Kerja Obat HEPATITIS a, B Dan Sirosis

14
TATALAKSANA HEPATITIS A 5.Diagnosis Disamping gejala dan tanda klinis yang kadang tidak muncul, diagnosis Hepatitis A dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan IgM-antiVHA serum penderita. 6.Pencegahan Hepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namun lamanya masa penyembuhan dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial. Penyakit ini juga tidak memiliki pengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama penyakit, sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan pencegahan adalah yang paling diutamakan. Pencegahan Hepatitis A dapat dilakukan baik dengan pencegahan non- spesifik (perubahan perilaku) maupun dengan pencegahan spesifik (imunisasi). 6.1. Pencegahan Non-Spesifik Perubahan perilaku untuk mencegah Hepatitis A terutama dilakukan dengan meningkatkan sanitasi. Petugas kesehatan bisa meningkatkan hal ini dengan memberikan edukasi yang sesuai, antara lain: a.Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar pada 5 saat kritis, yaitu: 1.sebelum makan 2.sebelum mengolah dan menghidangkan makanan 3.setelah buang air besar dan air kecil

description

Kerja Obat HEPATITIS a, B Dan Sirosis

Transcript of Kerja Obat HEPATITIS a, B Dan Sirosis

TATALAKSANA HEPATITIS A5.DiagnosisDisamping gejala dan tanda klinis yang kadang tidak muncul, diagnosis Hepatitis A dapat ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan IgM-antiVHA serum penderita.6.PencegahanHepatitis A memang seringkali tidak berbahaya, namun lamanya masa penyembuhan dapat memberikan kerugian ekonomi dan sosial. Penyakit ini juga tidak memiliki pengobatan spesifik yang dapat mengurangi lama penyakit, sehingga dalam penatalaksanaan Hepatitis A, tindakan pencegahan adalah yang paling diutamakan. Pencegahan Hepatitis A dapat dilakukan baik dengan pencegahan non- spesifik (perubahan perilaku) maupun dengan pencegahan spesifik (imunisasi).6.1. Pencegahan Non-SpesifikPerubahan perilaku untuk mencegah Hepatitis A terutama dilakukan dengan meningkatkan sanitasi. Petugas kesehatan bisa meningkatkan hal ini dengan memberikan edukasi yang sesuai, antara lain:a.Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) secara benar pada 5 saat kritis, yaitu: 1.sebelum makan 2.sebelum mengolah dan menghidangkan makanan 3.setelah buang air besar dan air kecil 4.setelah mengganti popok bayi 5.sebelum menyusui bayib.Pengolahan makanan yang benar, meliputi: 1.Menjaga kebersihan Mencuci tangan sebelum memasak dan keluar dari toilet Mencuci alat-alat masak dan alat-alat makan Dapur harus dijaga agar bersih.2.Memisahkan bahan makanan matang dan mentah Menggunakan alat yang berbeda untuk keperluan dapur dan untuk makan Menyimpan bahan makanan matang dan mentah di tempat yang berbeda3.Memasak makanan sampai matang Memasak makanan pada suhu minimal 85 0 C, terutama daging, ayam, telur, dan makanan laut Memanaskan makanan yang sudah matang dengan benar4.Menyimpan makanan pada suhu aman Jangan menyimpan makanan pada suhu ruangan terlalu lama Memasukan makanan yang ingin disimpan ke dalam lemari pendingin Jangan menyimpan makanan terlalu lama di lemari pendingin5.Menggunakan air bersih dan bahan makanan yang baik Memilih bahan makanan yang segar (belum kadaluarsa) dan menggunakan air yang bersih Mencuci buah dan sayur dengan baik6.Membuang tinja di jamban yang saniter Menyediakan air bersih di jamban Memastikan sistem pendistribusian air dan pengelolaan limbah berjalan dengan baik6.2. Pencegahan Spesifik (Imunisasi)Pencegahan spesifik Hepatitis A dilakukan dengan imunisasi. Proses ini bisa bersifat pasif maupun aktif. Imunisasi pasif dilakukan dengan memberikan Imunoglobulin. Tindakan ini dapat memberikan perlindungan segera tetapi bersifat sementara. Imunoglobulin diberikan segera setelah kontak atau untuk pencegahan sebelum kontak dengan 1 dosis secara intra-muskular . Efek proteksi dapat dicapai bila Imunoglobulin diberikan dalam waktu 2 minggu setelah terpajan. Imunisasi aktif, memberikan efektifitas yang tinggi pada pencegahan Hepatitis A. Vaksin dibuat dari virus yang diinaktivasi ( inactivated vaccine ). Vaksin ini relatif aman dan belum ada laporan tentang efek samping dari vaksin kecuali nyeri ditempat suntikan. Vaksin diberikan dalam 2 dosis dengan selang 6 12 bulan secara intra-muskular didaerah deltoid atau lateral paha.7.Penanganan Penderita, Kontak dan Lingkungan sekitara.Pengobatan: tidak spesifik, utamanya meningkatkan daya tahan tubuh (istirahat dan makan makanan yang bergizi), rawat inap hanya diperlukan bila penderita tidak dapat makan dan minum serta terjadi dehidrasi beratb.Disinfeksi serentak terhadap bekas cairan tubuh dari penderitac.Isolasi tidak diperlukand.Imunisasi pasif pada orang yang terpajan cairan tubuh penderitae.Pencatatan dan pelaporan sesuai peraturan yang berlaku (STP dan SIRS). (Kemenkes, 2012)TATALAKSANA HEPATITIS BObat Antivirus untuk HBV dan HCV1. Interferon (IFN)Merupakan protein, berperan sebagai sitokin yang memiliki efek antivirus, imunomodulator dan antiproliferatif, yang diproduksi oleh tubuh dari berbagai stimulus. Macam: alfa, beta, gamma. Sediaan natural dan rekombinan yang paling banyak digunakan dalam klinis adalah IFN-.IFN- dan IFN-, merupakan family IFN tipe I, yang bersifat tahan asam dan bekerja pada reseptor yang sama. IFN biasanya diinduksi oleh infeksi virus. IFN- merupakan IFN tipe II yang tidak tahan asam dan bekerja pada reseptor yang berbeda. IFN- biasanya dihasilkan oleh limfosit T.Mekanisme KerjaSetelah berikatan denganreseptor selular spesifik,IFN mengaktivasijalur transduksisinyal JAK-STAT, menyebabkantranslokasi inti kompleks protein seluleryang berikatan denganinterferon-specific response element. Ekspresi aktivasi transduksi sinyal ini adalah sintesis lebih dari dua lusin protein yang berefek antivirus. Efek antivirus melalui hambatan penetrasi virus, sintesis mRNA virus, translasi protein virus dan/atau assembly dan pelepasan virus. Virus dapat dihambat oleh IFN pada beberapa tahap, dan tahapan hambatannya berbeda pada tiap virus. Namun beberapa virus juga dapat melawan efek IFN dengan cara menghambat kerja protein tertentu yang diinduksi oleh IFN. Salah satunya adalah resistensi HCV terhadap IFN yang disebabkan oleh hambatan aktivitas protein kinase oleh HCV.Farmakokinetik1. Setelah injeksi intramuskular atau subkutan, absorbsi IFN mencapai 80%. Kadar plasma bergantung pada dosis. Kadar plasma puncak dicapai setelah 4-8 jam dan kembali ke awal setelah 18-36 jam. Karena IFN menginduksi efek biologis yang cukup panjang dari durasinya, aktivitas IFN tidak selalu dapat diperkirakan dari sifat farmakokinetiknya.2. Setelah pemberian intravena, konsentrasi plasma puncak dicapai dalam 30 menit. Setelah 4-8 jam setelah infus, IFN tidak lagi terdeteksi dalam plasma karena mengalami klirens renal yang cepat.3. Setelah terapi IFN dihentikan, IFN akan dieliminasi dari tubuh dalam waktu 18-36 jam.4. Saat ini, efikasi IFN telah diperbaiki dengan mengganti IFN standar dengan IFN terkonjugasi polietilen glikol (PEG-IFN, Pegylated-Interferon) yang lebih lambat eliminasi IFN lewat ginjal sehingga meningkatkan waktu paruh, menyebabkan konsentrasi plasma IFN lebih stabil, dan penurunan frekuensi injeksi dari 3 x menjadi 1 x seminggu.5. Saat ini terdapat 2 macam PEG-IFN yang berbeda kualitas dan kuantitas IFN terkonjugasi: 12 kDa PEG linear untuk IFN 2bdan40 kDa rantai cabang PEG untuk IFN 2a.6. PEG-IFN dua kali lebih baik dari pada non-PEG-IFN pada terapi HCV kronik.7. Saat ini efikasi PEG-IFN sedang dievaluasi untuk terapi HBV kronik.8. Dalam klinik. IFN digunakan pada berbagai kanker (melanoma, karsinoma sel ginjal, leukemia mielositik kronik, hairy cell leukemia, dan kaposis sarcoma.9. IFN- dalam kombinasi dengan ribavirin digunakan pada HCV.IndikasiDosis. Infeksi HBV.Dewasa: 5 MU/hari atau 10 MU/hari; anak 6 MU/m 3 x/minggu selama 4-6 bulan.Infeksi HCV.IFN- 2b monoterapi (3 MU subkutan 3 x/minggu). Umumnya terapi berlangsung 6 bulan, bahkan sampai 8-12 minggu untuk respon yang menetap. PEG-IFN 2a (180 g selama 48 minggu) yang memberikan respon lebih baik dari non-PEG-IFN. Efikasi PEG-IFN lebih baik jika ditambah ribavirin pada regimen terapinya.HIV.IFN juga menunjukkan efek anti-retrovirus. IFN- (3 MU 3 x/minggu) efektif untuk terapi trombositopenia oleh HIV yang disebabkan resistensi terhadap terapi zidovudin.Efek Samping1. Pada IFN- , flu-like symptoms, fatigue, leucopenia, dan depresi, anoreksia, rambut rontok, gangguan mood, iritabilitas. Pasien dengan IFN- harus dimonitor dan dievaluasi tiap bulan. Kira-kira 30% pasien dengan IFN- membutuhkan penurunan dosis dan 5% menghentikan obat premature karena efek samping.2. IFN juga dapat memperburuk pengobatan penyakit autoimun (tiroiditis)Efek Biologis IFNIFNDiproduksi olehWaktu diproduksi setelah stimulasiEfek Biologis

AlfaLeukosit4-6 hari1. Antivirus,2. Menghambat pertumbuhan sel normal dan maligna3. Meningkatkan aktivitas sel NK4. Meningkatkan ekspresi MHC kelas I5. Mempengaruhi diferensiasi sel

BetaFibroblastEpitelMakrofag4-6 hari1. Antivirus,2. Menghambat pertumbuhan sel normal dan maligna3. Meningkatkan aktivitas sel NK4. Meningkatkan ekspresi MHC kelas I

GammaLimfosit2-3 hari1. Antivirus,2. Menghambat pertumbuhan sel normal dan maligna3. Meningkatkan aktivitas makrofag4. Meningkatkan ekspresi MHC kelas I dan II5. Menginduksi sekresi sitokin lain dan bersama sotokoin lain meningkatkan sintesis Ig

Kontraindikasi:Usia >60 tahunAda riwayat gangguan psikiatri/ depresi beratKehamilanEpilepsyDM/ hipertensi/ penyakit kardiovaskuler tidak terkontrolAutoimunNeropenia