Kerajaan Bali

24
KERAJAAN BALI Bahan Ajar Sejarah Kelas XI IPA 2 R-SMA-BI NEGERI 2 LUMAJANG Oleh : Kelompok 9 Vinsensia Meykarlina P XIA2/25 Virgiana S. Maulidya XIA2/26 Wahyu Ikhwan N. M XIA2/27

Transcript of Kerajaan Bali

Page 1: Kerajaan Bali

KERAJAAN BALIBahan Ajar Sejarah Kelas XI IPA 2

R-SMA-BI NEGERI 2 LUMAJANGOleh :

Kelompok 9Vinsensia Meykarlina P XIA2/25Virgiana S. Maulidya XIA2/26Wahyu Ikhwan N. M XIA2/27

Page 2: Kerajaan Bali

PETA KONSEP

ASPEK KEHIDUPAN POLITIK

ASPEK KEHIDUPAN KEBUDAYAAN

BUKTI SEJARAHASPEK KEHIDUPAN

EKONOMI

ASPEK KEHIDUPAN SOSIAL

KERAJAAN BALI

Page 3: Kerajaan Bali

Kerajaan BaliKerajaan Bali terletak pada sebuah

Pulau kecil yang tidak jauh dari

daerah Jawa Timur. Dalam

perkembangan sejarahnya, Bali

mempunyai hubungan erat dengan

Pulau Jawa. Karena letaknya

berdekatan, maka sejak zaman

dulu mempunyai hubungan yang

erat. Bahkan ketika Kerajaan

Majapahit runtuh, banyak rakyat

Majapahit yang melarikan diri dan

menetap di sana.

Sampai sekarang ada

kepercayaan bahwa sebagian

dari masyarakat Bali dianggap

pewaris tradisi Majapahit.

Page 4: Kerajaan Bali

Bukti Sejarah〶  Prasasti Bali yang tertua berangka tahun 804 S (882 M) isinya :

pemberian izin kepada para biksu dan pendeta agama Buddha

untuk membuat pertapaan di bukit Cintamani.

〶   Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan 883 S (911 M)

isinya : mengenai tempat suci.

〶  Prasasti yang ditemukan di desa Blanjong, dekat Sanur.

Permukaan prasasti ditulis sebagian dengan huruf Nagari dan

sebagian dengan huruf Bali kuno, sedangkan bahasanya

menggunakan bahasa sansekerta. Angka berupa Candra

Sangkala dan berbunyi “Khecarawahni – Murti artinya tahun 836

S (914 M).

Page 5: Kerajaan Bali

Sebelum kedatangan majapahit di Bali terdapat sebuah kerajaan

yang muncul pertama kali yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari

sebuah prasasti yang ditemukan di desa blanjong dekat Sanur yang

memiliki pantai matahari terbit. Prasasti itu berangka tahun 836 saka

yang menyebutkan nama rajanya “Khesari Warmadewa” memiliki

istana yang ada di Singhadwala. Khesari Warmadewa adalah

Ugrasena pada tahun 915 M - 942 M. Keshari Warmadewa

meninggalkan 9 prasasti yang berisi pembebasan pajak. Setelah

meninggal, Abu jenasah dari raja Ugrasena dicandikan di Air Madatu,

lalu digantikan oleh Jayasingha Warmadewa (960 M - 975 M).

Aspek Kehidupan Politik

Page 6: Kerajaan Bali

Dikatakan bahwa raja Jayasingha membangun dua pemandian di

desa Manukraya, yang letaknya sekarang di dekat istana negara

Tapak Siring. Raja Jayasingha Warmadewa digantikan oleh Raja

Jayasadhu Warmadewa (975 M - 983 M), setelah itu wafat dan

digantikan oleh seorang Ratu yang bernama Sri Maharaja Sriwijaya

Mahadewi (983 M - 989 M). Kemudian digantikan oleh

Dharmodayana (989 M - 1011 M). Dharmodayana disebut juga Raja

Udayana. Raja Udayana menikah dengan Gunapriayadharmapatni

alias mahendradatta dari kerajaan Medang Kemulan di jawa timur

dan dari perkawinannya tersebut menghasilkan 3 orang anak yaitu :

Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Kemudian Airlangga

menikah dengan putri Raja Dharmawangsa (raja di jawa timur).

Page 7: Kerajaan Bali

Raja Udayana wafat dan abu jenazahnya di candikan di Banu Wka.

Kemudian pemerintahan dilanjutkan oleh Marakata yang diberi gelar

Dharmawangsa Wardana Marakatta Pangkajasthana Uttunggadewa

yang memerintah dari 1011 - 1022. Kemudian digantikan oleh anak

Wungsu (1049 - 1077) yang bergelar Paduka Haji Anak Wungsu Nira

Kalih Batari Lumah i Burwan Lumah i Banu Wka. Anak Wungsu

memerintah selama 28 tahun dan dikatakan selama

pemerintahannya keadaan negara aman tenteram. Anak Wungsu

tidak memiliki keturunan dan meninggal tahun 1077 dan di

dharmakan di Gunung Kawi dekat Tapak Siring. Hal itu menandai

berakhirnya kekuasaan Dinasti Warmadewa.

Page 8: Kerajaan Bali

Setelah Anak Wungsu meninggal, kerajaan Bali tetap

mengadakan hubungan dengan raja-raja di Jawa dan ada

dikisahkan seorang raja Bali yang saat itu bernama Raja Bedahulu

atau yang kenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki

seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa.

Kedatangan Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah

ingin menaklukan Bali di bawah pimpinan Kerajaan Majapahit,

namun karena tidak mampu patih Majapahit itu mengajak Ki Kebo

Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat sumur dan setelah

sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan tanah

dan batu.

Page 9: Kerajaan Bali

Namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh dengan

cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke

sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan

diri sampai ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat

dibunuh. Setelah kematian Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh

Gadjah Mada pada tahun 1343.

Page 10: Kerajaan Bali

Kehidupan ekonomi masyarakat bali berkembang pesat pada

masa pemerintahan Anak Wungsu. Dari beberapa prasasti

Kerajaan Bali dapat diketahui kehidupan ekonomi masyarakatnya.

Umumnya penduduk Kerajaan Bali hidup dari bercocok tanam.

Dalam prasasti Songan Tambahan, prasasti dari raja Marakata

disebutkan istilah yang berhubungan dengan pengolahan sawah

yaitu : amabaki, atanem , amantum, ahani, anutu. Proses

penanaman padi disebut sebagai berikut, dimulai dengan mbakaki

(pembukaan tanah), mluku (membajak), tanem (menanam padi),

mantum (menyiangi), ahani (menuai) dan nutu (menumbuk Padi).

Aspek Kehidupan Ekonomi

Page 11: Kerajaan Bali

Dari keterangan di atas jelas bahwa pada masa pemerintahan

Raja Marakata, bahkan mungkin pada masa sebelumnya,

pertanian khususnya pengolahan tanah di Bali telah maju. Hidup

berkebun juga telah umum pada masa itu. Macam-macam tanaman

yang merupakan hasil perkebunan antara lain adalah nyu (kelapa),

kelapa kering (kopra), hano (enau), kamiri (kemiri), kapulaga,

kasumbha (kesumba), tals (ales, keladi), bawang bang (bawang

merah), pipakan (jahe), mula phala (wartel dan umbi-umbian

lainnya), pucang (pinang), durryan (durian), jeruk, hartak (kacang

hijau), lunak atau camalagi (asam), cabya (nurica), pisang atau

byu, sarwaphala (buah-buahan), sarwa wija atau sarwabija (padi-

padian), kapas, kapir (kapuk randu), damar (damar).

Page 12: Kerajaan Bali

Aspek Kehidupan SosialMasyarakat Bali Kuno sangat terbuka dalam menerima pengaruh

dari luar, namun mereka tetap mempertahankan tradisi

kepercayaan nenek moyangnya. Di Bali terdapat 3 agama, yaitu :

Hindu, Budha dan Animisme. Masyarakat Bali Kuno hidup aman

dan tentram karena keteladanan pemimpin negara pada hukum.

Raja memerintah berdasarkan kitab Undang-Undang Uttara

Widdhi Balawan dan Rajawacana. Masyarakat Bali terbagi dalam

kasta-kasta yang disebut caturwarna. Ketika Kerajaan Majapahit

menguasai Bali, terbentuk golongan masyarakat baru yang disebut

Wong Majapahit.

Page 13: Kerajaan Bali

• Kesusastraan

Untuk mengetahui mengenai keadaan dan perkembangan

kesusastraan pada kerajaan Bali , maka perlu mengetahui

hubungan sejarah dan kekeluargaan antara Bali dan Jawa Timur

pada masa itu. Hasil-hasil kesusastraan yang diciptakan di Bali

baru mulai bermunculan pada waktu pemerintahan Dalem

Waturenggong (1460-1550). Lebih-lebih setelah pustakaan

Majapahit banyak dibawa ke Bali. Pada zaman itulah datang ke

Bali Danghyang Nirartha (Pedanda Sakti Wau Rauh) yang

mengarang banyak kitab-kitab kesusastraan.

Aspek Kehidupan Kebudayaan

Page 14: Kerajaan Bali

• Kesenian

Dari pembacaan teks prasasti-prasasti yang telah ditemukan

sampai saat ini dapat diketahui bahwa pada kerajaan Bali telah

hidup beberapa cabang kesenian seperti seni tari, seni tabuh,

seni suara/vokal, lawak, dan beberapa jenis seni tontonan

lainnya. Tetapi nama-nama kesenian atau tontonan yang

disebutkan didalam prasasti-prasasti tidaklah seluruhnya dapat

kita identifikasikan dengan cabang-cabang kesenian atau

tontonan yang masih hidup sampai dewasa ini. Nama-nama

cabang kesenian yang paling banyak diketahui ialah dari

prasasti-prasasti yang dikeluarkan oleh raja Anak Wungsu.

Page 15: Kerajaan Bali

Kesenian lain yang dikenal ialah semacam kesenian yang

disebut Culpika dan Citakara. Dalam bahasa Indonesia istilah-

istilah tersebut berarti : pemahat patung untuk istilah Culpika dan

pelukis untuk istilah Citrakara. Istilah-istilah tersebut memberikan

suatu gambaran bahwa pada masyarakat Bali kuno sudah ada

orang mempunyai keahlian di bidang seni pahat dan seni lukis.

Hanya saja data-data mengenai hal ini tidak banyak kita

temukan dalam sumber-sumber tertulis seperti prasasti pada

umumnya. Hanya beberapa prasasti yang memuat tentang seni

tersebut.

Page 16: Kerajaan Bali

Cukup banyak prasasti menyebutkan nama-nama bangunan

khususnya bangunan suci keagamaan, bangunan suci sebagai

pedharman raja atau pejabat tinggi kerajaan atau juga seorang

permaisuri kerajaan. Tetapi banyak tempat yang disebutkan dalam

prasasti sebagai tempat lumah (wafat) raja atau permaisuri belum

diketahui lokasinya. Selain jenis bangunan tersebut, juga

ditemukan jenis bangunan wihara. Semua jenis bangunan tersebut

beberapa diantaranya masih dapat ditemukan antara lain :

Prasada di Pura Magening (Tampaksiring), kompleks percandian

Gunung Kawi, Goa Gajah, Wihara-wihara/pertapaan-pertapaan di

sepanjang sungai Pakerisan dan Kerobokan dan lain sebagainya.

Page 17: Kerajaan Bali

Dari bangunan-bangunan tersebut

dapat diketahui bahwa ada unsur

keindahan yang mewarnai gaya

bangunan atau arsitektur. Seni

bangunan atau arsitektur yang

terlihat pada bangunan-bangunan

meliputi : bentuk bangunan, tata

letak dan penentuan atau pemilihan

lokasi. Aspek-aspek arsitektur ini

kemudian sangat menentukan rasa

puas atau tidaknya si pemilik

bangunan baik lahir maupun bathin.

Page 18: Kerajaan Bali

SOAL

1. Yang dimaksud dengan Khecarawahni – Murti adalah .......

A. Tahun 816 S D. Tahun 837 S

B. Tahun 826 S E. Tahun 678 S

C. Tahun 836 S

2. Pengganti Khesari Warmadewa adalah .........

A. Jayasingha Warmadewa

B. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi

C. Raja Anak Wungsu

D. Raja Udayana

E. Marakata

Page 19: Kerajaan Bali

4. Mata pencaharian utama masyarakat Bali adalah .......

A. Pilot D. Peternak

B. Nelayan E. Tentara

C. Petani

5. Agama yang beredar di Bali adalah ........

A. Hindu, Budha, Animisme

B. Animisme, Dinamisme, Totemisme

C. Islam, Katolik, Hindu

D. Budha, Konghucu, Hindu

E. Hindu, Budha, Islam

Page 20: Kerajaan Bali

5. Berikut ini yang merupakan bangunan peninggalan Kerajaan

Bali adalah ........

A. Candi Borobudur

B. Candi Kalasan

C. Candi Prambanan

D. Goa Gajah

E. Goa Tallo

Page 21: Kerajaan Bali

1. Sebutkan bukti sejarah adanya Kerajaan Bali!

2. Siapa saja raja-raja yang memerintah Kerajaan Bali ?

3. Jelaskan isi prasasti Songan Tambahan!

4. Jelaskan istilah-istilah berikut!

a. Air Madatu

b. Mbakaki

c. Caturwarna

d. Culpika dan Citakara

5. Sebutkan banguna peninggalan Kerajaan Bali!

Page 22: Kerajaan Bali

P. Ganda :

1. C

2. A

3. C

4. A

5. D

Kunci JawabanUraian :

1. Prasasti Bali berangka tahun 804 S (882

M), Prasasti berangka tahun 818 S (896 M) dan

883 S (911 M), Prasasti yang ditemukan di desa

Blanjong, dekat Sanur.

2. Keshari Warmadewa, Jayasingha Warmadewa,

Jayasadhu Warmadewa, Sri Maharaja Sriwijaya

Mahadewi, Dharmodayana, Marakata, Anak

Wungsu,

Page 23: Kerajaan Bali

3. Dalam prasasti Songan Tambahan disebutkan istilah yang

berhubungan dengan pengolahan sawah yaitu : amabaki,

atanem , amantum, ahani, anutu. Proses penanaman padi

disebut sebagai berikut, dimulai dengan mbakaki, mluku,

tanem, mantum , ahani dan nutu.

4. a. Tempat dicandikannya Raja Keshari Warmadewa

b. Membuka tanah dalam proses pengolahan sawah

c. Kasta-kasta yang membagi masyarakat Bali

d. Pemahat patung dan pelukis

5. Prasada di Pura Magening, kompleks percandian Gunung

Kawi, Goa Gajah, Wihara-wihara/pertapaan-pertapaan di

sepanjang sungai Pakerisan dan Kerobokan

Page 24: Kerajaan Bali

Sumber

http://www.fahmiblogs.com/2011/09/kerajaan-bali.html

Platinum Sejarah Kelas XI Program IPA

4shared.com

http://www.google.co.id/search?sourceid=chrome&ie=UTF-

8&q=goa+gajah