REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

25
1 REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY (Studi Literatur Implementasi Tax Amnesty di Indonesia dan di Beberapa Negara Lainnya) Tio Fanny Aritonang Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Abstrak Penelitian ini akan mengkaji kendala pelaksanaan pengampunan pajak di Indonesia sebelumnya, menelaah pelaksanaan pengampunan pajak di beberapa negara yang telah melaksanakan pengampunan pajak, dan melihat potensi akan pelaksanaan Pengampunan Nasional yang akan dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala yang terjadi di pengampunan pajak sebelumnya serta menjabarkan pengampunan pajak di beberapa negara yang telah menerapkan kebijakan ini, sehingga DJP dapat melihat potensi dan mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan Pengampunan Nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif studi kepustakaan. Hasil penelitian menemukan kendala yaitu ketidaksiapan pemerintah, kurangnya sistem administrasi perpajakan dan rendahnya minat masyarakat akan kebijakan pemerintah. Dari beberapa negara lain yang telah melaksanakan pengampunan pajak dikaji dan dihasilkan beberapa strategi menjalankan pengampunan pajak. Dari hasil ini dapat disimpulkan rekomendasi untuk pelaksanaan Pengampunan Nasional nantinya didasari dengan analisis potensi Pengampunan Nasional. Kata Kunci: Pengampunan pajak, RUU, Implementasi, Kendala, dan Potensi. Abstract The purpose of the study is, therefore, to identify the obstacles in the past Indonesia’s tax remission policy and depict the policy of other countries –both are reliable sources for the DJP to recognize the potentials and some important considerations prior to implementing the National Amnesty in future years. This study uses descriptive qualitative design through review on relevant literatures. The result of the study shows that such factors as the unpreparedness of the government, lack of tax administration system, and low interest of the people toward the government’s policy constrain the implementation of tax amnesty. The analysis has also discovered a number of adaptable strategies taken by other countries in implementing the tax amnesty. Finally, the study recommends that the future National Amnesty be applied on the foundation of trustworthy analysis toward the potentials of such policy. Keywords: Tax amnesty; Bill; Implementation; Obstacle; Potential.

Transcript of REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

Page 1: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

1

REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY

(Studi Literatur Implementasi Tax Amnesty di Indonesia dan di Beberapa Negara

Lainnya)

Tio Fanny Aritonang

Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak.

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstrak

Penelitian ini akan mengkaji kendala pelaksanaan pengampunan pajak di

Indonesia sebelumnya, menelaah pelaksanaan pengampunan pajak di beberapa negara

yang telah melaksanakan pengampunan pajak, dan melihat potensi akan pelaksanaan

Pengampunan Nasional yang akan dilaksanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kendala yang terjadi di pengampunan pajak sebelumnya serta menjabarkan

pengampunan pajak di beberapa negara yang telah menerapkan kebijakan ini, sehingga

DJP dapat melihat potensi dan mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pelaksanaan Pengampunan Nasional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

deskriptif studi kepustakaan. Hasil penelitian menemukan kendala yaitu ketidaksiapan

pemerintah, kurangnya sistem administrasi perpajakan dan rendahnya minat masyarakat

akan kebijakan pemerintah. Dari beberapa negara lain yang telah melaksanakan

pengampunan pajak dikaji dan dihasilkan beberapa strategi menjalankan pengampunan

pajak. Dari hasil ini dapat disimpulkan rekomendasi untuk pelaksanaan Pengampunan

Nasional nantinya didasari dengan analisis potensi Pengampunan Nasional.

Kata Kunci: Pengampunan pajak, RUU, Implementasi, Kendala, dan Potensi.

Abstract

The purpose of the study is, therefore, to identify the obstacles in the past

Indonesia’s tax remission policy and depict the policy of other countries –both are

reliable sources for the DJP to recognize the potentials and some important

considerations prior to implementing the National Amnesty in future years. This study

uses descriptive qualitative design through review on relevant literatures. The result of

the study shows that such factors as the unpreparedness of the government, lack of tax

administration system, and low interest of the people toward the government’s policy

constrain the implementation of tax amnesty. The analysis has also discovered a

number of adaptable strategies taken by other countries in implementing the tax

amnesty. Finally, the study recommends that the future National Amnesty be applied on

the foundation of trustworthy analysis toward the potentials of such policy.

Keywords: Tax amnesty; Bill; Implementation; Obstacle; Potential.

Page 2: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

2

PENDAHULUAN

Pajak merupakan penerimaan negara yang terbesar porsinya. Hal ini dikarenakan,

penerimaan yang berasal dari pajak mempunyai umur manfaat yang tak terbatas, lain

halnya dengan penerimaan dari sumber daya alam yang umur pemanfaatannya relatif

terbatas. Pajak dipungut dari warga negara sebagai kewajiban dan dapat dipaksakan

penagihannya, serta tidak memiliki manfaat langsung untuk pihak yang

membayarkannya,

Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak dan WP terdaftar, maka pemerintah

melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menyadari pentingnya pajak bagi

kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Selain itu, pemerintah juga berupaya melalui

kebijakan ekstensifikasi maupun intensifikasi pajak serta peraturan tentang perpajakan

yang semakin diperbaharui untuk perbaikan. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan

pemerintah berkaitan dengan upaya peningkatan jumlah WP terdaftar dan peningkatan

rasio pajak negara adalah tax amnesty (pengampunan pajak). Kebijakan ini diharapkan

dapat meningkatkan subjek pajak dan objek pajak juga kembalinya dana-dana yang

berada di luar negeri dan disertai penambahan jumlah WP.

Tahun 2015 beredar wacana tax amnesty akan diadakan kembali di tahun 2016.

Namun, sampai pada saat ini, belum ada kejelasan tentang pelaksanaan tax amnesty. Di

Indonesia sebelumnya telah 2 kali dilaksanakan pengampunan pajak dan semuanya

mengalami kegagalan. Permasalahan dalam implementasi diawali dengan masih

rendahnya kepatuhan wajib pajak; kekuasaan DJP yang mencakup fungsi eksekutif,

legislatif, yudikatif sekaligus yang berarti memiliki peranan dan pengaruh yang besar

menimbulkan ketidakadilan dalam melayani hak wajib pajak, hal ini berpengaruh pada

turunnya tingkat kepatuhan wajib pajak; masih rendahnya kepercayaan masyarakat

kepada aparat pajak dan berbelitnya aturan perpajakan yang menyulitkan masyarakat

(Ragimun, 2012).

Selain di Indonesia tax amnesty juga pernah dilaksanakan oleh beberapa negara,

akan tetapi hasil yang didapatkan berbeda-beda. Ada negara yang berhasil dan tidak

dalam menyelenggarakan tax amnesty. Masing-masing negara yang menyelenggarakan

tax amnesty memiliki latar dan dasar perpajakan yang berbeda.

Page 3: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

3

Dengan adanya wacana pelaksanaan tax amnesty di masa mendatang, maka

masalah yang peneliti ambil yaitu analisis kebijakan berfungsi untuk memastikan bahwa

kebijakan yang dilakukan berlandaskan manfaat optimal yang akan diterima oleh

publik, bukan hanya menguntungkan pengambil kebijakan (Nugroho, 2004).

Rumusan Masalah

a. Apa kendala pelaksanaan tax amnesty di Indonesia tahun 1964 dan 1984?

b. Apa strategi pelaksanaan tax amnesty di negara-negara lainnya yang telah

melaksanakan tax amnesty?

c. Bagaimana potensi keberhasilan pelaksanaan tax amnesty di Indonesia di masa

mendatang serta rekomendasi dari pelaksanaan tax amnesty sebelumnya di

Indonesia dan beberapa negara lainnya?

LANDASAN TEORI

Tax Amnesty

Pengampunan pajak (tax amnesty) merupakan kebijakan pemerintah perpajakan

yang memberikan penghapusan pajak yang seharusnya terutang dengan membayar

tebusan dalam jumlah tertentu yang bertujuan untuk memberikan tambahan penerimaan

pajak dan kesempatan bagi wajib pajak yang tidak patuh (tax evaders) menjadi wajib

pajak yang patuh (honest taxpayers) sehingga diharapkan akan mendorong peningkatan

kepatuhan sukarela wajib pajak di masa yang akan datang (Hutagaol, 2007).

Dalam permasalahan yang dirumuskan ada teori yang terkait, yaitu:

a. Untuk rumusan masalah tekait kendala pelaksanaan tax amnesty yang telah

diterapkan di Indonesia pada tahun 1964 dan tahun 1984 teori yang dipakai

untuk menjadi tolok ukur adalah syarat yang harus dipenuhi dalam

pelaksanaan pengampunan pajak menurut Hutagaol (2007), yaitu : adanya

jaminan kerahasiaan data terungkap, kampanye untuk menyebarluaskanberita

Page 4: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

4

pelaksanaan pengampunan pajak, perangkat hukum terkait dengan

pengampunan pajak, dan perbaikan struktur perpajakan untuk menghadapi

pelaksanaan pengampunan pajak. Selain itu, ada aspek-aspek tertentu yang

harus diperhatikan dalam penetapan kebijakan pengampunan pajak yaitu

egibility yang berarti dalam pengampunan pajak ditentukan WP yang dapat

ikut pengampunan pajak; kedua, coverage yang mengacu pada jenis pajak

yang diampunkan; ketiga, incentives yang berfokus kepada daya tarik yang

ditawarkan pengampunan pajak pada WP yang melaksanakan pengampunan;

dan terakhir, duration alias jangka waktu untuk pengampunan pajak.

b. Untuk rumusan masalah terkait dengan pelaksanaan tax amnesty di negara-

negara lainnya yang sebelumnya telah melaksanakan tax amnesty, maka teori

yang digunakan untuk menjadi tolok ukur adalah beberapa kriteria yang

dinyatakan sebagai tolak ukur dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan,

yaitu: Sosialisasi tax amnesty sebelumnya dalam jangka waktu yang panjang,

walaupun ada batasan jangka waktu pelaksanaan tax amnesty.; Jaminan tidak

akan adanya tax amnesty di masa mendatang, hanya pada kali pelaksaan

tersebut saja.; Syarat dan ketentuan yang berlaku melakukan pengampunan

pajak tidak sulit.; WP merasa rugi jika tak melaporkan kekayaan yang belum

dilaporkan aspek perpajakannya dan meminta pengampunan pajak.; Jika WP

merasa aman dan nyaman atas asal-usul kekayaan yang dilaporkan ke DJP

untuk diampuni perpajakannya.; Pengampunan pajak menjadi reformasi

perpajakan untuk ke arah yang lebih baik.1

c. Untuk rumusan masalah terkait dengan potensi keberhasilan pelaksanaan tax

amnesty di Indonesia di masa mendatang peneliti menggunakan analisa

SWOT (Strengths,Weaknesses, Opportunities, and Threats). Fungsi dari

analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi

dengan mengindikasikan hal-hal yang dimiliki obyek apakah termasuk dalam

kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman supaya obyek mengetahui

yang dilakukan, agar meminimalisir permasalahan yang dihadapi.2

1 Patrick L. Kelley & Oliver Oldman. 1973. Readings on Income Tax Administration.

2 Fred R. David. 2006. Manajemen Strategis.

Page 5: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

5

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian kulitatif deskriptif studi kepustakaan.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih menspesifikasikan kepada

pemahaman atas masalah-masalah sosial berdasarkan keadaan riil yang bersifat

kompleks dan rinci. (Indriantoro dan Supomo, 1999). Metode deskriptif merupakan

metode yang berfokus pada meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi,

suatu pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan secara akurat, faktual, serta sistematis tentang

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diteliti. Studi kepustakaan

berarti teknik pengumpulan data dengan membuat studi penelaahan terhadap buku-

buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan berhubungan dengan

masalah yang diteliti (Zed, 2008). Alasan bagi peneliti untuk menggunakan metode

penelitian kualitatif deskriptif studi kepustakaan ini karena landasan untuk

melaksanakan penelitian kualitatif berorientasi pada teori yang sudah ada sebelumnya.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang

diperoleh dari fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip, foto,

hasil rapat, jurnal kegiatan, artikel, dan sebagainya yang semuanya itu memberikan

informasi bagi proses penelitian.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, langkah-langkah yang dipakai untuk menganalisis yaitu:

a. Pengumpulan data. Peneliti mengumpulkan data-data yang terkait dengan

penelitian dapat berupa studi literatur, dokumentasi, maupun yang lainnya.

Data yang diperoleh haruslah baru dan merupakan hal yang baru untuk diteliti.

b. Reduksi data. Peneliti menyempurnakan informasi dan data yang telah

diperoleh dari langkah sebelumnya. Peneliti menelaah data yang telah

Page 6: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

6

dikumpulkan kemudian mengkajinya, sehingga data yang dipakai sebagai

sumber haruslah data yang valid dan memiliki keterkaitan.

c. Penyajian data. Data yang telah direduksi diolah dalam bentuk lainnya oleh

peneliti sehingga bisa dipahami. Peneliti juga melakukan telaah terhadap data

dengan teori hingga dihasilkan pemikiran sebagai hasil.

d. Penarikan kesimpulan. Setelah adanya interpretasi terhadap data dan data telah

sah sesuai dengan fakta yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai

penelitian tentang masalah tersebut.

PEMBAHASAN

Pengampunan Pajak di Indonesia

Pertama kali dilaksanakan pengampunan pajak di Indonesia pada tahun 1964

dibawah pemerintahan Presiden Soekarno, kebijakan tersebut dilaksanakan untuk

menarik dana dari masyarakat yang dianggap potensial tetapi belum ada pengenaan

pajak. Dasar kebijakan pengampunan pajak tahun 1964 ialah Penetapan Presiden

Republik Indonesia No. 5 Tahun 1964 tentang Peraturan Pengampunan Pajak.

Subyek pengampunan pajak pada tahun 1964 adalah WP Orang Pribadi (WPOP)

dan WP Badan. Obyek pengampunan pajaknya adalah pajak kekayaan, pajak

pendapatan, pajak perseroan serta bea materai modal (atas penempatan modal perseroan

yang belum dilaporkan). Masa berlaku pengampunan pajak pada tahun 1964 satu tahun

yaitu sejak tanggal berlakunya hingga tanggal 17 Agustus 1965. Fasilitas yang

didapatkan berlaku pada modal yang disalurkan usaha produktif bebas dari tuntutan

pajak dan tidak dipersoalkan tentang asal sumber penghasilan untuk modal tersebut.

Pengampunan pajak pada tahun 1984 adalah kedua kalinya dilaksanakan

pengampunan pajak di Indonesia, dan berada dibawah pemerintahan Presiden Soeharto.

Dasar hukum ditetapkannya tertulis dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia No.

26 tahun 1984, serta diperkuat dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan (KMK)

No. 345/KMK.04/1984 berisi tentang Pelaksanaan Pengampunan Pajak.

Page 7: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

7

Subyek pengampunan pajak tahun 1984 adalah semua WPOP dan WP Badan

yang telah atau belum pernah mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak kepada Kantor

Inspeksi Pajak. Obyek pengampunan pajak adalah pajak yang secara keseluruhan belum

atau belum pernah dipungut atau dikenakan aspek perpajakan apapun, sesuai dengan

peraturan undang-undang perpajakan yang berlaku saat itu. Tarif uang tebusan adalah

1% untuk WP yang telah memasukkan Surat Pemberitahuan Terutang (SPT) Pajak

tahun 1983 dan tahun 1984 maksimal pada tanggal 18 April 1984 atau 10% untuk WP

yang memasukkan SPT Pajak tahun 1983 dan tahun 1984 setelahnya. Tarif dikalikan

dengan jumlah kekayaan bersih. Fasilitas yang didapatkan ialah WP melapor untuk

mendapatkan pengampunan pajak, maka dibebaskan dari segala penyidikan dan

pemeriksaan tentang sumber harta atau penghasilan yang dilaporkan dan tidak dituntut

pidana. Periode pengampunan berawal dari tanggal 18 April 1984 hingga tanggal 30

Juni 1985, setelah diperpanjang, dari seharusnya berakhir pada 31 Desember 1984.

Pengampunan Pajak di Negara Lain

Tidak semua negara berhasil melaksanakan pengampunan pajak ini, ada yang

berhasil, namun tidak sedikit pula yang gagal. Dalam penelitian ini, akan dibahas

pelaksanaan pengampunan pajak di 5 negara yang berhasil dan yang gagal dalam

melaksanakan kebijakan pengampunan pajak.

Pada tahun 1997, pemerintah India melaksanakan tax amnesty, dengan jangka

waktu dari Juli sampai dengan Desember 1997. Sebelumnya pernah dilaksanakan tax

amnesty namun tidak berhasil. Pada tax amnesty kali ini, obyek pajak yang diampuni

hanya pelanggaran yang dianggap tidak cukup besar dan tidak terlalu merugikan negara.

Pengadaan publikasi dan kampanye secara besar-besaran pun dilakukan pemerintah

India dengan menyampaikan secara tersirat bahwa pengampunan ini adalah terakhir

kalinya akan dilaksanakan pemerintah India, setelah ini akan dilakukan penegakan

hukum dengan kenaikan sanksi untuk para pelanggar pajak yang ketahuan. Dengan cara

ini, pengampunan pajak India tahun 1997 dianggap berhasil karena mengumpulkan

$2.500.000.000 dengan jumlah WP yang berpartisipasi sekitar 350.000 jiwa.3

3 James Alm. 1998. The Economics of Tax Amnesties.

Page 8: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

8

Lain halnya dengan Irlandia pada tahun 1988 yang baru pertama kali

melaksanakan tax amnesty. Dalam kampanye pada saat itu, pemerintah Irlandia

menyampaikan secara tersirat bahwa tax amnesty hanya akan dilaksanakan pada saat itu

saja. Pelaksanaan tax amnesty didukung juga dengan pembenahan struktur pajak secara

keseluruhan yang direformasi. Target dari pemerintah Irlandia adalah peningkatan

penerimaan pajak sebesar $ 50.000.000 akan tetapi penerimaan pajak yang diterima

melebihi ekspektasi yaitu sekitari $ 750.000.000

Tax amnesty yang dianggap berhasil di Italia adalah pada tahun 2009-2010. Tax

amnesty dilaksanakan pada 15 September 2009 yang seharusnya berakhir pada 15

Desember 2009 akan tetapi diperpanjang hingga 30 April 2010. Pada tax amnesty kali

ini, Pemerintah Italia berfokus kepada WP yang bertempat tinggal di Italia (WN Italia)

yang memiliki harta kekayaan baik berupa investasi maupun aset yang berada di luar

negeri yang belum melaporkan serta membayarkan aspek perpajakannya ke

Pemerintahan Italia. Tindak kepatuhan yang diberikan adalah regularisasi dan repatriasi,

warga Italia yang memiliki aset di luar negeri wajib melaporkan hartanya kepada

otoritas pajak Italia dan mengajukan formulir (RW Form) sebagai bagian prosedur

pengembalian. Hingga akhir April 2010, pemerintah Italia berhasil mengumpulkan

penerimaan sekitar €30.000.000.000. Hasil tersebut didapatkan dari sekitar €200

milyaran kekayaan diluar Italia yang tak terdeklarasi.

Keberhasilan pelaksanaan tax amnesty di Afrika Selatan yaitu pada tahun 2003.

Pada tax amnesty ini, ruang lingkup WP yang berpatisipasi dibatasi hanya untuk WP

yang ada di luar negeri yang belum melaporkan dan membayarkan pajak di masa lalu.

Kantor Pajak Afrika Selatan yaitu South African Revenue Services (SARS) melakukan

kampanye secara aktif sebelum pelaksanaan untuk menjaring pendapat WP dan

stakeholders serta untuk memperkenalkan tax amnesty kepada masyarakat Afrika

Selatan pada masa itu.4 SARS memberikan pendidikan dasar pajak untuk WP,

kampanye budaya taat pajak, mengadakan lokakarya kepada target subyek pajak,

menyediakan tenaga penyuluh pajak yang melakukan kunjungan langsung ke

masyarakat untuk membantu masyarakat dalam memahami kewajiban perpajakannya.

Strategi yang digunakan Afrika Selatan dalam tax amnesty 2003 yaitu strategi pull and

4 Urip Santoso & Justina M. Setiawan. 2009. Tax Amnesty dan Pelaksanaannya di Beberapa

Negara : Perspektif Bagi Pebisnis Indonesia.

Page 9: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

9

push. Dalam strategi ini, yang dimaksud dengan pull adalah menarik WP dengan cara

memberikan insentif untuk WP yang ikut serta dalam program pengampunan pajak.5

Sedangkan yang dimaksud dengan push adalah memberikan tekanan terhadap WP yang

tidak berpartisipasi. Tekanan yang dimaksud adalah pemberikan perlakuan agar WP

yang tidak berpartisipasi merasa tidak aman dan tidak nyaman misalnya dengan

peningkatan intensitas tax audit WP sebelum dilakukannya tax amnesty sehingga WP

lebih memilih untuk mengikuti kebijakan tax amnesty.

Belgia melaksanakan tax amnesty pada tahun 2004, setelah menerbitkan RUU

pengampunan pajak pada 29 September 2003. UU pengampunan pajak akhirnya

disahkan pada 31 Desember 2003. Pengampunan diberikan selama 1 tahun terhitung

dari tanggal 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2004 dan diberi nama “One Time Full

Relief Declaration” untuk menyamarkan kata pengampunan pajak, karena adanya hal

politik yang sedang terjadi di Belgia (Daryadi, 2007). Target pemerintah Belgia pada

tax amnesty tahun 2004 adalah antara $76.700.000 sampai $89.500.000 akan tetapi hasil

yang didapatkan mengecewakan pemerintah, hanya sebesar $59.900.000. Pada

pelaksanaannya masih banyak ketidakpastian yang mengakibatkan adanya celah yang

masih bisa dimanfaatkan para WP nakal. Masih adanya kesimpangsiuran terutama di

bidang perbankan di Belgia. Sehingga malah banyak WP yang malah menyimpan

dananya di Bank Belgia agar tidak terkena regulasi perpajakan. Hal ini akan merugikan

pemerintah Belgia dalam pelaksanaan tax amnesty. Apalagi bank di Belgia juga

mendukung bahkan menyarankan para nasabah untuk memanfaatkan celah yang ada

(Quaghebeur, 2004).

RUU Pengampunan Nasional 2015

RUU Pengampunan Nasional merupakan implementasi dari Pasal 14 ayat 2 dan

Pasal 23A UUD Republik Indonesia tahun 1945. Pasal 14 ayat 2 berkaitan dengan

pemberian amnesti atau pengampunan yang ditentukan tata cara pelaksanaannya oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Pasal 23A terkait dengan

setiap pajak yang penggunaannya untuk keperluan negara diatur oleh Undang-Undang.

5 Indonesian Tax Review Digest. 2005. Belajar Mengampuni dari Om Nelson.

Page 10: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

10

Subyek pajak berdasarkan pasal 2 RUU Pengampunan Nasional 2015 adalah

setiap orang atau badan terkecuali orang pribadi (OP) atau badan yang sedang atau

dalam proses penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan atau lainnya. Obyek pajak

yang boleh dilaporkan berdasarkan pasal 3 tidak dibatasi oleh lingkup wilayah negara

yang berarti bisa berada di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia, akan

tetapi harta atau kekayaan tersebut diperoleh sebelum berlakunya UU ini nantinya.

Pengampunan yang dapat diberikan atas kewajiban pajak adalah pajak penghasilan

(PPh), PPN dan PPnBM, bea materai, PBB sektor perkebunan, kehutanan dan tambang.

Syarat untuk mengajukan Pengampunan Nasional yaitu memiliki Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP); menyampaikan Surat Permohonan Pengampunan Nasional yang

ditandatangani oleh Orang Pribadi atau Badan; membayar uang tebusan; melunasi

seluruh Tunggakan Pajak; dan memberikan surat kuasa kepada Direktur Jenderal Pajak

untuk membuka akses atas seluruh rekening Orang Pribadi atau Badan yang berada di

bank dalam negeri dan bank luar negeri untuk transaksi setelah memperoleh

Pengampunan Nasional. Fasilitas yang didapatkan WP yaitu penghapusan pajak

terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana dibidang perpajakan untuk

kewajiban perpajakan; tidak dilakukan penagihan pajak dengan surat paksa,

pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan penuntutan tindak

pidana di bidang perpajakan atas kewajiban perpajakan dalam masa pajak, bagian tahun

pajak; jika ada pemeriksaan pajak atau pemeriksaan bukti permulaan untuk kewajiban

perpajakan sebelum undang-undang ini diundangkan tidak diperiksa dalam rangka

pengampunan ini. Pengampunan juga diberikan terhadap tindak pidana yang dilakukan

untuk memperoleh kekayaan kecuali tindakan yang dilakukan berhubungan dengan

korupsi, terorisme, narkoba, dan perdagangan manusia.

HASIL PEMBAHASAN

Kendala Pelaksanaan Pengampunan Pajak tahun 1964 dan 1984

Dalam pelaksanaan pengampunan pajak, menurut Hutagaol (2007) ada beberapa

syarat yang harus terpenuhi sebelumnya, yaitu: adanya jaminan kerahasiaan data yang

terungkap, kampanye untuk menyebarluaskan berita tentang pelaksanaan pengampunan

Page 11: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

11

pajak, perangkat hukum terkait dengan pengampunan pajak, dan perbaikan struktur

perpajakan untuk menghadapi pelaksanaan pengampunan pajak.

Jika pengampunan pajak tahun 1964 dan tahun 1984 dijabarkan menurut syarat

pelaksanaan pengampunan pajak, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 1

Syarat Pelaksanaan Pengampunan Pajak

Syarat Pengampunan Pajak 1964 Pengampunan Pajak 1984

Jaminan

kerahasiaan data

Adanya jaminan kerahasiaan data,

dibuktikan dengan pengampunan

pajak tahun 1964 yang tidak akan

mengajukan pertanyaan,

penyelidikan mengenai asal-usul

kekayaan yang diungkapkan yang

ingin dilakukan pengampunan

terhadapnya.

Adanya jaminan kerahasiaan data,

dibuktikan dengan Pasal 7

Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 1984

tentang Pengampunan Pajak. WP

yang melaporkan kekayaan untuk

diampuni tidak akan dilakukan

penyusutan fiskal terhadapnya dan

laporan tentang kekayaan yang

diampuni pajaknya tidak dijadikan

dasar penyidikan dan penuntutan

pidana dalam bentuk apapun.

Kampanye

pelaksanaan

pengampunan

pajak

(tidak didapatkan informasi yang

terkait)

Ketidaksiapan pemerintah

mengakibatkan sosialisasi yang

kurang.

Perangkat hukum

Penetapan Presiden Republik

Indonesia No. 5 Tahun 1964

Peraturan Pengampunan Pajak.

Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 1984

tentang Pengampunan Pajak

Perbaikan

struktur

perpajakan

Perbaikan struktur tidak berhasil,

dibuktikan dengan tidak adanya

upaya penegakan hukum dengan

kondisi administrasi perpajakan

yang masih belum direfornasi.

Perbaikan struktur tidak berhasil,

dengan tidak adanya persiapan dari

pemerintah kebijakan lanjutan

dalam menindak WP tidak jujur.

Sumber : Olahan Peneliti

Pengampunan pajak tahun 1964 dan tahun 1984 jika dijabarkan apakah memiliki

aspek yang harus diperhatikan dalam penetapan kebijakan tax amnesty, berikut datanya:

Tabel 2

Aspek Kebijakan Tax Amnesty

Syarat Pengampunan Pajak 1964 Pengampunan Pajak 1984

Page 12: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

12

Egibility

Dapat dilakukan oleh semua pihak

baik WP Orang Pribadi (WPOP)

maupun WP Badan.

Dapat dilakukan oleh semua pihak

baik WP Orang Pribadi (WPOP)

maupun WP Badan

Coverage

Pajak yang diampunkan meliputi

segala aspek perpajakan walaupun

ada batasan jenis pajak yang bisa

diampunkan.

Pengampunan pajak yang diberikan

meliputi sega aspek perpajakannya

dan juga bisa diterapkan di semua

jenis pajak (kecuali yang telah

melanggar hukum).

Incentives

Modal yang disalurkan untuk usaha

produktif bebas dari tuntutan pajak

dan tidak dipersoalkan tentang asal-

usul sumber penghasilan untuk

modal tersebut.

WP yang melapor untuk

mendapatkan pengampunan pajak,

dibebaskan dari segala penyidikan

dan pemeriksaan tentang sumber

harta atau penghasilan yang

dilaporkan dan tidak akan dituntut

pidana.

Duration Satu tahun hingga 17 Agustus

1965.

18 April 1984 – 30 Juni 1985

diperpanjang hingga 31 Desember

1984.

Sumber: Olahan Peneliti

Berdasarkan kedua penjelasan dari segi syarat pelaksanaan tax amnesty dan aspek

kebijakan tax amnesty, maka dapat diartikan pada pengampunan pajak tahun 1964

kurang berhasil karena tidak sesuai dengan target pemerintah. Dapat dilihat dari tidak

adanya upaya hukum selanjutnya pasca pelaksanaan tax amnesty, hal ini dapat diartikan

masih kurangnya kesiapan pemerintah dalam melaksanakan tax amnesty tahun 1964.

Walaupun dari segi subyek dan obyek pajak pada pengampunan kali ini melingkupi

hampir semua aspek sehingga kemungkinan jika dilaksanakan dengan lebih baik maka

akan mendapatkan penerimaan yang lebih.

Lain halnya dengan tax amnesty pada tahun 1984, diawali dengan dasar yang baik

yaitu reformasi perpajakan. Akan tetapi sosialisasi yang diberikan tentang sistem

perpajakan yang baru masih kurang, ditambah lagi dengan adanya pelaksanaan tax

amnesty yang masih tergolong baru di masyarakat Indonesia, sehingga jika tidak

didasari dengan sosialisasi yang baik, maka tidak akan memberi manfaat yang

maksimal6 karena masyarakat yang menjadi WP masih tergolong “buta” dalam

pelaksanaan tax amnesty. Namun walaupun dalam tax amnesty sebelumnya ada

kegagalan disertai dengan tidak adanya pengaturan hukum pasca pelaksanaan tax

6 Ria Eva Lusiana. 2008. Kajian atas Formulasi Sunset Policy melalui Kebijakan Pengurangan

atau Penghapusan Sanksi Administrasi berupa Bunga.

Page 13: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

13

amnesty, namun sepertinya menurut peneliti, pemerintah masih kurang menyadarinya.

Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya usaha pemerintah dalam mendorong

masyarakat sebagai WP untuk memiliki kesadaran perpajakan sendiri.7

Maka dari hal-hal diatas dapat peneliti tarik kesimpulan, bahwa dalam

pelaksanaan pengampunan pajak tahun 1964 dan tahun 1984 ada terdapat beberapa

kendala, diantaranya:

1. Ketidaksiapan pemerintah dalam menjalankan pengampunan pajak.

Hal tersebut dapat dilihat dari kurangnya sosialisasi yang diberikan dan tidak

adanya pemaksaan dari pemerintah untuk WP yang seharusnya dapat

mengikuti pengampunan pajak, sehingga WP yang seharusnya mengikuti

pengampunan pajak, malah tidak mengikutinya, hingga hasil yang didapatkan

tidak maksimal. Ketidaksiapan pemerintah juga dilihat pasca pelaksanaan tax

amnesty yang tidak diawasi, padahal menurut Hutagaol (2007) salah satu

tujuan tax amnesty adalah untuk menarik WP sehingga di kemudian hari WP

dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya secara sukarela.

2. Kurangnya sarana dan prasarana dalam sistem administrasi perpajakan.

Dalam pelaksanaan tax amnesty tahun 1964 dan tahun 1984, pemerintah tidak

didukung dengan sistem informasi digital seperti sekarang ini yang

memudahkan untuk mengakses data antar wilayah. Hal ini menjadi kendala

dalam pelaksanaan tax amnesty, karena kurangnya informasi pemerintah akan

aset dan kekayaan lainnya yang dimiliki oleh WP, sehingga sulit untuk

memperkirakan dan mendeteksi WP yang seharusnya mengikuti

pengampunan pajak, maupun jumlah harta kekayaan sebenarnya WP tersebut

baik yang mengikuti maupun tidak mengikuti tax amnesty.

3. Kurangnya minat dari WP mengenai kebijakan perpajakan.

Dalam pelaksanaan kebijakan tax amnesty, banyak WP yang kurang berminat

dalam melaksanakan tax amnesty, didukung dengan kurangnya pengetahuan

WP atas kebijakan perpajakan karena sosialisasi yang kurang. Menurut

peneliti, kurangnya minat juga didukung dengan rasa ketidakadilan yang

dirasakan WP dalam pengampunan pajak.

7 Ria Eva Yuliana, Ibid.

Page 14: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

14

Telaah Pelaksanaan Tax Amnesty di Beberapa Negara Lain

Banyak faktor yang menjadi kendala ketidakberhasilan Indonesia dalam

pelaksanaan pengampunan pajak. Untuk itu perlu adanya pembelajaran dari negara

lainnya yang telah melaksanakan tax amnesty dan berhasil dalam pelaksanaannya. Hal

tersebut diperhatikan karena keberhasilan pelaksanaan kebijakan tax amnesty sangatlah

dipengaruhi dari strategi yang diterapkan oleh pemerintah selaku penyelenggara.

Banyak negara yang tidak langsung berhasil dalam pertama kali melaksanakan

pengampunan pajak, akan tetapi berhasil di pengampunan pajak setelahnya.

Tabel 3

Pelaksanaan Pengampunan di Negara Lainnya

Kriteria India Irlandia Italia Afrika Selatan Belgia

Waktu

Pelaksanaan

Juli –

Desember

tahun 1997

Januari –

Oktober 1988

15 September

2009 -15

Desember 2009

diperpanjang

hingga 30 April

2010

Tahun 2003

1 Januari

2004 – 31

Desember

2004

Jumlah

Pelaksanaan

8 (delapan)

kali 5 (lima) kali 4 (empat) kali 2 (dua) kali 1 (satu) kali

Subyek

Pengampunan

WP Orang

Pribadi dan

WP Badan

WP Orang

Pribadi dan

WP Badan

WP yang

bertempat

tinggal di Italia

(WN Italia)

yang memiliki

harta kekayaan

berupa investasi

dan aset yang

berada di luar

negeri yang

belum

melaporkan

serta

membayarkan

pajaknya ke

Pemerintah

Italia

WP yang ada di

luar negeri yang

belum melaporkan

dan membayarkan

pajak di masa lalu.

WP Orang

Pribadi dan

WP Badan

Dasar Obyek

Pengampunan

Pelanggaran

yang tidak

cukup besar

dan tidak

merugikan

negara

Pelaporan

pajak yang

belum

dilaporkan

dan

dibayarkan

tanpa adanya

ancaman

sanksi, denda,

Investasi atau

aset asing yang

memiliki nilai

lebih dari

€10.000 dimana

sumber

perolehan

pendapatannya

yang

Modal yang telah

dilarikan ke luar

negeri.

Harta yang

belum

dilaporkan

atau dipungut

pajaknya

yang dimiliki

oleh WP

sebelum 1

Juni 2003,

Page 15: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

15

bunga,

tuntutan

hukum

perdata atau

pidana.

didapatkan dari

aset atau

investasi

tersebut berasal

dari asing.

baik didalam

maupun

diluar Belgia

Hasil yang

dicapai

Total

penerimaan

sebesar $

2.500.000.000

dengan WP

yang

berpartisipasi

sekitar

350.000 jiwa.

Target

peningkatan

penerimaan

pajak sebesar

$ 50.000.000

penerimaan

pajak yang

diterima yaitu

sekitari $

750.000.000

Penerimaan

sekitar €

30.000.000.000.

dari sekitar

€200 milyaran

kekayaan diluar

Italia .

Penerimaan

meningkat

2.300.000.000.000

Rand dari sekitar

43.000 aplikasi

permohonan.

Kegagalan

dari target

antara $

76.700.000

sampai $

89.500.000

hasil yang

didapatkan

dibawah

target hanya

sebesar

$59.900.000

Sumber: Olahan Peneliti

Dengan beberapa pelaksanaan tax amnesty diatas, beberapa negara yang berhasil

dalam pelaksanaannya memiliki kriteria pengampunan pajak yang berhasil (Kelley &

Oldman, 1973). Dalam kriteria melakukan sosialisasi, India dan Afrika Selatan

melakukan sosialisasi yang sangat besar dan gencar. Misalnya seperti otoritas

perpajakan Afrika Selatan (SARS) melakukan pendidikan dasar pajak, kampanye

budaya taat pajak, serta lokakarya untuk subyek pajak didukung dengan

ditingkatkannya jumlah tenaga penyuluh pajak yang melakukan kunjungan langsung

untuk membantu masyarakat dalam memahami aspek perpajakannya sendiri.

Lain halnya dengan penjaminan pelaksanaan tax amnesty yang merupakan satu-

satunya dan tidak ada pelaksanaan sejenis yang akan dilakukan kembali. Hal ini akan

meningkatkan animo masyarakat untuk melaksanakan tax amnesty tersebut. Seperti

yang dilakukan oleh India dan Irlandia dalam pengampunan pajak yang diselenggarakan

negara tersebut. Dinyatakan dalam pelaksanaan tax amnesty tersebut, bahwa kali itu

adalah kali terakhir pelaksanaan tax amnesty, sehingga animo WP meningkat untuk

melaksanakan tax amnesty. Hal kebalikannya terjadi di Irlandia, pada pelaksanaan tahun

1988 yang menyatakan bahwa tax amnesty tersebut adalah pertama, terakhir, dan satu-

satunya kesempatan untuk melaksanakannya. Akan tetapi, pada tahun 1993 pemerintah

Irlandia kembali menyelenggarakan tax amnesty, akan tetapi animo masyarakat rendah,

sehingga hasil yang didapatkan tidak seperti pada pelaksanaan sebelumnya.

Syarat yang mudah dilaksanakan oleh WP untuk melakukan pengampunan pajak

juga merupakan kriteria, karena masyarakat awam biasanya jika kebijakan publik

Page 16: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

16

tersebut sulit, maka animo untuk melaksanakannya akan semakin kecil, karena sulit

untuk pemahamannya. Di Irlandia, pada saat pelaksanaan tax amnesty, para WP yang

ingin melaksanakan pengampunan pajak hanya dengan melakukan pelaporan dan

pembayaran pajak serta dengan tidak adanya ancaman sanksi, denda, bunga, tuntutan

hukum, dsb terkait dengan harta kekayaan yang dilaporkan dalam pengampunan pajak.

Adanya tuntutan yang membuat WP merasa rugi jika tidak melaksanakan tax

amnesty juga menjadi salah satu kriteria seperti yang dijalankan oleh Italia dan Afrika

Selatan dalam masing-masing pelaksanaan tax amnesty. Di Italia, akan ada sanksi

pertahunnya jika pelaksanaan perpajakan tidak sesuai dengan formulir. Lain dengan

pelaksanaan di Afrika Selatan yang menggunakan strategi pull and push, arti push

adalah jika WP yang dianggap harusnya mengikuti pelaksanaan tax amnesty, namun

tidak mengikutinya akan diberikan tekanan berupa perlakuan agar WP tersebut merasa

tidak aman dan nyaman. Hal yang dilakukan adalah dengan peningkatan intensitas tax

audit WP secara keseluruhan, sehingga WP lebih memilih untuk mengikuti tax amnesty.

Berkebalikan dengan kriteria diatas, kriteria ini menjadikan WP merasa aman dan

nyaman ketika melakukan pengampunan pajak. Di Afrika Selatan, berkebalikan dengan

push, strategi pull berarti menarik WP dengan adanya insentif jika WP mengikuti

pengampunan pajak. Insentif yang diberikan dapat berupa penghapusan denda, bunga,

ataupun sanksi, dan yang lainnya, sehingga WP merasakan keuntungan dalam

melaksanakan tax amnesty. Kriteria ini bisa juga dilihat dari pelaksanaan tax amnesty

yang tidak mengenakan audit atas sumber harta kekayaan yang dilaporkan dalam

pengampunan pajak serta tidak adanya tuntutan hukum yang diberikan atas harta

kekayaan yang dilaporkan. Hal seperti ini dilakukan di Italia dan juga Irlandia.

Terakhir, dasar pelaksanaan tax amnesty yang didasari sebelumnya dengan

reformasi sistem perpajakan yang dilakukan di negaranya masing-masing. Hal tersebut

akan mendukung pelaksanaan dan juga mendukung reformasi yang dilakukan

sebelumnya. Negara yang melakukan reformasi sebelum melaksanakan tax amnesty

adalah India, Irlandia, dan Afrika Selatan.

Dalam telaah pengampunan pajak di beberapa negara di atas, ada beberapa negara

yang telah menyelenggarakan tax amnesty beberapa kali, ada yang baru pertama kali

Page 17: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

17

melaksanakan tax amnesty. Ada negara yang berhasil dalam pelaksanaan tax amnesty,

namun ada juga yang gagal dalam pelaksanaannya. Menurut peneliti, kesimpulan dari

telaah tax amnesty beberapa negara diatas adalah sebagai berikut:

1. Adanya reformasi pajak terlebih dahulu sehingga kebijakan ini dapat menjadi

salah satu manfaat yang dirasakan secara langsung dari reformasi pajak

tersebut. Apalagi jika reformasi pajak dilakukan secara menyeluruh dan

diikuti dengan penambahan jumlah fiskus yang meningkatkan kinerja otoritas

pajak negara tersebut. Ditambah lagi dengan data yang baik terkait WP yang

seharusnya mengikuti pengampunan pajak.

2. Adanya dasar hukum yang jelas yang mengatur tentang pengampunan pajak

dari sebelum, saat pelaksanaan, hingga pasca pelaksanaan tax amnesty.

Sehingga manfaat pelaksanaan tax amnesty tidak hanya terbatas ketika

pelaksanaannya saja, akan tetapi juga setelahnya. Maka di tahun mendatang

pemerintah dapat melakukan pengawasan perpajakan untuk WP yang telah

menjalani pengampunan pajak tersebut.

3. Diperlukan kampanye pengampunan pajak, bisa dengan sosialisasi secara

langsung ke masyarakat ataupun publikasi ke berbagai media massa. Dengan

berkembangnya pengetahuan masyarakat akan adanya pengampunan pajak

maka kemungkinan akan meningkatkan minat untuk melaksanakannya.

Sebaiknya diikuti juga dengan kampanye yang menyatakan bahwa

pengampunan pajak kali ini adalah terakhir kalinya dilakukan, sehingga

masyarakat akan lebih memiliki motivasi untuk melaksanakannya.

4. Tidak terlalu sering melaksanakan tax amnesty ataupun hal sejenis dalam

waktu yang berdekatan yang akan mengakibatkan ketidakefektifan dalam

pelaksanaan tax amnesty dan menurunkan animo masyarakat serta tidak ada

efek jera yang dirasakan WP yang masih mangkir dari pengampunan pajak.

5. Memperhatikan unsur-unsur dalam pengampunan pajak, seperti jenis, obyek,

subyek, fasilitas, tarif, dan hal mendasar lainnya tentang pengampunan pajak.

Lebih baik jika dalam pelaksanaannya memiliki fokus, sehingga pemerintah

dapat memberi batas dan dapat meningkatkan kinerja.

Page 18: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

18

6. Memperhatikan lembaga lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tax amnesty

serta melaksanakan perjanjian kerjasama yang baik..

7. Adanya peraturan tentang pasca pelaksanaan pengampunan pajak yang

disertai dengan peningkatan sanksi yang tegas, sehingga pasca pelaksanaan

tax amnesty ada manfaat yang dapat dilaksanakan secara kontiniu.

Potensi bagi Pelaksanaan Pengampunan Nasional

Untuk dapat melihat potensi dari implementasi Pengampunan Nasional 2015,

maka dapat digunakan analisis strength, weakness, opportunity, and threat (SWOT).

Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi

dengan mengindikasikan hal-hal yang dimiliki obyek apakah termasuk dalam kekuatan,

kelemahan, kesempatan, dan ancaman agar obyek dapat mengetahui apa yang harus

dilakukan, sehingga meminimalisir permasalahan yang dihadapi (David, 2006). Analisis

SWOT pada Pengampunan Nasional 2015, dapat dijabarkan sebagai berikut:

Strengths (Kekuatan)

1. Telah adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengampunan Nasional

2015 yang menjadi dasar hukum pelaksanaan tax amnesty nantinya.

2. Adanya strategi baru di pengampunan pajak yaitu ketentuan untuk

diberikannya surat kuasa untuk membuka akses WP untuk bank-bank yang

dimiliki WP jika WP telah diberikan pengampunan pajak. Hal ini dapat

menjadi dasar pengawasan pasca pelaksanaan tax amnesty.

3. Kebijakan pengampunan pajak merupakan kebijakan yang memberikan

manfaat bagi WP sehingga menambah daya tarik pengampunan pajak.

Weaknesses (Kelemahan)

1. Pernah gagal dalam penerapannya yaitu pada pengampunan pajak tahun 1964

dan tahun 1984. Kegagalan pada saat itu memberikan dampak negatif, juga

pengampunan pajak seharusnya hanya dilakukan sekali.

Page 19: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

19

2. Pembahasan tentang dasar hukum yang sampai sekarang belum disahkan dan

ditentukan pelaksanaannya. Sehingga belum bisa dipastikan kapan

pengampunan pajak akan dilaksanakan.

3. Adanya kemungkinan terjadi kecurangan yang dilakukan WP dengan fiskus.

4. Jumlah fiskus yang tidak sebanding dengan WP dengan jumlah fiskus sekitar

4.500 orang dibandingkan dengan jumlah WP sekitar 20.000.000 orang.

Opportunites (Kesempatan)

1. Telah suksesnya beberapa negara yang telah melaksanakan tax amnesty.

2. Dapat meningkatnya dana-dana yang disimpan di luar negeri untuk masuk ke

Indonesia (repatriasi dana). Adanya hal tersebut dapat meningkatkan

penerimaan negara.

3. Jika dilaksanakan tax amnesty, maka WP yang mendaftarkan diri dan

mengikuti pengampunan pajak semakin menigkat, sehingga penerimaan pajak

negara juga meningkat.

Threats (Ancaman)

1. Adanya beberapa kasus yang terkait dengan kinerja otoritas perpajakan (DJP)

sehingga masyarakat memiliki pandangan yang sedikit negatif tentang aspek

perpajakan di Indonesia.

2. Adanya pertukaran informasi kekayaan secara otomatis untuk keperluan pajak

yang disebut Automatic Exchange of Information (AEoI) yang mulai berlaku

pada tahun 2018, dimana terjalin kerjasama antar negara G20 untuk bertukar

data dan informasi perbankan.

3. Tax ratio Indonesia yang masih rendah, pada tahun 2016 ini rasio berada di

kisaran 11% dimana itu berada dibawah standar negara ASEAN dan

Organisation on Economic Cooperation and Development (OECD).

Rendahnya tax ratio berarti membutuhkan usaha yang lebih untuk

meningkatkan rasio penerimaan pajak, salah satunya pengampunan pajak.

Page 20: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

20

Dari analisis SWOT, dapat digambarkan tentang kesempatan dan ancaman dari

eksternal yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, yaitu:

Tabel 4.4

Matriks SWOT

STRATEGI Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)

Opportunity

(Kesempatan)

SO

Pengampunan pajak merupakan

kebijakan yang memberikan manfaat

bagi WP sehingga bisa menarik WP

untuk menjalankannya, jika

dilaksanakan WP yang mengikuti

pengampunan pajak meningkat

sehingga WP terdaftar dan

penerimaan pajak pun meningkat.

WO

Telah suksesnya beberapa negara lain

dalam melaksanakan tax amnesty

berarti meningkatkan kemungkinan

keberhasilan pelaksanaan tax amnesty

Indonesia walaupun dalam

pelaksanaan sebelumnya mengalami

kegagalan.

Threat

(Ancaman)

ST

Adanya strategi baru yaitu keharusan

untuk memberi wewenang berupa

surat kuasa kepada DJP untuk

membuka akses bank WP yang

mengikuti pengampunan pajak

sehingga bisa menjadi dasar

pengawasan pajak kedepannya. Hal

tersebut berarti akan meningkatkan

tax ratio Indonesia kedepannya yang

saat ini masih rendah sekitar 11 %.

WT

Perbaikan dilakukan dalam DJP agar

mempersempit kecurangan yang

dilakukan oleh aparat DJP sendiri

untuk menurunkan pandangan negatif

dari masyarakat tentang kinerja

otoritas perpajakan yang memiliki

beberapa kasus terkait pajak.

Sumber : Olahan Peneliti

Dari analisis yang dijabarkan diatas, dapat disimpulkan, bahwa Indonesia

memiliki potensi besar dalam pelaksanaan tax amnesty tersebut. Namun, harus adanya

kejelasan tentang dasar dan perangkat hukum yang terkait dengan Pengampunan

Nasional dan juga kesiapan pemerintah dalam menjalankan tax amnesty, sehingga

manfaat pelaksanaan dapat dicapai secara maksimal.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan disertai dengan analisis pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat peneliti tarik kesimpulan:

Page 21: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

21

1. Dalam pelaksanaan pengampunan pajak tahun 1964 dan tahun 1984 di

Indonesia, kendala yang terjadi berkisar diantara ketidaksiapan pemerintah

dalam menjalankan pengampunan pajak yang mengakibatkan kurangnya

pengetahuan masyarakat dan juga kurangnya pengawasan yang diberikan

kepada WP baik yang melaksanakan pengampunan pajak maupun yang

seharusnya melaksanakan akan tetapi menghindari pengampunan pajak. Selain

itu, dengan masih terbatasnya alat sarana dan prasarana dalam sistem

administrasi perpajakan maka pemerintah mengalami kekurangan informasi.

Terakhir, rendahnya minat masyarakat dalam melaksanakan kebijakan publik,

termasuk tax amnesty yang merupakan kebijakan perpajakan.

2. Dilihat dari 5 negara yang dikaji pelaksanaannya, maka ada beberapa hal yang

memang perlu perhatian pemerintah dalam persiapan untuk menjalankan tax

amnesty nantinya, diantaranya adanya reformasi pajak terlebih dahulu

sebelum pelaksanaan; dasar hukum yang rincu mengatur dari pra, saat, dan

pasca pelaksanaan tax amnesty; sosialisasi melalui kampanye secara gencar;

tidak melaksanakan tax amnesty dan hal sejenisnya secara berturut-turut;

berfokus pada unsur pengampunan pajak yang diberikan; memperhatikan dan

mengawasi kinerja lembaga yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan

tax amnesty; dan peningkatan sanksi pasca pelaksanaan agar menimbulkan

efek jera.

3. Dalam Pengampunan Nasional 2015, Indonesia memiliki potensi untuk

melaksanakannya. Akan tetapi dibutuhkan dasar dan perangkat hukum yang

jelas serta kesiapan pemerintah dalam melaksanakan pengampunan agar

manfaat pelaksanaan tax amnesty dapat dicapai secara maksimal.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang tertera diatas maka peneliti dapat memberikan

saran, yaitu:

1. Perlu adanya persiapan dari pemerintah untuk menjalankan Pengampunan

Nasional mulai dari pra, saat, sampai pasca pelaksanaan, agar kegagalan yang

dialami pada tahun 1964 dan tahun 1984 tidak terulang. Pada pra pelaksanaan,

Page 22: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

22

sebaiknya dimulai dari pengesahan UU yang menjadi dasar Pengampunan

Nasional, dan sebelum penerapan UU dilakukan perlu adanya sosialisasi yang

dilakukan secara menyeluruh kepada masyarakat. Untuk mengetahui target

yang tepat, maka dibutuhkan data perpajakan yang dapat digunakan untuk

mengetahui WP yang dianggap seharusnya mengikuti pengampunan pajak.

2. Saat berlangsungnya pelaksanaan tax amnesty, harus adanya pengawasan dari

DJP untuk WP yang mengikuti pengampunan harus sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya. Hal ini untuk memaksimalkan penerimaan yang seharusnya

diterima oleh Indonesia. penambahan jumlah fiskus juga seharusnya dilakukan

untuk mempercepat dan lebih berfokus pada WP yang mengikuti

pengampunan pajak.

3. Pasca pelaksanaan pengampunan pajak, harus adanya evaluasi yang dilakukan

secara menyeluruh tentang pelaksanaan yang dilakukan. Adanya kebijakan

dan sanksi yang diberikan untuk para WP yang masih menghindar dari

kewajibannya pasca pelaksanaan pengampunan pajak juga dibutuhkan agar

adanya tindak lanjut kepada WP yang masih menghindar dan tidak

memanfaatkan pengampunan pajak ataupun kepada WP yang masih curang

dalam melaporkan harta kekayaan yang mau diberi pengampunan pajak.

Selain itu, dibutuhkan pengawasan agar pelaksanaan tax amnesty tidak hanya

memiliki manfaat pada periode pelaksanaannya saja, akan tetapi WP yang

mengikuti pengampunan pajak, dapat secara kontiniu melaporkan dan

membayarkan pajaknya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan penerimaan

pajak dan juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat akan kredibilitas

kinerja pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Alm, James. 1998. Tax Policy Analysis : the Introduction of a Russian Tax Amnesty.

Working Paper. Georgia State University.

__________. 1998. The Economics of Tax Amnesties. Working Paper. University of

Colorado at Boulder.

Anonim, Instruksi Presiden Republik Indonesia No. Instruksi2/KOTOE tahun 1962

Page 23: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

23

______, Instruksi Presiden Republik Indonesia No. Instruksi6/KOTOE tahun 1962

______, Keputusan Menteri Keuangan No. 345/KMK.04/1984 tentang Pelaksanaan

Pengampunan Pajak.

______, Keputusan Menteri Keuangan No. 966/KMK.04/1983 tentang Faktor

Penyesuaian Untuk Perhitungan Pajak Penghasilan.

______, Keputusan Presiden Nomor 26 tahun 1984.

______, Penetapan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1964 tentang Peraturan

Pengampunan Pajak.

______, Rancangan Undang-Undang Pengampunan Nasional tahun 2015.

______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan.

______, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Arini, Ranti Kusuma. 2008. Kebijakan Pengampunan Pajak di Indonesia. Skripsi.

Universitas Indonesia.

Darussalam. 2014. Tax Amnesty dalam Rangka Rekonsiliasi Nasional. Inside Tax. Edisi

26.

Darussalam & Adri A. L. Poesoro. 2016. Does Indonesian Tax Office Need Another

Amnesty?. www.thejakartapost.com, diakses 15 Februari 2016.

Darussalam. 2016. Tax Amnesty dalam Rangka Rekonsiliasi Nasional (Bagian I dan

Bagian 2). www.selasar.com, diakses 20 Maret 2016

Daryadi, Waluyo. 2007. Tax Amnesty : dari Masa ke Masa. Indonesian Tax Review.

Volume VI/Edisi 23.

David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Penerbit

Salemba Empat.

Deny, Septian. 2016. “Ini Alasan Pemerintah Kukuh Beri Pengampunan Pajak.

www.bisnisliputan6.com, diakses 17 Mei 2016.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 4.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Devano, Sony & Rahayu Kurnia. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Jakarta:

PT Kencana.

Page 24: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

24

Euromoney Institutional Investor. 2004. Belgian Tax Amnesty Fails To Meet Target.

International Tax Review.

Haryanto, Joko Tri. 2016. Tax Amnesty dan Kinerja Perpajakan 2016. Media

Keuangan. Vol XI/No 103.

Hutagaol, Jhon. 2007. Perpajakan : Isu-Isu Kontemporer. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Indriantoro, Soepomo & Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi

1. Yogyakarta : BPFE.

Kelley, Patrick L. & Oliver Oldman. 1973. Readings on Income Tax Administration.

New York : The Foundation Pres, Inc.

Lestari, Daurina & Chandra G. Asmara. 2016. Tax Amnesty Pernah Berlaku di Era

Soekarno dan Soeharto. www.bisnis.news.viva.co.id, diakses 10 Mei 2016.

Luitel, Hari Sharan. 2005. Essays on Value Added Tax Evasion and Tax Amnesty

Programs. Dissertation. West Virginia University.

Lusiana, Ria Eva. 2008. Kajian atas Formulasi Sunset Policy Melalui Kebijakan

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi Berupa Bunga. Skripsi.

Universitas Indonesia.

Mookherjee, Dilip & Arindam Das-Gupta. 1995. Tax Amnesties in India : An Empirical

Evaluation. Journal. University of Maryland.

Nurmayanti. 2016. DPR Diminta Mendahulukan RUU Pengampunan Pajak.

www.bisnis.liputan6.com, diakses 05 Maret 2016.

_________, 2016. ”Menunggu Lolosnya RUU Pengampunan Pajak.

www.bisnis.liputan6.com diakses 05 Maret 2016.

Redaksi. 2005. Belajar Mengampuni dari Om Nelson. Indonesian Tax Review Digest.

Petunjuk Pelaksanaan Pengampunan Pajak (K.P.P.I) Dilengkapi Tata Cara Permohonan

dan Fasilitas Penanaman Modal yang Berkaitan dengan Pengampunan,

Penghapusan, Penyusutan, Pembebasan, dan Penghentian Pajak. 1984. Cetakan I.

Surabaya : Sinar Wijaya

Quaghebeur, Marc. 2004. What Belgium’s Tax Amnesty Will Mean. International Tax

Review.

Ragimun. 2014. Analisis Implementasi Pengampunan Pajak di Indonesia. Jurnal.

Kementerian Keuangan RI.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Page 25: REVIEW IMPLEMENTASI TAX AMNESTY Tax Amnesty di …

25

Santoso, Urip & Justina M. Setiawan. 2009. Tax Amnesty dan Pelaksanaannya di

Beberapa Negara : Perspektif Bagi Pebisnis Indonesia. Jurnal. Universitas

Padjajaran.

Sawyer, Adrian. 2006. Targeting Amnesties at Ingrained Evasion – a New Zealand

Initiative Warranting Wider Consideration?. Journal. University of Canterbury.

Stella, Peter. 1989. Do Tax Amnesties Work?. Journal. International Monitary Fund.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Tambunan, Ruston. 2015. Mengupas Sunset Policy & Tax amnesty, Senjata Kejar

Target Pajak. www.bisnis.liputan6.com, diakses 01 April 2016.

Uchitelle, Elliot. 1989. The Effectiveness of Tax Amnesty Programs in Selected

Countries. Journal. Federal Reserve Bank of New York.

Waluyo. 2014. Akuntansi Pajak. Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat

Zatnika, Asep Munazat. 2016. Parlemen Siap Bahas RUU Tax Amnesty.

www.nasional.kontan.co.id, diakses 18 Maret 2016.

Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia.