Kesenian Randai

10
Kesenian Randai Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuklingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti- gantian. Randai menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu. Kesenian Randai Kota Padang – Sumatra Barat – Indonesia

description

Free

Transcript of Kesenian Randai

Page 1: Kesenian Randai

Kesenian Randai

Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara

berkelompok dengan membentuklingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan,

sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara berganti-gantian. Randai

menggabungkan seni lagu, musik, tari, drama dan silat menjadi satu.

Kesenian Randai

Kota Padang – Sumatra Barat – Indonesia

A. Selayang Pandang

Randai adalah kesenian (teater) khas masyarakat Minangkabau yang dimainkan  oleh

beberapa orang (berkelompok atau beregu). Cerita dalam randai, selalu mengangkat cerita rakyat

Minangkabau, seperti cerita Cindua Mato, Malin  Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita

rakyat lainnya. Konon kabarnya, randai pertama kali dimainkan oleh masyarakat Pariangan,

Padang Panjang,  ketika mereka berhasil menangkaprusa yang keluar dari laut.

Page 2: Kesenian Randai

Biasanya randai dimainkan pada perayaan  pesta, seperti: pernikahan, pengangkatan penghulu

atau pada hari besar tertentu.  Bahkan, pemerintah Sumatera Barat mengemas

kesenian randai sebagai salah  satu “icon” daerah untuk menarik para wisatawan datang

berkunjung ke Sumatera  Barat.

Kesenian randai sudah dipentaskan di beberapa  tempat di Indonesia dan bahkan dunia.

Bahkan randai dalam versi bahasa Inggris sudah pernah dipentaskan oleh sekelompok

mahasiswa di University of Hawaii, Amerika Serikat.

B. Keistimewaan

Kesenian randai yang kaya  dengan nilai etika dan estetika adat Minangkabau ini,

merupakan hasil penggabungan dari beberapa macam seni, seperti: drama (teater), seni musik,

tari dan pencak  silat.

Dalam sebuah randai, ada beberapa pemain pendukung, di antaranya: pemain galombang, yang

melakukan gerak-gerak  gelombang yang bersumber dari bunga-bunga silat; pembawa alur

cerita, pemain ini akan berbicara secara lantang menyampaikan narasi demi narasi yang menjadi

ruh cerita randai; pemain musik/dendang, merekalah yang akan memainkan  talempong,

gendang, serunai, saluang, puput batang padi, bansi, rabab dan lainnya; pemain pasambahan,

bertugas berbicara atau  berdialog dalam petatah-petitih Minangkabau. Pemain ini akan

memberi  bobot dan pesan moral lewat kiasan yang ia sampaikan; dan pemain silat yang tampil

ketika ada alur cerita menghendaki perkelahian.

C. Lokasi

Masing-masing kecamatan dan kabupaten yang ada  di Sumatera Barat memiliki

Grup randai. Sekarang ini, sedikitnya terdapat 300 grup kesenian randai yang tersebar di

Sumatera Barat. Biasanya, grup tersebut selalu siap tampil untuk menghibur masyarakat  pada

event-event tertentu di Sumatera Barat.

D. Akses

Page 3: Kesenian Randai

Bagi para wisatawan yang ingin melihat  kesenian randai bisa datang ke Kota Padang.

Cukup dengan satu kali naik mobil dari Bandara Ketaping ke Kota Padang, para wisatawan

sudah bisa sampai di  tempat tujuan.

Bagi para wisatawan yang tidak ingin bersusah payah melihat randai di Sumatera Barat, mereka

bisa mengundang grup randai untuk tampil di tempat yang diinginkan. Tentunya para

peminat randai harus mengeluarkan ongkos lebih untuk biaya transportasi dan akomodasi

mereka.

E. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Oleh karena randai biasanya diadakan pada event-event besar di pusat-pusat kota di  Provinsi

Sumatera Barat, maka wisatawan yang datang dari luar kota tidak akan kesulitan untuk mencari

tempat penginapan, karena di kota-kota tersebut banyak tersedia hotel yang nyaman untuk

menginap. Begitu juga dengan tempat bersantap ria, di kota-kota tersebut  juga banyak berjejeran

restoran dan rumah makan yang menyajikan beragam menu masakan Padang yang  akan

memanjakan para wisatawan

Cerita randai biasanya diambil dari kenyataan hidup yang ada di tengah masyarakat.

Fungsi Randai sendiri adalah sebagai seni pertunjukan hiburan yang didalamnya juga

disampaikan pesan dan nasihat. Semua gerakan randai dituntun oleh aba-aba salah seorang di

antaranya, yang disebut dengan janang.

Randai dalam sejarah Minangkabau memiliki sejarah yang lumayan panjang. Konon kabarnya ia

sempat dimainkan oleh masyarakat Pariangan, Tanah Datar ketika mesyarakat tersebut berhasil

menangkap rusa yang keluar dari laut. Randai dalam masyarakat Minangkabau adalah

suatu kesenian yang dimainkan oleh beberapa orang dalam artian berkelompok atau beregu,

dimana dalam Randai ini ada cerita yang dibawakan, seperti cerita Cindua Mato, Malin

Deman, Anggun Nan Tongga, dan cerita rakyat lainnya. Randai ini bertujuan untuk menghibur

masyarakat yang biasanya diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari raya Idul Fitri.

Pada awalnya Randai adalah media untuk menyampaikan kaba atau cerita

rakyat melalui gurindam atau syair yang didendangkan dan galombang (tari) yang bersumber

dari gerakan-gerakan silat Minangkabau. Namun dalam perkembangannya, Randai mengadopsi

gaya penokohan dan dialog dalam sandiwara-sandiwara, seperti kelompok Dardanela.

Page 4: Kesenian Randai

Randai ini dimainkan oleh pemeran utama yang akan bertugas menyampaikan cerita, pemeran

utama ini bisa berjumlah satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih tergantung dari cerita yang

dibawakan, dan dalam membawakan atau memerankannya pemeran utama dilingkari oleh

anggota-anggota lain yang bertujuan untuk menyemarakkan berlansungnya acara tersebut.

Jadi, Randai adalah media untuk menyampaikan cerita-cerita rakyat, dan kurang tepat jika

Randai disebut sebagai Teater tradisi Minangkabau walaupun dalam perkembangannya Randai

mengadopsi gaya bercerita atau dialog teater atau sandiwara.

"Sebelum randai menjadi teater berkembang saat ini, dulunya adalah tari randai. Tari randai

dipelihara di perguruan silat yang mengajarkan Ulua Ambek terutama di daerah pesisir (Padang

Pariaman). Tak heran tari-tari Minang kontemporer dewasa ini, ada yang pola gerak dan pola

dialog seperti randai.

Fungsi Tari Randai

Sebagai hiburan masyarakat biasanya yang diadakan pada saat pesta rakyat atau pada hari

raya Idul Fitri. Untuk mempertebal rasa ketradisian juga memberi kesempurnaan terhadap adat

istiadat Minangkabau itu sendiri, sarana Aspirasi dan Media Informasi.

Unsur Estetis dan Keunikan Tari Randai 

Randai berasal dari perkataan merandai berarti mengarang atau melingkar suatu kawasan

lapang untuk mencari sesuatu yang hilang. Terdapat pelbagai versi sebenarnya tentang asal usul

randai ini. Struktur persembahan randai berkonsepkan gerak tari silat diselangi nyanyian

berunsur lagu rakyat serta diiringi muzik caklempong, rebana, salung dan gong. Randai sering di

persembahkan pada pesta menuai padi, upacara perkahwinan dan adat istiadat lain.

Disaksikan ratusan pasang mata, 12 muda-mudi berpakaian tradisional Minangkabau membentuk

lingkaran di tengah arena. Lima pemain lain, duduk di pinggir arena. Para pemain randai (anak

randai) bergerak melingkar dan sering melakukan gelombang randai secara serempak, yang

bersumber pada gerakan-gerakan silat atau seni pencak silat.

Page 5: Kesenian Randai

"Hep... ta...," terdengar teriakan seorang di antaranya (tukang gore), dibarengi dengan tapuak

galembong (menepuk celana) yang bunyinya tingkah-meningkah. Setiap anak randai punya gaya

sendiri dalam gerak dan menepuk celana yang didesain khusus-mempunyai pisak yang dalam,

sehingga menghasilkan bunyi beragam waktu ditepuk, tapi serempak. "Hep...ta... Dugudung-dak-

dik-dung." Cerita yang diangkat dari kaba Kasiah Putuih Dandam Tak Sudah (Kasih Putus

Dendam Tak Sudah) pun dimulai, terjadi dialog dan akting. Kemudian diikuti saluang dan

dendang (nyanyian), biola, kayat, kerincingan dan calti.

Penampilan anak randai penuh pesona dan seru. Tontonan sekitar tiga jam itu sering membuat

penonton (segala usia; dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga kakek-nenek) tertawa riang.

Dialog jeda sejenak, anak randai kembali ber-hepta-hepti diiringi cerita yang didendangkan

(gurindam) dan diiringi saluang. Cerita bergulir, mengisahkan anak gadis (Sari Banilai) menolak

keinginan orangtuanya (Datuk Tumanggung Tuo) untuk dinikahkan dengan bako-kemenakan

Datuk Tumanggung Tuo-bernama Malendo Alam.

Oleh mamaknya, Lelo Manjo, Sari Banilai dinikahkan dengan bekas teman sekolahnya, Rambun

Sati. Dendam Datuk Tumanggung Kayo dan kemenakannya Malendo Alam pun bergejolak.

Ketika Sari Banilai pindah ke Kota Medan, rumah yang ditinggalkannya dibakar oleh Malendo

Alam. Keinginan ayak/mamak untuk menyelamatkan "Sako dan Pusako" lenyap sudah, karena

mengikuti kehendak hawa nafsu. 

Kesenian randai tak kalah hebat dan mengagumkan dengan tarian lainnya. Yang menarik dan

mengagumkan, perwatakan tokoh dalam penampilan randai tidak diungkapkan melalui tata rias,

Page 6: Kesenian Randai

tetapi disampaikan lewat dendang (gurindam). Kemudian, yang menjadi musik selain tepuk

galembong, juga tepuk tangan, tepuk kaki, tepuk siku, petikan jari, hentakan kaki, dan teriakan-

teriakan "hep... ta...ti... hai" oleh tukang gore, dan nyanyian atau dendang yang dilakukan oleh

para pemain sambil melakukan gerakan-gerakan galembong.

Kesenian randai sebagai teater rakyat di Minangkabau cukup diminati berbagai kalangan. Ini

sering ditampilkan pada acara-acara seperti pesta panen, helat perkawinan, helat batagak

penghulu, dan pesta-pesta rakyat lainnya. Ia menambahkan, jika kita melihat unsur utama dalam

randai, misalnya tarian randai yang disebut bagalombang, pada randai-randai yang lebih klasik

pada umumnya adalah gerak silat atau pencak silat yang diolah secara kreatif, dan diiringi

dengan lagu-lagu dendang yang memang banyak sekali terdapat di dalam masyarakat

Minangkabau, karena merupakan bagian dari tradisi seni budaya musik seperti saluang dan

dendang, atau seni tutur seperti bakaba, barabab, dan basijobang.

"Karena kebudayaan Minangkabau adalah kebudayaan yang dinamis, terbuka terhadap inovasi,

maka perkembangan randai dewasa ini cukup beragam. Ada unsur-unsur gerak dan musik baru

yang diadaptasi ke dalam randai, yang umumnya berasal dari lagu-lagu melayu (joget), bahkan

juga dari musik dangdut. Idiom-idiom baru ini antara lain diadaptasi untuk membuat

pertunjukkan randai tetap relevan dengan perkembangan masyarakat dan zamannya.

Semasa Orde Baru berkuasa kesenian randai nyaris tenggelam, setelah pemerintahan nagari

digantikan oleh pemerintahan desa. Kini, dengan kembalinya ke sistem pemerintahan nagari,

kesenian randai kembali tumbuh. Setiap nagari memiliki sedikitnya 10 grup randai.

Hal lain yang menarik dari tradisi randai adalah, semangat kolektif dan partisipasi masyarakat

pendukung tradisi tersebut. Organisasi dan manajemen pengelolaan randai bertumpu kepada

semangat kebersamaan tersebut. Lingkungan masyarakat tempat randai tersebut tumbuh, merasa

berkewajiban memelihara dan mengembangkannya. Tanpa dukungan mereka -termasuk

finansial- tak mungkin randai bisa berkembang. Sampai kini kegiatan pertunjukan lebih bersifat

sosial, kecuali ada perubahan pola organisasi pada pemilikan kelompok atau individu yang sudah

mulai ada sekarang ini.

Page 7: Kesenian Randai

Uniknya saat randai di mainkan pemain bisa berinteraksi langsung dengan meminta syair dan

pantun pilihan asalkan meletakkan uang di tengah-tengah lingkaran pemain.