Kerangka Acuan Kerja Perpustakaan Umum ( Rizki Nimas Exacti )

download Kerangka Acuan Kerja Perpustakaan Umum ( Rizki Nimas Exacti )

of 53

description

kerangka acuan kerja perpustakaan umum kota malangmata kuliah Desain Arsitektur AkhirJurusan Teknik Arsitektur Universitas Brawijaya

Transcript of Kerangka Acuan Kerja Perpustakaan Umum ( Rizki Nimas Exacti )

Desain Arsitektur AkhirPembangunan Education Malang Library Kerangka Acuan Kerja (KAK)

OlehNama : Rizki Nimas Exacti NIM : 105060501111044Dosen Pembimbing : Tito Haripradianto, ST.MT

Jurusan ArsitekturFakultas TeknikUniversitas BrawijayaFebruary 2014

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR3DAFTAR TABEL 4BAB 1 PENDAHULUAN 51.1 Gambaran Umum51.2 Gambaran Khusus 71.2.1 Sejarah Tapak 71.2.2 Sejarah Fungsi 81.2.3 Kondisi Tapak dan Lingkungan Eksisting101.2.4 Kondisi Iklim dan Geografis14B. PROGRAM UMUM182.1 Rencana Pembangunan 182.2 Program Internal Berdasarkan Standar202.3 Aspek Bangunan 282.3.1 Aspek Tapak Berdasarkan Peraturan Kota 282.3.2 Aspek Lingkungan 302.3.3 Aspek Manajemen 312.3.4 Aspek Tekno Ekonomi 332.3.5 Aspek Teknis dan Tekonologi 34

C. PRODUK YANG DIHARAPKAN35D. LINGKUP KEGIATAN 36E. LAMPIRAN40DAFTAR PUSTAKA50

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pola ruang tata Kota Malang 20307Gambar 1.2 Perpustakaan Kota Malang9Gambar 1.3 tapak dalam konteks kota10Gambar 1.4 Peta Lokasi Tapak11Gambar 1.5 Peta Lokasi Tapak format Line Drawing11Gambar 1.6 Gambar eksisting bangunan kawasan tapak12Gambar 1.7. menuju kota Batu11Gambar 1.8 menuju kota surabaya13Gambar 1.9 menuju kota pasuruan13Gambar 1.10: gambar tapak beserta ukuran 14Gambar 1.11 Foto panorama view tapak ke dalam dari sisi Timur14Gambar 1.11: kondisi tapak dari jalan seberang15Gambar 1.12: kondisi tapak dari arah timur15Gambar 1.13: kondisi tapak dari arah Matos15Gambar 1.14: kondisi tapak dari arah Matos15Gambar 1.15: kondisi jalan Veteran dari depan tapak15Gambar 1.16 : view Tapak 16Gambar 1.17 Akses menuju tapak adri arah perumahan16Gambar 1.18 Akses menuju tapak adri arah perumahan16Gambar 1.19 : foto kondisi eksisting dalam tapak. Terdapat bekas kolam16Gambar 1.20 : foto kondisi eksisting dalam tapak17Gambar 2.1 : . Standar sirkulasi dan perabot perpustakaan21Gambar 2.2: .pola aktifitas pengunjung21DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Sekolah di Kecamatan Malang5Tabel 2 keterangan jarak tapak ke kota terdekat14Tabel 3 Rencana pengembangan fasilitas pendidikan skala lingkungan kelurahan16Tabel 3 Rencana pengembangan fasilitas pendidikan skala lingkungan kelurahan19Tabel 4 Rencana pembangunan Jangka Menengah bidang Perpustakaan20Tabel 5 Jenis aktivitas yang dilakukan pengunjung perpustakaan21Tabel 5 Jenis aktivitas yang dilakukan pengelola perpustakaan22Tabel 6 : Persyaratan Kuantitatif Ruang Perpustakaan27Tabel 7 : Persyaratan Kualitatif Ruang Perpustakaan27Tabel 8 : Time schedule39

BAB I Pendahuluan

1.1 Gambaran UmumDi zaman ini, pendidikan sudah menjadi kebutuhan primer dan hak setiap individu agar bisa menjadi bekal di masa depan. Selain itu pendidikan menjadi sangat penting karena merupakan akar dari peradaban.Kota Malang adalah kota terbesat kedua di Jawa Timur setelah ibukota provinsi Surabaya. Saat ini Kota Malang mengalami perkembangan kota yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Dilihat dari perkembangannya, Kota Malang saat ini sudah terkenal dengan potensi pariwisata dan budayanya. Selain itu Kota Malang pun dikenal sebagai kota pelajat-nya Jawa Timur. Julukan tersebut dikarenakan kota Malang memiliki sejumlah perguruan tinggi yang terkenal sehingga jumlah pelajar di kota tersebut semakin banyak dari tahun ke tahun. Di tahun 2013 tercatat terdapat lebih dari 60 perguruan tinggi negeri atau swasta yang ada di Kota Malang dan sejumlah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Akhir (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA).

Tabel 1 : Jumlah Sekolah di Kecamatan MalangSumber : Diknas Kota Malang 2013

Dari peningkatan jumlah pelajar di kota Malang menunjukan bahwa kepedulian masyarakat akan pentingnya pendidikan semakin meningkat. Pelajar yang berada di kota Malang tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja, namun hampir seluruh Indonesia. Maka dari itu, pembangunan fasilitas dan sistem pendidikan pun harus mampu mendukung kebutuhan para pelajar sebagai tanda pedulinya kota malang akan pentingnya pedidikan.Kota Malang perlu untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas pendidikannya. Untuk menunjang sarana pedidikan tidak hanya membutuhkan tempat belajar yang formal contohnya sekolah namun juga sarana lain seperti perpustakaan, museum, dan pusat penelitian. Perpustakaan umum yang berada di Malang hanya terdapat satu perpustakaan. Berdasarkan Kamus Umum Indonesia, perpustakaan berfungsi sebagai salah satu fasilitas pendidikan yang menyedikan materi kepustakaan dan informasi bagi seluruh masyarakat untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, informasi dan rekreasi. Perpustakaan sangat bermanfaat dalam bidang pendidikan bagi masyarakat umum. Namun dimasa sekarang, kemajuan teknologi terutama internet menjadi hal yang mengubah kebiasaan masyarakat. internet tidak bisa dikatakan hal buruk, namun banyak dari masyarakat saat ini menjadi enggan pergi ke perpustakaan untuk kebutuhan informasi karena lebih mudah dan cepat menggunakan internet. Disisi lain hobi membaca masyarakat Indonesia saat ini mulai menurun. Dan hal hal tersebut mempengaruhi pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Semakin berkurangnya minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan umum adalah koleksi buku-buku yang dimiliki perpustakan umum hanya terbitan lokal. Padahal saat ini pelajar dan masyarakat memerlukan buku dari luar negeri untuk menambah informasi. Presentase jumlah mahasiswa di Kota Malang semakin meningkat setiap tahunnya. Sudah diketahui bahwasanya kota Malang memiliki generasi-generasi muda yang kreatif. Ditandai dengan bermunculnya komunitas- komunitas yang berperilaku positif. Namun sayangnya para generasi ini tidak memiliki wadah untuk menyalurkan ide-ide dan kegiatan kreatif mereka. Menurut SNI 2009 menyatakan bahwa sebuah perpustakaan juga merupakan sebuah instansi yang mendukung kepentingan budaya dan rekreasi. Perpustakaan kota saat ini belum mampu untuk mewadahi kegiatan tersebut. Maka dari itu perlu adanya perbaikan perpustakaan seperti pemindahan lokasi perpustakaan dan fisik bangunan.Lokasi perpustakaan yang berada di daerah konservasi menjadi sebuah kendala dalam perbaikan fisik bangunan, lokasi lain yang lebih strategis. Selain itu penambahan penambahan ruang sebagai sarana kegiatan generasi muda agar masyarakat bisa lebih tertarik untuk datang ke perpustakaan untuk edukasi dan rekreasi. Seharusnya lokasi perpustakaan berada dekat dengan pusat kegiatan seperti kawasan pendidikan, pusat perbelanjaan, kantor dan lain-lain. Koridor jalan Veteran adalah salah satu lokasi yang strategis, dimana koridor jalan tersebut berada di dekat pusat kota Malang dan berada di kawasan pedidikan. Selain itu koridor jalan Veteran terdapat pula fasilitas perdagangan dan jasa, seperti Matos dan Mx mall. Dengan mendirikan sebuah perpustakaan yang mendukung fasilitas pendidikan dan juga mewadahi kegiatan para generasi muda kreatif, dapat meningkatkan pendidikan dikota itu sendiri.

1.2 Gambaran Khusus1.2.1 Sejarah TapakTapak berada di kawasan jalan Veteran, kota Malang, Jawa Timur. Tepatnya berada di sebelah barat bangunan Malang Town Square (Matos). Di tahun 1962, ditetapkan bahwa kota Malang sebagai kota industri, pariwisata, dan pendidikan. Berdasarkan RDTRK Malang pasal 11 tentang Rencana Skala Pelayanan Kegiatan, koridor jalan Veteran merupakan pusat pendidikan untuk wilayah Kecamatan Klojen. Pada awalnya jalan Veteran memang diperuntukan untuk kawasan pendidikan. Maka terdapat beberapa perguruan tinggi yaitu Universitas Brawijaya dan Universitas Negeri Malang dan beberapa bangunan sekolah lainnya.

Gambar 1.1 : Pola ruang tata Kota Malang 2030 Sumber : RDTRK kota Malang

Namun pada tahun 2011, peraturan daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Malang pada paragraf III pasal 28 menetapkan koridor jalan Veteran juga dikembangkan sebagai sub pusat pelayanan kota bidang perdagangan jasa. Mulai bermunculannya bangunan komersil seperti Matos, MX Mall, hotel Swiss Bell-in, sportclub Ub dan sebagainya.

1.2.2 Sejarah FungsiMenurut Undang-Undang Perpustakaan pada Bab 1 Pasal 1 menyatakan Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam, mengelolanya dengan cara khusus dan memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya dengan beragam cara interaksi pengetahuan. Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah. Perpustakaan umum dikenal dengan sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi dan dimanfaatkan oleh masyarakat.(sumber: id.wikipedia.org).Pembangunan perpustakaan di Indonesia sudah mulai sejak era sebelum penjajahan. Masa masuknya bangsa barat, awal mulanya perpustakaan didirikan untuk menunjang program penyebaran agama. Perpustakan yang paling awal berdiri di Indonesia adalah perpustakaan gereja di Batavia dibangun tahun 1643. Pada tanggal 25 April 1778 Setelah melewati beberapa era pada tahun 1948 pemerintah mendirikan Perpustakaan Negara Republik Indonesia di Yogyakarta. Banyaknya permasalahan yang dihadapi merupakan salah satu kendala yang mengakibatkan lambatnya perkembangan perpustakaan di Indonesia. Pada saat kondisi Negara mulai mapan, pada tahun 1950-1960 pemerintah RI mulai mengembangkan perpustakaan melalui Taman Pustaka Rakyat/TPR (Sumiati dan Arief, 2004). Pada tahun 1956, berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 29103, Perpustakaan Negara didirikan di beberapa wilayah di Indonesia. Adapun tujuan pendirian perpustakaan tersebut dimaksudkan antara lain untuk membantu perkembangan perpustakaan dan menyelenggarakan kerjasama antar perpustakaan yang ada.. Pada tahun 1969 dialokasikan dana untuk mendirikan Perpustakaan Negara di 26 provinsi. Lembaga tersebut difungsikan sebagai Perpustakaan Wilayah, di bawah binaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Seiring berlakunya otonomi daerah, berdasarkan keputusan Presiden RI No.67 Tahun 2000, Perpustakaan Nasional Provinsi merupakan perangkat daerah dengan sebutan Perpustakaan Umum Daerah. Mulai saat itu penyelenggaraan perpustakaan diserahkan kepada kebijakan Pemerintah Daerah masing-masing. Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, diharapkan perkembangan perpustakaan di Indonesia menjadi semakin meningkatPerpustakaan Kota Malang merupakan sumbangan dari OPS Rokok Kretek yang selesai dibangun tanggal 17 Agustus 1965 lalu diserahkan dan diresmikan oleh Pemda Kodya Dati II Malang tanggal 17 Agustus 1966, karena kota Malang membutuhkan perpustakaan maka gedung tersebut dipergunakan Kantor Perpustakaan Malang. (sumber: digilib.malangkota.go.id). Perpustakaan Kota Malang sendiri merupakan perpustakaan yang selalu ramai. Jumlah pengunjung dalam sehari bisa mencapai 200 pengunjung, hal ini juga didukung oleh jumlah mahasiswa yang banyak di kota Malang.Dari data yang didapatkan oleh Perpustakaan Kota Malang ini, maka Malang dapat dikategorikan sebagai kota yang memiliki jumlah peminat baca cukup tinggi.

Gambar 1.2 : Perpustakaan Kota Malang (sumber: adaapadimalang.blogspot.com)

1.2.3 Kondisi Tapak dan Lingkungan Eksisting

Gambar 1.3 : tapak dalam konteks kota Sumber: Google Earth

Landmark kota :A:Alun-Alun Kota MalangB:Alun-Alun Tugu C:Stadion GajayanaD:MOG (Mall Olympic Garden)E:Museum Brawijaya F:Balai Kota

Gambar 1.4 : Peta Lokasi Tapak Sumber: dokumen pribadi

Gambar 1.5 : Peta Lokasi Tapak format Line DrawingSumber: dokumen pribadi

Landmark Sekitar Tapak

Gambar 1.6 : Gambar eksisting bangunan kawasan tapakSumber: dokumen pribadi

Keterangan : Tapak : Universitas Brawijaya: Taman Makam Pahlawan

:UNM: SMPN 8 Malang: SMAN 8 Malang

: MATOS: MX MALL: SWISS BELINN HOTEL

Lokasi tapak perancangan perpustakaan ini terdapat di koridor jalan Veteran, Malang. Tapak sebelah barat berbatasan langsung dengan Malang Town Square. Luas tapak 1Ha, dengan KDB 80% 90% dan KLB 13 Lantai. Pada kawasan koridor jalan ini terdapat beberapa bangunan pendidikan seperti Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang (UNM), SMP Negeri 4, SMAN 8, MAN 3 Malang. selain bangunan pendidikan terdapat kantor dians pendidikan kota Malang dan beberapa bangunan Komersial, seperti Matos, MX mall, hotel Swiss Bell-in, Sportclub House, dan lain lain.

Gambar 1.7: menuju kota Batu Sumber: Google MapsArah menuju kota terdekat dari tapak

Keterangan:Tapak kota Batu Dapat melalui jalan Jln Ir. SoekarnoJln Raya SubersekarJalan Raya Kedawun Ngijo

Gambar 1.8: menuju kota Surabaya Sumber: Google Maps

Keterangan:Tapak kota SurabayaDapat melalui jalan Jl. Nasional 23 dan Jl. Tol Sby-GempolJl. Nasional 15

Gambar 1.9: menuju kota PasuruanSumber: Google Maps

Keterangan:Tapak kota PasuruanDapat melalui jalan Jl. Nasional 23 dan Jl. SambisirahJl. Nasional 15

1.2.4 Kondisi Iklim dan GeografisKoordinat tapak 7o5726,39 LS dan 112o3710,92o BTJarak dari pusat kota: 4 km. Jarak menuju kota terdekat (kota Batu) : 15 km. Suhu Udara : 22,7C 25,1C.Kelembaban : 79% 86%.Jarak menuju kota terdekat (kota Batu) : 15 km. Seperti daerah daerah lainnya Kota Malang memiliki putaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau. Hasil dari pengamatan stasiun Klimatologi Karangploso curah hujan yang lumayan tinggi terjadi antara bulan Desember sampai April. Sedangkan antara bulan Juni- November curah hujan relatif rendah (wikipedia,2013)Tapak merupakan lahan kosong tidak berkontur. Pada bagian utara tapak terdapat bekas kolam renang yang terbengkalai. Tanah berupa tanah humus, vegetasi tapak berupa rumput liar dan pohon pisang, pohon palem dan bungur.

Gambar 1.10: gambar tapak beserta ukuranSumber: dokumen Pribadi

Dari tapak dapat menuju ke beberapa kota terdekat

Tabel 2 : keterangan jarak tapak ke kota terdekatFoto-foto panoramik dilihat dari seberang jalan

Gambar 1.11: kondisi tapak dari jalan seberang

Gambar 1.12: kondisi tapak dari arah timur

Gambar 1.13: kondisi tapak dari arah Matos

Gambar 1.14: kondisi tapak dari arah Matos

Foto panoramik bangunan seberang jalan dari view tapak

Gambar 1.15: kondisi jalan Veteran dari depan tapak

Gambar 1.16: view dari tapak

Foto sekitar tapak terkait kondisi eksisting tapak

Gambar 1.17 dan 1.18 : Akses menuju tapak adri arah perumahan

Tapak terletak di depan suatu permukiman atau perumahan. Foto diatas dalah foto situasi jalan menuju tapak dari arah perumahan atau arah tapak. Kondisi semua jalan yang melewati tapak sudah diaspal. Selain berbatasan dengan perumahan tapak ini juga berbatasan dengan Matos Mall.

Gambar 1.19 : foto kondisi eksisting dalam tapak. Terdapat bekas kolam

Gambar 1.20 : foto kondisi eksisting dalam tapak

BAB II PROGRAM UMUM

Di Indonesia perpustakaan dianggap hanya sebagai tempat penyimpanan buku, dimana pengunjungnya bisa membaca dan meminjam buku tersebut. Pada kenyataannya arti perpustakaan lebih luas, perpustakaan tidak hanya mengkoleksi buku-buku saja, perpustakaan menkoleksi segala media-media yang menyimpan informasi pembelajaran. Perpustakaan juga menyediakan kebutuhan masyarakat akan informasi untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, dan rekreasi (SNI 2009). Perpustakaan umum di Indonesia yang terbatas hanya mengkoleksi buku-buku terbitan lokal saja, membatasi masyarakat untuk belajar dari luar.Kekurangan perpustakaan Indonesia dibanding dengan perpustakaan negara maju, juga pada sistem dan fasilitas yang kurang beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Saat ini indonesia membutuhkan sebuah perpustakaan dengan jenis dan jumlah pustaka yang lebih baik dan menyediakan fungsi atau fasilitas yang menarik masyarakat untuk minat membaca. Dasar pemograman dalam pembuatan program ruang perpustakaan didasari dari standar perpustakaaan yang ditetapkan oleh pemerintah serta sumber lain seperti neufert, time saver standart, dan lain-lain.

2.1 rencana pengembangan / pembangunan

Malang sebagai kota pendidikan dan kota pelajar dengan jumlah mahasiswa yang makin bertambah dari tahun ke tahun, memperlihatkan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap pendidikan telah meningkat. Namun jumlah tersebut tidak secara pasti menunjukan tingkat pendidikan masyarakat di kota Malang. Perpustakaan adalah fasilitas pendidikan yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Konsep pembangunan yang diwacanakan akan digunakan untuk pembangunan Perpustakaan ini adalah sebagai berikut:a. Gedung Utama Perpustakaanb. Gedung kantor utamac. Food courtd. Taman penunjang aktivitas ruang luarPada kawasan koridor jalan Veteran sendiri sudah terdapat beberapa instansi pendidikan mulai dari TK hingga jenjang perguruan tinggi . Pembangunan perpustakaan dan taman yang dapat dijadikanruang diskusi publik diharapkan menjadi salah satu fasilitas penunjang pendidikan yang berada di kawasan tersebut. Selain menjadi penunjang pendidikan, adanya perpustakaan yang memadai fasilitasnya diharapkan mampu mewadahi minat baca masyarakat Malang yang cukup tinggi khususnya bagi para pelajar. Ada pun penambahan fasilitas dari standar perpustakaan seperti gedung kantor utama dan food courtdi harapkan mampu menghidupkan ekonomi kawasan sekaligus menjadi sarana bagi para pengunjung ketika mengunjungi perpustakaan. Berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan SNP 003:2011 secara garis besar ruang-ruang yang diperlukan seperti berikut;

Tabel 3 : Rencana pengembangan fasilitas pendidikan skala lingkungan kelurahan

Tabel 4 : Rencana pembangunan Jangka Menengah bidang Perpustakaan Sumber : data BAPPEDA kota Malang

Data tersebut menjelaskan pengembangan perpustakaan melalui rencana pengembangan jangka waktu 5 tahun dari tahun 2008 hingga 2013. Menunjukan bahwa sebenarnya tidak ada recana untuk penambahan jumlah perpustakaan umum oleh pemerintah. Pemerintah mengutamakan dalam meningkatkan layanan fasilitas perpustakaan.

2.2 Program Ruang Internal Berdasarkan StandarBerdasarkan BSN 2009 (Badan Standarisasi Nasional) yang memuat tentang kebutuhan ruang perpustakaan, meliputi: a. Ruang koleksi dan layanan, area koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruangan koleksi dan baca anak-anak, dewasa, koleksi buku, non buku, ruang majalah, dan ruang koleksi muata lokalb. Ruang khusus, seluas 30% yang terdiri dari ruang teknologi informasi dan komunikasi serta multimedia, ruang manajemen perpustakaan keliling.c. Ruang staf, ruang seluas 25% terdiri dari ruang kepala, administrasi, ruang pengadaan, dan pengorganisasian materi perpustakaan.Aktivitas pelaku dan kebutuhan ruang yang terjadi di perpustakaan dari hasil analisa dari Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum 2011.a. Pengunjung Pelaku AktifitasAktifitasKebutuhan Ruang

PengunjungMemperoleh informasi

Hall Lobby

MenungguRuang Tunggu

Menitipkan barang (tas, payung, dan barang-barang lain yang tidak diperbolehkan masuk)Ruang penyimpanan barang

Meminjam dan mengembalikan bukuRuang peminjaman

Mencari informasi letak dan ketersediaan buku yang akan dipinjamRuang katalog digital

Menemukan buku-buku baru atau rekomendasiRuang koleksi baru

Mencari buku Ruang koleksi khusus

Mengerjakan tugas dan berdiskusiRuang baca terbuka

Mengerjakan tugas dengan akses internetRuang Multimedia

Membaca buku-buku anak dan berdiskusiRuang koleksi anak

Pemutaran video atau filmRuang Audiovisual

Meminjam buku dan mengerjakan tugasRuang membaca individu

Rekreasi membaca tanpa mengerjakan tugas tertentuRuang membaca santai

SholatMusholla

MakanKantin/Foodcourt

Menghadiri acara/event tertentu Auditorium

Buang air besar/kecilToilet

Mencari referensiRuang koleksi referensi

Membeli bukuToko Buku

Memfotokopi buku yang diperlukanRuang Fotokopi

Tabel 5 : Jenis aktivitas yang dilakukan pengunjung perpustakaan Sumber : analisa dari Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum 2011

b. Staff dan pengelola Pelaku AktifitasAktifitasKebutuhan Ruang

StaffMemberikan informasi kepada pengunjungLobby

Menyimpan barang yang dititipkanRuang Penyimpanan Barang

StaffMeminjamkan dan melayani pengembalian bukuRuang peminjaman

Menyimpan buku-buku khusus, rekomendasi, atau baruRuang koleksi khusus

Menata buku-buku yang baru dibaca atau dikembalikanRuang koleksi

Menyimpan koleksi dalam format digitalRuang Audiovisual

Melakukan pengecekan rutin terhadap komputer bagi pengunjungRuang Multimedia

Melayani fotokopi bagi pengunjungRuang fotokopi

SholatMusholla

IstirahatRuang staff

Melakukan pengawasan dan menjaga ketertiban pengunjungRuang keamanan

Pengolahan koleksi perpustakaanData Entry Room

Pemeliharaan koleksiRuang perawatan

Pekerjaan administrasi atau keuanganRuang administrasi

Buang air besar/kecilToilet

Menyimpan buku-buku yang telah disortir dan akan dimasukkan ke rakGudang buku

Menyiapkan makanan dan minumanPantry

Menyimpan alat-alat kebersihanRuang janitor

Melakukan bongkar muat barang bagi perpustakaanRuang bongkar muat

PengelolaMelakukan rapatRuang rapat

Berkegiatan kantor terdiri dari bidang-bidang tertentu. Ruang pengelola

SholatMusholla

Buang air besar/kecilToilet

Tabel 5 : Jenis aktivitas yang dilakukan pengelola perpustakaan Sumber : analisa dari Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum 2011

c. Standar sirkulasi dan perabot perpustakaan

Gambar 2.1 : . Standar sirkulasi dan perabot perpustakaan Sumber: Data Arsitek Jilid 2Sumber: Google Maps

Besaran Ruang Berdasarkan AnalisisRuangStandarSumberKapasitasPerhitunganLuas

Hall0,8 m2/orgNAD2500,8x250200 m2

Ruang Informasi2,75 m2/komputerAllan Konya2502,75x250687.50 m2

R. Penitipan Barang0,2 m2/orgNAD10000,2 x 1000200 m2

R. Koleksi Umum10 m2 = 1000 eksStudi Banding921.20110 x 921201/10009,21 m2

R. Baca Koleksi Umum2,7 m2/ orgTSS11492,7 x 11493,10 m2

R. Koleksi umum anak15 m2 = 1000 eksStudi Bandung49927710 x 499277/10004,99 m2

R. Baca Koleksi Anak3 m2 / orgTSS6232,75 x 6231713.25 m2

R. Komputer Dewasa2,75 m2/komAllan Konya3992,75 x 3991.097.25 m2

R. Komputer Anak2,75 m2/komAllan Konya2012,75 x 201552,75 m2

Ruang Multimedia10 m2= 10.000 kepingStudi Banding779410 x 7794/10.0007.79 m2

Ruang Audiovisual20%Godfrey F8768 20%X87681,753.60 m2

Toilet1,5 m2/ unitStudi Banding40 unit1,5 x 4060.00 m2

Ruang serbaguna2 m2/orgKonya7502x7501,500.00 m2

Toko buku10 m2= 1000 eksStudi Banding30.000 bk/1000300.00 m2

R. FotokopiMesin 70%F205X20100.00 m2

Caf1 m2 orangKonya1240.4600x70%1,240.40

Mushola1 m2/orangStudi Banding2001x200200.00 m2

ToiletUnitStudi Banding201,5x2030.00 m2

Gudang Buku6 m2/volStudi Banding10000100 m2

R. Perawatan6m2/volSudi Banding100006x(1000/600) 2 x 20 + 20100 m2

Ruang Istirahat2m2/orgStudi Banding20 org% sirkulasi48 m2

Loading DockStudi Banding120 m2

Pantry1,5 m2Studi Banding501,5x5075 m2

R. Rapat2 m2/orangNAD1002x100200m2

Luas Total Bangunan10.301,94 m2

(Sumber: thesis.binus.ac.id)Pola Aktifitas di Dalam Ruang Berdasarkan Analisaa. Pengunjung

DatangMenitipkan barang bawaanMengisi buku kunjunganMencari informasiDuduk dan membaca bukuBrowsing internetMeminjam koleksiMengambil barang bawaanpulang

Gambar 2.2 : . pola aktifitas pengunjungSumber: analisaSumber: Google Maps

b. Staf dan Pengelola

Datang Bersiap untuk bekerjaRapat pengelolaBekerja di masing masing tempatIstirahat Bersiap-siap pulang Pulang

Gambar 2.3: . pola aktifitas staffSumber: analisaSumber: Google Maps

Pola Hubungan Ruang Berdasarkan Analisisa. Pola hubungan Massa Perpustakaan

FoodcourtTamanGedung PerpustakaanParkiranPintu MasukPintu KeluarKantor PengelolaGudangPintu Masuk dan Keluar Service

Gambar 2.4: . pola hubungan masa perpustakaanSumber: analisaSumber: Google Maps

b. Pola Hubungan Ruang dalam Perpustakaan

Gambar 2.5: . pola hubungan ruang perpustakaanSumber: Ernst Neufert, 1996Sumber: Google Maps

Persyaratan Kuantitatif Ruang Perpustakaan UmumNama RuangPersyaratan

R. Koleksi dan layananArea koleksi memiliki 45% dari luas bangunan, ruang koleksi terdiri dari:a. Ruang koleksi anakb. Ruang koleksi dewasac. Ruang koleksi bukud. Ruang koleksi non bukue. Ruang majalanf. Ruang koleksi muatan lokal

Ruang khususRuang khusus seluas 30% dari luas bangunan terdiri dari:a. Ruang teknologi informasi dan komunkasib. Ruang multimediac. Ruang manajemen perpustakaand. Ruang serbaguna

Ruang StaffRuang staff perpustakaan yaitu 25% terdiri dari:a. Ruang kepalab. Ruang administrasic. Ruang pengadaan dan pengorganisasian

Tabel 6 : Persyaratan Kuantitatif Ruang PerpustakaanSumber:Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum RI 2011

Persyaratan Kualitatif Ruang PerpustakaanAspekKeterangan

Sistem Pencahayaana. Dibutuhkan pencahayaan meratab. Pencahayaan minimum yang diperlukan untuk ruang perpustakaan adalah sekitar 200 lux.c. Penggunaan sumber cahaya alami perlu dimaksimalkan untuk penerangan di siang harid. Cahaya matahari tidak boleh langsung menyinari koleksi perpustakaan karena dapat menyebabkan koleksi cepat rusak

Penghawaana. Idealnya ruang perpustakaan memiliki suhu 20-40C dan kelembaban berkisar 40-60%b. Penataan rak buku harus dipikirkan agar tidak mengganggu ventilasi

Arsitektural (Interior)a. Pada bagian anak-anak dapat digunakan warna yang cerahb. Warna-warna yang perlu dihindari adalah warna yang terang/menyilaukan karena akan menganggu kenyamanan dalam membaca dan mengakses informasi lain. c. Warna-warna gelap seperti hitam, abu-abu gelap atau coklat tua juga sebaiknya dihindari karena akan membuat kesan ruang lebih sempit.

Aksesbilitasa. Ruang perpustakaan harus dapat dicapai dengan mudah, sebaiknya di lantai dasar bangunan. Perlu dipertimbangkan akses oleh pengguna kursi rodab. Ukuran rak harus disesuaikan dengan penggunac. Petunjuk-petunjuk yang ada di dalam ruang perpustakaan harus dapat terlihat dengan mudahd. Tata letak perabot dalam perpustakaan tidak boleh mempersulit gerak bagi perpustakaan.

Tabel 7 : Persyaratan Kualitatif Ruang PerpustakaanSumber:Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum RI 2011

2.3 Aspek Bangunan2.3.1 Aspek Tapak Berdasarkan Peraturan Kota/KawasanLokasi terpilih terletak pada Jalan Veteran, Kecamatan Klojen. Dimana pada kecamatan tersebut merupakan wilayah kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi diantaea kecamatan lain. Berdasarkan RTRW Kota Malang tahun 2001-2010 pemanfaatan lahan di kecamatan tersebut diarahkan pada: Pusat perdagangan regional Pusat pemerintahan kota Malang Pusat pendidikan skala nasional Pusat pelayanan kesehatan skala regional Permukiman

Gambar 2.6: RDTRK Malang Tengah, pola rencana struktur ruangSumber: Sumber: Google Maps

Melalui ketentuan peraturan kota Malang disebutkan bahwa terdapat adanya rencana pembangunan yang memang sesuai dengan fungsi dari lokasi rapak tersebut yaitu adanya rencana pembangunan yang salah satunya berorientasi ke arah pendidikan baik berupa intitusi maupun fasilitas pendidikan/perpustakaan.Untuk penetapan koefisien dasar bangunan berdasarkan pete rencana Koefisiensi Dasar Bangunan (KDB), tapak memiliki KDB 80%-90% dari keseluruhan luas tapak. Dengan kemunduran dari terpi jalan antara 4-13 meter.

Gambar 2.7: RDTRK Malang Tengah, pola rencana koefisien dasar bangunanSumber: Google Maps

Sedangkan untuk ketinggian maksimum bangunan diijinkan oleh pemerintah tercantum dalam peta rencana koefisien lantai bangunan(KLB). Dengan KLB tapak terpilih antara 1-3 lantai.

Gambar 2.8: RDTRK Malang Tengah, pola rencana lantai bangunanSumber: Google Maps

2.3.2 Aspek Lingkungan Perpustakaan Umum dapat berfungsi sesuai dengan yang diamanatkan UUD 1945 dan Undang undang Perpustakaan No 43 Tahun 2007, maka ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pembangunan pertimbangan dalam pembangunan Gedung Perpustakaan Umum, diantaranya yaitu : 1). Lokasi gedung strategis, mudah diakses oleh masyarakat umum, nyaman dan tidak gaduh atau bising, serta dapat mendukung program pembelajaran bagi masyarakat umum 2).Gedung didesain sedemikian rupa sehingga dapat mendukung proses kegiatan layanan kepada masyarakat secara umum 3).Gedung juga dilengkapi sarana penunjang kegiatan masyarakat umum (RuangSeminar, Ruang Public dan Taman baca rekreatif, dll) Kriteria persyaratan lingkungan pemilihan lokasi yang cocok untuk fungsi perpustakaan (Tjiptono 21:400), antara lain:a. Kemudahan akses atau kemudahan dijangkau dengan sarana transportasi umum. b. Visibilitas yang baik yaitu keberadaan lokasi yang dapat dilihat jelas dari tepi jalan. c. Lokasi berada pada lalu lintas ( Traffic ). ada dua hal yang perlu di pertimbangkanyaitu : 1) Banyaknya orang lalu lalang bisa memberikan peluang terjadinya Buying (hasrat/ dorongan untuk membeli). 2) Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya pelayanan polisi, pemadam kebakaran atau ambulan. d. Tempat parkir yang luas dan aman. e. Ekspansi, tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari. f. Lingkugan, yaitu daerah sekitar yang mendukung barang dan jasa yang ditawarkan. g. Persaingan, yaitu lokasi pesaing. h. Peraturan pemerintah.2.3.3 Aspek ManajemenMengacu pada Standar Nasional Perpustakaan SNP 003:2011, struktur organisasi pada perpustakaan umum tingkat kabupaten/kota adalah sebagai berikut:a) Perpustakaan umum kabupaten/kota merupakan satuan organisasi perpustakaan yang dipimpin oleh seorang kepala perpustakaanb) Struktur organisasi berada dibawah kepala perpustakaanc) Struktur organisasi perpustakaan umum kabupaten/kota sekurang-kurangnya terdiri dari kepala perpustakaan, unit layanan pembaca, unit layanan teknis, unit teknologi informasi dan komunikasi serta kelompok fungsional dan unit tata usahad) Struktur organisasi perpustakaan umum kabupaten/kota sebagai berikut:

Unit Tata UsahaUnit Layanan PembacaUnit Layanan TeknisKelompok FungsionalUnit Teknologi Informasi dan KomunikasiKepala Perpustakaan

Gambar 2.9: Diagram struktur organisasi pengurus perpustakaan (sumber: Standar Nasional Perpustakaan SNP 003:2011)

Menurut standart neufert, pertimbangan persyaratan ruang meliputi 3 faktorsistem serta beberapa ruang yang memiliki syarat khusus, sebagai berikut: Sistem penempatan rak bukuUntuk menempatkan rak-rak buku dalam ruang perpustakaan, pustakawan (pengelola perpustakaan) harus memperhatikan luas ruang, banyaknya furnitur, letak jendela dan pintu serta tinggi plafon ruangan tersebut. Posisi meja dan kursi untuk membaca bagi pengunjung diletakkan pada bagian dinding yang terpendek, agar ruang terlihat seimbang dan selaras. Pintu diletakkan disudut ruangan sehingga pandangan lebih terarah dan jelas kedalam ruangan. Jendela diletakkan antara ruang koleksi buku dan ruang informasi (didepannya), jendela kaca ini memisahkan ruang, memberi kesan menyatu dan pengelola perpustakaan lebih mudah mengontrol (mengawasi). Sistem SirkulasiYang dimaksud dengan sirkulasi dalam artikel ini adalah space atau ruang diluar perabot, biasanya digunakan untuk lalu lintas pengunjung atau pengelola perpustakan.

Gambar 2.10: macam sistem sirkulasi perpustakaanSumber : neufertSumber: Google Maps

Sistem PencahayaanPerpustakaan atau penghuni ruangan tersebut.Pencahayaan menjadi salah satu unsur utama dalam menciptakan suasana nyaman (comfort) dalam ruang. Sumber pencahayaan dapat berasal dari sumber cahaya alami (natural lighting, misal sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber dari alam) dan sumber cahaya buatan (artificial lighting, misal lampu). Sumber pencahayaan seperti ini menimbulkan efek-efek dan memberi pengaruh sangat luas kepada pembaca.

2.3.4 Aspek Teknologi Ekonomi/ Investasi Perpustakaan umum merupaakan fasilitas umum yang digolongkan sebagai bangunan non komersial dan termasuk bangunan kelas sederhana. Berdasarkan data BAPPENAS 2013 tentang harga satuan tertinggi bangunan gedung regional Jawa timur, bangunan kelas sederhana non komersil memiliki nilai sebesar Rp 4.901.000,00 Perkiraan harga tanah di Jalan Veteran berkisar Rp 5.000.000,00/meterSehingga luas tanah x harga tanah = 11000x Rp 5.000.000 = Rp 55.000.000.000,00 Luas bangunan x harga bangunan = 6317m x Rp 4.901.000,00 = Rp 30.959.617.000,00

2.3.5 Aspek Teknis dan Teknologi a) Analisa kebutuhan arsitektur1. Kebutuhan air bersih Perpustakaan merupakan bangunan umum yang nantinya banyak dikunjungi oleh banyak orang. sehingga kebutuhan air bersih perlu dibutuhkan penanganan yang baik untuk memenuhi kebutuhan suatu bangunan.

Gambar 2.11: sanitasi air bersih Sumber : hasil analisa, 2013Sumber: Google Maps

2. Instalasi listrik Kebutuhan pencahayaan untuk keberadaan bangunan perpustakaan sangat berperan penting baik tergolong cahaya alami maupun cahaya buatan. Untuk cahaya alami, arsitek dapat menempatkan elemen-elemen bangunan yang nantinya akan langsung diarahkan pada titik-titik objek pada suatu ruang kerja sedangkan untuk cahaya buatan perlu suatu perawatan khusus untuk mengantisipasi pemadaman sewaktu-sewaktu yang tidak menentu.

Gambar 2.12: instalasi listrik Sumber : hasil analisa, 2013Sumber: Google Maps

4. Sistem Pengamanan Koleksi Mengantisipasi bahaya pencurian atau tindak vandalisme dalam kegiatan di perpustakaan maka perlu adanya sistem pengendalian bahaya kriminal dengan melakukan beberapa cara pengamanan seperti pemasangan camera tv atau gate detector.

Gambar 2.13: sistem pengamatan perpustakaan Sumber : hasil analisa, 2013Sumber: Google Maps

4. Sistem Pengolahan Air KotorPada obyek rancangan perpustakaan perlu diperhatikan sistem pengolahan air kotor sehingga tidak mengganggu aktifitas dalam perpustakaan.

Gambar 2.14: sistem pengolahan air kotorSumber : hasil analisa, 2013Sumber: Google Maps

PRODUK YANG DIHARAPKANA. Kerangka Acuan Kerja, surat penawaran dan surat perjanjian kontrak kerjaB. Proposal Proyek Proposal proyek terdiri atas 24 poin yang harus terpenuhi1. Halaman sampul 2. Daftar isi3. Tanggapan terhadap K.A.K4. Metoda dan prosedur desain5. Studi komparasi 6. Studi historis/kultural7. Studi pelestarian arsitektur (kasuistik)8. Program ruang 9. Program tapak : analisis dan konsep sirkulasi, transportasi, parkir dan pencapaian.10. Program tapak : analisis kawasan/kota dan konteks urban.11. Program tapak : analisis potensi vegetasi dan konsep pengolahan vegetasi.12. Program tapak : analisis dan konsep iklim.13. Program tapak : analisis dan konsep pengolahan limbah.14. Program tapak : analisis dan konsep sistem struktur.15. Program tapak : analisis dan konsep sistem utilitas.16. Program tapak : analisis ekologis dan konsep bangunan hemat energi.17. Program tapak : analisis olahan massa dan konsep ruang tanggap-bencana.18. Studi seni budaya dan konsep estetika bangunan. 19. Pra-rancangan situasi.20. Pra-rancangan : rencana tapak.21. Pra-rancangan : denah.22. Pra-rancangan : potongan. 23. Pra-rancangan : tampak/elevasi.24. Prakiraan biaya. C. Detail Engineering Design (DED) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).D. Panel.E. Maket.

LINGKUP KEGIATANRuang lingkup yang dijalankan pada perancangan Perpustakaan Umum ini adalah merancang sebuah perpustakaan dengan fasilitas yang dapat mewadahi aktifitas pelaku aktifitas di kawasan serta masyarakat dan juga menunjang pengembangan kawasan pendidikan di kawasan pendidikan Internasional ini pada umumnya.Perencanaan dan perancangan yang mencakup seluruh tata massa serta ruang luar, termasuk dengan aksesbilitas bangunan dan lingkungannya untuk memaksimalkan fungsi bangunan untuk aktifitas yang akan diwadahi.

ISUBerkurangnya minat masyarakat untuk datang ke perpustakaan umumDisebabkan oleh kurangnya koleksi yang dimiliki perpustakaan umumPenentuan objek tapakData primerObservasi lapangandokumentasiData sekunderKajian teoriPeraturan pemerintahLiteratur bukuAnalisa dataAnalisa sintesis internalAnalisa sintesis eksternalProposal proyekDED dan RABPANEL MAKET

Gambar 2.15 kerangka pemikiran Sumber : hasil analisaSumber: Google Maps

Adapun strategi dan deskripsi kegiatan dalam melakukan tahapan proses Isu proyekMencari dan menentukan isu sesuai dengan fungsi proyek terkaitStrategi : mengamati fenomena, memcari data untuk memperkuat permasalahan. Penentuan tapakMenentukan fungsi dan kriteria bangunan yang sesuai dengan fungsi tapak.Strategi: identifikasi masalah, menyesuaikan data tapak dengan fungsi yang akan dirancang,survey tapak. Pengumpulan dataStrategi : mencari kriteria data tapak, mencari peraturan pemerintah tentang tapak terkait Analisa data Strategi : melakukan sintesis internal, eksternal, dan lain-lain Produk Proposal proyekMenjabarkan hasil analisa berupa konseptial dan pra-rancang DED dan RABMenyusun gambar kerja DED serta enghitung RAB sesuai dengan desain Panel dan MaketMenyusun panel dan membuat model 3D sesuai dengan desain

Time Schedule

Tabel 8: Time schedule

LAMPIRAN SNI 7495:2009Standar Nasional IndonesiaPerpustakaan umum kabupaten/kotaBadan Standardisasi NasionalSNI 7495:20093 Misi perpustakaanMisi perpustakaan umum kabupaten/kota menyediakan materi perpustakaan dan aksesinformasi bagi semua anggota masyarakat untuk kepentingan pendidikan, kebudayaan, ilmupengetahuan, literasi informasi dan rekreasi.4 Fungsi perpustakaanFungsi perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:a) mengembangkan koleksi;b) menghimpun koleksi muatan lokal;c) mengorganisasi materi perpustakaan;d) mendayagunakan koleksi;e) menyelenggarakan pendidikan pengguna;f) menerapkan teknologi informasi dan komunikasi;g) melestarikan materi perpustakaan;h) membantu peningkatan sumber daya perpustakaan di wilayahnya.5 Tugas perpustakaanTugas perpustakaan umum kabupaten/kota adalah:a) menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak usia dini;b) menyediakan sarana pendidikan seumur hidup;c) menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal;d) menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota masyarakat;e) menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat sehingga aspirasibudaya lokal dapat terpelihara dan berkembang dengan baik;f) mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi perpustakaan lain sertaberbagai situs Web;g) menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan Informasi;h) menyediakan fasilitas belajar dan membaca;i) menfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer;j) menyelenggarakan perluasan layanan antara lain melalui perpustakaan keliling.6 Koleksia) Koleksi perpustakaan dikembangkan untuk menunjang visi dan misi, tugas pokok danfungsi, serta kebutuhan masyarakat.b) Jenis koleksi perpustakaan terdiri atas koleksi karya cetak, karya rekam dan bentuk lainyang mengakomodasikan semua kebutuhan masyarakat, termasuk kebutuhanpenyandang cacat.c) Perpustakaan umum kabupaten/kota memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 5.000judul.d) Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan lokal dan koleksi muatan lokal.e) Koleksi perpustakaan terdiri dari berbagai disiplin ilmu sesuai kebutuhan masyarakat.f) Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul per tahung) Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3 tahun.h) Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya setiap 3 tahun.i) Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 2 judul surat kabar terbitan lokal propinsidan 2 judul terbitan nasional.j) Perpustakaan melanggan sekurang-kurangnya 5 judul majalah.7 Pengorganisasian materi perpustakaana) Materi perpustakaan diorganisasikan dengan maksud agar mudah ditemukan kembalisecara cepat dan tepat.b) Materi perpustakaan dikatalog, diklasifikasi dan disusun secara sistematis denganmenggunakan :- Pedoman deskripsi bibliografis;- Bagan klasifikasi;- Pedoman tajuk subjek/tesaurus;- Pedoman penentuan tajuk entri utama.8 Sumber daya manusia8.1 Jumlah sumber daya manusiaSumber daya manusia di perpustakaan umum kabupaten/kota berjumlah sekurangkurangnya7 orang.8.2 Perbandingan jumlah sumber daya manusiaPerbandingan jumlah sumber daya manusia yang diperlukan adalah dengan rasio 3:4, yaitu3 (tiga) tenaga pustakawan, 4 (empat) tenaga teknis.8.3 Pengembangan sumber daya manusiaPerpustakaan memberikan kesempatan untuk pengembangan sumber daya manusiasecara terprogram melalui pendidikan formal, nonformal dan pengembangan di bidangperpustakaan dan penjenjangan kedinasan.9 ManajemenPerpustakaan menerapkan prinsip manajemen yang mencakup perencanaan,pengorganisasian, penataan staf, pengarahan, pengawasan, pelaporan dan penganggaran.9.1 Kepala perpustakaanPerpustakaan dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada kepala daerahsetempat. Kualifikasi kepala perpustakaan berijazah strata 1 (S1) bidang ilmu perpustakaanatau S1 bidang lain ditambah dengan diklat penyetaraan bidang perpustakaan setara 628jam, atau menurut peraturan yang berlaku.9.2 Tenaga teknisTenaga teknis yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan profesinya yang bertugasmenunjang tugas pokok dan fungsi perpustakaan, seperti tenaga teknis komputer, audiovisual, ketatausahaan.10 Layanan perpustakaana) Jam buka perpustakaan sekurang-sekurangnya 35 jam per minggu.b) Layanan yang disediakan perpustakaan umum kabupaten/kota meliputi :- layanan membaca;- layanan sirkulasi;- layanan rujukan;- layanan perpustakaan keliling;- layanan penelusuran informasi;- layanan bimbingan pengguna.11 Organisasi perpustakaan11.1 PembentukanPerpustakaan umum kabupaten/kota dibentuk oleh pemerintah daerah kabupaten/kotaberdasarkan surat keputusan kepala daerah kabupaten/kota.11.2 Status kelembagaanPerpustakaan umum kabupaten/kota berada di bawah wewenang dan bertanggungjawablangsung kepada kepala pemerintah daerah kabupaten/kota. Kedudukan Perpustakaanumum kabupeten/kota di wilayahnya dapat berupa dinas atau kantor.11.3 Struktur organisasiPerpustakaan umum kabupaten/kota merupakan satuan organisasi perpustakaan yangdipimpin oleh seorang kepala perpustakaan. Struktur organisasi perpustakaan sekurangkurangnyaterdiri dari kepala perpustakaan, unit layanan pembaca, unit layanan teknis, unitteknologi informasi dan komunikasi serta kelompok fungsional dan unit tata usaha.Struktur organisasi perpustakaan umum kabupeten/kota :Kepala PerpustakaanUnit TataUsahaUnit LayananPembacaUnit LayananTeknisUnit TeknologiInformasi danKomunikasiKelompok Fungsional12 GedungPerpustakaan menempati gedung sendiri dan menyediakan ruang untuk koleksi, staf danpenggunanya dengan luas sekurang-kurangnya 600 M2 (ruang koleksi dan baca anak-anak,remaja, dewasa, ruang kepala, ruang administrasi, ruang pengolahan, ruang serba guna,ruang teknologi informasi dan komunikasi serta multi media, ruang perpustakaan keliling).Lokasi gedung berada di pusat kegiatan masyarakat, dan mudah dijangkau. Perpustakaanmemperhatikan aspek kenyamanan, keindahan, pencahayaan, ketenangan, keamanan, dansirkulasi udara.12.1 Ruang koleksi dan layananArea koleksi seluas 45% yang terdiri dari ruang koleksi dan baca anak-anak, dewasa, koleksibuku, non buku, ruang majalah, ruang koleksi muatan lokal.12.2 Ruang khususRuang khusus seluas 30% yang terdiri dari ruang teknologi informasi dan komunikasi sertamulti media, ruang manajemen perpustakaan keliling, dan ruang serba guna.12.3 Ruang stafRuang staf perpustakaan seluas 25% terdiri dari ruang kepala, ruang administrasi, ruangpengadaan dan pengorganisasian materi perpustakaan.13 Anggarana) Anggaran perpustakaan secara rutin tersedia melalui Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD).b) Anggaran dari sumber lain yang tidak mengikat.14 Teknologi informasi dan komunikasiPerpustakaan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengadaan danpengorganisasian materi perpustakaan, layanan sirkulasi dan informasi termasuk aksesinternet.

PEMERINTAH KOTA MALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR..............TAHUN 2011 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA MALANG TENGAH27 Rencana Fasilitas Umum Pasal 43 Pengembangan kawasan fasilitas umum meliputi: kawasan pendidikan, kawasan pelayanan kesehatan, kawasan pertahanan dan kemanana, kawasan peribadatan Pasal 44 (1) Pengembangan kawasan pendidikan di Malang Tengah meliputi fasilitas pendidikan skala pelayanan regional, skala kecamatan dan skala lingkungan. (2) Pengembangan fasilitas pendidikan skala pelayanan regional sebagaimana yang dimaksud dalam Ayat (1) meliputi fasilitas pendidikan berupa SMA komplek di Alun-alun Tugu, komplek pendidikan Cor Jesu, komplek pendidikan Santo Albertus (Dempo), dan komplek pendidikan Santa Maria dan STM Nasional di Raya Langsep, komplek pendidikan di Jalan Veteran. (3) Fasilitas pendidikan skala pelayanan regional tetap dipertahankan dengan pengembangan secara vertikal dan peningkatan kualitas berstandart internasional. (4) Fasilitas pendidikan skala kecamatan atau kawasan berupa TK, Sekolah Dasar Negeri (SDN) atau MI, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (Negeri), SMU Negeri yang tersebar pada tiap-tiap kelurahan tetap dipertahankan dengan pengembangan secara vertikal dan dilakukan peningkatan kualitas pendidikannya. (5) Pengembangan fasilitas pendidikan tingkat TK dikembangkan dalam kawasan permukiman (6) Pengembangan fasilitas pendidikan tingkat SD secara vertikal terutama di dalam kawasan permukiman yang memiliki kepadatan tinggi seperti di Kelurahan Sukoharjo, Samaan, Bareng, Kasin dan Kauman.Paragraf II Rencana Koefisien Dasar Bangunan Pasal 52 (1). Rencana Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dilakukan dengan : a. Kegiatan permukiman yang sekarang berkembang berupa permukiman padat yang tersebar hampir di seluruh kelurahan tetap dipertahankan dengan KDB maksimal 90%. b. Kegiatan permukiman yang sekarang berkembang berupa permukiman padat dan masuk dalam sempadan sungai di beberapa titik lokasi diarahkan relokasi ke rumah susun dengan KDB 70 % c. Pemanfaatan lahan di dalam kawasan perumahan Ijen Nirwana KDB 50 70 % tetap dipertahankan. d. Fasilitas umum dan perumahan dengan KDB 60 80 % tetap dipertahankan untuk penghawaan dan penyinaran yang optimal supaya kondisi lingkungan lebih sehat e. Fasilitas perdagangan dan jasa dengan KDB 60 80 % tetap dipertahankan untuk sirkulasi parkir, bongkar muat barang, penghijauan dan penghawaan dan penyinaran seperti di fasilitas umum (pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, museum) dan fasilitas perumahan (Jalan Besar Ijen). f. Penyediaan fasilitas umum pada masa mendatang juga diarahkan untuk dilengkapi dengan ruang terbuka yang dipergunakan untuk tempat parkir, penghawaan dan penyinaran alamiah, sirkulasi parkir, taman dan penghijauan, dengan KDB maksimum 50 % seperti halnya yang ada pada pusat perdagangan (MATOS dan MOG). g. Lapangan olah raga dengan KDB 20 % (sama sekali tidak diperbolehkan adanya bangunan permanen dan semi permanen di dalam areal jalur hijau). h. Makam dengan KDB 5 %, untuk pemenuhan kebutuhan fasilitas pendukung pemakaman.(2) Peta rencana Koefisien Dasar Bangunan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), tercantum dalam lampiran 12 yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. *diletakkan di pasal tentang RTH perda tentang makam thn 2006 (penambahan luasan makam 2% dari lahan pengembang)Paragraf III Rencana Koefisien Lantai Bangunan Pasal 53 (1). Rencana Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dilakukan dengan : a. Permukiman dengan KLB antara 100 % - 200 % ini tetap dipertahankan. b. KLB diatas 400 % (maksimum) hanya diperbolehkan di sepanjang koridor Jalan Letjen Sutoyo Jalan Jaksa Agung Suprapto Jalan Basuki Rahmad Jalan Merdeka Timur Jalan Merdeka Barat Jalan Kauman Jalan Hasim Asyari Jalan Arief Margono, ruas Jalan Mayjen Panjaitan Jalan Brigjen Slamet Riyadi dan Jalan Veteran Jl. Bandung Jl. Ijen dengan fungsi peruntukan untuk perdagangan dan jasa (2) Peta rencana Koefisien Lantai Bangunan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), tercantum dalam lampiran 13 yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.Paragraf V Rencana Garis Sempadan Bangunan Pasal 55 (1). Rencana Garis Sempadan Bangunan dilakukan dengan : a. Jalan arteri sekunder diarahkan dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB) antara 5 - 10 m. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain Jl. Tumenggung Suryo Jl. Panglima Sudirman Jl. Gatot Subroto Jl. Laksamana Martadinata; b. Jalan lokal diarahkan dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB) antara 4 - 13 m. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain Jl. Letjen Sutoyo Jl.Jaksa Agung Suprapto Jl. Basuki Rahmad Jl. Merdeka Barat Jl. Merdeka Selatan - Jl. SW. Pranoto - Jl. Sutan Syahrir - Jl. Halmahera, Jl. KH. Agus Salim - Jl. KH. Achmad Dahlan, Jl. Kauman Jl. Hasim Asyari Jl. Arief Margono, Jl. Mayjen Panjaitan - Jl.Brigjen Slamet Riyadi, Jl. Veteran Jl. Bandung Jl. Ijen, Jl. Bendungan Sutami - Jl. Galunggung -Jl. Raya Langsep - Jl. Simpang Langsep, Jl. Ir. Rais - Jl. Brigjen Katamso - Jl. Ade Irma Suryani - Jl. Pasar Besar;c. Jalan lingkungan diarahkan dengan Garis Sempadan Bangunan (GSB) antara 1 - 5 m. Yang termasuk dalam kategori ini antara semua jalan yang mengubungkan antara kawasan permukiman dengan pusat pusat kegiatan disekitarnya. (2) Peta rencana garis sempadan bangunan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1), tercantum dalam lampiran 14 yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAANPasal 15 (1) Setiap perpustakaan wajib memiliki lahan, gedung atau ruang. (2) Lahan perpustakaan harus berlokasi yang mudah diakses, aman, nyaman dan memiliki status hukum yang jelas. (3) Gedung atau ruang harus memenuhi aspek keamanan, kenyamanan, keselamatan dan kesehatan. (4) Gedung perpustakaan sekurang-kurangnya memiliki ruang koleksi, ruang baca, ruang staf yang ditata secara efektif, efisien dan estetik. (5) Ruang perpustakaan sekurang-kurangnya memiliki area koleksi, baca, dan staf yang ditata secara efektif, efisien dan estetik. (6) Perpustakaan Nasional, perpustakaan umum provinsi dan kabupaten/kota, serta perpustakaan perguruan tinggi memiliki fasilitas umum dan fasilitas khusus. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai lahan, gedung, ruang, fasilitas umum dan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sampai dengan ayat (6) diatur dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI.

DAFTAR PUSTAKA

Atmodiwirjo, Paramita dkk. Pedoman Tata Ruang dan Perabot Perpustakaan Umum.Perpustakaan Nasional RI.Jakarta-2009Perpustakaan Nasional RI. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta:2006Tanggoro, Dwi. Utilitas Bangunan.UI-Press.Jakarta:2010http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan (diakses pada 20 Februari 2014)http://duniaperpustakaan.com/blog/2010/03/12/sejarah-perpustakaan-di-indonesia/ (di akses pada 22 Februari 2014)http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan (diakses pada 20 Februari 2014)http://nurulwe.wordpress.com/2012/11/08/sejarah-perkembangan-perpustakaan-di-indonesia/ (diakses pada 22 Februari 2014http://digilib.malangkota.go.id/sejarah.php (diakses pada 22 Februari 2014)http://adaapadimalang.blogspot.com/2009/04/perpustakaan-umum-kota-malang.html (diakses pada 22 Februari 2014)http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00026-AR%20Bab_4.pdf (di akses pada 22 Februari 2014)

50