kesehatan kerja.doc

24

Click here to load reader

Transcript of kesehatan kerja.doc

Page 1: kesehatan kerja.doc

“ KESEHATAN KERJA”

Page 2: kesehatan kerja.doc

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hidayah dan inayahNya kepada kita semua, sehingga kelompok kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Kesehatan Kerja” untuk memenuhi tugas mata kuliah

Ilmu Kesehatan dan Kependudukan yang diberikan oleh ibu Herlina Hamid, SGz.

Makalah ini disusun berdasarkan sub pokok bahasannya. Dan dilengkapi oleh artikel

yang berkenaan dengan judul makalah ini. Walaupun sudah berusaha dengan segenap

kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu kami senantiasa terbuka untuk menerima masukan demi penyempurnaan makalah

berikutnya.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak baik yang membantu kami

secara langsung maupun tidak langsung. Dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik

dalam penulisan maupun cara penyampaiannya. Mudah-mudahan bermanfaat bagi

kesejahteraan bangsa.

Bandung, November 2011

Kelompok 2

Page 3: kesehatan kerja.doc

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………… i

DAFTAR ISI……………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………… 1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………. 1

1.2 Tujuan Penulisan……………………………………………………….. 1

1.3 Manfaat penulisan…………………………………………………….... 1

BAB II KESEHATAN KERJA…………………………….. 2

A. Pengertian kesehatan kerja……..……………………………………… 2

B. Tujuan kesehatan kerja………………………………………………… 3

C. Usaha-usaha kesehatan kerja………………………………………….. 3

D. Penyakit akibat kerja………………………………………………….. 4

E. Usaha-usaha pencegahan penyakit…………………………………… 9

BAB III PENUTUP………………………………………… 10

A. Kesimpulan……………………………………………………… 10

B. Saran-saran……………………………………………………… 10

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: kesehatan kerja.doc

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan upaya untuk menyerasikan kapasitas kerja. Sehingga

beban kerja yang diberikan kepada setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa

membahayakan orang-orang yang ada disekitarnya maupun dirinya sendiri. Kesehatan kerja

ini perlu dibahas bersama dan disampaikan Karena terkadang terlalu banyaknya pekerjaan

kerja itu sendiri, sehingga kita melupakan kesehatan kerja itu sendiri. Padahal ini sangat

penting untuk diperhatikan.

1.2 Tujuan Penulisan

Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat dan

Kependudukan, kami juga berusaha untuk membagi ilmu yang kami dapatkan dengan

pembaca khususnya mengenai masalah kesehatan kerja.

1.3 Manfaat Penulisan

Pembaca lebih memahami arti kesehatan kerja, tujuan kesehatan Kerja, usaha-usaha

kesehatan kerja, dan penyakit yang ditimbulkan akibat kerja, bahkan pembaca mengetahui

usaha-usaha pencegahan penyakit akibat kerja.

Page 5: kesehatan kerja.doc

KESEHATAN KERJA

A. PENGERTIAN

Sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang

yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan

kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam

aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekedar mengobati,

merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian

utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap kemungkinan

timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.

Menurut Suma’mur (1976)

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kesehatan/kedokteran beserta

prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan

setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha preventif atau kuratif

terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan

lingkungan kerja. Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan

sekedar “kesehatan pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya

kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya.

Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :

1. Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik,

logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya

(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).

2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.

Page 6: kesehatan kerja.doc

3. Pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,

rehabilitasi.

4. Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya

pekerjaan dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila

dikelola dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi

produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja

yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.

B. Tujuan Kesehatan Kerja

Tujuan adalah untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya

sehingga dapat meningkatkan produksi.

C. Usaha-Usaha Kesehatan Kerja

Usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan diatas antara lain :

Pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

Pemeliharaan dan penigkatan kesehatan tenaga kerja.

Perawatan dan peningkatan daya produksitivitas tenaga manusia.

Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya yang mungkin ditimbulkan

dari hasil produksi perusahaan.

D. Penyakit Akibat Kerja

Penyakit akibat kerja dapat timbul selama dan setelah bekerja di suatu

perusahaan/industri. Faktor penyebab penyakit ini ada 5 macam, yakni: fisik, khemis, infeksi,

Page 7: kesehatan kerja.doc

fisiologis, dan mental-psikologis. Akibat yang ditimbulkan dari faktor penyebab ini adalah

penyakit akibat kerja antara lain: pneumokoniosis, kelainan pendengaran, dermatosis, kanker

kulit, infeksi, dan lain-lain. Sedangkan upaya untuk mencegah penyakit akibat kerja ada

bermacam-macam, yakni: substitusi, ventilasi umum, ventilasi keluar setempat, isolasi,

pakaian pelindung, pemeriksaan kesehatan, penerangan, dan pendidikan kesehatan. Disini

kami akan menyajikan sebuah artikel yang berkenaan dengan penyakit akibat kerja.

Judul : Sejuta Tenaga Kerja Asia Derita Penyakit Akibat kerja

Sumber : http://kampungtki.com/baca/20472

Sekitar satu juta tenaga kerja di Asia, termasuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

tercatat meninggal dunia tiap tahunnya karena penyakit akibat kerja atau penyakit yang

diderita setelah bekerja tanpa disadari sebelumnya.

“Ini data yang ditemukan International Labour Organization (ILO), tercatat ada

sekitar satu juta pekerja yang tiap tahunnya meninggal dunia karena penyakit kerja yang tidak

pernah kita sadari,” jelas Sanjiv Pandita, Executive Director Asia Monitor Resource Center

(AMRC), yang ditemui beberapa waktu yang lalu.

Dari survei yang dilakukan ILO, tercatat mereka yang meninggal ini memang tidak

menyadari penyakit akibat kerja, mereka biasanya bekerja di industri, pertambangan hingga

garmen. Ironisnya, mereka justru tidak dapat kompensasi atau ganti rugi oleh perusahaan.

“Memang selama ini tak banyak tenaga kerja tersebut yang menuntut, akibatnya

perusahaan juga tidak memberikan kompensasi kepada pegawai yang terkena penyakit akibat

kerja. Sekali lagi ini terjadi karena memang para tenaga kerja tersebut tidak menyadari kalau

dirinya tak memiliki penyakit,” tegasnya lagi.

Page 8: kesehatan kerja.doc

Sementara itu, Activist and Medical Doctor Working With Victim, dr Kong,

menuturkan, salah satu contoh kasus penyakit akibat kerja atau yang diderita setelah bekerja

tanpa disadari, ialah kejadian yang menimpa sekitar 100 karyawan perusahaan Samsung di

Korea.

dr Kong mengatakan, sedikitnya 100 karyawan perusahaan Samsung menderita

kanker karena penyakit akibat kerja.“Awalnya para pekerja tersebut diam saja, namun

ahirnya melawan Pemerintah Korea dan meminta ganti rugi kepada perusahaan tersebut,”

jelasnya.

Contoh lain dari penyakit akibat kerja yang diderita oleh tenaga kerja ialah penyakit

asbestosis dan Silitosis.Sebanyak 150 delegasi dari 20 negara mengadakan pertemuan

tahunan organisasi jaringan untuk korban kesehatan dan keselamatan kerja (K3) atau The

Asian Network for the Rights of Occupational Accident Victims (ANROAV) di Hotel

Horizon Bandung, pada tanggal 18 hingga 20 Oktober 2010.

Asbestosis

Asbestosis ditunjukkan dengan plak di atas diafragma (pencitraan dengan sinar-x),

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-

serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari

serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes

mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat

menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

1. Penyebab

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di

dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan

Page 9: kesehatan kerja.doc

mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan

dan jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan

dan penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes

juga bisa terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja.

2. Gejala

Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah

terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.

Gejala pertama adalah sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan

gerak badan. Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami

kegagalan pernapasan.

Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan menderita batuk-batuk dan

bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat menyebabkan terkumpulnya cairan pada

ruang antara kedua selaput yang melapisi paru-paru. Meskipun jarang, asbes juga bisa

menyebabkan tumo pada pleura yang disebut mesotelioma atau pada selaput perut yang

disebut mesotelioma peritoneal. Mesotelioma yang disebabkan oleh asbes bersifat ganas dan

tidak dapat disembuhkan. Mesotelioma umumnya muncul setelah terpapar krokidolit, satu

dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya, juga menyebabkan mesotelioma.Krisotil

mungkin tidak menyebabkan mesotelioma tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat

menyebabkan mesotelioma. Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40

tahun.

Kanker paru-paru akan terjadi pada penderita asbestosis yang juga merokok, terutama

mereka yang merokok lebih dari satu bungkus sehari.

Page 10: kesehatan kerja.doc

Silikosis (Silicosis)

Silikosis (Silicosis) adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup debu

silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada paru-paru.

Terdapat 3 jenis silikosis: Silikosis Kronis Simplek, terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil

debu silika dalam jangka panjang (lebih dari 20 tahun). Nodul-nodul peradangan kronis dan

jaringan parut akibat silika terbentuk di paru-paru dan kelenjar getah bening dada.

Silikosis Akselerata, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang lebih banyak

selama waktu yang lebih pendek (4-8 tahun). Peradangan, pembentukan jaringan parut dan

gejala-gejalanya terjadi lebih cepat. Silikosis Akut, terjadi akibat pemaparan silikosis dalam

jumlah yang sangat besar, dalam waktu yang lebih pendek. Paru-paru sangat meradang dan

terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat dan kadar oksigen darah yang

rendah. Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif progresif. Fibrosis ini

terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan menyebabkan kerusakan pada struktur paru

yang normal.

1. Penyebab

Silikosis terjadi pada orang-orang yang telah menghirup debu silika selama beberapa

tahun. Silika adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya terjadi pada: buruh

tambang logam, pekerja pemotong batu dan granit, pekerja pengecoran logam, dan pembuat

tembikar.

Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada peledakan

pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun, dimana kadar silika

yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu kurang dari 10 tahun. Bila

terhirup, serbuk silika masuk ke paru-paru dan sel pembersih (misalnya makrofag) akan

Page 11: kesehatan kerja.doc

mencernanya. Enzim yang dihasilkan oleh sel pembersih menyebabkan terbentuknya jaringan

parut pada paru-paru. Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang

tipis (silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar

(silikosis konglomerata). Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah

secara normal. Paru-paru menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan

pernafasan.

2. Gejala

Penderita silikosis noduler simpel tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka

bisa menderita batuk berdahak karena saluran pernafasannya mengalami iritasi (bronkitis).

Silikosis konglomerata bisa menyebabkan batuk berdahak dan sesak nafas. Mula-mula sesak

nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas, tapi akhirnya sesak timbul bahkan pada

saat beristirahat. Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah

penderita berhenti bekerja. Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan menyebabkan

gagal jantung. Jika terpapar oleh organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium

Tuberculosis, penderita silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menderita

tuberkulosis.

E. Usaha-Usaha Pencegahan Penyakit

Substitusi yaitu mengganti bahan berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya

atau tidak berbahaya sama sekali.

Ventilasi umum yang mengalirkan udara bersih sesuai dengan ruangan kerja agar

bahan berbahaya lebih rendah dari nilai ambang batas. Nilai ambang batas (NAB)

adalah kadar dari suatu zat dimana pada kadar tersebut bila orang menghirupnya

selama 8 jam sehari atau 5 hari seminggu tidak akan menimbulkan penyakit atau

kelainan.

Page 12: kesehatan kerja.doc

Ventilasi keluar setempat, yaitu menghisap keluar udara dari suatu ruangan kerja agar

bahan berbahaya dihisap dan dikeluarkan.

Isolasi yaitu dengan mengisolasi proses berbahaya.

Pekerja menggunakan pelindung sesuai dengan jenis pekerjaannya seperti masker,

tutup kepala, sarung tangan, kacamata, sepatu dan sebagainya.

Pemeriksaan kesehatan, pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja serta penerangan

sebelum kerja pada para pekerja.

Page 13: kesehatan kerja.doc

PENUTUP

KESIMPULAN

Jadi kesehatan kerja merupakan bagian dari usaha kesehatan masyarakat yang

ditujukan kepada masyarakat pekerja, sekitar perusahaan dan umum yang menjadi konsumen

hasil produksi. Selain itu memiliki tujuan untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja

setinggi-tingginya sehingga dapat meningkatkan produksi. Banyak faktor yang dapat

menyebabkan penyakit akibat kerja salah satu nya karena golongan fisik, kimiawi, penyakit

infeksi, fisiologi, dan golongan mental/psychology. Namun ada beberapa usaha-usaha untuk

mengatasinya bahkan sebelum itu terjadi (pencegahan penyakit).

SARAN

Dari artikel yang kami dapatkan, kami memiliki atau menyarankan solusi untuk

penanganan penyakit asbestosis dan silokosis. Diantaranya adalah :

Absetosis

Diagnosa, Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar

suara ronki. Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan berikut: Rontgen

dada, tes fungsi paru-paru, dan CT scan paru.

Penyembuhan nya bisa dilakukan dengan cara Pengobatan suportif untuk mengatasi

gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural

drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir.

Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui

selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru.

Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor

tidak menyembuhkan kanker.

Page 14: kesehatan kerja.doc

Selain itu ada Pencegahan penyakit asbestosis, Asbestosis dapat dicegah dengan

mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang

menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita

asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.

Untuk mengurangi risiko terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan

dengan asbes, dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber

penyakit yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci

pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke

rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja

membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

Silikosis

Diagnosa Biasanya akan ditanyakan secara terperinci mengenai jenis pekerjaan, hobi

dan aktivitas lainnya yang kemungkinan besar merupakan sumber pemaparan silika.

Pemeriksaan yang dilakukan: Rontgen dada (terlihat gambaran pola nodul dan jaringan

parut), tes fungsi paru dan tes PPD (untuk TBC).

Untuk Pengobatan Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis. Untuk mencegah

semakin memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber pemaparan.

Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan oksigen. Jika terjadi

infeksi, bisa diberikan antibiotik. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah: membatasi

pemaparan terhadap silica, berhenti merokok, dan menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin.

Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita Tuberkulosis (TBC), sehingga

dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun. Silika diduga mempengaruhi

sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC. Jika hasilnya positif, diberikan obat

anti TBC.

Page 15: kesehatan kerja.doc

Selain itu dapa dilakukan Pencegahan dengan cara, Pengawasan terhadap di

lingkungan kerja dapat membantu mencegah terjadinya silikosis. Jika debu tidak dapat

dikontrol, (seperti halnya dalam industri peledakan), maka pekerja harus memakai peralatan

yang memberikan udara bersih atau sungkup. Pekerja yang terpapar silika, harus menjalani

foto rontgen dada secara rutin. Untuk pekerja peledak pasir setiap 6 bulan dan untuk pekerja

lainnya setiap 2-5 tahun, sehingga penyakit ini dapat diketahui secara dini. Jika foto rontgen

menunjukkan silikosis, dianjurkan untuk menghindari pemaparan dari silika.

Page 16: kesehatan kerja.doc

DAFTAR PUSAKA

• Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) jilid I cetakan kedua;Jakarta;2006

• Website :

www.google.com

www.wikipedia.com