Kerja Etika Kristen
-
Upload
filzah-johamin -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of Kerja Etika Kristen
NIM : 102012491 Kode Mata Kuliah :
Nama Lengkap : Filzah Atikah binti Johamin
Nama Mata Kuliah : Etika Kristen
Fakultas : Kedokteran Nama Dosen : Willem Sopacua
Program Studi : Sarjana Kedokteran Jumlah Halaman : 9
Pernyataan Integritas Akademik
Saya menyatakan bahwa karya yang saya serahkan ini bebas dari plagiasi. Bagian-bagian yang saya kutip dari karya orang lain dan/atau yang merupakan hasil pemikiran orang lain sudah saya berikan catatan kaki dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sehingga tidak menimbulkan kerancuan pada diri pembaca. Apabila di kemudian hari terbukti ada plagiasi dalam karya ini, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku sesuai kebijakan Pusat Pengembangan Kepribadian Ukrida dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.
Peranan Etika Kristen dalam Pembentukan dan Pengembangan Pribadi
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi 2
Abstraksi 3
Isu Pembahasan 5
Kesimpulan 8
Daftar Pustaka 8
2
ABSTRAKSI
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di
mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di
bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri
bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang
duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama
dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah (atas orang-orang
durhaka)” (Kolose 3:1-6).
Etika Kristen adalah prinsip-prinsip yang disarikan dari iman Kristen yang menjadi penentu
kepada setiap tindakan manusia berdasarkan pada kehandak dan wahyu Allah seperti yang
terkandung dalam Alkitab. Alkitab di sini bukan sekedar daftar ‘perintah’ dan ‘larangan’ ia tutur
memberi instruksi terinci bagaimana hidup sebenar sebagai seorang Kristen. Alkitab mengajar
bagaimana menghidupi hidup sebagai Kristen. Namun, Alkitab tidak menguraikan segala situasi
yang kita akan hadapi dalam kehidupan kita secara eksplisit. Lantas, etika Kristen mendapat
gilirannya.
Misalnya, Alkitab tidak berbicara secara eksplisit mengenai penggunaan obat-obat terlarang,
namun berdasarkan prinsip-prinsip yang kita pelajari melalui Alkitab kita tahu bahwa itu salah.
Misalnya adalah Alkitab mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus dan kita harus
memuliakan Allah dengannya (1 Korintus 6:19-20). Lalu obat-obat terlarang mengakibatkan
kerusakan pada berbagai organ tubuh – kita tahu bahwa menggunakan obat-obat terlarang
adalah merusak bait Roh Kudus. Jelas bahwa hal itu tidak memuliakan Allah. Alkitab juga
memberi tahu kita bahwa kita harus mengikuti pemerintah yang Allah telah tempatkan (Roma
13:1). Mengingat natur obat-obat terlarang yang ilegal, penggunaannya berarti kita tidak
3
menaati pemerintah namun melawan mereka. Apakah ini berarti kalau obat-obat terlarang itu
dilegalisasi lalu berarti boleh? Tetap tidak karena melanggar prinsip pertama.
Prinsip-prinisp yang kita temukan dalam Alkitab orang-orang Kristen dapat menentukan dan
memilih jalan yang harus ditempuh dalam situasi apapun. Dalam kasus-kasus tertentu ini
merupakan hal yang sederhana, seperti peraturan hidup yang terdapat dalam Kolose 3. Dalam
kasus-kasus lain kita perlu menggali lebih dalam. Cara yang terbaik untuk melakukan hal ini
adalah dengan mendoakan Firman Tuhan. Roh Kudus mendiami setiap orang percaya dan bagian
dari peranan-Nya adalah mengajar bagaimana seharusnya kita hidup: “Tetapi Penghibur, yaitu
Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala
sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu”
(Yohanes 14:26). “Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari
pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-
Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu—dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta—dan
sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di
dalam Dia” (1 Yohanes 2:27). Ketika mendoakan Kitab Suci, Roh Kudus akan sentiasa
menuntun dan mengajar. Dia akan menunjukkan kita prinsip yang kita perlu pegang dalam
situasi tertentu lantas membantu kita membentuk pribadi dan mengambangkan pribadi menjadi
seorang Kristen yang lebih baik.
Walaupun Alkitab tidak membicarakan segala situasi yang terjadi dalam hidup kita, ia sudah
cukup untuk menghidupi kehidupan Kristen. Untuk kebanyakan hal hanya perlu melihat apa
yang dikatakan Alkitab dan mengikuti arah yang diberikan. Dalam kasus-kasus di mana Alkitab
tidak memberi petunjuk yang eksplisit untuk situasi tertentu, kita perlu melihat prinsip yang
melatarbelakanginya. Sekali lagi dalam kasus-kasus tertentu itu merupakan hal yang mudah.
Kebanyakan dari prinsip yang orang-orang Kristen ikuti adalah cukup untuk hampir semua
situasi. Dalam kasus yang langka di mana tidak ada petunjuk Kitab Suci yang eksplisit maupun
prinsip yang jelas, kita perlu bersandar kepada Allah. Kita mesti mendoakan Firman-Nya, dan
membuka diri kita kepada Roh-Nya. Roh Kudus akan mengajar kita dan menuntun kita dalam
Alkitab untuk mendapatkan prinsip yang kita perlu pegang sehingga kita dapat berjalan dan
hidup sebagaimana layaknya orang Kristen.
4
ISU PEMBAHASAN
Etika Kristen mampu memberi dampak positif dalm hidup seorang individu. Ia membantu
membentuk pribadi-pribadi berkualitas dalam diri manusia yang baik dan bisa dijadikan
pedoman oleh orang sekekeliling. Ia juga bisa mendorong orang sekeliling untuk tutut berusaha
memiliki pribadi yang baik. Oleh itu, etika Kristen memainkan peran yang penting dalam
pembentukan dan pengembangan pribadi.
Seperti yang diketahui semua, Yesus telah disalib untuk menghapuskan dosa-dosa dan agar
orang Kristen itu dapat masuk firdaus kerana mereka tidak bisa masuk ke firdaus kerana Allah
yang suci tidak dapat membiarkan dosa terlepas begitu sahaja tanpa dihukum terlebih dahulu.
Jika dosa itu ditanggung sendiri, sudah p-asti akan beroleh penderitaan di dalam neraka. Lalu,
Tuhan mengutus dan mengorbankan Yesusyang menanggung dosa-dosa orang-orang yang
percaya kepada Tuhan seperti seruan nabi Yohanes Pembaptis ketika melihat Yesus,“Lihatlah
Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29). Yesus dikorbankan sebagai
pengganti kita kerana Yesus itu sempurna dan suci dari dosa. Dia menanggung hukuman yang
sepantasnya kita tanggung, kematian. “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi
dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Korintus 5:21). Oleh karena
itu Yesus lebih dari sekedar seorang Nabi. Allah membuat Dia menjadi Juruselamat dan Tuhan
(Filipi 2:6-11).
Penyaliban Yesus ini memberi pengajaran kepada manusia dan mendorong manusia untuk
meninggalkan dosa sebagai apresiasi pengorbanan Yesus. Ini mampu melahirkan manusia yang
membenci dosa dan tidak melakukan dosa. Selain itu, ia juga merupakan pernyataan bahwa dosa
sangat dasyat sedang berlaku dalam masyarakat. Oleh itu, individu yang memiliki kesadaran
bukan hanya perlu membaiki diri tapi juga masyarakat sekeliling yang masih hidup bersama
dosa. Ia mengajar individu untuk membantu orang lain dan tidak mementingkan diri sendiri.
5
Dosa telah diwarisi dari Adam dan Hawa, khususnya dari Adam. Dosa dilukiskan dalam Alkitab
sebagai pelanggaran terhadap hokum Allah (1 Yohanes 3:4) dan pemberontakan melawan Allah
(Ulangan 9:7; Yosua 1:18). Karena ketidaktaatan Adam dan Hawa, dosa telah menjadi “warisan”
untuk seluruh manusia keturunan mereka. Roma 5:12 memberitahukan kepada kita bahwa
melalui Adam dosa telah masuk ke dalam dunia dan kematian diteruskan kepada semua manusia
karena semua orang telah berbuat dosa. Dosa yang diteruskan ini dikenal sebagai dosa warisan.
Dilahirkan sebagai orang berdosa mengakibatkan semuamanusia itu berdosa sejak dari ia dalam
Rahim ibu lagi sehinggalah lahir dan hidup di dunia. Dalam Roma 5:12: dosa masuk ke dalam
dunia melalui Adam, maut mengikuti dosa, maut menjalar kepada semua manusia, semua
manusia berdosa karena mereka mewarisi dosa dari Adam. Karena “semua orang berbuat dosa
dan kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23), kita memerlukan suatu korban yang suci tanpa
dosa dan sempurna untuk menghapuskan dosa-dosa kita. Syukurlah, Yesus Kristus adalah
Juruselamat dari dosa! Dosa kita telah disalibkan di salib Yesus, dan sekarang “di dalam Dia dan
oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih
karunia-Nya (Efesus 1:7). Allah, di dalam hikmat-Nya yang tidak terbatas, telah menyediakan
obat untuk dosa yang kita warisi, dan obat itu tersedia untuk semua orang: “Jadi ketahuilah, hai
saudara-saudara, oleh karena Dialah maka diberitakan kepada kamu pengampunan dosa” (Kisah
13:38).
Dalam kisah ini, dapat dilihat bahwa Allah itu sememangnya sangat memaafkan dan sayang akan
manusia sehinggakan Dia bisa menyucikan seluruh manusia dari dosa setelah Yesus disalib dan
manusia bisa ke Firdausi tanpa perlu dihukum di neraka terlebih dahulu sebelum bisa ke firdaus.
Manusia juga seharusnya menjadi seorang yang bisa berkorban untuk orang lain walaupun orang
lain itu bukan kerfabatnya, bukan sahabat atau bukan siapa-siapa pon dalam hidupnya. Manusia
bisa menjadi seorang yang mudah memaafkan tanpa berdendam dan melihat serta menghukum
pelaku kesalahan sebagai seorang yang pernah melakukan kesalahan. Selain itu, sifat sayang
juga penting kerana ia amat dekat sekali dengan memaafkan dan agar semua orang bisa hidup
bahgia.
Selain itu, etika Kristen juga menyuruh dan mengajak manusia menjauhi perkara-perkara buruk
dan perkara-perkara kejahatan seperti dalam Alkitab, “karena firman: jangan berzinah, jangan
membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman manapun juga, sudah tersimpul
6
dalam firman ini yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!” (Roma 13:9).
Larangan yang ternukil di Alkitab menunjukkan bahwa Kristen melarang sekeras-kerasnya
perkara buruk dan mengajak penganut Kristen untuk melakukan perkara-perkara kebaikan.
Pengetahuan tentang agama dan etika Kristen sememangnya mampu mencegah dan
menghapuskan dampak-dampak perkara negative.
Alkitab juga ada menyatakan bahwa, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang
kekal?” Yesus menjawab bahwa pemimpin itu harus menjual segala miliknya, membagi-bagikan
hasilnya kepada orang-orang miskin dan mengikut Yesus. Tetapi orang itu menjadi amat sedih
sebab ia sangat kaya (Lukas 18:18-27). Ayat ini jelas menunjukkan bahwa seseorang itu
sepatutnya tidak mencintai dunia dan seisinya sehingga dunia adalah prioritasnya lantas
melupakan dan membelakangkan tanggungjawab kepada Allah dan amanah sebagai seorang
yang hidup berpegang pada Kristen. Ayat ini juga menyuruh dan menyeru manusia agar tidak
sombong bila mereka senang dan hidup sebagai orang yang kaya, tidak melupakan mereka yang
kurang bernasib baik.
Dalam Alkitab juga disebut “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu
bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri.”Efesus 2:8-9. Ayat ini mengingatkan dan mengajar manusia untuk tidak
angkuh, sombong dan riak. Sesungguhnya semua perkara-perkara yang terjadi adalah dari Allah.
Segala kesenangan dan nikmat yang diperoleh manusia adalah hasil kurniaan Allah. Walau
seseorang itu berusaha, tetapi jika tidak diizinkan Allah, sesungguhnya dia itu tidak akan
memperoleh kejayaan. Semua yang terjadi atas kekuasaan dan kehendak Allah.
Etika Kristen juga mengajar manusia kepribadian yang baik-baik lantas melahirkan manusia
yang memiliki kualitas yang tinggi lalu meletakkan manusia di tempat yang pantas bagi manusia
iaitu sebagai citra Allah yang terbaik. Etika Kristen membentuk manusia yang tidak suka perkara
yang tidak baik , seperti berbohong, malas, mencuri dan lain-lain. Jika manusia tidak melakukan
perkara-perkara ini, pasti dunia ini akan aman dan bisa menjadi tempat yang lebih baik untuk
semua manusia. Kerana semua orang akan sentiasa melakukan perkara-perkara baik lantas semua
unsur-unsur kejahatan di dunia bisa terhapus dan terus lenyap dari muka Bumi.
7
Seseorang yang mengamalkan, mengaplikasikan dan menerapkan ilmu-ilmu etika Kristen dalam
hidupnya sudah pasti akan membentuk dan mengembangkan pribadi yang baik. Dengan
pribadinya yang baik, bukan hanya sekadar dia bisa menjadi baik tetapi juga kebaikan itu bisa
dijadikan contoh masyarakat. Dia bisa menjadi aspirasi kepada masyarakat, mempengaruhi dan
membawa semua orang kea rah kebaikan dan pribadi-pribadi baik dapat dihasilkan pada orang
lain yang berasakan agama dan etika Kristen. Pada Matius 22:37-40 “Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan
kitab para nabi." Etika kristen jelas menyeru dan menyuruh manusia menjadikan kasih sebagai
sikap yang harus mewarnai setiap pernuatan dan kata-kata manusia.Kebencian harus dijauhi
kerana ianya bisa menyebabkan hidup manusia dan masyarakat berantakan dan rusak.
“Karena Tuhan Allah kita kudus maka kita harus kudus” pada Imamat 19:2. Melalui ayat ini,
Alkitab jelas menekankan bahwa manusia itu harus sentiasa berusaha dan memastikan kesucian
diri. Bukan hanya sekadar memiliki pribadi yang bagus tetapi juga harus menjaga ibadah
kepadaNya. Pribadi yang baik akan membantu kita dan meletakkan kita sentiasa dalam kasih
sayang dan lindungan Allah.
8
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan, etika Kristen sememangnya sangat dibutuhkan dan penting dalam proses
pembentukan dan perkembangan pribadi seorang individu. Etika Kristen membentuk manusia
sesuai dengan wahyu Allah yang terdapat di dalam Alkitab. Disamping membentuk pribadi diri
sendiri, individu tersebut juga bisa mengembangkan pribadi baik kepada masyarakat. Atas sebab
itu, etika Kristen harus dijadikan tunjang dalam membentuk pribadi seseorang agar pribadi yang
terbina mampu memberi manfaat kepada dunia dan seisinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.gotquestions.org/Indonesia/etika-Kristen.html
2. Malcolm Brownlee. 1991. Pengambilan Keputusan Etis dan Faktor-faktor di dalamnya. Jakarta : BPK Gunung Mulia Jakarta.
3. Douma, J. 2007 Kelakuan yang Bertanggungjawab : Pembimbing ke dalam Etika
Kristen / oleh J. Douma ; diterjemahkan oleh D. J. Zanbergen. Jakarta, Gunung Mulia:
PT Intan Sejati Klaten
9