KESALAHAN AFIKSASI PADA JUDUL BERITA …eprints.ums.ac.id/67852/10/Naskah Publikasi.pdf1 KESALAHAN...
Transcript of KESALAHAN AFIKSASI PADA JUDUL BERITA …eprints.ums.ac.id/67852/10/Naskah Publikasi.pdf1 KESALAHAN...
1
KESALAHAN AFIKSASI PADA JUDUL BERITA
DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI MEI 2018 DAN
IMPLEMENTASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DI SMA
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
ELFAN FAJAR NUGROHO
A310140201
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
2
3
4
1
KESALAHAN AFIKSASI PADA JUDUL BERITA DALAM SURAT KABAR
SOLOPOS EDISI MEI 2018 DAN IMPLEMENTASINYA PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
Elfan Fajar Nugroho
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Afiks adalah sebuah morfem terikat yang melekat pada kata dasar, baik itu melekat
di awal sebagai awalan (prefiks), di tengah sebagai sisipan (infiks), di akhir sebagai
akhiran, dan di awal dan di akhir (konfiks). Kesalahan afiks merupakan bagian dari
kesalahan berbahasa bidang morfologi. Penelitian ini memiliki dua tujuan. 1)
Memaparkan jenis kesalahan afiksasi pada judul berita dalam surat kabar Solopos
Edisi Mei 2018. 2) Mendeskripsikan bentuk kesalahan afiksasi pada judul surat
kabar harian Solopos Edisi Mei 2018. 3) Memaparkan implementasi kesalahan
afiks pada pembelajaran Bahasa indonesia di SMA. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini menggunakan data berupa
judul berita dalam surat kabar Solopos edisi Mei 2018. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Teknik analisis data menggunakan
analisis interaktif. Hasil penelitian ini menemukan 553 bentuk kesalahan, yang
terdiri dari 523 kesalahan prefiks, 8 kesalahan sufiks, 21 kesalahan konfiks dan 1
kesalahan kata depan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masih banyak
kesalahan afiks yang terjadi pada penulisan judul berita dalam surat kabar Solopos
edisi Mei 2018, kususnya kesalahan penghilangan prefiks.
Kata kunci: morfologi, afiks, kesalahan afiks, solopos
ABSTRACT
Affix is a bond morpheme attached in the root, it can be in the early as prefix, in
the middle as infix, in the end as suffix, and in the early and end as confix. The
mistake of affix is the part of language mistake in morphology. This research has
two purposes: 1Explaining the kind of affixation mistake in the news title of
Solopos Mei 2018 edition 2) Describing the form of affixation mistake in the daily
news title Solopos Mei 2018 edition. 3) Describe the implementation of affixation
errors in Indonesian language learning in high school.This research uses descriptive
qualitative method. The data in this research use the news title of Solopos
newspaper Mei 2018 edition. The data collection technique uses seeing and note-
taking technique. The data analysis technique uses interactive analysis. The result
1
2
of this research finds 553 forms of mistake, that consist of 523 prefix mistakes, 8
suffix mistakes, 21 confix mistakes, and preposition mistake. The conclusion of
this research is there are still many affix mistakes that is occurred in the writing of
news title in Solopos newspaper Mei 2018 edition, especially the mistake of prefix
deletion.
Keywords: morphology, affix, affix mistake, solopos
1. PENDAHULUAN
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar
(Chaer, 2012:177). Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar,
(2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Bentuk dasar atau dasar yang
menjadi dasar dalam proses afiksasi dapat berupa akar, yakni bentuk terkecil yang
tidak dapat disegmentasikan lagi, misalnya meja, beli, makan, dan sikat. Afiks
adalah sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terika, yang diimbuhkan pada
sebuah dasar dalam pembentukan kata.
Kesalahan berbahasa adalah penggunaan Bahasa baik secara lisan maupun
tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau
menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata Bahasa
Indonesia (Setyawati, 2010: 15). Salah satu bentuk kesalahan bahasa yang sering
terjadi yaitu pembentukan kata dengan imbuhan atau afiksasi. Kesalahan afiks
merupakan bagian dari kesalahan Bahasa pada bidang morfologi. Kesalahan pada
daerah morfologi berhubungan dengan tata bentuk kata. Dalam Bahasa Indonesia
kesalahan pada daerah morfologi berhubungan dengan derivasi, diksi, kontaminasi,
dan pleonasme (Pateda dalam Markamah 2014: 117). Proses pembentukan kata
melalui afiks (imbuhan), pada umumnya sangat berpotensi mengubah makna dan
bentuk kata dasar. Seperti yang dapat dilihat pada kata-kata berikut: makan, cuci,
kerja dan sebagainya. Jika kata makan tersebut mendapat imbuhan afiks menjadi
memakan, pemakan, dimakan, termakan, dan sebagaianya, tidak berbeda juga
dengan kata cuci dan kerja. Selain bentuk kata yang berubah juga mengakibatkan
3
makna kata tersebut berubah. Jadi, proses pembubuhan afiks atau afiksasi sangat
penting dan memerlukan ketelitian karena jika salah, maka bentuk dan maknanya
menjadi tidak komunikatif atau tidak termaknai dengan benar oleh pembaca atau
pendengar.
Surat kabar merupakan salah satu media masa yang menggunakan bahasa
sebagai alat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain itu surat
kabar juga merupakan salah satu media yang menggunakan bentuk bahasa tulis.
Media masa surat kabar sebagaimana yang telah diketahui, merupakan salah satu
media yang dianggap resmi dalam pemakaian bahasanya. Oleh karena itu, tidak
salah jika setiap surat kabar harus selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar,
sesuai dengan kaidah-kaidah kebahasaan bahasa Indonesia, penuh ketelitian dalam
penggunaan bahasa Indonesia, termasuk dalam pembentukan kata melalui afiksasi.
Surat kabar Solopos banyak memuat berita-berita yang aktual dan menarik.
Suatu berita dikatakan menarik atau tidaknya dapat dilihat dari judul berita tersebut.
Pertama kali yang mendapatkan perhatian yaitu pada judul berita, oleh karena itu
dalam penulisan judul berita terkadang penulis membuat seunik, seheboh, dan
semenarik mungkin. Hal tersebutlah yang menyebabkan penulis mengabaikan
aturan-aturan atau kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Penulisan judul berita memang
harus dibuat semenarik mungkin, tetapi juga harus memperhatiakan kaidah-kaidah
Bahasa Indonesia yang berlaku.
Penelitian ini memiliki tiga rumusan masalah. 1) Bagaimana jenis kesalahan
afiksasi pada judul berita dalam surat kabar harian Solopos Edisi Mei 2018. 2)
Bagaimana bentuk kesalahan afiksasi pada judul berita dalam surat kabar harian
Solopos Edisi Mei 2018. 3) Bagaimana implementasinya pada pembelajaran
Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis
kesalahan afiksasi pada judul berita dalam surat kabar Solopos Edisi Mei 2018,
mendeskripsikan bentuk kesalahan afiksasi pada judul surat kabar harian Solopos
Edisi Mei 2018, dan memaparkan implementasi kesalahan afiksasi pada
4
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoretis dari penelitian ini dapat menambah
khasanah teori morfologi, khususnya penggunaan afiksasi. Sedangkan manfaat
praktis adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan penelitian
morfologi selanjutnya, khususnya yang berkaitan langsung dengan afiksasi.
Memberikan pengetahuan kepada tenaga pengajar, peneliti dan masyarakat
mengenai afiksasi yang dapat terjadi dalam penggunaan Bahasa, tidak terkecuali
dalam penulisan judul berita. Sebagai alternatif model penelitian morfologi,
khususnya mengenai afiksasi yang akan dilakukan selanjutnya.
Penelitian ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Asmala
Santi dan Wiruma Titin Adi (2016) yang berjudul Affix Errors In Short Story.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti atau mengkaji
kesalahan afiks. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada objek kajiannya,
penelitian yang mereka lakukan membahas kesalahan afiks pada cerita pendek
(cerpen), sedangkan penelitian ini membahas kesalahan afiks pada judul berita
dalam surat kabar Solopos edisi Mei 2018.
Penelitian relevan lain dilakukan oleh Mistrio Oktaviandy (2015) yang berjudul
“Analisis Kesalahan Penulisan Afiksasi Dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas
VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 TanjungPinang Tahun Pelajaran
2014/2015”. Penelitian yang dilakukan oleh Mistrio dengan subjek penelitian yang
sama dengan penelitian ini yaitu tentang kesalahan afiksasi, tetapi dalam penelitian
tersebut mengambil objek karangan eksposisi siswa kelas VII, sedangkan objek
dalam penelitian ini yaitu pada penulisan judul berita dalam surat kabar Solopos
edisi Mei 2018.
Penelitian relevan lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yulian Dinihari
(2017) dengan judul “Kesalahan Afiks dalam Cerpen di Tabloid Gaul”. Penelitian
yang dilakukan oleh Yulian hampir sama dengan penelitian yang saya lakukan,
yaitu meneliti tentang kesalahan afiks. Sedangkan perbedaanya terletak pada objek
5
penelitian. Penelitian yang saya lakukan mengambil objek penelitian dalam
penulisan judul berita surat kabar Solopos Edisi Mei 2018, sedangkan penelitian
yang dilakukan oleh Yulian mengambil objek kajian cerpen di Tabloid Gaul.
Penelitian lain yang juga berkaitan adalah penelitian yang dilakukan oleh
Widhiya Ninsina dan Lukmanul Hakim (2018) yang berjudul An Analysis
Inflectional Affixes Error In Argumentative Writing. Penelitian tersebut memiliki
subjek penelitian yang sama dengan subjek penelitian ini, yaitu sama-sama meneliti
tentang kesalahan afiks. Perbedaan antara penelitian yang mereka lakukan dengan
penelitian ini terletak pada objek kajiannya, penelitian tersebut membahas
kesalahan afiks pada argumentasi siswa, sedangkan penelitian ini membahas
kesalahan afiks pada judul berita surat kabar Solopos edisi Mei 2018.
Penelitian relevan yang lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Azhary
Tambusai, dkk. (2016) dengan judul Morphological Typology of Affixes in Riau
Malay. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Azhary, dkk. dengan penelitian
ini adalah sama-sama meneliti tentang kesalahan afiksasi. Perbedaannya yaitu
terdapat pada objek penelitiannya, jika penelitian ini mengambil objek kajian judul
berita dalam surat kabar Solopos edisi Mei 2018 sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Azhary, dkk. mengambil objek kajian Bahasa Melayu Riau.
2. METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
deskriptif menurut Moleong (2011: 3) adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang
dan perilaku yang diamati”. Penelitian ini menggunakan sumber data judul berita
surat kabar Solopos edisi Mei 2018. Teknik penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat.
6
Mahsun (2011:90) menjelaskan teknik simak adalah suatu metode yang
dilakukan untuk memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik
ini digunakan untuk menyimak penggunaan bahasa tulis yang mengandung
kesalahan afiksasi pada penulisan judul berita dalam surat kabar Solopos edisi Mei
2018. Menurut Sudaryanto (1993:135) teknik catat adalah teknik penyediaan data
yang dilakukan dengan jalan pencatatan pada kartu data. Teknik catat yang
digunakan yaitu mencatat kata atau kalimat yang merupakan bentuk kesalahan
afiksasi pada penulisan judul berita dalam surat kabar Solopos edisi Mei 2018.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Afiksasi menurut Chaer (2010: 177) adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah
dasar atau bentuk dasar. Afiksasi adalah sebuah morfem terikat, ia tidak bisa berdiri
sendiri, kehadirannya selalu melekat dengan bentuk lain.berdasarkan hasil
penelitian, ditemukan 4 kesalahan afiksasi, yang meliputi kesalahan prefiks,
kesalahan sufiks, kesalahan konfiks, dan kesalahan kata depan.
Tabel 1. Daftar Kesalahan Afiks
Jenis Kesalahan Jumlah Kesalahan
Prefiks 523 kesalahan
Sufiks 8 kesalahan
Konfiks 21 kesalahan
Kata depan 1 kesalahan
Jumlah Total 553 Kesalahan
3.1 Kesalahan Prefiks
1) Reza Rahardian Mengkecam Teror Bom
Kata mengkecam berasal dari kata dasar kecam. Fonem awal dari kata
kecam yaitu /k/. Ketika kata dasar berfonem awal /k/ mendapatkan awalan
7
meN-, maka fonem /k/ pada kata dasar seharusnya luluh dan digantikan
nasal /ng/. Sehingga kata yang benar yaitu mengecam.
2) Mempesona dengan Potongan Sederhana
Kata mempesona berasal dari kata dasar pesona. Fonem awal dari kata
pesona yaitu /p/. Ketika kata dasar berfonem awal /p/ mendapatkan awalan
meN-, maka fonem /p/ pada kata dasar pesona seharusnya luluh dan
digantikan nasal /m/. Sehingga kata yang benar adalah memesona.
3) KPU dan Netizen Mensosialisasikan Pilkada Lewat Takjil
Kata mensosialisasikan berasal dari kata dasar sosisalisasi. Fonem awal
dari kata sosialisasi yaitu /s/. ketika kata dasar berfonem awal /s/
mendapatkan awalan meN-, maka fonem /s/ pada kata dasar sosialisasi
seharusnya luluh dan digantikan nasal /ny/. Sehingga kata yang benar
adalah menyosialisasikan.
4) Menteri PUPR Mentargetkan Pembangunan FlyOver Manahan Rampung
Oktober 2018
Kata mentargetkan berasal dari kata dasar target. Fonem awal dari kata
target yaitu /t/. Ketika kata dasar berfonem awal /t/ mendapatkan awalan
meN-, maka fonem /t/ pada kata dasar target seharusnya luluh dan
digantikan nasal /n/. Sehingga kata yang benar adalah menargetkan.
3.2 Kesalahan Penghilangan prefiks
1) Genjot Tabungan dengan Nabung Berhadiah Langsung
Kata nabung tersebut menghilangkan prefiks me-, karena hanya
menggunakan morf /n/ dari prefiks me- menjadi nabung, seharusnya adalah
menabung.
Me+tabung= Nabung (bentuk salah)
Me+tabung= Menabung (bentuk benar)
8
2) Juara, Tim Polman Terima Rp200 Juta
Kata terima seharusnya mendapatkan prefiks atau awalan me- dengan
morf /n/ karena fonem pertama dalam kata terima adalah /t/. Jadi kata yang
benar adalah menerima. Kata terima pada kalimat di atas menghilangkan
prefiks me(n)-.
Juara, Tim Polman Terima Rp200 Juta (bentuk salah)
Juara, Tim Polman menerima Rp200 Juta (bentuk benar)
3) Erupsi Merapi, Warga Ngungsi
Kata ngungsi di atas berasal dari kata dasar ungsi. Kata ungsi
merupakan sebuah kata kerja aktif, oleh karena itu dalam penulisannya
tidak bisa berdiri seniri melainkan harus didahului imbuhan meng- menjadi
mengungsi. Kata ngungsi tersebut menghilangkan prefiks meng-.
Me+ungsi= ngungsi (bentuk salah)
Me+ungsi= mengungsi (bentuk benar)
4) Nekat Konvoi, Pelajar Dikasih Tilang dan Motor Disita (4 Mei 2018)
Kata konvoi pada judul di atas merupakan sebuah kata kerja aktif.
Dalam sebuah kalimat, kata kerja aktif tidak bisa berdiri sendiri, tetapi
membutuhkan imbuhan. Kata konvoi seharusnya mendapatkan prefiks ber-
, menjadi berkonvoi.
Nekat Konvoi, Pelajar Dikasih Tilang dan Motor Disita (bentuk salah)
Nekat Berkonvoi, Pelajar Dikasih Tilang dan Motor Disita (bentuk
benar)
5) Mendulang Rupiah Dari Jualan Kaus Pilpres (8 Mei 2018)
Kata jualan pada judul berita di atas merupakan sebuah kata kerja.
Dalam sebuah kalimat, kata kerja tidak bisa berdiri sendiri, melainkan harus
mendapatkan imbuhan. Kata jualan seharusnya mendapatkan prefiks ber-,
menjadi berjualan.
Mendulang Rupiah Dari Jualan Kaus Pilpres (bentuk salah)
9
Mendulang Rupiah Dari berjualan Kaus Pilpres (bentuk benar)
6) Kena OTT, Anggota DPR Dipecat Partai (6 Mei 2018)
Kata kena pada judul di atas merupakan bentuk kata kerja aktif. Dalam
penulisan kalimat, kata kerja aktif tidak bisa berdiri sendiri, tetapi
membutuhkan imbuhan. Kata kena seharusnya mendaptkan prefiks ter-,
menjadi terkena.
Kena OTT, Anggota DPR Dipecat Partai (bentuk salah)
Terkena OTT, Anggota DPR Dipecat Partai (bentuk benar)
3.3 Kesalahan Sufiks
1) Wonogiri Butuh Tambah TPS Ramah Difabel (11 Mei 2018)
Kata tambah pada judul berita di atas adalah kata kerja aktif. Sebelum
kata tambah terdapat kata butuh, yang juga kata kerja aktif. Oleh karena itu
kata tambah harus mendapatkan sufiks –an supaya menjadi bentuk kata
benda.
Wonogiri Butuh Tambah TPS Ramah Difabel (bentuk salah)
Wonogiri Butuh Tambahan TPS Ramah Difabel (bentuk benar)
2) BEM UNS Menyoal UKT (3 Mei 2018)
Kata menyoal berasal dari kata dasar soal, kemudian mendapatkan
prefiks me (ny)-. Kata menyoal yang benar mendaptkan sufiks –kan, tetapi
dihilangkan. Jadi kata yang benar adalah menyoalkan.
BEM UNS Menyoal UKT (bentuk salah)
BEM UNS Menyoalkan UKT (bentuk benar)
3.4 Kesalahan Konfiks
1) Wonogiri Tetap Butuh kuota Tambahan (16 Mei 2018)
Kata butuh pada judul berita di atas merupakan bentuk kata kerja aktif.
Dalam sebuah kalimat, kata kerja aktif tidak bisa berdiri sendiri, melainkan
10
harus mendapatkan imbuhan. Imbuhan yang tepat untuk melengkapai kata
butuh adalah gabungan prefiks me- dan sufiks –kan, menjadi
membutuhkan.
Wonogiri Tetap Butuh kuota Tambahan (bentuk salah)
Wonogiri Tetap Membutuhkan kuota Tambahan (bentuk benar)
2) Karangasem Usulkan Bekas Pemakaman (5 Mei 2018)
Kata pemakaman berasal dari kata dasar makam, kemudian
mendapatkan konfiks pe-/-an. Kata pemakaman bermakna proses atau cara
memakamkan (kata kerja). Melihat konteks judul berita di atas, maka kata
pemakaman tidak tepat, karena kata pemakaman adalah kata kerja.
Sedangkan pada kalimat tersebut seharusnya kata benda (kata tempat). Jadi
kata yang benar adalah permakaman, kata permakaman bermakna tempat
pemakaman.
Karangasem Usulkan Bekas Pemakaman (5 Mei 2018)
Karangasem Usulkan Bekas Permakaman (5 Mei 2018)
3.5 Kesalahan Kata Depan
1) Diambang Batas
Kata diambang merupakan berasal dari dua kata, yaitu di dan ambang.
Kata di adalah sebuah kata depan yang digunakan untuk mengawali kata
tempat, sedangkan kata ambang merupakan kata nomina atau kata benda
yang menunjukan suatu tempat mengambang atau tempat yang lebih tinggi.
Karena kata di dalam judul berita di atas menunjukan sebuah tempat, maka
kedudukan di tersebut sebagai kata depan, bukan sebagai imbuhan. Oleh
karena itu kata depan di seharusnya ditulis dipisah dengan kata yang
mengikutinya. Maka kata tersebut menjadi di ambang.
Di+ambang= diambang (bentuk salah)
Di+ambang= di ambang (bentuk benar)
11
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan
penelitian ini sebagai berikut:
a. Penulisan judul berita dalam surat kabar Solopos, khususnya edisi Mei 2018
terdapat banyak kesalahan afiksasi. Bentuk kesalahan tersebut meliputi:
kesalahan prefiks atau awalan, kesalahan sufiks atau akhiran, kesalahan konfiks
atau gabungan prefiks dan sufiks, maupun kesalahan kata depan.
b. Terdapat 553 kesalahan, yang meliputi 523 kesalahan prefiks, 8 kesalahan
sufiks, 21 kesalahan konfiks dan 1 kesalahan kata depan. Kesalahan tersebut
terjadi karena penghilangan prefiks, kesalahan dalam menentukan prefiks dan
kesalahan alomorf (variasi bunyi).
c. Kesalahan afiks yang paling sering terjadi adalah penghilangan prefiks, seperti
pada kata ngaji, nyoblos, pakai, buat, kena dan masih banyak lagi. Kata tersebut
yang benar adalah mengaji, mencoblos, memakai, dan terkena.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Jaya.
Dinihri, Yulian. 2017. “Kesalahan Afiks Dalam Cerpen Di Tabloid Gaul”. Jurnal
Dieksis. Vol 9, N0. 02 Halaman 273-282.
Mahsun. 2011. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya.
Jakarta: Rajawali Pers.
Markamah dan Sabardila, Atiqa. 2014. Analisis Kesalahan & Karakteristk
Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ninsina, Widhiya dan Lukmanul Hakim. 2018. An Analysis Inflectional Affixes Error
In Argumentative Writing. Pedagogy Journal of English Language Teaching.
Vol 6, No1.
12
Oktaviandy, Mistrio. 2015. Analisis Kesalahan Penulisan Afiksasi Dalam Karangan
Eksposisi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11
Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skrisi. Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Santi, Dewi Asmala dan Wiruma Titin Adi. 2016. Affix Errors In Short Story.
Progressive. Vol XI. No 2 September 2016.
Setyawati, Anik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan
Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Tambusai, Azhary, dkk. 2016. Morphological Typology of Affixes in Riau Malay.
International Journal of Humanities and Social Science. Vol. 6, No. 8; August
2016.