KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
-
Upload
alfian-kurniawan -
Category
Documents
-
view
1.290 -
download
10
Transcript of KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
KEPEMIMPINAN KARISMATIK
PAPER
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Kepemimpinan
Disusun oleh :
Alfian Dwi Kurniawan 105030300111012
Ika Prasasti Januar 105030300111030
Suhud Kharisma 105030300111033
Dio Putra Perdana 105030300111042
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI BISNIS INTERNASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Kepemimpinan kharismatik, merupakan kepemimpinan yang mengembangkan
kombinasi hubungan antara bawahan dengan satu atau lebih bawahannya berdasarkan
atribut-atribut pimpinan yang disenangi bawahan. Kepemimpinan kharismatik tidak
mengembangkan pemberian delegasi/wewenang kepada bawahan karena adanya stigma
ketakutan ancaman kedudukan atau statusnya. Kepemimpinan memiliki sifat lebih dari
sekedar keyakinan terhadap kepercayaan, tetapi mereka memiliki kemampuan supranatural.
Bawahan sebagai bagian dari kepemimpinan kharismatik tidak hanya percaya dan
hormat kepada pemimpinannya, tetapi bawahan menjadikan idola dan pujaan sebagai figure
spiritual. Kepemimpinan kharismatik, dapat menjalankan misi dan visi mereka melalui
perilaku kepemimpinannya dan dalam situasi sosial apapun. Kepemimpinan kharismatik
dibutuhkan pada situasi dan kondisi persaingan yang tidak pasti dikategorikan sebagai sangat
berisiko, dalam arti bahwa setiap keputusan yang diambil dapat berdampak buruk dan
berisiko bagi perusahaan/organisasinya. Kondisi yang berisiko tersebut akan menimbulkan
kecemasan baik dari pihak pimpinan, terlebih para bawahan, sehingga dalam kondisi
demikian diperlukan kepemimpinan yang kharismatik.
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini agar dapat mendefinisikan kepemimpinan yang
bersifat kharismatik, dan apa saja yang harus dicermati dari seorang pemimpin yg
menggunakan kharismanya dalam memimpin sebuah organisasi, mengetahui apa saja
dampak positif dan negatife kepemimpinan kharismatik.
KERANGKA TEORI
Teori tentang kepemimpinan karismatik yang dibahas dalam kegiatan belajar ini.
Adalah Teori kepemimpinan kharismatik dari House yang menekankan kepada identifikasi
pribadi, pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan-
tujuan dan rasa percaya diri para pengikut. Dan Teori atribusi tentang karisma yang lebih
menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan
internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri sendiri menekankan internalisasi
nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap kemampuan diri dengan hanya
memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi pribadi. Sementara itu, teori penularan
sosial menjelaskan bahwa perilaku para pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut
mungkin melalui identifikasi pribadi dan para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses
penularan sosial. Pada sisi lain, penjelasan psikoanalitis tentang karisma memberikan
kejelasan kepada kita bahwa pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadi dengan
pemimpin tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMIMPIN KHARISMATIK
Kharismatik dalam bahasa Yunani berarti ”karunia diinspirasi ilahi”, seperti
kemampuan untuk melakukan mukjizat atau memprediksi peristiwa-peristiwa di masa
mendatang. Karisma merupakan sebuah fenomena sementara bila ia tergantung kepada
identifikasi pribadi dengan seorang pemimpin individual yang dirasakan sebagai yang luar
biasa.
Dalam teori kepemimpinan karismatik dari House, diuraikan bahwa pemimpinan
karismatik dapat diidentifikasi dari bagaimana berperilaku, bagaimana mereka berbeda
dengan orang lain, serta dalam kondisi yang bagaimana mereka memperoleh banyak
kemungkinan untuk berkembang.
Teori atribusi tentang kepemimpinan karismatik oleh Conger dan Kanungo;
diasumsikan bahwa karisma adalah sebuah fenomena atribusi. Atribusi karisma oleh
pengikut tergantung kepada beberapa aspek perilaku pemimpin. Karisma lebih besar
kemungkinannya akan diatribusikan kepada para pemimpin yang membela sebuah visi yang
sangat tidak sesuai dengan status quo, namun masih tetap berada dalam ruang gerak yang
dapat diterima oleh para pengikut.
PROFIL PEMIMPIN KHARISMATIK
Rasa ketidak puasan dengan status quo adalah energi dalam diri pemimpin karismatik
yang tidak mau diam, selalu gelisa. Pemimpin seperti itu tampaknya selamanya merasa tidak
puas dan selalu mencari kesempatan baru. Mereka juga tidak sabar – mereka ingin segala hal
merubah dan hari ini juga. Seorang manajer karismatik inpulsif mengenai perubahan. Dia
selalu mencari kesempatan baru dan bahkan cara baru untuk melakukan banyak hal
kelihatannya dia terus menerus mencari tantangan yang lebih besar. Inilah mentalitas seorang
pemimpin karismatik. Sebagai akibatnya, banyak hal terjadi lebih cepat.
Keunggulan karismatik yang– ketidaksabaran dengan status quo – juga bisa menjadi
beban. Dalam keinginannya untuk mendatangkan perubahan, orang karismatik sering
membuat kesal bagi yang mewakili status quo. Disini maksudnya seseorang yg memiliki
kepemimpinan kharismatik adalah seseorang yg tidak hanya bisa berpendirian pada status
quo yang melekat pada dirinya, karena seseorang yg memiliki kepemimpinan kharismatik
cenderung seseorang yg inovatif. Oleh karena itu seseorang yg juga memiliki status quo
terkadang kesal karena seorang pemimpin kharismatik karena tidak selalu berpengan kepada
status quo yg dimilikinya.
Kualitas lainnya dari pemimpin kharismatik berkaitan dengan sikap oportunisme,
seorang pemimpin oportunis memiliki kemampuan untuk mngatsi kekurangan dan
memotivasi perubahan dengan wawasan yang dimilikinya, akan tetapi sisi negatifnya adalah
tidak toleran kepada segala hal yang tidak sesuai dengan wawasannya. Disini sikap
oprtunisme sangat terlihat dimana dia hanya berpandangan kepada wawasan yg dimilikinya
semata.
Kualitas selanjutnya adalah pemimpin karismatik menggunakan pendekatan yang
tidak bersifat konvensional. Dia bukan hanya memperkenalkan cara baru untuk melihat masa
depan yang lebih berorientasi pasar tetapi juga cara baru untuk berperilaku dan mendekati
masalah. Sifat tidak konvensional ini merupakan ciri khas pemimpin karismatik.
Keunggulannya adalah bahwa tradisi, norma-norma, dan nilai yang menghalangi jalan
perubahan yang diperlukan ditantang dan disingkirkan. Tetapi pembela tradisi ini akan
merasa terancam. Mengusahakan perubahan dan keadaan tidak konvensional demi hal itu
sendiri dan bukannya demi tujuan yang menguntungkan. Tindakan yang diambil atas nama
perubahan oleh orang karismatik kadang-kasang seperti gelombang pasang yang melanda
segala-galanya yang menghalanginya– mengubah apa yang buruk maupun yang baik.
Kekuasaan seorang kharismatik bukan hanyak membuat banyak hal terjadi, tetapi dia
juga menarik pengikut yang setia dan semakin banyak menarik perhatian kepada dirinya
sendiri. Sementara pemimpin memperoleh pengaruh yang lebih besar dan mulai manantang
manajemen senior dan sesamanya. Pemimpin kharismatik, terutama yang berada dalam
organisasi yang bukan ciptaannya sendiri, bertindak seperti magnet yg menarik bawahannya
dan kadang-kadang menolak sesamanya dan atasannya.
TIPE KEPRIBADIAN KHARISMATIK
Orang Amerika mungkin akan memandang Adolf Hitler sebagai orang karismatik
sementara demikian pula orang Jerman akan melihat Roosevelt dengan pandangan yang
sama. Artinya bahwa pandangan pemimpin karismatik seseorang tidak harus pemimpin
karismatik yang sama bagi orang lainnya. Penelitian sejarah atas para pemimpin politik besar
abak ke-20 seperti Castro, Hitler dan Kennedy dengan harapan bisa menemukan
”kepribadian kharismatik” universal. Tetapi harapan ini segera pudar setelah pencarian akan
kualitas yang umum bagi semua pemimpin ini membuahkan hasil yang tidak pasti.
Sebaliknya, para peneliti menemukan variasi yang begitu besar sehingga satu kepribadian
karismatik tunggal rupanya sangat mustahil.
Jadi bukanlah satu tipe kepribadian tunggal melaingkan sesuatu yang lebih rumit.
Ada daya lainnya yang ikut bermain, dan tidak semuanya melibatkan pemimpin itu sendiri.
BAGAIMANA MEMBERIKAN ATRIBUT KHARISMA PADA ORANG LAIN
Ada dua implikasi penting tentang pemberian tentang pemimpin kharismatik
1. Kita harus menemukan perilaku mana yang menuju persepsi karisma yang dibagi
bersama dalam masyarakat. Ini adalah tugas yang dipikul oleh para ahli ilmu sosial
selama beberapa puluh tahun terakhir
2. Kita harus menyadari bahwa kita menafsirkan perilaku sesuai dengan pengalaman
atau situasi pribadi kita, apa yang mungkin dipandang satu orang sebagai wawasan
strategis, belum tentu dipandang demikian oleh orang lainnya.
DIMENSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
1. Pemimpin harus menaksir situasi sekarang dalam pengertian kesempatan strategis, kekangan,
sumber daya, dan kebutuhan organisasi
2. pemimpin dmenetapkan tentang komunikasi dan penafsiran tujuan ini dengan cara yang
bermakna, setelah diberi sasaran ortganisasi. Dia mungkin menggunakan berbagai sarana,
termasuk bicara di muka umum, pembicaraan satu lawan satu, dokumen strategi perusahaan,
laporan tahunan, memo, dan sebagainya. Dia mungkin mengkomunikasikan tujuan dengan
bujukan atau dengan perintah langsung. Walau demikian, akhirnya cara dia menguraikan
tujuannya akan mempengaruhi motivasi organisasi untuk melaksanankannya
3. pemimpin membina komitmen dan kepercayaan dalam dirinya dan tujuannya serta
memperlihatkan bagaimana tujuan ini bisa dicapai oleh organisasi. Dia mungkin memberikan
contoh perilaku dan sikap yang diperlukan untuk mencapai sukses, merancang taktik yang
spesifik
4. menciptakan satu sistem nilai dan peraturan keputusan yang bisa diikuti oleh anggota
organsasi seperti model apa saja
TAHAPAN –TAHAPAN UNTUK MEMBEDAKAN PEMIMPIN KHARISMATIK
Tahap Pertama
Merasakan Kesempatan dan Merumuskan Masalah
Penelitian menyatakan bahwa pemimpin karismatik memiliki dua keahlian
yang memberikan ciri khas, yang kalau dipadukan sering memisahkan mereka
dari pemimpin lainnya
1. Kepekaan terhadap kebutuhan pengikut mereka
2. Kemampuan kemampuan yang luar biasa untuk melihat cacat situasi yang
ada, disamping kesempatan yang belum dimamfaatkan
Tahap Kedua
Mengutarakan Wawasan
Pemimpin karismatik cenderung berbeda dengan lainnya karena tujuan
mereka dan cara yang mereka gunakan untuk mengkomunikasikannya Biasanya
ciri khas mereka adalah memiliki rasa wawasan strategis yang besar sekali. Pada
umumnya tujuan mereka cenderung diidealkan dan menantang status quo. Dengan
menyajikan tujuan utopis kepada pengikut pemimpin memberikan rasa tantangan dan
motivasi besar untuk perubahan. Dalam kasus manapun juga, seorang pemimpin lebih
mungkin dipandang karismatik kalau wawasannya mengambil kualitas tertentu.
Makin diidealkan tujuan pemimpin, semakin besar kemungkinan pemimpin ini akan
dipandang karismatik. Semakin menantang situasi sekarang tujuan pemimpin, semakin
besar kemungkinan karyawan akan memandang wawasannya sebagai sesuatu yang luar
biasa. Pemberian atribut luar biasa merupakan unsur yang sangat penting dalam persepsi
karisma.
Dalam mengutarakan tujuan mereka, pemimpin karismatik juga mungkin berbeda
dengan lain-lainnya dalam dua dimensi penting.
Dimensi Pertama adalah cara yang digunakan untuk menguraikan wawasan.
Orang karismatik memulai dengan menguraikan situasi yang sedang
berlangsung sebagai hal yang tidak bisa diterima. Mereka berusaha
menciptakan ketidakpuasan. ”Tidak ada yang bisa terjadi sebelum kebutuhan
akan perubahan dijabarkan menjadi kesadaran yang sesungguhnya tentang
kebutuhan itu. Kita sering harus memaksakan kesadaran tersebut. Yang
pertama sekali, kita harus membuat orang merasa tidak senang. Banyak
sekali hal aneh yang terjadi dalam kepala orang yang mengalihkan perhatian
mereka dari ’apa yang merupakan’ realita. Kita harus membuat orang melihat
’apa yang ada’, untuk melihat realita, untuk melihat bahwa mereka tidak
memberikan sumbangan dengan kemampuan yang terbaik, dan untuk melihat
bahwa produk bermutu rendah. Kita harus memaparkan apapun realita yang
ada. Kemungkinan kita harus membuat mereka menerima wawasan kita”
Dimensi kedua adalah melibatkan bagaimana cara orang yang karismatik
mengkomunikasikan motivasinya sendiri untuk memimpin. Dalam retorika
mereka, mungkin mereka memilih kata-kata untuk mengcerminkan
kepercayaan diri, keyakinan keahlian, pengabdian kepada perjuangan, dan
perhatian kepada kebutuhan pengikut.
Tahap ketiga
Membina Kepercayaan Dalam Wawasan
Supaya bisa efektif sebagai pemimpin, kerap kali penting agar bawahan
menginginkan tujuan yang diusulkan pemimpin, komitmen dengan paksanaan atau
perintah tidak mungkin memberikan cukup banyak energi motivasional untuk
keberhasilan jangka panjang. Dengan demikian pemimpin harus membina kepercayaan
yang luar biasa dikalangan bawahan terhadap dirinya sendiri dan terhadap tujuan yang
diutarakan. Pemimpin karismatik melakukan ini melalui pengambilan resiko, keahlian
yang tidak konvensional, dan pengorbahan diri. Kualitas ini memisahkan pemimpin
karismatik dan lainnya.
Pada pokoknya para pemimpin ini berusaha menciptakan tingkat kelayakan dipercaya
yang luar biasa. Mereka mencapai hal ini dengan menunjukkan perhatian kepada
kebutuhan bawahan dan bukannya kepentingannya sendiri. Ini adalah bagian yang sangat
penting dari persamaan kepemimpinan, karena tujuan mereka mungkin melibatkan
ketidak pastian dan resiko besar. Untuk memberikan konvensasi, mereka harus membina
kepercayaan luar biasa dengan memperlihatkan pengabdian total kepada perjuangan yang
mereka bagi dengan pengikut. Mereka bisa, misalnya terlibat dalam tindakan yang
memperlihatkan tingkat keteladanan komitmen dan pengorbanan diri untuk mencapai
tujuan misi. Semakin besar resiko pribadi yang diambil untuk mencapai wawasan,
semakin besar pula kepercayaan yang mungkin dikembangkan. Contohnya Lee Iacocca
memotong gajinya menjadi satu dollar dalam tahun pertamanya di Chrysler. Robert Lipp
sebagai kepala operasi transaksi eceran di Chemical Bank pergi mengunjungi semua
cabang eceran bank (hampir 200 cabang jumlahnya) untuk menjelaskan strategi
perubahan yang dramatis. (Jay A. Conger, hal 80).
Pemimpin karismatik mungkin juga membina kepercayaan dengan penampilan
sebagai ahli. Mereka bisa memperlihatkan pengetahuannya melalui wawasan yang
meraka rumuskan dan taktik tidak konvensional yang mereka rancang. Hal ini, pada
gilirannya memberikan sumbangan kepada kesan keluarbiasaan.
Tahap Keempat
Mencapai Wawasan
Dalam tahap terakhir, pemimpin karismatik pada umumnya berbeda dengan
lain-lainnya karena penggunaan secara meluas contoh pribadi dan model peranan,
sikapnya yang mengandalkan taktik tidak konvensional, serta penggunaan praktek
pemberian kekuasaan untuk memperlihatkan bagaimana wawasannya bisa
dicapai. Demikian pula, wawasan mereka mungkin berisi unsur-unsur ideologi
yang memberikan rangkaian peraturan keputusan untuk memecahkan masalah
sehari- hari dan cara pendekatan kepada pasar. Lebih-lebih, pemimpin karsimatik
memperlihatkan taktik tidak kovensional yang harus digunakan oleh organisasi
kalau ingin mencapai wawasan pemimpin dan melalui pujian pemimpin
karismatik membina kepercayaan pengikut kepada kemampuan mereka untuk
mencapai wawasan
Dengan demikian para pemimpin harus memahami seberapa relevan perilaku mereka
bagi organisasi mereka. Dengan demikian konteks juga memainkan peranan penting
dalam mempengaruhi konstalasi perilaku. Sementara kita masih harus banyak belajar
tentang pemimpin karismatik. Kita bisa melihat bahwa mereka tampak berbeda sekali
dengna pemimpin lainnya. Keahlian mereka dalam membuat wawasan, komunikasi,
membina kepercayaan, dan memotovasi rupanya luar biasa. Dan kalau pemimpin
memiliki kelengkapan penuh keahlian ini, kemungkinannya besar sekali bahwa meraka
akan dipandang sebagai pemimpin karismatik.
SISI GELAP KEPEMIMPINAN KHARISMATIK
Sementara kita cenderung memikirkan hasil positif pemimpin karismatik, juga ada
resiko tertentu yang berhubungan dengan mereka. Kalau tindakan pemimpin karismatik jadi
terlalu dibesar besarkan atau khilangan hubungan dengan realita atau kebutuhan pengikut,
atau menjadi sarana untuk perolehan pribadi semata-mata, hal tersebut mungkin akan merugikan
pemimpin dan organisasi itu sendiri. Sebagai akibatnya, kita perlu memeriksa hasil negatif yang
berhubungan dengan pemimpin ini dan memahami mengapa hal itu terjadi.
1. Proyeksi kebutuhan pibadi
Salah satu beban pemimpin karismatik yang paling serius adalah kecenderungan
mereka untuk memproyeksikan kebutuhan pribadi semata-mata dan kepercayaan kepada
pengikutnya. Contoh yang khas adalah pencipta yang punya gagasan besar dan memperoleh
sumber daya cukup untuk memulai suatu usaha tetapi gagasan ini harus sesuai dengan
kebutuhan pasar kalau diinginkan agar wawasan akhirnya dijabarkan menjadi keberhasilan.
Kalau keinginan pemimpin menyimpan dari keinginan mungkin akan terjadi akibat yang
mahal.
2. Ambisi buta dan salah perhitungan yang mahal
Dalam perjuangan untuk mencapai suatu wawasan, pemimpin karismatik mungkin
begitu terpacu sehingga mengabaikan implikasi yang mahal dari tujuan strategi. Ambisi dan
salah perhitungan mengenai sumber daya yang diperlukan bisa menuju ”kemenangan Epyrus
bagi pemimpin”. Contoh Pyrrus adalah pahlawan Yunani kuno yang mengalami kerugian
besar dalam memenuhi keinginannya
3. Persepsi yang dibesar-besarkan
Kadang-kadang persepsi pemimpin atas pasar sangat dibesar-besarkan begitu jauh
mendahului waktunya sehingga pasar gagal memelihara usaha. Sumber daya organisasi
dimobilisasi dan dihabiskan dalam misi yang akhirnya tidak membuahkan hasil yang
diharapkan. Dalam kasus ini wawasan pemimpin mungkin terlalu jauh jangkauannya. Dia
tidak mampu melihat bahwa waktunya belum matang dan wawasan berjalan menuju
kegagalan, atau dlam keadaan yang aling baik menghadapi masa kelesuan yang panjang.
4. Kegagalan menyadari kekurangan
kerap kali seorang pemimpin memandang bahwa jalur tindakannya membuahkan
hasil yang negatif, namun dia tetap bersikeras. Dalam proses disonansi kognitif dapat
dijelaskan yang mencegah pemimpin mengganti arahnya– orang terus mempertahankan
komitmen yang telah diberikan karena kalau tidak berbuat begitu mereka akan merusak
persepsi yang menguntungkan tentang diri mereka sendiri
5. Memanipulasi Melalui Keahlian Komunikasi
Karena bakat mereka dalam komunikasi, mudah sekali bagi pemmpin karismatik
untuk menyalah gunakan kemampuan ini. Mereka mungkin menyajikan informasi yang
membuat wawasan mereka tampak lebih realitas atau lebih menarik dari pada yang
sesungguhnya. Mereka mungkin juga menggunakan keahlian bahasa untuk menyaring
masalah dalam lingkungan atau menonjolkan isolasi pengendalian, padahal sesungguhnya
segala hal berada di luar pengendalian. Di antara tindakan mereka yang paling
membahayakan :
1. Membesr-besarkan deskripsi pribadi
2. Membesar-besarkan pengakuan bagi mereka.
3. Memenuhi citra keunikan supaya bisa memaniulasi pendengar.
4. Mendapatkan komitmen dengan menekan informasi negatif dan mempublikasi
informasi positif.
5. Menggunakan anekdot positif untuk mengalihkan perhatian dari pakta negatif.
6. Menciptakan ilusi pengendalian melalui mengukuhan atas informasi dan menyatakan
bahwa kegagalan adalah akibat penyebab luar
Disfungsi Praktek manajemen
Praktek manajemen pemimpin karismatik mungkin juga punya beban bawaan tertentu.
Beberapa orang di antara pemimpin ini diketehui terlalu infulsif dan otokratis dalam gaya
manajemennya. Lain-lainnya punya perilaku tidak konvensional yang begitu merusak sehingga
organisasi memobilisasi dirinya untuk melawan mereka. Lebih-lebih, mereka kadang-kadang bisa
menjalin hubungan yang buruk dengan sarana sesama dan atasan. Dalam banyak kasus, beberapa
praktek manajemen yang membuat pemimpin ini unik juga mengakibatkan kejatuhannya antara lain
1. Mengurus Orang Lain
Pemimpin karismatik tertentu sangat buruk dalam menjalin hubungan dengan
sesama dan atasan.
2. Hubungan Dengan bawahan
Masalah pengawasan yang menyulitkan kadang-kadang berhubungan dengan
gaya manajemen pribadi dengan gaya manajemen pemimpin karismatik. Beberapa
orang diperikan bersifat sangat otokratis. Dalam banyak kasus wawasan pemimpin
merupakan personifikasi dirinya sedemikian rupa sehingga dia menjadi terobsesi
dengan keberhasilannya. Ketidak sabaran dengan langkah pencapaian memperpara
masalah dan mendorong pemimpin karismatik untuk lebih kuat memegang kendali.
Demikian pula, kadang-kadang dia kelihatan seperti seorang yang dinamis infulsif–
terutama dalam hubungan dengan pencapaian wawasan.
3. Keahlian Administratif
Beberapa pemimpin karismatik begitu tenggelam dalam gambaran besar sehingga
mereka gagal memahami perincian yang pokok– kecuali untuk proyek kesayangannya, yang
dalam kasus tersebut mereka menjadi terlibat sampai kelebihan.
BAB III
KESIMPULAN
seorang pemimpin hendaknya memberikan pandangan yang membuat para
bawahan dapat menjalankan pekerjaan mereka dengan hasil yang diinginkan oleh
seorang pemimpin. Dalam kehidupan ini, satu orang pemimpin dengan pemimpin
yang lain sangat memiliki perbedaan-perbedaan yang menonjol dalam melaksanakan
tugas sebagai pemimpin. Namun yang paling terlihat adalah seorang pemimpin yang
berkarismatik. Layaknya seseorang yang berkarisma, seorang pemimpin
karismatikpun banyak memiliki hal atau sikap yang sangat di banggakan dalam
memimpin para bawahannya. Pemimpin karismatik cenderung ingin merubah sebuah
konsep agar menjadi lebih baik, dan hal tersebutlah yang memotivasi seorang
pemimpin bekerja secara inovatif serta dapat membuat para bawahannya termotivasi
bekerja dengan penuh kebanggaan.
Namun di sisi lain, seorang pemimpin karismatik juga memiliki sisi negative
yang cenderung memberi kesan buruk kepada diri seorang pemimpin, sebagai
contohnya seorang pemimpin terlalu memiliki ambisi yang kuat dalam mencapai
keinginan pribadinya dan dia tidak mau tahu yang penting hal itu dapat segera
terlaksana.