KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI...

98
KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI POLITIK (ANALISIS WACANA KRITIS BERITA PARTAI POLITIK NASIONAL DEMOKRAT DALAM KOLOM INDONESIA MEMILIH HARIAN UMUM MEDIA INDONESIA) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I) Oleh : ANGGY AGUSTIN NIM. 1110051000118 FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI...

Page 1: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI POLITIK

(ANALISIS WACANA KRITIS BERITA PARTAI POLITIK NASIONAL

DEMOKRAT DALAM KOLOM INDONESIA MEMILIH HARIAN UMUM

MEDIA INDONESIA)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh :

ANGGY AGUSTIN

NIM. 1110051000118

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

MEDIA DAN PEMILU 2014:

ANALISIS WACANA KOLOM “INDONESIA MEMILIH”

HARIAN UMUM MEDIA INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh :

ANGGY AGUSTIN

NIM. 1110051000118

Dibawah Bimbingan

Dr. Gun Gun Heryanto M,Si

NIP. 19760812 20050 1 005

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 3: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN

PARTAI POLITIK (ANALISIS WACANA KRITIS BERITA PARTAI

POLITIK NASIONAL DEMOKRAT DALAM KOLOM INDONESIA

MEMILIH HARIAN UMUM MEDIA INDONESIA) telah diujikan dalam

sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2014, skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 3 Oktober 2014

Sidang Munaqosah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Rahmat Baihaky, MA Fita Fathurokmah M.Si

NIP. 19761129 200912 1 001 NIP. 19830610 200912 2 001

Anggota

Penguji I Penguji II

Fita Fathurokmah M.Si Drs. Jumroni, M. Si

NIP. 19830610 200912 2 001 NIP. 19630515 199203 1 006

Pembimbing

DR. Gun Gun Heryanto M.Si

NIP. 19760812 200501 1 005

Page 4: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang disajikan utnuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk mendapat gelar Srajana Komunikasi

Penyiaran Islam (S.Kom.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya ,

atau merupakan plagiat dari karya ilmiah orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang, 3 Oktober 2014

ANGGY AGUSTIN

Page 5: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

i

Nama : Anggy Agustin

Nim : 1110051000118

ABSTRAK

Kepemilikkan Media Dalam Mencitrakan Partai Politik (Analisis Wacana

Kritis Berita Partai Politik Nasional Demokrat Dalam Kolom Indonesia

Memilih Harian Umum Media Indonesia)

Kekuasaan dan ideologi yang dimiliki suatu media ini, besar kecilnya akan

memberikan pengaruh terhadap bagaimana cara media massa menyampaikan dan

menyajikan beritanya. Suatu berita akan dipandang positif atau negatif oleh

khalayak tergantung dari bagaimana media tersebut membuat wacana berita.

Salah satu media massa yang berafiliasi dengan partai politik adalah Media

Indonesia yang memiliki keterkaitan kuat dengan Partai NasDem. Pencitraan pun

akan dibuat berbeda ketika Media Indonesia membuat wacana mengenai Partai

NasDem dan partai politik lainnya.

Dari latar belakang diatas, ditemukan rumusan masalah seperti bagaimana

media Indonesia mewacanakan berita partai politik Nasional Demokrat dalam

pemberitaan kolom „Indonesia Memilih‟ Harian Umum Media Indonesia pada

pemilu 2014? Bagaimana kepemilikan sebuah media dalam pencitraan sebuah

partai politik nasdem?

Teori yang digunakan adalah teori citra politik dan analisis wacana kritis

Teun A. van Dijk. Dimana menurut Frank Jefkins ada enam jenis citra, yaitu citra

cermin, citra kini, citra keinginan, citra perusahaan, citra serbaneka, dan citra

penampilan. Dalam wacana van Dijk, ia memusatkan pada bagaimana produksi

berita itu dibentuk dan dimaknai. Jadi, analisis wacana menurut van Dijk tidak

hanya melihat wacana dari teks saja.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena penelitian ini

melakukan penelitian mendalam dengan mengumpulkan data yaitu berita-berita

partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

mendapatkan data secara menyeluruh. Adapun metode yang digunakan adalah

deskriptif, karena peneliti ingin menggambarkan dan menjelaskan wacana

pemberitaan yang ada.

Hasil penelitian, dalam wacana pemberitaan yang dibuat oleh Media

Indonesia dalam kolom “Indonesia memilih” terlihat bahwa wacana berita

mengenai NasDem dibentuk untuk membuat NasDem terlihat dominan diantara

partai politik lainnya. Dan pembentukkan citra positif pun terlihat begitu jelas

dalam setiap pemberitaannya. Saat ini kepemilikkan media yang dibarengi dengan

menjabatnya sebagai anggota partai politik menjadi hal biasa. Seperti Surya Paloh

yang memimpin Media Indonesia dan memiliki jabatan sebagai Ketua Umum

Partai Nasional Demokrat, yang bisa dengan mudah membuat pencitraan positif

untuk partainya dengan alasan kesamaan visi yang bertujuan untuk membuat

perubahan bangsa.

Kata kunci : Wacana, Partai Politik Nasional Demokrat, Citra politik

Page 6: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia Nya yang tak terhingga bagi penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyususnan skripsi ini yang berjudul “Media dan Pemilu 2014:

Analisis Wacana Kolom „Indonesia Memilih‟ Harian Umum Media Indonesia” ini

dengan baik dan lancar.

Skripsi ini di ajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis

menyadari banyak terdapat kesalahan, kekurangan dan keterbatasan ilmu yang

penulis miliki. Namun karena adanya semangat, doa dan bantuan dari berbagai

pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Sudah sepatutnya

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada semua pihak

yang telah membantu. Sebuah kata yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi H. Arief Subhan , MA,

Wakil Dekan I, Suparto, M.Ed. Ph.D, Wakil Dekan II, Drs Jumroni, M.Si,

Wakil Dekan III, Dr.Sunandar, MA.

2. Rachmat Baihaky,MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Fita Fathurokmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam.

4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar

memberikan bimbingan kepada penulis, terimakasih telah meluangkan

waktu untuk membimbing dan membagi ilmu-ilmu yang dimiliki beliau,

Page 7: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

iii

semoga beliau selalu dalam lindungan dan diberikan keberkahan dan

kesuksesan oleh Allah SWT.

5. Ibu dan Ayah yang selalu memberikan do‟a untuk kelancaran dalam

skripsi ini, dukungan secara materi dan non materi kepada penulis.

Terimakasih telah menjadi orang tua yang sempurna dan yang terbaik

untuk penulis. Semoga kalian selalu bahagia dan bangga memiliki anak

seperti penulis.

6. Terimakasih kepada Mama, Christina Wijayanti, Christianto Ariebowo,

Azanul Arif yang telah membagi ilmu dan pengalaman serta memberikan

penulis semangat dalam menulis skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

UIN SyarifHidyatullah Jakarta.

8. Staff Tata Usaha, Perpustakaan dan Karyawan UIN SyarifHidayatullah

Jakarta.

9. Sahabatku, Rika Alisha, Inayatul Fitriah, Cory Carolina, Erfa Dwijayanti,

Dwi Novita, Isyana Tungga, Stiffani Andria, Novita Angel yang telah

berbagi tawa, tangis bersama penulis. Dan teman-teman KPID angkatan

2010.

10. Terimakasih kepada om Antoni dan Bapak Ade Alawi dari Media

Indonesia selaku narasumber penulis yang telah meluangkan waktu dan

tempat, serta berbagi pengetahuan kepada penulis dan memberikan segala

yang dibutuhkan oleh penulis.

Page 8: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

iv

Harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca,

khususnya mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Demikian pengantar dalam penelitian ini, akhir kata penulis berharap

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.

Jakarta, 3 Oktober 2014

Anggy Agustin

Page 9: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

B. Batasan Masalah ................................................................... 9

C. Rumusan Masalah ................................................................. 9

D. Tujuan Penelitian .................................................................. 9

E. Manfaat Penelitian ................................................................ 10

F. Metodologi Penelitian ........................................................... 10

G. Subjek Penelitian .................................................................. 11

H. Objek Penelitian .................................................................... 11

I. Unit Analisis ......................................................................... 12

J. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 12

K. Sumber Data .......................................................................... 13

L. Teknik Analisis Data ............................................................. 14

M. Sistem Penulisan. .................................................................. 15

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Berita Politik dan Citra Politik .............................................. 16

B. Ideologi dan Hegemoni ......................................................... 19

C. Wacana Kritis ........................................................................ 21

D. Media Massa Surat Kabar .................................................... 22

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Media Indonesia ....................................................... 27

B. Visi dan Misi Media Indonesia ............................................ 30

C. Kolom “Indonesia Memilih” ................................................ 31

D. Struktur Organisasi Media Indonesia ................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Wacana Pemberitaan Partai Politik di Kolom

“Indonesia Memilih” Harian Media Indonesia ..................... 34

1. Analisis Teks Pemberitaan Mengenai Partai Politik di

Kolom “Indonesia Memilih” ........................................... 35

2. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Mengenai Partai

Politik di Kolom “Indonesia Memilih” .......................... 61

3. Analisis Konteks Sosial Pemberitaan Mengenai PILEG

2014 di Kolom “Indonesia Memilih” .............................. 67

B. Kepemilikan Media Dalam Pencitraan Partai Politik Nasional

Demokrat ............................................................................... 70

Page 10: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 77

B. Saran .................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Struktur Organisasi Media Indonesia ............................................... 32

Tabel 2 Kesimpulan Analisis Teks Berita 1 ................................................... 41

Tabel 3 Kesimpulan Analisis Teks Berita 2 ................................................... 49

Tabel 4 Kesimpulan Analisis Teks Berita 3 ................................................... 57

Page 12: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Media massa saat ini sudah tidak diragukan lagi keberadaannya. Media

massa sangat erat hubungannya dengan informasi. Saat ini kebutuhan akan

informasi dimasyarakat menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh banyak

pemilik media. Media massa akan mencoba memberikan informasi yang layak

dan dibutuhkan oleh masyarakat luas. Media massa merupakan salah satu

wadah untuk penyampaian sebuah informasi kepada khalayak, media massa

akan memberi perhatian khusus terhadap suatu masalah yang terjadi. Menurut

Mc Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indra kita. Dengan media

massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang tidak

kita alami secara langsung. Media massa datang menyampaikan informasi

tentang lingkungan sosial dan politik.1

Informasi saat ini merupakan suatu hal yang sangat penting, karena itu

media massa hadir hampir setiap hari dalam kehidupan masyarakat. Media

massa mencoba memberikan informasi yang aktual dan dapat

dipertanggungjawabkan kebenaran sumber dari informasi yang mereka

berikan. Media massa kini hadir dalam berbagai macam bentuk, dari mulai

media cetak seperti surat kabar harian dan mingguan, media elektronik seperti

radio dan televisi, serta yang terbaru adalah media online. Menurut Dennis

McQuail, media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen

1 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2001), h.

224

Page 13: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

2

dan inovasi dalam masyarakat yang dapat di dayagunakan sebagai pengganti

kekuatan atau sumber daya lainnya. Karakteristik media massa dapat dibatasi

pada lima jenis media massa yang dikenal sebagai The Big Five of Mass

Media, yakni koran, majalah, radio, televisi dan film.2

Informasi merupakan isi dari produk media massa, yang salah satunya

adalah surat kabar. Surat kabar mungkin tidak berhasil memberitahu

pembacanya apa yang harus dipikirkan, tetapi surat kabar bisa memberitahu

pembacanya apa yang harus dipertimbangkan. Surat kabar memiliki peran

besar dalam menentukan apa yang akan dibahas oleh masyarakat dan apa

pendapat masyarakat tentang fakta yang ada. Media massa juga memiliki

peran untuk memberikan informasi yang aktual dan cepat kepada khalayak

luas. Media massa menyajikan gambaran masyarakat. Dengan membaca,

mendengarkan dan menonton maka seseorang mempelajari bagaimana

khalayak berperilaku dan nilai-nilai apa saja yang penting.3

Media berafiliasi dengan partai politik sudah sejak lama. Saat ini

afiliasi media terlihat dari keterlibatan para pemilik media dalam sebuah partai

politik. Kini partai politik dan media massa sudah tidak dapat dipisahkan lagi.

Media massa merupakan wadah yang sangat penting bagi para aktor politik

untuk menjalankan segala aktivitas politiknya. Menurut Lichtenberg (1991)

media telah menjadi aktor utama dalam bidang politik. Ia memiliki

kemampuan untuk membuat seseorang cemerlang dalam karier politiknya.

Karena begitu besar pengaruh media massa terhadap aktivitas politik,

masyarakat Amerika Serikat menunda untuk menentukan pilihannya, siapa

2 Dja‟far Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, (Jakarta: Ghalia Indonesia,2001), h. 1

3 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya, 1997), h. 31

Page 14: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

3

yang akan menjadi presiden Amerika lima tahun mendatang sampai para calon

muncul ditelevisi.4 Di Indonesia tak usah menunggu terlalu lama untuk

melihat sebuah partai politik muncul ditelevisi, sebelum masa kampanye

diperbolehkan pun banyak iklan partai politik yang muncul ditelevisi, begitu

juga dengan di media massa lainnya.

Afiliasi antara sebuah media dengan partai politik telah menjadi

sebuah keharusan. Karena jika sebuah partai politik tidak menggunakan media

sebagai wadah untuk mereka memperkenalkan diri, maka partai tersebut akan

kurang dikenal oleh masyarakat. Media merupakan wadah yang tepat untuk

sebuah partai politik mengenalkan partainya kepada seluruh masyarakat.

Dengan media massa partai politik tidak perlu begitu gencar melakukan

kunjungan kesetiap daerah diseluruh Indonesia untuk dikenal. Karena media

massa akan menyampaikan maksud dan tujuan dari partai politik tersebut

secara jelas dan singkat.

Saat ini ada beberapa partai politik yang secara jelas berafiliasi dengan

media. Yang pertama adalah Demokrat, dimana partai demokrat berafiliasi

dengan media massa nasional seperti Transtv dan Trans7 serta satu media

online yaitu detik.com. Yang kedua adalah Golkar, partai golkar berafiliasi

kepada ANTV dan TVOne. Partai golkar kita ketahui bahwa mencalonkan

Abu Rizal Bakrie sebagai calon presiden 2014 mendatang, yang kita ketahui

bersama bahwa keluarga Bakrie merupakan pemilik dari dua media massa

nasional. Yang ketiga adalah Hanura, yang dinaungi oleh Wiranto dan juga

Harry Tanoesudibjo. Partai hanura berafiliasi dengan MNC Group yang

4 Hafied Cangara, Komunikasi Politik,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 99

Page 15: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

4

dimiliki oleh Harry Tanoe. MNC Group memiliki 3 tv nasional, 1 surat kabar,

dan 22 tv lokal.

Yang keempat adalah Nasdem, partai yang dinaungi oleh Surya Paloh

ini memiliki afiliasi dengan Media Group. Media Group terdiri dari 1 tv

nasional dan 1 surat kabar. Sebagai partai baru tentu saja ini merupakan suatu

keuntungan bagi Surya Paloh, karena kita tahu bahwa Metro Tv dan harian

Media Indonesia merupakan media massa yang selalu menampilkan berita

mengenai politik dan ekonomi serta kehidupan dimasyarakat, hampir disemua

acaranya tidak ada drama ataupun variety show.

Afiliasi partai politik dengan media ini menunjukkan adanya

kekuasaan (power) untuk memengaruhi masyarakat dengan ideologi mereka,

baik dari partai maupun media yang bersangkutan. Kekuasaan selalu

berhubungan dengan kontrol. Bagaimana kekuasaan dapat mengontrol

segalanya sesuai dengan harapan pemilik kuasa. Sementara itu, ideologi selalu

dibentuk oleh kelompok atau orang yang memiliki kuasa untuk mereproduksi

dan melegitimasi kekuasaan mereka. Seperti dikatakan oleh Teun A. van Dijk,

ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan dan praktik

individu atau anggota suatu kelompok. Ideologi membuat anggota dari suatu

kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan

masalah mereka, dan memberikan kontribusi dalam membentuk solidaritas

dan kohesi di dalam kelompok.5

Kekuasaan dan ideologi yang dimiliki suatu media ini besar kecilnya

akan memberikan pengaruh terhadap bagaimana cara media massa

5 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKiS, 2001),

h. 13

Page 16: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

5

menyampaikan dan menyajikan beritanya. Suatu berita akan dipandang positif

atau negatif oleh khalayak tergantung dari bagaimana media tersebut membuat

wacana berita. Karena dari berita yang diterbitkan oleh media tersebut akan

membentuk suatu opini publik.

Pesta rakyat 5 tahun sekali ini akan dilaksanakan dua kali, yaitu

pemilihan umum legislatif pada tanggal 9 April 2014 dan pemilihan umum

presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Pemilu tahun ini diikuti oleh 12 partai dan

3 partai daerah.6Partai yang menempati nomor urut pertama adalah Partai

Nasional Demokrat (NASDEM) yang diketuai oleh Surya Paloh. Pada nomor

urut dua ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang diketuai oleh Muhaimin

Iskandar. Nomor urut tiga adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang

diketuai oleh Muhammad Anis Matta. Dinomor urut keempat ada Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang diketuai oleh Megawati

Soekarnoputri. Nomor urut kelima ditempati oleh Partai Golongan Karya

(GOLKAR) yang diketuai oleh pemilik perusahaan bakrie yaitu Aburizal

Bakrie. Selanjutnya ada Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) yang

diketuai oleh Suhardi. Nomor tujuh adalah Partai Demokrat yang diketuai oleh

Susilo Bambang Yudhoyono. Dinomor delapan ada Partai Amanat Nasional

(PAN) yang diketuai oleh Hatta Rajasa. Kemudian ada partai yang diketuai

oleh Suryadarma Ali yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Selanjutnya

diikuti oleh Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) yang diketuai oleh

wiranto. Dan diurutan keempat belas dan lima belas ditempati oleh Partai

6 http://pemilu.com

Page 17: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

6

Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan Dan Persatuan Indonesia (PKPI)

yang masing-masing diketuai oleh MS Kaban dan Sutiyoso.

Dan tiga partai yang menempati nomor urut sebelas, duabelas dan

tigabelas adalah Partai Damai Aceh (PDA), Partai Nasional Aceh (PNA) dan

Partai Aceh (PA). Persaingan yang ketat pada masa kampanye akan telihat

hasilnya pada pemilihan umum legislatif digelar. Partai mana yang akan

memenangkan perolehan suara diseluruh Indonesia. Namun, tidak hanya

karena kepemilikan media tapi juga pemberitaan mengenai keelektabilitasan

partai dan calonnya sedikit banyaknya akan memengaruhi perolehan suaranya.

Masa kampanye yang dimulai pada tanggal 13 januari hingga 5 April

2014 menjadi masa yang penting bagi para partai politik untuk berlomba-

lomba merebut hak suara para pemilih. Pemilihan umum sendiri merupakan

mekanisme demokratis untuk melakukan sirkulasi elite politik dibadan

legislatif dan eksekutif.7 Pemilihan umum ini adalah agenda lima tahunan

yang penting untuk menentukan siapa saja yang akan menempati kursi

legislatif ataupun presiden dan wakil presiden untuk mewakili semua aspirasi

rakyat guna membangun dan memajukan bangsa. Pemilu tahun 2014 masih

menggunakan sistem yang sama seperti sebelumnya, yaitu menggunakan

sistem proporsional dengan daftar calon terbuka. Karena dengan sistem

proporsional ini memungkinkan adanya calon yang bukan dari golongan partai

memiliki pendukung yang mencukupi dapat menjadi anggota legislatif. Sistem

proporsional ini juga mengharuskan masyarakat untuk tahu terlebih dahulu

7 Abdul Maman dkk, Jurnalisme Meliput Pemilu, (Jakarta: AJI (Aliansi Jurnalis

Independen, 2003), h. 2

Page 18: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

7

siapa saja yang nantinya akan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.8 Di

Indonesia pemilihan umum telah diselenggarakan sebanyak 10 kali, yaitu

pemilihan umum 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009

dan pemilu itu akan kembali dilaksanakan untuk yang ke-11 kalinya pada

tahun 2014.

Fokus pemberitaan media massa terutama surat kabar akan tertuju pada

pemilihan umum 2014. Seluruh surat kabar berlomba-lomba untuk

memberikan informasi mengenai pemilu 2014 secara visibility atau terus-

menerus, hal ini diperuntukan agar masyarakat mengetahui secara detail

mengenai calon-calon legislatif, presiden maupun wakil presiden yang

mencalonkan diri. Cara yang digunakan para media massa khususnya surat

kabar adalah dengan membuat kolom mengenai pemberitaan pemilu 2014.

Salah satu yang membuat halaman khusus pemilu adalah surat kabar yang

dimiliki oleh surya paloh yaitu harian Media Indonesia. Surya paloh

merupakan pemilik dari Media Group yang menaungi Metro TV dan harian

Media Indonesia serta pendiri dari partai baru Nasional Demokrat. Partai

Nasional Demokrat merupakan salah satu partai yang mengikuti pemilihan

umum 2014 ini dengan mencalonkan Surya Paloh sebagai calon presiden jika

partainya mencapai hasil yang baik dalam pemilihan umum legislatif pada 9

april 2014.

Harian Media Indonesia membuat kolom untuk pemilihan umum 2014

yang diberi judul “Indonesia Memilih”. Harian Media Indonesia merupakan

surat kabar pertama yang mengeluarkan kolom khusus pemilihan umum 2014.

8 Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 82

Page 19: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

8

Terbukti sejak awal tahun 2013 Harian Media Indonesia sudah menerbitkan

kolom khusus ini dengan menampilkan berita mengenai kinerja KPU dan

beberapa berita mengenai partai politik.

Semakin dekatnya dengan pemilu 2014 harian Media Indonesia makin

sering memberitakan mengenai pemilihan umum serta partai-partai politik dan

juga mengenai kinerja KPU menangani pemilu 2014. Terlihat dari

bertambahnya halaman yang disediakan oleh Media Indonesia. Pada awal

kemunculannya kolom Indonesia Memilih hanya memiliki satu halaman dari

28 halaman yang ada. Saat ini semakin dekatnya dengan masa pemilu dan

masa kampanye partai halaman dan berita yang disajikan terus bertambah dan

tak tentu setiap harinya.

Keterkaitan kepemilikan media massa dengan partai politik tak jarang

banyak mempengaruhi wacana pemberitaan. Seringkali partai politik

menggunakan kepemilikan media untuk membuat pencitraan yang lebih baik

bagi partai politiknya. Wacana pemberitaan dibentuk sedemikian rupa sesuai

dengan ideologi dari partai politik dan media tersebut.

Hubungan kepemilikan media massa dan keterkaitannya dengan

sebuah partai politik serta pemberitaan mengenai pemilihan umum 2014

didalam kolom harian Media Indonesia “Indonesia Memilih” menjadi sebuah

kemenarikan bagi penulis untuk diteliti. Maka dengan itu, penulis memberi

judul Kepemilikan Media Dalam Mecitrakan Partai Politik (Analisis Wacana

Kritis Berita Partai Politik Nasional Demokrat Dalam Kolom Indonesia

Memilih Harian Umum Media Indonesia).

Page 20: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

9

B. Batasan Masalah

Fokus dari masalah ini adalah pemberitaan dalam kolom „Indonesia

Memilih‟ yang terkait dengan partai politik Nasional Demokrat.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Media Indonesia mewacanakan berita partai politik Nasional

Demokrat dalam pemberitaan kolom „Indonesia Memilih‟ Harian Umum

Media Indonesia?

2. Bagaimana kepemilikan media dalam pencitraan partai politik Nasional

Demokrat?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana wacana pemberitaan pada kolom

“Indonesia Memilih” yang dibentuk oleh Media Indonesia

2. Untuk mengetahui kepemilikan media dalam mencitrakan partai politik

Nasional Demokrat

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teori, penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai bagaimana

Media Indonesia mewacanakan pemberitaan partai politik Nasional

Demokrat dalam kolom „Indonesia Memilih‟.

Page 21: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

10

2. Manfaat Praktis

Untuk memberi masukan kepada Media Indonesia yang akan saya teliti,

karena media massa berfungsi untuk membentuk opini publik masyarakat.

F. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan secara

kualitatif yang tidak menggunakan statistik dan angka sebagai analisis

hasilnya. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan,

analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi.9 dalam penelitian ini juga digunakan metode

yang bersifat deskriptif, hanya bertujuan untuk menggambarkan sebuah

peristiwa yang berlaku saat ini dan mencoba menganalisis kondisi yang

sedang terjadi. Pada penelitian ini peneliti tidak menguji hipotesis, melainkan

hanya menggambarkan informasi apa adanya.

Penelitian ini melakukan penelitian mendalam mengenai wacana

pemberitaan dan melihat keterkaitan kepemilikan media dalam mencitrakan

partai politik. Penelitian ini juga menggambarkan dan menjelaskan bagaimana

Media Indonesia mewacanakan berita mengenai partai politik Nasional

Demokrat dan keterkaitannya antara partai politik dengan kepemilikan media

dalam mencitrakan partai politik tersebut.

Paradigma penelitian ini adalah paradigma kritis, yaitu mencari makna

yang tersembunyi dibalik pembuatan wacana. Dibalik wacana sebuah berita

9 Sugiyono, memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 2

Page 22: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

11

sedikitnya pasti ada pengaruh dari kekuasaan dan ideologi dari organisasi atau

kelompok tertentu demi terciptanya sebuah wacana yang sesuai dengan

keinginan kelompok tersebut. Dalam pandangan paradigma kritis media

bukanlah sesuatu yang netral. Media saat ini sudah dipengaruhi oleh

kelompok tertentu, dimana kelompok ini ingin mempengaruhi kelompok lain

yang tidak dominan.

Paradigma kritis menganggap bahwa sesungguhnya kelompok

dominan tersebut telah memalsukan sebuah realitas, dengan itu paradigma

kritis meneliti lebih mendalam mengenai masalah terkait dengan produksi dan

reproduksi makna yang terjadi secara institusional.

G. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah Asisten Kepala Divisi Pemberitaan,

yang ikut serta dalam rapat pemilihan berita di Media Indonesia.

H. Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah Harian Umum Media Indonesia.

Dalam hal ini, Harian Umum Media Indonesia dijadikan bahan penelitian

karena Harian Umum Media Indonesia merupakan salah satu koran politik di

Indonesia yang menerbitkan kolom khusus untuk pemilu 2014.

I. Unit Analisis

Penelitian ini akan menggunakan unit analisis yaitu berupa kumpulan

berita dari kolom “Indonesia Memilih” harian Media Indonesia. Berita-berita

itu adalah berita mengenai pemberitaan Partai Politik Nasional Demokrat.

Page 23: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

12

J. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, biasanya ada tiga teknik pengumpulan data,

yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Namun dalam penelitian ini

tidak dimungkinkan melakukan observasi terhadap kampanye seluruh partai

dan dikarenakan masa tersebut telah tersebut maka pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan cara:

1. Observasi

Dalam mengumpulkan data penelitian, peneliti akan menggunakan

teknik observasi nonpartisipan. Dalam observasi nonpartisipan peranan

tingkah laku peneliti dalam kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan

kelompok yang diamati kurang dituntut. Observasi nonpartisipan adalah

suatu prosedur yang dengannya peneliti mengamati tingkah laku orang lain

dalam keadaan alamiah, tetapi peneliti tidak melakukan partisipasi

terhadap kegiatan di lingkungan yang diamati. 10

Adapun observasi dilakukan melalui pengamatan langsung pada

objek penelitian serta dengan melakukan kunjungan langsung ke kantor

redaksi Harian Umum Media Indonesia yang berlokasi Jl. Pilar Mas Raya

Kav A-D, Kedoya Selatan, Komplek Delta Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta

11520-Indonesia.

2. Wawancara

Melakukan wawancara (interview) dengan pihak-pihak yang

bersangkutan mengenai pemberitaan pemilihan umum 2014 di kolom

10

James A. Black dan Dean J. Champion, Metode dan Masalah Penelitian Sosial,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2009), cet ke-4, h. 289

Page 24: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

13

“Indonesia Memilih” harian Media Indonesia, yaitu dengan Bapak Ade

Alawi selaku Asisten Kepala Divisi Pemberitaan.

3. Dokumentasi

Pengumpulan berita mengenai partai politik Nasional Demokrat di

kolom “Indonesia Memilih” harian Media Indonesia, pada tiga edisi yaitu

edisi 15 Januari 2014, edisi 13 Februari 2014, dan edisi 29 Maret 2014.

K. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah berita-berita terkait dengan partai politik

Nasional Demokrat dalam kolom “Indonesia Memilih” dan data yang

diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung dengan

perwakilan Asisten Kepala Divisi Pemberitaan di Harian Umum Media

Indonesia

b. Sumber Data Sekunder

Peneliti akan melakukan studi literatur melalui buku, jurnal, majalah,

artikel atau refrensi lain yang berkenaan dengan masalah penelitian

L. Teknik Analisis Data

Dalam analisis yang dijelaskan oleh van Dijk, struktur teks, kognisi

sosial dan konteks sosial menjadi bagian yang paling penting. Apabila suatu

teks berita memiliki ideologi atau kecenderungan pemberitaan tertentu, maka

bisa diartikan sebagai dua hal. Pertama, teks tersebut mencerminkan

bagaimana seorang wartawan ketika memandang suatu peristiwa yang terjadi.

Dan yang kedua, teks tersebut memang menggambarkan pandangan sosial

Page 25: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

14

secara umum. Maka dengan itu dalam analisis menurut van Dijk bukan hanya

struktur teks saja yang penting, tetapi juga kognisi sosial baik dari wartawan

maupun masyarakat.

Seperti telah disebutkan diatas bahwa analisis penelitian ini mengacu

pada teknik kerangka analisis van Dijk. Dimana ada tiga struktur penting

dalam analisis. Yang pertama, struktur teks. Dalam struktur teks ini dijelaskan

menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai untuk menggambarkan

suatu peristiwa tertentu. Yang kedua, kognisi sosial. Menganalisis bagaimana

kognisi wartawan dalam memahami suatu peristiwa yang akan ditulis. Yang

ketiga, analisis sosial. Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang

dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi suatu peristiwa yang

digambarkan.11

M. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, pembatasan

masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metodologi

penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB II : Kerangka teori yang berisi tentang teori yang digunakan penulis

dalam meneliti

BAB III : Gambaran umum yang berisi tentang seputar surat kabar yang

diteliti oleh peneliti

BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan dari yang diteliti oleh peneliti

BAB V : Kesimpulan dan saran

11

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 274-275

Page 26: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Berita Politik dan Citra Politik

Kejadian mengenai isu kabar mengenai politik selalu menarik

perhatian media massa. Ini terjadi karena dua faktor yang saling berkaitan.1

Pertama, saat ini politik berada pada era mediasi, yaitu media massa. Jadi

sangat sulit memisahkan antara kehidupan politik dari media massa. Saat ini

banyak aktor politik yang berusaha menarik perhatian media massa agar

kegiatan dan aktivitas politiknya dapat diliput.

Kedua, peristiwa politik selalu memiliki nilai berita dari setiap bentuk

tingkah laku maupun pernyataan para aktor politik. Berita politik sengaja

dirancang bukan hanya karena agenda media, tapi didasarkan pada situasi

politik yang terus menghangat dan juga semakin banyaknya pembaca yang

tertarik sehingga media mengangkat berita politik ini sebagai pemberitaan

utama.

Berita politik ini bisa digunakan para aktor politik sebagai strategi

untuk memperkenalkan diri mereka kehadapan khalayak. Selain itu, berita

politik ini juga digunakan untuk membuat pencitraan para aktor politik

ataupun partai politik dihadapan masyarakat. Berita itu bisa dibuat agar

mendapatkan citra positif dihadapan masyarakat demi menunjang kebutuhan

elektabilitas. Namun, tak jarang berita itu juga bisa membuat aktor politik

ataupun partai politik mendapatkan citra negatif dengan peristiwa politik yang

terjadi menimpa aktor politik tersebut ataupun partai politiknya.

1 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, h. 41-42

Page 27: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

16

Menurut Frank Jefkins, dalam bukunya Hubungan masyarakat

(intermasa, 1992) ada beberapa jenis citra yaitu;2

a. Citra cermin (mirror image)

Diyakini oleh perusahaan bersangkutan-terutama para pimpinannya

yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang

luar.

b. Citra kini (current image)

Kesan yang baik yang diperoleh dari orang lain tentang produknya.

Berdasarkan pengalaman dan informasi kurang baik penerimaannya

sehingga pihak Humas akan menghadapi risiko yang sifatnya

permusahan, kecurigaan, prasangka buruk hingga muncul

kesalahpahaman yang meyebabkan citra kini yang ditanggapi secara

tidak adil bahkan kesan negatif yang diperoleh.

c. Citra keinginan (wish image)

Seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap

lembaga yang ditampilkan tersebut lebih dikenal, menyenangkan dan

diterima dengan kesan yang positif.

d. Citra perusahaan (corporate image)

Berkaitan dengan sosok perusahaan yang supaya terciptanya citra

perusahaan yang positif.

e. Citra serbaneka (multiple image)

Pelengkap dari citra perusahaan diatas, pengenlan perusahaan seperti

artibut logo, seragam, dekorasi perusahaan yang di identikkan kedalam

2 Rosady Ruslan. Manajemen Publc relations dan media komunikasi. H. 77-79

Page 28: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

17

satu citra serbaneka (multiple image) yang diintergrasikan terhadap

citra perusahaan.

f. Citra penampilan (performance image)

Citra ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaiman kinerja atau

penampilan diri para professional pada perushaan tersebut.

Citra politik merupakan salah satu efek dari komunikasi politikdalam

paradigma atau perspektif mekanistis, yang pada umunya dipahami sebagai

kesan yang melekat dibenak individu atau kelompok. Citra itu dapat berbeda

dengan realitas yang sesungguhnya atau tidak merefleksikan kenyataan

objektif

Citra politik memiliki empat fase Baudrillard dalam Arifin (2011:193)

menyebut empat fase tersebut yaitu; (1) representasi dimana citra merupakan

cermin suatu realitas; (2) ideologi di mana citra menyembunyikan dan

memberikan gambaran yang salah akan realitas; (3) citra memnyembunyikan

bahwa tidak ada realitas; dan (4) citra tidak memliki sama sekali hubungan

dengan realitas apapun.3

Citra poltik dapat dipahami sebagai gambaran seseorang tentang

politik (kekuasaan, kewenangan, otoritas, kerjasama, konflik dan konsesus)

yang memiliki makna, kendatipun tidak selamanya sesuai dengan realitas

politik yang sebenarnya.

B. Ideologi dan Hegemoni

Ideologi merupakan sebuah kesadaran palsu. Kesadaran tentang

hubungan antara individu dengan masyarakat disekitarnya, dan juga kesadaran

3 Anwar Arifin, Komunikasi politik, h. 178

Page 29: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

18

tentang realitas sosial. Salah satu konsep mengenai ideologi adalah ideology

structuralis. Ideologi strukturalis ini disampaikan oleh Althusser. Ideologi

berdasarkan konsep Althusser adalah dialektika yang dikarakteristikan dengan

kekuasaan yang tidak seimbang atau dominasi. Althusser melihat bahwa

ideologi adalah sebuah praktik daripada gagasan atau ide.4

Dalam menyebarkan ideologi, media merupakan salah satu alat yang

efektif untuk digunakan bagaimana kekuasaan yang dominan mempengaruhi

kelompok yang tidak dominan. Hal penting dari teori ideologi dari pemikiran

Althusser adalah subjek dan ideologi. Althusser berpendapat bahwa ideologi

adalah hasil rumusan individu-individu yang dalam pemberlakuannya tidak

hanya menuntut individu yang bersangkutan melainkan juga membutuhkan

subjek.

Sebagai seorang Marxis strukturalis, Althusser berpandangan bahwa

kehidupan manusia sebagai subjek identik dengan subjek bagi struktur,

dimana struktur tadi bukan ciptaannya melainkan ciptaan kelompok dominan.

Karena struktur itu diciptakan untuk identik dengan kepentingan kelompok

dominan tersebut.5 Dapat dikatakan juga bahwa ideologi merupakan sebuah

alat untuk meciptakan masyarakat ataupun membuat masyarakat sesuai

dengan kepentingan sebuah kelompok yang dominan yang identik dengan

kepercayaan dan kesadaran yang dianut oleh kelompok kuasa tersebut.

Bila membicarakan masalah mengenai ideologi dan kelompok

dominan yang berhasil mengontrol kelompok yang tidak dominan milik

Althusser, maka ini pasti memicu kita untuk mengetahu teori mengenai

4 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.98

5 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 99

Page 30: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

19

hegemoni yang dibangun oleh Antonio Gramsci. Antonio Gramsci

menekankan bagaimana sebuah kelompok dominan dapat diterima oleh

kelompok yang akan didominasi dalam suatu proses yang damai tanpa adanya

kekerasan. Pandangan Gramsci mengenai hegemoni yaitu keadaan dimana

individu menjadi tidak menyadari adanya dominasi dalam kehidupan mereka.

Gramsci menyatakan bahwa sistem sosial yang mereka dukung justu telah

mengeksploitasi diri mereka sendiri. Dalam hal ini persetujuan merupakan

faktor penting. Masyarakat akan memberikan persetujuan jika mereka

diberikan imbalan. Pada akhirnya, orang akan lebih menyukai hidup dalam

masyarakat dengan berbagai pemberian tersebut dan menerima dengan

ideologi budaya dominan.6

Teori hegemoni Gramsci menekankan bahwa didalam kehidupan sosial

masyarakat pasti ada sebuah pertarungan untuk memperebutkan penerimaan

dari publik. Bagi sebuah kelompok dominan diperlukan usaha yang besar

untuk menyebarkan ideologi dan kebenarannya agar dapat diterima, tanpa

adanya perlawanan dari masyarakat. Dalam konsep hegemoni ini ada salah

satu strategi kunci, yaitu nalar awam (common sense). Ketika kelompok

dominan mampu menciptakan sebuah gagasan atau ide menjadi sebuah

common sense yang tentunya diterima secara umum maka pada dasarnya

hegemoni sudah terjadi. Proses penciptaan common sense itulah yang selama

ini berhubungan dengan praktik jurnalistik.

6 Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, h. 166

Page 31: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

20

C. Wacana Kritis

Wacana kritis memusatkan pada bahasa dan menghubungkannya

dengan ideologi. Disini melihat bagaimana bahasa dapat membuat makna

ideologi tertentu. Ideologi dapat dilihat dari pilihan kata dan struktur bahasa

yang dipakai. Bahasa digunakan untuk membuat makna ideologi ini dibentuk

dan telah dibuat oleh seseorang. Pemakaian bahasa dan pilihan struktur bahasa

tertentu dapat menunjukkan bagaimana suatu kelompok ingin memenangkan

dukungan khalayak dan bagaimana kelompok lain berusaha dikesampingkan

oleh kelompok yang dominan.

Wacana tidak hanya difahami sebagai studi bahasa saja, tetapi juga

untuk menghubungan konteks yakni tujuan dan praktik, termasuk praktik

kekuasaan. Ada 5 (lima) hal penting yang menjadi karakteristik dalam analisis

wacana kritis.7 Lima hal penting itu adalah tindakan, konteks, historis,

kekuasaan dan ideologi.

Analisis wacana lebih menekankan kepada proses dari produksi dan

reproduksi suatu makna. Analisis wacana digunakan untuk melihat lebih

dalam kekuasaan yang terdapat disetiap proses bahasa, karena bahasa selalu

berhubungan dengan kekuasaan yang bisa membentuk subjek dan berbagai

tindakan di masyarakat luas. Disebutkan dalam buku Aris Badara, analisis

wacana, analisis wacana yang menggunakan pendekatan kritis

memperlihatkan keterpaduan: (a) analisis teks; (b) analisis proses, produksi,

konsumsi, dan distribusi teks; dan (c) analisis sosiokultural yang berkembang

di sekitar wacana.

7 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 8-14

Page 32: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

21

D. Media Massa Surat Kabar

Media massa merupakan salah satu wadah untuk penyampaian sebuah

informasi kepada khalayak, media massa akan memberi perhatian khusus

terhadap suatu masalah yang terjadi. Kehadiran media massa sudah tidak bisa

dipungkiri lagi. Media massa merupakan tempat kita untuk mendapatkan

sebuah informasi mengenai dunia luar yang begitu luas, yang tak dapat kita

lihat dengan berbagai keterbatasan manusia.

Menurut Mc Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indra kita.

Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau

tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media massa datang

menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik.8

Media massa menjadi wadah yang dapat menampung banyak massa

dan dapat menyebarkan informasi kepada khalayak banyak dalam sekali

penerbitannya. Maka dari itu, saat ini media massa menjadi satu hal yang

penting yang tak boleh terlupakan oleh masyarakat dan juga para kelompok

dominan. Masyarakat membutuhkan informasi mengenai dunia sosial, politik,

dan ekonomi sementara para kelompok dominan membutuhkan media massa

untuk menyebarkan ideologi dan kepentingannya agar masyarakat bisa

menerimanya secara sah.

Menurut Denis McQuail, media massa memiliki sifat atau karakteristik

yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, bersifat publik

dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media

massa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan

8 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h. 224

Page 33: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

22

politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif

politik, media massa telah menjadi elemen penting dalam proses

demokratisasi karena menyediakan arena dan saluran bagi debat publik,

menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas masyarakat dan juga berperan

menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat.9

Jika membahas mengenai media massa, kita akan dihadapkan pada

banyaknya jenis media massa yang ada disekitar kita. Media cetak menjadi

media massa yang paling lama ada hingga saat ini. Media cetak terdiri dari

buku, surat kabar, majalah dan lainnya. Sebuah media cetak harus memiliki

manajemen yang mampu mengatur hubungan antara berbagai pihak seperti

para pendiri, karyawan, wartawan, khalayak pelanggan dan pembaca, mitra

kerjam agen, loper, pemasang iklan dan biro iklan. Selain itu, interaksi

internalnya melalui surat pembaca, para kontributor, pemerhati dan pemberi

masukan serta kritik. Semua itu dihidupkan oleh kelembagaan media yang

menetapkan peranan, tujuan, dan visi, sikap, serta orientasi nilai bagi

masyarakat. Kehidupan media cetak juga ditentukan oleh sistem politik,

sistem kekuasaan, serta kultur kekuasaan. Tapi disisi lainnya, sesuai dengan

sifat dari media sendiri yang tak pernah stagnan, media cetak di Indonesia

berkembang di segala sisinya. Selain mengikuti waktu periodik terbitnya

setiap pagi atau petang, sebagai harian, mingguan, atau bulanan, dan sesekali

menerbitkan edisi khusus, perwajahan Koran pun ikut mengadakan

perubahan.10

9 Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, h. 1

10 Septiawan Santana, Jurnalisme Kontemporer, h 85

Page 34: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

23

Surat kabar memiliki beberapa karakteristik utama sebagai sebuah

media dan lembaga. Dalam aspek media, surat kabar memiliki waktu

penerbitan yang berkala dan terbilang sering. Yang kedua surat kabar

merupakan salah satu teknologi dalam percetakan. Dalam hal isi, surat kabar

berisi tentang berita dan rujukan yang sesuai dengan tema-tema tertentu. Dan

surat kabar bisa dibaca oleh individu ataupun kelompok.

Dalam aspek kelembagaannya, surat kabar cenderung bebas, namun

adanya pengkonstruksian berita yang dilakukan oleh setiap surat kabar. Surat

kabar suatu lembaga yang berada dalam ranah publik, dalam bentuk

komoditas dan berbasis komersial. Surat kabar dianggap sebagai bentuk

inovasi yang lebih baik daripada buku yang dicetak, yaitu penemuan literature,

sosial dan budaya baru. Keunggulan surat kabar jika dibandingkan dengan

bentuk komunikasi budaya lainnya adalah terletak pada orientasinya kepada

pembaca individu dan kepada realitas, kegunaannya sebagai sebuah sumber

informasi. Kebaruannya juga bukan hanya terletak pada teknologi atau cara

penyebarannya saja, tetapi juga pada fungsinya bagi kelas tertentu dalam

perubahan iklim sosial politik yang lebih liberal.11

Surat kabar memiliki waktu terbit yang bervariasi, ada surat kabar

harian yang terbit setiap hari dan ada surat kabar mingguan yang terbit setiap

minggu, adapula surat kabar yang terbit setiap pagi atau surat kabar sore yang

terbit setiap sore. Target distribusi dari surat kabar pun juga bervariasi, ada

yang ingin menjangkau kalangan menengah kebawah dan ada juga yang ingin

menjangkau kalangan menengah keatas. Surat kabar berbeda dari tipe media

11

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6, h. 30-32

Page 35: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

24

massa lainnya karena kesegeraannya, karakteristik headline-nya, dan

keanekaragaman pemberitaannya yang menyangkut berbagai topik isu dan

peristiwa yang terjadi. Ketiga hal tersebut terkait dengan kebutuhan pembaca

pada sisi menarik sebuah informasi yang ingin dibaca. Walaupun surat kabar

memiliki isi berita yang beragam tergantung dari pembaca yang ingin

membacanya, namun fungsi dari surat kabar itu sendiri adalah sebagai

penyampai atau wadah dari sebuah kumpulah informasi peristiwa atau

kejadian yang terjadi disekitar kita.

Berita merupakan isi dari sebuah media massa. Dalam hal ini berita

juga menjadi isi dari surat kabar. Keragaman berita di surat kabar menjadi

daya tarik tersendiri dari surat kabar. Menurut KBBI ada beberapa pengertian

berita, yaitu cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang

hangat. Berita juga diartikan sebagai kabar, laporan dan pemberitahuan, atau

pengumuman. Diantara berbagai macam pengertian itu, salah satu yang

mendekati konteks pembicaraan jurnalistik adalah berita sebagai keterangan

mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.12

Menutur Sudirman Tebba dalam bukunya Jurnalistik Baru, berita

adalah jalan cerita tentang peristiwa. Disini berarti bahwa suatu berita

setidaknya mengandung dua hal, yaitu peristiwa dan jalan ceritanya. Jalan

cerita tanpa peristiwa atau peristiwa tanpa jalan cerita tidak dapat disebut

sebagai berita.13

Berita saat ini digolongkan menjadi berita keras (hard news)

dan berita lunak (soft news). Hard news bisa disebut juga sebagai straight

news yaitu sebuah berita penting yang harus segera disampaikan kepada

12

Suhaimi dan Rulli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik, h. 27 13

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru, h. 55

Page 36: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

25

masyarakat. Soft news bisa juga disebut sebagai feature news yaitu peristiwa

yang bisa jadi bukan termasuk yang teramat penting untuk diketahui

masyarakat, bahkan peristiwanya telah terjadi beberapa waktu yang lalu.

Page 37: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

26

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Media Indonesia

Media Indonesia merupakan surat kabar harian yang terbit di Jakarta.

Media Indonesia sendiri tergabung ke dalam Media Group bersama dengan

Metro Tv. Media Indonesia merupakan sebuah surat kabar harian nasional

yang terbit sejak 19 januari 1970. Media Indonesia mendapat Surat Izin Terbit

dengan No. 0856/SK/Dir-PK/SIT/1969 yang dikeluarkan langsung oleh

Departemen Penerangan. Diawal penerbitannya Media Indonesia hanya

memiliki 4 (empat) halaman. Kantor pertama Media Indonesia beralamat di

jalan Letnan Jendral MT Haryono, Jakarta, dibawah naungan Yayasan Warta

Indonesia.

Pada tahun awal penerbitannya, Media Indonesia bukanlah sebuah

harian umum politik dan bisnis, tapi Media Indonesia merupakan sebuah

harian umum yang isi pemberitaannya lebih condong kepada pemberitaan

mengenai hiburan, seperti cerita kehidupan para artis dan lain sebagainya.

Pada saat itu Media Indonesia disebut sebagai Koran kuning, yaitu sebuah

Koran yang penuh dengan cerita gosip.

Dalam rangka untuk memajukan penerbitan Media Indonesia, Ketua

Badan Yayasan dari penerbit harian Media Indonesia mencoba melakukan

pembenahan di segala bidang untuk meningkatkan mutu penerbitan yaitu

dengan cara meningkatkan jumlah halamannya dari 4 (empat) halaman

menjadi 8 (delapan) halaman.

Page 38: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

27

Perkembangan Media Indonesia terlihat enam tahun sejak pertama

kali diterbitkan yaitu pada tahun 1976, dimana Media Indonesia saat itu

berkembang menjadi delapan halaman. Dan pada tahun yang sama juga,

Media Indonesia mulai mendapatkan Surat Izin Penerbitan Pers (SIUPP) yang

dimana sebelumnya hanya Surat Izin Terbit.

Pada tahun 1988, pendiri Media Indonesia yaitu Teuku Yousli Syah

bekerjasama dengan Surya Paloh, mantan pemimpin surat kabar prioritas.

Semenjak kerjasama itu berlangsung lahirlah Media Indonesia dibawah

manajemen yang baru yaitu PT. Citra Media Nusa Purnama. Dengan

manajemen yang baru ini Surya Paloh menjabat sebagai direktur utama dari

Media Indonesia dan sang pendiri Teuku Yousli Syah menjabat sebagai

pemimpin umum. Dengan begitu, lokasi kantor Media Indonesia pun pindah

ke jalan Gondangdia lama no 46, Jakarta.

Media Indonesia mulai pindah kantor pada awal 1995 di kompleks

Delta Kedoya, jalan Pilar Mas Raya Kav A-D, kedoya selatan, kebon jeruk,

Jakarta Barat, dan kantor Media Indonesia ini masih bertahan sampai

sekarang. Di gedung baru semua kegiatan dilakukan didalamnya, seperti

redaksi, usaha, percetakan, pusat dokumentasi, perpustakaan, iklan, sirkulasi,

dan distribusi serta fasilitas penunjang karyawan. Pergantian kepemimpinan

dibagian redaksi maupun usaha terjadi dengan seiring berjalannya waktu.

Sejarah panjang serta motto “Pembawa Suara Rakyat” yang dimiliki oleh

Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit

pegangan sampai kapanpun.

Sejak Media Indonesia ditangain oleh tim manajemen baru di bawah

paying PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang

Page 39: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

28

menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Pada tahun 1986 untuk

pertama kalinya berada dalam industri pers dengan menerbitkan harian

Prioritas. Namun, harian Prioritas ini kurang bernasib baik, karena belum lama

menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP harian Prioritas dibatalkan oleh

Departemen Penerangan. Harian Prioritas dengan Media Indonesia memang

ada benang merah, yaitu dalam karakter kebangsaannya.

Surya Paloh sebagai penerbit Harian Umum Media Indonesia, tetap

gigih berjuang mempertahankan kebebasan pers. Wujud kegigihan Surya

Paloh ditunjukkan dengan mengajukan kasus penutupan Harian Prioritas ke

pengadilan, bahkan menuntut Menteri Penerangan untuk mencabut Peraturan

Menteri No.01/1984 yang dirasakan membelenggu kebebasan pers di tanah

air.

Pada tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan

tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah

memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil

Pemimpin Umum LKBN Antara, dipercaya oleh Surya Paloh untuk

memimpin Media Indonesia dengan menjabat sebagai Pemimpin Redaksi.1

B. Visi dan Misi Media Indonesia

Visi dan Misi Harian Media Indonesia2

VISI:

Visi Harian Media Indonesia adalah menjadi surat kabar independen yang

inovatif, lugas, terpercaya, dan paling berpengaruh.

1 Antoni, Company Profile Media Indonesia, Dokumen Resmi

2 Antoni, Company Profile Media Indonesia, Dokumen Resmi

Page 40: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

29

1. Independen, yaitu menjaga sikap non partisipan; di mana karyawan tidak

menjadi pengurus partai politik, menolak segala bentuk pemberian yang

dapat mempengaruhi objektivitas dan mempunyai keberanian bersikap

beda.

2. Inovatif, yaitu terus menerus menyempurnakan dan mengembangkan

kemampuan teknologi dan sumber daya manusia, serta terus menerus

mengembangkan rubrik, halaman dan penyempurnaan perwajahan.

3. Lugas, yaitu menggunakan bahasa yang terang dan langsung.

4. Terpercaya, yaitu selalu melakukan check dan recheck, meliputi berita dari

dua pihak dan seimbang, serta selalu melakukan investigasi dan

pendalaman.

5. Paling Berpengaruh, yaitu dibaca oleh para pengambil keputusan,

memiliki kualitas editorial yang dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan, mampu membangun kemampuan antisipasif, mampu

membangun network narasumber, dan memiliki pemasaran atau distribusi

yang andal.

MISI:

Misi Harian Media Indonesia adalah:

a. Pertama, menyajikan informasi terpercaya secara nasional dan regional

serta berpengaruh bagi pengambilan keputusan.

b. Kedua, mempertajam isi yang relevan untuk pengembangan pasar.

c. Ketiga, membangun sumber daya manusia dan manajemen yang

professional dan unggul, mampu mengembangkan perusahaan penerbitan

yang sehat dan menguntungkan.

Page 41: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

30

C. Kolom “Indonesia Memilih”

Kolom “Indonesia Memilih” merupakan sebuah kolom yang

dikhususkan untuk pemberitaan pemilu. Pemberitaan pemilu itu meliputi

kinerja para regulator seperti, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan

Pengawas Pemilu (Bawaslu), serta peristiwa menyangkut masalah partai

politik selama menjelang pemilu 2014. Kolom ini sudah ada sejak awal tahun

2013, jauh sebelum pemilu 2014 dimulai. Kolom ini pun berkembang dari

satu halaman menjadi dua atau tiga halaman setiap harinya. Ini dikarenakan

semakin dekatnya dengan pemilu 2014.

Media Indonesia mengatakan tujuan membuat kolom “Indonesia

Memilih” itu adalah menjadi guidance untuk pembaca, bagaimana pembaca

kita memilih calon-calonnya secara baik. Kemudian, untuk membuka

wawasan masyarakat tentang persoalan legislatif kita, ada soal anggaran, soal

pengawasan, dan soal legislatif. 3 hal ini yang diberikan untuk membuka

pemahaman masyarakat terhadap calon kita dan juga membuka pemahaman

masyarakat, apa fungsi dan tugas atau persoalan dari anggota dewan itu.3

3 Wawancara dengan Bapak Ade Alawi, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan, selasa, 26

Agustus 2014

Page 42: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

31

D. Struktur Organisasi Media Indonesia

Tabel 1

Struktur Organisasi Media Indonesia4

Pendiri Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi

(Alm)

Direktur Utama Rahni Lowhur-Schad

Direktur Pemberitaan Saur M. Hutabarat

Direktur Pengembangan Bisnis Alexander Stefanus

Dewan Redaksi Media Group Elman Saragih (Ketua)

Ana Widjaya

Andy F. Noya

Bambang Eka Wijaya

Djadjat Sudradjat

Djafar H. Assegaff

Laurens Tato

Lestari Moerdijat

Rahni Lohwur-Schad

Saur M. Hutabarat

Sugeng Suparwoto

Suryo Pratomo

Toeti Adhitama

Redaktur Senior Elman Saragih

Laurens Tato

Saur M. Hutabarat

Deputi Direktur Pemberitaan Usman Kansong

Kepala Divisi Pemberitaan Kleden Suban

Kepala Divisi Content Gaudensius Suhandi

Enrichment:

Deputi Kepala Divisi Pemberitaan Abdul Khohar

Sekretaris Redaksi Teguh Nirwahyudi

Asisten Kepala Divisi Pemberitaan Ade Alawi

Fitriana Siregar

Haryo Prasetyo

Ono Sarwono

4 Antoni, Company Profile Media Indonesia, Dokumen Resmi

Page 43: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

32

Rosmery C. Sihombing

Asisten Kepala Divisi Foto Hariyanto

Redaktur Agus Mulyawan

Anton Kustedja

Cri Qanon Ria Dewi

Eko Rahmawanto

Eko Suprihatno

Hapsoro Poetro

Henri Salomo Siagian

Ida Farida

Jaka Budisantosa

Mathias S. Brahmana

Mochamad Anwar Surahman

Sadyo Kristiarto

Santhy M. Sibarani

Soelistijono

Page 44: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Wacana Pemberitaan Partai Politik Nasional Demokrat di

Kolom “Indonesia Memilih” Harian Umum Media Indonesia

Hasil penelitian ini dilakukan menggunakan teknik analisis Teun A.

Van Dijk. Dimana menurut Van Dijk analisis wacana itu bukan hanya teks

saja, tapi terdiri dari tiga dimensi yang penting, yaitu teks, kognisi sosial dan

analisi sosial atau konteks sosial. Yang pertama, struktur teks. Dalam struktur

teks ini dijelaskan menganalisis bagaimana strategi wacana yang dipakai

untuk menggambarkan suatu peristiwa tertentu. Yang kedua kognisi sosial

akan mempelajari bagaimana proses produksi suatu teks berita yang

melibatkan kognisi individu dari wartawan. Dan dimensi yang ketiga adalah

konteks sosial dimana akan dipelajari bangunan wacana yang berkembang

dalam masyarakat terhadap suatu masalah.1

Peneliti akan membahas mengenai pembertiaan partai politik Nasional

Demokrat di kolom “Indonesia Memilih” harian Media Indonesia. Disini

peneliti akan melihat bagaimana Media Indonesia mewacanakan pemberitaan

partai politik Nasional Demokrat di kolom “Indonesia Memilih” yang dilihat

dari teks, kognisi sosial dan analisis sosial.

1. Analisis Text Pada Pemberitaan Mengenai Partai Politik Nasional

Demokrat di Kolom “Indonesia Memilih”

Peneliti akan membahas analisis wacana pemberitaan mengenai

partai politik Nasional Demokrat pada kolom “Indonesia Memilih” harian

1 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h 274-275

Page 45: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

34

Media Indonesia yang dimulai dengan analisis dari teks berita tersebut.

Dalam menganalisis teks Van Dijk membagi teks kedalam tiga tingkatan

atau struktur. Struktur yang pertama, struktur makro. Struktur makro

merupakan makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau

tema yang diangkat oleh suatu teks. Kedua, superstruktur yang merupakan

kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan

kesimpulan. Dan yang ketiga, struktur mikro adalah makna lokal dari

suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan gaya yang

dipakai oleh suatu teks.2

Dalam menganalisis teks menurut Van Dijk peneliti akan

menjelaskannya sebagai berikut:

Analisis Teks Berita 1 : Rabu, 15 Januari 2014

“Partai NasDem Paling Positif”

a. Makro

Struktur makro ini diamati dengan melihat tema atau topik

pemberitaan. Tema atau topik pada teks pertama: “Partai NasDem

menjadi partai yang mendapat pemberitaan bernada positif dalam hasil

survei yang dilakukan Pol-Tracking.”

b. Superstruktur

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema

pemberitaan pada teks pertama sebagai berikut:

1) Bagian awal ada berita mengenai hasil survei dari Pol-Tracking

mengenai partai-partai yang mendapat pemberitaan positif.

2 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 228

Page 46: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

35

“…pemberitaan bernada positif tertinggi selama 2013 dengan

meraih 34,54%.” (paragraf 1). “Posisi kedua ditempati dengan

Partai Hanura dengan 31,9%, selanjutnya PDIP 26,26%, dan

Gerindra 26,19%.” (paragraf 2).

2) Bagian tengah diisi dengan hasil survei mengenai partai yang

mendapat proporsi pemberitaan negatif tertinggi dan hasil

elektabilitas. Adapula pernyataan-pernyataan dari Hanta Yuda.

“…dalam hal pemberitaan bernada negatif, PKS mendapat proporsi

terbesar dengan 23,87%, diikuti Demokrat 20,35%, dan Golkar

19,1%.” (paragraf 4). “…tingkat elektabilitas PDIP pada Desember

2013 naik menjadi 22,44% dari 18,5% pada Oktober 2013.

Elektabilitas Gerindra juga mengalami kenaikan dari 6,6% pada

Oktober menjadi 8,6% pada Desember. Elektabilitas PPP dan

Hanura pun mengalami peningkatan.” (paragraf 5). “…Hanta

mengingatkan bahwa parpol yang mendapatkan tone pemberitaan

positif harus menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa

memunculkan potensi pemberitaan negatif.” (paragraf 6).

3) Bagian akhir ditutup dengan pernyataan dari Wasekjen PKS, Ketua

Balitbang Golkar dan Ketua Umum Partai NasDem.

“…Wasekjen PKS Fahri Hamzah mengatakan sentiment negatif

terhadap pemberitaan negatif parpol, khususnya bagi PKS, tidak

manageble.”(paragraf 10). “…Ketua Balitbang Golkar Indra J

Piliang mengatakan pemberitaan parpol di media bisa sangat

mengganggu dan bisa juga membantu.”(paragraf 11). “Ketua

Page 47: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

36

Umum Partai NasDem Surya Paloh optimistis partainya mampu

meraih 12% lebih suara bila melihat pergerakan para kader

NasDem di Pulau Jawa dan di luar Jawa.”(paragraf 12).

c. Mikro

Semantik

1) Latar

Latar pada teks berita pertama terdapat dalam paragraf 1.

Paragraf 1 : “NasDem menjadi partai politik yang memiliki

proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi selama 2013 dengan

meraih 34,54%. „Partai yang paling banyak memiliki tone

pemberitaan positif tidak terlepas dari perannya sebagai oposisi

dalam merespons kebijakan pemerintah,‟ jelas Direktur Eksekutif

Pol-Tracking Institute Hanta Yuda saat merilis hasil survei yang

mereka lakukan sejak 1 Februari hingga 24 Desember 2013.”

2) Detil

Detil pada teks berita pertama terdapat dalam paragraf 8 dan 9.

Paragraf 8 : “menurut Hanta Yuda, ada tiga hal yang harus dijaga

parpol yang mendapatkan tone pemberitaan positif. Pertama,

menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa menyebabkan

pemberitaan negatif. Misalnya yang berkaitan dengan kasus

hukum. Kedua, parpol itu selalu membuat kebijakan politik atau

gagasan baru, kreatif dan inovatif segar sehingga diberitakan

positif.”

Page 48: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

37

Paragraf 9 : “Ketiga, selalu berpihak kepada keinginan publik, apa

yang publik inginkan selalu sama dengan keinginan partai.

Misalnya jika partai itu merupakan oposisi, terus memantau dan

mengawal kebijakan pemerintah yang tidak sejalan dengan

keinginan publik.”

3) Maksud

Maksud dari pemberitaan teks pertama ada pada paragraf 3.

Paragraf 3 : “Hanta menjelaskan pemberitaan di media mengenai

partai politik sangat penting dalam memberikan persepsi bagi

masyarakat terhadap parpol. „Sebenarnya media sendiri yang

mendapatkan sumber pemberitaan itu dari parpol. Jadi parpol perlu

berhati-hati dalam kasus dan isu hukum yang sedang dihadapi,‟

terangnya.”

4) Pra-Anggapan

Pra-anggapan teks berita pertama terdapat pada paragraf 12.

Paragraf 12 : “Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh optimistis

partainya mampu meraih 12% lebih suara bila melihat pergerakan

para kader NasDem di Pulau Jawa dan di luar Jawa.”

Sintaksis

1) Koherensi

Paragraf 5 : “elektabilitas PPP dan Hanura pun mengalami

peningkatan.”

Paragraf 7 : “lebih lanjut Hanta mengingatkan bahwa parpol yang

mendapatkan tone pemberitaan positf harus menjaga dan

Page 49: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

38

menghindari hal-hal yang bisa memunculkan potensi pemberitaan

negatif.”

Paragraf 8 : “pertama, menjaga dan menghindari hal-hal yang bisa

menyebabkan pemberitaan negatif. Misalnya, yang berkaitan

dengan kasus hukum. Kedua, parpol itu selalu membuat kebijakan

politik atau gagasan baru, kreatif dan inovatif segar sehingga

diberitakan positif.”

Paragraf 9 : “…apa yang publik inginkan selalu sama dengan

keinginan partai. Misalnya, jika partai itu merupakan oposisi, terus

memantau dan mengawal kebijakan pemerintah yang tidak sejalan

dengan keinginan publik”

Paragraf 12 : “kalau kenaikannya dapat mengimbangi, atau sekitar

6% lagi…”

2) Bentuk Kalimat

Paragraf 1 : “NasDem menjadi partai politik yang memiliki

proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi…”

Paragraf 2 : “posisi kedua ditempati Partai Hanura dengan 31,9%,

selanjutnya PDIP 26,26%, dan Gerindra 26,19%. „wacana

pencapresan jokowi bisa mengimbangi munculnya pemberitaan

negatif soal kasus korupsi di PDIP‟…”

Paragraf 4 : “sementara itu, dalam hal pemberitaan negatif, PKS

mendapat proporsi terbesar dengan 23,87%...”

Paragraf 8 : “…kedua, parpol itu selalu membuat kebijakan politik

atau gagasan baru,…”

Page 50: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

39

Paragraf 9 : “ketiga, selalu berpihak kepada keinginan publik,…”

Paragraf 11 : “…pemberitaan parpol di media bisa sangat

mengganggu dan bisa juga membantu.”

3) Kata Ganti

Paragraf 3 : “…‟jadi parpol perlu berhati-hati dalam kasus dan isu

hukum yang sedang dihadapi,‟ terangnya.”

Paragraf 10 : “…‟sentimen negatif terhadap pemberitaan parpol,

khususnya berita untuk PKS, tidak manageable,‟ tuturnya.”

Stilistik

1) Leksikon

Paragraf 1 : tertinggi, Paragraf 3 : berhati-hati, Paragraf 7 :

potensi, Paragraf 10 : sentiment, Paragraf 12 : optimistis

Retoris

1) Grafis

Pada teks berita pertama ini adanya penonjolan pemberitaan

mengenai Partai NasDem yang mendapatkan proporsi pemberitaan

positif tertinggi dan Partai NasDem adalah partai yang berjalan

sesuai dengan keinginan rakyat.

Tabel 2

Kesimpulan Analisis Teks Berita 1

Struktur Elemen Analisis

Makro Tema/Topik Partai NasDem menjadi partai yang

mendapat pemberitaan bernada positif

dalam hasil survei yang dilakukan Pol-

Tracking.

Superstruktur Skema/Alur Awal : mengenai hasil survei Pol-Tracking

dari partai-partai politik yang mendapat

pemberitaan bernada positif, dan Partai

NasDem mendapat proporsi pemberitaan

Page 51: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

40

bernada positif tertinggi.

Tengah : hasil survei pemberitaan bernada

negatif tertinggi dan hasil elektabilitas

partai politik. Dan didukung oleh

pernyataan Hanta Yuda.

Akhir : pernyataan pendukung dari

Wasekjen PKS, Ketua Balitbang Golkar

dan Ketua Umum Partai NasDem yang

optimis NasDem meraih 12% suara.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik

Semantik

Latar : terdapat pada paragraf 1 yang

menunjukkan Partai NasDem mendapat

proporsi pemberitaan bernada positif

tertinggi dengan meraih 34,54% dan Hanta

Yuda yang mengatakan itu tak terlepas dari

perannya sebagai oposisi dalam merespon

kebijakan pemerintah.

Detil : terdapat pada paragraf 8 dan 9 dalam

pernyataan Hanta Yuda bahwa ada tiga hal

yang harus dijaga parpol yang mendapatkan

tone pemberitaan positif.

Maksud : terdapat pada paragraf 3

pernyataan Hanta Yuda yang menjelaskan

bahwa pemberitaan di media mengenai

parpol sangat penting dalam memberikan

persepsi bagi masyarakat terhadap parpol.

Pra-anggapan : terdapat pada paragraf 12

dalam pernyataan Surya Paloh yang optimis

NasDem akan meraih 12% suara.

Sintaksis

Koherensi : berita ini banyak jalinan kata

yang menunjukkan sebab akibat serta

maksud dan tujuan, seperti kata „bahwa‟,

„menyebabkan‟, „sehingga‟, „dan‟, „atau‟,

„jika‟.

Bentuk kalimat : berita ini banyak

menggunakan kalimat yang menunjukkan

bahwa kalimat itu aktif seperti „menjadi‟,

„mengimbangi‟, „membuat‟, membantu‟ dan kalimat pasif seperti „ditempati‟

Kata ganti : banyak menunjuk pada

narasumber dan narasumber sebagai orang

kedua seperti „terangnya‟, „tuturnya‟

Stilistik

Leksikon : adanya kata „tertinggi‟,

„berhati-hati‟, „potensi‟, „sentimen‟,

„optimistis‟.

Page 52: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

41

Analisis

Pada analisis teks berita ini bila melihat dari struktur makro

yang dilihat dari unsur tematik, Media Indonesia ingin menunjukkan

bahwa Partai NasDem adalah partai yang paling banyak mendapatkan

proporsi pemberitaan bernada positif pada survei tersebut, karena

Partai NasDem memiliki peran sebagai partai oposisi atas kebijakan-

kebijakan pemerintah. Judul berita ini dibentuk untuk membuat opini

masyarakat mengarah pada Partai NasDem yang mendapat proporsi

pemberitaan positif tertinggi.

Pada tingkatan superstruktur dilihat dari unsur skematik, Media

Indonesia lebih mengedepankan kepada pemberitaan Partai NasDem

yang mendapat proporsi pemberitaan bernada positif tertinggi.

Dilanjutkan pada pernyataan Hanta Yuda yang mengingatkan agar

parpol yang mendapat proporsi pemberitaan positif harus bisa menjaga

dan menghindari hal-hal yang bisa memunculkan pemberitaan negatif.

Dan akhir berita ini juga didukung oleh ke-optimisan dari Surya Paloh

sebagai Ketua Umum Partai NasDem.

Pada struktur mikro, dilihat dari elemen semantik

menunjukkan berita mengenai hasil survei yang dilakukan oleh Pol-

Tracking diberitakan secara implisit seperti hasil survei mengenai

parpol dengan pemberitaan negatif dan hasil elektabilitas parpol.

Namun, pada pemberitaan mengenai Partai NasDem dan pernyataan

Hanta Yuda mengenai parpol yang mendapat pemberitaan bernada

positif diberitakan secara eksplisit. Pada elemen sintaksis, dalam berita

Page 53: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

42

ini ditemukan bentuk kalimat dan koherensi yang menunjukkan

kalimat aktif, hubungan adanya sebab dan akibat serta yang

menerangkan maksud dan tujuan bahwa Partai NasDem adalah partai

yang memiliki proporsi pemberitaan positifi tertinggi dan ini

dikarenakan Partai NasDem sebagai partai oposisi yang merespon

semua kebijakan-kebijakan pemerintah.

Pada elemen stilistik pilihan kata yang dipakai oleh Media

Indonesia dalam memberitakan Partai NasDem lebih menunjukkan

adanya pemberitaan positif terhadap Partai NasDem dengan tujuan

untuk mengontrol opini masyarakat, dimana pada hasil survei itu

menunjuk Partai NasDem sebagai partai dengan proporsi pemberitaan

tertinggi.

Dari berita pertama ini, Media Indonesia terlihat begitu

mengarahkan pemberitaan mengenai Partai NasDem yang memiliki

pemberitaan positif tertinggi kepada arah yang begitu membentuk

pencitraan Partai NasDem. Dalam berita ini Partai NasDem terlihat

sebagai partai yang sejalan dengan keinginan rakyat. Dengan berita ini

Media Indonesia mencoba untuk menciptakan persepsi masyarakat

terhadap Partai NasDem sebagai partai baru dalam Pemilu 2014. Hal

ini terlihat dari hasil survei yang melihatkan dan diperkuat dengan

pernyataan dari Hanta Yudha yang begitu diarahkan.

Dalam berita ini melihatkan bahwa NasDem yang sejalan

dengan keinginan rakyat, selalu membuat gagasan yang kreatif dan

inovatif serta diuntungkan dengan kenyataan bahwa NasDem sebagai

Page 54: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

43

partai baru masih terhindar dari kasus korupsi. Ini menunjukkan

bagaimana Media Indonesia mencoba melihatkan bahwa Partai

NasDem adalah partai politik baru yang diinginkan oleh rakyat, karena

NasDem merupakan partai politik baru dalam pemilu 2014.

Analisis Teks Berita 2 : Kamis, 13 Februari 2014

“Partai NasDem Dinilai Properubahan”

a. Makro

Struktur makro ini diamati dengan melihat tema atau topik

pemberitaan. Tema atau topik pada teks keenam adalah :

“Lembaga Survei Jakarta (LSJ) mengeluarkan hasil survei yang

dilakukan atas penelitian terhadap partai yang dinilai paling

properubahan dan Partai NasDem menjadi partai yang paling dinilai

properubahan.”

b. Superstruktur

Superstruktur ini bisa dilihat dari skema pemberitaan. Skema

pemberitaan pada teks keenam adalah sebagai berikut:

1) Bagian pembuka diawali dengan pernyataan bahwa menurut hasil

survei Lembaga Survei Jakarta (LSJ) partai NasDem ada diurutan

ke-4 dalam tingkat keelektabilitasan dan urutan pertama pada

partai yang dinilai properubahan.

“…elektabilitas Partai NasDem berada di posisi ke-4, mengalahkan

Partai Hanura dan Partai Demokrat. Selain itu, partai besutan

Surya Paloh tersebut dianggap sebagai partai yang

properubahan…”(paragraf 1).

Page 55: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

44

2) Bagian tengah berisi tentang pernyataan-pernyataan dari manager

riset LSJ yang memperkuat bahwa partai NasDem partai

properubahan yang diikuti dengan hasil survei partai politik yang

properubahan dan elektabilitas partai politik.

“…belum masuknya kader Partai NasDem ke lembaga legislatif

karena sebagai partai baru juga menguntungkan partai tersebut

karena terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini menjerat

sejumlah partai politik…”(paragraf 4). “…hasilnya Partai NasDem

berada di posisi teratas dengan 15,3%, disusul Partai Gerindra

14,9%, dan Hanura 12,8%...”(paragraf 7).

3) Bagian akhir ditutup dengan data tentang pelaksanaan survei yang

dilakukan oleh LSJ yang dilakukan dengan wawancara tatap muka

dan kuesioner.

“…pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka

dan kuesioner.”(paragraf 12).

c. Mikro

Semantik

1) Latar

Latar pada teks berita keenam ada pada paragraf 6.

Paragraf 6 : “…ia melanjutkan, sejumlah parpol yang dalam

mengedepankan isu perubahan seperti halnya NasDem akan

diminati masyarakat. Adanya komitmen yang kuat terhadap rakyat

kecil juga sangat memengaruhi peningkatan elektabilitas parpol…”

Page 56: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

45

2) Detil

Detil pada teks berita keenam ada pada paragraf 4 dan paragraf 5.

Paragraf 4 : “…ia menambahkan, belum masuknya kader Partai

NasDem ke lembaga legislatif karena sebagai partai baru juga

menguntungkan partai tersebut karena terhindar dari berbagai

kasus korupsi yang saat ini menjerat sejumlah partai politik…”

Paragraf 5 : “…‟situasi memberikan insentif elektoral bagi

NasDem. Publik sudah jenuh terhadap partai-partai lama yang

terlibat berbagai kasus korupsi,‟ papar rendy…”

3) Maksud

Maksud pada teks berita keenam ada pada paragraf 3.

Paragraf 3 : “…‟konsep restorasi Indonesia dipersepsikan publik

sebagai jawaban atas tuntutan perubahan dalam berbagai bidang.

Saat ini populer saja tidak cukup. Buat apa pilih yang populer, tapi

tidak berkualitas,‟ ujar rendy…”

4) Pra-Anggapan

Pra-anggapan pada teks berita keenam terdapat pada paragraf 8.

Paragraf 8 : “…‟NasDem dipersepsikan sebagai partai yang paling

punya komitmen terhadap perubahan. Konsep restorasi Indonesia

dimaknai publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan dalam

berbagai bidang,‟ ujarnya…”

Page 57: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

46

Sintaksis

1) Koherensi

Paragraf 2 : “…partai NasDem diprediksi bakal bersinar dalam

pemilu tahun ini karena partai itu dipersepsikan sebagai partai

yang paling punya komitmen terhadap peruabahan.”

Paragraf 3 : “…buat apa pilih yang populer, tapi tidak berkualitas.”

Paragraf 4 : “…belum masuknya kader partai NasDem ke lembaga

legislatif karena sebagai partai baru juga menguntungkan partai

tersebut karena terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini

menjerat sejumlah partai politik”

Paragraf 6 : “…sejumlah parpol yang dalam sosialisasinya

mengedepankan isu perubahan seperti halnya NasDem akan

diminati masyarakat.”

2) Bentuk Kalimat

Paragraf 1 : “…selain itu, partai besutan Surya Paloh tersebut

dianggap sebagai partai yang properubahan”

Paragraf 2 : “…partai NasDem diprediksi bakal bersinar dalam

pemilu tahun ini …”

Paragraf 3 : “…buat apa pilih yang populer, tapi tidak

berkualitas”

Paragraf 4 : “…terhindar dari berbagai kasus korupsi yang saat ini

menjerat sejumlah partai politik”

Paragraf 5 : “situasi ini memberikan insentif elektoral bagi

NasDem…”

Page 58: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

47

Paragraf 6 : “…sejumlah parpol yang dalam sosialisasinya

mengedepankan isu perubahan…”

3) Kata Ganti

Paragraf 4 : “ia menambahkan, …”

Paragraf 6 : “ia melanjutkan, …”

Paragraf 8 : “…‟dimaknai publik sebagai jawaban atas tuntutan

perubahan dalam berbagai bidang,‟ujarnya”

Stilistik

1) Leksikon

Paragraf 1 : besutan, Paragraf 2 : bakal, komitmen, Paragraf 6 :

diminati

Retoris

1) Grafis

Berita ini menekankan bahwa Partai NasDem dinilai sebagai partai

yang properubahan. Partai NasDem dinilai properubahan karena

belum adanya kader partai ini yang masuk dalam ke lembaga

legislatif dan ini menguntungkan bagi Partai NasDem.

Tabel 3

Kesimpulan Analisis Teks Berita 2

Struktur Elemen Analisis

Makro Tema/Topik Lembaga Survei Jakarta

mengeluarkan hasil survei yang

dilakukan terhadap partai yang

dinilai paling properubahan dan

Partai NasDem menjadi partai yang

paling dinilai properubahan.

Superstruktur Skema/Alur Awal : menurut hasil survei itu

elektabilitas Partai NasDem ada

diurutan ke-4 dan urutan pertama

pada survei partai yang dinilai

Page 59: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

48

properubahan

Tengah : pernyataan yang

menguatkan bahwa Partai NasDem

paling properubahan, diikuti dengan

hasil survei partai politik yang

properubahan dan elektabilitas partai

politik

Akhir : data mengenai pelaksanaan

survei yang dilakukan Lembaga

Survei Jakarta.

Mikro Semantik, Sintaksis,

Stilistik

Semantik

Latar : terdapat pada paragraf 6

partai politik yang mengedepankan

isu perubahan seperti halnya

NasDem akan diminati masyarakat.

Adanya komitmen kuat terhadap

rakyat kecil juga mempengaruhi

peningkatan elektabilitas.

Detil : terdapat pada paragraf 4 dan 5

belum masuknya kader NasDem

menjadi keuntungan sendiri karena

sebagai partai baru dan terhindar dari

korupsi.

Maksud : terdapat pada paragraf 3

konsep restorasi Indonesia

dipersepsikan publik sebagai

jawaban atas tuntutan perubahan.

Pra-Anggapan : terdapat pada

paragraf 8 bahwa NasDem

dipersepsikan sebagai partai yang

paling punya komitmen.

Sintaksis

Koherensi : menunjukkan adanya

sebab akibat serta maksud dan tujuan

seperti „karena‟, „yang‟, „tapi‟,

„seperti‟.

Bentuk kalimat : menunjukkan

adanya kalimat aktif seperti

„bersinar‟, „berkualitas‟,

„menjerat‟, „memberikan‟,

„mengedepankan‟.

Kata ganti : menunjukkan

narasumber sebagai orang kedua

seperti „ia‟, „-nya‟.

Stilistik

Leksikon : adanya pilihan kata

seperti „besutan‟, „bakal‟,

komitmen‟, „diminati‟.

Page 60: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

49

Analisis

Analisis teks pada struktur makro yang dilihat dari unsur

tematik, berita ini menjelaskan bahwa dalam hasil survei yang

dikeluarkan oleh Lembaga Survei Jakarta, Partai NasDem

merupakan partai yang dinilai properubahan. Judul diatas

mengindikasikan adanya pencitraan positif yang diberikan Media

Indonesia terhadap Partai NasDem.

Pada superstruktur yang dilihat dari unsur skematik, awal

berita ini terlihat menunjukkan bahwa Partai NasDem adalah partai

yang dinilai properubahan, tapi dalam elektabilitas Partai NasDem

masih menempati posisi keempat. Alasan Partai NasDem menjadi

partai yang dinilai properubahan karena belum masuknya kader

Partai NasDem kedalam lembaga legislatif dan ini juga keuntungan

dari partai baru.

Pada struktur mikro unsur yang pertama unsur semantik,

pada berita ini berita mengenai Partai NasDem yang dinilai

properubahan diberitakan secara implisit. Tetapi berita mengenai

hasil keseluruhan survei yang dilakukan secara eksplisit oleh

Media Indonesia.

Yang kedua unsur sintaksis, bentuk kalimat dan koherensi

menjelaskan adanya kalimat aktif, adanya hubungan sebab akibat

serta maksud dan tujuan dari konsep restorasi Indonesia yang

dipersepsikan publik sebagai jawaban atas tuntutan perubahan

dalam berbagai bidang, dan populer saja tidak cukup jika tidak

Page 61: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

50

berkualitas. Dan yang ketiga unsur stilistik, pilihan kata dari berita

ini menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, populer

saja tidak cukup tapi juga musti memiliki komitmen dan

berkualitas.

Analisis secara keseluruhan berita ini menunjukkan adanya

pencitraan positif terhadap pemberitaan Partai NasDem dengan

mengkonstruk judul berita. Judul yang dipilih terlalu melihatkan

bahwa Media Indonesia mencoba untuk mengontrol opini

masyarakat untuk dapat mempercayai bahwa Partai NasDem akan

membawa Indonesia pada perubahan yang lebih baik.

Berita ini semakin menunjukkan bahwa Media Indonesia

ingin menunjukkan bahwa partai NasDem adalah partai politik

yang memiliki komitmen dan konsep restorasi Indonesia. Dan juga

Media Indonesia melihatkan bagaimana NasDem sebagai partai

baru yang ingin membawa perubahan bangsa, ini diperkuat dengan

belum adanya kader partai NasDem yang masuk dalam lembaga

legislatif.

Namun, sayangnya Partai NasDem belum bisa menaikkan

elektabilitas partainya dengan penilaian masyarakat bahwa partai

NasDem adalah partai politik yang properubahan. Selain itu,

proporsi pemberitaan positif yang diterima NasDem pun belum

bisa menaikkan elektabilitas. Walaupun selalu mendapatkan

pemberitaan positif di media massa ini tidak menjamin bahwa akan

menaikkan elektabilitas partainya.

Page 62: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

51

Analisis teks berita 3 : Sabtu, 29 Maret 2014

“NasDem tidak Haus Kekuasaan”

1. Makro

Struktur makro dapat diamati dengan melihat dari tema atau topik

pemberitaan. Tema dari teks berita ini adalah :

“NasDem tidak haus kekuasaan, tapi NasDem ingin menjadi motor

perubahan.”

2. Superstruktur

Superstruktur dapat dilihat dari skema atau alur cerita pemberitaan.

Skema dari teks berita adalah sebagai berikut:

a) Bagian pertama diawali perkataan Surya Paloh yang mengatakan

dia mendirikan NasDem bukan untuk mencari kekuasaan, namun

untuk menjadi motor perubahan bangsa

“…‟kita bukan mencari kursi presiden, menteri, dan DPR,

melainkan demi bangkitnya kembali negara ini. NasDem harus

menjadi motor perubahan bangsa yang lebih baik,‟ujar

Surya…”(paragrad 2)

b) Bagian tengah diisi dengan NasDem siap menjadi oposisi jika

suara yang diraih tidak cukup, dan pernyataan-pernyataan Surya

Paloh dalam kampanye di manado

“…‟NasDem siap mengontrol pemerintahan jika tidak terlibat di

dalamnya. Namun, jika diberi kepercayaan, NasDem akan

menyiapkan kader yang bagus untuk membuat perubahan bangsa

yang lebih baik,‟ katanya…”(paragar 4)

Page 63: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

52

c) Bagian akhir ditutup dengan pernyataan Patrice Rio Caplella yang

menyatakan aka nada pendidikan gratis dari SD hingga perguruan

tinggi bila NasDem menang dalam pemilu legislatif

“…‟pendidikan gratis bagi pelajar SD hingga perguruan tinggi bila

Partai NasDem menang Pemilu Legislatif,‟ kata Rio…”(paragraf

10)

3. Mikro

Semantik

a) Latar

Latar teks berita ini terdapat pada paragraf 2.

Paragraf 2 : “…‟Kita bukan mencari kursi presiden, menteri, dan

DPR, melainkan demi bangkitnya kembali negara ini. NasDem

harus menjadi motor perubahan bangsa yang lebih baik,‟ ujar

Surya…”

b) Detil

Detil teks berita ini terdapat pada paragraf 6.

Paragraf 6 : “…‟inilah yang menyebabkan negara kita belum maju.

Karena itu sangat perlu gerakan perubahan untuk membangun

pemahaman baru seluruh komponen bangsa ini. Kembalilah

kepada jati diri sebagai bangsa yang sadar untuk memberikan

keseimbangan hak-hak kewarganegaraan yang dimilikinya.

Termasuk hak-hak berserikat, berpolitik, dan hak-hak berbeda

pendapat,‟ tegasnya…”

Page 64: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

53

c) Maksud

Maksud dari teks berita terdapat pada paragraf 4.

Paragraf 4 : “…‟NasDem siap mengontrol pemerintahan jika tidak

terlibat di dalamnya. Namun, jika diberi kepercayaan, NasDem

akan menyiapkan kader yang bagus untuk membuat perubahan

bangsa yang lebih baik,‟ katanya…”

d) Pra-Anggapan

Praanggapan teks berita terdapat pada paragraf 10.

Paragraf 10 : “…‟Pendidikan gratis bagi pelajar SD hingga

perguruan tinggi bila Partai NasDem menang Pemilu Legislatif,‟

kata Rio…”.

Sintaksis

a) Koherensi

Paragraf 1 : “Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh

menegaskan partai yang didirikannya bukan untuk mencari

kekuasaan.”

Paragraf 2 : “NasDem harus menjadi motor perubahan bangsa

yang lebih baik.”

Paragraf 3 : “…Surya menegaskan partainya siap menjadi oposisi

jika suara yang diraih tidak cukup untuk menempatkan wakil di

DPR dan pemerintahan,”

Paragraf 4 : “namun, jika diberi kepercayaan, NasDem akan

menyiapkan kader yang bagus untuk membuat perubahan bangsa

yang lebih baik,”

Page 65: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

54

Paragraf 6 : “karena itu sangat perlu gerakan perubahan untuk

membangun pemahaman baru seluruh komponen bangsa ini.”

Paragraf 7 : “Partai NasDem, menurutnya, telah berikrar membawa

gerakan perubahan dengan melakukan upaya membangun

keinginan masyarakat…”

Paragraf 16 : “Bengkulu butuh perubahan untuk mengejar

ketertinggalan karena Bengkulu bahkan sudah tertinggal dari

provinsi yang masih baru,”

b) Bentuk Kalimat

Paragraf 6 : “karena itu sangat perlu gerakan perubahan untuk

membangun pemahaman baru seluruh komponen bangsa ini.”, “

kembalilah kepada jati diri sebagai bangsa yang sadar untuk

memberikan keseimbangan hak-hak kewarganegaraan yang

dimilikinya,”

Paragraf 9 : “…Patrice Rio Capella menjanjikan pendidikan gratis

mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi bila

partainya memenangi pemilu legislatif 2014.”

Paragraf 11 : “Partai NasDem menjadi partai pertama yang

menggelar rapat umum terbuka di kota Bengkulu,…”

Paragraf 12 : “…pelajar SMA juga akan mendapat beasiswa gratis

ke luar negeri,”

Paragraf 14 : “…untuk mewujudkan perubahan di Indonesia,

masyarakat dapat mempercayakannya kepada Partai NasDem,”

Page 66: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

55

c) Kata Ganti

Paragraf 4 : “…‟NasDem akan menyiapkan kader yang bagus

untuk membuat perubahan bangsa yang lebih baik,‟ katanya”

Paragraf 6 : “…‟termasuk hak-hak berserikat, berpolitik, dan hak-

hak berbeda pendapat,‟ tegasnya”

Stilistik

a) Leksikon

Paragraf 2 : bangkitnya kembali, motor perubahan, Paragraf 6 :

belum maju, jati diri, kembalilah, Paragraf 7 : berikrar,

kepura-puraan, hipokrit, Paragraf 8 : moralitas bangsa

Retoris

a) Grafis

Adanya penekanan pada pernyataan dari Surya Paloh sebagai

Ketua Umum Partai NasDem “Partai NasDem siap jadi partai

oposisi jika perolehan suara tidak cukup menempatkan wakil DPR”

Tabel 4

Kesimpulan Analisis Teks Berita 3

Struktur Elemen Analisis

Makro Tema/Topik NasDem tidak haus kekuasaan dan tidak

mencari kursi presiden, menteri dan DPR,

tapi NasDem ingin menjadi motor

perubahan bangsa.

Superstruktur Skema/Alur Awal : Surya Paloh mengatakan bahwa dia

mendirikan NasDem bukan untuk mencari

kekuasaan, namun untuk menjadi motor

perubahan bangsa.

Tengah : NasDem siap menjadi oposisi jika

suara yang diraih tidak cukup, dan

pernyataan dari Surya Paloh yang

berkampanye di manado

Akhir : pernyataan Patrice Rio Capella

yang mengatakan akan ada pendidikan

Page 67: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

56

gratis dari SD hingga perguruan tinggi bila

NasDem menang dalam pemilu legislatif.

Mikro Semantik,

Sintaksis,

Stilistik

Semantik

Latar : terdapat pada paragraf 2 Surya

mengatakan NasDem tidak mencari kursi

presiden, menteri dan DPR, tapi untuk

membangkitkan bangsa maka NasDem

harus menjadi motor perubahan bangsa

Detil : terdapat pada paragraf 6 Surya Paloh

mengatakan bahwa sangat perlu adanya

gerakan perubahan untuk membangun

pemahaman baru seluruh komponen bangsa

ini. Kembali pada jati diri sebagai bangsa

yang sadar untuk memberikan

keseimbangan hak-hak kewarganegaraan.

Maksud : pada paragraf 4 bahwa NasDem

siap mengontrol pemerintahan jika tidak

terlibat di dalamnya, tapi jika diberi

kepercayaan NasDem akan menyiapkan

kader yang bagus untuk membuat

perubahan.

Pra-anggapan : pada paragraf 10 dimana

Patrice Rio Capella menjanjikan pendidikan

gratis dari SD hingga peruguruan tinggi

bila NasDem menang dalam pemilu

legislatif.

Sintaksis

Koherensi : adanya jalinan kata sebab

akibat serta maksud dan tujuan seperti

„bukan untuk‟, „menjadi‟, „yang‟, „jika‟,

„namun‟, „karena‟, „dengan‟, „bahkan‟

Bentuk kalimat : menunjukkan adanya

kalimat aktif seperti „membangun‟,

„memberikan‟, „menjanjikan‟,

„menggelar‟, „mendapat‟, „mewujudkan‟,

„mempercayakan‟.

Kata ganti : adanya kata ganti seperti „-nya‟

Stilistik

Leksikon : adanya pilihan kata seperti

„bangkitnya kembali‟, „motor

perubahan‟, „belum maju‟, „jati diri‟,

„kembalilah‟, „berikrar‟, „kepura-

puraan‟, „hipokrit‟, „moralitas bangsa‟

Analisis

Pada analisis teks struktur makro dilihat dari unsur tematik,

Media Indonesia menunjukkan bahwa Partai NasDem tidak haus

Page 68: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

57

dengan kekuasaan, namun Partai NasDem ingin menjadi motor

perubahan bagi bangsa. Ini melihatkan pencitraan positif untuk

Partai NasDem yang diangkat isu nya oleh Media Indonesia dalam

kampanye terbuka Partai NasDem di Manado dan Bengkulu.

Pada superstruktur dilihat dari skematik, berita ini

mengutamakan pernyataan dari Surya Paloh bahwa yang dicari

Partai NasDem bukanlah kursi presiden, menteri dan DPR

melainkan demi bangkitnya kembali negara ini. Dalam berita ini

Partai NasDem juga berjanji bila memenangi pemilu legislatif 2014

maka pendidikan gratis dari SD hingga perguruan tinggi akan

diberikan, itulah yang diucapkan oleh Patrice Rio Capella.

Pada struktur mikro yang pertama dilihat adalah semantik,

berita ini menjelaskan mengenai NasDem yang berkampanye di

Manado dan Benhgkulu yang menyatakan siap menjadi motor

perubahan bangsa dan menjanjikan sekolah gratis hingga

perguruan tinggi bila NasDem menang dalam pemilu legislatif

2014 dijelaskan secara eksplisit.

Yang kedua adalah sintaksis, bentuk kalimat dan koherensi

menujukkan kalimat aktif, adanya sebab akibat serta maksud dan

tujuan Partai NasDem yang ingin menjadi penggerak perubahan

demi bangkitnya bangsa ini dan tidak mencari kursi presiden,

menteri dan DPR tapi bila diberi kepercayaan NasDem akan

memberikan kader yang bagus untuk dapat melakukan perubahan.

Dan yang ketiga adalah stilistik, pilihan kata ini menjelaskan

Page 69: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

58

bahwa bangsa kita ini sedang dalam keterpurukan dan perlu

dibangkitkan kembali, maka Partai NasDem akan menjadi motor

perubahan bagi bangsa agar lebih baik lagi.

Pengangkatan isu kampanye Partai NasDem yang

menyatakan bahwa mereka tidak mencari kursi presiden, menteri

dan DPR yang dilakukan oleh Media Indonesia, terlihat bahwa

pada berita ini dikonstruk dan dibentuk untuk menjadi sebuah

makna bahwa NasDem tidak haus kepada kekuasaan, dan NasDem

juga menjanjikan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi.

Indonesia yang saat ini sedang mengalami kerapuhan karena para

menteri dan politisi berlomba-lomba untuk korupsi, maka NasDem

hadir untuk melakukan perubahan terhadap bangsa ini.

Pada berita ini semakin menunjukkan bahwa Media

Indonesia ingin mengangkat pencitraan positif partai NasDem di

media massa agar mendapatkan perhatian lebih menjelang pemilu

legislatif 2014. Bahkan janji untuk menjadi partai oposisi jika tak

dapat suara yang cukup dan pendidikan gratis pun telah terucap

demi adanya gerakan perubahan bagi bangsa. Berita ini melihatkan

jelas hubungan erat antara NasDem dan Media Indonesia, dimana

pada berita ini melihatkan NasDem diberitakan sangat positif dan

orasi yang dilakukan Surya Paloh dalam kampanye partai NasDem

pun diberitakan secara jelas.

Page 70: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

59

2. Analisis Kognisi Sosial Pemberitaan Mengenai Partai Politik Nasional

Demokrat di Kolom “Indonesia Memilih”

Analisis kognisi sosial ini menjadi dimensi kedua dalam analisis

wacana menurut Van Dijk. Untuk melihat bagaimana makna tersembunyi

dari teks, kita membutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial.

Pendekatan kognitif ini didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak

mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau

lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Setiap teks

itu dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan

tertentu atas suatu peristiwa. 3

Kognisi sosial menurut Van Dijk dihubungkan dengan proses

produksi berita. Yang terpenting dalam memahami produksi berita itu

adalah dengan meneliti proses terbentuknya teks.4 Dalam penelitian ini,

analisis tidak hanya dilakukan pada teksnya saja tetapi juga dilakukan

pendalaman mengenai bagaimana proses terbentuknya teks tersebut

sehingga bisa diterbitkan. Peneliti telah melakukan wawancara kepada

Bapak Ade Alawi selaku Asisten Kepala Divisi Pemberitaan Media

Indonesia mengenai proses produksi berita yang ada di Media Indonesia,

terutama kolom “Indonesia Memilih”. Dalam wawancara yang dilakukan

peneliti, pak Ade menyatakan bahwa proses produksi berita Media

Indonesia dilakukan setiap hari dengan jadwal yang sudah ditentukan.

Seperti yang dikatakan berikut ini:

“Proses produksi berita kita mulai dari rapat proyeksi jam 9.30

setiap hari, rapat ini dipimpin oleh Asisten Kepala Divisi

3 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 260

4 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h 266

Page 71: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

60

Pemberitaan dan itu bergiliran, serta dihadiri oleh para Redaktur

dan Asisten Redaksi yang bertugas hari itu. Setelah itu rapat

budget jam 12. Budget itu bukan rapat keuangan tapi rapat

menentukan berita-berita yang akan terbit besok. Selanjutnya, jam

14.30 rapat final checking. Disini dibahas berita terupdate-nya apa,

bisa saja berita yang sudah disiapkan jam 12 itu bisa menjadi

mentah lagi, karena ada berita yang baru.”5

Proses produksi berita Media Indonesia, seperti yang telah

dijelaskan dalam kutipan wawancara, ada tiga tahap proses produksi berita

sebelum akhirnya diterbitkan oleh Media Indonesia esok harinya. Tahap

proses ini diawali dengan rapat proyeksi yang dipimpin langsung oleh

Asisten Kepala Divisi Pemberitaan dan dihadiri oleh para redaktur dan

asisten redaksi. Dalam rapat proyeksi ini dibahas mengenai isu-isu pemilu

2014 apa yang akan diangkat oleh Media Indonesia dalam kolom

“Indonesia Memilih” dan dari isu-isu tersebut diberikan kepada wartawan

untuk diliput agar menjadi sebuah berita. Dibahasa juga mengenai

peliputan yang telah dilakukan oleh wartawan dan berita apa saja yang

telah diliput oleh para wartawan pada hari sebelumnya.

Dilanjutkan dengan rapat budget dimana pada rapat ini

menentukan berita-berita apa saja yang akan diterbitkan esok hari. Rapat

budget ini melanjutkan rapat sebelumnya yang telah membahas mengenai

isu-isu yang akan diangkat dan diliput serta berita apa saja yang telah

diliput wartawan. Pada rapat ini berita-berita pemilu 2014 tersebut

disaring dan dipilih sesuai kemenarikan, keaktualan dan kefaktualan berita

tersebut.

Lalu ditutup dengan rapat final checking pada pukul 14.30, tahap

akhir ini membahas mengenai berita terbaru yang didapat, dan ada

5 Wawancara dengan Bapak Ade Alawi, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan, selasa, 26

Agustus 2014

Page 72: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

61

kemungkinan berita yang telah ditetapkan pada rapat sebelumnya diganti

dengan berita terbaru yang lebih aktual. Dan berita yang diganti itu akan

dimasukkan dalam halaman-halaman selanjutnya. Misalkan dalam rapat

budget telah ditentukan pemberitaan mengenai KPU yang lambat

menangani pemilu 2014 menjadi berita utama pada rapat itu, namun

ketika pada rapat final checking ada berita baru mengenai Partai NasDem

yang berkampanye dan siap menjadi motor perubahan bangsa, maka

dalam rapat final checking ini berita mengenai KPU diganti dengan berita

Partai NasDem.

Dalam proses produksinya Media Indonesia memiliki kebijakan-

kebijakannya sendiri dalam memilih dan menentukan berita mana yang

layak untuk diterbitkan. Media Indonesia memiliki empat asas kebijakan

dalam menentukan berita yang didasari pada asas keseimbangan berita,

asas keadilan, asas pada sejauh mana menariknya berita tersebut dan asas

kelayakan berita atau news worthy. Kebijakan-kebijakan umum yang

dimiliki Media Indonesia ini sempat dikatakan oleh pak Ade pada

kesempatan wawancara sebagai berikut:

“kebijakan Media Indonesia terkait dengan PILEG 2014

berdasarkan pada asas keseimbangan berita, asas keadilan

kemudian juga asas yang paling penting adalah sejauh mana

menariknya berita itu, sejauh mana manfaatnya, sejauh mana

dampaknya, sejauh mana unsur kebaruannya. Dalam teori

jurnalistik news worthy, nilai kelayakan berita, kita based on

disitu. Hanya berita terpilih, karena juga kan ribuan orang yang

menjadi caleg, tidak mungkin semuanya diberitakan. Jadi, kembali

kepada news worthy sebuah berita, itu menjadi basis kebijakan

redaksi Media Indonesia.”6

6 Wawancara dengan Bapak Ade Alawi, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan, selasa, 26

Agustus 2014

Page 73: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

62

Kebijakan-kebijakan umum ini ditentukan dalam sidang redaksi

yang dipimpin langsung oleh pemimpin redaksi. Berita-berita yang

diterbitkan merupakan berita-berita yang terpilih saja, tidak semua berita

yang terjadi masuk dalam penerbitan Media Indonesia. Berita-berita

terpilih itu pun harus memenuhi syarat-syarat yang tadi dijelaskan oleh

pak Ade, dimana berita-berita yang diterbitkan itu harus memiliki

kemenarikan, mempunyai manfaat dan sejauh mana dampak dari berita

itu, serta memiliki news worthy, yaitu nilai kelayakan berita.

Pemilihan umum yang terjadi 5 tahun sekali ini selalu menjadi

pusat perhatian, khususnya tahun 2014 ini, dimana presiden saat ini Susilo

Bambang Yudhono yang telah menjabat sebagai presiden selama sepuluh

tahun, harus lengser dan berganti dengan presiden yang baru. Ini menjadi

ketertarikan sendiri mengenai pemilu 2014. Pada pemilu 2014 ini ada

partai baru yang lolos untuk melaju dalam pemilu, serta hadirnya seorang

figur pemimpin yang menjadi pembicaraan hangat.

Media Indonesia mencoba untuk ikut serta dalam pemilu dengan

menghadirkan kolom khusus pemilu yang diberi judul “Indonesia

Memilih”. Media Indonesia mencoba untuk memberikan berita mendalam

mengenai masalah keterkaitan pemilu, untuk menambah pengetahuan dan

mengedukasi masyarakat mengenai Pemilu legislatif dan para calon

legislatif. Media Indonesia ingin menjadi petunjuk dari informasi-

informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat mengenai pemilu 2014.

Media Indonesia menyediakan kolom khusus untuk pemilu ini agar

masyarakat bisa memahami dan mengenal betul siapa calon-calon anggota

Page 74: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

63

legislatif yang baik untuk dipilih oleh masyarakat. Selain itu, untuk

membuka wawasan dan pengetahuan masyarakat mengenai persoalan

legislatif di Indonesia, serta pemahaman agar masyarakat tahu apa fungsi

dan tugas dari para anggota dewan kita.

Kolom “Indonesia Memilih” memfokuskan diri mengenai pemilu

2014 yang coba diberikan kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui

dengan pasti calon-calon yang akan mereka pilih nantinya. Partai-partai

politik yang berwajah lama pun juga masih menghiasi pemilu 2014.

Sebelum pemilu 2014 ini memasuki waktunya, banyak berita negatif

muncul kehadapan publik yang secara pasti membawa nama partai politik

yang bersangkutan menjadi buruk dihadapan masyarakat.

Kebijakan umum Media Indonesia yang telah disebutkan pada

wawancara, yang salah satunya adalah sejauh mana kemenarikan berita

tersebut, membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana Media Indonesia

merasa tertarik dengan pemberitaan sebuah partai politik agar partai

politik itu bisa masuk kedalam agenda pemberitaan yang ditentukan dalam

sidang redaksi. Berikut ini adalah pernyataan bapak Ade saat ditanya oleh

peneliti:

“kalau pemberitaan partai politik itu pada sejauh mana partai

politik itu pengusung isu perubahan. Perubahan dalam arti apa

yang bisa dilakukan, terobosan apa yang dilakukan partai-partai ini

jika dia berada di DPR. Dan bagaimana cara partai-partai tersebut

menjaga 4 pilar kebangsaan itu tadi.”7

Mendengar penyataan bahwa sejauh mana partai politik itu

pengusung isu perubahan, membuat kita ingat pada afiliasi Media

Indonesia dengan Partai NasDem. Apakah benar partai yang dimaksud

7 Wawancara dengan Bapak Ade Alawi, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan, selasa,26

Agustus 2014

Page 75: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

64

oleh Media Indonesia ini adalah Partai NasDem. Kita tahu bahwa Partai

NasDem memiliki slogan “Gerakan Perubahan”. Namun, pada dasarnya

setiap partai politik pasti ingin mengadakan perubahan pada bangsa

Indonesia agar lebih maju dan bisa menjadi negara yang lebih baik lagi.

Hubungan antara Media Indonesia dengan Partai NasDem sudah

tidak bisa dipungkiri lagi. Pemberitaan positif yang diterima oleh Partai

NasDem dalam setiap berita yang muncul dalam kolom “Indonesia

Memilih” membuat munculnya pikiran bahwa adanya perlakuan khusus

terhadap Partai NasDem dalam setiap berita yang terbit. Namun, hal ini

langsung dibantah secara halus oleh pak Ade saat diwawancarai oleh

peneliti sebagai berikut:

“kalau perlakuan khusus tidak ada tetapi yang kita ingin

sampaikan adalah sejauh mana hal itu menarik, tidak seluruhnya

berita-berita NasDem itu kita muat. Tetap yang ingin kita angkat

adalah kebaruan-kebaruan apa yang dibuat oleh NasDem. Jika

memang frekuensi pemberitaannya berbeda dengan partai lain,

saya kira juga hal yang wajar karena kita mempunyai satu visi

yang sama antara Media Indonesia dengan Partai NasDem.

Bagaimana membangun negara ini untuk melakukan satu gerakan

perubahan, kita ingin memperkuat 4 pilar kebangsaan yaitu

Pancasila, UUD‟45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.”8

Persamaan visi yang dimiliki oleh Media Indonesia dengan Partai

NasDem kemungkinan adanya karena Media Indonesia dan Partai

NasDem sama-sama dipimpin oleh Surya Paloh, dimana ia sangat

mendukung adanya isu gerakan perubahan untuk bangsa Indonesia.

Bahkan dalam beberapa pemberitaan didalam kolom “Indonesia

Memilih”, Partai NasDem siap menjadi oposisi dan mengawasi

8 Wawancara dengan Bapak Ade Alawi, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan, selasa, 26

Agustus 2014

Page 76: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

65

pemerintahan bila suara yang dimilikinya tak cukup untuk memasukkan

kader kedalam DPR.

3. Analisis Konteks Sosial pemberitaan Mengenai Partai Politik

Nasional Demokrat di Kolom “Indonesia Memilih”

Dimensi yang ketiga menurut analisis wacana Van Dijk adalah

analisis konteks sosial. Wacana adalah bagian dari wacana yang

berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti teks perlu

dilakukan analisis intertekstual dengan meneliti bagaimana wacana tentang

suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Dalam analisis

konteks sosial ini menurut Van Dijk ada dua poin yang penting. Yang

pertama adalah kekuasaan (power) dan yang kedua adalah akses (acces).9

Wacana yang berkembang pada masyarakat sesungguhnya telah

melalui proses-proses pembentukkan makna, seperti adanya

pengkonstruksian berita yang dilakukan oleh media tersebut. Hal ini untuk

menciptakan sebuah opini dan pecitraan seseorang ataupun suatu

kelompok. Pada analisis mengenai wacana, bahasa menjadi hal yang sama-

sama dianggap penting untuk menciptakan makna yang sesuai dengan

ideologi media tersebut.

Kekuasaan menurut Van Dijk disini dapat diartikan sebagai

kepemilikan yang dimiliki oleh suatu kelompok, satu kelompok untuk

mengontrol kelompok dari kelompok lain. Selain itu, Van Dijk memberi

perhatian pada akses. Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar

dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Mereka yang lebih

9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h 272

Page 77: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

66

berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk mempunyai akses

pada media, dan kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi kesadaran

khalayak.10

Partisipasi Media Indonesia dalam PILEG 2014, Media Indonesia

memberikan berita mengenai partai-partai politik peserta pemilu 2014.

Kinerja dan program apa yang mereka akan lakukan jika terpilih nantinya.

Namun, tidak hanya fokus terhadap isu partai-partai politik, tapi juga isu-

isu mengenai kinerja para regulator Pemilu seperti Komisi Pemilihan

Umum (KPU), Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu). Isu-isu mengenai

kinerja para regulator sering kali mendapatkan kritik, dikarenakan

lambatnya kinerja para regulator dalam memberikan informasi mengenai

pelaksanaan PILEG 2014. Kinerja para regulator ini menjadi isu yang

paling dinilai dapat memberikan pengaruh terhadap bagaimana jalan dari

pelaksanaan PILEG 2014.

Kolom “Indonesia Memilih” tentu saja memberikan nilai tambah

untuk Media Indonesia selama masa PILEG 2014, serta ini menjadi

keuntungan tersendiri bagi Partai NasDem, dimana afiliasinya dengan

Media Indonesia bisa saja membuat Media Indonesia mengangkat isu-isu

yang memberi pencitraan baik bagi partainya. Terlihat dari salah satu

berita mengenai Partai NasDem yang mendapatkan hasil survei sebagai

partai yang memiliki proporsi pemberitaan tertinggi selama 2013 dan juga

Partai NasDem menjadi Partai yang paling dikenal oleh pemilih serta

Partai NasDem dinilai properubahan.

10

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h 272

Page 78: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

67

Bila membicarakan kekuasaan, Surya Paloh tentu tak mau kalah

dengan para aktor politik lainnya yang mempunya media massa dimana-

mana untuk menunjang performanya. Surya Paloh menjabat sebagai Ketua

Umum Partai Nasional Demokrat dan menjadi pemimpin dari Media

Group yang menaungin Metro Tv dan Harian Umum Media Indonesia.

Predikat sebagai pemilik media massa politik dan keterlibatannya

dalam kegiatan politik Partai Nasional Demokrat, yang menyandang

jabatan sebagai Ketua Umum, membuat Surya Paloh memiliki kekuasaan

atau power untuk mengontrol medianya dalam memberitakan partai yang

dipimpinnya. Selain itu, predikat sebagai koran politik pun membuat

Media Indonesia dengan mudah membentuk pencitraan Partai Politik

Nasional Demokrat kearah yang lebih baik dan bisa dikenal oleh publik

sebagai partai politik baru dalam Pemilu 2014 yang akan membawa

perubahan bagi bangsa Indonesia.

Dalam hal akses pun Media Indonesia juga memiliki jangkauan

yang luas dalam membicarakan PILEG 2014. Pengangkatan isu-isu yang

ada ataupun isu-isu yang dibuat sesuai agenda media oleh Media Indonesia

agar menjadi sebuah berita yang aktual dan faktual. Keterkenalan Ketua

Umum Partai Politik, Surya Paloh yang menjabat sebagai pemimpin dari

Media Group yang menaungi Media Indonesia, menjadikan akses yang

dimiliki oleh Surya Paloh kepada media massa lebih terasa mudah. Akses

partai politik kepada media ini digunakan untuk membuat citra positif

partai tersebut.

Page 79: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

68

Isu mengenai pemberitaan Partai NasDem pun tak luput menjadi

perhatian sebagai pemilik dari Media Group yang juga menaungi Media

Indonesia. Isu pengangkatan ini pun didasarkan pada kesamaan visi antara

Media Indonesia dan Partai NasDem. Sama-sama ingin membangun

negara ini untuk melakukan satu gerakan perubahan, dan ingin

memperkuat 4(empat) pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD ‟45, NKRI,

dan Bhineka Tunggal Ika. Isu itu terlihat dari berita bahwa NasDem tidak

haus kekuasaan, dalam berita itu dijelaskan NasDem tidak mencari kursi

presiden, menteri ataupun DPR. Tetapi NasDem ingin menjadi motor

perubahan bagi bangsa yang lebih baik.

Bukan hanya partai politik Nasional Demokrat saja yang

mempunyai akses lebih kepada media, namun Media Indonesia sendiri

juga mempunyai akses yang luas untuk menyebarkan pemberitaan

mengenai partai politik Nasional Demokrat kepada khalayak luas. Media

Indonesia telah mengukuhkan diri sebagai koran politik sejak 44 tahun

yang lalu. Ia telah menjadi bagian penting dari surat kabar Indonesia

dalam memberikan berita-berita politik terkini.

b) Kepemilikan Media Dalam Pencitraan Partai Politik Nasional

Demokrat

Hubungan yang erat antara partai politik dengan media massa

sudah bukan menjadi hal yang biasa. Partai politik menjadikan media

massa sebagai tempat mereka untuk melakukan kampanye dan

memperkenalkan para aktor politik yang akan berlaga dalam pemilu 2014.

Kepemilikan media dan hubungan antara jabatannya sebagai anggota dari

Page 80: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

69

partai politik membuat media massa menjadi suatu yang dipandang tidak

lagi netral. Media massa membentuk makna wacana sesuai dengan

kepentingannya. Tak jarang pemberitaan dan pembuatan wacana berita

ditujukan untuk pembentukkan citra politik. Media massa kini bisa

digunakan sebagai strategi marketing politik dengan membuat berita-berita

yang mencitrakan partai politik.

Dalam penelitian ini kepemilikan Media Indonesia dan jabatan

yang dipegang oleh Surya Paloh dalam partai politik Nasional Demokrat

dan kaitannya dengan pencitraan positif menjadi perumusan masalah

kedua. Dalam hal ini, kepemilikkan Surya Paloh atas Media Indonesia

menjadi keuntungan tersendiri. Sebagai partai baru, NasDem tentu

membutuhkan publikasi yang gencar untuk melawan partai-partai yang

sudah lama dikenal oleh publik. Dan juga NasDem harus menarik

perhatian masyarakat, dan membuat citra positif sebagai partai baru

dihadapan khalayak. Karena apabila NasDem tak bisa membuat citra

partainya positif dan mendapatkan perhatian maka NasDem tak akan bisa

melaju ke senayan.

Atas dasar kesamaan visi Media Indonesia mencoba untuk terus

mengangkat isu-isu berita mengenai partai NasDem. Media Indonesia

terus memberitakan NasDem secara positif dengan menunjukkan banyak

pembentukkan makna untuk NasDem agar lebih terlihat positif diantara

partai politik lainnya. Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya,

bahwa berita politik itu digunakan sebagai strategi marketing untuk

melakukan pembentukkan citra dari para partai politik.

Page 81: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

70

Bila pencitraan di media massa itu bisa bersifat positif dan negatif

maka lain halnya bila pencitraan itu dilakukan oleh media massa yang

memiliki kedekatan khusus dengan partai politik tertentu, seperti halnya

Media Indonesia dan Partai NasDem. Dalam bab sebelumnya juga telah

dijelaskan mengenai beberapa jenis citra. Pemberitaan dalam kolom

“Indonesia Memilih” mengenai partai NasDem menunjukkan beberapa

jenis pencitraan yang dilakukan oleh Media Indonesia.

1. Citra keinginan (wish image)

Citra keinginan adalah hal apa yang ingin dicapai dan untuk

membuat lebih dikenal dan diterima oleh khalayak. Citra ini

ditunjukkan dalam berita pertama, pada pernyataan optimis yang

dilontarkan Surya Paloh atas pencapaian partai Nasional Demokrat

dalam mendapatkan hasil survei partai yang memiliki proporsi

pemberitaan positif tertinggi. Pernyataan itu menunjukkan

keinginan dan keyakinan Surya Paloh agar partainya bisa mendapat

12% lebih suara.

Dalam berita pertama juga menunjukkan bahwa dengan

adanya hasil survei ini NasDem bisa lebih dikenal dan dipilih oleh

masyarakat karena dalam hasil survei tersebut telah menunjukkan

bahwa NasDem telah mendapat presentase dalam hal pemberitaan

positif. Hal ini berarti bahwa NasDem telah melakukan hal-hal

yang sesuai dengan keinginan rakyat.

Pada berita ketiga juga ditunjukkan bahwa keinginan

NasDem adalah untuk membuat perubahan pada bangsa. Media

Page 82: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

71

Indonesia memberitakan bahwa NasDem siap menjadi partai

oposisi bila nantinya NasDem tidak terlibat dalam pemerintahan.

2. Citra perusahaan (corporate image)

Citra perusahaan adalah untuk menciptakan citra agar

terlihat positif. Dalam berita pertama ditunjukkan dengan jelas

bahwa Media Indonesia menciptakan citra positif terhadap

NasDem yang mendapatkan proporsi pemberitaan positif tertinggi.

Media Indonesia menunjukkan bahwa sejarah dari partai NasDem

yang memegang pemberitaan positif tertinggi, berarti Partai

NasDem adalah partai yang bersih. Karena pemberitaan mengenai

partai politik kebanyakan menunjukkan berita negatif karena ada

kader dari partainya yang korupsi.

Pada berita ini juga menunjukkan bahwa kualitas NasDem

yang selalu terhindar dari pemberitaan negatif. Berita ini juga

melihatkan bahwa NasDem adalah partai yang memiliki gagasan

baru yang kreatif dan inovatif dan berjalan sesuai dengan keinginan

rakyatnya.

Berita pertama dan kedua menunjukkan pencapaian Partai

NasDem yang menyandang predikat sebagai partai dengan proporsi

pemberitaan tertinggi dan juga sebagai partai yang dinilai

properubahan oleh rakyat. Selain itu, kesamaan visi antara Media

Indonesia dan Partai Nasional Demokrat memperkuat citra ini

dalam pembuatan wacana berita tersebut.

Page 83: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

72

3. Citra serbaneka (multiple image)

Citra ini sebagai pelengkap dari jenis citra yang

sebelumnya. Dalam kolom “Indonesia Memilih” Media Indonesia

tidak memberitakan secara khusus, namun karena alasan kesamaan

visi maka pemberitaan partai NasDem terlihat begitu intensif dan

begitu positif. Bahkan dalam kolom tersebut Media Indonesia

sempat mencantumkan logo dan visi misi serta profil mengenai

NasDem dalam satu halaman.

Selain itu, peliputan dan pemberitaan pada berita ketiga

yang diliput dari lokasi kampanye yang dilakukan oleh NasDem

diberitakan secara rinci dan jelas mengenai maksud dan tujuan dari

NasDem yang akan menjadi motor perubahan bangsa, walaupun

tidak terpilih dan tidak dipercaya masyarakat untuk masuk dalam

pemerintahan, NasDem akan menjadi partai oposisi yang

memantau jalannya pemerintahan. Dalam berita ini, Media

Indonesia ingin menunjukkan bahwa NasDem bukanlah partai

yang haus akan kekuasaan.

4. Citra penampilan (performance image)

Citra penampilan ini lebih kepada kinerja dan penampilan

para professional. Dalam memberitakan partai NasDem, tentu saja

tokoh dari NasDem itupun tak luput dari pemberitaan. Seperti

halnya Surya Paloh dan Patrice Rio Capella. Mereka telah menjadi

tokoh yang dikenal dalam kehidupan politik. Sering sekali orasi

yang dilakukan Surya Paloh menjadi liputan menarik bagi Media

Page 84: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

73

Indonesia. Dalam berita pertama, Surya Paloh menyatakan

keoptimisannya bahwa partai NasDem akan mencapai angka 12%

lebih suara.

Selain itu, pada berita ketiga orasi Surya Paloh di Manado

menjadi sorotan utama. Surya menyatakan bahwa partainya akan

menjadi motor perubahan dan partainya tidak mencari kursi

kekuasaan. Dalam berita yang sama namun ditempat berbeda,

Patrice Rio Capella menjanjikan pendidikan gratis dari SD hingga

perguruan tinggi bila NasDem memenangi pemilu legislatif 2014.

Rio juga sempat mengatakan bahwa masyarakat dapat mewujudkan

perubahan dengan mempercayakannya kepada Partai NasDem.

Kepemilikan media dalam pembentukkan citra partai politik

sangatlah berpengaruh. Terutama dalam membantu pembentukkan wacana

agar partai tersebut bisa dengan mudah dikenal dan diingat oleh

masyarakat. Seperti halnya partai NasDem yang memiliki keterkaitan erat

dengan Media Indonesia, mencoba untuk menggunakan keuntungan yang

dimiliki Surya Paloh demi memajukan dan menaikkan elektabilitas

NasDem. Dan juga, pemberitaan positif yang diterima NasDem tak jarang

juga didapatkan dari pemberitaan yang dibuat oleh Media Indonesia dan

Metro Tv sebagai naungan dan pegangan NasDem untuk melakukan

kampanye politik.

Kesamaan visi dan demi mencapai tujuan yang sama agar adanya

perubahan bangsa menjadi alasan Media Indonesia memberitakan secara

berkala mengenai pergerakan dan aktivitas partai NasDem. Perwakilan

Page 85: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

74

Media Indonesia mengatakan bahwa jika Media Indonesia memberitakan

mengenai partai NasDem dengan frekuensi yang berbeda dari partai politik

lain, merupakan sebuah kewajaran. Semua ini dikarenakan kesamaan visi

dan bagaimana membangun negara ini untuk melakukan satu gerakan

perubahan.11

Sebenarnya keuntungan memiliki media dan menjabat sebagai

anggota partai politik bukan hanya dimiliki oleh Nasdem. keuntungan ini

juga bisa menjatuhkan dan membuat citra partai politik tersebut dimata

khalayak menjadi buruk. Pencitraan yang dilakukan oleh pemilik media

massa, tergantung dari bagaimana pengemasan berita, dan cara mereka

melakukan kegiatan aktivitas politiknya. Jika dalam media massa

kepemilikannya selalu diberitakan secara positif, namun pada media massa

lainnya partai politik tersebut mendapatkan pencitraan buruk berarti partai

politik ini memang terlalu membuat agar memiliki citra yang positif.

Sesungguhnya, pembentukkan citra positif juga tak selalu

didukung karena adanya keterkaitan dengan media massa tersebut. Tapi

bagaimana partai politik itu bisa membuat media massa tertarik

memberitakan aktivitas politiknya, dan kegiatan kampanye partai tersebut.

Bila partai politik hanya mengandalkan dari kepemilikan yang dimilikinya

tentu saja ini akan membuat opini masyarakat menjadi tidak seimbang.

11

Wawancara dengan Bapak Ade Alawi, Asisten Kepala Divisi Pemberitaan, selasa, 26

Agustus 2014

Page 86: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Kesimpulan mengenai analisis wacana terhadap pemberitaan partai politik

Nasional Demokrat pada kolom “Indonesia Memilih” harian Media

Indonesia yang terlihat dari tiga dimensi yang telah dijelaskan oleh Teun.

A Van Dijk.

a. Dimensi yang pertama adalah dimensi teks, pada dimensi ini dapat

disimpulkan bahwa pada teks berita ini sering digunakannya kalimat aktif

dibandingkan dengan penggunaan kalimat pasif. Teks berita disini juga

menjawab segala sebab akibat serta maksud dan tujuan dari berita yang

bersangkutan mengenai partai politik tersebut yang terlihat dari jalinan

antara kata disetiap kalimatnya. Pilihan kata yang dipilih sering kali

menunjukkan adanya konotasi positif terhadap partai politik Nasional

Demokrat. Judul yang diberikan sering kali hanya ingin menunjukkan dan

memberikan kesan positif terhadap partai politik Nasional Demokrat. Jalan

cerita dari berita ini telah menjawab segala pertanyaan mengenai berita

tersebut dan dibarengi dengan komentar mengenai berita tersebut.

b. Pada dimensi kognisi sosial disimpulkan bahwa seluruh berita yang terbit

di Media Indonesia telah melewati proses produksi, seperti rapat proyeksi,

rapat budget dan final checking. Berita-berita yang terbit juga melewati

sejumlah kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh Media Indonesia

Page 87: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

76

yang berdasarkan empat asas yaitu, asas keseimbangan, asas keadilan, asas

pada sejauh mana menariknya berita tersebut dan asas kelayakan berita.

Tidak semua pemberitaan mengenai partai politik Nasional Demokrat

selalu masuk dalam kolom “Indonesia Memilih”.

c. Pada dimensi analisis sosial disimpulkan bahwa Media Indonesia memiliki

kekuasaan dan akses untuk mempengaruhi opini masyarakat dengan

menyajikan pemberitaan mengenai Pemilu Legislatif 2014 sesuai dengan

kebijakan redaksi Media Indonesia. Dalam hal ini terlihat bahwa adanya

pencitraan positif terhadap partai politik Nasional Demokrat karena

kekuasaan dan akses yang dimiliki oleh partai tersebut.

2. Keterkaitan kepemilikan media dengan partai politik Nasional Demokrat

membuat adanya pembentukkan citra positif terhadap Nasional Demokrat.

Ini terlihat dari adanya beberapa jenis citra yang coba ditunjukkan oleh

Media Indonesia dalam pemberitaannya mengenai partai politik Nasional

Demokrat. Kesamaan visi pun menjadi salah satu alasan Media Indonesia.

Keterkaitan itu membantu partai politik Nasional Demokrat dalam

membentuk citra positif dimasyarakat melalui wacana pemberitaan yang

dibuat oleh Media Indonesia dalam kolom “Indonesia Memilih”. Jadi,

kepemilikkan media dalam pencitraan partai politik cukup membantu

untuk membuat partai tersebut untuk terus dikenal dan mendapat perhatian

dari khalayak banyak. Seperti partai politik Nasional Demokrat yang

selalu mendapatkan survei mengenai hal positif, namun belum bisa

menaikkan elektabilitas partainya.

Page 88: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

77

B. Saran

Adapun saran yang diberikan penulis sebagai bahan pertimbangan Media

Indonesia untuk dapat terus maju dan berkembang sebagai sebuah koran

politik di Indonesia, sebagai berikut:

1. Sebagai koran politik di Indonesia yang mengangkat isu-isu mengenai

Pemilu Legislatif 2014 diharapkan Media Indonesia bisa terus berdiri dan

memberikan edukasi dan pengetahuan yang luas mengenai wajah

perpolitikkan di Indonesia secara mendalam. Serta untuk Pemilu 2014 dan

Pemilu yang akan datang diharapkan Media Indonesia bisa memberikan

informasi yang bisa memberikan kemajuan bagi Indonesia dan

memberikan pengetahuan bagi para pemilih muda untuk memilih calon

yang baik dan bisa memimpin bangsa ini.

2. Pencitraan partai politik yang dilakukan Media Indonesia kepada Partai

Politik Nasional Demokrat diharapkan bukan hanya demi kepentingan

perseorangan, tapi semata-mata ini dilakukan demi kepentingan bangsa

demi adanya perubahan yang lebih baik. Khususnya untuk pemilu yang

terjadi hanya lima tahun sekali diharapkan Media Indonesia bisa

membentuk dan menciptakan opini kepada arah yang benar, serta

memunculkan tokoh yang benar-benar bisa membuat perubahan pada

bangsa.

Page 89: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar. Komunikasi Politik, Jakarta: Balai Pustaka, 2003.

Assegaf, Dja’far. Jurnalistik Masa Kini, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991.

Badara, Aris. Analisis Wacana; Teori, Metode dan Penerapannya Pada Wacana

Media, Jakarta: kencana, 2012.

Black, James A. dan Champion Dean J. Metode dan Masalah Penelitian Sosial,

Bandung: PT Refika Aditama, 2009.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajagrafindo

Persada, 2003.

Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008.

Cangara, Hafied. Komunikasi Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.

Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS,

2001.

Hamad, Ibnu. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Sebuah Studi

Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-Berita Politik. Jakarta:

Granit, 2004.

Heryanto, Gun Gun. Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar. Bogor: Ghalia

Indonesia. 2013.

Kurnia, Dedi. Media dan Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Maman, Abdul. dkk. Jurnalisme Meliput Pemilu. Jakarta: AJI (Aliansi Jurnalis

Independen), 2003.

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa McQuail Edisi 6—Buku 1 terjemahan

dari McQuail’s Mass Communication Theory, 6th ed. Denis McQuail.

Jakarta: Salemba Humanika, 2011.

Morissan. Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat. Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010.

Rakhmat, Jalaludin. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991.

Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.

Page 90: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk

Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2012.

Santana, Septiawan. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2005.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suhaimi, dan Nasrullah, Rulli. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2009.

Tebba, Sudirman. Jurnalistik Baru. Ciputat: Penerbit Kalam Indonesia, 2005.

Uchjana, Onong. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: Rosdakarya, 1997.

Internet

http://pemilu.com,

http://mediaindonesia.com, official website Media Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Media_Indonesia, diakses 3 Juli 2014

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/35059, diakses 20 April 2014

http://wartakota.tribunnews.com, diakses 23 Agustus 2014

Page 91: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 92: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 93: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 94: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 95: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 96: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 97: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk
Page 98: KEPEMILIKAN MEDIA DALAM MENCITRAKAN PARTAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26278/1/ANGGY... · partai NasDem dan melakukan wawancara dengan pihak terkait untuk