KEPEMIMPINAN

7
KEPEMIMPINAN 1. KEPEMIMPINAN Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu yang ditetapkan. Seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena posisinya dalam organisasi tersebut. Namun, tidak semua pimpinan adalah manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua manajer adalah pemimpin. Hanya karena suatu organisasi memberikan hak - hak formal kepada manajernya, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin dengan efektif. Organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat agar efektivitasnya optimal. Di dunia yang serba dinamis seperti sekarang ini, kita membutuhkan pimpinan - pimpinan yang berani menentang status quo, menciptakan visi masa depan, dan mengilhami anggota - anggota organisasi untuk secara sukarela mencapai visi tersebut. Kita juga membutuhkan manajer untuk merumuskan rencana yang mendetail, dan menciptakan struktur organisasi yang efesien. TEORI KEPEMIMPINAN 1. Teori Sifat Teori Sifat Kepemimpinan adalah teori - teori yang mempertimbangkan kualitas dan karakteristik pribadi yang membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai niat dan karakteristik pribadi. 2. Teori Perilaku 1

description

materi PKO

Transcript of KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN1. KEPEMIMPINANDefinisi KepemimpinanKepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi sebuah kelompok untuk mencapai suatu visi atau serangkaian tujuan tertentu yang ditetapkan. Seseorang bisa memperoleh peran pemimpin hanya karena posisinya dalam organisasi tersebut. Namun, tidak semua pimpinan adalah manajer, demikian pula sebaliknya, tidak semua manajer adalah pemimpin. Hanya karena suatu organisasi memberikan hak - hak formal kepada manajernya, bukan jaminan bahwa mereka mampu memimpin dengan efektif.Organisasi membutuhkan kepemimpinan dan manajemen yang kuat agar efektivitasnya optimal. Di dunia yang serba dinamis seperti sekarang ini, kita membutuhkan pimpinan - pimpinan yang berani menentang status quo, menciptakan visi masa depan, dan mengilhami anggota - anggota organisasi untuk secara sukarela mencapai visi tersebut. Kita juga membutuhkan manajer untuk merumuskan rencana yang mendetail, dan menciptakan struktur organisasi yang efesien.TEORI KEPEMIMPINAN1. Teori Sifat Teori Sifat Kepemimpinan adalah teori - teori yang mempertimbangkan kualitas dan karakteristik pribadi yang membedakan para pemimpin dari mereka yang bukan pemimpin dengan cara berfokus pada berbagai niat dan karakteristik pribadi.2. Teori PerilakuTeori Perilaku Kepemimpinan adalah teori -teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan dari mereka yang bukan pemimpin.Para peneliti di Ohio State University berusaha mengidentifikasi dimensi - dimensi independen dari perilaku pemimpin. Dimulai dengan lebih dari seribu dimensi menjadi dua kategori yang pada dasarnya menjelaskan sebagian besar perilaku kepemimpinan sebagaimana dideskripsikan par karyawan. Mereka menyebut kedua dimensi ini struktur awal dan tenggang rasa.Struktur awal merujuk pada tingkat sampai mana seorang pemimpin akan menetapkan dan menyusun perannya dan peran para bawahannya dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan tenggang rasa dideskripsikan sebagai tingkat sampai mana seorang pemimpin akan memiliki hubungan profesional yang ditandai oleh kesalingpercayaan, rasa hormat terhadap ide - ide anak buah, dan rasa hormat terhadap perasaan - perasaan mereka.Pada saat yang bersamaan, kelompok dari University of Michigan menghasilkan dua dimensi perilaku kepemimpinan yang mereka namai berorientasi karyawan dan berorientasi produksi. Pemimpin yang berorientasi karyawan menekankan hubungan antarpersonal; mementingkan kabutuhan para karyawan, dan menerima perbedaan - perbedaan individual di antara para anggota. Pemimpin yang berorientasi produksi yaitu seorang pemimpin yang menekankan aspek - aspek teknis atau tugas dari suatu pekerjaan tertentu.Perbedaan antara teori sifat dengan teori perilaku, dalam penerapannya, terletak pada asumsi - asumsi pokoknya. Teori sifat berasumsi bahwa pemimpin dilahirkan, bukan diciptakan. Namun, bila ada perilaku - perilaku tertentu yang mengidentifikasi pemimpin, kita bisa mengajarkan kepemimpinan. Kita bisa merancang beragam program untuk menanamkan pola - pola perilaku ini dalam diri mereka yang ingin menjadi pemimpin yang efektif.Berdasarkan bukti yang ada, teori perilaku, seperti halnya teori sifat, memberi kita tambahan pemahaman mengenai kepemimpinan yang efektif. Para pemimpin yang memiliki sifat - sifat tertentu, dan yang menampilkan perilaku tenggang rasa dan disiplin dalam kerja , memang lebih efektif.3. Teori Sumberdaya KontingensiBeberapa pemimpin yang memiliki sigfat keras kepala nampaknya memperoleh pengagum ketika mereka mengambil alih perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut dan memimpin mereka keluar dari keputusan. Namun, untuk memprediksi keberhasilan kepemimpinan lebih rumit daripada memisahkan beberapa sifat atau perilaku.GAYA KEPEMIMPINAN Model FiedlerModel kontingensi Fiedler menyatakan bahwa kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya interaksi seorang pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana situasi tersebut menghasilkan kendali dan pengaruh untuk pemimpin tersebut.Fiedler mengidentifikasi tiga dimensi kemungkinan yang menurutnya, menentukan faktor - faktor situasional kunci yang menentukan efektivitas kepemimpinan. Faktor - faktor tersebut adalah hubungan pemimpin - anggota, struktur tugas, dan kekuatan posisi. Ketiganya didefinisikan sebagai berikut :1. Hubungan pemimpin-anggotaTingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa hormat yang dimiliki oleh bawahan terhadap pimpinan mereka.2. Struktur tugasTingkat sejauh mana penentuan pekerjaan diproseduralkan (yaitu, terstruktur atau tidak terstruktur.3. Kekuatan PosisiPengaruh yang berasal dari posisi struktural formal seseorang dalam organisasi; termasuk kekuatan untuk mempekerjakan, memecat, mendisiplinkan, mempromosikan, dan memberikan kenaikan gaji.Berdasarkan penelitiannya, Fiedler menyimpulkan bahwa pemimpin yang berorientasi tugas cenderung bekerja secera lebih baik dalam situasi yang sangat tidak menguntungkan mereka. Fiedler mengatakan bahwa pemimpin yang berorientasi tugas bekerja sangat baik dalam situasi - situasi dengan tingkat kontrol yang tinggi dan rendah, sementara pemimpin yang berorientasi hubungan kerja sangat baik dalam situasi - situasi dengan tingkat kontrol yang modern.Terdapat dua cara untuk meningkatkan efektivitas pemimpin. Pertama, mengganti pemimpin tersebut agar sesuai dengan situasi yang ada. Misalnya, apabila situasi kelompok dinilai sangat tidak menguntungkan tetapi saat itu mereka tengah dipimpin oleh seorang manajer yang berorientasi hubungan, kinerja kelompok dapat ditingkatkan dengan mengganti manajer tersebut dengan seorang manajer lain yang berorientasi tugas. Yang kedua, mengubah situasi agar sesuai dengan sang pemimpin. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara melakukan restrukturisasi tugas atau meningkatkan atau mengurangi kekuatan yang dimiliki oleh pemimpin untuk mengontrol berbagai faktor seperti kenaikan gaji, promosi, dan tindakan disiplinan.Teori-teori Kontingensi Lainnya Teori StuasionalTeori Kepemimpinan Situasional(Situational Leadership Theory-SLT).Kepemimpinan situasional adalah sebuah teori kemungkinan yang berfokus pada para pengikut. Kepemimpinan yang berhasil dicapai dengan cara memilih gaya kepemimpinan yang benar bergantung pada tingkat kesiapan para pengikut.Penekanan pada para pengikut dalam efektifitas kepemimpinan mencerminkan realitas bahwa para pengikutlah yang menerima atau menolak pemimpin tersebut. Istilah kesiapan sebagaimana didefinisikan oleh Hersey dan Blanchard, merujuk pada tingkat sampai mana orang memiliki kemampuan dan kesediaan untuk menyelesaikan tugas tertentu.Hersey dan Blanchard mengidentifikasikan empat perilaku pemimpin yang khusus-dari sangat direktif sampai sangat laissez-faire. Perilaku mana yang paling efektif bergantung pada kemampuan dan motivasi seorang pengikut.SLT berasumsi bila seorang pengikut tidak mampu dan tidak bersedia, pemimpin harus memberikan pengarahan secara jelas dan spesifik. Bila para pengikut tidak mampu namun bersedia, pemimpin harus menampilkan orientasi tugas yang tinggi untuk mengimbangi kurangnya kemampuan para pengikut. Apabila para pengikut mampu namun tidak bersedia, pemimpin harus menggunakan gaya yang suportif dan partisipatif, Sementara bila karyawan mampu dan bersedia, pemimpin tidak perlu berbuat banyak.SLT memiliki daya tarik yang intuitif. Pendekatan ini mengakui arti penting pengikut dan dibangun di atas logika bahwa para pemimpin bisa mengompensasi keterbatasan kemampuan dan motivasi dalam diri para pengikut mereka. Teori Jalan-TujuanTeori jalan-tujuan (path-goal theory) merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi, dukungan, atau sumber-sumber daya lain yang dibutuhkan kepada para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan mereka.perilaku pemimpin.House mengidentifikasi empat perilaku kepemimpinan. Pemimpin yang direktif yaitu member tahu kepada para pengikut mengenai apa yang diharapkan dari mereka, menentukan pekerjaan yang harus mereka selesaikan,dan memberikan imbingan khusus terkait dengan menyelesaikan berbagai tugas. Pemimpiun yang suportif adalah pemimpin yang ramah dan memperhatikan kebutuhan para pengikut Model Pemimpin-PartisipasiVictor Vroom dan Philip Yetton mengembangkan sebuah model pemimpin partisipasi yang mengaitkan perilaku kepemimpinan dan partisipasi dalam pembuatan keputusan. Model yang dikembangkan Vroom dan Yetton tersebut bersifat normatif. Model itu menyediakan serangkaian peraturan yang harus diikuti ketika menentukan bentuk dan besarnya partisipasi dalam pembuat keputusan.Model pemimpin partisipasi merupakan sebuah batang tubuh keputusan yang terdiri atas tujuh kemungkinan ( yang relevansinya bisa diidentifikasi dengan membuat pilihan ya atau tidak ) dan lima gaya kepemimpinan alternatif. Teori Pertukaran Pemimpin-AnggotaTeori-teori kepemimpinan yang telah kita pelajari sampai saat ini sebagian besar mengasumsikan bahwa pemimpin memperlakukan semua pengikut mereka dengan cara yang sama. Artinya, berbagai teori tersebut berasumsi bahwa para pemimpin menggunakan gaya yang cukup homogen dengan semua orang di dalam unit kerja mereka.Teori Peryukaran Pemimpin-Anggota menyatakan bahwa karena tekanan waku, pemimpin membangun suatu hubungan khusus dengan suatu kelompok kecil dari para pengikutnya.Para pemimpin menjalankan LMX dengan cara memberikan semacam penghargaan kepada karyawan-karyawan yang ingin mereka ajak membangun hubungan yang lebih dekat dan memberikan hukuman-hukuman kepada orang-orang yang tidak mereka inginkan dalam hubungan yang lebih baik.Poin utama yang perlu diperhatikan disini adalah meskipun pemimpin yang memilih, karakteristik-karakteristik pengikutlah yang menentukan keputusan pengategorian sang pemimpin.Pemimpin menginvestasikan sumber-sumber daya mereka dengan orang-orang yang mereka harap bisa bekerja dengan baik. Selain itu mengetahui bahwa anggota-anggota kelompok kesayanganya adalah yang paling cakap, para pemimpin memperlakukan mereka sedemikian rupa dan tanpa disadari mewujudkan ramalan itu.

4