Kesenian Daerah Sumatera

56
2015 KELOMPOK 1 ANGGOTA : 1. Elvina Candra U. 2. Eprilia Monica H. 3. Ira Budi Hayati 4. Jelang fiqi A. 5. Jeremy bagus A. Kesenian Daerah Sumatera

description

berisi macam-macam kesenian dari daerah Sumatera. Dimualai dari Musik Tradisionalnya, Tari tradisional dan kreasinya, serta Teater teater tradisional yang berasal dari Sumatera

Transcript of Kesenian Daerah Sumatera

Page 1: Kesenian Daerah Sumatera

2015

KELOMPOK 1 ANGGOTA :

1. Elvina Candra U.

2. Eprilia Monica H.

3. Ira Budi Hayati4. Jelang fiqi A.5. Jeremy bagus

A.6. Putri Eka W.7. Sannia Siti R.8. Talita Nanda

Kesenian Daerah Sumatera

Page 2: Kesenian Daerah Sumatera

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 2

BAB II Pembahasan..........................................................................................

1. Alat Musik Tradisional Sumatera................................................................2. Tari Tradisional dan Kreasi Sumatera.........................................................3. Teater Tradisional Sumatera.......................................................................

BAB III Penutup

1. Kesimpulan...............................................................................................382. Saran.........................................................................................................38

Daftar Pustaka..................................................................................................39

1

Page 3: Kesenian Daerah Sumatera

BAB I

PENDAHULUAN

2

Page 4: Kesenian Daerah Sumatera

BAB IIPEMBAHASAN

A. MUSIK TRADISIONAL

Musik tradisional adalah musik atau seni suara yang berasal dari berbagai daerah, dalam hal ini di Indonesia. Musik tradisional adalah musik yang lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang akan dibahas saat ini adalah alat music tradisional dari 10 provinsi yang ada di pulau sumatera. Musik daerah biasanya menggunakan bahasa, gaya, dan tradisi khas daerah setempat. Berikut tabel daftar alat musik tradisional di provinsi sumatera.

No Daerah Alat Musik Tiup Alat Musik Pukul Alat Musik Gesek Alat Musik Petik1 Aceh Serune

Kalee Bangsi

Alas

Canang Geundrang Taktok

Trieng Rapal

Arbab

2 Sumatera Utara

Doli-doli Panggura Gordang Faritia Gonsang

Hapetan

3 Riau Rebana Kompang Gendang Gong

Gambus Kordeon

(Dipencet)

4 Sumatera Barat

Saluang Pupuik

batang padi

Serunai

Talempong Tambua Tansa

5 Kepulauan Riau

Tabla Gendang

Panjang Marwad

Syarenggi Sitar Dambus

6 Jambi Serangko Puput

Kayu Sekdu Genggong Serdam

Gangor/ Cangor

Gendang Melayu Jambi

Kelintang Kayu

Gambus Janda

7 Bengkulu Serunai Dol Rebana

Kerincing Ceger Kulintang Gendang

Panjang

Gambus

3

Page 5: Kesenian Daerah Sumatera

8 Kep. Bangka Belitung

Gendang Melayu

Gambangan Caklemong

Rebab Dambus

9 Sumatera Selatan

Seruling Genggong

Terbangan Marawis Burdah

10 Lampung Serdam Gamolan Kompang Bende

Gambus Lunik

1. Alat Musik Tradisional Aceh

Taktok Trieng juga sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis yaitu, yang dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan ditempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. Jenis yang dipergunakan disawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. 

2. Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

Alat musik tradisional Hapetan merupakan alat musik tradisional dari Sumatera Utara. Alat musik ini mirip dengan alat musik kecapi, yaitu berdawai dan dimainkan dengan cara dipetik. Hapetan juga disebut Hasapi atau Kucapi

3. Alat Musik Tradisional Riau

Kompang merupakan alat musik Melayu yang paling populer karena kompang banyak digunakan dalam berbagai acara-acara sosial seperti pawai hari kemerdekaan. Selain itu alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi lagu gambus. Kompang memiliki kemiripan dengan rebana tetapi tanpa cakram logam gemerincing di sekelilingnya.

4

Page 6: Kesenian Daerah Sumatera

4. Alat Musik Tradisional Sumatera BaratTalempong adalah alat

musik pukul tradisional khas minangkabau. Alat musik tradisional yang berkembang di masyarakat Sumatera Barat ini terbuat dari kuningan, namun sebagian ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Alat musik tradisional talempong ini sama bentuknya sama dengan alat musik bonang

dalam seni gamelan di Pulau Jawa.

Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.

Talempong biasanya dimainkan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. 5. Alat Musik Tradisional Kepulauan Riau

Alat musik ini terdiri dari sepasang drum tangan dengan ukuran dan warna nada yang berbeda.

6. Alat Musik Tradisional JambiAlat musik ini terbuat dari bambu. Cangor merupakan alat musik sitar tabung, termasuk kelompok alat musik idio-kordofon. Alat musik ini biasanya dimainkan sebagai pelepas lelah bagi petani ketika

5

Page 7: Kesenian Daerah Sumatera

sedang istirahat. Cangor banyak ditemukan di Kabupaten Sarolangun, Merangin, Bungo, Tebo dan Kerinci.

6

Page 8: Kesenian Daerah Sumatera

7. Alat Musik Tradisional BengkuluSerunai adalah alat musik tradisional daerah bengkulu yang banyak menyebar di daerah Indonesia. Serunai menjadi

populer sebagai alat musik tiup tradisional Minang. Alat musik ini dikenal merata di Sumatera Barat, teruta dibagian dataran tinggi seperti di daerah Agam, Tanah Datar dan Lima Puluh Kota, serta disepanjang pesisir pantai Sumatera Barat. Asal mula serunai atau puput serunai, diperkirakan berasal dari nama shehnai, alat musik yang berasal dari Lembah Kashmir di dataran India Utara. Alat musik shehnai diduga merupakan perkembangan dari alat musik pungi yang dipakai dalam musik para pemikat ular tradisional. Di Bengkulu, serunai merupakan salah satu alat musik tradisional daerah bengkulu yang banyak digunakan dalam acara-acara adat, seperti upacara pengantin belarak, musik pengiring tari pedang yang biasanya diiringi juga dengan lantunan suara gendang dan lainnya. Alunan suara dari alat musik serunai ini sangat khas dan berbeda dari suara alat musik tiup lainnya. Maka tak heran jika masyarakat asli Bengkulu sangat menikmati alunan serunai.

8. Alat Musik Tradisional Kepulauan Bangka BelitungDambus adalah salah satu jenis

musik yang berkembang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dari zaman dahulu kala. Sampai sekarang belum diketahui pasti Dambus ini sudah ada sejak tahun berapa. Yang pastinya masyarakat Bangka Belitung sudah bertahun-tahun mengenal alat musik yang satu ini. Alat musik

dambus ini sering dipakai untuk upacara-upacara adat, tari-tarian, atau untuk sekedar hiburan. Tari-tarian yang ditarikan bernama "Dincak". Alat musik yang satu ini dibuat dari bahan kayu. Biasanya kayu yang sering dipakai adalah kayu jenis meranti, tapi ada pula yang membuatnya dari kayu cempedak. Dambus ini memiliki 6 senar persis seperti gitar. Namun dambus ini menggunakan senar nylon, senar yang biasa dipakai orang-orang untuk memancing. Satu senarnya merupakan sepasang senar yang berdekatan. Sehingga senarnya ada sekitar 12 buah yang tiap-tiap satu senarnya dimainkan sepasang secara bersamaan.

7

Page 9: Kesenian Daerah Sumatera

9. Alat Musik Tradisional Sumatera SelatanGenggong adalah alat musik seperti harmonika yang dimainkan dengan cara ditiup. Genggong memiliki komponen seperti lidah-lidah getar yang menghasilkan suara. Genggong terbuat dari kayu, bambu, dan pelepah enau.

10. Alat Musik Tradisional LampungSerdam merupakan

alat musik tiup tradisional dari Provinsi Lampung yang terbuat dari bambu dan memiliki nada pentatonis. Berbeda dengan Seruling  atau Suling, Serdam umumnya menghasilkan nada dasar G = do, terdiri dari 5

lubang yang menghasilkan tangga nada  berirama do, re, mi, sol, la dan si (1, 2, 3, 5, 6 dan 7).Instrumen musik Lampung ini terbuat dari bambu yang berbentuk bulat berdiameter + 1 cm dengan panjang   + 25,5 cm. Diameter lubang peningkah + 4 mm, jarak dari ujung buluh ke lubang peningkah  + 4 cm, sedang jarak antara masing-masing lubang peningkah + 2  cm. Jarak lubang klep I dan klep II + 1,5 cm sedangkan jarak peniup ke klep I + 4 cm.

Serdam dipergunakan bersama-sama dengan instrument musik Lampung lainnya, biasanya dimainkan oleh seorang putra. Cara memainkannya ujung lubang peniup ditiup dan lubang-lubang penghasil nada ditutup dengan jari-jari seperti yang kita ketahui sebagaimana meniup seruling. Sedangkan untuk mencari nada rendah atau tinggi dilakukan dengan cara menutup atau membuka lubang-lubang jari yang ada di sepanjang tubuh Serdam. 

8

Page 10: Kesenian Daerah Sumatera

B. TARI TRADISIONAL DAN KREASI SUMATERA

1. Tari Tradisional

i. Tari Tradisional Sumatera Barat

a. Tari Piring

Tari Piring atau disebut tari piriang merupakan tarian tradisional Sumatera Barat yang berasal dari Solok Sumatera Barat. Tari Piring masih terus lestari hingga sampai saat ini. Tarian piring memiliki gerakan yang menyerupai gerakan para petani semasa bercucuk tanam, membuat kerja menuai dan sebagainya. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira

dan syukur dengan hasil tanaman mereka. Tarian ini merupakan tarian gerak cepat dengan para penari memegang piring di tapak tangan mereka, diiringi dengan lagu yang dimainkan oleh berbagai alat musik tradisional Sumatera Barat seperti talempong dan saluang. Kadangkala, piring-piring itu akan dilontar ke udara atau pun dihempas ke tanah dan pecahan piring yang dilontar ke tanah akan dipijak oleh penari-penari tersebut.

Tari piring pada awalnya merupakan tarian ritual yang dilakukan oleh masyarakat Solok sebagai rasa syukur kepada para dewa akan hasil panen yang melimpah ruah. Tarian ini menggunakan media piring yang diisi dengan berbagai sesaji. Namun ketika agama islam masuk ke Mingangkabau, tari piring tidak lagi menjadi acara ritual, akan tetapi tarian ini berubah menjadi sara hiburan dan kesenian daerah.

b. Tari payung

Tari payung merupakan tarian tradisional dari Sumatera Barat yang menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi kekasih tersebut dengan

9

Page 11: Kesenian Daerah Sumatera

payungnya.Tari payung memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan. Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, bisa juga ditambah dengan selendang untuk penari wanita.Musik yang mengiringi tari payung ini sangat dinamis. Tari payung biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.

c. Tari Lilin

Tari lilin ini merupakan tarian istana pada zaman dahulu yang dilakukan pada malam hari. Para penari yang melakukan tarian lilin terdiri dari beberapa orang yang menggunakan piring kecil yang berisi lilin menyala ditangannya. Tari lilin selalu diiringin oleh musik yang dibawakan oleh sekelompok musisi. Tari lilin dilakukan dengan sangat hati-hati, agar piring yang ada ditangan tidak

jatuh serta lilin yang ada dalam piring tersebut tidak mati.

i. Tari Tradisonal Sumsela. Tari gending sriwijaya

Gending Sriwijaya merupakan lagu daerah dan juga tarian yang cukup populer dari kota Palembang Sumatera Selatan. Lagu Gending Sriwijaya ini dibawakan untuk mengiringi tari Gending Sriwijaya. Baik lagu maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat

Nusantara Lirik lagu ini juga menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman di mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia.

Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan ini dibawakan untuk menyambut tamu-tamu agung. Biasanya tarian ini dibawakan oleh sebanyak 13 orang penari, yang terdiri dari 9 orang penari inti dan 4 orang pendamping dan penyanyi :

Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih) Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak) Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri) Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria) Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya

10

Page 12: Kesenian Daerah Sumatera

Dua orang pembawa tombak (pria)

Namun saat ini penyanti gending sriwijaya sudah banyak digantikan dengan media digital dan elektronik seperti VCD maupun tape recorder.

b. Tari Tanggai

Tari Tanggai merupakan tarian tradisional dari Sumatera Selatan yang juga dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan. Berbeda dengan tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang, dan

tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga. 

Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang berkunjung ke daerahnya.

c. Tari mejeng basuko

Tarian mejeng basuko adalah tarian khas muda mudi Sumatera Selatan (Sumsel). Tarian ini menggambarkan muda mudi yang berkumpul dan bersenda gurau untuk menarik hati lawan jenisnya. Tak jarang ada yang sampai jatuh hati dan mendapatkan jodoh dari pertemuan tersebut.

ii. Tari Tradisional Bangka Belitunga. Tari campak

Tari Campak Pada saat acara pesta pernikahan, penyambutan tamu undangan, tari campak akan hadir di tengah masyarakat sebagai hiburan. Tarian ini menggambarkan keceriaan bujang (laki-laki dewasa yang belum menikah) dan dayang (perempuan dewasa yang belum menikah).Tarian ini dilakukan secara berpasang-pasangan antara wanita dan pria sambil

11

Page 13: Kesenian Daerah Sumatera

membawakan pantun yang saling berbalas (berbalasa pantun). Siapa yang kalah biasanya akan memberikan uang kepada yang menang.

Diiringi alat musik tradisional seperti gong, gendang dan biola serta akordian menambah kemeriahan tarian ini. Pada umumnya tari campak biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari kebun.

b. Tari Beripat

Tari beripat merupakan perlombaan adu ketangkasan. Yang mana ada dua orang penari membawa rotan. Setiap penari mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Mana luka yang paling sedikit dialah pemenangya. Dalam setiap gerakan, diselingi gerak dan irama tari.

c. Tari Sepen

Pada umumnya tarian ini akan dipersembahkan kepada tamu kehormatan. Misalnya, tamu undangan pemerintahan, event menyambut wisatawan luar bangka, dan acara resmi lainya. Ada yang unik dari tari sepen yaitu setiap gerakan tari mengandung unsur beladiri pencak silat. Tarian ini dibawakan secara berpasang-pasangan antara laki-laki dan wanita yang sudah lincah dalam gerakan tari ini.

iii. Tari Tradisional Bengkulua. Tari Persembahan Rejang

Tari Penyambutan di Inspirasi Tari Kejai yang sakral dan Agung di Tanah Rejang Tari Penyambutan adalah Tari Kreasi Baru yang diatur sedekat mungkin dengan Tari Kejai. Terinspirasi oleh tari Kejai karena Suku Rejang sendiri jaman dahulu tidak mempunyai Tari

Penyambutan, di jaman dahulu penyambutan tamu dilakukan dengan upacara adat. Tari

12

Page 14: Kesenian Daerah Sumatera

Kejai adalah tarian sakral dan agung, sehingga sangat pantas untuk di persembahkan untuk Penyambutan Tamu, seperti Pejabat Tinggi Negara, Menteri, Bupati yang berkunjung ke Tanah Rejang, atau pada even-even lain yang bersifat ceremonial, seperti pada acara penyambutan piala Adipura yang tiba di Kota Curup tanggal 7 juni lalu.

Musik yang mengiringi Tari Penyambutan di inspirasi oleh tarian sakral dari Tanah Rejang, musik dan alat musik Tari Penyambutan memakai alat musik khas tradisional Suku Rejang, yaitu gong dan kalintang, yang dari jaman dahulu kala di pakai pada musik pengiring tarian sakral dan agung Suku Rejang yaitu Tari Kejai.Pada umumnya dipakai irama lagu Lalan belek dan Tebo Kabeak.

b. Tari Andun

Tari Andun merupakan salah satu tarian rakyat yang dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari andun biasanya digunakan sebagai

sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya, saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakatkhususnya bujang gadis.

c. Tari Ganau

Tari Ganau dari bengkulu, merupakan tarian yang diiringi dengan musik. Didominasi olrh iringan mandolin, rebab dan kendang serta lagu dengan irama melayu. Tarian ini dimainkan oleh sekelompok penari wanita dan laki-laki. Dimulai dengan tempo gerakan yang lambat diakhiri dengan

gerakan yang cepat dan menghentak-hentak. Gerakan tangan, serta melompat dan dan formasi yang harmonis dengan iringan musik merupakan ciri khas yang dari tarian ini.

13

Page 15: Kesenian Daerah Sumatera

iv. Tari Tradisional Lampunga. Tari sembah

Tari sembah merupakan tarian tradisional dari Provinsi Lampung yang berasal dari Suku Pepadun. Pada awalnya Tari Sembah ditampilkan pada acara penyambutan para raja dan tamu-tamu istimewa. Saat ini Tari Sembah dikenal sebagai tari penyambutan yang tujuannya adalah menghormati tamu yang datang. Selain ditampilkan pada upacara adat

penyambutan tamu, tari sembah juga ditampilkan pada upacarapernikahan dengan tujuan yang sama yaitu menyambut para tamu yang hadir pada acara tersebut.

Busana yang dikenakan oleh para penari adalah busana asli daerah seperti yang dikenakan pengantin wanita asli suku Lampung lengkap dengan siger dan tanggainya. Busana yang dipergunakan oleh penari Sembah ini adalah Sesapur yaitu baju kurung bewarna putih atau baju yang tidak berangkai pada sisinya namun pada sisi bagian bawah terdapat hiasan berbentuk koin berwarna perak atau emas yang digantung secara berangkai (rumbai ringgit). Sedangkan busana yang digunakan sebagai bawahan adalah kain tapis. Kain tapis adalah kain tenun tradisional lampung yang terbuat dari bahan katun bersulam emas dengan motif tumpal atau pucuk rebung. Kain tapis bermotif sepeti ini biasanya disebut dengan nama kain tapis Dewasana (Dewo sanaw).

Selain busana, ada beberapa aksesoris yang dipergunakan oleh para penari tari sembah. Aksesoris yang dipergunakan antara lain :

Mahkota siger Pending, yaitu ikat pinggang dari uang ringgit Belanda dengan gambar ratu Wihelmina di bagian atas.

Bulu serti, yaitu ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berlapis kain merah. Bagian atas ikat pinggang ini dijaitkan kuningan yang digunting berbentuk bulat dan bertahtakan hiasan berupa bulatan kecil-kecil. ikat pinggang bulu serti dikenakan diatas pending.

Mulan temanggal, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk seperti tanduk tanpa motif yang digantungkan di leher sebatas dada.Dinar, yaitu mata uang Arab dari emas yang diberi peniti dandigantungkan pada sesapur,tepatnya di bagian atas perut.

Buah jukum, yaitu hiasan berbentuk buah-buah kecil di atas kain yang dirangkai menjadiuntaian bunga dengan benang dan dijadikan kalung panjang yang dipakai melingkar mulai dari bahu ke bagian perut sampai ke belakang.

14

Page 16: Kesenian Daerah Sumatera

Gelang burung, yaitu hiasan dari kuningan berbentuk burung bersayap yang diatasnya direkatkan bebe yaitu kain halus yang berlubang-lubang. Gelang burung ini diikatkan pada lengan kiri dan kanan, tepatnya di bawah bahu.

Gelang kana adalah sebuah gelang yang terbuat dari kuningan berukir dan gelang Arab, yang dikenakan bersama-sama di lengan atas dan bawah.Tanggai adalah hiasan yang berbentuk seperti kuku berwarna keemasan terbuat dari bahan kuningan yang dikenakan di jari penari.

Mahkota Siger adalah mahkota berbentuk seperti tanduk yang ditatah hias bertitik-titik rangkaian bunga. Siger ini berlekuk ruji tajam berjumlah sembilan buah. Disetiap puncak lekukan diberi hiasan bunga cemara dari kuningan. Sedangkan bagian puncak siger diberi hiasan serenja bulan, yaitu hiasan berupa mahkota kecil yang mempunyai lengkungan di bagian bawah dan beruji tajam-tajam pada bagian atas serta berhiaskan bunga. Mahkota siger ini secara keseluruhan terbuat dari bahan kuningan.Untuk iringan musik, tentu saja tari sembah diiringi oleh musiktradisional Provinsi Lampung.

v. Tari Tradisional Nangro Aceh Darusalam (NAD)a. Tari Saman

Tari ini diciptakan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara pada sekitar abad XIV Masehi. Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian saman mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Para pemainnya terdiri dari pria yang masih muda-muda dan menggunakan pakaian adat. Gerakan dasarnya mirip gerakan dasar tari Ratéb Meuseukat yaitu tepuk tangan dan tepuk dada, namun dahulu tarian ini hanya dimainkan oleh pria. Seiring perkembangan zaman, tari Saman kini juga dimainkan oleh perempuan.

15

Page 17: Kesenian Daerah Sumatera

Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

b. Tari Ratéb Meuseukat

Nama Ratéb Meuseukat berasal dari bahasa Arab yaitu ratéb asal kata ratib artinya ibadat danmeuseukat asal kata sakat yang berarti diam.

Diberitakan bahwa tari Ratéb Meuseukat ini diciptakan gerak dan gayanya oleh anak Teungku Abdurrahim alias Habib Seunagan (Nagan Raya), sedangkan syair atau ratéb-nya diciptakan oleh Teungku Chik di Kala, seorang ulama di Seunagan, yang hidup pada abad ke XIX. Isi dan kandungan syairnya terdiri dari sanjungan dan puji-pujian kepada Allah dan sanjungan kepada Nabi, dimainkan oleh sejumlah perempuan dengan pakaian adat Aceh. Tari ini banyak berkembang di Meudang Ara Rumoh Baro di kabupaten Aceh Barat Daya.

Pada mulanya Ratéb Meuseukat dimainkan sesudah selesai mengaji pelajaran agama malam hari, dan juga hal ini tidak terlepas sebagai media dakwah. Permainannya dilakukan dalam posisi duduk dan berdiri. Gerakan dasarnya menepuk dada dan menepuk tangan.

Pada akhirnya juga permainan Ratéb Meuseukat itu dipertunjukkan juga pada upacara agama dan hari-hari besar, upacara perkawinan dan lain-lainnya yang tidak bertentangan dengan agama.

Saat ini, tari ini merupakan tari yang paling terkenal di Indonesia. Hal ini dikarenakan keindahan, kedinamisan dan kecepatan gerakannya. Keterkenalan tari ini tidak lepas dari peran Marzuki Hasan (Pak Uki) yang memperkenalkan tari ini di Pulau Jawa.

16

Page 18: Kesenian Daerah Sumatera

c. Tari Seudati

Tari Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kataSyahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.

Tarian ini diyakini sebagai bentuk baru dari Tari Ratoh atau Ratoih, yang merupakan tarian yang berkembang di daerah pesisir Aceh. Tari Ratoh atau Ratoih biasanya dipentaskan untuk mengawali permainan sabung ayam, serta dalam berbagai ritus sosial lainnya, seperti menyambut panen dan sewaktu bulan purnama. Setelah Islam datang, terjadi proses akulturasi, dan menghasilkan Tari Seudati, seperti yang kita kenal hari ini.

Penganjur Islam memanfaatkan tarian ini sebagai media dakwah untuk mengembangkan ajaran agama Islam. Tarian ini cukup berkembang di Aceh Utara, Pidie dan Aceh Timur.

Tari Seudati tidak diiringi alat musik, melainkan hanya dengan beberapa bunyi yang berasal dari tepukan tangan ke dada dan pinggul, hentakkan kaki ke lantai dan petikan jari.

Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.

17

Page 19: Kesenian Daerah Sumatera

vi. Tari Tradisional Sumatera Utara

a. Tari Tor-tor

Tor-tor Batak Toba adalah jenis tarian purba dari Batak Toba yang berasal dari Sumatera Utara yang meliputi daerah Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba Samosir dan Samosir.

Tor-tor adalah tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tortor merupakan tarian, namun makna yang lebih dari gerakan-gerakannya menunjukkan tortor adalah sebuah media komunikasi, di mana melalui gerakan yang disajikan terjadi interaksi antara partisipan upacara.

Menurut Togarma Naibaho, pendiri Sanggar budaya Batak, Gorga, kata Tor-tor berasal dari suara hentakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang yang juga berirama mengentak. Tujuan tarian ini dulu untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui

Dalam Tari Tor-Tor ada tiga pesan ritual yang utama. Pertama-tama, takut dan taat pada Tuhan, sebelum tari dimulai harus ada musik persembahan pada Yang Maha Esa. Kemudian dilanjutkan pesan ritual untuk leluhur dan orang-orang masih hidup yang dihormati. Terakhir, pesan untuk khalayak ramai yang hadir dalam upacara. Barulah dilanjutkan ke tema apa dalam upacara itu.

Setiap penari tortor harus memakai ulos dan mempergunakan alat musik/gondang. Ada banyak pantangan yang tidak diperbolehkan saat manortor, seperti tangan si penari tidak boleh melewati batas setinggi bahu ke atas, bila itu dilakukan berarti si penari sudah siap

18

Page 20: Kesenian Daerah Sumatera

menantang siapa pun dalam bidang ilmu perdukunan, atau adu pencak silat (moncak), atau adu tenaga batin dan lain-lain.

Tari Tor-tor selalu ditampilkan dengan tabuhan Gondang Sembilan. Warga Mandailing biasanya menyebutnya Gordang Sembilan, sesuai dengan jumlah gendang yang ditabuh. Gendang ini juga punya ciri khas lain yakni pelantun yang disebut Maronang onang. Si pelantun ini biasanya dari kaum lelaki yang bersenandung syair tentang sejarah seseorang, doa, dan berkat.

b. Tari Fataele (Tari Perang)

Tari Fataele tidak bisa dipisahkan dengan tradisi Lompat Batu Nias, karena lahirnya berbarengan dengan tradisi Homo Batu. Dahulu kala Suku Nias sering berperang antarkampung. Biasanya pemicu perang adalah perebutan lahan atau bahkan merebut kampung orang lain.

vii. Tari Tradisional Jambia. Tari Sekapur Sirih

19

Page 21: Kesenian Daerah Sumatera

Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau.Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati.

Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan: cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.

b. Tari Tauh (Rantau Pandan)

Adalah suatu tari yang menggambarkan tentang pergaulan/hubungan muda mudi (Bujang Gadis) pada zaman dahulu sampai sekarang yang diwariskan secara turun temurun. Sampai sekarang masyarakat tidak mengetahui secara pasti pencipta Tari Tauh yang telah mengakar ditengah-tengah masyarakat Rantau Pandan tempat dimana penelitian ini dilakukan. Pada saat sekarang, Tari Tauh sangat populer di Kabupaten Bungo sebagai tari tradisional vang. sangat disukai oleh masyarakat. Tari Tauh biasanya ditarikan ketika menyambut Rajo, Berelek Gedang, dan ketika Beselang Gedang (gotong royong menuai padi).

Jumlah penari Tauh adalah 8 orang (4 wanita dan 4 laki-laki) dan termasuk jenis tari tradisi kerakyatan dengan lama pementasan tergantung kondisi sesuai panjang pantun dan kesanggupan penari dan tidak jarang dari senja hari sampai pagi hari. Adapun musik pengiring ialah Kelintang Kayu, Gong, Gendang dan Biola, kostum yang dipakai adalah pakaian Melayu. Pada saat sekarang Tari Tauh sering ditampilkan pada acara resmi yang diadakan Pemerintah kecamatan/kabupaten dan juga pada acara pernikahan. Sedangkan lagu yang mengiringi Tari Tauh adalah Krinok dan pantun-pantun anak Muda.

20

Page 22: Kesenian Daerah Sumatera

Fungsi Tari Tauh adalah untuk pergaulan antara muda mudi, dan hiburan bagi masyarakat umum.

viii. Tari Tradisional Kepulauan Riau

a. Tari Zapin 

Merupakan makna adab sopan santuan, sikap hormat dan memuliakan orang lain. Tari Zapin juga bermakna penutup atau penyudah dari sebuah persembahan yang disampaikan pada setiap orang yang melihatnya.

b. Tari Makan Sirih (Tari Persembahan)

Biasanya disebut tari persembahan yang biasanya digunakan untuk menyambut tamu atau pembukaan acara-acara tertentu. Tarian ini menggambarkan bahwa orang melayu Riau menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan.

21

Page 23: Kesenian Daerah Sumatera

2. Tari Kreasi

Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan gerak tari tradisional kerakyatan dengan tradisional klasik. Gerak ini berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia. selain bentuk geraknya, irama, rias, dan busananya juga merupakan hasil modifikasi tari tradisi. Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomim (gerak patah-patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tak beraturan tapi terkonsep).

Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Tari kreasi berpolakan tradisi

Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias, maupun tata teknik pentasnya.walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.

2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)

Merupakan tari yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik pentasnya.Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi mungkin saja menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapannya. tarian ini juga disebut tarian modern yang berasal dari kata ''modo'' yang berarti baru saja.

Prinsip-prinsip Mencipta Tari Kreasi

Prinsip penting yang harus diperhatikan dalam penyusunan karya tari kreasi terdiri atas beberapa hal sebagai berikut :

Unity (keutuhan). Yaitu perpaduan desain dan pola yang disusun menjadi sebuah bentuk yang memiliki warna, kekhasan, gaya yang khas dari pribadi penciptanya.

Harmony (keselarasan). Efek selaras yang ditimbulkan dari karya seni ketika diapresiaai secara alami merupakan wujud harmonisasi dari sebuah karya seni tari.

Balance (keseimbangan). Keseimbangan pada tari mengandung arti stabilitasi perpaduan antar elemen yang memungkinkan dua garis simetris dann asimetris menjadi seimbang.

Kreativitas penciptaan karya seni tari. Pada dasarnya, setiap gerak kasar dari peniruan alam ataupun peniruan gerak keseharian manusia dapat menjadi sumber kreativitas penciptaan tari. Kemampuan yang harus dimiliki seorang penari terdiri atas beberapa haal sebagai berikut :

Wiraga. Kemampuan tubuh melakukan gerakan yang luwes dan serasi dengan karakter tarian mutlak dipunyai oleh penari.

22

Page 24: Kesenian Daerah Sumatera

Wirahma. Bentuk gerak yang diwadahi proposionalnya tubuh akan menjadi sebuah keharmonisan bila kemampuan menari dibarengi dengan rasa irama yang baik.

Wirasa. Kemampuan mengekspresikan tarian dengan pendalaman jiiwa merupakan bagian yang paling sulit untuk digambarkan karena kemampuan ini lahir secara alami dari jiwa dan hanya dapat dirasakan. 

Jenis Penyajian Tari Kreasi

Pertunjukan tari kreasi secara penyajian dapat dibedakan menjadi tari tunggal, tari berpasangan, tari berkelompok, dramatari dan tari bertema.

Tari tunggal adalah tarian yang memang dibawakan hanya oleh satu orang saja. Contoh tari kreasi tunggal misalnya tari Topeng Ronggeng dari Betawi.

Tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang baik laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan perempuan. Prinsip pada tari berpasangan antara lain; 1) adanya gerakan saling mengisi; 2) adanya gerakan saling interaksi; dan 3) merupakan kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajian. Contoh tari kreasi berpasangan yang dilakukan antara dua orang seperti tari Payung dari Sumatera Barat yang diciptakan oleh Huriah Adam.

Tarian berkelompok adalah tarian yang dilakukan secara berkelompok baik dilakukan oleh laki-laki, perempuan atau campuran antara laki-laki dengan perempuan. Tarian berkelompok ini sering dijumpai pada panggung-panggung pertunjukan. Contoh tari berkelompok misalnya tari Cente Manis dari Betawi, Burung Enggang dari Kalimantan, Tifa dari Papau, Yosim Pancer dari Papau, dan tari Belibis dari Bali.

Dramatari merupakan bentuk penyajian tari yang memiliki desain dramatik. Contoh drama tari paling terkenal adalah cerita Matah Ati yang bersumber pada gerak tari gaya Mangkunegaran. Dramatari ini merupakan bentuk kreasi yang bersumber pada tari tradisi Jawa Tengah. Pada peragaan dramatari selain menguasai secara aspek gerak juga aspek ekspresi. Ini disebabkan untuk mendukung cerita dibutuhkan mampu menterjemahkan naskah menjadi gerak tari.

Tari bertema dapat dijumpai pada hampir semua jenis penyajian tari baik tari tunggal, tari berpasangan, tari berkelompok maupun tari bercerita. Ini disebabkan tema pada tari merupakan ide yang kemudian diwujudkan dalam bentuk judul tari dan pada akhirnya diekspresikan melalui gerak. 

Penyajian tari kreasi baik dalam bentuk tunggal, berpasangan, berkelompok maupun drama tari memerlukan unsur pendukung tari salah satunya tata rias dan tata busana. Tata rias dan tata busana memiliki peran penting pada pementasan untuk mendukung karakter tari yang hendak disampaikan.

Pada drama tari unsur pendukung tari dalam bentuk tata rias dan busana memiliki peran penting karena dapat menunjukkan tokoh dan karakter dapat divisualisasikan. Setiap tokoh memiliki keunikan dan kekhasan dari tata rias dan tata busananya. Berdasarkan tata rias dan

23

Page 25: Kesenian Daerah Sumatera

tata busana seseorang dapat menebak dari mana tarian itu berasal. Setiap tari memiliki tata rias dan busana tersendiri. 

Tata rias dan busana untuk penari pria berbeda dengan penari wanita. Perbedaan ini juga untuk semua nama tari. Tata rias dan busana tari kreasi biasanya masih tetap berpijak pada tata rias dan busana tradisional. Hal ini untuk menunjukkan identitias pengembangan gerak yang dilakukan sesuai dengan daerahnya. Penonton melalui tata rias dan busana yang dikenakan akan mengetahui dari daerah mana gerak tari kreasi itu dikembangkan.

CONTOH TARI KREASI DARI SUMATERA

1. Tari Kipas Serumpun

Tari Kipas Serumpun merupakan tari kreasi yang berasal dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Tari ini bercerita tentang jalinan persahabatan antar masyarakat. Banyuasin sebagai salah satu kabupaten di Sumatera Selatan dikenal sebagai daerah yang ditinggali oleh banyak suku dan agama. Tari kreasi kipas serumpun inilah yang kemudian diciptakan untuk menyatukan mereka dalam kegembiraan.

2. Tari Seluang Mudik, Tari Kreasi yang Terinspirasi dari Ikan Seluang

Pada musim seluang mudik, ikan seluang akan beriringan, berkumpul, dan berpencar untuk kemudian berkumpul kembali. Fenomena unik yang terjadi pada ikan seluang mudik ini kerap dijumpai setiap tahun di rawa atau danau di Sumatera Selatan. Bahkan di masyarakat Banyuasin berkembang suatu dongeng yang mengatakan, ikan seluang merupakan jelmaan dari puteri yang turun dari khayangan.

Kebiasaan unik ikan seluang itulah yang kemudian menginspirasi lahirnya sebuah garapan tari kreasi yang bernama tari seluang mudik. Tari seluang mudik merupakan tari kreasi yang berasal dari Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, yang menceritakan tentang tingkah laku dan gerak-gerik ikan seluang pada musim seluang mudik.

Tari seluang mudik dipentaskan oleh 6-8 orang perempuan dengan mengenakan pakaian dengan warna keemasan. Warna tersebut diadaptasi dari warna mengkilat pada ikan seluang yang menjadi pijakan garapan seni tari kreasi ini. Semua penari menggunakan kipas sebagai simbolisasi dari ikan seluang yang ekornya selalu bergerak.

Gerakan tari seluang mudik didominasi oleh gerakan tangan yang gemulai namun tetap bertenaga. Pada bagian tertentu, para penari akan membuat formasi berkumpul dengan tetap mengibas-ngibaskan kipas. Gerakan ini menggambarkan sifat ikan seluang ketika masuk musim seluang mudik. Sementara dari garapan musiknya, tarian ini diiringi oleh musik dengan tempo cepat yang bersumber dari perpaduan alat musik pukul tradisional, seperti kendang dan perkusi. Tidak lupa dengan memasukkan alunan akordian sebagai ciri khas dari musik melayu Sumatera.

Tari seluang mudik mengandung amanat yang dalam tentang arti penting persaudaraan dan kebersamaan. Kehidupan guyub dalam persaudaraan dan kebersamaan telah lama terjalin di masyarakat Banyuasin, Sumatera Selatan. 

24

Page 26: Kesenian Daerah Sumatera

3. Tari Indang (Padang,Sumatera Barat)

Tari Indang merupakan salah satu kesenian tari yang berasal dari Minangkabau. Etnik Minangkabau menyimpan banyak kekayaan tradisi lisan. Salah satunya adalah Tari Indang. Tari Indang menggambarkan kedatangan Islam di Sumatera Barat sejak abad ke-13. Tarian ini dikenal dengan Tarian Badindin, yaitu kata-kata “dindin badindin” pada lagu pengiringnya. Tarian ini sebenarnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil. Selain itu, sekarang ini Tari Indang juga merupakan tari pergaulan muda mudi dengan gerakan yang kompak, dinamis, dan ceria, di mana mereka dituntun untuk selalu bekerja sama satu dengan yang lainnya.

Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah kabupaten Padang. Tari indang diciptaan oleh Rapa’i. Rapa’i merupakan pengikut setia Syekh Burhanuddin – seorang tokoh terpandang yang selalu memperingati upacara tabuik di Minang.

Kesenian ini tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah Islam. Nasrul Azwar, aktivis budaya yang tinggal di Padang, menyebutkan secara historis Tari Indang merupakan hasil perkawinan budaya antara Minangkabau dan peradaban Islam abad ke-14. Peradaban tersebut diperkenalkan pedagang yang masuk ke Aceh melalui pesisir barat Pulau Sumatera dan selanjutnya menyebar ke Ulakan-Pariaman

C. TEATER TRADISIONAL SUMATERA

1. Teater Dul muluk (Palembang, Sumatera Selatan)

25

Page 27: Kesenian Daerah Sumatera

Teater Dulmuluk adalah teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota Palembang. Awal mula terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk di sekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik, pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan.

Dulmuluk berawal dari Kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada dua pendapat oleh penulis kitab ini, yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat oleh Indra Sakti (Riau) – versi DR. Philipus Pieter Voorda Van Eysinga (seorang hakim di Batavia) dan versi Von de wall menyebut Saleha, sepupu raja Ali Haji. Kitab ini kemudian dipentaskan dalam bentuk teaterikal.

Acara itu menarik minat masyarakat untuk datang berkumpul. Pada tahun 1860 syair “Kejayaan Kerajaan Melayu” juga diterbitkan di Singapura dalam bahasa Melayu oleh Syaidina dan Haji M. Yahya. Pada tahun 1893 Dr. Philipus mencetak kembali dengan menggunakan bahasa latin, diterbitkan oleh Tijschrift Van Nederlands India di Roterdam. Kemudian muncul sebuah buku yang diterbitkan oleh De Burg Amsterdam dengan judul “Syair Abdul Muluk”, yang banyak mengalami perubahan-perubahan seperti: Berbahan menjadi Berhan, Siti Arohal Bani menjadi Siti Roha, Abdul Roni menjadi Abdul Gani  dan sebagainya. Perubahan tersebut karena penyesuaian ejaan waktu itu.

Teater Tradisional Dulmuluk mempunyai beberapa ciri yang membuatnya berbeda dengan teater tradisional lainnya, cirinya adalah sebagai berikut:

Dialognya seringkali menggunakan pantun dan syair Peranan wanita diperankan oleh laki-laki, atau tepatnya hanya laki-laki yang bermain Di awal dan di akhir pertunjukan Dulmuluk terdapat nyanyian dan tarian yanng bernama

“Beremas” Dalam pertunjukan dulmuluk, menampilkan kuda dulmuluk sebagai ciri tersendiri Adanya tarian dan nyanyian di dalam pertunjukan dulmuluk yang digunakan sebagai

simbol, contohnya seperti saat sedih, senang, marah, ataupun mengungkapkan isi hati biasanya diungkapkan sambil berdendang dan menari

Cerita dulmuluk hanya menceritakan dua syair, yaitu syair Raja Abdul Muluk dan syair Zubaidah Siti.

Sebelum pertunjukan Dulmuluk diGelar biasanya dilakukan upacara kecil " sesajen " dan pembacaan do'a untuk keselematan/tolak balak.

26

Page 28: Kesenian Daerah Sumatera

Dalam tata cara pementasan, para pelakon dulmuluk sebelum pementasan dimulai berkumpul di suatu tempat khusus yang disebut kebung untuk berpakaian dan bersolek sesuai watak para tokoh yang akan diperankan. Sebelum pertunjukan dilakukan, doa selamat dengan menyiapkan seperangkat hidangan yang terdiri dari nasi gemuk, sebutir telur dan seekor ayam panggang, serta dupa/ kemenyan yang dibakar di pedupaan.

Setelah dibacakan doa, nasi dan laik dibagi rata sebagai penyempurna syarat upacara. Salah satu pemain sebagai pemeran utama bernama Sultan Abdul Muluk. Seorang anggota yang menjadi pimpinan, menyanyikan lagu bekisoh atau salam pembuka dari dalam kebung. Setelah itu, seorang demi seorang pelakon keluar dari kebung untuk melaksanakan upacara Beramas atau salam pembuka kepada penonton, setelah selesai pemain kembali masuk kebung.Selanjutnya, adegan demi adegan berlangsung sesuai jalan cerita.

Setiap pemain seni pertunjukan Dulmulukdituntut kemampuannya untuk dapat bernyanyi sesuai dengan tuntutan perannya. Sebelum tahun 1972, pertunjukan Dulmulukdilakukan di lapangan terbuka di mana penonton berada di arena, kemudian mulai tahun 1972 pertunjukan dilakukan di atas panggung, agar penonton yang ada di barisan depan lebih fokus menikmati pertunjukan Dulmuluk. Pesan moral disampaikan melalui hadam, semacam syiar-syiar Islam, mengaji, dll.

2. Teater Bangsawan (Kepulauan Riau)

Seni Teater Bangsawan

adalah teater rakyat tradisional yang hidup di Kepulauan Riau dan Kepulauan Lingga, Indonesia, serta berkembang pula di kawasan Malaysiadan Brunei Darussalam. Teater ini dapat dimainkan semua lapisan masyarakat.

27

Page 29: Kesenian Daerah Sumatera

Sejarah Teater Bangsawan :

Konon, kesenian yang bernama Bangsawan ini pada masa lalu bernama Wayang Parsi. Menurut Ediruslan dan Hasan Junus (t.t), kedatangan rombongan seniman wayang parsi ke Pulau Penang (1870) bukanlah dari Persia (Iran), melainkan dari orang-orang Majusi yang melarikan diri ke India karena tidak mau di-Islam-kan. Keturunan orang-orang Majusi yang banyak bermukim di Mumbay inilah yang akhirnya membawa wayang parsi ke Pulau Penang. Dari Penang, wayang parsi kemudian menyebar ke seluruh semenanjung Malaysia, dan juga ke kesultanan-kesultanan Melayu di Sumatera Utara, Riau, dan Kalimantan Barat.

Wayang parsi yang telah berubah menjadi Bangsawan diperkirakan masuk Penyengat tahun 1906. Dari Pulau Penyengat akhirnya menyebar pula ke berbagai daerah di wilayah Kepulauan Riau. Walaupun demikian, kesenian ini tidak tumbuh subur di Penyengat, tetapi justeru di tempat lain, seperti Daik-Lingga dan Dabo-Singkep. Malahan, sekarang seolah-olah yang “memilikinya” adalah kedua masyarakat tersebut. Indikator ini terlihat dari setiap kali ada penampilan Bangsawan, terutama di ibukota Propinsi (Tanjungpinang), kalau tidak Bangsawan dari Dabo-Singkep, adalah dari Daik-Lingga. Oleh karena itu, setiap orang jika mendengar kata Bangsawan, maka seringkali yang terbayang dalam benaknya adalah dari kedua daerah tersebut.

Penamaan Bangsawan itu sendiri, untuk pertama kalinya, konon diberikan oleh Abu Muhammad Adnan, yang sering disebut juga dengan Mamak Phusi, kepada perkumpulan yang didirikannya. Lengkapnya adalah Phusi Indra Bangsawan of Penang. Jenis seni pertunjukan tradisional yang berupa komedi stambul dengan ceritera seputar kehidupan istana ini juga dikenal dengan nama Wayang Bangsawan atau Indra Bangsawan.

Pertunjukkan :

Seni pertunjukan ini diiringi oleh lagu-lagu. Yaitu lagu-lagu yang sering dinyanyikan dalam joged atau tarian Zapin yang berjudul Stambul Dua, Stambul Opera, dan Dondang Sayang. Sedangkan, ceritera yang dimainkan antara lain: 1001 Malam, Rakyat Melayu, Dongeng India dan Cina, dan Hikayat Melayu. Namun, cerita-cerita yang sering diangkat adalah kisah tentang Hang Tuah Lima Bersaudara, Sultan Mahmud Mangkat Dijulang dan Laksamana Bintan.Setiap ceritera terbagi dalam beberapa babak atau adegan. Dan, setiap adegan diselingi dengan sret atau selang waktu untuk menceriterakan apa yang akan terjadi pada adegan berikutnya. Jadi, semacam pengantar agar para penonton mengetahui apa yang akan disajikan adegan berikutnya.

Para tokoh pemainnya terdiri atas: Sri Panggung (diperankan oleh pemain yang tercantik yang akan menjadi primadona panggung), anak muda, raja, permaisuri, menteri, hulubalang, saudagar-saudagar, inang-dayang, dan pelawak yang oleh masyarakat setempat sering disebut sebagai Khadam. Bahasa yang dipergunakan adalah Melayu dengan dialek Riau-Kepulauan, dengan tata cara istana atau bangsawan.

Berikut ini adalah penggalan dialog antara Dayang dan Hadang dalam sebuah pementasan Bangsawan.

Dayang: “Manelah Panglime Hadang nih? Sudah bermain-main di taman tak ade. Sebentar lagi kalau Tuan Puteri sudah datang kemari pasti akan murke kalau melihat Panglime Hadang tak ade. Bencilah same die. Pak Hadang, Pak Hadang, o…Pak Hadang. Kemane aje wak nih?”

28

Page 30: Kesenian Daerah Sumatera

Hadang: “Lagi sibuk betul aku, patik…e salah, e…sesat. Jalan-jalan ke taman larangan nih, nyari-nyari jelutung. Untunglah ada Mak Inang di belakang nunjuk sane tu…tu..hah…baru sampai”.

Pesan yang ingin disampaikan dalam berbagai cerita yang disuguhkan adalah seorang raja akan dihargai oleh rakyatnya apabila bijaksana, sebagaimana ungkapan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Melayu, yaitu: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah dan Hukum adil kepada rakyat, tanda raja beroleh inayat.

Pemain (pelakon) seni pertunjukan ini terdiri atas: Sri Panggung dan anak muda yang merupakan tokoh utama, raja, seorang khadam, dan beberapa peran pembantu raja, menteri, hulubalang, inang-dayang, dan pengukuh lakon lainnya. Jadi, jumlahnya jika ditambah dengan pemain musik kurang lebih 20 sampai dengan 25 orang.

Durasi pementasannya bergantung pada ceritera dan waktu yang tersedia. Sedangkan waktu pementasannya pada malam hari. Pada mulanya seni pertunjukan ini tampil dalam rangka mengisi acara-acara upacara lingkaran hidup individu (khitanan dan perkawinan), hari-hari besar agama Islam, dan hari-hari nasional seperti peringatan hari kemerdekaan Indonesia, serta peringatan-peringatan lainnya. Namun, dewasa ini hanya terbatas pada hari kemerdekaan saja, itu pun tidak selalu. Dengan kata lain, bergantung pada pemerintah daerah setempat, baik di kecamatan, kabupaten, maupun propinsi.

Berbeda dengan seni pertunjukan modern, seni pertunjukan ini tidak memerlukan sutradara, walaupun setiap group mempunyai seorang pemimpin. Satu hal yang mesti ada (terbuat) adalah tempat para pemain berlaga (panggung). Panggung sebuah pementasan yang disebut sebagai Bangsawan ini dilengkapi dengan layar berlapis yang disebut dengan layar stret. Layar-layar tersebut dibubuhi dengan lukisan istana, taman, hutan (pemandangan alam) dan lain sebagainya. Maksudnya untuk menggambarkan situasi dan kondisi di mana sebuah dialog atau perseteruan terjadi. Jadi, jika suatu peristiwa terjadi di istana, maka layar yang ditampilkan adalah yang berlukisan istana, dan seterusnya.

Seni pertunjukan yang disebut sebagai Bangsawan ini adalah kesenian yang menggabungkan musik, lagu, tari dan laga. Peralatan musik yang mengiringi pementasannya terdiri atas: biola, akordion, gendang, gong dan tambur. Sesuai dengan namanya, yaitu Bangsawan, kostum yang digunakan adalah tata rias yang menyerupai orang-orang di kalangan Bangsawan. Sedangkan, perlengkapan pendukungnya menyesuaikan dengan ceritera yang ditampilkan, karena patokan yang khusus tidak ada.

Adapun urut-urutan pementasannya adalah sebagai berikut:

(1) Pentas dibuka dengan lagu-lagu dan tarian pembuka yang mengisahkan ceritera yang akan dimainkan. Sebagai catatan, setiap kelompok biasanya mempunyai lagu pembuka tersendiri yang sekaligus menjadi ciri khasnya;

(2) Peralihan dari satu adegan ke adegan berikutnya diikuti dengan pergantian layar; terkadang diselingi dengan lagu atau nyanyian yang berisi ceritera yang akan dimainkan pada adegan berikutnya;

(3) Pentas ditutup dengan lagu dan tarian penutup. 

29

Page 31: Kesenian Daerah Sumatera

3. Teater Makyong (Riau)

Makyong di Riau Ada beberapa pendapat tentang asal usul Makyong di Kepulauan Riau, antara lain pendapat hasil rumusan Direktorat Teater Tradisional yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta bersama Direktorat Pembinaan Kesenian pada tanggal 13 Desember 1975. Dari pendapat itu tidak dapat diketahui pasti kapan Makyong sampai ke Riau, karena Makyong berkembang menurut situasi dan kondisi setempat, dan akhirnya menjadi sebuah pertunjukan yang mendarah daging bagi penduduk setempat. Menurut kisah yang diceritakan Pak Abdul Rahman (Amanriza, 1993) di Manatang Arang, Kepulauan Riau tahun 1927, seni pertunjukan Makyong berasal dari permainan yang dilakoni oleh harimau jadi-jadian.Tetapi sampai saat ini tidak seorang pun mengetahui pasti arti kata Makyong. Namun, masyarakat luas tahu bahwa Makyong merupakan nama sebuah pertunjukan atau teater yang dimana merupakan nama salah seorang tokoh dalam teater tersebut.

Makyong adalah salah satu jenis kesenian melayu yang menggabungkan unsur-unsur ritual, tari, nyanyi, dan music dalam pementasannya. Dalam pertunjukannya Makyong mempertemukan antara pemain dan penonton dalam ruang, waktu dan tempat yang sama. Penilik Kebudayaan Depdikbud di Tanjung pinang tahun 1970-1980 masih mencacat tempat-tampat yang memiliki perkumpulan seni teater Makyong di Kabupaten Kepulauan Riau, yaitu di Mantang Arang, Rmpang/Sembulang, Dompak, Kasu, Pulau Buluh.

Pementasan Makyong

Seperti teater rakyat (tradisional) lainnya, teater Makyong tidak menuntut set properti, dekorasi, atau layar untuk pergantian babak. Bila Makyong dipentaskan di lapangan terbuka, tempat pentas harus diberi atap yang menggunakan bubungan dengan enam buah tiang penyangga.Pada kayu yang melintang dihiasi daun kelapa muda.Bila dimainkan di istana, Makyong dipentaskan di panggung beton berbentuk segi enam.

Setelah ketua panjak yang disebut Bomo mendapatkan tempat yang tepat untuk pementasan Makyong, ia harus melakukan serangkaian upacara sebelum pementasan dilakukan. Mula-mula dilakukan upacara mengasap alat-alat yang terdiri dari sebuah gendang penganak, sebuah gendang pengibu, dua buah tawak-tawak/gong, dua buah mong/kromong, sebuah gedu-gedung, sebuah canang, sebuah serunai dan sebuah rebab.Uapcara mengasap dilanjutkan pada alat-alat bbermain lainnya, termasuk canggai (kuku-kuku palsu panjang).

Setelah ketua panjak yang disebut Bomo mendapatkan tempat yang tepat untuk pementasan Makyong, ia harus melakukan serangkaian upacara sebelum pementasan dilakukan. Mula-mula dilakukan upacara mengasap alat-alat yang terdiri dari sebuah gendang penganak, sebuah gendang pengibu, dua buah tawak-tawak/gong, dua buah mong/kromong, sebuah gedu-gedung, sebuah canang, sebuah serunai dan sebuah rebab.Uapcara mengasap dilanjutkan pada alat-alat bbermain lainnya, termasuk canggai (kuku-kuku palsu panjang).

Acara selanjutnya disebut buang bahasa atau buka tanah dengan menanam sebutir telur ayam, segenggam beras basuh, segenggam beras kuning, brtih, sirih sekapur, dan sebatang rook daun nipah.Setelah sang Bomo memerintah pembantunya emnnam benda-

30

Page 32: Kesenian Daerah Sumatera

benda tersebut, ia mulai nmenurkan betih dan beras basuh ke sekekliling tempat bermain, sambil membaca serapah dan mantra yang diiringi bunyi music berirama magis. Serapah tersebut berbunyi :

Assalamu'alaikumWa'alaikumsalam

Tabik orang di lautTabik orang di darat

Aku nak membubiuh parasdan tanda di sini

Aku minta tanh yang baik

BismillahirrahmanirrahimBam tanah Jembalang tanah

Aku tahu asak engkauMulai menjadi bintang timur

Berundurlah engkau darii siniJangan engkau menghalang

Pekerjaan aku di siniHuh!

Setelah itu menekankan ujung jarinya ke langit-langit mulutnya, kemudian menekankan jari itu pada tanah.

Selama upacara berlansung, pelakon/pemain duduk berderet di depan pemain music. Begitu Bomo selesai mengadakan upacara buka tanah/buang bahasa, para pemain segera mengambil satu atau dua butir bertih dan beras basuh yang ditanburkan sang Bomo untuk dikunyah, dengan maksud agar lakon mereka lancar.

Pertunjukan Makyong pun dimulai dengan diirngi musik, seorang oemain wanita yang berpakain lelaki yang memerankan lakon Pakyong atau Cikwang berdiri.Dia bertelekan pada kedua lutut dan perlahan-lahan berdiri sambil menyanyikan lagu "Betabik".Nyanyian Pakyong disambut oleh para pemain wanita yang memerankan inang dan dayang.Mereka berdiri kemudian ikut bernynyi dan menari bersam Pakyong.Setelah selesai membawakn lagu Betabik, para dayang dan inang duduk kembali.Pakyong yang masih berdiri di tengah area pertunjukkan segera memanggil Si Awang atau Peran menyahut panggilan Pakyong sambil memantrai topeng yang sedang dipegangnya.Topeng dipakai dan dia pun mendekati Pakyong dengan gerakan teatral khas Makyong, yaitu melenggang dengan tangan bergetar.Awang/Perang merupakan pemain yang amat penting.Dia menjadi pelawak, pengiring raja, pengiring anak raja dan kadang-kadang juga disebut Pakyong Muda.

Pergantian babak/adegan dalam teater makyong ditandai dengan nyanyian dan dialog yang diucapkan para pemain atau dengan duduk dan berdirinya para pemain di pinggir ruang pertunjukan, sedangkan pertukaran peran dilakukan dengan menukar topeng yang dikenakan

31

Page 33: Kesenian Daerah Sumatera

pemain. Seorang pemain boleh membawakan lebih dari satu peran, bahkan tiga atau empat peran dengan cara menukar topengnya.

Jalan pertunujukan Makyong agak lamban. Cerita dapat bersambung terus selama lima malam, kadang-kadang sampai tujuh malam. Pertunjukan biasanya dimulai setelah Isya dan berakhir menjelang shubuh.

Cerita Makyong

Cerita Makyong disajikan dalam pementasan Makyong sebagian besar sudah dikenal secara luas, karena cerita dalam Makyong berasal dari warisan dati tukang cerita istana.Tidak ada peninggalan tertulis tentang lakon Mayong.Semua cerita Makyong ditularkan melalui tradisi lisan. Diantara cerita-cerita Makyong yang paling terkenal ialah Tuan Putri Ratna Emas, Nenek Gajah dan Daru, Cerita Gondang, Wak Pean Hutan, Gunung Intan, Dewa Muda, Dewa Indra Dewa, Megat Muda, Megat Sakti, Megat Kiwi, Bungsu Sakti, Putri Timun Muda, Raja Muda Laleng, Raja Tingkai Hati, Raja Dua Serupa, Raja Muda Lembek dan Gading Betimbang. Terkadang Makyong juga dipentaskan cerita yang berasal dari Mahabarata, Ramayan, cerita Panji, dan Pagaruyung. Cerita dan bahan yang disebut terakhir sudah beda jauh dari aslinya. Sehingga dapat dibingkai dari polanya saja. Sebagai contoh adalah cerita Koripan yang berasal dati cerita Panji.

Jumlah pemain Mak Yong sekurang-kurangnya 15 orang. Setiap orang terkadang memerankan peran rangkap dengan menukar topeng. Para pemain terdiri atas tokoh utama, seperti Pak Yong, Mak Yong, pangeran yang sering dipanggil dengan istilah Cik Wang, Mak Yong yang sering memerankan sebagai permaisuri yang juga sering dipanggil dengn istilah Mak Senik, Awang pengasuh, dan beberapa orang yang berperan sebagai peran pembantu, seperti: Inang Perempuan Bertopeng, Mamak Bertopeng, Pembatak Bertopeng, dan dayang-dayang. Selebihnya, adalah pemain musik.

Jika pada Bangsawan tidak ada orang yang bertugas sebagai sutradara, maka pada kesenian Mak Yong ada sutradaranya yang disebut sebagai Ketua Panjak atau Bomo. Pertunjukkannya membutuhkan panggung terbuka dalam bentuk "tapal kuda", dengan ukuran 8x8 meter, beratap, dan bertiang 6 buah sebagai penopang atap tersebut.

Musik, Tari, dan Nyanyiana. Jenis-jenis lagu dalam pertunjukan Makyong sebagai berikut :

Dalam teater Makyong ada beberapa lagu, yaitu :

Lagu Bertabuh Lagu Bertabik Lagu Gedombak Memanggil Awang Lagu Gaduh Tuan Susah Mana Lagu Selendang Awang Lagu Kelantan

32

Page 34: Kesenian Daerah Sumatera

Lagu Alip Dunia Lagu Saridam

b. Jenis Tarian dalam Pertunjukan Makyong

Tari-tariannya meliputi tari: Betabik (pembukaan), Timang Welo Berjalan Jauh, Gembira, Perang, Hiburan, dan Cik Milik (tarian penutup).

Seperangkat peralatan musiknya terdiri atas: gendang pengibu, gendang penganak, gedombak (dua buah), geduk, gong atau ketawak (dua buah, satu betina dan satunya jantan), mong (dua buah, satu betina dan satunya jantan), breng-breng, cecrek, rebab, anak ayam, dan biola bambu. Peralatan tersebut sering disebut dengan "musik kelantan".

Kostum

Kostum yang digunakan meliputi:

1. Pak Yong Tua dan Mudabaju lengan pendek, celana, kain samping atau dagang, alas dada atau elau, tanjak, selampai, bengkung, pending, sabuk dua

2. Mak Yong, Puteri, dan dayang-dayang kebaya panjang, kain sarung, pending tiga buah

3. Mak Inang Pengasuhbaju kurung pendek, dan selendang.

Adapun perlengkapan pendukungnya adalah rotan pemukul atau bilai yang terbuat dari bambu yang dibelah tujuh, parang, keris, kapak, panah, tongkat kayu, canggai, sembilan kuku palsu, dan beberapa topeng, yaitu topeng: Nenek Betara Guru, Nenek Betara Siwa, Awang Pengasuh, Inang Tua, Inang Muda, Wak Perambun, Mamak-mamak, Wak Pakih Jenang, Wak Dukun, Pembatak, Raja Jin, Peran Hutan, Peran Agung, Apek Kotak, dan beberapa topeng binatang.

Sedangkan, urut-urutan pementasannya adalah sebagi berikut: 1. upacara tolak bala dengan cara mengasapi peralatan musik dan perangkat

pementasan,2. upacara semah (buka tanah) atau buang bahasa dengan menanam ramuan

khusus ke tanah. Tujuannya untuk menghindari gangguan makluk halus,3. pementasan dimulai dengan keluarnya Pak Yong,4. pementasan diakhiri dengan tarian Cik Milik. (pepeng)

4. Teater Nandai Batebah (Bengkulu)

Nama lain teater ini juga sering disebut sebagai “Andai-andai” atau “Geguritan”. Nandai Batebah merupakan istilah yang terdiri atas dua kata, yaitu “Nandai” dan “Batebah”. Nandai yang berasal dari kata “andai” berarti “misalkan”, “jika” atau “umpama”. Sementara,

33

Page 35: Kesenian Daerah Sumatera

batebah berarti “ditembangkan” atau “dilagukan”. Sedangkan, andai-andai berarti “perumpamaan”. Dan, geguritan yang berasal dari kata dasar “gurit” berarti “bersenandung”. Berdasarkan arti dari berbagai kata tersebut, maka nandai batebah dapat diartikan sebagai suatu ceritera “berandai-andai” yang disampaikan oleh juru nandai dengan cara dilagukan atau ditembangkan .

Cerita-cerita yang disenandungkan adalah cerita-cerita rakyat Bengkulu yang sarat dengan nilai-nilai. Teater ini berfungsi tidak hanya sebagai pelepas rutinitas dalam kehidupan keseharian masyarakat pendukungnya, tetapi juga untuk menghibur sebuah keluarga yang salah satu anggotanya meninggal dunia, sehingga mereka tidak larut dalam kesedihan yang mendalam.

Pemain, Peralatan, Tempat dan Waktu Pertunjukan

Pemain nandai batebah hanya satu orang, yaitu juru nandai (biasanya laki-laki). Agar pertunjukkan dapat berjalan mulus dan sempurna, maka seorang juru nandai harus:

(1) memahami ceritera klasik daerah Bengkulu; (2) mengatur volume suara, artikulasi dan intonasi; (3) mahir memainkan lagu-lagu dengan irama yang khas; (4) dapat menciptakan humor yang halus ataupun tajam; (5) mahir menciptakan kalimat-kalimat sastra; (6) paham tentang bahasa-bahasa kiasan, peribahasa dan perumpamaan yang hidup di kalangan masyarakat Bengkulu.

Dengan demikian, walaupun tanpa mempersiapkan skenario yang tertulis, dengan spontan ia dapat menggelarkan nandai batebah dengan baik.

Teater yang disebut sebagai nandai batebah ini hanya menggunakan sebuah alat yang disebut gerigik. Gerigik adalah semacam tabung yang terbuat dari bambu (seperti peralatan dapur yang digunakan untuk membawa dan menyimpan air). Bagian samping atasnya dilubangi untuk memasukkan air. Lubang itu berfungsi sebagai “pegangan” dalam menentengnya. Caranya adalah dengan memasukkan kedua jari ke dalam lubang tersebut. Kemudian, bagian atasnya dilapisi dengan kain atau apa saja agar terasa empuk karena selama pertujukkan berlangsung, lengan kiri atau lengan kanan juru nandai berada atau ditumpangkan di atasnya. Sedangkan, bagian bawahnya atau dasar gerigik diletakkan pada lantai. Di samping gerigik biasanya juga disertai dua bantal untuk penopang kedua belah paha kiri dan kanan juru nandai.

Pertunjukan nandai batebah biasanya dilengkapi dengan sesaji agar terhindar dari gangguan roh-roh jahat, sehingga pertunjukan dapat berjalan lancar. Sesaji berupa jambar dengan gulai ayamnya diletakkan di atas jambar tai. Jambar adalah nasi ketan berkunyit (ketan kuning) dibuat sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti sebuah gunung dan ditempatkan bersama gerigik di hadapan juru nandai. Sementara untuk menjamu tamunya, penyelenggara biasanya menyediakan makanan tradisional, seperti: sagon, lepe’ pisang, lepe’ ubi dan cucur pandan.

Pertunjukan nandai batebah biasanya diadakan di tempat yang agak tertutup seperti serambi atau ruangan tengah rumah. Di tempat-tempat seperti itu mereka duduk secara melingkar (membentuk lingkaran-oval), sehingga suara juru nadai dapat terdengar dengan jelas. Jika pertujukkan bertempat di ruangan tengah rumah, maka pintu dan jendela dibuka,

34

Page 36: Kesenian Daerah Sumatera

sehingga penonton yang tidak dapat duduk di dalam (karena telah penuh) dapat menikmatinya dari luar. Biasanya pertunjukkan dilakukan pada malam hari, yaitu dari pukul 20.00 (setelah sholat Isya) sampai pukul 04.00 WIB (menjelang waktu subuh). Jika ceritera (lakon) yang dibawakan oleh juru nadai tidak selesai (tamat) dalam satu malam, maka pada malam berikutnya dilanjutkan dalam waktu yang sama. Sebagai catatan, jika pertunjukkan bertempat di kediamanan orang yang sedang berduka cita, maka hanya beberapa jam saja. Maksimal hanya sampai tengah malam.

Jalannya Pertunjukkan

Pada hari dan waktu yang telah disepakati, datanglah juru nandai ke rumah penyelenggara. Ia disambut oleh tuan rumah dan dipersilahkan duduk di atas tikar pada tempat yang telah disediakan. Melihat kehadiran sang juru nandai, para undangan dan tetangga pun berdatangan. Mereka disambut oleh tuan rumah dan dipersilahkan duduk secara melingkar. Sebagai catatan, jika pertunjukkan dilakukan di ruang tengah rumah, maka jendela dan pintunya dibuka lebar-lebar, sehingga ketika ruang tersebut penuh, mereka dapat menyaksikannya dari luar.

Ketika para undangan, tetangga, dan penonton lainnya sudah berdatangan, maka pihak tuan rumah menaruh sesaji yang berupa jambar dan gulai ayam di hadapan juru nandai. Selain itu, agar juru nandai dapat duduk dengan nyaman, maka pihak tuan rumah menyediakan dua buah bantal. Setelah itu, seseorang yang mewakili tuan rumah menyerahkan gerigik kepada juru nandai sebagai isyarat bahwa pertunjukkan dapat dimulai. Dengan adanya isyarat itu, maka juru nandai segera mengambil kedua bantal yang telah disediakan, lalu menaruhnya di bawah kedua lututnya (bantal yang satu ada di bawah lutut kiri dan yang satunya lagi ada di bawah lutut kanan) Sedangkan, gerigik digunakan untuk menopang lengannya secara bergantian (kiri dan kanan), sehingga posisi badan tetap tegak. Selanjutnya, juru nandai berdoa kepada Allah SWT agar pertunjukan dapat berjalan dengan lancar dan pihak keluarga serta para tetangga maupun handai taulan yang hadir selalu diberi rahmat-Nya.

Seusai berdoa, juru nandai mulai ber-nandai dengan mengucapkan rejung (pembukaan yang berbentuk prosa liris). Isinya adalah tentang permintaan maaf, jika dalam ber-nandai ada kekurangan atau kekhilafan. Selanjutnya, juru nandai memaparkan salah satu ceritera rakyat Bengkulu dalam bahasa Serawai dan dalam bentuk prosa irama. Jadi, kalimat-kalimat yang tersusun dalam bait-bait puisinya secara keseluruhan mewujudkan sebuah porsa liris. Adapun lagu-lagu yang menyertainya disesuaikan dengan ceritera yang dibawakannya. Pemaparan itu dilakukan babak demi babak sampai akhirnya tamat. Dan, dengan tamatnya suatu ceritera, maka berakhirnya pertunjukkan nandai batebah.

Sebagai catatan, dalam pertunjukkan nandai batebah, juru nandai tidak melakukan gerakan-gerakan tubuh tertentu, tetapi hanya duduk bersila. Jika pendengar tampak mengantuk ketika mendengar cariteranya, ia hanya membuat kejutan-kejutan dengan menyaringkan atau mengeraskan suaranya.

Nilai Budaya

Nandai batebah, sebagai salah satu jenis teater tradisional khas Bengkulu, jika dicermati secara seksama, mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam

35

Page 37: Kesenian Daerah Sumatera

kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai itu antara lain adalah kesetaraan, ketenggang-rasaan, kreativitas, dan religius.

a. Nilai keseteraan tercermin dalam pergelaran nandai batebah itu sendiri. Dalam konteks ini para pendengar sama-sama duduk di atas tikar yang telah disediakan oleh tuan rumah dalam formasi melingkar. Jadi, tidak ada yang lebih tinggi dan atau rendah. Semuanya diperlakukan sama (sederajat).

b. Nilai ketenggang-rasaan tercermin dalam pergelaran yang ditujukan kepada keluarga yang sedang berduka cita karena salah seorang anggotanya meninggal dunia. Pagelaran ini memang dimaksudkan agar keluarga yang sedang berduka cita tersebut terhibur, sehingga tidak larut dalam kesedihan yang berlebihan. Namun demikian, pagelaran tidak dilakukan sampai pagi, tetapi hanya beberapa jam. Dan, ini adalah sebagai wujud ketenggang-rasaan.

c. Nilai kreativitas tercermin dalam diri juru nadai. Dalam konteks ini juru nandai harus memahami ceritera klasik daerah Bengkulu; mengatur volume suara, artikulasi dan intonasi; mahir memainkan lagu-lagu dengan irama yang khas; dapat menciptakan humor yang halus ataupun tajam; mahir menciptakan kalimat-kalimat sastra; paham tentang bahasa-bahasa kiasan, peribahasa dan perumpamaan yang hidup di kalangan masyarakat Bengkulu. Dengan demikian, walaupun tanpa mempersiapkan skenario yang tertulis, dengan spontan ia dapat menggelarkan nandai batebah dengan baik. Untuk itu, diperlukan kreatifitas yang tinggi.

d. Nilai religius tercermin dalam doa yang dipanjatkan oleh juru nandai. Dalam konteks ini, sebelum pergelaran dimulai, juru nandai berdoa kepada Allah SWT agar pertunjukkan dapat berjalan dengan lancar dan pihak keluarga serta para tetangga maupun handai taulan yang hadir selalu diberi rahmat-Nya.

5. Teater Randai (Sumatera Barat)Randai adalah suatu kesenian khas minangkabau yang di laksanakan dalam bentuk

teater arena atau drama lapangan. Pada masa dahulunya, randai biasanya di lakukan di lapangan terbuka dan di halaman depan rumah gadang. Berbeda dengan sekarang, randai bisa di lakukan di dalam suatu ruang atau suatu gedung.

Dalam pertunjukannya, dalam randai terdapat banyak unsur kesenian. Unsur yang terdapat dalam randai adalah seni drama, seni suara, seni tari, dan seni musik.  Unsur drama dapat terlihat dari peran para pemain yang melakukan dialog, gerak dan mimik. Unsur seni suara terlihat dalam dendang antara adegan dengan adegan lainnya. Sambil berdendang, pemain berlingkar sambil melakukan gerak pencak sebagai salah satu unsur seni tari. Seni musik terlihat pada saat musik di mainkan sebagai pengiring gerak tari atau kaba saat di bacakan. Musik pengiring randai biasanya adalah saluang, rabab, dan talempong.

Sumber cerita di ambil dari kaba. Kaba tersebut di tampilkan dalam bentuk dialog antara pemain yang di iringi oleh dendang. Sedangkan tema dari setiap pertunjukan randai

36

Page 38: Kesenian Daerah Sumatera

sangat beraneka ragam. Sebab, di minangkabau terdapat banyak jenis kaba dengan berbagai tema.

Tari Dalam Randai :Pertunjukan randai di lakukan oleh banyak orang. Dalam pertunjukannya, para pelaku

membentuk lingkaran, sambil melangkah sedikit demi sedikit. Terdapat banyak gerakan dalam randai ini, seperti gerakan maju, mundur ke dalam memperkecil lingkaran, lalu keluar dari lingkaran. Gerakan dasar lainnya, seperti menyepak, menerjang, atau memukul tangan. Pada bagian tertentu, para pemain juga berjalan sambil bernyanyi. Selesai bernyanyi lalu kembali melakukan gerakan pencak. begitu seterusnya, secara berulang.

Tarian dalam randai ini bersumber dari gerakan tari pencak dan gerakan silat. Gerakan pencak yang di lakukan merupakan pengembangan dari gerak dasar pencak. gerakan yang dilakukan juga terkadang seragam dan terkadang berlawanan.

Dalam tarian randai juga terdapat unsur gerakan silat. Ini terlihat pada perkelahian antara tokoh, sebagai puncak dari ketegangan. Gerakan pura-pura tersebut di lakukan dengan sebaik-baiknya agar terlihat asli di mata penontonnya. Pada bagian tertentu, pemain randai juga menggunakan senjata seperti keris. Hal tersebut agar tampilan gerakan silat terlihat lebih asli dan menegangkan, sehingga menarik untuk dilihat.

Cerita Dalam RandaiDialog yang disampaikan dalam randai bersumber dari cerita kaba. Dimana, cerita

dibagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian terbagi atas beberapa adegan. Setiap adegannya menampilkan dialog antar pelaku. Diantara adegan tersebut di tampilkan dendang dengan diiringi tarian. Biasanya cerita yang di ambil menggunakan alur maju.

Titik puncak terjadi sebagai klimaks konflik antara tokoh yang membawa kebenaran dengan tokoh yang menentang kebenaran. Selanjutnya, adegan setelah itu adalah bagian penyelesaian. Biasanya satu pertunjukan randai dapat menghabiskan beberapa jam.

Urutan peristiwa yang di tampilkan dalam randai tersebut di namakan alur cerita. Urutan tersebut tertata secara teratur  mulai dari awal sampai akhir. Dengan kata lain, cerita tersebut menggunakan alur maju. Sebab dengan alur yang demikian, penonton dapat lebih mudah dalam memahami jalan cerita dan menikmati setiap peristiwa yang di tampilkan. Sehingga, penonton juga mampu memahami makna yang mendalam dalam setiap bagiannya.

Dialog Dalam RandaiDialog dalam randai di lakukan dalam bahasa minangkabau. Bahasa yang di gunakan

biasanya prosa liris dan dalam bentuk pantun. Ungkapan-ungkapan menggunakan bahasa berirama. Kadang-kadang mengandung makna kiasan. Seperti layaknya orang minangkabau,

37

Page 39: Kesenian Daerah Sumatera

biasanya berkata dengan kata kias, buka kata langsung. Di antara prosa liris terbseut di selingi pula dengan pantun. Dialog dilakukan dengan intonasi yang tepat dan mimik yang cocok. Dalam dialog tersebut, para tokoh juga harus berusaha agar penonton mudah dalam memahaminya.

Dendang Dan KarawitanDendang dan nyanyian merupakan unsur penting dalam randai. Dendang berfungsi sebagai penyampai pesan. Dendang di sampaikan sambil melingkar. Dendang juga di tampilkan dalam berbagai irama lagu klasik minangkabau. Untuk tempo dendang yang dimainkan di sesuaikan dengan gerakan tari yang di lakukan.

38

Page 40: Kesenian Daerah Sumatera

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULANDari penjelasan yang telah disampaikan, kami menyimpulkan sebagai berikut :1. Sumatera memiliki kekayaan atas kesenian. Dimana sumatera memiliki

alat musik tradisional, tari tradisional serta teater yang berjumlah sangat banyak.

2. Tari-tari tradisional memiliki fungsi yang khas. Diamana masih terdapat unsur keagamaan dan kepercayaan.

3. Kesenian pada daerah sumatera pun mengalami perkembangan dari masa ke masa terbukti dengan adanya tari kreasi.

4. Teater teater tradisional biasanya mengangkat cerita khas daerah dari Sumatera atau hikayat hikayat melayu

5. Tujuan dari teater tradisional ini sebagai tontonan masyarakat banyak.

B. SARAN

Berikut ini adalah beberapa saran dari kelompok kami mengenai kesenian daerah :

1. Keseniaan Indonesia begitu banyak, oleh karena itu kita harus bangga menjadi anak indonesia

2. Kita setidaknya mengenal kesenian daerah yang ada di Indonesia agar jangan sampai kesenian kita diklaim oleh negara lain, tapi kita tidak berbuat apapun karena ketidaktahuan kita akan kesenian negara sendiri.

3. Mari kita jaga kesenian yang ada agar tidak sampai hilang, setidaknya dimulai dengan mempelajari kesenian daerah yang kita tinggali.

39

Page 41: Kesenian Daerah Sumatera

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kabaranah.com/2014/12/randai-minangkabau.html

http://uun-halimah.blogspot.co.id/2009/12/nandai-batebah-teater-tradisional.html

http://wartasejarah.blogspot.co.id/2015/06/teater-makyong-di-riau-dan.html

http://uun-halimah.blogspot.co.id/2008/03/mak-yong.html

http://uun-halimah.blogspot.co.id/2009/09/teater-bangsawan-kepri.html

http://rikinurulriki.blogspot.co.id/2012/08/seni-teater-bangsawan_902.html

http://uun-halimah.blogspot.co.id/2009/09/teater-bangsawan-kepri.html

http://rikinurulriki.blogspot.co.id/2012/08/seni-teater-bangsawan_902.htmlhttp://budayaindonesiasatu.blogspot.com

http://welcometonias.blogspot.com

40