Kesesuaian jenis percobaan

3
BAB II KESESUAIAN JENIS PERCOBAAN DENGAN KURIKULIIM IPA I.994 Mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Umum (SMU) rl€;rtrut kuriktrlum Pendidikan Menengah Umum tahun 1994 lebih mengutamakan penemuan konsep secara keterampilan proses. Pada mata pelajarau ini, konsep dan sub-konsep dipelajari melalui penelitian sederhana, percobaan dan sejumlah kegiatan praktis dengan fokus pada pengembangan keterampilan proses. Idealnya, setiap topik dari pelajaran, khususnya fisika, sebaiknya diajarkan melalui peragaan kepada siswa dalam bentuk praktikum dan atau demonstrasi. Untuk mendukung fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di SMU, diperlukan sarana peralatan percobaan fisika. Bentuk modular kit dengan pengepakan yang kompak dan praktis akan membantu sekolah memiliki peralatan yang baku, berfungsi serba-guna dan berdaya-guna tinggi. Secara keseluruhan, jenis- jenis percobaan yang dapat dilakukan dengan kit ini tercakup di dalam Kurikulum IPA tahun 1994. Urutan jenis percobaan di dalam Buku Panduan Percobaan Listrik dan Magnet ini disusun berdasarkan tingkat kesulitan dalam pelaksanaan percobaan. Dalam pelaksanaannya, jenis percobaan yang dilakukan dapat dipilih sesuai dengan pelajaran yang sedang berlangsung. Dengan demikian dianjurkan agar pada saat guru fisika membuat rencana pengajaran, pada saat itu pula guru harus melhat dan merencanakan jenis percobaan yang perlu dan dapat dilaksanakan. Hal ini berarti setiap guru fisika harus arif dalam memberikan tugas praktikum kepada siswa. Satu buku panduan ini bukan untuk diselesaihan dalem satu periode (catur-wulan) secara beruntun, melainkan dipilih beberapa jenis percobaan yang sesuai dengan pelajaran yang sedang bedalan. Di lain fihak, dalam safu catur-wulan, mungkin perlu dikerjakan percobaan-percobaan yang tercantum dalam dua atau lebih Buku Panduan yang berbeda. Misalnya: Pada catur-wulan 2 di kelas II, percobaan-percobaan yang perlu dilakukan adalah percobaan Listrik dan Magnet (dari Buku Panduan Percobaan Listrik dan Magnet). Kemudian dilanjutkan dengan percobaan optik dari Buku Panduan Percobaan Optik. Sedangkan di kelas III kembali digunakan Buku Panduan Percobaan Listrik dan Magnet, khususnya mengenai Dasar-dasar Elektronika.

Transcript of Kesesuaian jenis percobaan

BAB IIKESESUAIAN JENIS PERCOBAAN DENGAN KURIKULIIM IPA I.994

Mata pelajaran fisika di Sekolah Menengah Umum (SMU) rl€;rtrut kuriktrlum Pendidikan Menengah

Umum tahun 1994 lebih mengutamakan penemuan konsep secara keterampilan proses. Pada mata

pelajarau ini, konsep dan sub-konsep dipelajari melalui penelitian sederhana, percobaan dan sejumlah

kegiatan praktis dengan fokus pada pengembangan keterampilan proses. Idealnya, setiap topik dari

pelajaran, khususnya fisika, sebaiknya diajarkan melalui peragaan kepada siswa dalam bentuk praktikum

dan atau demonstrasi.

Untuk mendukung fungsi dan tujuan pembelajaran IPA di SMU, diperlukan sarana peralatan percobaan

fisika. Bentuk modular kit dengan pengepakan yang kompak dan praktis akan membantu sekolah

memiliki peralatan yang baku, berfungsi serba-guna dan berdaya-guna tinggi. Secara keseluruhan, jenis-

jenis percobaan yang dapat dilakukan dengan kit ini tercakup di dalam Kurikulum IPA tahun 1994.

Urutan jenis percobaan di dalam Buku Panduan Percobaan Listrik dan Magnet ini disusun berdasarkan

tingkat kesulitan dalam pelaksanaan percobaan. Dalam pelaksanaannya, jenis percobaan yang dilakukan

dapat dipilih sesuai dengan pelajaran yang sedang berlangsung.

Dengan demikian dianjurkan agar pada saat guru fisika membuat rencana pengajaran, pada saat itu pula

guru harus melhat dan merencanakan jenis percobaan yang perlu dan dapat dilaksanakan. Hal ini berarti

setiap guru fisika harus arif dalam memberikan tugas praktikum kepada siswa. Satu buku panduan ini

bukan untuk diselesaihan dalem satu periode (catur-wulan) secara beruntun, melainkan dipilih beberapa

jenis percobaan yang sesuai dengan pelajaran yang sedang bedalan. Di lain fihak, dalam safu catur-wulan,

mungkin perlu dikerjakan percobaan-percobaan yang tercantum dalam dua atau lebih Buku Panduan yang

berbeda. Misalnya: Pada catur-wulan 2 di kelas II, percobaan-percobaan yang perlu dilakukan adalah

percobaan Listrik dan Magnet (dari Buku Panduan Percobaan Listrik dan Magnet). Kemudian dilanjutkan

dengan percobaan optik dari Buku Panduan Percobaan Optik. Sedangkan di kelas III kembali digunakan

Buku Panduan Percobaan Listrik dan Magnet, khususnya mengenai Dasar-dasar Elektronika.

9

Dari contoh di atas, dapat disimpulkan garis besar penggunaan modular kit fisika di SMU adalah sebagai

berikut:

Kelas I

Kelas II

Menggunakan kormbinasi "Kit Mekanika" dan "Kit Gelombang dan Panas" untuk

mendukung materi pelajaran Dasar-dasar Mekanika. Gelombang, Zat dan wujudnya serta

Suhu.

Menggunakan "Kit Optika" untuk materi pelajaran Catraya serta sebagian kecil "Kit Listrik

dan Magnet" materi pelajaran kelisrikan.

Kelas III Menggunakan "Kit Gelombang dan Panas" unnrk mendutung materi pelajaran gelombang.

"Kit Listrik dan Magnet" untuk mendukung materi pelajaran Perilaku Listrik dalam

Rangkaian Tertutup, Kemagnetan dan Kornponen Dasar Elekuonika dan "Kit Mekanika"

untuk Keseimbangan.

Keserba-gunaan setiap komponen peralatan di dalam modular kit untuk melayani percobaan-percobaan

optika dapat diperiksa pada mariks yang ditampilkan pada halaman berikut ini.

f.)l')

t.J tJo \o @ :J I UI 5 UJ l.) !c oo { (,,r I !, t.) z

zlt/,

dg

-=i,

-t!EAKi,HLZ L.

',E EE EEEE92rE EF 2P F" !l

z o eZE

jBD)

oaE(uoCIa

U)tfA)I

FlE

0aon0(D

FOn

o,atp

H:tq0

a@6lD.,a

FUo.IAFA'

FUoBo:ID

rla

'po

oB

t

o

!D

IaFUot!f

(D

oED9

nto(/)(a(D

)cDD

oood!0

0c

XE

xotso,r,tU

CD

Pr'17rD'

P

?E<j.'

Or(aaDlH

Prc,rFD

FIl-(r)(DB

FDD

,c),f

FIoaon

FlB!J@A'B

ol0

ooE!i,ft-ots7f4B

zi

lul4

OIs, I<lpl

olH]t0 I7f

o,

Frri

Ifh

q]A)

co

tDIaos.,rrBoNv

I

rr1o7tHoH

,q

otr

7otD

?l!,e

oH

V)o7fFOt

at-a

7i

FDD

letfFN

!0

dA'ID

A)

A)(D

ztt0

,qn'D)E

0)

qoE

IId!cOJ

oa

,lFIC,rFJ

lo

X

O

or.taon

ID

,allO)

XoF0@

4

E!,o

a

X:U

Fo

z

NO NAMA ALAT JMLI\OMOR

KATAI'G

X X x X X X x 1 Kumparan 1000 Lilitan I FEM 21.01/102

X 2 Inti Besi U 1 FEM 21.09

x X 3 Kapasitur 1pF I FET 23.021001

X X 4 Kapasitor 4101tF I FF,T 23.021470

X X X 5 Kapasitor 1000pF I FET 23.021102

X X X )< 6 Potensiometer 10kO I FLS 20.08/103

X X X 7 Transistor 2SD438 2 FET 23.03

X X X X X X 8 Inti Besi I 1 FEM 21.08

X x X 9 Kumparan 500 Lilitan 1 FEM 21.01/500

X X X t0 Magnet Batang Alnico 2 F}lA22,OI

X X u Model Kompas 1 F}/,A22.02

X L2 Kawat Konstantan I FLS20,24

X 13 KawatNikrom I FLS 20.25

X X X L4 Hambatan Tetap 47Cl 1 FLS 20.221047

X X X X X X X t5 Hambatan Tetap 100C) 1 FLS20.22lL00

X X X X t6 Hambatan Tetap 470C1 1 FLS 20.221470

X X t7 Hambatan Tetap 10kO 1 FLS20.22lt03

X X X X t8 Dioda 1N4002 4 FET 23.01

X X X X X X X X X X X X )< X X X X X X X X X t9 Papan Rangkaiau 1 FLS 20.07

X X X X X X X )< X X X X x X X X X X X X X X 20 Jembatan Penghubung [0 FLS 20.02

X X X zl Potensiometer 50k(l I FLS 20.08/503

X X X x X X X X X X X X X X ;( X X X X X X 22 Saklar 1 Kutub I FLS 20.04

X X 23 Pemegang Larirpu 2 FLS 20.06

X X 24 BolaLampu 4 KAL 701060

X X X 25 Jepit Steker 4 FLS 20.r1

X X X x )< X x x x x X x x )< X X X X X X X X 26 Kabel Penghubung Merah 2 KAt 99/020

X X X )< X X X x )< X X x x x x )< X X X X X X 27 Kabel Penghubung Hitam 2 KAL 99/030

X X x X x x X X X X X X 28 Meter Dasar 90 2 KAL 41

X X X X X X X X x x X X X X 29 Catu-daya 1 KAL 60

X X X X X 30 Ivlultimeter 1 KAL 45

X X X 31 Audio Generator I FAL 25

X 32 LDR0.25W I FET 23.05

X JJ Lampu Neon 60 Volt 1 FET 23.04

X X X 34 Osiloskop I FAL 15

X X X X X )< x 35 Batere 4

t0