Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara
-
Upload
cornelis-prisai -
Category
Documents
-
view
33 -
download
9
description
Transcript of Kerjasama Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara
TUGAS MAKALAH
GEOGRAFI REGIONAL DUNIA
Tentang
(Realem Afrika Sub-Sahara dan Bagaimana Hubungan Bilateralnya Dengan Indonesia)
Dosen Pembimbing: Dwi Fauzia Putra, M.Pd.
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Geo. Reg. Dunia
Oleh
Kelompok: 7
PETRUS KORNELIS DEHOTMAN (120401050128)
MARIA DOLOROSA EA OWA (120401050080)
MARIA ASNI CONTESA (120401050066)
OKTAVIANUS GUNARTO YUBEL (1204010501222)
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2014
Geografi Regional Dunia 2014 Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Afrika adalah benua terbesar ke dua dari tujuh benua di dunia, mencakup 23% total
seluruh daratan di bumi serta menampung lebih 13% dari total populasi penduduk di bumi.
Afrika juga dilewati oleh Garis Equator dan sebagian besar daerahnya merupakan daerah
tropis. Terdapar 53 negara yang ada di Afrika, 47 diantaranya adalah berupa tanah daratan,
dan ada 6 negara yang merupakan negara kepulauan. Benua Afrika adalah dataran tinggi
luas yang dihiasi oleh pegunungan dan di beberapa daerah berbatasan dengan dataran
pantai sempit. Bentang alam Benua Afrika ini memiliki keunikan yang sangat kontras,
dimana terdapat Gurun Sahara yang membatasi daerah utara dan selatannya. Negara-
negara atau daerah yang berada di bagian utara Sahara biasa dikenal dengan Afrika Utara,
sedangkan daerah yang berada di sebelah selatan Sahara dikenal dengan sebutan Afrika
Sub-Sahara.
Kawasan Afrika Sub-Sahara ini dahulunya memiliki stigma negatif sebagai
wilayah yang penuh penyakit, perang saudara dan kelaparan dan selama ini persepsi yang
berkembang tentang Afrika Sub-Sahara adalah kemiskinan, kekeringan, narkoba, Aids,
ebola, perang saudara, uang palsu dan korupsi. Namun jika kita mau melihat, kawasan
Afrika Sub-Sahara ini muali mengalami perkembangan pesat sejak dekade 90-an, saat
tumbangnya apartheid di Afrika Selatan, disusul dengan demokratisasi dan good
governance, penanganan konflik secara damai, penanggulangan kemiskinan, dan
pertumbuhan ekonomi yang besar.
Meskipun akhir-akhir ini kawasan Afrika Sub-Sahara sudah banyak mengalami
perubahan yang positif dan pertumbuhan ekonomi yang cukup besar, namun permasalahan
pelik dan stikma negatif masih belum bisa lepas dari daerah ini secara menyeluruh. Seperti
kemiskinan dan penyakit menular mematikan masih menjadi permasalahan utama yang
mengundang perhatian dunia dan lemabaga-lembaga kesehatan internasional seperti WHO.
Akhir-akhir ini lembaga kesehatan internasional WHO menetapkan statatus siaga terhadap
penyebaran Virus Ebola yang menjangkit di sekitar Afrika Barat sebagai bagian dari
kawasan Afrika Sub-Sahara. Virus Ebola ini merupakan virus mematikan yang pertama
kali ditemukan di Sudan pada tahun 1976. Hingga kini belum ditemukan obat ataupun
vaksin pencegahnya. Status siaga Ebola yang dikeluarkan WHO (world Healt
Organisation) memberika dampak cukup buruk bagi kawasan Afrika Sub-Sahara, terutama
Geografi Regional Dunia 2014 Page 2
dalam kegiatan atau aktivitas loka, regional maupun internasional. Karena status siaga ini
membuat kegiatan perekonomian masyarakat setempat berhenti dan hubungan antar negara
juga terhenti yang kemudian berdampak semakin meningkatnya angak kemiakinan dan
kelaparan di kawasan Afrika Sub-Sahara.
Terlepas dari permasalahan kursial tersebut di atas, Negara-negara di kawasan
Afrika Sub-Sahara mempunyai arti strategis secara politis dan ekonomi bagi Indonesia.
Karena itu Indonesia perlu memberikan perhatian yang lebih dan melihat momentum
Afrika Sub-Sahara sebagai kawasan yang mulai bangkit dan potensial secara politis,
ekonomi dan sosial budaya. Indonesia perlu secara bersama-sama mengembangkan
diplomasi bilateral dengan negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara dan diplomasi
regional dengan Uni Afrika. Kerjasama antar Indonesia dan negara-negara di kawasan
Afrika Sub-Sahara dapat dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung, melalui
organisasi internasional seperti WHO.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian laar belakang diaas, permasalahan dalam penulisan makalah ini
dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apa yang Dimaksud dengan Realem Afrika Sub-Sahara?
2. Bagaimana kondisi fisiografis Realem Afrika Sub-Sahara?
3. Bagaimana Sejarah dan Kondisi Sosial Budaya Realem Afrika Sub-Sahara?
4. Bagaimana Status Awas Ebola Dan Kemiskinan Di Realem Afrika Sub-Sahara?
5. Bagaimana Hubungan Bilateral Indonesia dengan Realem Afrika Sub-Sahara?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah kami adalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan Tentang Konsef Realem Afrika Sub-Sahara.
2. Menjelaskan tentang Kondisi Fisiografis Realem Afrika Sub-Sahara.
3. Menjelaskan Sejarah dan Kondisi Sosial Budaya Realem Afrika Sub-Sahara.
4. Menjelaskan Status Awas Ebola dan Kemiskinan Di Realem Afrika Sub-Sahara.
5. Menjelaskan Kondisi Hubungan Bilateral Indonesia dengan Realaem Afrika Sub-
Sahara.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Realem Afrika Sub-Sahara
Afrika Sub-Sahara mengacu pada wilayah benua Afrika yang terletak di sebelah
selatan Shara (secara geograffis). Secara politik mencakup semua negara-negara Afrika
yang sebagian atau sepenuhnya terletak di bagian selatan Shara. Dengan begitu Afrika
Sub-Sahara tidak termasuk bagian Afrika Utara, seperti Sahara Barat, Maroko, Algeria,
Tunisia, Libya, dan Mesir. Pada abad ke-19 di Eropa dan Dunia Barat, wilayah ini kadang-
kadang disebut sebagai Black Africa atau Afrika Hitam. Afrika secara keseluruhan
umumnya dahulu dikenal sebagai "Benua Hitam", sebuah istilah yang sebetulnya biasanya
dimaksudkan untuk menyebut wilayah Sub-Sahara. Hal ini dikarenakan Afrika Sub-
Saharan merupakan wilayah utama Afrika yang terdiri dari 42 negara di daratan utama
Afrika dan enam negara kepulauan yang mayoritas penduduk pribumi merupakan Ras
Negroit yang berkulit hitam. Selain itu, disebut benua hitam karena benua itu belum
sepenuhnya dipetakan atau dijelajahi oleh orang-orang Barat.
Kawasan Afrika Sub-Sahara secara geografis dikelompokkan kedalam enam
wilayah, yaitu: Afrika Barat, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Selatan, Sudan, dan
Tanduk. Pantai selatan Afrika Barat dikenal sebagai Guinea.
Afrika Sub-Sahara mencakup 42 negara yang berlokasi di daratan Afrika sub-
Sahara. Ada 6 negara kepulauan termasuk Madagaskar, Seychelles, Komoro, Tanjung
Verde, dan Sao Tome dan Principe. Mauritius pada umumnya tidak dianggap sebagai
bagian dari kepulauan Afrika sub-Sahara dikarenakan suku bangsa yang membentuk
negara itu didominasi oleh kaum India Timur, Suku Han (Tiongkok), dan Perancis.
Menurut skema klasifikasi ini, negara-negara Afrika sub-Sahara adalah sebagai berikut:
Geografi Regional Dunia 2014 Page 4
Gambar 2.1. Regionisasi Realem Afrika Sub-Sahara
Sumber: http://www.essential-humanities.net/world-history/sub-
saharan-africa/
1. Afrika Barat
Afrika Barat terdiri dari 17 negara, yaitu: Benin, Burkina Faso, Cameroon, Chad,
Côte d’Ivoire, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Liberia, Mali, Mauritania, Niger, Nigeria,
Senegal, Sierra Leone, The Gambia, and Togo.
2. Afrika Tengah
Frika Tengah terdiri dari 7 negara, yaitu: Angola, Central African Republic,
Democratic Republic of the Congo, Equatorial Guinea, Gabon, Republic of the Congo, and
Zambia.
3. Afrika Timur
Afrika Timur terdiri dari 11 negara, yaitu: Burundi, Djibouti, Eritrea, Ethiopia,
Kenya, Malawi, Mozambique, Rwanda, Somalia, Tanzania, and Uganda.
4. Afrika Selatan
Afrika Selatan terdiri dari 7 negara, yaitu: Botswana, Lesotho, Namibia, South
Africa, Swaziland, and Zimbabwe.
B. Fisiografis Afrika Sub-Sahara
Secara astronomis Realem Afika Sub-Sahara terletak antara 15° LS‒35ºLS dan
17ºBB‒51ºBT. Sahel adalah zona transisi antara Sahara dan daerh Savana Tropis (wilayah
Sudan) dan hutan Savana mozaik ke selatan.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 5
Gambar 2.1Peta Bioma Afrika Sub-Sahara
Suber: http://en.wikipedia.org/wiki/Sub-Saharan_Africa
Peta di atas menunjukan batas antara Realem Afrika Sub-Sahara dan Afrika Utara,
dimana dapat dilihat dengan jelas daerah Sahel merupakan daerah transisi antara Realem
Afrika Sub-Sahara dengan Afrika Utara. Kondisi fisik Afrika tersebut memengaruhi
variasi iklim yang terjadi. Di daerah pantai, iklimnya dipengaruhi oleh iklim laut, di daerah
0° terdapat iklim tropis yang basah sehingga banyak terjadi hujan, sedangkan di bagian
Utara dan Selatan mendapat pengaruh angin gurun sehingga beriklim subtropis yang
kering.
Afrika Sub-Sahara sendiri memiliki berbagai zona iklim atau bioma. Afrika Selatan
dan Republik Demokratik Kongo secara khusus dianggap sebagai negara Megadiverse.
Keberadaan gurun di wilayah Selatan, yaitu Gurun Kalahari dan Gurun Namibia juga turut
mempengaruhi zona iklim di Afrika Sub-Sahara.
1. Potensi Fisik Di Realem Afrika Sub-Sahara
Secara umum, wilayah Afrika Sub-Sahara merupakan dataran tinggi dan
bergutrun. Meski demikian, terdapat juga kawasan-kawasan subur di dataran rendah,
misalnya Lembah Sungai Zaire yang merupakan lembah sungai terbesar kedua setelah
Lembah Sungai Amazone. Terdapat sebuah rngkaian pegunungan yang terdapat di Afrika
Sub-Sahara, yaitu Pegunungan Cape. Gunung di Afrika Sub-sahara pada umumnya tidak
aktif, namun masih ada beberapa yang aktif. Titik tertinggi Afrika Sub-Sahara berada di
Gunung Kilimanjaro (±5.894 mdpl) berada di Afrika Timur yang selalu tertutup salju.
Afrika Sub-Sahara banyak memiliki sungai besar. Sungai-sungai terkenal di
diantaranya adalah Sungai Sungai Kongo, Sungai Orange di Afrika Selatan, Sungai Niger
di Nigeria, dan Sungai Zambesi di Zambia. Beberapa aliran sungai tersebut dibendung
untuk irigasi dan pembangkit listrik, misalnya bendungan Akosombo yang membendung
Sungai Volta di Ghana. Danau-danau di Afrika Sub-Sahara, yaitu Danau Victoria (±
69.484 km²) merupakan danau terbesar di Afrika, Danau Tanganyika, Danau Mobutu,
Danau Rudolf, Danau Chad, dan Danau Zambesi. Selain itu, Afrika Sub-Sahara juga
memiliki banyak air terjun besar, yaitu air terjun Tuguela di Afrika Selatan (984 m) dan air
terjun Victoria (108 m) di Zimbabwe.
Kondisi flora dan fauna terkait dengan kondisi iklimnya. Di kawasan iklim
hujan tropis (di bagian Afrika Tengah) terdapat variasi tumbuhan dan hutan hujan yang
sangat lebat. Di bagian Utara dan Selatan (subtropis) terdapat stepa dan sabana yang luas,
sedangkan di kawasan gurun hanya terdapat stepa dan tumbuhan kaktus. Kondisi alam
Benua Afrika sangat mendukung penyebaran fauna. Afrika mempunyai banyak jenis
Geografi Regional Dunia 2014 Page 6
fauna, terutama hewan mamalia besar. Fauna khas Afrika, yaitu addax, zarafah, zebra,
antilop, kuda nil, badak, dan gajah. Meskipun mempunyai kemiripan fisik dengan hewan-
hewan sejenis di Asia, namun hewan-hewan Afrika memiliki ukuran tubuh yang relatif
lebih besar daripada hewan-hewan sejenis di Asia.
Afrika Sub-Sahara memiliki kandungan sumber daya alam yang sangat luar
biasa yang tentunya sangat vital bagi sector industri. Sumber daya ala tersebut terdiri atas
16 % mangan, 26 % antimoni, 35 % platinum, 43 % vanadium, dan 66 % emas dari jumlah
keseluruhan yang ada di dunia.
C. Sejarah dan Kondisi Sosial Budaya Realem Afrika Sub-Sahara
1. Sejarah Kawasan Afrika Sub-Sahara
Afrika Sub-Sahara, khususnya Afrika Timur, dinyatakan oleh ahli ilmu genetika
sebagai tempat kelahiran ras manusia. Mitokondria Eve, jenis wanita nenek moyang
seluruh umat manusia, kemungkinan masih ada pada masa kini di Ethiopia atau Tanzania.
Afrika Sub-Sahara merupakan situs dari banyak kekaisaran dan kerajaan, termasuk Nubia,
Axum, Wagadugu (Ghana), Mali, Nok, Songhai, Kanem-Bornu, Benin, dan Zimbabwe
Raya.
Hubungan negara-negara Eropa dengan Afrika di daerah sub sahara dimulai pada
abad 15 oleh orang Portugis dengan merebut Ceuta dari orang-orang islam yaitu tanjung
Bojador, tanjung Verde, tanjung Palmas dan pantai-pantai di Afrika Barat. Pada awal abad
17 Portugis terdesak oleh bangsa Eropa lain. Mereka memberi nama daerah sesuai hasil
alamnya misalnya Pantai Emas, Pantai Gading, dsb. Pada tahun 1875 baru 10,8% dari
Geografi Regional Dunia 2014 Page 7
Ntural Resources Map of Africa
daerah Afrika yang berada dibawah kekuasaan bangsa barat. Spanyol, Inggris, Prancis, dan
Portugis menguasai daerah Afrika yang pada masa itu luasnya 1.250.000 mil persegi.
Inggris memiliki daerah terbesar di Afrika. Kekuasaan Prancis hanya terbatas di pantai
sebelah utara, pos-pos terasing di Senegal dan Pantai Guinea, seluruhnya diperkirakan
meliputi 170.000 mil persegi.
Penjelajahan daerah pedalaman Afrika makin dipergiat sesudah dibentuk lembaga
International Asssociaton for the Exploration and Civilization of Central Afrika (1876)
atas inisiatif Leopold II Raja Belgia. Terbitnya buku “The Congo” (1885) oleh H.M.
Stanley mengakibatkan bangsa-bangsa barat ingin menjajah Afrika. Ketika di Eropa terjadi
Perang Dunia I (1914-1918), Afrika juga terseret dalam perang karena Inggris dan
sekutunya berusaha merebut koloni Jerman di Afrika. Pada awal 1916 ketika hasil perang
masih belum jelas Inggris dan Prancis telah membuat kesepakatan untuk membagi bekas
koloni Jerman di Afrika. Pada masa Perang Dunia II (1939-1945) Afrika digunakan untuk
kepentingan strategi perang dan ekonomi.
Kepentingan negara-negara Barat terhadap Afrika Selatan antara lain sebagai
berikut :
a. Afrika Selatan merupakan salah satu sumber utama bahan mentah yang dibutuhkan
oleh industri dan kehidupan negara-negara tersebut.
b. Letak geografis Afrika Selatan mempunyai arti penting bagi strategi global negara-
negara Barat, khususnya USA.
c. Afrika Selatan menguasai jalur pelayaran Tanjung Harapan yang merupakan urat
nadi mereka.
d. Suplai minyak dan bahan-bahan mentah vital diangkut lewat jalur tersebut.
2. Status Politik Di Kawasan Afrika Sub-Sahara
pada pertenaghan tahun 1980-an, The National Democratic Institute (NDI)
melakukan program demokrasi pertama di Afrika Sub-Sahara yang dimana sebagian
negara-negara Afrika Sub-Sahara dengan sistem politik tertutup mulai mengadopsi prinsip-
prinsip pemerintahan yang demokratis.
Hingga kini, NDI aktif di seluruh Afrika, melaksanakan program yang beragam
seperti benua itu sendiri. NDI telah bekerja dengan kelompok pemantau pemilu dalam
negeri di Angola, Liberia, Madagaskar, Nigeria, Sierra Leone, dan Zimbabwe; memulai
program pendidikan kewarganegaraan berbasis radio untuk meningkatkan kesadaran
politik di Sudan, membantu parlemen berurusan dengan isu-isu seperti HIV/AIDS dan
Geografi Regional Dunia 2014 Page 8
industri ekstraktif di Afrika timur, Liberia, Mozambik, Nigeria, dan Somalia, dibantu
partai politik di Republik Demokratik Kongo, Guinea-Bissau, Kenya dan Mali; perempuan
diberdayakan dan pemuda untuk mencari peran yang lebih besar dalam politik di Burkina
Faso-, Botswana, Guinea, Tanzania, dan Uganda; dan dipromosikan politicas akuntabel
dan perwakilan di Côte d'Ivoire.
Ditinjau secara politis, Afrika Sub-Sahara dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok:
a. Negara stabil dan demokratis
Afrika Selatan, Angola, Benin, Botswana, Burkina Faso, Ethiopia, Gambia, Ghana,
Guinea, Kenya, Liberia, Lesotho, Madagaskar, Malawi, Mali, Mauritania,
Mauritius, Mozambique, Namibia, Niger, Nigeria, Senegal, Seychelles, Sudan,
Tanzania, Uganda.
b. Negara yang cenderung stabil dan menuju demokratis
Kamerun, Cape Verde, Comoros, Chad, Djibouti, Eritrea, Equatorial Guinea,
Gabon, Sierra Leone, Swaziland, Togo, Zambia, Zimbabwe.
c. Negara yang bermasalah/konflik dan belum demokratis
Burundi, Congo, Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Cote
d’Ivoire/Pantai Gading, Guinea-Bissau, Rwanda, São Tomé and Príncipe, Somalia.
Dari tiga kelompok tersebut, negara-negara stabil dan demokratis atau negara-
negara yang cenderung stabil dan demokratis cenderung memiliki pertumbuhan ekonomi,
dengan ditemukannya minyak dan tambang di negara-negara Afrika Sub-Sahara dan
masuknya investor asing ke Afrika Sub-Sahara.
3. Politik Apartheid di Afrika Selatan
Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang cukup maju saat ini di kawasan
Afrika Sub-Sahara. Sebelumnya di negara ini terdapat sebuah sistem politik yang
diskriminatif di negara ini yang dikenal dengan “Politik Apartheid”. Politik Apartheid
dirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika Selatan adalah
Aparte Ontwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.
Politik Apartheid merupakan hasil dari kolonialisasi bangsa barat terhadap
penduduk pribumi Afrika Selatan, sebelumnya Afrika Selatan pernah di kuasai oleh
bangsa Portugis, tetapi sejak abad ke-7 diambil alih oleh bangsa Belanda. Sejak itu daerah
Afrika selatan menjadi daerah koloni Belanda dan banyak orang-orang Belanda yang
datang dan menetap di daerah itu. Pada tahun 1812, Orang-orang Inggris juga datang ke
daerah Afrika Selatan dan mendesak orang-orang Belanda (Boer). Maka terjadilah perang
Geografi Regional Dunia 2014 Page 9
dan perebutan kekuasaan antara Inggris dan Belandan. Perang Boer ini mengakibatkan
Afrika Selatan terbagi menjadi 2 bagian yaitu Afrika selatan bagian utara diduduki oleh
Bangsa Belanda (boer) dan Afrika Selatan bagian selatan diduduki oleh Inggris. Di bagian
selatan Inggris mendirikan negara Natal dan Cape Town, sedangkan di bagian selatan
berdiri 2 buah negara yaitu Oranye Vrijstaat dan Transvaal.
Pada tahun 1910 Perang Boer kedua berakhir dan Inggris berhasil mempersatukan
wilah Afrika Selatan dalam satu Uni Afrika Selatan menjadi republik denagn presidennya
Hendrik Verwoed. Hendrik Verwoed inilah yang kemudian berhasil membuat kebijakan
untuk memisahkan mayoritas orang kulit putih dan mayoritas kulit hitam justru malah
menimbulkan diskriminasi antara keduanya. Sebelum dilaksanakan Politik Apartheid
sebenarnya telah lama dilakukan hal-hal yang merupakan gejala Apartheid, antara lain:
a. Native Land Act (Undang-undang Pertanahan Pribumi) tahun 1913 yang melarang
kulit hitam membeli tanah di luar daerah yang sudah disediakan bagi mereka.
b. Undang-undang Imoraitas tahun 1927 yang melarang terjadinya perkawinan
campuran antara kulit putih dengan kulit hitam atau kulit berwarna lainnya.
Salah satu tokoh Apartheid yang terkenal adalah Nelsen Mandela. Perjuangan
Nelson Mandela memakan waktu yang cukup lama. Nelson Mandela terus berjuang untuk
mencapai kebebasan negrinya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Upaya-upaya
yang ditempuh Nelson Mandela mulai menampakan hasil yang menggembirakan ketika
F.W.de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam. Pada tanggal 21
Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan
ekstitensi sistem politik Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan. Pengahpusan UU
tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de Klerk untuk menyelenggarakan pemilu tanpa
pembatsan rasial.
Pada pemilu Multirasial tahun 1994, partai yang dipimpin oleh Nelson Mandela
yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Pada tanggal 9 Mei 1994 Nelson Mandela dipilih
oleh Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika selatan, yaitu Presiden pertama orang kulit
hitam. Pada tanggal 10 Mei 1994 Nelson Mandela dilantik sebagai presiden dalam upacara
megah di Union Building, Pretonia. Peristiwa ini merupakan perjuangan rakyat Afrika
selatan. Sejak terhapusnya Apartheid, Afrika selatan mulai membangun negerinya agar
sederajat dengan negara lain di dunia.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 10
4. Penduduk dan Suku Bangsa
Afrika Sub-Sahara merupakan tempat asal orang Negro diseluruh dunia. Rumpun
bangsa Negro ini terdiri atas tiga grup, yaitu Negro Asli, Hamite, dan Bantu. Negro Asli
pada umumya berdiam di pantai Guinea, pantai barat Afrika. Warna kulitnya hitam,
rambut keriting, hidung pesek, dan bibir tebal. Contoh dari rumpun bangsa ini ialah
bangsa-bangsa Mandingo, Ashanti, Youra, dan Hausa. Orang Negro inilah yang banyak
sekali dikejar-kejar untuk dijadikan budak. Orang Hamite ialah keturunan para emigran
dari Caucasus yang berasimilasi (kawin) dengan pribumi Afrika. Dalam rumpun bangsa
Hamite ini termasuk juga suku-suku bangsa seperti Masai, Nandi, dan Lumbwe. Warna
kulit mereka agak kemerah-merahan dan penghidupan mereka umumnya pertanian. Suku
bangsa ini yang erat hubungannya dengan orang Hamite atau juga dikenal Nilotes ini pada
umumnya berdiam di lembah sungai Nil Selatan Khartun seperti orang-orang Dinka, dan
Sylluk.
Grup rumpun ke tiga, Bantu adalah yang terbesar diantara tiga grup. Mereka
berdiam disebelah timur dan selatan Afrika dengan mengambil luas sepertiga wilayah
Afrika. Orang Bantu ini pada dasarnya sama Negro dengan karakter Hamite. Pada
umumya, mereka hidup di pedalaman Afrika. Ada tiga kelompok suku bangsa yang
jumlahnya makin merost. Di hutan Kongo, orang orang Pigmy hanya berjumlah sekitar
100.000 jiwa. Bushman yang berdiam di tepi Gunung Kalahari hanya berjumlah 50.000
jiwa, mata pencariannya berburu yang masih primitif tidak mampu menyesuaikan diri
hingga mereka menghadapi ancaman kepunahan. Minoritas non- Afrika adalah keturunan
Eropa yang berjumlah 4,5 juta, terutama tinggal di Afrika Selatan. Setelah negara-negara
Afrika merdeka, jumlah mereka terus merosot, sedangkan kedudukan orang Asia termasuk
Lebanon, Suriah, dan anak benua India terus memburuk karena dominasi politik dan
ekonomi minoritas Eropa di Afrika Selatan.
5. Kondisi Sosial Budaya dan Agama
Afrika Sub-Sahara sebelum masuknya agama dalah kawasan yang diduduki oleh
masyarakat yang banyaknya bersistem kesukuan dan menganut paganisme, animisme,
serta dinamisme. Kehidupan mereka sangat diatur oleh tradisi ajaran terdahulunya.
Masyarakat di daerah Afrika Sub-Sahara ini dikatakan orang yang tidak punya sejarah
masa lampau. Dari 21 kebudayaan yang maju di dunia yang dicatat oleh Arnold Toyenbee
tidak satupun yang menyebut kebudayaan Negro. Cornelis dalam, African Dilemma
mencatat, bahwa Afrika Selatan Sahara adalah miskin dan lemah. Mereka tidak pernah
Geografi Regional Dunia 2014 Page 11
memiliki abjad sendiri, tidak ada perhitungan tanggal, kalender, tidak memiliki mata uang,
bahkan tidak mengenal buku dan roda. Mereka adalah makhluk yang hidup dalam
ketakutan dan takhayul, hidup tanpa harapan dalam genggaman magis dan tenung.
Penyebab sesungguhnya dari keadaan seperti ini ialah terisolasinya Afrika dari
dunia luar. Gurun Sahara yang melintang 1000 mil menjadi tirai besi pertukaran budaya.
Ditambah lagi dengan hutan yang lebat banyak macam penyakit menakutkan seperti yang
diakibatkan oleh lalat Tsettse yang menyebabkan sakit tidur. Hal ini membuat banyak
orang kehilangan keberanian untuk menerobos pedalaman Afrika Sub-Sahara. Terlepas
dari keterbelekangan dan kegagalan Afrika dalam menyumbang kebudayaan dunia masa
lalu, orang Afrika bukanlah orang yang rendah. Para antropology membicarakan tentang
kejeniusan mereka yang artistik dan banyak kualitas mereka yang mengagumkan, seperti
sikap persahabatan dan riang gembira. Sebaliknya juga mereka dengan gampang
memutuskan persahabatan mereka yang cukup lama.
Berdasarkan hasil test intelegensi, tidaklah ditemukan secara substansi bahwa
orang Negro memiliki intelegensia yang rendah dari orang Barat. Namun ada kelemahan
orang Afrika di bidang berfikir, emosi terlalu dominan dan energi mereka terjadi pada
interval yang tidak beraturan. Jika efek-efek magis hitam (black magic), penyakit dan
tirani suku yang konservatif dapat dihilangkan, dan mengedepankan teknologi maju
daripada terkukung dalam fanatisme sukuisme di atas agama, serta orang terpelajar Afrika
yang energik dan berfikir logis tampil ke depan, maka tidak ada bedanya seorang Afrika
dengan seorang Inggris/Perancis.
Afrika Sub-Sahara memiliki paling banyak keragaman bahasa yang berbeda dari
setiap wilayah di dunia. Hal ini terlihat dari jumlah bahasa yang dituturkan. Wilayah ini
berisi lebih dari 1.000 bahasa, yaitu sekitar 1/6 dari total dunia, dan ada logat serta bahasa
tertentu yang hanya diucapkan di Afrika Sub-Sahara. Orang Afrika terutama bangsa Negro
yang sangat majemuk, aktivitas atau keyakinan keagamaan juga bermacam-macam, dan
berbeda-beda dengan muslim (40%) dan kristen (40%) dua hal ini yang paling terbesar.
Kurang lebih 20% adalah berpaham paganisme. Di samping itu, ada juga memeluk
Yudaisme, seperti suku Beta Israel dan Lemba.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 12
D. Status Awas Ebola dan Kemiskinan Di Realem Afrika Sub-Sahara
1. Awas Ebola
Selain HIV/AIDS, negara-negara di dikawasan Afrika Sub-Sahara juga merupakan
tempat hidup dan berkembangnya virus mematikan lainnya seperti yang disebit Virus
Ebola. Dikutip di laman Tempo Online, (tempo.co. 2014) “Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mengumumkan status darurat kesehatan internasional terkait dengan penyebaran
virus mematikan ebola yang melanda bagian barat Afrika. Status darurat disampaikan
WHO pada Jumat, 9 Agustus 2014, yang bertujuan menggerakkan masyarakat global agar
membantu negara-negara yang terjangkit”.
Menurut badan kesehatan dunia WHO, Virus Ebola adalah salah satu penyakit
yang diketahui paling mematikan dan hingga kini belum ditemukan obatnya. Ebola
merupakan penyakit yang dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita baik
manusia maupun binatang yang terinfeksi hidup atau sudah mati dengan resiko kematian
90%. Penyakit ini pertama kali terlihat pada tahun 1976 di Sudan. Tepatnya pada tanggal
27 Juni 1976 pertama kali seorang pekerja di toko di Nzara, Sudan, mengalami sakit yang
tiba-tiba dan lima hari kemudian ia dilaporkan meninggal. Kemudian virus ini menjadi
wabah di daerah tersebut, dilaporkan terjadi 284 kasus yang sebagian membuat korban
sekarat. Gejala dari Ebola Hemorrhagic Fever (EHV) biasanya dimulai empat hingga 15
hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit seperti flu,
demam tinggi, dan nyeri.
Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam
di seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua
lubang di tubuh. Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk
hari ketujuh hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock. Dokter yang
merawat para korban awal sadar, bahwa penyebaran virus ini terjadi ketika ada kontak
yang cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang
merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut. Umumnya
virus ini berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang pertama kali
terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang
terinfeksi virus tersebut. Diyakini, virus bermula dari hewan liar yang menularkannya ke
manusia hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Baru dugaan, hewan yang
dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga
sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar. Pejabat-pejabat
Geografi Regional Dunia 2014 Page 13
kesehatan mendeteksi keberadaan virus ebola di Guinea, di mana wabah demam berdarah
telah menewaskan setidaknya 34 orang. Seorang pejabat kementerian kesehatan Guinea,
Sakoba Keita, Sabtu (22/3/2014) mengatakan, tiga dari 12 sampel virus yang dikirim ke
Prancis telah dikukuhkan sebagai ebola.
The National Institutes of Health mencatat hampir 90 persen orang yang terinfeksi
virus ebola, meninggal dunia. Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti
Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, dan Uganda. Berdasarkan
beberapa pengalaman di beberapa negara tempat kasus ini terjadi, ebola sering menyebar
dan menyerang para pekerja di bidang layanan kesehatan masyarakat. Tentu saja hal ini
lumrah karena mereka bertugas merawat pasien yang terjangkit virus. Terlebih jika mereka
tidak menggunakan pelindung seperti masker dan sarung tangan. Penggunaan jarum suntik
yang baru juga sebagai sarana penyebaran virus.
Virus ebola sekarang telah menyebar hingga negara tetangga, Liberia, dan Sierra
Leone. WHO menjelaskan bahwa penyebaran virus ebola terjadi khususnya di desa-desa
terpencil di wilayah Afrika Tengah dan Barat. Hampir mirip awalnya seperti kebanyakan
virus mematikan termasuk AIDS yang dulu hanya sedikit memakan korban, terbukti kini
sudah mendunia. Tapi bedanya, hanya dengan sentuhan mungkin Ebola sudah ada
ditangan anda. Peneliti pun memperingatkan dunia, walaupun sangat tipis atau nyaris
mustahil, namun tak menutup kemungkinan virus Ebola akan dapat menyebar dan akan
meluas, bahkan mendunia menjadi pendemic. Karena kehidupan tiap spesies, termasuk
virus, akan menemukan jalannya untuk selalu dapat bertahan.
2. Kemiskinan
Pada umumnya Afrika Sub-Sahara adalah wilayah termiskin di dunia yang
diakibatkan selain kondisi alam yang tidak bersahabat juga oleh warisan kolonialisme,
neokolonialisme, konflik antar etnis, dan perselisihan politik. Benua Afrika adalah benua
termiskin walaupun menghasilkan 1/4 kekayaan bumi di dunia. Pertanian masih menjadi
mata pencaharian utama oleh sebagian besar penduduknya, dan hal ini akan terus
berlangsung dimasa yang akan datang. Kondisi geografis Afrika Sub-Sahara yang sulit
menimbulkan masalah kaburnya batas-batas yang jelas antar negara Afrika Sub-Sahara
sehingga memicu perang saudara misalnya saja konflik yang terjadi di Somalia, krisis
politik yang menimbulkan konflik di Zimbabwe juga menimbulkan berbagai tindak
kriminal internasional yang terorganisir seperti jaringan perdagangan obat-obatan ilegal,
money laundering dan terorisme. Khusus untuk permasalahan terorisme ini, Afrika
Geografi Regional Dunia 2014 Page 14
merupakan sasaran empuk teroris karena selain kaburnya batas-batas negara, juga
didukung oleh supremasi hukum yang lemah.
E. Solusi dari Kelompok Terhadap Permasalahan Kemiskinan dan Wabah Ebola
di Afrika Sub-Sahara.
Sebagai kawasan bekas jajahan, kemiskinan sudah pasti mungkin akan menjadi
warisan masa lalunya. Jika kita melihat saat ini masih banyak negara-negara di kawasan
Afrika Sub-Sahara dikenal sebagai negara-negara termiskin di dunia. Hal ini selain karena
penjajahan masa lalu, juga di akibatkan oleh kondisi fisiogrfis wilayah kawasan Afrika
Sub-Sahara yang cukup sulit. Kemiskinan ini kemudian akan berdampak negative terhadap
kesehatan masyarakat di suatu kawasan. Karena kemiskinan dan kesehatan memiliki
hubungan yang sangat erat. Jika suatu negara atau kawasan memiliki tingkat pengahsilan
atau ekonomi yang tinggi sudah pasti kesehatan juga tinggi. Dengan begitu penyebaran
wabah mematikan di Afrika Sub-Sahara dapat diminimalisir penularannya.
Kemiskinan tidak mungkin mudah untuk di berantas, perlu ada kerja sama yang
baik baik dari dalam maupun dari luar negara tersebut. Namun yang jelas yang paling
pokok adalah harus adanya kesadaran masyarakat di kawasan tersebut bagaiman supaya
kepentingan pribadi tidak diutamakan. Untuk terjadinya kerjasama antar negara di suatu
kawasan perlu adanya suatu wadah yang tegas dan jelas dalam memperjuangkan
kesejahteraan kawasan. Kerjasama dari dunia internasional sangat mutlak dibutuhkan.
F. Hubungan Bilateral Negara-Negara Afrika Sub-Sahara Dengan Indonesia
Secara historis, hubungan bilateral antara negara kita Indonesia dengan negara-
negara di kawasan Afrika Sub-Sahara cukup panjang. Dilatarbelakangi oleh sentiment dan
solidaritas anti kolonialisme, dimana pada tahun 1955 melalui penyelenggaraan KAA
(Konferensi Asia-Afrika) di Bandung. Hubungan negara-negara Afrika sudah terjalin,
dimana Indonesia dan Afrika sama-sama merupakan bangsa terjajah, pada masa
penjajahan budak asal Indonesia banyak yang dibawa ke Afrika untuk bekerja di tambang-
tambang.
Sekarang ini Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan 43 negara di
kawasan Afrika Sub-Sahara, dan mempunyai 11 kantor Perwakilan RI (KBRI dan KJRI),
yaitu di: Abuja-Nigeria, Addis Ababa-Ethiopia, Antananarivo-Madagaskar, Dakar-
Senegal, Dar-Es-Salaam-Tanzania, Harare-Zimbabwe, Maputo-Mozambique, Nairobi-
Kenya, Pretoria dan Cape Town-Afrika Selatan, Windhoek-Namibia serta Chad-Nigeria.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 15
Hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara menjadi
semakin penting karena perkembangan positif di bidang politik dan keamanan, serta
ekonomi yang memunculkan peluang bagi peningkatan kerjasama dan ekspor sebagai
pasar non tradisional.
Indonesia perlu memberikan perhatian yang lebih dan menerjemahkan momentum
kawasan Afrika Sub-Sahara sebagai wilayah yang mulai bangkit dan potensial secara
politik dan ekonomi serta perlu secara bersama-sama mengembangkan diplomasi bilateral
dengan negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara dan diplomasi regional dengan Uni
Afrika. Negara-negara di kawasan Afrika Sub-Sahara mempunyai arti strategis secara
politis dan ekonomi bagi Indonesia. Bebrapa bentuk kerjasama bilateral Indonesia dengan
negera-negara Afrika Sub-Sahara adalah sebagai berikut:
6. Bidang Ekonomi
Dalam hal ini Kemlu dan Perwakilan RI secara aktif melakukan kegiatan
diplomasi ekonomi melalui pameran produk Indonesia, mendatangkan pengusaha dari
Afrika ke Indonesia, pembentukan forum bisnis serta mengembangkan second track
diplomacy melalui people to people dan kegiatan lainnya untuk meningkatkan pemahaman
tentang Indonesia. Indonesia telah menjalin hubungan diplomatik dengan 43 negara. Sudah
ada 13 Perwakilan RI di Afrika Sub-Sahara. Sejumlah MoU dan kesepakatan kemitraan
strategis telah dibuat, demikian juga bentuk kerja sama lainnya, seperti Joint Agriculture
Committee, serta permanent observer di Uni Afrika. Dari ke 47 negara di Afrika Su-
Sahara, ada 10 negara yang memiliki potensi terbaik , yakni Afrika Selatan, Nigeria,
Kenya, Tanzania, Ethiopia, Mozambik, Senegal, Madagaskar, Namibia, dan Angola.
Hubungan Indonesia dengan Afrika Sub-Sahara di bidang perdagangan dan
investasi menunjukkan trend positif. Pada 2012, volume perdagangan Indonesia–Afrika
Sub-Sahara mencapai US$8,47 miliar, meningkat lebih dari 100% dibandingkan 2010
senilai US$4,11 miliar, dengan nilai ekspor sebesar 2,03 milyar USD. Sementara nilai
impor Indonesia dari negara-negara Afrika mencapai 2,09 milyar USD.
7. Bidang Politik
Jika di lihat dalam bidang potilik, hubungan Indonesia dengan negara-negara
Afrika telah terjalin dengan baik. Pada forum-forum internasional, Indonesia dengan
negara-negara Afrika selalu saling memberikan dukungan. Bangsa-bangsa di Afrika selalu
melihat dan menganggap Indonesia sebagai contoh dalam pembangunan nasionalnya.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 16
Implementasi politik luar negeri Indonesia di Afrika, diantaranya adalah dalam bentuk
partisipasi dalam Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB di Namibia dan Republik
Demokratik Kongo, bantuan serta kerjasama teknik bidang Pertanian dan Perikanan,
Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB), Micro Financing (Bilateral, GNB dan
Kerjasama Selatan-selatan), pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan
kelembagaan.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 17
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Afrika Sub-Sahara merupakan sebuah kawasan di benua Afrika bagian selatan
yang dulunya dikenal dengan sebutan Black Africa, hal ini karena penduduk asli dari
negara-negara di kawasan ini hamper sepenuhnya merupakan Ras Negroid yang berkulit
hitam. Selain itu, penyebutan Benua Hitam pada zaman dulu dikarenaan belum semua
wilayah di Afrika Sub-Sahara berhasil dipetakan oleh bangsa-bangsa barat. Afrika Sub-
Sahara dmerupakan istilah untuk menggambarkan negara-negara di Benua Afrika yang
berada di bagian selatan Gurun Sahara, namun tidak termasuk negara-negara Islam Afrika
Utara, seperti Sahara Barat, Maroko, Algeria, Tunisia, Libya, dan Mesir. Afrika Sub-
Saharan terdiri dari 42 negara di daratan utama Afrika dan enam negara kepulauan.
Secara astronomis Realem Afika Sub-Sahara terletak antara 15° LS‒35ºLS dan
17ºBB‒51ºBT. Daerah Sahel merupakan daerah transisi antara Realem Afrika Sub-Sahara
dengan Afrika Utara. Kondisi fisik Afrika tersebut memengaruhi variasi iklim yang terjadi.
Di daerah pantai, iklimnya dipengaruhi oleh iklim laut, di daerah 0° terdapat iklim tropis
yang basah sehingga banyak terjadi hujan, sedangkan di bagian Utara dan Selatan
mendapat pengaruh angin gurun sehingga beriklim subtropis yang kering. Secara umum,
wilayah Afrika Sub-Sahara merupakan dataran tinggi dan bergutrun. Meski demikian,
terdapat juga kawasan-kawasan subur di dataran rendah, misalnya Lembah Sungai Zaire
yang merupakan lembah sungai terbesar kedua setelah Lembah Sungai Amazone.
Secara umum kawasan Afrika Sub-Sahara merupakan bekas jajahan bangsa-
bangsa Eropa. Kasus yang sampai menyita perhatian dunia akibat kolonial adalah Politik
Apharteid di Afrika selatan yang runtuh akibat pergerakan rakyat dibawah pimpinan
Nelson Mandela. Sebagai wilayah bekas jajahan, negara-negara di kawasan Afrika Sub-
Sahara mewarisi kemiskinan akibat penjajahan. Kemiskinan ini berdampak terhadap
kualitas perekonomian, kesehatan dan pendidikan yang rendah sehingga kawasan ini
menjadi kawasan terbelakang. Keterbelakangan akibat penjajahan membuat negara-negara
di Afrika Sub-Sahara mengalami bnyak permasalahan, diantaranya permasalahan
kemiskinan dan kesehatan. Banyak penyakit menular yang mematikan yang terdapat
mewabah di kawasan ini. HIV/AIDS dan wabah Ebola yang kini menjadi perhatian serius
dunia internasional.
Perkembangan dan kemajuan zaman menuntut kemajuan dan perkembangan
suatu kawasn pula. Karena untuk dapat bersaing di kancah internasional suatu kawasan
Geografi Regional Dunia 2014 Page 18
harus mampu menciptakan polisi dan daya saing kawasannya, hal ini dapat tercapat=I
tentunya dengan kerjasama yang baaik dan saling menguntungkan antar negara-negara di
kawasan tersebut. Dikawasan Afrika Sub-Sahara yang luas dan memiliki banyak potensi
ini, seharusnya negara-negara di dalamnya dapat bersatu dengan damai membentuk forum
komunikasi yang saling mendukung. Salah satu yang harus segera diselesaikan adalah
konflik batas wilayah antar negara. Kerjasama dengan dunia internasional sangat
diperlukan dalam hal ini.
Terlepas dari permasalahan diatas, kawasan Afrika Sub-Sahara memiliki peran
dan arti penting bagi Indonesia baik dari segi politik dan ekonomi. Indonesia sebagai
negara agraris dan maritim berpeluang sebagai mitra untuk pemasok bahan pangan, selain
itu Indonesia juga berpeluang memiliki kerjasama politik di dunia internasional seperti di
GNB, PBB dan KAA yang dapat memperkuat hubungan bilateral dan saling
menguntungkan antar negara baik politik, budaya dan ekonomi serta pendidikan.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 19
Daftar Pustaka
Alkhustomy, Qomar. 2011. Hubungan Bilateral RI Dengan Negara Sub-Sahara Afrika. Diperoleh dari: http://demakblogger.blogspot.com/2012/02/hubungan-bilateral-ri-dengan-negara-sub.html. Diakses 16 Oktober 2014.
Andrajati. 2010. Ketahanan dan Hambatan Uni Afrika sebagai Organisasi Regional Terbesar di Afrika. Diperoleh dari: http://sejarah.kompasiana.com/2010/07/04/prospek-tantangan-dan-hambatan-uni-afrika-sebagai-organisasi-regional-terbesar-di-afrika-184391.html. Diakses 16 Oktober 2014.
Berita Satu.com. 2014. Wabah Ebola Sudah Telan 887 Korban Jiwa. Diperoleh dari: http://www.beritasatu.com/afrika/200697-wabah-ebola-sudah-telan-887-korban-jiwa.html. Diakses 16 Oktober 2014.
Bimbie.com. 2013. Beberapa Negara Afrika Yang Mencuri Perhatian Dunia. Diperoleh dari: http://www.bimbie.com/afrika.htm. diakses 16 Oktober 2014.
Ensiklopedia. Afrika Selatan. Diperoleh dari: http://stmik-dharmanegara.kpt.co.id/ensiklopedia.php?_i=all&id=12158. Diakses 11 Oktober 2014.
Ensiklopedia. Afrika Sub Sahara. Diperoleh dari: http://stmik-dharmanegara.kpt.co.id/ensiklopedia.php?_i=all&id=12159. Diakses 11 Oktober 2014
Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.
Ojak. 2012. Pembagian Wilayah Benua Afrika Dan Penampakan Alamnya. Diperoleh dari: http://asagenerasiku.blogspot.com/2012/04/pembagian-wilayah-benua-afrika-dan.html. Diakses 16 Oktober 2014.
Tempo.co 1014. WHO Tetapkan Status Darurat Ebola. Diperoleh dari: www.tempo.co/read/news/2014/08/08/119598204/WHO-Tetapkan-Status-Darurat-Ebola. diakses 13 Desember 2014
VOA. 2014. WHO Khawatir Kasus Ebola Bisa Capai 20 Ribu. Diperoleh dari: www.voaindonesia.com/content/who-ebola-bisa-capai-20-ribu-kasus-/2431121.html. Diakses 16 Oktober 2014.
Zacharina, Adelia. 2013. Benua Afrika: Iklim Batas Geografi dan Keadaan Alam Afrika. Diperoleh dari: http://www.adelia.web.id/geografris-benua-afrika/. Diakses 16 Oktober 2014.
Geografi Regional Dunia 2014 Page 20