Kerajinan Tangan Khas Borneo

1
Keranjang Tayen adalah anyaman rotan yang berfungsi sebagai tempat menaruh beras dan sayuran saat masa panen berlangsung. Tayen juga biasa digunakan saat upacara adat pernikahan suku Dayak-- pengantin wanita memberikan Tayen sebagai hadiah pernikahan kepada pengantin pria. Tayen dibuat oleh suku Dayak Lundayeh, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Topi Silaung Mawatik, terbuat dari bambu yang dianyam dengan motif khas bernama ‘Mata Punai’. Motif itu dibuat dengan prinsip seperti warna mata; hitam dan putih. Adapun warna tambahan merah, digunakan sebagai penghias. Bahan pewarna yang digunakan berasal dari asam arang untuk warna hitam, dan sari buah rotan untuk warna merah. Topi Silaung biasa dipakai oleh suku Dayak Tahol untuk kebutuhan upacara adat, seperti pernikahan dan perayaan pesta panen. Adapula topi Cahung Tisi, yang dibuat oleh suku Dayak Aoheng. Jika topi Silaung Mawatik berbentuk segi enam, Cahung Tisi memiliki bentuk bulat. Motifnya lebih berwarna dengan kehadiran warna hitam, merah dan kuning. Material yang digunakan meliputi daun pandan dan kulit pohon. Lalu Tikar Mat, yang berfungsi sebagai alas tidur atau alas duduk di rumah-rumah tradisional suku Dayak, khususnya Dayak Tenggalan. Warna hitam pada motif tikar dibuat menggunakan bahan alami dari daun yang direbus dengan bubuk besi atau lumpur.

description

Kerajinan Bahan Alam dari kalimantan

Transcript of Kerajinan Tangan Khas Borneo

Page 1: Kerajinan Tangan Khas Borneo

Keranjang Tayen adalah anyaman rotan yang berfungsi sebagai tempat menaruh beras dan sayuran saat masa panen berlangsung. Tayen juga biasa digunakan saat upacara adat pernikahan suku Dayak-- pengantin wanita memberikan Tayen sebagai hadiah pernikahan kepada pengantin pria. Tayen dibuat oleh suku Dayak Lundayeh, di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur.

Topi Silaung Mawatik, terbuat dari bambu yang dianyam dengan motif khas bernama ‘Mata Punai’. Motif itu dibuat dengan prinsip seperti warna mata; hitam dan putih. Adapun warna tambahan merah, digunakan sebagai penghias. Bahan pewarna yang digunakan berasal dari asam arang untuk warna hitam, dan sari buah rotan untuk warna merah. Topi Silaung biasa dipakai oleh suku Dayak Tahol untuk kebutuhan upacara adat, seperti pernikahan dan perayaan pesta panen.

Adapula topi Cahung Tisi, yang dibuat oleh suku Dayak Aoheng. Jika topi Silaung Mawatik berbentuk segi enam, Cahung Tisi memiliki bentuk bulat. Motifnya lebih berwarna dengan kehadiran warna hitam, merah dan kuning. Material yang digunakan meliputi daun pandan dan kulit pohon.

Lalu Tikar Mat, yang berfungsi sebagai alas tidur atau alas duduk di rumah-rumah tradisional suku Dayak, khususnya Dayak Tenggalan. Warna hitam pada motif tikar dibuat menggunakan bahan alami dari daun yang direbus dengan bubuk besi atau lumpur.