Kesehatan Ibu Dan Anak Mdgs

4
KOMITMEN PERAWAT DALAM PERCEPATAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK Yeni Rustina* Abstrak Masalah kesehatan ibu dan anak yang merupakan komponen 4 dan 5 Millennium Development Goals (MDGs), adalah masalah yang kompleks, sehingga perlu keterlibatan seluruh anggota profesi termasuk perawat dalam mempercepat pencapaian tujuan tersebut. Makalah ini ditujukan untuk mensosialisasikan komitmen perawat Indonesia melalui Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam upaya meningkatkan pemahaman dan peran aktif perawat dalam meningkakan kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Kata kunci: MDGs, Indonesia, Kesehatan ibu dan anak, Perawat Abstract Maternal and child health problems as the 4 th and the 5 th components of Millennium Development Goals (MDGs) are complex problems. Therefore, every profession including nurses need to be involved in accelerating the achievement of these goals. The purpose of this article is to socialize nurses’ commitment through the Indonesian National Nurses Association (INNA) in order to increase nurses’ understanding and active participation in increasing maternal and child health in Indonesia. Key words: MDGs, Indonesia, Maternal and child health, Nurses LEMBAR METODOLOGI STUDI PUSTAKA PENDAHULUAN Peningkatan kesehatan ibu dan anak di beberapa negara di dunia menjadi suatu perhatian khusus. Hal ini dimulai sejak dideklarasikannya Milleneum Development Goals (MDGs) oleh beberapa negara pada tahun 2000. Di Indonesia, peningkatan kesehatan ibu dan anak masih menjadi prioritas pembangunan kesehatan. Hal ini mengingat masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Angka kematian bayi di Indonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup, sementara itu angka kematian ibu (AKI) adalah 228/ 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Bayi baru lahir merupakan masa yang sangat rawan untuk terjadinya masalah kesehatan bahkan kematian karena bayi masih dalam proses adaptasi dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Periode kritis ini menyebabkan tingginya angka kematian pada periode neonatal dini yaitu usia 0-7 hari kelahiran. Periode yang kritis ini harus menjadi perhatian perawat untuk mampu memfasilitasi proses adaptasi bayi baru lahir. Kondisi ini terjadi tidak saja di rumah sakit tetapi juga di rumah, dan masyarakat. Kesehatan bayi baru lahir juga erat kaitannya dengan kesehatan ibu. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu diantaranya perdarahan, preeklampsi/ eklampsi, dan infeksi. Ibu yang sehat dapat melahirkan bayi yang sehat, serta dapat merawat bayi secara optimal sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selain itu, bayi dapat tumbuh menjadi anak yang sehat. Untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak (MDGs keempat dan kelima) ini, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah melakukan lokakarya nasional dengan mengikutsertakan para pakar keperawatan dari keilmuan terkait. Lokakarya nasional tersebut bertujuan untuk merumuskan rencana kerja PPNI dalam rangka mempercepat pencapaian target MDGs. Adapun lokakarya tersebut telah dilaksanakan pada 10 Februari 2010 di Jakarta. Makalah ini ditujukan untuk mensosialisasikan komitmen perawat Indonesia melalui PPNI dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal ini mempunyai tujuan agar pemahaman dan peran aktif perawat dapat meningkat, yang pada akhirnya kesehatan ibu dan anak di Indonesia semakin meningkat.

Transcript of Kesehatan Ibu Dan Anak Mdgs

  • KOMITMEN PERAWAT DALAM PERCEPATANPENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN ANAK

    Yeni Rustina*

    Abstrak

    Masalah kesehatan ibu dan anak yang merupakan komponen 4 dan 5 Millennium Development Goals (MDGs), adalahmasalah yang kompleks, sehingga perlu keterlibatan seluruh anggota profesi termasuk perawat dalam mempercepat pencapaiantujuan tersebut. Makalah ini ditujukan untuk mensosialisasikan komitmen perawat Indonesia melalui Persatuan PerawatNasional Indonesia (PPNI) dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam upaya meningkatkan pemahaman dan peranaktif perawat dalam meningkakan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.

    Kata kunci: MDGs, Indonesia, Kesehatan ibu dan anak, Perawat

    Abstract

    Maternal and child health problems as the 4th and the 5th components of Millennium Development Goals (MDGs) arecomplex problems. Therefore, every profession including nurses need to be involved in accelerating the achievement ofthese goals. The purpose of this article is to socialize nurses commitment through the Indonesian National NursesAssociation (INNA) in order to increase nurses understanding and active participation in increasing maternal andchild health in Indonesia.

    Key words: MDGs, Indonesia, Maternal and child health, Nurses

    LEMBAR METODOLOGISTUDI PUSTAKA

    PENDAHULUANPeningkatan kesehatan ibu dan anak di

    beberapa negara di dunia menjadi suatu perhatiankhusus. Hal ini dimulai sejak dideklarasikannyaMilleneum Development Goals (MDGs) olehbeberapa negara pada tahun 2000.

    Di Indonesia, peningkatan kesehatan ibu dananak masih menjadi prioritas pembangunankesehatan. Hal ini mengingat masih tingginya angkakematian ibu dan bayi. Angka kematian bayi diIndonesia adalah 34/1000 kelahiran hidup,sementara itu angka kematian ibu (AKI) adalah 228/100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).

    Bayi baru lahir merupakan masa yang sangatrawan untuk terjadinya masalah kesehatan bahkankematian karena bayi masih dalam proses adaptasidari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luaruterus. Periode kritis ini menyebabkan tingginyaangka kematian pada periode neonatal dini yaitu usia0-7 hari kelahiran. Periode yang kritis ini harusmenjadi perhatian perawat untuk mampumemfasilitasi proses adaptasi bayi baru lahir. Kondisiini terjadi tidak saja di rumah sakit tetapi juga dirumah, dan masyarakat.

    Kesehatan bayi baru lahir juga erat kaitannyadengan kesehatan ibu. Faktor-faktor yangberkontribusi terhadap kematian ibu diantaranyaperdarahan, preeklampsi/ eklampsi, dan infeksi. Ibuyang sehat dapat melahirkan bayi yang sehat, sertadapat merawat bayi secara optimal sehingga bayidapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Selainitu, bayi dapat tumbuh menjadi anak yang sehat.

    Untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak(MDGs keempat dan kelima) ini, Persatuan PerawatNasional Indonesia (PPNI) telah melakukanlokakarya nasional dengan mengikutsertakan parapakar keperawatan dari keilmuan terkait. Lokakaryanasional tersebut bertujuan untuk merumuskanrencana kerja PPNI dalam rangka mempercepatpencapaian target MDGs. Adapun lokakarya tersebuttelah dilaksanakan pada 10 Februari 2010 di Jakarta.

    Makalah ini ditujukan untuk mensosialisasikankomitmen perawat Indonesia melalui PPNI dalammeningkatkan kesehatan ibu dan anak. Hal inimempunyai tujuan agar pemahaman dan peran aktifperawat dapat meningkat, yang pada akhirnyakesehatan ibu dan anak di Indonesia semakinmeningkat.

  • Masalah Terkait Kesehatan Ibu dan Anak

    Dalam Lokakarya PPNI terkait MDGs yangdiselenggarakan pada 10 Februari 2010 diidentifikasibeberapa masalah terkait dengan kesehatan ibu dananak.

    1. Upaya peningkatkan kesehatan ibu dan anakkurang melibatkan berbagai unsur yang ada dimasyarakat dan pemerintah (Kementrianterkait)

    2. Keterlibatan tenaga kesehatan dalam upayapenurunan angka kematian ibu dan anak masihrendah

    3. Tingginya disparitas tenaga kesehatan

    4. Tidak ada kebijakan yang mendukung terkaitpemberdayaan tenaga kesehatan (perawatkurang diberdayakan)

    5. Keterbatasan sumber daya (tenaga, dana,sarana, dan prasarana)

    Hal ini menimbulkan aksesibilitas layanankesehatan kurang terjangkau oleh masyarakat.Sehubungan dengan itu, PPNI merekomendasikanbeberapa hal penting untuk mensukseskantercapainya MDGs tersebut.

    Dasar Pengembangan Rekomendasi PPNI

    Rekomendasi Persatuan Perawat NasionalIndonesia didasarkan pada keunikan karakteristikperawat. Karakteristik tersebut adalah sebagaiberikut:

    1. Perawat merupakan tenaga kesehatan yangterbesar (48 % tenaga kesehatan adalahperawat).

    2. Perawat bekerja di berbagai sarana/tatananpelayanan kesehatan dengan pelayanan 24 jamsehari, 7 hari seminggu.

    3. Perawat merupakan kontak pertama dengansistem klien.

    4. Pelayanan yang diberikan kepada klienmerupakan pelayanan keperawatan dalambentuk bantuan pelayanan fisiologis, psikologis,sosial, spiritual, dan kultural yang diakibatkan

    karena ketidakmampuan, ketidakmauan danketidaktahuan klien dalam memenuhi kebutuhandasarnya yang sedang terganggu.

    5. Pelayanan keperawatan diberikan secaraparipurna meliputi tiga upaya pencegahan yaitu:pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

    6. Pelayanan keperawatan diberikan secaraberkelanjutan sampai ke rumah atau keluarga.

    7. Fokus keperawatan adalah respon klienterhadap penyakit, pengobatan dan lingkungan.

    8. Sasaran dari pelayanan/ asuhan keperawatanmeliputi seluruh rentang kehidupan klien danmemperhatikan tiap tahap tumbuh kembangyang meliputi individu, keluarga, kelompok danmasyarakat dengan masalah kesehatansederhana dan kompleks.

    9. Selain melaksanakan tindakan keperawatansecara mandiri perawat juga harus mengatasimasalah yang timbul akibat perjalanan penyakit(komplikasi), pengobatan/ pembedahan danprosedur diagnostik melalui intervensikeperawatan interdependen.

    10. Perawat melaksanakan tugas limpah dari profesilain, khususnya untuk di daerah yang memilikiketerbatasan SDM kesehatan,terpencil,perbatasan dan kepulauan.

    11. Keperawatan memiliki batang tubuh keilmuanyang jelas meliputi keperawatan dasar,keperawatan medikal-bedah, keperawatananak, keperawatan maternitas, keperawatanjiwa, keperawatan keluarga, keperawatankomunitas, keperawatan gerontik, keperawatankesehatan kerja, dan keperawatan kesehatansekolah.

    12.Keperawatan memiliki jenjang pendidikanprofesi berkelanjutan mulai dari perawat vokasi,ners generalis, ners spesialis dan ners konsultan.

    13.Keperawatan memiliki jejaring komunikasiprofesi yang jelas mulai dari pengurus pusat,provinsi, kabupaten/kota dan komisariat.

    14.Organisasi profesi PPNI didukung oleh badankelengkapan meliputi ikatan dan himpunanperawat dengan beragam keilmuan dan keahliandi berbagai bidang keperawatan.

    Komitmen perawat dalam percepatan peningkatan kesehatan ibu dan anak (Yeni Rustina) 194

  • 15.Keperawatan belum diberdayakan secaramaksimal oleh Kementerian Kesehatan dalamtatanan pelayanan kesehatan yang sebenarnyamemiliki daya ungkit dalam pencapaian targetMDGs (ke-4, ke-5 dan ke-6).

    Rekomendasi PPNI dalam PercepatanPencapaian MDGs ke-4 dan ke-5

    Dalam Lokakarya Nasional antar organisasikesehatan, PPNI merekomendasikan beberapa halberikut:

    1. PPNI sangat mendukung program pemerintahdi bidang kesehatan mengingat sumber dayamanusia (SDM) perawat yang paling besar (48% dari seluruh tenaga kesehatan di daerah) dandiperkirakan setiap tahun institusi pendidikanpemerintah dan swasta meluluskan 25.000perawat. Untuk itu hendaklah pemerintah dapatmemberdayakan secara maksimal lulusantersebut.

    2. PPNI merekomendasikan agar pemerintahtetap mengunakan konsep Primary HealthCare (PHC) dan perawat siap mendukungimplementasi PHC dengan cara terlibat aktifdalam pembinaan kesehatan komunitas melaluipembentukan Daerah Binaan (DARBIN).

    3. Progam kesehatan akan lebih optimal, apabilapelayanan kesehatan dapat menjangkauindividu, keluarga, kelompok dan masyarakatyang mengalami masalah kesehatan atauberisiko mengalami masalah kesehatan melaluiRevitalisasi Perawatan Kesehatan Masyarakat(Perkesmas/PHN) sebagai upaya wajibpuskesmas dan ditetapkan sebagai pelayananpokok dalam kebijakan nasional.

    4. PPNI mendukung penempatan tenaga perawatD III dan Ners di daerah tertentu terutama diwilayah yang rawan dengan masalah kesehatanmelalui program PTT Perawat/Ners agarpelayanan kesehatan lebih dirasakan olehmasyarakat yang membutuhkan dan juga untukmenjamin kesinambungan pelayanan kesehatanhingga sampai di rumah atau di keluarga.

    5. Kompetensi perawat sangat mendukung dalamprogram pembangunan kesehatan dikabupaten/kota. Untuk itu perlu dilakukannya

    uji kompetensi oleh suatu badan yang telahditetapkan UU atau peraturan bagi lulusan daripendidikan keperawatan untuk menjamin mutupelayanan keperawatan yang berkualitas.

    6. Untuk menjamin pelayanan yang berkualitas dipelayanan kesehatan dasar, seperti puskesmas,maka perlu dipertegas kembali peran dan fungsiperawat sesuai dengan jabatan fungsionalnya diPuskesmas mengingat selama ini banyak tugastambahan dilakukan perawat, sepertipengobatan sehingga tugas pokoknya untukmemberikan asuhan keperawatan pada individu,keluarga, kelompok dan masyarakat terabaikan.Selain itu juga perlu ditetapkan standarketenagaan di puskesmas agar dapat puskesmasdapat menjalankan fungsinya secara optimal.

    7. PPNI selalu siap bekerjasama denganpemerintah dan organisasi profesi kesehatanyang lain dalam upaya untuk memberikanperlindungan dari aspek hukum bagi perawatdalam memberikan pelayanan kesehatan ditatanan pelayanan kesehatan dasar. Hendaknyapemerintah segera memberikan ketetapanberupa peraturan yang dapat menjaminperlindungan perawat dalam menjalankanpelayanan kesehatan yang berupakan tugaslimpah dari profesi lain.

    Peningkatan kesehatan dapat dilakukan olehperawat baik itu melalui pemberian asuhan langsungkepada ibu, anak dan keluarga, mengelola pelayananmaupun asuhan termasuk rujukan untuk kasus-kasusyang memerlukan penatalaksanaan lanjut. Pendidikankesehatan kepada keluarga merupakan hal yangsangat penting yang harus menjadi perhatian perawat.

    Peningkatan kualitas asuhan/ pelayanankesehatan dapat dilaksanakan melalui suatu penelitianatau menerapkan berbagai penelitian terkait yangsudah diketahuan efektifitasnya. Selain itu, perawatjuga harus memperjuangkan hak klien untukmendapatkan asuhan/pelayanan kesehatan ataukeperawatan.

    Berdasarkan beberapa rekomendasi tersebut,seluruh organisasi profesi bidang kesehatanmerekomendasikan kepada Kementerian terkait:

    1. Rekomendasi untuk Kementrian Kesehatan,diantaranya:

    195 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 3, November; hal 193 - 196

  • a) Berkaitan dengan pemberdayaanmasyarakat, disarankan agar: 1) melakukanrevitalisasi program Perawatan KesehatanMasyarakat (Public Health Nursing) agardapat menjangkau langsung kepada kaumperempuan dan keluarga, 2) mengaktifkandan memperluas pendidikan ibu hamil danibu dengan anak Balita, dan 3) melakukanpendampingan keluarga dan masyarakatuntuk pemecahan masalah mereka terkaitMDGs ke-4 dan ke-5.

    b) Disarankan memberikan dukungankebijakan, dukungan dana serta fasilitasiagar organisasi profesi kesehatan dankelompok seminat dapat bekerjasama,bersinergi dalam upaya percepatanpencapaian MDG ke-4 dan ke-5 melaluikesepakatan penunjukan daerah kabupaten/kota yang memiliki kriteria khusus (daerahuji coba).

    2. Rekomendasi untuk Kementrian KesejahteraanRakyat, diantaranya:

    Disarankan untuk segera mengambil langkah-langkah guna mengatasi kesenjangan(disparitas) dalam ketersediaan tenaga,keterjangkauan pelayanan dasar dan rujukan didaerah dengan Angka Kematian Ibu (AKI) danAngka Kematian Bayi (AKB) tinggi.

    Sebagai respons terhadap rekomendasitersebut, beberapa propinsi telah mulai melakukanpenjaringan tenaga perawat dengan minimalpendidikan DIII untuk ditempatkan di desa-desa.

    PENUTUPPencapaian target MDGs tidak dapat

    dilaksanakan oleh satu atau dua profesi saja, tetapiharus melibatkan seluruh komponen bangsa termasukperawat. Untuk menjawab tantangan tersebut,perawat harus siap dari segi pengetahuan, sikap danketerampilan dalam memberikan asuhan terhadap ibudan anak di berbagai layanan kesehatan sehinggakontribusi perawat menjadi lebih optimal (SS, ENN).

    * Staf Akademik Keilmuan Keperawatan Anak FIKUI, Depok, email: [email protected]

    KEPUSTAKAANAliansi Profesi Kesehatan. (2010). Rekomendasi

    untuk percepatan pencapaian MDGs 2015.Jakarta

    Persatuan Perawat Nasional Indonesia/PPNI.(2010). Rencana kerja Persatuan PerawatNasional Indonesia dalam mencapai MillenniumDevelopment Goals (MDGs). Disampaikanpada Lokakarya Nasional Pencapaian TujuanPembangunan Milenium (MDGs) TerkaitKesehatan dan Peran Organisasi Profesi diJakarta, pada tanggal 16-17 Februari 2010.

    SDKI. (2007). Survei demokrasi dan kesehatanIndonesia. Diperoleh dari www.datastatistik-indonesia.com/sdki/.

    Kita tidak pernah bisa belajar jadi berani & sabar kalau di dunia ini hanya ada kebahagiaan.- Hellen Keller -

    Bukan kurangnya pengetahuan yang menghalangi keberhasilan,tetapi tidak cukupnya tindakan.

    Dan bukan kurang cerdasnya pemikiran yang melambatkan perubahan hidup ini,tetapi kurangnya penggunaan dari pikiran dan kecerdasan.

    - Mario Teguh -

    Komitmen perawat dalam percepatan peningkatan kesehatan ibu dan anak (Yeni Rustina) 196