguan haid,
keluhan yang paling sering ialah nyeri di perut bawah yang tidak khas, walaupun
kehamilan ektopik belum mengalami ruptur. Kadang-kadang teraba tumor di samping
uterus dengan batas yang sukar ditentukan.
Gejala dan tanda kehamilan ektopik terganggu sangat berbeda-beda, dari
perdarahan banyak yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala yang
tidak jelas, sehingga sukar membuat diagnosisnya. Gejala dan tanda bergantung pada
lamanya kehamilan ektopik terganggu, abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan,
derajat perdarahan yang terjadi, dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
Nyeri abdomen merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik. Nyeri
dapat unilateral atau bilateral, pada abdomen bagian bawah, seluruh abdomen, atau
hanya di bagian atas abdomen. Umumnya diperkirakan, bahwa nyeri perut yang sangat
menyiksa pada suatu ruptur kehamilan ektopik, disebabkan oleh darah yang keluar ke
dalam kavum peritoneum. Tetapi karena ternyata terdapat nyeri hebat, meskipun
perdarahannya sedikit, dan nyeri yang tidak berat pada perdarahan yang banyak, jelas
bahwa darah bukan satu-satunya sebab timbul nyeri. Darah yang banyak dalam kavum
peritoneal dapat menyebabkan iritasi peritoneum dan menimbulkan rasa nyeri yang
bervariasi.
Amenorea atau gangguan haid merupakan tanda yang penting pada kehamilan
ektopik. Lamanya amenorea tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat
bervariasi. Sebagian penderita tidak mengalami amenorea karena kematian janin
terjadi sebelum haid berikutnya.
Bercak darah (spotting) atau perdarahan vaginal merupakan juga tanda yang
penting pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan
berasal dari uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan biasanya sedikit, berwarna
coklat tua, dan dapat intermiten atau terus menerus.
Pada pemeriksaan dalam ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri
menimbulkan rasa nyeri dan kavum Doglas teraba menonjol, berkisar dari diameter 5
sampai 15 cm, dengan konsistensi lunak dan elastik.
9
Diagnosis
Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, serta penunjang
Anamnesis
Terjadi amenorea, yaitu haid terlambat mulai beberapa hari sampai beberapa
bulan atau hanya haid yang tidak teratur. Kadang-kadang dijumpai keluhan hamil
muda dan gejala hamil lainnya. Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tenesmus
dan perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah. Kehamilan
ektopik harus dipikirkan pada semua pasien dengan test kehamilan positif, nyeri
pada pelvis, dan perdarahan uterus abnormal.
Pemeriksaan umum
Penderita tampak kesakitan dan pucat, pada perdarahan dalam rongga perut dapat
ditemukan tanda-tanda syok.
Pemeriksaan ginekologi
Tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks
menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba maka akan terasa sedikit
membesar dan kadang-kadang teraba tumor di samping uterus dengan batas yang
sukar ditentukan. Cavum douglasi yang menonjol dan nyeri raba menunjukkan
adanya hematocele retrouterina. Suhu kadang-kadang bisa naik sehingga
menyukarkan perbedaan dengan infeksi pelvik.
Tes kehamilan
Apabila test positif, dapat membantu diagnosis khusunya terhadap tumor-tumor
adneksa, yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan. Tes kehamilan yang
negatif tidak banyak artinya, umunya tes ini menjadi negatif beberapa hari setelah
meninggalnya mudigah.
Dilatasi dan kerokan
Biasanya kerokan dilakukan, apabila sesudah amonorea terjadi perdarahan yang
cukup lama tanpa ditemukan kelainan nyata di samping uterus, sehingga
dipikirkan abortus inkompletus, perdarahan disfungsional dan lain-lain.
Laparoskopi
Laparoskopi merupakan cara pemeriksaan yang sangat penting untuk diagnosis
kehamilan ektopik pada umumnya dan kehamilan ektopik yang tidak terganggu.
10
Ultrasonografi
Keunggulan, bahwa tidak invasif atau tidak perlu memasukkan alat dalam rongga
perut. Dapat dinilai kavum uteri, kosong atau berisi, tebal endometrium, adanya
massa di kanan atau kiri uterus dan apakah kavum Douglas berisi cairan.
Kuldosintesis
Kuldosintesis adalah prosedur klinik diagnostik untuk mengidentifikasi adanya
perdarahan intra peritoneal, khusunya pada kehamilan ektopik terganggu.
Kuldosintesis diindikasikan pada kasus kehamilan ektopik dan abses pelvik.
Diagnosis Deferensial
Yang perlu dipikirkan sebagai diagnosis diferensial adalah
1. Infeksi pelvik
2. Abortus
3. Tumor ovarium
4. Ruptur korpus luteum
“Plan”
Diagnosis: Kehamilan Ektopik Terganggu
Diagnosis banding : - PID
- Kista Ovarium
Terapi (25/04/2013):
IVFD RL 20 tpm
Inj Ceftriaxon 1gr
Lab DR, CT, BT, Gol. Darah
Kateter Menetap
Konsul PDL, Anestesi
Laparotomi CITO
11
Operasi dilakukan pada tanggal 23/02/2016 pkl. 13.30
Diagnosa pre op : Kehamilan Ektopik Terganggu
Diagnosa post op : Post Salpingooforektomi Sinistra
Instruksi post op :
- IVFD RL 20 tpm
- Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
- Inj. Ketorolac 3 x 1amp
- Inf. Metronidazole 2 x 1
Penalaksanaan pada KET adalah :
Pembedahan
Pembedahan merupakan penatalaksanaan primer pada kehamilan ektopik terutama
pada KET dimana terjadi abortus atau ruptur pada tuba. Penatalaksanaan pembedahan
sendiri dapat dibagi atas dua yaitu pembedahan konservatif dan radikal. Pembedahan
konservatif terutama ditujukan pada kehamilan ektopik yang mengalami ruptur pada
tubanya. Ada dua kemungkinan prosedur yang dapat dilakukan yaitu: 1. Salpingotomi
linier, atau 2. Reseksi segmental. Pendekatan dengan pembedahan konservatif ini
mungkin dilakukan apabila diagnosis kehamilan ektopik cepat ditegakkan sehingga belum
terjadi ruptur pada tuba.
Medikamentosa
Saat ini dengan adanya tes kehamilan yang intrauterin dan ultrasonografi transvaginal,
memungkinkan kita untuk membuat diagnosis kehamilan ektopik secara dini. Keuntungan
dari ditegakkannya diagnosis kehamilan ektopik secara dini adalah bahwa
penatalaksanaan secara medisinalis dapat dilakukan. Penatalaksanaan medisinalis
memiliki keuntungan yaitu kurang intrauterin, menghilangkan risiko pembedahan dan
anestesi, mempertahankan fungsi fertilitas dan mengurangi biaya serta memperpendek
waktu penyembuhan.
Prognosis
Ad vitam: Dubia ad bonam
Ad sanationam: Dubia ad bonam
Ad fungsionam: Dubia ad bonam
12