Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

12
Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas Dulu dan sekarang. Sebelum lebih jauh maka akan lebih baik kita bagi rentang waktu dulu yaitu sejak adanya keperawatan di Indonesia pada sekitar tahun 40 an sampai tahun 80 an. Waktu sekarang yaitu sejak 80 sampai periode saat ini. Baiklah, mari kita lihat dari perkembangan sejarah keperawatan khususnya di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda perawat terbentuk pada dinkes tentara dan rakyat. Saat ini perawatan tidak berkembang. Pada masa penjajahan Inggris keperawatan mulai dibenahi khususnya untuk kesehatan tawanan. Masa setelah kemerdekaan, thn 1952 didirikan sekolah perawat, thn 1962 dibuka D3 kep, thn 1985 ada S1 kep, thn 1992 telah dibuka S2 kep, thn 2008 dibuka S3 kep. Di lihat dari sejarah perkembangan pendidikan maka cukup jelas perbedaan antara masa lalu dan masa sekarang dimana setiap saat ada perkembangan ilmu pengetahuan. Berdasarkan sejarah evolusi riset keperawatan bahwa masa lalu beorientasi kelanjutan pada pendidikan (1940 - 1950), tahun 1960- 1970 mulai muncul konsep tentang keperawatan seperti konsep kerangka kerja, teori dan kontekstual sekitar komunikasi. Pada masa sekarang ada kecenderungan ke penelitian klinis (thn 1980 an), thn 1993 mulai berkembang pada informatika keperawatan, promosi dan teknologi. Thn 1995 - 1999 muncul model keperawatan berbasis komunitas. Dari sejarah tentang evolusi riset keperawatan bahwa keperawatan komunitas baru muncul pada masa sekarang. Bagaimana paradigma yang dipakai keperawatan komunitas pada masa lalu dan sekarang? Pada masa lalu paradigma yang digunakan adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang berperan adalah upaya kuratif. Kita sadari dulu banyaknya "dokter kecil" dan "mantri keliling" yang melaksanakan upaya kuratif. Sebenarnya masalah ini tidak dapat

Transcript of Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

Page 1: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA

Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas

Dulu dan sekarang.Sebelum lebih jauh maka akan lebih baik kita bagi rentang waktu dulu yaitu sejak adanya keperawatan di Indonesia pada sekitar tahun 40 an sampai tahun 80 an. Waktu sekarang yaitu sejak 80 sampai periode saat ini.Baiklah, mari kita lihat dari perkembangan sejarah keperawatan khususnya di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda perawat terbentuk pada dinkes tentara dan rakyat. Saat ini perawatan tidak berkembang. Pada masa penjajahan Inggris keperawatan mulai dibenahi khususnya untuk kesehatan tawanan. Masa setelah kemerdekaan, thn 1952 didirikan sekolah perawat, thn 1962 dibuka D3 kep, thn 1985 ada S1 kep, thn 1992 telah dibuka S2 kep, thn 2008 dibuka S3 kep.Di lihat dari sejarah perkembangan pendidikan maka cukup jelas perbedaan antara masa lalu dan masa sekarang dimana setiap saat ada perkembangan ilmu pengetahuan.Berdasarkan sejarah evolusi riset keperawatan bahwa masa lalu beorientasi kelanjutan pada pendidikan (1940 - 1950), tahun 1960-1970 mulai muncul konsep tentang keperawatan seperti konsep kerangka kerja, teori dan kontekstual sekitar komunikasi.Pada masa sekarang ada kecenderungan ke penelitian klinis (thn 1980 an), thn 1993 mulai berkembang pada informatika keperawatan, promosi dan teknologi. Thn 1995 - 1999 muncul model keperawatan berbasis komunitas.Dari sejarah tentang evolusi riset keperawatan bahwa keperawatan komunitas baru muncul pada masa sekarang.Bagaimana paradigma yang dipakai keperawatan komunitas pada masa lalu dan sekarang?Pada masa lalu paradigma yang digunakan adalah paradigma sakit, yaitu tindakan yang berperan adalah upaya kuratif. Kita sadari dulu banyaknya "dokter kecil" dan "mantri keliling" yang melaksanakan upaya kuratif. Sebenarnya masalah ini tidak dapat terlalu disalahkan karena sedikitnya tenaga medis yang bisa menjangkau masyarakat. Saat sekarang tenaga perawat sangatlah banyak, hampir separo tenaga perawat adalah perawat komunitas. Paradigma sakit telah bergeser pada paradigma sehat dimana upaya promotif dan preventif lebih ditekankan dari pada upaya kuratif. Tujuannya tidak lain untuk menumbuhkan kemandirian kepada masyarakat.Sekiranya pada masa sekarang masih ada perawat komunitas yang masih menekankan pada upaya kuratif, nah ini dia yang barangkali disebut pisang goreng dibungkus dengan alumunium foil. Rasanya tetap saja pisang goreng. Tidak ada perubahan cuma pendidikan dan waktu saja yang berbeda.Bagaimana dengan mutu dan kualitas perawatan?Dikatakan bermutu dan berkualitas apabila suatu upaya yang dilakukan sesuai standar keilmuan dan dapat memuaskan sipenerima upaya. Masalah ini tidaklah beda antara masa lalu dan sekarang. Artinya upaya perawatan komunitas baik dulu maupun sekarang haruslah sesuai dengan standar keilmuan pada masa masing-masing dan dapat memuaskan penerima upaya perawatan jika ingin dikatakan bermutu dan berkualitas.Dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan, perbedaan pendidikan, waktu serta

Page 2: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

pergeseran paradigma dari sakit menjadi sehat mempengaruhi terhadap perbedan keperawatan komunitas saat dulu dan sekarang.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH : MIFTAHUL MAGHFIRAH S.KpPENDAHULUAN

Sejarah Perkembangan Komunitas

DI LUAR INDONESIA:Ø Periode 1860-1900 “ direct nursing “ dengan focus orang miskin, penyakit terminal dan orientasi bersifat individual dengan pengobatan dimulai pencegahanØ Periode 1900- 1970 “ public health nursing “ dengan focus masyarakat, keluarga miskin yang tidak mampu membayar di RS dan orientasi bersifat keluarga melalui pengobatan dan pencegahanØ 1970- sekarang “ community health nursing “ dengan focus seluruh komunitas, bukan hanya orang miskin dengan orientasi penduduk yang bersifat peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

DI INDONESIAPeriode sebelum 1945:Ø 1596 : Yankes komunitas hanya mengatasi wabah, maka dilatih juru immunisasiØ 1807 : Angka kematian ibu dan bayi akibat praktek yang salah, maka dilatih dukun bayiØ 1850 : Latihan kebidanan oleh RS Militer BataviaØ 1924 : Proyek percontohan pemberantasan cacing tambang di Banyumas Jawa Tengah, maka ada pendidikan kesling dan PSMØ 1930 : Para dukun bayi didaftar sebagai tenaga pembantu dalam bidang KIAØ 1936 : dr. Hydrick mendirikan sekolah mantra hygiene di Banyumas

Periode 1945 – 1958:Ø 1948 : Didirikan sekolah penyuluh kesehatan di MagelangØ 1951 : Program kesehatan wilayah Bandung ( Program terpadu preventif dan kuratif, program terpadu kesehatan desa perawat/ pembantu perawatØ 1952 : Pelatihan formal dukun bayi sebagai motivator kesehatanØ 1956 : Proyek Bekasi, keterpaduan poliklinik, BKIA dan ApotikØ 1957 : Proram KB dilaksanakan PKBI

Periode 1959 – 1965 :Ø 1960 : Pendayagunaan kader secara luasØ 1962 : Kursus kader masyarakat di Semarang Jawa Tengah

Periode setelah 1965 :Ø 1968 : Konsep puskesmas dibahas dan diterima oleh rapat kerja nasional

Page 3: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

Ø 1970 : Proyek pembangunan nasional kesehatan pedesaan dengan penekanan pada koordinasi lintas sektoral melalui PKMDØ 1977- sekarang : PKMD yang dikembangkan resmi sebagai suatu strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, bentuk operasionalnya adalah PHC

DEFINISI KOMUNITAS

WHO : Komunitas sebagai kelompok social ditentukan oleh batas wilayah, nilai, keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan interaksi antara anggota satu dengan lainnya

SPRADLEY : Sekumpulan orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya

SAUNDERS : Tempat atau kumpulan orang-orang atau system social

KOMUNITAS : Sekelompok individu yang tinggal pada wilayah tertentu yang memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan

Juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan yang bertujuan mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama sebagai suatu mekanisme untuk memperoleh pencapaian tujuan yang berarti komunitas tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam pelaksanaannya asuhan keperawatan komunitas diupayakan :Ø Dekat dengan komunitas > upaya yang essensial atau sangat dibutuhkan komunitas secara universal dapat dijangkau, penggunaan teknologi tepat gunaØ Peran serta komunitas > bertanggung jawab atas kesehatannya merupakan pelaku kegiatan untuk peningkatan kesehatan berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian

Berarti bantuan diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmauan dengan menggunakan potensi lingkungan yaitu locality development merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat.

Pelaksanaan tersebut dalam bentuk PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS melalui pendekatan ilmiah proses keperawatan komunitas

ASUMSI DASARMenurut ANA , 1980 asumsi dasar keperawatan komunitas :Ø Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleksØ Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen system pelayanan kesehatanØ Keperawatan merupakan sub system pelayanan kesehatan dimana hasil pendidikan dan

Page 4: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

penelitian melandasi praktekØ Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan utama

KEYAKINAN

Beberapa keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas :

Ø Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua orangØ Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini komunitasØ Perawat sebagai pemberi pelayanan dan masyarakat sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baikØ Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi

FALSAFAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

Ø Keperawatan komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual terhadap kesehatan komunitas dan memberikan prioritas pada strategi peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakitØ Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas adalah paradigma keperawatan secara umum yaitu manusia sebagai titik sentral setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaanManusiaKeperawatan ( 3 level pencegahan )Lingkungan ( bio,psiko,sos,kult,spirit )Kesehatan ( sehat- sakit )

PENGERTIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pelayanan keperawatan professional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan tanpa mengabaikan pengobatan dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan ( Spradley, 1985 dan Logan and Dawkin, 1987 )

TUJUAN

Untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui :

Page 5: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

Ø Pelayanan keperawatan langsung ( Direct care ) terhadap individu, keluarga, kelompok dalam konteks komunitasØ Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan masyarakat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok

” KEMANDIRIAN KOMUNITAS DALAM PEMELIHARAAN KES”

SASARANSeluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, kelompok resiko tinggi dan kelompok khusus

STRATEGIØ Proses kelompokØ Pendidikan kesehatanØ Kerjasama / partnership

Atas dasar >>> Kemampuan perawat dan masyarakat sendiri>>> Potensi yang ada dilingkungan masyarakat

INTERVENSIØ Pendidikan kesehatanØ Observasi keperawatanØ Terapi keperawatanØ Konseling keperawatanØ KolaborasiØ Rujukan keperawatan atau non keperawatanØ Kerjasama lintas sektoral dan lintas program

LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keluarga dan komunitas baik individu, kelompok di keperawatan komunitas, di rumah, sekolah, tempat kerja atau tempat pelayanan kesehatan lain di komunitas

PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Ø KemanfaatanIntervensi hendaknya memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi komunitas( ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian )

Ø AutonomiKomunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih alternative terbaik yang

Page 6: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

disediakan untuk komunitas

Ø KeadilanMelakukan tindakan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas komunitas

PERAN PERAWAT KOMUNITASØ Pemberi palayanan kesehatan ( provider )Ø PendidikØ PengelolaØ KonselorØ Pembela klien / masyarakatØ Peneliti

3 LEVEL PENCEGAHAN :

Prevensi primerPeningkatan kesehatan dan perlindungan khusus( imunisasi, penyuluhan, asuhan prenatal, KB, perlindungan gigi, stimulasi awal anak )

Prevensi sekunderDiagnosa dini, intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis sehingga memperpendek waktu sakit atau tingkat keseriusan penyakit( mengkaji keterbelakangan tumbang anak, memotivasi keluarga untuk pemeriksaan kesehatan berkala seperti gigi-mata pada balita )

Prevensi tersierMulai saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai stabil, bersifat irreversible( perawatan kolostomi di rumah, latihan teratur bagi anak yang lumpuh )

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN

Faktor lingkunganKondisi sekitar yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi status kesehatan individu atau masyarakatFaktor pelayanan dan sarana kesehatanTersedia atau tidaknya sarana kesehatan dan termasuk pemberi pelayanannyaFaktor perilaku dan sos-budTindakan dan perbuatan manusia yang dipengaruhi latarbelakang budayanyaFaktor keturunan atau bawaan

Page 7: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas Indonesia

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA

Berbicara tentang sejarah keperawatan di Indonesia, maka perkembangan keperawatan di Indonesia dapat dibagi dalam tiga masa yaitu: 

A.  Keperawatan di Masa Kuno

Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantra-mantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan, orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan (mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan. B. Keperawatan di Masa Penjajahan

Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan. Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep keperawatan dari Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan dinas kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari penduduk pribumi. Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer. Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi profesi. Organisasi profesi perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799, organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra (disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya untuk merawat staf dan tentara Belanda. Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui organisasinya diberikan semacam pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah Belanda. Ilmu keperawatan pada masa Belanda disebut Verpleegkunde. Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah keperawatan Indonesia yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering kita dengar

Page 8: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

istilah Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken (kain penutup), warm-water zak (buli-buli hangat), Iiskap (buli-buli dingin), scheren (gunting/cukur), dan lain-lain.Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang, keperawatan Indonesia mengalami masa kegelapan. Wabah penyakit menyebar di mana-mana, jumlah orang sakit meningkat, sementara bahan-bahan yang dibutuhkan seperti balutan dan obat-obatan dalam kondisi kekurangan. Pendidikan keperawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhenti. Banyak perawat yang berhenti bekerja sebagai perawat dikarenakan ketakutan dan kecemasan. Selanjutnya tidak ada catatan perkembangan sampai akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaan. 

C.  Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan

Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai berikut:

1.   Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang keperawatan. 

2.   Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat (SPR). 

3.   Tahun 1945 – 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan, Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan. 

4.   Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper). 5.   Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan

yaitu Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia, Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara (MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan. 

6.   Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata Rawat (SPR). 

7.   Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). 8.   Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu

dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit. 

9.   Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c) Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan. 

10.        Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan) yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi momentum terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia. 

Page 9: Keperawatan Komunitas I DIAN HUSADA Darkuni

11.        Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan). 

12.        Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri Kesehatan.

PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI PALEMBANG, SUMATERA SELATAN

Perkembangan keperawatan di Palembang mengikuti perkembangan keperawatan Indonesia pada umumnya. Sebelum tahun 2000, pendidikan keperawatan di Palembang khususnya dan Sumatera Selatan pada umumnya adalah Sekolah Perawat Kesehatan dan Akademi Keperawatan yan diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan dan pihak swasta. Hampir di setiap kabupaten / kota di Sumatera Selatan terdapat lembaga pendidikan keperawatan.

Pada tahun 2000, berdiri pendidikan keperawatan setingkat sarjana yang pertama yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada yang diselenggarakan oleh Yayasan Bina Husada. Berdirinya PSIK STIK Bina Husada memberikan perkembangan yang cukup pesat di bidang keperawatan. Tokoh-tokoh yang pendiri PSIK STIK Bina Husada yaitu Bapak Dr. H. Chairil Zaman, MSc., Bapak H. Amar Muntaha, SKM., M. Kes., Bapak Drs. H. M. Ali Yusuf, Bapak H. Martawan Madari, SKM., M. Kes. Ibu Dra. Hj. Herawati.

Kemudian pada tahun 2001, menyusul berdirinya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Berikutnya menyusul berdiri yaitu PSIK STIKes Siti Khodijah dan PSIK STIKes Muhammadiyah.

BAHAN BACAAN:RSCM, 1997. Pedoman Perawatan RSUP Nasional. RSCM: Jakarta.M. Bouwhuizen. Ilmu Keperawatan (Verpleegkunde Zn). Alih bahasa: Drs. Med. Moelia Radja Siregar. EGC: Jakarta.La Ode Jumadi Saffar, SKp. Pengantar Keperawatan Profesional. EGC: Jakarta.  Muslim Sudirman, SKp. (2000). Catatan Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada Palembang. Nurharlinah, SKp. (2000). Catatan Kuliah: Konsep Dasar Keperawatan I. PSIK STIK Bina Husada Palembang.