Keperawatan gerontik

15

description

by: Tuti Mutya Ardan, S.Kep

Transcript of Keperawatan gerontik

Page 1: Keperawatan gerontik
Page 2: Keperawatan gerontik

Nenek R usia 85 tahun sudah tinggal di panti sejak 2

tahun yang lalu. Saat dilakukan pengkajian, Nenek R

mengeluh sering merasakan sakit kepala dibagian

belakang dan sesak nafas. Sakit kepala dirasakan

apabila kurang tidur dan banyak fikiran. Akibat rasa

sakit kepalanya tersebut nenek R biasanya hanya

berbaring di tempat tidur, tidak melakukan aktivitas

seperti biasanya.

Page 3: Keperawatan gerontik

Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90

mmHg. Tekanan darah diukur dengan

spygmomanometer yang telah dikalibrasi dengan tepat

(80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah

pasien beristirahat nyaman, posisi duduk punggung

tegak atau terlentang paling sedikit selama 5 menit

sampai 30 menit setelah merokok atau minum kopi

(Armilawaty, 2007).

Page 4: Keperawatan gerontik

Pada populasi Lansia, hipertensi didefinisikan

sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan

diastolic 90 mmHg (Smeltzer&Bare, 2003).

Page 5: Keperawatan gerontik

1. Hipertensi Primer atau EsensialSebagian besar disebabkan oleh ketidaknormalan pada arteri. Yaitu memiliki resistensi yang semakin tinggi (kekakuan dan kekurangan elastisitas) pada arteri-arteri yang kecil yang paling jauh dari jantung (arteri perifer atau arterioles), hal ini seringkali berkaitan dengan factor2 genetic, obesitas, kurang olahraga, asupan garam berlebih, bertambahnya usia, dll (Gardner, 2007).

2. Hipertensi sekunderKurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.

Page 6: Keperawatan gerontik

Elastisitas dinding aorta menurun Katub jantung menebal dan menjadi kaku Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%

setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun

menyebabkan menurunnya kontraksi danvolumenya Kehilangan elastisitas pembuluh darah, hal ini terjadi

karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

Page 7: Keperawatan gerontik

..\pathways hipertensi (Price & Wilson, 1995).doc

Page 8: Keperawatan gerontik

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak

terobati, bisa timbul gejala berikut:

sakit kepala

Kelelahan

Mual

Muntah

Sesak nafas

Gelisah

Page 9: Keperawatan gerontik

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi:

(Edward K Chung, 1995)

2. Tidak ada gejala

3. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam

kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan

medis.

Page 10: Keperawatan gerontik

Komplikasi Hipertensi Esensial yang Tidak Terkontrol

(Hoeymans N et al, 1999):

Jantung, Myocard infark, Angina pectoris, Gagal

jantung kongestif, Sistem Saraf Pusat Stroke,

Hipertensive encephalopathy, Ginjal, Penyakit ginjal

kronik, Mata, Hipertensive retinopathy, Pembuluh

Darah Perifer, Peripheral vascular disease.

Page 11: Keperawatan gerontik

Penatalaksanaan1. Non FarmakologisMenurunkan berat badan bila status gizi berlebihMeningkatkan aktifitas fisikMengurangi asupan natriumMenurunkan konsumsi kafein dan alkohol2. Farmakologis

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII yaitu diuretika, terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron antagonis, beta blocker, calcium chanel blocker atau calcium antagonist, Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI), Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor antagonist/ blocker (ARB).

Page 12: Keperawatan gerontik

..\analisa Data.doc

print\RENCANA KEPERAWATAN.doc

CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN.doc

Page 13: Keperawatan gerontik

Buat diet makanan khusus untuk penderita hipertensi,

karena di panti penderita hipertensi sangat banyak.

Motivasi nenek R untuk menerapkan pola hidup sehat.

Siapkan alat bantu, jika sewaktu-waktu sakit kepala

nenek R kambuh, nenek R tetap dapat melakukan

kegiatannya dengan mandiri.

Page 14: Keperawatan gerontik

Applegate WB (2002). High blood pressure treatment in the elderly. Clinics in Geriatric Medicine,

8: 103-117.

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. Hipertensi dan Faktor Risikonya dalam Kajian Epidemiologi.

Bagian Epidemiologi FKM UNHAS. 2007.

http;//www.CerminDuniaKedokteran.com/index.php?option=com_content&tas

k=view&id=38&Itemid=12)

Chung,Edward K.1995.Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Jakarta:EGC

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suttard. Jakarta:

EGC

Susalit E, Kapojos EJ, Lubis HR. Hipertensi Primer Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi

III, Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal.453-470.

Page 15: Keperawatan gerontik