Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

17
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2012/2013

Transcript of Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Page 1: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2012/2013

Page 2: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

IRDAYANTI 120502195

EVELYN FLORENCIA 120502196 ISMAIL SINAGA 120502197 METARIA SEPTIANA SINAGA 120502198

HARRY DWIATMA 120502199

ELMA NISSY 120502200

RIRIN FAJRINA 120502201

Page 3: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia
Page 4: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Tax ratio adalah perbandingan antara penerimaan pajak dengan produk domestic bruto (PDB). Tax ratio sering kali menjadi ukuran kinerja sector perpajakan hanya saja sering kali sector perpajakan yang dimaksud selalu mengacu pada DJP ( Direktorat Jendral Pajak).

Salah satu masalah dan topic yang dibahas adalah masalah tax ratio. Pemerintah berupaya menaikan tax ratio ( rasio pajak ) terhadap Produk Domestik Bruto pada 2013 mencapai 14% agar secara gradual dapat mencapai 18%-20% pada 2014.

Page 5: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) akhirnya menyepakati tax ratio (rasio penerimaan pajak) terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) pada RAPBN 2013 sebesar 12,87%.

Kesepakatan atas tax ratio tersebut disampaikan langsung Ketua DPR Marzuki Alie dalam konferensi pers, setelah rapat konsultasi Badan Anggaran (Banggar) dan pimpinan DPR di Gedung DPR/MPR,Jakarta,kemarin.“ Khusus tax ratio ada penambahan dari 12,7% menjadi 12,87%,beliau berharap usaha ini dapat meningkatkan penerimaan negara dan adanya usaha-usaha kita untuk menekan biaya yang tidak sangat penting untuk kepentingan rakyat.

Page 6: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Kementerian Keuangan Fuad Rahmany salah satu faktor yang menyebabkan tax ratio Indonesia rendah adalah masih kurangnya jumlah pegawai pajak serta banyaknya lapangan kerja yang berasal dari sektor informal misalnya sektor pertanian.

Menurut Menteri Keuangan, Agus Marto, dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR Jakarta, Rabu (19/9/2012). Tax ratio Indonesia 12,75 persen, kalau mau dinaikkan ke 13,5 persen itu sulit sekali disebabkan karena kondisi krisis ekonomi global. Apalagi krisis tersebut juga mulai berdampak ke tanah air.

Page 7: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Menteri Keuangan (Menkeu) Agus D.W. Martowardojo dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI tentang pokok-pokok Kebijakan Fiskal dan Asumsi Makro RAPBN 2012, mengungkapkan bahwa jika saja dalam perhitungan tax ratio Indonesia diperhitungkan juga pajak daerah dan penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) maka tax ratio Indonesia dapat mencapai diatas 15%, melampaui target yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 12,3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)

Page 8: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Menkeu menjelaskan rencana menaikan batas penghasilan tidak kena pajak menjadi 24juta pertahun, justru mengurangi penermaan dari sektor pajak dan ini membuat rencana menaikan tax ratio menjadi kurang bijaksana. Sebagai antisipasi nya pemerintah akan terus melakukan upaya ekstensifikasi dengan mencari wajib pajak baru. Selain itu, pemerintah akan melakukan perbaikan sistem penerimaan pajak untuk pajak pertambahan nilai (PPN) dan mendorong penerimaan cukai yang selama ini menjadi salah satu penyumbang terbesar penerimaan pajak. Fuad mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi potensial loss penerimaan pajak sebesar Rp 12 triliun jika kenaikan PTKP tersebut disetujui oleh DPR, maka DJP akan meningkatkan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dari berbagai sumber termasuk dari berbagai pengusaha yang selama ini tidak terjamah.

Page 9: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

APBN mempunyai dua sisi , yaitu sisi yang mencatat pengeluaran dan sisi yang mencatat penerimaan.sisi pengeluaran mencatat semua kegiatan pemerintah yang memerlukan uang untuk pelaksanaannya.

Untuk tujuan pembahasan disini cukup bagi kita untuk menganggap bahwa sisi ini terdiri dari tiga pos utama yaitu : pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang atau jasa pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawainya pengeluaran pemerintah untuk transfer payments

Page 10: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Semua pos pada sisi pengeluaran tersebut memerlukan dana untuk melaksanakannya. Isi penerimaan menunjukkan dari mana dana yang diperlukan tersebut di peroleh. Ada empat sumber utama untuk memperoleh dana tersebut yaitu: pajak pinjaman dari bank sentral pinjaman dari masyarakat dalam negeri pinjaman dari luar negeri

Pengeluaran total APBN selalu sama dengan

penerimaanTotalnya atau dalam akuntansi APBN selalu

seimbang.Dalam pengertian ekonomi APBN bisa surplus

atau seimbang.

Page 11: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Secara hukum, pajak dapat didefenisikan sebagai iuran wajib kepada pemerintah yang bersifat memaksa dan legal

Secara ekonomi, pajak dapat didefinisikan sebagai pemindahan sumber daya yang ada di sektor rumah tangga dan perusahaan ke sektor pemerintah melalui mekanisme pemungutan tanpa wajib member balas jasa langsung. Jika pungutan pemerintah sifatnya memberikan jasa langsung, maka pungutan tersebut disebut retribusi

Menurut Sadono Sukirno pajak yang diterima pemerintah akan digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan pemerintah, membiayai administrasi pemerintahan dan sebagian lainnya.

Page 12: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Misalnya untuk membiayai kegiatan-kegiatanpembangunan, membayar gaji pegawai-pegawai pemerintah membiayai sistem pendidikan dan kesehatan masyarakat, membiayai perbelanjaan untuk angkatan bersenjata, dan membiayai berbagai jenis infrastruktur yang penting artinya dalam pembangunan.

Page 13: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Pengeluaran pemerintah pada suatu periode tertentu dan perubahannya dari satu periode ke periode lainnya tidak didasarkan kepada tingkat pendapatan nasional dan pertumbuhan pendapatan nasional.

Menurut Samuelson, untuk memahami peran pemerintah dalam aktivitas ekonomi kita perlu melihat pada pembelian dan pajak pemerintah, sejalan dengan efek dari aktivitas-aktivitas dalam pengeluaran sektor swasta.

Ini akan menyederhanakan tugas kita pada permulaan jika kita menganalisa efek pembelian pemerintah dengan total pajak yang

Page 14: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Dipungut dianggap konstan (pajak yang tidak mengubah pendapatan atau variabel ekonomi lainnya disebut pajak-pajak lump- sump).

Pajak lump-sump adalah pajak yang jumlahnya sama untuk semua individu, tanpa memperhatikan keadaan ekonomi mereka.

Karena merupakan pajak lump-sump, pengurangan yang sama dalam konsumsi dan tabungan akan terjadi pada setiap tingkat pendapatan yang kita gunakan sebagai titik tolak.

Page 15: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Rencana pemerintah untuk menetapkan tax ratio pada RAPBN 2013 mendapat sorotan berbagai pihak, namun pemerintah sepertinya mencari jalan aman dengan menetapkan tax ratio pada level sekitar 12%, padahal Indonesia memiliki potensi pajak yang besar dan masih bisa bersaing dengan negara tetangga.

Banyaknya tunggakan dari para wajib pajak, perasaan tidak percaya dari masyarakat kepada pemerintah dan pengelola pajak, banyaknya kasus pajak yang dikorupsi pejabat merupakam faktor-faktor penyebat rakyat enggan dan malas membayar pajak. Pemerintah harus berbenah lagi agar memperoleh kepercayaan dan hasil maksimal dari pendapatan pajak. Alokasi anggaran yang tepat sasaran adalah langkah yang paling efektif untuk menstimulasi masyarakat agar taat pajak.

Page 16: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia

Kebijakan pemerintah yang ingin menaikan pajak seharusnya di imbangi dengan kinerja dan tata pengelolaan anggaran yang lebih bijak, karena sesungguhnya Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pendapatan di bidang perpajakan. Sikap mosi tidak percaya dari masyarakat terhadap pembayaran dan tata kelola pajak harus segera bisa diatasi oleh pemerintah jika ingin targetnya pada tahun depan tercapai. Selain itu pemerintah harus bisa menertibkan perusahaan-perusahaan besar yang bermasalah dalam pembayaran pajak agar penerimaan pajak di Indonesia dapat tercapai sebagaimana mestinya.

Page 17: Kenaikan Tax Ratio di Indonesia