Kerajaan Mughal
-
Upload
katherine-spencer -
Category
Documents
-
view
26 -
download
1
Transcript of Kerajaan Mughal
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang
unik dan berlaku. Hanya sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Oleh
karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu dihiraukan lagi, anggap saja
masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat subyektif dan cenderung
apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah
perirtiwa pada masa silam bisa dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan
datang agar lebih baik.
Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kehidupan di muka bumi ini.
Mengalami masa pertumbuhan, kejayaan dan setelah sampai titik puncaknya akan
mengalami masa kemunduran dan bahkan kehancuran, bak sebuah roda yang
berputar.
Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Ustmani, Kerajaan
Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India telah banyak memberikan kontribusi
bagi perkembangan peradaban islam. Kerajaan Usmani meraih puncak kejayaan
dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M) di kerajaan
safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan tersebut meraih kemajuan dalam 40 tahun
periode kepemerintahannya dari tahun 1588-1628 M. Dan di Kerajaan Mughal
meraih masa keemasan di bawah Sultan Akbar (1542-1605 M).
Seperti takdir yang telah Allah tentukan di setiap kejayaan tentu akan berganti
dengan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian pula yang terjadi pada
ketiga kerajaan tersebut. Setelah pemerintahan yang gilang gemilang dibawah
kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan mengalami fase kemunduran.
Akan tetapi penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan kecepatan yang
berbeda-beda. Demikian pula yang terjadi pada Kerajaan Mughal (India) yang telah
banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan peradaban Islam. Kemunduran-
kemunduran inilah yang akan penulis bahas dalam makalah ini. Karena pengaruhnya
sangat besar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara keseluruhan.
Sejak Islam masuk ke India pada masa Khalifah al-Walid dari Dinasti Bani
Umayyah melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn Qasim.1
peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India. Kedudukan Islam
di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan serta
mengislamkan sebagian masyarakatnya.2 India pada tahun 1020 M. Setelah Gaznawi
hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India ini, seperti
1 Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), hal. 2612 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993), hal. 147
1
Dinasti Mamluk, Khalji, Tuglug, dan yang terakhir Dinasti Lodi yang didirikan
Bahlul Khan Lody.3
Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah
tersebut dimana pada saat itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan.
Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu membangkitkan semangat ummat
Islam di India.
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam
pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan
kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini
dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah
sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dengan membaca dan memperhatikan latar belakang tersebut diatas, maka
kami dapat mengambil beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas nantinya, ada
pun rumusan masalahnya sebagai berikut:
A. Asal Usul Kerajaan Mughal
B. Kemajuan Yang Dicapai Kerajaan Mughal
C. Kemunduran Dan Keruntuhan Kerajaan Mughal
3 Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ( Jakarta : PT ICHTIAR BARU VAN HOEVE, 1997), hal. 211
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal usul Kerajaan Mughal
1. Sejarah Munculnya Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi4, sebab ia
menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India
muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa
India.
Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. melalui
perdagangan. Dalam keterangan sejarah tahun 871 telah ada oran Arab yang menetap
disana (India). Hal ini menunjukkan suatu indikasi bahwa sebelum kerajaan Mughal
berdiri, masyarakat India sudah mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat di kota
Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada
tahun1193 M. Sedangkan kerajaan Mugal berdirinya pada tahun 1526. Jadi kerajaan
Mugal ini sebagai penerus Islam sebelumnya di India. Pada masa khullafaurrasyidin,
memang sudah ada niat penyebaran Islam ke India, hal ini diketahui pada masa
khalifah Umar bin Khatab dan Usman sudah pernah mengirim ekspedisi ke sana,
tetapi rencana ini gagal karena mendengar rawannyan daerah India. Kemudian pada
masa Ali bin Abi Thalib juga pernah mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan
Al-Harits bin Murah Al-Abdi untuk menyerbu India dan berhasil menaklukkanya,
malangnya sang pemimpin terbunuh pada tahun 42 H disuatu daerah Al-Daidin yang
terletak antara Sind dan Khurasan.5
India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah yakni pada masa Khalifah
al-Walid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin
oleh panglima Muhammad Ibn Qasim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah
pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan
berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman
sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. setelah Ghaznawi hancur, muncullah
beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India sperti dinasti Khalji (1296-1316
M), dinasti Tuglag (1320-1412 M), dinasti Sayyid (1414-1451 M), dinasti Lodi
(1451-1526).6 Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Babur, seorang keturunan
Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza adalah penguasa Farghana, sedang
ibunya keturunan Jengis Khan. Sepeninggal ayahnya, Babur yang berusia 11 tahun
mewarisi tahta kekuasaan wilayah Farghana. Ia bercita-cita menguasai Samarkand
4 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993), hal. 147
5 http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012
6 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta : UI Press,1985), hlm. 82.
3
yang merupakan kota terpenting di Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia
mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan
Ismail I, raja Safawi, sehingga pada tahun 1494 Babur berhasil menaklukkan kota
Samarkand dan pada tahun 1504 menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Dari
Kabul,
Babur melanjutkan ekspansi ke India yang saat itu diperintah oleh Ibrahim
Lodi. Ketika itu pemerintahan dinasti Lodi sedang mengalami krisis dan mulai
melemah pertahanannya sehingga Babur dengan mudah berhasil mengalahkannya.
Dalam upaya menguasai wilayah India, Babur berhasil menaklukkan Punjab tahun
1525. Kemudian pada tahun 1526 dalam pertempuran di Panipat, Babur memperoleh
kemenangan sehingga pasukannya memasuki kota Delhi untuk menegakkan
pemerintahan di kota ini. Dengan ditegakkannya pemerintahan Babur di kota Delhi,
maka berdirilah kerajaan Mughal di India pada tahun 1526. Sudah tentu pihak musuh
terutama dari kalangan Hindu yang tidak menyetujui berdirinya kerajaan Mughal
segera menysun kekuatan gabungan. Namun Babur berhasil mengalahkan mereka
dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha bangkit kembali
menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan Muhammad Lodi. Pada
pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529.
Setahun kemudian Babur meninggal dunia.
Sepeninggalan Babur, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh Humayun yang
ternyata tetap saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan
pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri
dari Delhi. Tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang
dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia. Di
pengasingan ini ia menyusun kekuatannya. Ketika itu Persia dipimpin oleh penguasa
Safawiyyah yang bernama Tahmasp. Setelah 15 tahun menyusun kekuatan dalam
pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan kembali kekuasaan Mughal di
delhi pada tahun 1555. Ia mengalahkan kekuasaan Khan Syah. Setahun kemudian ia
meninggal dunia.
2. Raja-raja Mughal
Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang
raja. Raja-raja yang sempat memerintah adalah Zahiruddin Babur (1526-1530),
Humayun (1530-1556), Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Shah Jahan
(1627-1658), Aurangzeb (1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-
1713), Fahrukhsiyar (1713-1719), Muhammad Syah (1719-1748), Ahmad Syah
(1748-1754), Alamghir II (1754-1760), Syah Alam (1760¬-1806), Akbar II (1806-
1837 M), dan Bahadur Syah (1837-1858).7
7 Http//kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html, di akses tanggal, 25 Maret 20124
Zahiruddin Babur (1526-1530) adalah raja pertama sekaligus pendiri Kerajaan
Mughal. Masa kepemimpinannnya digunakan untuk membangun fondasi
pemerintahan. Awal kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-
pihak musuh, utamanya dari kalangan Hindu yang tidak menyukai berdirinya
Kerajaan Mughal. Orang-orang Hindu ini segera menyusun kekuatan gabungan,
namun Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara itu
dinasti Lodi berusaha bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan
pimpinan Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat
menumpas kekuatan Lodi pada tahun 15298. Setahun kemudian yakni pada tahun
1530 Babur meninggal dunia.
Sepeninggal Babur, tahta Kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang
bemama Humayun. Humayun memerintah selama lebih dari seperempat abad (1530-
1556 M). Pemerintahan Humayun dapat dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan
periode I. Sekalipun Babur berhasil mengamankan Mughal dari serangan musuh,
Humayun masih saja menghadapi banyak tantangan. Ia berhasil mengalahkan
pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri
dari Delhi. Pada tahun 1450 Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang
dilancarkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Ia melarikan diri ke Persia.
Di pengasingan ia kembali menyusun kekuatan. Pada saat itu Persia dipimpin
oleh penguasa Safawiyah yang bernama Tahmasp. Setelah lima belas tahun
menyusun kekuatannya dalam pengasingan di Persia, Humayun berhasil menegakkan
kembali kekuasaan Mughal di Delhi pada tahun 1555 M. Ia mengalahkan kekuatan
Khan Syah. Setahun kemudian, yakni pada tahun 1556 Humayun meninggal. Ia
digantikan oleh putranya Akbar.
Akbar (1556-1605) pengganti Humayun adalah raja Mughal paling
kontroversial. Masa pemerintahannya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan
Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India.
Ketika menerima tahta kerajaan ini Akbar baru berusia 14 tahun, sehingga
seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam Khan, seorang penganut
Syi'ah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-sisa
keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang
paling mengancam kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh
Himu yang menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki
kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga
terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu
8 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=765
dapat dikalahkan dan ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan
Gwalior dapat dikuasai penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah
mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran
Syi'ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur
tahun 1561 M9. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai
menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor,
Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan,
Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu
diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.
Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai
sebuah kerajaan besar.10 Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke arah
Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh
pemerintahan Mughal.11 Menurut Abu Su'ud, dengan keberhasilan ini Akbar
bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa (nasional). Maka kebijakan yang
dijalankannya tidak begitu menonjolkan spirit Islam, tetapi bagaimana
mempersatukan berbagai etnis yang membangun dinastinya. Keberhasilan Akbar
mengawali masa kemajuan Mughal di India.
Kepemimpinan Akbar dilanjutkan oleh Jihangir (1605-1627) yang didukung
oleh kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan
pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman
dan damai. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir berhasil menundukkan Bengala
(1612 M), Mewar (1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta
penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya
yaitu Akbar.
Syah Jihan (1628-1658) tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi
mulai tumbih pada pemerintahannya.12 Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap
politik toleransi Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali
pemberontakan. Tahun pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela
berupaya memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja
Jujhar Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari
Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan.
Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan
inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.
9 http://www.hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah10 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993), hal. 26211 Ibid,12 http://www.hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah
6
Pada masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di
samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka menculik
anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632 Shah Jahan berhasil
mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-hak istimewa mereka. Shah
Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah menderita sakit keras. Setelah kematiannya
terjadi perang saudara. Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb
sebagai pemegang Dinasti Mughal berikutnya.
Aurangzeb (1658-1707) menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal
sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa
pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis
menilai periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah
kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi
agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik keagamaan Akbar.
Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga
tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Raja-raja sesudah
Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal.
Bahadur Syah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian
terjadi perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar dimenangkan dalam
persaingan tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai raja Mughal oleh Jenderal
Zulfiqar Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur.
Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sendiri. Dalam
pertempuran yang terjadi pada tahun 1713, Fahrukhsiyar keluar sebagai pemenang. Ia
menduduki tahta kerajaan sampai pada tahun 1719 M. Sang raja meninggal terbunuh
oleh komplotan Sayyid Husein Ali dan Sayyid Hasan Ali. Keduanya kemudian
meng¬angkat Muhammad Syah (1719-1748). Ia kemudian dipecat dan diusir oleh
suku Asyfar di bawah pimpinan Nadzir Syah. Tampilnya sejumlah penguasa lemah
bersamaan dengan terjadinya perebutan kekuasaan ini selain memperlemah kerajaan
juga membuat pemerintahan pusat tidak terurus secara baik.13 akibatnya pemerintahan
daerah berupaya untuk melepaskan loyalitas dan integritasnya terhadap pemerintahan
pusat.
Pada masa pemerintahan Syah Alam (1760¬-1806) Kerajaan Mughal diserang
oleh pasukan Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan
Mughal dari serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasa¬an Afghan.
Syah Alam tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II
(1806-1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada EIC untuk
mengembang¬kan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan oleh pihak
13 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=767
Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus menjamin penghidupan
raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi awal masuknya pengaruh Inggris di
India. Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang
telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah
dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari istana
pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan Islam
Mughal di India.
B. KEMAJUAN YANG DICAPAI KERAJAAN MUGHAL.
1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan.
a) Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga
masa pemerintahan Aurangzeb.
b) Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan),
sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga
diberi jenjang kepangkatan yang bereorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang
diharuskan mengikuti latihan kemiliteran
c) Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini,
semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan
etnis dan agama.14 Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah
dipraktekkan oleh penguasa Islam.
d) Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi
kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada
umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli
India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai
pemimpin jihad.
e) Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk
menghindarkan mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah
tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang sedang
berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali
menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.
f) Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah propinsi dan distrik yang
dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk
mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh
kaum petani.15
2. Bidang Ekonomi
14 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,hal 14915 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=76
8
a. Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil
pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang
pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang
dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk
menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani
dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga
terikat terhadapnya..
c) Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa propinsi utama
pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah
pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai.
Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh
tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para
pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam
pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada
seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan
terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang
pajak) dari zamindar.
d) Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa
Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC)
-Perusahaan Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India
sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku
sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya
dalam jumlah yang besar.16
3. Bidang Agama.
a. Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai
suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah
cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar
mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat
agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam.
Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.
Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekuasaan
dengan symbol-symbol agama yang di kedepankan.17 Umar Asasuddin Sokah,
seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
16 ] Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ( Jakarta : PT Ichtiar baru van hoeve, 1997), hal. 21117 http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=76
9
menyamakan konsepsi Din-i-Ilahi dengan Pancasila di Indonesia. Penelitiannya
menyimpulkan, "Din-i-llahi itu meru¬pakan Pancasilanya bangsa Indonesia.18
b. Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam,
seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disiasiakan dan dikutuk oleh
golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat
dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah,
oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan
budaya Islam India yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal.
c. Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal,
muslim India adalah penganut Sunni fanatik.19 Tetapi penguasa Mughal memberi
tempat bagi Syi'ah untuk mengembangkan pengaruhnya.
d. Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan
persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran
Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi'iah.
e. Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya
kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fattawa alamgiri. Kodifikasi ini menurut
hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari'at Islam yang nyaris
kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.
4. Bidang Seni dan Budaya.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana,
baik yang berbahasa persia maupun yang berbahasa India. Penyair India yang
terkenala adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang
menghasilkan karya besar patmafat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan
kebajikan jiwa manusia.20 Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan
merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya
arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa akbar dibangun istana Fapkur
Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang indah.21 Pada masa Syah Jehan dibangun
masjid yang berlapiskan mutiara dan Tajmahal di Agra, mejid raya Delhi dan istana
indah dilghare. Dalam bidang karya seni dan budya yang sudah dihsilkan kerajaan
Mughal antara lain :
18 http://www.hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah19 Ibid
20 Badri Yatim, Op.Cit, hal. 150.21 Ibid , hal.150-151.
10
a) Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung
pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu
Fadhl menulis Akhbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan
pemimpinnya.
b) Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra
merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri
peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old
Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal, terdapat menara Qutub Minar (1199),
Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza
(1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-
1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di
kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405).
c) taman-taman kreasi Moghul menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara
Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
Sebab-sebab Kemajuan :
Kerajaan Mughal tidak mencapai kejayaannya secara mudah. Bagaimanapun, umat
Islam di masa ini termasuk golongan minoritas di tengah mayoritas Hindu. Namun
Kerajaan Mughal tetap berhasil memperoleh kecemerlangan disebabkan factor-faktor
sebagai berikut :
a. Kerajaan Mughal memiliki pemerintahan dan raja yang kuat. Politik toleransi
dinilai dapat menetralisir perbedaan agama dan suku bangsa, baik antara Islam-
Hindu, Ataupun India-non India (Persia-Turki).
b. Hingga Pemerintahan Aurangzeb, rakyat cukup puas dan sejahtera dengan
pola kepemimpinan raja dan program kesejahteraannya.
c. Prajurit Mughal dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki
patriotisme yang tinggi. Hal ini diwarisi dari Timur Lenk yang merupakan para
petualang yang suka perang dari Persia di Asia Tengah dan cukup dominan dalam
ketentaraan.
d. Sultan yang memerintah sangat mencintai ilmu dan pengetahuan. Para
"Bangsawan Mughal mengemban tanggung jawab membangun masjid, jembatan, dan
atas berkembangnya kegiataan ilmiah dan sastra".
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan
bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra,
makam megah yang dibangun pada masa Syah Jahan untuk mengenang
permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada 11
masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang
sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi
bukti sejarah akan kokohnya peradaban Islam di India pada waktu itu. Kehidupan
seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti
Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun
mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran,
lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun,
sejarawan Muslim terkemuka melalui teori Ashabiyah-nya.
Pemerintahan Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada
1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan
dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi, Sultan
Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore.
Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan.
Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556
M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-
musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari
Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia
(Safawiyah), Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra
Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah
militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat.
Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal
dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang
memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan
semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini
putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi. Penguasa keempat adalah
Jahangir (1605-1628 M), putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal
jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu
muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram
berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan antara
ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan
saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar Shah Jahan (1627-1658 M) . Masa ini
banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan. Aurangzeb,
panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan
dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara,
merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan
12
Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah
Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb,
Jahangir. Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan
Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama
buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta
membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulkan banyak
pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan
Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan.
Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan.
Meski pemberontakan bisa dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian
Aurangzeb, banyak propinsi yang memisahkan diri. Kerajaan ini mulai mengalami
kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Penguasa
setelahnya antara lain: Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah
1713, Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759,
Syah Alam 1806, Akbar II dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.
Peradaban Kemaharajaan Mughal Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil
menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya. Di bidang militer, pasukan
Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan
meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar.
Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas,
tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang
mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga
banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan
menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik. Di bidang seni, Jahangir
merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan
ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan
yang terkenal: benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling
popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia
yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz
Mahal yang cantik jelita.
Taj Mahal - salah satu peninggalan Dinasti Mughal di India
Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India.
Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai
oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang. Di bidang ilmu pengetahuan, Syah
Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan
di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh
seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India. Pelajaran dari
13
Kemaharajaan Mughal Salah satu Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara
ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan
Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya.
Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh:
Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang
berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan
pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb
mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas.
Sebab, substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan
terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja
dalam konteks politik. Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar
simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan
mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam
kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi
sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah
wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India
pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra
Islam yang tampak “redup” beberapa dasawarsa sebelumnya. Ia giat mengembalikan
kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang
Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang
mensponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak
kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak
tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam.
Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca
di jalan-jalan agar selalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini
menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu. Pada 1739 M.
Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah. Pada 1756 M.
pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India
pada 1600 M. dan mulai melakukan penaklukkan terhadap kerajaan Mughal pada
1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya,
Perancis.
C. KEMUNDURAN DAN KERUNTUHAN KERAJAAN MUGHAL
14
Kerajaan Mughal mencapai puncak kejayaannya pada masa kepemimpinan
Akbar (1556-1605). Generasi sesudah Akbar yaitu Jahangir (1605-1627), Shah Jahan
(1627-1658), Aurangzeb (1658-1707) masih dapat mempertahankan kemajuan
tersebut. Namun Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah
sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.
Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan indikator sebagaimana berikut ;
a. Internal; Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan,
dan lemahnya kontrol pemerintahan pusat.
b. Eksternal; Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan
kaum Sikh di Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri
di Timur, dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.
Dominasi Inggris diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada
waktu itu EIC mengalami kerugian. Untuk menutupi kerugian dan sekaligus
memenuhi kebutuhan istana, EIC mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat
secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik
yang beragama Hindu maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.
Mereka meminta kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka me¬ngembalikan kekuasaan kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam terhadap para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-¬rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari istana (1858 M). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal di daratan India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M yaitu:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
3. Pendekatan Aurangzeb yang terlampau “kasar” dalam melak¬sanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antaragama sangat sukar diatasi oleh sultan¬-sultan sesudahnya.
4. Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah
dalam bidang kepemimpinan22
22 http://yacobsemesta.wordpress.com/2009/04/25/kerajaan-mughal/
15
BAB III
PENUTUP
1. Kerajaan Mughal berdiri pada periode pertengahan. Setelah masa pertengahan
usai, muncul tiga kerajaan besar yang dapat membangun kembali kemajuan umat
Islam. Di antara kerajaan besar tersebut adalah kerajaan Mughal. Ketiga kerajaan ini
sudah dapat dikategorikan sebagai negara adikuasa pada zaman itu. Karena kebesaran
kerajaan tersebut sudah mampu menguasai perekonomian, politik serta militer dan
mampu mengembangkan kebudayaan yang monumental.
2. Era kemaha-rajaan Mughal berlangsung dari tahun 1526 M (era dinasti Babur)
sampai sekitar tahun 1707 M (dinasti Awramzib). Demikian makmur dan kayanya
para maha raja ini, bisa dikatakan bahwa antara abad ke-16 sampai abad ke-17, India
16
mengontrol sekitar seperempat ekonomi global. Duta besar inggris pada tahun 1616
M, sir Tomas Sir Thomas Ru, dalam siratnya menggambarkan kekayaan raja Jahangir
(1569-1627 M) begitu melimpahnya sampai-sampai ia menyebutnya sebagai
“kekayaan dunia”.
3. Kemunduran Kerajaan Mughal ditandai dengan konflik di kalangan keluarga
kerajaan, yang intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir
semuanya memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang
mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian. Ketika Jehangir
menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga
ingin tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir,
giliran ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram,
menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati ajalnya, anak-
anak Syah Jihan di antaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad Bakhs
saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,1993)
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2008)
Ensiklopedi Islam, Cetakan keempat, Jild 2, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, ( Jakarta : PT Ichtiar baru van hoeve, 1997)
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta : UI
Press,1985)
Http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012
Http//kerajaan-mughal-di-india-asal-usul.html, di akses tanggal, 25 Maret 2012
17
Http://www.bloger.com/post-edit.g?blogID=76
Http://yacobsemesta.wordpress.com/2009/04/25/kerajaan-mughal/
Http://www. .hidayatullah.com/kolom/worldviews/9687-fakta-sejarah
18