KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

8
KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN REMAJA Riznawati Imma Aryanti Kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja meliputi topik kesehatan yang luas. Telaahan tentang kesehatan reproduksi ini menekankan pentingnya kondisi kesehatan di setiap tahap kehidupan karena akan mempengaruhi tahap berikutnya. Meskipun beberapa kemajuan yang signifikan telah dicapai dalam topik ini, namun masih banyak hal yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius. 1. PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Pencapaian berbagai indikator pelayanan kesehatan ibu telah menunjukkan peningkatan dalam dekade terakhir yang terlihat dengan tingginya cakupan nasional untuk beberapa indikator program pelayanan kesehatan ibu, seperti pelayanan antenatal minimal empat kali sebesar 77%, persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 91% dan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 79% di tahun 2017. Namun terlepas dari kemajuan ini, AKI di Indonesia merupakan yang kedua tertinggi setelah Laos jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Penyebab kematian utama adalah perdarahan, infeksi (sepsis), serta pre-eklamsia dan eklamsia. Di sisi lain, Indonesia mengalami penurunan yang signifikan pada angka kematian bayi dan anak balita. Dalam 5 tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup bermakna pada kematian bayi dari 32 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2017. Sedangkan angka kematian balita menurun dari 40 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2017. Kematian bayi baru lahir juga mengalami penurunan walaupun dengan tingkat penurunan yang lebih lambat dari 19 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2017. Disparitas pada status kesehatan ibu dan anak ditemukan antar kelompok sosio-ekonomi, wilayah pedesaan dan perkotaan dan provinsi. Sebagai contoh AKB pada kelompok termiskin adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok terkaya dengan AKB sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Batita dari kelompok termiskin memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami malnutrisi. Kematian bayi ditemukan lebih tinggi di daerah perkotaan. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram memiliki risiko untuk meninggal lebih besar selama tahun pertama kelahirannya dibandingkan dengan bayi yang memiliki berat lahir normal. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa proporsi bayi dengan berat lahir kurang dari 2,5 kg adalah 6%, sedangkan data SDKI 2017 melaporkan 7%. Data Riskesdas 2018 melaporkan prevalensi stunting di antara anak balita adalah 30,8% dengan variasi antarwilayah cukup tinggi. Hal ini merupakan masalah kesehatan masyarakat. 2. ANALISIS SITUASI 1 POLICY BRIEF

Transcript of KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

Page 1: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR,ANAK DAN REMAJA

Riznawati Imma Aryanti

Kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja meliputi topik kesehatan yang luas. Telaahan tentang kesehatan reproduksi ini menekankan pentingnya kondisi kesehatan di setiap tahap kehidupan karena akan mempengaruhi tahap berikutnya. Meskipun beberapa kemajuan yang signifikan telah dicapai dalam topik ini, namun masih banyak hal yang perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius.

1. PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator pembangunan kesehatan dalam RPJMN 2015-2019 dan SDGs. Pencapaian berbagai indikator pelayanan kesehatan ibu telah menunjukkan peningkatan dalam dekade terakhir yang terlihat dengan tingginya cakupan nasional untuk beberapa indikator program pelayanan kesehatan ibu, seperti pelayanan antenatal minimal empat kali sebesar 77%, persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 91% dan persalinan di fasilitas kesehatan sebesar 79% di tahun 2017. Namun terlepas dari kemajuan ini, AKI di Indonesia merupakan yang kedua tertinggi setelah Laos jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Penyebab kematian utama adalah perdarahan, infeksi (sepsis), serta pre-eklamsia dan eklamsia.

Di sisi lain, Indonesia mengalami penurunan yang signifikan pada angka kematian bayi dan anak balita. Dalam 5 tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup bermakna pada kematian bayi dari 32 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2017. Sedangkan angka kematian balita menurun dari 40 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2017. Kematian bayi baru lahir juga mengalami penurunan walaupun dengan tingkat penurunan yang lebih lambat dari 19 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2012 menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup di tahun 2017.

Disparitas pada status kesehatan ibu dan anak ditemukan antar kelompok sosio-ekonomi, wilayah pedesaan dan perkotaan dan provinsi. Sebagai contoh AKB pada kelompok termiskin adalah 52 per 1000 kelahiran hidup, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok terkaya dengan AKB sebesar 17 per 1000 kelahiran hidup. Batita dari kelompok termiskin memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami malnutrisi. Kematian bayi ditemukan lebih tinggi di daerah perkotaan.

Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram memiliki risiko untuk meninggal lebih besar selama tahun pertama kelahirannya dibandingkan dengan bayi yang memiliki berat lahir normal. Data Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa proporsi bayi dengan berat lahir kurang dari 2,5 kg adalah 6%, sedangkan data SDKI 2017 melaporkan 7%. Data Riskesdas 2018 melaporkan prevalensi stunting di antara anak balita adalah 30,8% dengan variasi antarwilayah cukup tinggi. Hal ini merupakan masalah kesehatan masyarakat.

2. ANALISIS SITUASI

1

POLICY BRIEF

Page 2: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

2

Anak yang stunting kemungkinan beranjak dewasa dengan tinggi badan kurang dari 140 cm yang merupakan risiko tinggi untuk kehamilan dan persalinan. Anemia pada ibu hamil di Indonesia sangat tinggi yang berdampak buruk pada status kesehatan bayi. Data Riskesdas 2018 menunjukkan terjadinya peningkatan anemia pada ibu hamil menjadi 49%, dari 37% di tahun 2013.

Cakupan imunisasi telah meningkat secara signifikan dari 66% pada tahun 2013 menjadi 70% pada tahun 2017. Namun 6% anak usia 12-23 bulan masih belum diimunisasi. Terdapat perbedaan cakupan imunisasi lengkap berdasarkan tingkat pendidikan ibu dan lokasi tempat tinggal di bagian Barat atau Timur Indonesia.

Banyak aspek dalam kebutuhan kesehatan remaja putri sebagai calon ibu tidak dapat terpenuhi yang kemudian berdampak pada kesehatan perempuan dan bayi yaitu anemia dan kurang energi kronis (KEK). Perbandingan antara data Riskesdas 2007 dan 2013 menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi anemia pada kelompok usia 15-24 tahun dari 7% pada tahun 2007 menjadi 18% pada tahun 2013. Tingginya kenaikan prevalensi anemia tersebut menunjukkan bahwa anemia dapat menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius jika tidak ditanggulangi segera. Di sisi lain, terjadi penurunan prevalensi risiko KEK pada WUS 15-49 tahun menjadi sebesar 15% dari 21% di tahun 2013.

Masalah kesehatan reproduksi lainnya adalah rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi serta tingginya kejadian kehamilan pada remaja. Pengetahuan remaja secara umum tentang kesehatan reproduksi ada pada kisaran lebih dari 80%, namun kurang dari 50% remaja yang memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang lebih khusus. Meskipun terjadi peningkatan median usia menikah menjadi 21,8 di tahun 2017, pernikahan anak masih banyak terjadi di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, sedangkan jumlah kehamilan usia dini sangat bervariasi antar-provinsi. Kemudian ada perbedaan menyolok tingkat fertilitas antara remaja yang tinggal di daerah perkotaan dan pedesaan. Di daerah pedesaan proporsi remaja yang hamil adalah dua kali proporsi di daerah perkotaan (5% untuk wilayah perkotaan dan 10 % untuk perdesaan). Untuk meningkatkan kesehatan remaja dan ibu, penguatan regulasi perlu dilakukan. Saat ini UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyebutkan bahwa usia pernikahan minimum adalah 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki.

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu faktor yang bisa menekan laju fertilitas dan berkontribusi dalam mengurangi AKI baik untuk mencegah terjadinya kehamilan berisiko serta kehamilan yang tidak diinginkan. Data terakhir menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat fertilitas total menjadi 2,4. Namun, penurunan ini tidak disertai dengan peningkatan metode kontrasepsi modern, bahkan terjadi sedikit penurunan menjadi 57%. Terjadi pula peningkatan penggunaan metode tradisional menjadi 6%. Permasalahan lainnya adalah kecenderungan penggunaan kontrasepsi ke penggunaan kontrasepsi jangka pendek. Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi masih tetap tinggi sebesar 11%, serta tingkat putus pakai kontrasepsi juga masih sangat tinggi sebesar 34%.

Kinerja sektor kesehatan yang belum optimal• Sistem pelayanan kesehatan yang belum sepenuhnya berkesinambungan menjadi akar masalah

yang berkontribusi pada rendahnya status kesehatan ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja di Indonesia. Meskipun cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir cukup tinggi, namun ditemukan kesenjangan dalam pelayanan seperti kurang tertanganinya isu kesehatan reproduksi remaja, serta rendahnya integrasi pelayanan KB serta deteksi dan pengobatan infeksi menular seksual pada perempuan dalam kontinuum pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak.

3. TANTANGAN DAN ISU STRATEGIS

Page 3: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

3

• Jumlah tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan sudah cukup memadai namun distribusinya tidak merata dan terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Di samping itu kualitas dan kompetensi tenaga kesehatan juga merupakan tantangan khusus yang perlu perhatian khusus, baik itu di pendidikan pre-service maupun in-service. Model pembelajaran mengharuskan 60% peningkatan skill melalui praktik dan dan 40% pembelajaran teori, namun dalam pelaksanaannya jauh dari ideal. Di sisi lain, produksi tenaga kesehatan, khususnya kebidanan dan keperawatan tumbuh dengan sangat cepat tanpa pengawasan kualitas yang ketat.

• Ketersediaan alat dan obat esensial untuk kesehatan ibu dan neonatal ada pada daftar obat esensial. Namun ketersedian di tingkat fasilitas beragam. Data Sirkesnas 2016 menunjukkan bahwa hanya 46% puskesmas memiliki oksitosin dan 30% memiliki magnesium sulfat. Kehabisan stok obat masih menjadi tantangan dan kebanyakan disebabkan oleh pengadaan obat di tingkat kabupaten yang belum optimal.

• Sektor swasta merupakan penyedia layanan kesehatan ibu yang dominan terutama di daerah perkotaan. Secara nasional, 49% persalinan terjadi di fasilitas kesehatan swasta pada tahun 2015, dibandingkan dengan 30% di fasilitas kesehatan pemerintah. Diperlukan mekanisme untuk pemantauan kinerja penyedia layanan swasta.

• Belum optimalnya penguasaan data dan informasi manajemen program kesehatan ibu dan anak. Walaupun banyak program yang ada seperti Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan ibu dan anak, Audit Maternal dan Perinatal, District Team Problem Solving serta supervisi fasilitatif, namun program tersebut belum dimanfaatkan untuk peningkatan kinerja.

Kebutuhan untuk mengatasi hambatan finansialPelaksanaan JKN memberikan peluang untuk mengatasi hambatan finansial dalam akses ke pelayanan kesehatan. Namun berbagai kendala masih ditemui dalam hal pemanfaatan skema yang ada karena ketidaktahuan peserta maupun petugas kesehatan mengenai hak peserta maupun dalam hal regulasi terkait BPJS. Secara teori paket manfaat yang diberikan oleh JKN cukup komprehensif, namun belum seluruh masyarakat terdaftar sebagai peserta JKN.

Adanya disparitas permasalahan kesehatan menurut wilayah, faktor sosio-demografis maupun kebutuhan kelompok masyarakat yang terabaikanMeskipun fokus intervensi pada wilayah yang memiliki jumlah kematian ibu dan bayi yang besar secara agregat penting, namun perlu adanya upaya khusus untuk wilayah dengan cakupan pelayanan rendah seperti di wilayah timur Indonesia, daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan yang umumnya memiliki sistem kesehatan lebih buruk, ketersedian fasilitas kesehatan yang terbatas, serta kapasitas tenaga kesehatan yang kurang. Kebutuhan yang tidak terpenuhi di antara kelompok masyarakat, misalnya terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja.

Tidak terintegrasinya indikator gizi dan KB dalam Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan, sementara peran sektor kesehatan dalam penyediaan pelayanan serta promosi gizi dan KB sangat besarTidak masuknya indikator gizi dan KB ini ke dalam SPM bidang kesehatan dapat menyebabkan rendahnya perhatian dan prioritas pemerintah daerah terhadap dua topik kesehatan penting ini. Pada saat ini berbagai masalah gizi dan KB masih terus menjadi masalah besar yang belum tertangani secara memadai. Kurangnya prioritas yang diberikan akan memperberat masalah di masa mendatang.

Faktor sosio-budaya dan lingkungan terhadap akses ke pelayanan kesehatanMasih adanya pengaruh budaya dimana perempuan cenderung menyembunyikan kehamilannya karena berbagai alasan, akibatnya, mereka terlambat mencari pelayanan antenatal. Selain itu, masih ada pandangan bahwa kehamilan merupakan hal yang normal, sehingga tidak perlu memeriksakan diri secara khusus dan rutin. Pengambilan keputusan untuk mendapatkan pertolongan medis jika terjadi komplikasi sering memerlukan persetujuan keluarga besar terlebih dahulu, sehingga sering memperlambat proses rujukan. Pengaruh budaya lain yang perlu dicermati adalah masih adanya kepercayaan pada dukun bayi sebagai penolong persalinan dan adanya praktik yang berbahaya terhadap kesehatan reproduksi seperti sunat perempuan dan praktik aborsi yang tidak aman.

Page 4: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

4

Kebijakan 1. Cakupan universal kesehatan ibu, bayi dan balitaMeningkatkan cakupan universal pelayanan kesehatan ibu, bayi dan balita yang berkualitas dengan upaya mengurangi disparitas cakupan melalui pemetaan untuk perencanaan pelayanan, penghitungan logistik; pengaturan tenaga kesehatan; dan pemantauan.

Kebijakan 2 Pelayanan terintegrasi dan berkesinambunganMemastikan kesinambungan dan integrasi pelayanan kesehatan reproduksi, ibu, bayi dan anak dengan program lainnya seperti pelayanan KB, pencegahan penyakir menular (IMS/HIV, malaria, hepatitis B) serta penyakit tidak menular, yang disertai dengan upaya meningkatkan kualitas pelayanan.

Kebijakan 3 Penguatan regulasi, kelembagaan dan tata kelolaMenguatkan regulasi, kelembagaan dan tata kelola dalam program kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, KB dan kesehatan reproduksi dengan memastikan adanya dukungan perundangan yang efektif dalam penyelenggaraan program termasuk melakukan identifikasi dan revisi atas regulasi dan kebijakan yang menghambat pelaksanaan program. Memperkuat kelembagaan KB dan kejelasan kewenangan dalam pengelolaan program serta meningkatkan peran sektor kesehatan dalam pengelolaan pelayanan KB misalnya dengan mengintegrasi NSPK mengenai pelayanan KB di dalam SPM kesehatan. Selain itu, komitmen dan kemandirian dan akuntabilitas daerah dalam semua aspek pengelolaan program harus ditingkatkan.

Kebijakan 4 Kerjasama lintas-sektor dan semua stakeholder termasuk masyarakatMeningkatkan kerjasama lintas-sektor dan semua pihak terkait dalam meningkatkan kesehatan ibu, bayi, anak dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan program, serta keterlibatan mitra kerja dan sektor lainnya. Melakukan advokasi sistematis dan efektif untuk mengupayakan partisipasi pihak terkait lainnya untuk peningkatan sumber daya dan dukungan program.

Kebijakan 5 Peningkatan sistem informasiMeningkatkan penyediaan data yang akurat dan tepat waktu untuk program kesehatan ibu, bayi, anak dan remaja serta memperkuat pemanfaatan data untuk program melalui peningkatan surveilans pencatatan kematian atau memperluas sistem pencatatan sipil dan statistik vital untuk memantau kemajuan program. Selain itu melakukan peningkatan kualitas, kelengkapan dan validitas data rutin serta meningkatan sinergitas data dengan sektor terkait lain untuk optimalisasi pemanfaatan data.

Kebijakan 6 Program komprehensif kesehatan remaja melibatkan sektor terkaitMengembangkan program komprehensif untuk mengatasi kebutuhan kesehatan remaja dan isu kesehatan reproduksi yang masih terabaikan lainnya dengan berbagai sektor terkait. Memastikan revisi kebijakan yang berdampak merugikan kesehatan serta mengembangkan strategi pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang efektif yang dilaksanakan secara bertahap dari wilayah dengan angka fertilitas remaja tinggi yang disertai dengan segmentasi sasaran intervensi berdasarkan profil remaja. Rebranding program sehingga tidak hanya berfokus pada aspek pengetahuan tetapi dimulai dari peningkatan kapasitas remaja melalui ketrampilan kecakapan hidup (life skill).

4. REKOMENDASI ARAH KEBIJAKAN

Page 5: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

5

Ringkasan Isu Strategis dan Rekomendasi KebijakanKesehatan Reproduksi, Ibu, Bayi Baru Lahir, Anak dan Remaja

ISU STRATEGIS REKOMENDASI KEBIJAKAN INDIKATOR/TARGET Kepesertaan JKN belum 100% (220 juta 2018); maka pelayanan KIA juga belum mencakup semua ibu, bayi dan anak yang membutuhkan

Cakupan menyeluruh pelayanan ibu, bayi, balita disesuaikan menurut kebutuhan daerah, termasuk untuk DTPK

• Cakupan kepesertaan JKN/BPJS 100% penduduk

• Pelayanan KIA esensial masuk dalam paket santunan JKN/BPJS

• Mutu dan kompetensi bidan belum semuanya mencapai standar

• Obat KIA esensial belum tersedia di semua Puskesmas (misal: oxytocin tidak ada di 54% Puskesmas dan Magnesium sulfat tidak tersedia di 70% Puskesmas)

• KB dan pelayanan penyakit menular dan tidak menular (PM/PTM) belum terintegrasi dalam pelayanan KIA

• Peningkatan kompetensi bidan

• Perbaikan pengadaan obat KIA esensial di Puskesmas (penyusunan RKO)

• Integrasi pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak dengan program lain (KB, PM, PTM)

• Semua bidan memenuhi standar kompetensi

• Pengadaan alokon dan obat esensial termasuk obat esensial untuk KIA tersedia di semua Puskesmas

• Fasyankes menyediakan pelayanan terpadu untuk kesehatan ibu, bayi dan anak (seperti MTBS untuk anak – Manajemen Terpadu Balita Sakit)

Pelayanan gizi dan KB yang esensial dalam pelayanan KIA, tidak masuk dalam SPM

• Regulasi mendukung program kesehatan ibu, bayi, anak, remaja

• Revisi SPM: memasukan KB sebagai pelayanan kesehatan dasar

• Menghilangkan isi peraturan yang menghambat upaya kesehatan ibu, anak dan remaja

• Revisi peraturan tentang SPM kesehatan dengan memasukan KB dan gizi sebagai pelayanan dasar wajib di daerah

Sektor swasta adalah penyedia layanan kesehatan ibu yang dominan terutama di daerah perkotaan; 49% persalinan di faskes swasta, 30% di fasilitas kesehatan pemerintah

• Memfasilitasi fasyankes swasta meningkatkan mutu pelayanan KIA melalui akreditasi

• Meningkatkan pemantauan kinerja penyedia layanan KIA oleh swasta

• Keterlibatan lintas-sektor dan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak

• Jumlah dan % faskes swasta terakreditasi dalam penyediaan pelayanan KIA

• Meningkatnya kapasitas Dinkes Kab/Kota dan Puskesmas memantau kinerja faskes swasta yang melaksanakan pelayanan KIA

Pemanfaatan data dan informasi kesehatan ibu dan anak rendah. (PWS KIA, Audit Maternal dan Perinatal, District Team Problem Solving serta supervisi fasilitatif) belum dimanfaatkan untuk peningkatan kinerja

Penguatan fasyankes dan Dinkes agar mampu memanfaatkan data kesehatan ibu dan anak dalam perencanaan

• Data KIA dari berbagai sumber terintegrasi dalam SIMPUS dan SIKDA

• Dinkes dan Puskesmas mampu menganalisis dan memanfaatkan data KIA untuk perencanaan dan monev pelayanan KIA

• Pengetahuan remaja tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja masih rendah

• Kejadian kehamilan remaja cukup tinggi; di desa (10%), 2 kali di kota (5%)

• Meningkatkan “life skill” (kecakapan hidup) remaja melibatkan lintas sektor, swasta dan masyarakat

• Menyediakan pelayanan kesehatan remaja komprehensif

• Pelaksanaan program pengembangan “life skill” remaja dimana angka fertilitas remaja tinggi

• Fasyankes melaksanakan layanan kesehatan remaja komprehensif

Pernyataan :Ringkasan kebijakan ini difasilitasi oleh BAPPENAS

namun isi dan materi sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Page 6: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

NOTE

Page 7: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

__________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

NOTE

Page 8: KESEHATAN REPRODUKSI, IBU, BAYI BARU LAHIR, ANAK DAN …

www.bappenas.go.id