Keracunan Timah OIPS

12
Anamnesis Pekerjaan Untuk memperoleh anamnesis pekerjaan yang terarah maka pertanyaan harus difokusk pada hal – hal yang penting secara sistematik, dengan langkah – langkah sebagai 1. Memastikan kemunculan gejala dalam hubungannya dengan pekerjaan; 1 a. Apakah gejala yang timbul membaik pada saat istirahat atau liburan ? b. Apakah terdapat pekerja lain yang menderita gejala yang sama di ling kerja ? c. Apakah terjadi pajanan debu, uap atau partikel partikel a beracun di lingkungan kerja ? !. "ertanyaan kronologis tentang pekerjaan terdahulu sampai yang sekarang, me 1 a. $eskripsi lingkungan tempat kerja b. %nformasi tentang bahan mentah yang dipakai, proses kerja, pr dihasilkan serta tata cara penanganan limbah industri. c. &ama bekerja di masing – masing tempat kerja d. $eskripsi tugas dan dan jad'al 'aktu kerja( shift e. )umlah hari absen dan alasannya f. "enggunaan alat perlindungan diri g. "rosedur pemeriksaan fisik sebelum masuk kerja h. Adanya pekerjaan lain disamping pekerjaan utama *misalnya kerj hari+ . "ertanyaan spesifik yang ada hubungannya dengan pajanan penyakit akibat ke 1 a. "ernah bekerja di tempat kerja yang bising ( terlalu panas atau mengg produk asbes ( sinar radioaktif ( alat yang menimbulkan -ibrasi ? b. aktor stres di tempat kerja *jemu, konflik dengan atasan(ba kerja, dan lain – lain+ c. "ernah bertugas di bidang militer d. /obi *olahraga, berkebun, melukis, pekerjaan rumah tangga ( pertukan las+ e. "ekerjaan istri(suami 0. i'ayat reproduksi *ri'ayat abortus, jumlah anak, lahir mati, ri' terdahulu, kesukaran pada saatmelahirkan bayi, perubahan libido atau siklus menstruasi+ 1 2. i'ayat kesehatan lingkungan 1 3. %nformasi mengenai industri lain di sekeliling tempat kerja *tingkat polus pajanan limbah industri ( percikan at beracun dari tempat lain+ 1 Hasil Anamnesis 4eluhan pada pasien dirasakan sejak 3 bulan terakhir, sebelumnya belum pernah be hanya meminum jamu. "asien tidak mempunyai masalah psikologis dengan atasan maup

description

pbl blok 27

Transcript of Keracunan Timah OIPS

Anamnesis PekerjaanUntuk memperoleh anamnesis pekerjaan yang terarah maka pertanyaan harus difokuskan pada hal hal yang penting secara sistematik, dengan langkah langkah sebagai berikut.1. Memastikan kemunculan gejala dalam hubungannya dengan pekerjaan;1a. Apakah gejala yang timbul membaik pada saat istirahat atau liburan ?b. Apakah terdapat pekerja lain yang menderita gejala yang sama di lingkungan kerja ?c. Apakah terjadi pajanan debu, uap atau partikel partikel zat kimia yang beracun di lingkungan kerja ?2. Pertanyaan kronologis tentang pekerjaan terdahulu sampai yang sekarang, mengenai:1a. Deskripsi lingkungan tempat kerjab. Informasi tentang bahan mentah yang dipakai, proses kerja, produk yang dihasilkan serta tata cara penanganan limbah industri.c. Lama bekerja di masing masing tempat kerjad. Deskripsi tugas dan dan jadwal waktu kerja/shifte. Jumlah hari absen dan alasannyaf. Penggunaan alat perlindungan dirig. Prosedur pemeriksaan fisik sebelum masuk kerjah. Adanya pekerjaan lain disamping pekerjaan utama (misalnya kerja malam hari)3. Pertanyaan spesifik yang ada hubungannya dengan pajanan penyakit akibat kerja1a. Pernah bekerja di tempat kerja yang bising / terlalu panas atau menggunakan produk asbes / sinar radioaktif / alat yang menimbulkan vibrasi ?b. Faktor stres di tempat kerja (jemu, konflik dengan atasan/bawahan / teman kerja, dan lain lain)c. Pernah bertugas di bidang militerd. Hobi (olahraga, berkebun, melukis, pekerjaan rumah tangga / pertukangan / las)e. Pekerjaan istri/suami4. Riwayat reproduksi (riwayat abortus, jumlah anak, lahir mati, riwayat kehamilan terdahulu, kesukaran pada saat melahirkan bayi, perubahan libido atau siklus menstruasi)15. Riwayat kesehatan lingkungan16. Informasi mengenai industri lain di sekeliling tempat kerja (tingkat polusi lingkungan, pajanan limbah industri / percikan zat beracun dari tempat lain)1Hasil AnamnesisKeluhan pada pasien dirasakan sejak 6 bulan terakhir, sebelumnya belum pernah berobat dan hanya meminum jamu. Pasien tidak mempunyai masalah psikologis dengan atasan maupun rekan sekerjanya. Pasien bekerja di pabrik baterai selama 5 tahun dan tidak pernah memakai APD.Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilaksanakan seperti pada penyakit umum lainnya, yaitu pemeriksaan fisik secara umum dengan menitikberatkan pada pemeriksaan sistem organ yang diperkirakan terpengaruh akibat pajanan zat zat kimia yang diduga menjadi etiologi penyakit akibat kerja, misalnya garis timah hitam pada intoksikasi timah hitam, pembesaran hati akibat pajanan toluena, dan pembesaran limpa karena intoksikasi bensin.1Hasil Pemeriksaan FisikPemeriksaan tanda tanda vital dalam batas normal, konjungtiva tidak anemis, dan pemeriksaan fisik lain tidak ada kelainan.Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium untuk penyakit akibat kerja dapat dibagi menjadi pemeriksaan laboratorium umum dan khusus.Pemeriksaan laboratorium umum adalah :11. Pemeriksaan rutin darah dan urine, foto rontgen toraks, elektrokardiogram (EKG)2. Pemeriksaan laboratorium nonspesifik akibat pemajanan, misalnya;a. Pemeriksaan darah lengkap (MCH, MCHC, hitung retikulosit, dan lain lain) untuk indikasi pajanan terhadapzat hemotoksik.b. Pemeriksaan fungsi hati (Bilirubin, SGOT, SGPT, dan lain lain) untuk indikasi pajanan terhadap zat hepatotoksik.c. Pemeriksaaan fungsi paru (Volume tidal, dan lain lain) untuk indikasi terjadinya iritasi saluran pernapasan.d. Delta aminolevulinic acid untuk indikasi pajanan terhadap intoksikasi timah hitam.e. Tes sputum untuk indikasi pajanan terhadap debu gergaji kayu.f. Tes kekuatan untu indikasi pajanan terhadap aktivitas angkat beban.Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi :11. Pemeriksaan laboratorium spesifik akibat pajanan, misalnya:1a. Pemeriksaan kadar timah hitam darah untuk indikasi pajanan timah hitamb. Analisis kadar asam hipurat dalam urine untuk indikasi pajanan toluenac. Analisis kadar trikloroetilen dalam urine dan udara pernapasan untuk indikasi pajanan trikloroetilen.2. Tes untuk suatu kelainan genetika dapat dilakukan dengan tes sensitivitas. Pajanan zat toksik akibat pekerjaan dapat menstimulasi sensitivitas individu dengan kelainan genetika tertentu, sehingga penyakit tertentu dapat timbul dengan mudah hanya dengan pajanan yang minimal saja, misalnya:1a. Penyakit paru obstruktif menahun (COPD) mudah terjangkit pada individu dengan defisiensi serum alpha antitripsin herediter bila terpajan oleh zat toksik iritan paru atau bahkan zat toksik yang bukan iritan paru.b. Hipersensitivitas terhadap zat hemolitik pada defisiensi glukosa-6-fosfatase (G-6-PD) c. Hipersensitivitas terhadap pajanan nitrat pada defisiensi diaforased. Tes skrining imunologis untuk pajanan komponen organik3. Perubahan kromosom1a. Pajanan bahaya kerja fisik atau kimia tertentu dapat menimbulkan kelainan genetik, yang dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan genetik.Hasil Pemeriksaan LaboratoriumHasil pemeriksaan di laboratorium didapatkan kadar hemoglobin 12mg/dL dan kadar Pb dalam darah 40g/dL.Working Diagnosa : Intosikasi Logam Berat TimbalRacun logam antara lain adalah timah (timbal,pb), air raksa (merkuri,Hg), mangan (Mn), kromium (Cr), berlium (Be), kadnium (Cd), vanadium, wolfam (W), dan Nikel (Ni). Racun metaloid antara lain arsen, fosfor dan flour. Perbedaan antara logam dan metaloid bukan hal yang mutlak, oleh karena suatu logam atau metaloid dapat mempunyai sifat ganda (amfoter). Tidak hanya unsurnya saja, tetapi banya senyawanya juga beracun bahkan mungkin sangat beracun. Di samping itu terdapat pula logam atau metaloid lain beserta persenyawanya yang beracun namun biasanya tidak begitu banyak digunakan dalam proses produksi di perusahaan dan tidak terlalu beracun. Logam atau metaloid lain mungkin bila masuk dalam tubuh tidak menimbulkan keracunan, misalnya saja perak yang masuk ke dalam tubuh dan terkenal menyebabkan arygyria, tanpa menimbulkan gejala klinis keracunan. Demikian puula logam emas atau palatina. Keracunan oleh persenyawaan suatu logam atau metaloid biasanya tidak sama dengan keracunan oleh unsur logam atau metaloiid yang bersangkutan. Sebagai contoh keracunan yang disebabkan logam timah hitam berbeda dari keracunan oleh persenyawaan tetra-elit-timah hitam. Atau keracunan oleh air raksa metalik sangat berlainan dari keracunan oleh persyaratan metil air raksa, walaupun terdapat kesamaan sebagai manifestasi efek air raksa kepada susunan saraf. Keracunan oleh logam atau metaloid dan persenyawaannya tergantung kepada logam atau metaloidnya itu sendiri, rumus kimia persenyawaannya, valensi ikatan kimianya, wujud fisik, yaitu padat, cair atau gas, campuran atau pelarutnya, dan jalan serta caranya masuk racun tersebut kedalam tubuh.2Timah Hitam ( Timbal,Pb)Timah adalah logam berat yang bewarna kelabu yang meleleh pada suhu 320C. Timah hitam menguap pada suhu di atas 5000C dan bereaksi dengan udara membentuk senyawa oksida timah hitam. Persenyawaan organometalik timbal yang paling penting adalah tetra-etil timah hitam (TEL), tetra-metil timah hitam (TML) dan timah hitam stearat. Keracunan oleh imah hitam dalam perusahaan terjadi dalam dua bentuk yang mudah sekali dibedakan :21. Oleh karena timah hitam dan persenyawaan anorganisnya seperti putih timah hitam (loodwit,leadwhite)2. Oleh karena pengelolahan anorganis timah hitam, khususnya tetra-etil-timah hitam (TEL).Dua jenis keracunan tersebut berbeda sifat dengan gejalanya. Keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan anorganisnya bersifat kronis dengan gejala-gejala kolik usus, kelumpuhan saraf lengan-tangan dengan gejala wrist drop, noktah-noktah (stippling) basofil dalam sel darah merah dan anemia. Keracunan TEL bersifatnya akut dengan kejala insomnia, keracunan pikiran, delirium, dan mania.2Jenis keracunan oleh timah hitan dan persenyawaan anorganisnya biasanya terjadi di pabrik aki, percetakan yang menggunakan timah hiam, dipabrik keramik, pada pekerjaan mengecat dengan bahan cat persenyawaan timah hitam, pada pekerjaan vulkanisasi karet, pekerjaan mengglazur gelas, menyolder, serta pada pembuatan kawat listrik, mainan kanak-kanak dan aliage logam.2Terdapat dua hal mengenai masuk dan bearadanya tidam dalam tubuh manusia, yaitu absorpsi dan keracunan timah hitam. Absorpsi berarti bahwa tubuh telah kemasukan timah dari pekerjaan dan tempat kerja, sehingga kadarnya didalam tubuh melebihi kadar normal, tetapi pada absopsi ini tidak nampak gejala klinis, apabila terlihat gejala klinis, peristiwa absopsi itu meningkat menjadi peristiwa keracunan.2Untuk diagnosis keracunan imah hitam diterapkan cara menegakan diagnosis penyakit akibat kerja pada umumnya, tetapi terutama perlu mendapat perhatian ialah gejala klinis dan pemeriksaan laboratorium serta evaluasi pekerjaan dan tempat kerja. Bagi keracunan oleh timah hitam dan persenyawaan organisnya, pemeriksaan laboratorium yang paling dapat di percaya adalah terhadap kadar timah hitam dalah darah. Normal kadar tersebut adalah 100-250 mikrogram timah hitam per liter darah lengkap. Pada kadar 800 mikrogram timah hitam per liter darah lengkap. Ensefalitis terjadi pada kadar timah darah >1000 mikrogram per liter darah lengkap. Jika kadar timah hitam darah per liter darah lengkap > 600 mikrogram per liter, pemaparan harus dihentikan dan pemeriksaan kesehatan termasuk pengukuran kadar timah hitam darah dilakukan 6 bulan sekali sampai kadar timah hitam darah berada 80 g/dL. Pada individu dengan gejala intoksikasi timbal yang jelas, tetapi sulit ditemukan riwayat pajanannya, tes mobilisasi CaNa2EDTAPb dapat membantu untuk menegakkan diagnosis.PenatalaksanaanPencegahanSantasi lingkungan kerja, terutama kebersihan kantin, dan perilaku makan yang sehat harus diperhatikan. Untuk proses yang berpotensi menghasilkan debu atau fume timbal, perlu disediakan alat pelindung pernapasan yang memadai. Menurut standar OSHA, program pengawasan medis pada pekerja perlu dilaksanakan bila kadar timbal di lingkungan tempat kerja 30 g/m3 untuk lebih dari 30 hari/tahun. Program ini disertai juga pelaksanaan tindakan berikut :1. Pemantauan biologis (kadar timbal dalam darah) pada masing masing pekerja :a. Dilakukan setiap 6 bulan bila kadar timbal 40 g/dL, sampai kadarnya mencapai 40 g/dL dan sudah tidak diperkenankan bekerja di tempat pajanan maka pemantauan harus dilaksanakan setiap bulan.2. Pemeriksaan medisa. Dilakukan setiap tahun bila kadar timbal dalam darah >40 g/dL. b. Dilakukan setelah peninjauan lapangan bila kadar timbal dalam darah mencapai >30 g/m3.c. Dilakukan sesegera mungkin bila seorang pekerja timbul tanda intoksikasi timbal yang mencurigakan.3. Tidak diperkenankan bekerja di tempat pajanana. Pekerja dengan kadar timbal >60 g/dL, kecuali kadarnya yang terakhir masih 50 g/dL pada pemeriksaan terakhir selama tiga kali berturut turut atau lebih dari 6 bulan, kecuali kadarnya yang terakhir masih