berat bayi lahir rendah

21
A. Defenisi BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dan 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants (BBLR). Berdasarkan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan : 1. Prematuritas Murni Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK). 2. Dismaturitas Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam Preterm, term dan Post term. Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil Unutk Masa Kehamilan (NKB - KMK).

Transcript of berat bayi lahir rendah

Page 1: berat bayi lahir rendah

A. Defenisi

BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran

kurang dan 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500

gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO

semua bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram disebut

Low Birth Weight Infants (BBLR).

Berdasarkan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat

dibagi menjadi 2 golongan :

1. Prematuritas Murni

Adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan

mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau

disebut Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK).

2. Dismaturitas

Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya

untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam Preterm, term dan Post term.

Dismatur ini dapat juga Neonatus Kurang Bulan – Kecil Unutk Masa Kehamilan

(NKB - KMK).

Neonatus Cukup Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NCB – KMK), Neonatus Lebih

Bulan – Kecil Masa Kehamilan (NLB – KMK).

B. Etiologi

1. Faktor Ibu

a. Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan, misalnya :

pendarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum,

dan nefritis akut.

Page 2: berat bayi lahir rendah

b. Usia Ibu

Angka kejadian Prematuritas tertinggi adalah pada usia < 20 tahun, dan

multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah adalah pada

usia antara 26-35 tahun.

c. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya Prematuritas.

Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini

disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang

kurang.

d. Sebab Lain

Ibu perokok, Ibu peminum alkohol, dan pecandu obat narkotik

2. Faktor Janin

Hidramnion, kehamilan ganda dan kromosom

3. Faktor Lingkungan

Tempat tinggal didataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.

4. Penatalaksnaan Prematuritas Murni

Mengingat belum sempurnanya kerja alal-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan

dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka

perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu

oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi.

C. Diagnosis dan gejala klinik

1. Sebelum bayi lahir

- Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus dan

lahir mati.

- Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan

Page 3: berat bayi lahir rendah

- Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat

walaupun kehamilannya sudah agak lanjut

- Pertambahan beran badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya

- Sering dijumpai kehamilan dengan hidramnion, hipermesis gravidarum dan

pada hamil lanjut dengan perdarahan antepartum.

2. Setelah bayi lahir

- Bayi dengan reterdasi pertumbuhan intrauterine

Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda bayi ini

adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas. Kulit tipis, kering,

berlipat-lipat. Mudah diangkat, abdomen cekung atau rata, jaringan lemak

bawah kulit sedikit, tali pusat tipis lembek dan bewarna kehijauan.

- Bayi premature yang lahr sebelum kehamilan 37 minggu

Jaringan bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak mudah bergerak,

muka seperti boneka, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis

lemah, kulit tipis, merah dan transparan.

- Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,

karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran,

hipotermi.

D. Perawatan Bayi Berat Badan Lahir Rendah

1. Pengaturan Suhu Lingkungan

Bayi dimasukkan dalam inkubator dengan suhu yang diatur :

- Bayi BB dibawah 2 Kg 350 C

- Bayi BB 2 – 25 Kg 340 C

Suhu inkubator diturunkan 10 C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada

suhu lingkungan 24 – 270 C.

3. Makanan Bayi BBLR

Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil,

enzim pencernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/Kg BB dan

kalori 110 Kal/Kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Refleks

menghisap masih lemah, sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi

Page 4: berat bayi lahir rendah

sedikit, tetapi prekuensi yang lebih sering. Permulaan cairan diberikan sekitar 50-

60 CC/Kg BB/hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 CC/Kg

BB/hari.

4. Menghindari Infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh

yang masih lemah. Kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibody

belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak

pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR ).

Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan

ferisolasi dengan baik.

E. Penatalaksanaan Dismaturitas (KMK)

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine serta menemukan

gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksanan ultra sonografi

2. Pemeriksaan kadar gula darah (true glokose) dengan dexstrosix atau laboratorium

kalau hipoglikemia perlu diatasi

3. Pemeriksaan hematokrit atau dan mengobati hiperviskositasnya

4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK

5. Sebaiknya setiap jam dihitung prekwensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari 60x/

menit dibuat foto thotax.

F. Pemeriksaan Diagnostik

1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3

2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61%. Peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan

polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia.

3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl. Kadar lebih rendah berhubungan dengan

anemia/hemolisis berlebihan

4. Bilirubin total : 6 mg/dl. Pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 – 2 hari dan 12

mg/dl pada 3 – 5 hari.

5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah kelahiran rata-

rata 40 – 50 mg/dl meningkat 60 – 70 mg/dl pada hari ketiga.

Page 5: berat bayi lahir rendah

6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.

7. Pemeriksaan analisa gas darah

G. Gambaran Klinis

Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan keadaan lemah

1. Fisik

- Bayi kecil

- Pergerakan kurang dan masih lemah

- Kepala lebih besar dari pada badan

- Berat badan < 2500 gram

2. Kulit dan Kelamin

- Kulit tipis dan transparan

- Rambut halus dan tipis

- Genitalia belum sempurna

- Lanugo banyak

3. Sistem Syaraf

- Refleks moro

- Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna

4. Sistem Muskuloskeletal

- Axifikasi tengkorak sedikit

- Ubun-ubun dan satura lebar

- Tulang rawan elastis kurang

- Otot-otot masih hipotonik

- Tungkai abduksi

- Sendi lutut dan kaki fleksi

- Kepala menghadap satu jurusan

5. Sistem Pernafasan

- Pernafasan belum teratur sering apnoe

- Frekwensi nafas bervariasi

H. Komplikasi

1. Kerusakan bernafas

Fungsi organ belum sempurna

Page 6: berat bayi lahir rendah

2. Pneumonia, aspirasi

Refleks menelan dan batuk belum sempurna

3. Perdarahan intraventrikuler

Perdarahan spontan diventrikel otak lateral disebabkan anoksia menyebabkan

hipoksia otak yang dapat menimbulkan terjadinya kegagalan peredaran darah

sistemik.

PENGKAJIAN DASAR NEONATUS

1. Aktivitas / istirahat

Bayi sadar mungkin 2 – 3 jam beberapa bari pertama tidur sehari rata-rata 20

jam.

2. Pernafasan

Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran

cesaria/persentasi bokong.

3. Makan / cairan

Kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi

harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum dengan tetes

ASI / Sonde karena refleks menelan belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi

baru lahir 120 – 150 ml/kg BB/hari.

4. Berat badan

Kurang dari 2500 gr

5. Suhu

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan.

6. Integumen

Pada Neonatus mempunyai adanya tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan

kering.

Page 7: berat bayi lahir rendah

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,

keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan

metabolik.

2. Resiko tinggi tidak efektifnya thermoregulasi b/d perkembangan SSP imatur (pusat

regulasi suhu), penurunan rasio masa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak

subkutan

Page 8: berat bayi lahir rendah

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL

INTERVENSI RASIONAL

1 Tidak efektifnya pola nafas b.d. maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan menunjukkan pola nafas yang efektifKriteria Hasil:- RR normal 40 – 60

x/menit- Jalan nafas

paten- Irama reguler

MANDIRI1. Kaji frekwensi

pernapasan dan pola pernapasan

2. Hisap jalan nafas sesuai kebutuhan

3. Pertahankan suhu tubuh optimal

4. Posisikan bayi pada abdomen/ posisi telentang dengan gulungan popok dibawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi

KOLABORASI5. Pantau

pemeriksaan laboratorium (GDA, glukosa serum, elektrolit)

6. Berikan oksigen sesuai indikasi

1. Membantu dalam membedakan periode perputaran pernapasan yang normal dari serangan apnoe

2. Menghilangkan mucus yang menyumbat jalan nafas

3. Hanya sedikit peningkatan/ penurunan suhu lingkungan dapat menimbulkan apnoe

4. Posisi ini dapat memudahkan pernafasan dan menurunkan episode apnoe, khususya adanya hipoksia, asidosis metabolic

5. Hiposia, asidosis metabolic dan spsis dapat memperberat serangan apnoe

6. Perbaikan kadar oksigen dan karbon dioksida dapat meningkatkan fungsi pernafasan

2 Resiko tidak efektifnya thermoregulasi b/d perkembangan SSP imatur (pusat regulasi suhu)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah dapat teratasi.

Kriteria Hasil:

batas normal (36,4-37,4 C)

normal

MANDIRI1. Kaji suhu

dengan sering, periksa suhu rectal pada awalnya, selanjutnya periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebab hangat

2. Tempatkan bayi pada

1. Hipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin

2. Mempertahankan lingkungan termo netral membantu mencegah stress dingin

3. Mencegah kehilangan cairan melalui evaporasi

Page 9: berat bayi lahir rendah

penghangat incubator, tempat tidur terbuka dengan penyebar hangat, gunakan bantalan pemanas dibawah bayi bila perlu dalam hubungan nya dengan tempat tidur terbuka

3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah, pertahankan kepala bayi tetap tertutup

KOLABORASI4. Kolaborasi

pemberian D 10 W dan ekspander volume secara intravena bila diperlukan

5. Berikan obat-obatan sesuai indikasi: fenobarbital dan bikarbonat

4. Pemberian dextrose mungkin perlu untuk memperbaiki hopoglikemia, hipotensi karena vasolidatasi perifer mungkin memerlukan tindakan pada bayi yang mengalami stress panas, hipertermia dapat menyebabkan peningkatan dehidrasi 3-4 kali lipat

5. Membantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan SSP yang disebabkan oleh hipertermia, memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia

3 Resiko terhadap kerusakan integritas kulit b.d kapiler rapuh dekat permukaan kulit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bisa mempertahankan kulit utuh bebas dari cedera dermalDitandai dengan:- Integritas kulit baik

MANDIRI1. Inspeksi kulit,

perhatikan area kemerahan atau tekanan

2. Berikan perawatan mulut dengan menggunakan salin dan gliserin scrub

3. Berikan latihan gerak, perubahan posisi rutin dan bantal bulu domba atau

1. Mengidentifikasi area potensial kerusakan dermal, yang dapat mengakibatkan sepsis.

2. Membantu mencegah kekeringan dan pecah pada bibir

3. Membantu mencegah kemungkinan nekrosis berhubungan dengan edema dermis diatas penonjolan tulang

4. Setelah beberapa (empat) hari, kulit mengalami beberapa sifat bakterisidal karena PH asam

Page 10: berat bayi lahir rendah

terbuat dari bahan yang lembut

4. Memandikan bayi dengan menggunakan air steril dan sabun meminimalkan manipulasi kulit bayi

5. Berikan saleb antibiotika

6. Hindari penggunaan agen topical keras, cuci tangan dengan hati-hati dengan pofidon setelah prosedur

5. Meningkatkan pemulihan pecah-pecah dari iritasi berkenan dengan pemberian oksigen, dapat membantu mencegah infeksi

6. Membantu mencegah kerusakan kulit dan kehilangan barrier perlindungan epidural

4 Resiko terhadap perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. immaturitas organ tubuh

Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan masalah teratasi.

Kriteria Hasil:- Peningkatan

BB 20 – 30 gr/ hari

- Mempertahankan berat badan

MANDIRI1. ti

mbang berat badan bayi saat menerima di ruang perawatan dan setelah itu setiap hari.

2. auskultasi bising usus, perhatikan adanya distensi abdomen, adanya tangisan lemah yang diam bila dirangsang oral diberikan dan perilaku menghisap.

3. lakukan pemberian makan oral dengan 5 – 15 ml air, kemudian dextrose dan air sesuai dengan

1. menetapkan kebutuhan kalori dan cairan sesuai dengan berat badan dasar yang sesuai atau normal turun sebanyak 5 sampai 10 % dalam 3 – 4 hari dari kehidupan karena keterbatasan masukan oral

2. indikator yang menunjukkan neonatus lapar.

3. pemberian makanan awal membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan khusunya pada bayi yang laju metabolisme menggunakan 100 – 120 kkal/kg.BB setiap 24 jam

4. bayi mungkin memerlukan suplemen glukosa untuk meningkatkan kadar serum

Page 11: berat bayi lahir rendah

protokol RS, berlanjut pada formula untuk bayi yang makan melalui botol.

KOLABORASI4. be

rikan glukosa dengan segera peroral atau intravena bila kadar dekstrosik kurang dari 45 ml/dl

5 Resiko infeksi b/d Respon imun imatur

Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi lagi infeksi dengan kriteria hasil

- Leukosit normal (18000 /mm3)

- Tali pusat tidak ada tanda-tanda infeksi

MANDIRI1. Tingkat kan

cara-cara mencuci tangan pada perawat dan orang tua

2. Pantau pengunjung akan adanya lesi kulit

3. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi, misalnya: suhu, letargi, atau perubahan perilaku

4. Lakukan perawatan tali pusat

5. Berikan ASI untuk pemberian makan bila tersedia

KOLABORASI6. Berikan

antibiotika sesuai indikasi

1. Mencuci tangan adalah praktik yang penting untuk mencegah kontaminasi

2. Penularan penyakit pada neonates dari pengunjung dapat terjadi secara langsung

3. Bermanfaat dalam mendiagnosa pasien

4. Menggunakan local local triple dye dapat membantu mencegah kolonisasi

5. ASI mengandung Ig A, makrofak, limfosit dan netrofil yang memberikan beberapa perlindungan dari infeksi

6. Mengatasi infeksi pernafasan atau sepsis

Page 12: berat bayi lahir rendah

A. Definisi

BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961).

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, tanpa memandang

usia kehamilan.

BBLR dibedakan menjadi dua bagian:

1. BBL sangat rendah bila kahir berat lahir kurang dari 1.500 gram

2. BBLR bila berat lahir antara 1.501-2.499 gram

B. Etiologi

1. Faktor ibu: Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll)

2. Faktor usia

3. Keadaan sosial

4. Faktor janin: (Hydroamnion, Kehamilan multiple/ganda, dan Kelainan kromosom)

5. Faktor Lingkungan

6. Tempat tinggal didataran tinggi, Radiasi, dan Zat-zat beracun

C. Komplikasi

1. RDS

2. Aspiksia

D. Penatalaksanaan medis

1. Pemberian vitamin K

2. Pemberian O2

E. Askep Pengkajian

1. Tanda-tanda anatomis

a. Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak

jaringan sedikit (tipis)

b. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari

c. Pada bayi laki-laki testis belum turun.

d. Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol.

2. Tanda fisiologis

Page 13: berat bayi lahir rendah

Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi tidak

menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.

Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi.

Penyebabnya adalah :

- Pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna.

- Kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat

terjadinya perubahan suhu.

- Kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.

F. Diagnosa Keperawatan

1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.

2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan

berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.

3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).

4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh dalam

mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)

5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.

6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.

G. Rencana keperawatan

1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dn neuro muscular Pola

nafas efektif .

Kriteria Hasil :

- RR 30-60 x/mnt

- Sianosis (-)

- Sesak (-)

- Ronchi(-)

- Whezing (-)

Intervensi

a. Observasi pola Nafas.

b. Observasi frekuensi dan bunyi nafas

c. Observasi adanya sianosis.

d. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.

e. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.

f. Beri O2 sesuai program dokter

Page 14: berat bayi lahir rendah

g. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2.

h. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien

i. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu dan

berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh. Suhu tubuh kembali normal.

Kriteria Hasil :

- Suhu 36-37• C.

- Kulit hangat.

- Sianosis (-)

Intervensi:

a. Observasiwarna kulit dan Ekstremitas.

b. anda-tanda vital

c. Tempatkan bayi pada incubator, Awasi dan atur

d. control temperature dalam incubator sesuai kebutuhan.

e. Monitor tanda-tandaHipertermi

f. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhutubuh.

g. Ganti pakaian setiap basah.

h. Observasi adanya sianosis.

3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi) Infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

- Suhu 36-37 C

Intrvensi

- Tidak ada tanda-tandainfeksi.

- Kaji Leukosit 5.000 – 10.000

- Isolasibayi dengan bayi lain

- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak denganbayi

- Gunakan masker setiap kontak dengan bayi. Cegah kontak dengan orang yang

terinfeksi.

- Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayidalam keadaan

bersih/steril.

- Kolaborasi dengan dokter.

Berikanantibiotic sesuai program

Page 15: berat bayi lahir rendah