MDGs Di Indonesia

download MDGs Di Indonesia

of 20

description

mdg

Transcript of MDGs Di Indonesia

MDGs di Indonesia

Sebagai salah satu negara yang ikut menanda tangani deklarasi MDGs, Indoonesia mempunyai komitment untuk melaksanakannya serta menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan program pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah, dan panjang. Pada hakikatnya setiap tujuan dan target MDGs telah sejalan dengan program pemerintah jauh sebelum MDGs menjadi agenda pembangunan global dideklarasikan. Pada setiap era pemerintahan Presiden Republik Indoneisa sejak awal kemerdekaan merumuskan kebijakan pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran rakyat sesuai dengan kondisi di era masing-masing.Potret dari kemakmuran rakyat diukur melalui berbagai indikator seperti bertambah tingginya tingkat pendapatan penduduk dari waktu ke waktu, kualitas pendidikan dan derajat kesehatan yang membaik, bertambah banyaknya penduduk yang menempati rumah layak huni, lingkungan permukiman yang nyaman bebas dari gangguan alam dan aman. Penduduk mempunyai kesempatan untuk mengakses sumber daya yang tersedia, lapangan kerja yang terbuka untuk semua penduduk, terbebas dari kemiskinan dan kelaparan.Gambaran pencapaian setiap indikator pembangunan baik di bidang sosial dan ekonomi dapat diketahui melalui dokumen-dokumen resmi pemerintah seperti data yang dikeluarkan pada pidato kenegaraan menjelang HUT Kemerdekaan, publikasi resmi indikator ekonomi dan indikator sosial dari Badan Pusat Statistik (BPS), dan dokumen resmi lainnya dari setiap instansi pemerintah.Publikasi khusus tentang laporan pembangunan pencapaian MDGs untuk pertama kalinya diterbitkan Pemerintah Republik Indonesia pada bulan Februari 2004 yang kemudian dimutakhirkan pada bulan November 2007 sebagai publikasi kedua. Pada penerbitan pertama karena keterbatasan data, tujuan 8 MDGs belum dihitung, namun beberapa indikator pada tujuan 1 hingga 7 mengalami penambahan disesuaikan dengan kebutuhan menjadi 41 indikator. Sementara itu pada publikasi kedua tujuan 8 MDGs telah dihitung dengan melakukan beberapa modifikasi sehingga jumlah indikator keseluruhan mencapai 59 indikator.

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 1:Menanggulangi kemiskinan dan kelaparanTarget 1:Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannnya di bawah $1 per hari menjadi setengahnya antara tahun 1990-20151. Proporsi penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional2. Proporsi penduduk dengan tingkat pendapatan kurang dari $1 per hari3. Kontribusi quantil pertama penduduk berpendapatan terendah terhadap konsumsi nasional1. Persentase penduduk dengan pen-dapatan di bawah US$ (PPP) per hari2. Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional3. Indeks kedalaman kemiskinan4. Indeks keparahan kemiskinan5. Proporsi konsumsi penduduk termiskin (kuantil pertama)

Target 2:Menurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990-20154. Prevalensi balita kurang gizi5. Proporsi penduduk yang berada di bawah garis konsumsi minimum (2.100 kkal/kapita/hari)6. Persentase anak-anak berusia di bawah 5 tahun yang mengalami gizi buruk (sever underweight)7. Persentase anak-anak berusia di bawah r tahun yang mengalami gizi kurang (moderate underweight)

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 2:Mencapai pendidikan dasar untuk semuaTarget 3:Memastikan pada tahun 2015 semua anak dimanapun, laki-laki maupun perempuan, dapat menyelesaikan pendidikan dasar6. Angka partisipasi murni di sekolah dasar7. Angka partisipasi murni sekolah lanjutan pertama8. Proporsi murid kelas 1 yang berhasil mencapai kelas 59. Proporsi murid di kelas 1 yang berhasil menamatkan sekolah dasar10. Proporsi murid di kelas 1 yang berhasil menyelesaikan sembilan tahun pendidikan dasar11. Angka melek huruf 15-24 tahun8. Angka partisipasi murni (APM) sekolah SD/MI (7-12 tahun)9. Angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs (13-15 tahun)10. Angka melek huruf usia 15-24 tahun

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 3:Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuanTarget 4:Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang pendidikan tidak lebih dari tahun 201512. Ratio anak perempuan terhadap laki-laki di tingkat sekolah dasar, lanjutan dan tinggi yang diukur melalui angka partisipasi murni anak oerempuan terhadap anak laki-laki13. Ratio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun yang diukur melalui angka melek huruf perempuan/laki-laki (indeks paritas melek huruf gender)14. kontribusi perempuan dalam kerja upahan di sektor pertanian15. Proporsi kursi di DPR yang diduduki perempuan11. Rasio anak perempuan terhadap anak laki-laki di tingkat pendidikan dasar, lanjutan dan tinggi, yang diukur melalui angka partisipasi murni anak perempuan terhadap anak laki-laki (%)12. Rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki usia 15-24 tahun, yang diukur melalui angka melek huruf perempuan/laki-laki )indeks paritas melek huruf gender) (%)13. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan (%)14. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) perempuan (%)15. Kontribusi perempuan alam pekerjaan upahan (%)16. Tingkat daya beli (purchasing power parity, PPP) pada kelompok perempuan (%)17. Proporsi perempuan dalam lembaga-lembaga public (legislative, eksekutif, dan yudikatif) (%)

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 4:Menurunkan angka kematian anakTarget 5:Menurunkan angka kematian balita sebesar dua pertiganya, antara 1990 dan 201516. Angka kematian Balita17. Angka kematian bayi18. Proporsi anak di bawah 1 tahun di imunisasi campak sebelum usia 1 th.18. AKB per 1000 kelahiran hidup19. AKABA per 1000 kelahiran hidup20. Anak usia 12-23 bulan yang diimunisasi campak (%)

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 5:Meningkatkan kesehatan ibuTarget 6:Menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990-201519. Angka Kematian ibu20. Proporsi pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan terlatih21. Angka pemakaian kontrasepsi21. AKI per 100.000 kelahiran hidup22. Proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan (%)23. Proporsi wanita 15-49 tahun berstatus kawin yang sedang menggunakan atau memakai alat KB (%)

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 6:Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnyaTarget 7:Mengendalikan penyebaran HIV/AIDS dan mulai menurunya jumlah kasus baru pada tahun 201522. Prevalensi HIV dikalangan ibu hamil yang berusia antara 15-24 tahun23. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi24. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi25. Persentase anak muda usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS24. Prevalensi HIV dan AIDS (%)25. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi (%)26. Penggunaan kondom pada pemakai kontrasepsi (%)27. Persentase penduduk usia muda 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tantang HIV/AIDS (%)

Target 8:Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunya jumlah malaria dan penyakit lainnya pada tahun 201526. Prevalensi malaria dan angka kematiannya27. Persentase penduduk yang menggunakan cara pencegahan yang efektif untuk memerangi malaria28. Persentase penduduk yang mendapat penanganan malaria secara efektif29. Prevalensi tuberkolosis dan angka kematian penderita tuberkolosis dengan sebab apapun selama pengobatan OAT30. Angka penemuan penderita tuberkolosis BTS positif baru31. Angka kesembuhan tuberkolosis28. Prevalensi malaria per 1 000 penduduk29. Prevalensi tuberculosis per 100 000 penduduk30. Angka penemuan pasien tuberculosis BTA positif baru (%)31. Angka keberhasilan pengobatan pasien tuberculosis (%)

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 7:Memastikan keberlanjutan lingkungan hidupTarget 9:Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dengan kebijakan dan program nasional32. Proporsi luas lahan yang tertutup hutan33. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan34. Energi yang dipakai (setara barel minyak) per PDB (jutaan rupiah)35. Emisi CO 2 (kg per kapita)36. Jumlah konsumsi zat perusak ozon (metrik ton)37. Proporsi penduduk berdasarkan bahan baker untuk memasak38. Proporsi penduduk yang menggunakan kayu baker dan arang untuk memasak32. Rasio luas kawasan tertutup pepohonan verdasarkan hasil pemotretan Staelit Landsat terhadap luas daratan (%)33. Rasio kawasan tertutup pepohonan berdasarkan luas kawasan hutan, kawasan lindung, dan kawasan nonservasi termasuk kawasan perkebunan dan hutan rakyat terhadap luas daratan (%)34. Rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan (%)35. Rasio luas kawasan lindung perairan (marine protected area) terhadap luas daratan (%)36. Jumlah emisi karbondiogsida (CO 2) (metrik ton)37. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) (ton)38. Rasio jumlah emisi karbondioksida (CO 2) terhadap jumlah penduduk Indonesia (%)39. Jumlah penggunaan energi dari berbagai jenis (setara barel minyak, SBM, (a) Fosil dan (b) Non-fosil40. Rasio pengguna energi (total) dari berbagai jenis terhadap Produk Domestic Bruto (%)41. Penggunaan energi dari berbagai jenis secara absolud (metrik ton)

Target 10:Penurunan sebesar separuh, proporsi penduduk tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan serta fasilitas sanitasi dasar pada 201539. Proporsi penduduk dengan akses sumber air minum yang terlindungi dan berkelanjutan40. Proporsi penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak42. Proporsi rumah tangga terhadap penduduk dengan berbagai criteria sumber sir (total) (%)43. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan berbagai criteria sumber air (perdesaan) (%)44. Proporsi rumah tangga/penduduk dengan berbagai criteria sumber air (perkotaan) (%)45. Cakupan pelayanan perusahaan daerah air minum (KK)46. Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yg layak (total) (%)47. Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yang layak (perdesaan) (%)48. Proporsi rumah tangga dengan akses pada fasilitas sanitasi yang layak (perkotaan) (%)

TujuanTargetIndikator

20042007

Tujuan 8: Mengembangkan kerja sama global utuk pembangunanTarget 11:Mencapai perbaikan yang berarti dalam kehidupan penduduk miskin di pemukiman kumuh pada tahun 202041. Proporsi rumah tangga dengan status rumah milik atau sewa49. Proporsi rumah tangga yang memiliki atau menyewa rumah (%)

Target 12:Membangun sistem perdagangan dan keuangan yang terbuka, teratur, dapat diprediksi dan bebas dari diskriminasi-50. Rasio antara jumlah ekspor dan impor dengan PDB (%)51. Rasio antara kredit dan tabungan (LDR) Bank Umum (%)52. Rasio antara kredit dan tabuingan (LDR) Bank Perkreditan Rakyat (%)

Target 13:Menangangi kebutuhan khusus dari negara-negara kurang berkembang (termasuk akses tarif dan kuota) perdanganan untuk ekspor dari negara kurang berkembang; memperkuat program bantuan untuk negara-negara dengan hutang besar dan membatalkan hutang bilateral; dan bantuan pembangunan pemerintah untuk penanggulangan kemiskinan--

Target 14:Menangani kebutuhan khusus negara-negara berkembang yang dibatasi daratan dan negara-negara kepulauan (melalui program aksi yang berkelanjutan bagi negara-negara kepulauan).--

Target 15:Menangani hutang negara-negara berkembang secara komprehensif dengan menggunakan ukuran nasional dan internasional dengan tujuan untuk menciptakan hutang yang berkelanjutan dalam jangka panjang-53. Rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB54. Debt-to-Service Ratio (DSR)

Target 16:bekerjasama dengan negara-nagara berkembang, untuk membangun dan mengimplementasikan strategi untuk kelayakan dan produktivitas kerja untuk remaja-55. Tingkat pengangguran usia muda (15-24 tahun)56. Tingkat pengangguran usia muda (15-24 tahun) menurut jenis kelamin57. Tingkat pengangguran usia muda (15-24 tahun) menurut provinsi

Target 17:Bekerja sama dengan perusahaan farmasi untuk menyediakan akses terhadap obat yang terjangkau--

Taget 18:Bekerjasama dengan sektor swasta untuk memperluas teknologi informasi dan komunikasi-58. Persentase rumah tangga yang memiliki telepon dan telepon seluler59. Persentase rumah tangga yang memiliki computer personal dan mengakses internet melalui komputer

Proyek Monotiring MDGS Kerjasama BPS-UNICEFProgram kerja sama Pemerintah Republik Indonesia dengan UNICEF yang tertuang dalam Country Program Action Plan (CPAP), 2006-2010 salah satu di antaranya mencakup pelaksanaan kegiatan minitoring MDGs. Kegiatan minitoring ini dilimpahkan pelaksanaannya oleh pemerintah melalui BAPPENAS kepada BPS. Fokus kegiatan dalam rangka kerja sama ini adalah Peningkatan Pelayanan Sosial Terdesentralisir untuk Anak-anak dan Perempuan melalui Pemantauan MDGs di tingkat Kabupaten di Indonesia. Hal ini merupakan misi UNICEF di setiap negara.Mengukur kemajuan yang dicapai terkait dengan peningkatan pelayanan sosial dimaksud membutuhkan data yang senantiasa tersedia, tersajikan tepat waktu dengan kondisi data yang mutakhir serta terjamin kebenarannya. Namun belum semua data yang dibutuhkan, khususnya terkait dengan data MDGs tersedia terutama di tingkat kabupaten/kota. Menyadari masih lemahnya kondisi pendataan di daerah, maka perlu dibangun penyempurnaan sistem pendataan yang lebih baik agar jenis data yang dibutuhkan senantiasa tersedia.Sejak diberlakukan sistem desentralisasi, pemerintah telah mengalokasikan dana yang relatif besar di kabupaten/kota, namun belum disertai dengan dukungan data untuk pengalokasiannya di tingkat lokal sebagai acuannya. Pengalokasian dana dan sumber daya yang tepat memerlukan dukungan data di tingkat kabupaten/kota, dan bahkan hinga wilayah terkecil.Di era desentralisasi ini setiap kabupaten/kota dituntut untuk meningkatkan kemampuannya menyediakan data yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan. Setiap kabupaten/kota supaya mengembangkan kapasitasnya untuk membangun sistem pendataan yang lebih sempurna, sehingga data dan informasi yang dihasilkan terpercaya dan dipertanggung jawabkan keabsahannya sebagai rujukan perencanaan.Sementara itu laporan pencapaian indikator MDGs yang diterbitkan pemerintah tahun 2004 dan 2007 masih bersifat makro (nasional dan provinsi). Penyajian pada level makro ini masih belum memadai. Penyajian indikator pada tingkat nasional memang penting sebagai laporan di tingkat internasional, untuk mengetahu sejauh mana komitmen yang telah disepakati telah berhasil dilaksanakan, dan sebagai bahan perbandingan antara negara.Di dalam suatu negara penyajian secara makro belum menggambarkan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Kondisi geografis yang sangat luas seperti Indinesia yang terdiri dari beribu pulau, bergam etnis dan budaya akan sangat berpengaruh. Untuk itu diperlukan penyajian indikator MDGs pada tingkat mikro (kabupaten/kota atau kecamatan) sehingga diperoleh gambaran yang sesungguhnya terjadi, seperti tingkat disparitas yang terjadi. Dengan demikian para perencana dan perumus kebijakan akan relatif mudah mengidentifikasi daerah-daerah yang masih tertinggal dan memerlukan prioritas pembangunan.Membangun dan menyempurnakan sistem pendataan di setiap kabupaten/kota adalah tidak semudah membalik telapak tangan. Langkah awal perlu diidentifikasi jenis data dan indikator yang diperlukan serta disepakati metode pengukuran, keseragaman konsep yang dipakai, dan sebagainya. Langkah berikutnya adalah meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam menangani pendataan sejak dari perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis hingga deseminasi hasilnya.Dilihat dari sumber data yang tersedia saat ini terdiri dari 2 yaitu, 1) data yang dihasilkan dari BPS melalui sensus dan survei sebagai data statistik dasar, dan 2) bersumber dari produk administrasi setiap instansi/dinas. Sementara itu data yang tersedia secara rutin kecuali sensus (10 tahun sekali) cakupannya masih terbatas pada tingkat kabupaten/kota. Data produk administrasi masih banyak mengandung kelemahan baik dilihat dari cakupannya, penyajian yang terlambat, dan sering manghasilkan data estimasi yang diragukan metodologinya.Membangun dan menyempurnakan sistem pendataan di tingkat kabupaten/kota secara menyeluruh dan serentak tanpa memperoleh model yang tepat adalah tidak ideal. Kondisi ketersediaan data di setiap kabupaten/kota yang saat ini berjumlah sekitar 480 sangat berbeda-beda. Untuk itu terlebih dahulu diperlukan suatu model yang tepat untuk menjadi acuan dan prototype yang dapat diaplikasikan.UNICEF yang mendapatkan dukungan data dari Canadian International Development Agency (CIDA) terlebih dahulu melakukan uji coba untuk mendapatkan suatu model pendataan melalui Proyek Monitoring MDGs. Uji coba ini dilaksanakan di 5 kabupaten yaitu Bantaeng, Takalar, dan Bone di Provinsi Sulawesi selatan, Mamuju dan Polewali Mandar di Provinsi Sulawesi Barat.Tujuan Proyek Monitoring MDGs1. Mengembangkan model pendekatan secara ilmiah yang mudah dicontoh untuk perbaikan dan penyempurnaan sistem data dan informasi di kabupaten/kota terpilih, baik penyediaan data melalui survei dan pencatatan administrasi serta manajemen pengelolaan data,2. Meningkatkan kapasitas SDM lokal dalam membangun, mengelola, dan memanfaatkan data untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program, khususnya yang terkait dengan data MDGs,3. Menggalang komitmen politik dan kesadaran mengenai pentingnya memanfaatkan data yang berkualitas untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program yang diwujudkan dalam komitmen untuk menyediakan pembiayaan pendataan di kabupaten/kota, dan4. Mempromosikan model perbaikan dan penyempurnaan sistem pendataan berdasarkan pengalaman di 5 kabupaten uji coba sebagai prototype pendataan untuk dikembangkan dan dicontoh oleh seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan di seluruh Indonesia.Hasil Kegiatan Proyek Monitoring MDGsProyek monitoring MDGs telah mengidentifikasi indikator-indikator yang dibutuhkan di 5 kabupaten uji coba dan melaksanakan serangkaian pelatihan untuk memberikan pengetahuan kepada staf yang mengelola pendataan dalam rangka peningkatan kapasitas pengelola data di daerah. Selama pelaksanaan proyek telah berhasil dibuat 12 seri buku MDGs yang terdiri dari:1. 4 buku hasil kegiatan studi oleh konsultan (Buku Seri MDGs nomor: 1, 2, 3, dan 7).2. 7 buku panduan kegiatan pendataan dimulai dari perencanaan survei hingga analisis data hasil survei oleh tim yang dikoordinir konsultan dan Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat, BPS (Buku Seri MDGs nomor: 4, 5, 6, 8, 9, 10, dan 11).3. 1 buku hasil analisis hasil survei MDGs tingkat kecamatan di 5 kabupaten uji coba oleh konsultan (Buku Seri MDGs Nnomor 12).Di samping ke 12 buku tersebut juga telah diterbitkan poster, leaflet, dan booklet tentang MDGs.

MDGsMillennium Development Goals

Millennium Development Goals (MDGs) atau dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals).Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasanmanusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:

Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-asing sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya pada tenggat waktu hingga tahun 2015. Secara global ditetapkan 18 target dan 48 indikator. Meskipun secara glonal ditetapkan 48 indikator namun implementasinya tergantung pada setiap negara disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. Indikator global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap negara.Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negara-negara berkembang dan maju. Negera-negara berkembang berkewajiban untuk melaksanakannya, termasuk salah satunya Indonesia dimana kegiatan MDGs di Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.

beberapa tujuan yaitu:5. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan,6. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua,7. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan,8. Menurunkan Angka Kematian Anak,9. Meningkatkan Kesehatan Ibu,10. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya,11. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan12. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.

Tengat waktu MDGs sebentar lagi akan berakhir, catatan tingkat pencapaian MDGs dari berbagai negara sudah terkumpul. Sebagian target MDGs sudah dicapai kemajuannya meski dunia tengah dilanda krisis ekonomi global, namun demikian ada beberapa target MDGs dapat tercapai di tahun 2015 asalkan komitmen pemerintah masing-masing negara dilaksanakan, masyarakat internasional, masyarakat sipil dan sektor swasta dapat bekerjasama dalam upaya peningkatan capaian target MDGs. Sekjen PBB Ban Ki-Moon dalam Laporan PBB tentang MDGs 2013 menegaskan kondisi global terkait dengan tingkat pencapaian MDGs secara keseluruhan banyak mengalami kemajuan. Proporsi penghuni di kawasan kumuh perkotaan menurun secara signifikan, Indonesia misalnya dari tahun 2000 hingga 2010 telah turin angkanya dari 34% menjadi 23%. Demikian juga dengan jumlah penurunan penderita TBC dan perang melawan Malaria, serta upaya perbaikan di bidang kesehatan dan pendidikan dasar. Ada tiga capaian global yang dirangkum dalam laporan MDGs tahun 2013 kali ini, yaitu (i) target pencapaian MDGs yang telah dicapai hingga saat ini, (ii) yang membutuhkan kerja keras, dan (iii) yang membutuhkan perhatian utama. Sasaran MDGs yang telah dicapai:13. Proporsi penduduk yang hidup dalam kemiskinan (apabila menggunakan asumsi kurang dari $1,25 per hari) di negara berkembang turun dari 47% (tahun 1990) menjadi 22% (tahun 2010).14. Peningkatan jumlah orang yang dapat mengakses sumber air minum.15. Angka kematian akibat malaria turun lebih dari 25% secara global dan 51juta penderita TBC berhasil diobati dalam kurun waktu 16 tahun.16. Proporsi penduduk kumuh di kota-kota dan metropolis negara berkembang menurun karena memperoleh sumber air, sanitasi, perumahan yang lebih baik.17. Beban hutang semakin berkuran dan iklim perdagangan membaik, terutama bagi negara-negara berkembang.18. Penurunan angka kelaparan karena program perbaikan gizi di seluruh dunia dari 23,2% (1990-1992) menjadi 14,9% (2010-2012).Sasaran MDGs yang butuh kerja keras:4. Di seluruh dunia, angka kematian anak balita turun dari 41% dari 87 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 51 kematian di tahun 2011.5. Secara global, angka kematian ibu menurun 47% selama dua dekade terakhir, dari 400 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup menjadi 210 antara tahun 1990 dan 2010.6. Akses terhadap terapi antiretroviral, pengetahuan dan cara-cara menghindari HIV terus diperluas guna pencegahan penyebaran HIV.7. Antara tahun 2000 dan 2011, jumlah anak-anak putus sekolah menurun hampir setengah dari 102 juta sampai 57 juta.8. Masih belum cukup pemenuhan akses ke sanitasi yang layak, meski dari tahun 1990 hingga 2011, 1,9 miliar orang telah memperoleh akses ke fasilitas sanitasi yang baik.9. Masih rendahnya bantuan dana untuk negara miskin yang paling terkena dampak krisis global.Sasaran MDG yang butuh perhatian:1. Kesenjangan desa-kota terhadap akses pelayanan kesehatan reproduksi. Pada tahun 2011, hanya 53% kelahiran di perdesaan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih, sedangkan di kota dapat mencapai 84%.2. Penduduk di perdesaan baru tercapai 83% yang dapat mengakses sumber air minum layak.3. Anak-anak miskin berpeluang tiga kali untuk putus sekolah di bandingkan dengan rumah tangga kaya.4. Ketidaksetaraan gender masih terjadi dalam institusi pengambilan keputusan, wanita terus ditolak ketika ada keputusan yang mempengaruhi kehidupan pria-wanita. Keinginan kuat semua negara deklarator Pembangunan Milenium 2000 terhadap target pencapaian MDGs di tahun 2015, tetap menjadi skala prioritas utama secara global dengan cara menciptakan dasar pembangunan manusia yang kokoh dan stabil untuk generasi mendatang. Upaya untuk mencapai kemakmuran dunia, keadilan di semua aspek, kebebasan, martabat dan perdamaian akan berlanjut setelah tahun 2015. PBB bekerjasama dengan pemerintah negara-negara deklarator MDGs, masyarakat sipil dan mitra lainnya untuk membangun momentum yang dihasilkan oleh MDGs dan prestasi yang ambisius, namun realistis sesuai dengan agenda pembangunan pasca-2015. Kesuksesan pencapaian target MDGs akan menjadi tonggak sejarah dunia tentang model pengembangan dan pelajaran tentang pembangunan manusia.