Tax Treaty

37
 ERJANJIAN  ERJANJIAN  ERPAJAKAN  ERPAJAKAN INTERNASIONAL NTERNASIONAL  Aldi Wibowo Gumilar Mahrudin  Nur Tri Wahyudi  Sri Wisnu Yunshi Pramono  Supriadi Surya Pratama  Temu Arianto

Transcript of Tax Treaty

Page 1: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 1/37

 

 ERJANJIAN ERJANJIAN ERPAJAKAN ERPAJAKAN

INTERNASIONALNTERNASIONAL Aldi Wibowo Gumilar

Mahrudin

 Nur Tri Wahyudi

 Sri Wisnu Yunshi Pramono

 Supriadi Surya Pratama

 Temu Arianto

Page 2: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 2/37

 

Perjanjian Internasionaladalah suatu perbuatan hukum yang

mengikat negara pada bidang-bidang

tertentu, termasuk perpajakan, olehkarena itu perjanjian internasionalharus dibuat dengan dasar-dasaryang jelas dan kuat, denganmenggunakan instrumen peraturanperundang-undangan yang jelas.

Page 3: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 3/37

 

Perjanjian InternasionalBerdasarkan Undang-Undang No. 24

Tahun 2000 tentang Perjanjian

Internasional pada pasal 1 ayat (1) menyebutkan bahwa, perjanjianinternasional adalah perjanjian,dalam bentuk dan namatertentu, yang diatur dalamhukum internasional yang dibuatsecara tertulis serta

menimbulkan hak dan kewajiban

Page 4: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 4/37

 

Perjanjian InternasionalPerjanjian internasional dapat dilakukan

dengan cara: penandatanganan,pengesahan, pertukaran dokumen

perjanjian atau nota diplomatik, cara-cara lain sebagaimana disepakati parapihak dalam perjanjian internasional.

Untuk sahnya sebuah perjanjian harus dibuatdalam bentuk:

1.ratifikasi (ratification);2.aksesi (accession);3.penerimaan (acceptance);4.penyetujuan (approval).

Page 5: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 5/37

 

Pengesahan Perjanjian

Intl.dilakukan dengan undang-undang apabilaberkenaan dengan; masalah politik,

 perdamaian, pertahanan, dan keamanannegara, perubahan wilayah atau penetapanbatas wilayah negara Republik Indonesia,kedaulatan atau hak berdaulat negara, hak asasi manusia dan lingkungan hidup,

 pembentukan kaidah hukum baru, pinjamandan/atau hibah luar negeri. Pengesahanperjanjian internasional yang materinya tidak

termasuk masalah tersebut diatas, dilakukanden an Ke utusan Presiden (Ke res).

Page 6: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 6/37

 

Pengesahan Perjanjian

Intl. Jika melihat Pasal 10 Undang-Undang No. 24

 Tahun 2000, maka perjanjian persetujuanpenghindaran pajak berganda cukup disahkan

melalui Keputusan Presiden. Hal ini agakberbeda dengan pemahaman Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945, dimana menyatakanbahwa: ”Presiden dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat menyatakan perang,membuat perdamaian, dan perjanjian dengannegara lain”.

Segala bentuk perjanjian dengan negara lainhendaknya harus mendapatkan persetujuan

dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), sehingga-

Page 7: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 7/37

Pengesahan PerjanjianIntl.Namun demikian pada pelaksanaannya,

pengesahan tax treaty melalui KeputusanPresiden (Keppres) dilakukan atas perjanjian yangmensyaratkan adanya pengesahan sebelum

memulai berlakunya perjanjian, hal inidikarenakan perjanjian ini memiliki materi yangbersifat prosedural dan memerlukan penerapandalam waktu singkat tanpa mempengaruhiperaturan perundang-undangan nasional.

Dalam contoh tax treaty antara Indonesia denganAmerika Serikat, Presiden Republik Indonesia,Soeharto telah mengesahkan tax treaty padatanggal 11 Juli 1988, kemudian Presiden

memberitahukan kepada Pimpinan DPR padatan al 31 Oktober 1988 tentan en esahan

 

Page 8: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 8/37

Syarat Perjanjian

Internasional1.perjanjian internasional harus berdasarkankesepakatan dan dilaksanakan dengan itikadbaik;

2.perjanjian internasional harus berpedoman padakepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip kesamaan, saling menguntungkan, danmemperhatikan, baik hukum nasional maupun

hukum internasional yang berlaku.

 

Page 9: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 9/37

 Tahapan Perjanjian Intl.1.Penjajakan,

2.Perundingan,

3.Perumusan naskah,4.Penerimaan,

5.Penandatanganan.

 

Page 10: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 10/37

Berakhirnya Perjanjian

Intl.apabila terdapat kesepakatan para pihakmelalui prosedur yang ditetapkan dalamperjanjian, tujuan perjanjian tersebut telahtercapai, terdapat perubahan mendasar yangmempengaruhi pelaksanaan perjanjian, salahsatu pihak tidak melaksanakan ataumelanggar ketentuan perjanjian, dibuat suatuperjanjian baru yang menggantikanperjanjian lama, muncul norma-norma barudalam hukum internasional, objek perjanjian

hilang, terdapat hal-hal yang merugikanke entin an nasional. 

Page 11: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 11/37

 Jenis Perjanjian

InternasionalMenurut Mochtar Kusumaatmadja :

Perjanjian Bilateral

Perjanjian Multilateral

Sedangkan jika dilihat dari pembuatankontrak perjanjian dan keterikatan negara-negara yang terkait dalam perjanjian,

dibagi dua:Kontrak Perjanjian (treaty contract), dan

Perjanjian-perjanjian yang menimbulkanhukum (law making treaties).

 

Page 12: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 12/37

Perjanjian Perpajakan

Intl.adalah suatu perbuatan hukum yangmengikat negara pada bidang-bidangperpajakan. Perjanjian perpajakaninternasional tersebut bentuknya adalah:

1.persetujuan penghindaran pajakberganda (tax treaty)

2.cara penerapan (mode of application)3.tata cara persetujuan bersama (mutual

agreement procedure)

 

Page 13: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 13/37

Perjanjian Perpajakan

Intl.Beberapa pasal dalam P3B memerlukan

aturan pelaksanaan yang lebih jelasmengenai ketentuan-ketentuan tersebut

(mode of application), misalnya tentangpasal dividen dan bunga. Sedangkan jikaterdapat perbedaan penafsiran ataupenerapan yang bertentangan dengan

P3B antara kedua negara, makadiperlukan adanya mutual agreement  procedure.

Contoh mode of application adalah

sebagaimana diatur dalam SE-04/P .34/2005 tan al 7 uli 2005, an 

Page 14: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 14/37

Beneficial Owner adalah pemilik yang sebenarnya dari penghasilanberupa dividen, bunga atau royalty baik wajib pajakperorangan maupun wajib pajak badan, yang berhak

sepenuhnya untuk menikmati secara langsungmanfaat penghasilan-penghasilan tersebut. Dengandemikian, maka special purpose vehicles dalambentuk conduit company, paper box company, pass through company  serta yang sejenis lainnya, tidaktermasuk dalam pengertian beneficial owner .Sehingga pihak-pihak yang bukan merupakanbeneficial  owner  yang menerima pembayarandividen, bunga dan royalty yang bersumber dariIndonesia, maka pihak yang membayarkan dividen,bunga dan royalty  diwajibkan melakukanpemotongan PPh Pasal 26 sesuai dengan Undang-

 

Page 15: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 15/37

Kedudukan Tax TreatyPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

memiliki kedudukan yang setara denganundang-undang, karena dalam penerapannyaberfungsi melengkapi.

Perjanjian dianggap sah dan dapat dijalankanoleh penduduk antar negara bila disahkanatau dikuatkan oleh badan yang berwenangdi negaranya, dalam hal ini bisa DPR atau

Presiden. Pengesahan tersebut dikenaldengan istilah ratifikasi.Cara ratifikasi dibagi menjadi tiga:

ratifikasi semata-mata untuk badan eksekutif ratifikasi semata-mata untuk badan legislatif 

ratifikasi campuran eksekutif dan legislatif  

Page 16: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 16/37

Kedudukan Tax TreatyPerjanjian penghindaran pajak berganda (Tax 

treaty ) diatur dalam Pasal 32 A UU PPh”Pemerintah berwenang untuk melakukanperjanjian dengan pemerintah negara laindalam rangka penghindaran pajak bergandadan pencegahan pengelakan pajak.”

Dalam penjelasan Pasal 32 A UU PPhmenyatakan bahwa ”Dalam rangka

peningkatan hubungan ekonomi danperdagangan dengan negara lain diperlukansuatu perangkat hukum yang berlaku khusus(lex spesialis) yang mengatur hak-hakpemajakan dari masing-masing negara gunamemberikan kepastian hukum danmenghindarkan pemajakan berganda serta

” 

Page 17: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 17/37

e u u an ankaitannya dengan Tax 

Treaty Tax treaty  hanya mencakup pada Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dan tidakberlaku untuk Undang-Undang Pajak

Pertambahan Nilai (PPN). Ketentuan-ketentuan dalam UU PPh yang terkait denganperpajakan internasional adalah sebagaiberikut:

1.Pasal 2 UU PPh2.Pasal 3 UU PPh

3.Pasal 5 UU PPh

4.Pasal 18 UU PPh

5.Pasal 24 UU PPh 

Page 18: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 18/37

1. Pasal 2 UU PPhPasal 2 Undang-Undang PPh merupakan

pasal yang mengatur tentang subjekpajak, dimana juga mengatur tentangsubjek pajak luar negeri dan bentuk usahatetap.

 

Page 19: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 19/37

2. Pasal 3 UU PPhSetiap penduduk asing atau badan yang

berada di Indonesia apabila menerimaatau memperoleh penghasilan dariIndonesia dipastikan menjadi subjek pajakkarena atas penghasilannya dikenakanpajak. Untuk penduduk asing yang bekerjadi badan internasional dan kedutaan,apabila penghasilannya semata-matadiperoleh dari badan atau kedutaantersebut, maka tidak dikenakan pajak,

karena bukan subjek pajak. 

Page 20: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 20/37

3. Pasal 5 UU PPhPasal ini berisi tentang Bentuk Usaha Tetap

(BUT), hal ini mungkin menimbulkanpertanyaan kenapa BUT dibuat pasaltersendiri, hal ini dikarenakan usaha

penduduk asing di Indonesia, yang tidakingin dicampuri dengan kepemilikan sahamatau kepentingan penguasaan adalahdengan melalui BUT.

Bentuk usaha tetap dikenakan pajak ataspenghasilan yang berasal dari usaha ataukegiatan dan dari harta yang dimiliki ataudikuasainya. Dengan demikian semuapenghasilan yang berasal dari Indonesia

 

Page 21: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 21/37

4. Pasal 18 UU PPh

Apabila terdapat transaksi internasional yang tidak wajar,misalnya adanya transfer pricing, untuk penjualan keIndonesia lebih besar dibandingkan dengan pembelianyang dilakukan dari Indonesia, sehingga mengakibatkanusaha di Indonesia mengalami kerugian, maka Dirjen

Pajak akan menghitung kembali jumlah kewajaran ataspenghasilan dan biaya tersebut dalam Pasal 18 UU PPh.

Hubungan istimewa di antara wajib pajak dapat terjadikarena ketergantungan atau keterikatan satu denganyang lain yang disebabkan karena:

1.Kepemilikan atau penyertaan modal;2.Adanya penguasaan melalui manajemen atau

penggunaan teknologi.

Selain karena hal-hal tersebut di atas, hubungan istimewadi antara wajib pajak orang pribadi dapat pula terjadikarena adanya hubungan darah atau karena perkawinan.

 

Page 22: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 22/37

4. Pasal 18 UU PPh

Untuk menghindari hal ini Menteri Keuanganberwenang mengeluarkan keputusan mengenaibesarnya perbandingan antara utang dan modalperusahaan untuk keperluan penghitungan pajakberdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan,

menetapkan saat diperolehnya dividen oleh wajibpajak dalam negeri atas penyertaan modal padabadan usaha di luar negeri selain badan usaha yangmenjual sahamnya di bursa efek, dengan ketentuan

sebagai berikut:besarnya penyertaan modal wajib pajak dalam negeri

tersebut paling rendah 50% (lima puluh persen)dari jumlah saham yang disetor; atau

secara bersama-sama dengan wajib pajak dalam

negeri lainnya memiliki penyertaan modal paling 

Page 23: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 23/37

4. Pasal 18 UU PPh

Maksud diadakannya ketentuan Pasal 18 adalahuntuk mencegah terjadinya penghindaran pajak,yang dapat terjadi karena adanya hubunganistimewa. Apabila terdapat hubungan istimewa,kemungkinan dapat terjadi penghasilan dilaporkan

kurang dari semestinya ataupun pembebanan biayamelebihi dari yang seharusnya. Dalam hal demikianDirektur Jenderal Pajak berwenang untukmenentukan kembali besarnya penghasilan dan

atau biaya sesuai dengan keadaan seandainya diantara para wajib pajak tersebut tidak terdapathubungan istimewa.

 

Page 24: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 24/37

4. Pasal 18 UU PPh

Dalam menentukan kembali jumlah penghasilan danatau biaya tersebut dapat dipakai beberapapendekatan, misalnya data pembanding,alokasi laba berdasar fungsi atau peran sertadari wajib pajak yang mempunyai hubungan

istimewa dan indikasi serta data lainnya.Demikian pula kemungkinan terdapat penyertaan

modal secara terselubung, dengan menyatakanpenyertaan modal tersebut sebagai utang, maka

Direktur Jenderal Pajak berwenang untukmenentukan utang tersebut sebagai modalperusahaan. Penentuan tersebut dapat dilakukanmisalnya melalui indikasi mengenai perbandinganantara modal dengan utang yang lazim terjadiantara para pihak yang tidak dipengaruhi oleh

 

Page 25: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 25/37

4. Pasal 18 UU PPh

Kesepakatan harga transfer (  Advance Pricing Agreement /APA) adalahkesepakatan antara wajibpajak dengan Direktur Jenderal Pajak mengenaiharga jual wajar produk yang dihasilkannya kepadapihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

(related parties) dengannya.  Tujuan diadakannya APA adalah untuk mengurangi

terjadinya praktik penyalahgunaan transfer pricingoleh perusahaan multi nasional.

 

Page 26: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 26/37

4. Pasal 18 UU PPh

Persetujuan antara wajib pajak dengan Direktur  Jenderal Pajak tersebut dapat mencakup beberapahal antara lain harga jual produk yang dihasilkan,

  jumlah royalti dan lain-lain, tergantung padakesepakatan.

Keuntungan dari APA selain memberikan kepastianhukum dan kemudahan penghitungan pajak, fiskustidak perlu melakukan koreksi atas harga jual dankeuntungan produk yang dijual wajib pajak kepada

perusahaan dalam grup yang sama.APA dapat bersifat unilateral, yaitu merupakan

kesepakatan antara Direktur Jenderal Pajak denganwajib pajak atau bilateral, yaitu kesepakatan antara

Direktur Jenderal Pajak dengan otoritas perpajakannegara lain yang menyangkut wajib pajak yang 

Page 27: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 27/37

5. Pasal 24 UU PPh

Untuk menghindari terjadinya pajak berganda,maka negara Indonesia mengatur dalam Pasal 24tentang pengkreditan pajak luar negeri ataspenghasilan yang diterima atau diperolehpenduduk Indonesia di luar negeri.

Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri ataspenghasilan dari luar negeri yang diterima ataudiperoleh wajib pajak dalam negeri bolehdikreditkan terhadap pajak yang terutang

berdasarkan Undang-undang ini dalam tahunpajak yang sama.

 

Page 28: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 28/37

5. Pasal 24 UU PPh

Pada dasarnya wajib pajak dalam negeri terutangpajak atas seluruh penghasilan, termasukpenghasilan yang diterima atau diperoleh dari luarnegeri. Untuk meringankan beban pajak gandayang dapat terjadi karena pemajakan atas

penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luarnegeri, ketentuan Pasal 24 UU PPh mengaturtentang perhitungan besarnya pajak ataspenghasilan yang dibayar atau terutang di luar

negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajakyang terutang atas seluruh penghasilan wajibpajak dalam negeri.

 

Page 29: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 29/37

5. Pasal 24 UU PPh

Besarnya kredit pajak adalah sebesar pajakpenghasilan yang dibayar atau terutang di luarnegeri tetapi tidak boleh melebihi penghitunganpajak yang terutang berdasarkan Undang-UndangPPh. Untuk memberikan perlakuan pemajakan

yang sama antara penghasilan yang diterima ataudiperoleh dari luar negeri dengan penghasilanyang diterima atau diperoleh di Indonesia, makabesarnya pajak yang dibayar atau terutang di luar

negeri dapat dikreditkan terhadap pajak yangterutang di Indonesia tetapi tidak boleh melebihibesarnya pajak terutang di Indonesia.

 

Page 30: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 30/37

5. Pasal 24 UU PPhDalam menghitung batas jumlah pajak yang bolehdikreditkan, penentuan sumber penghasilan adalah sebagaiberikut:

1.penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya adalahnegara tempat badan yang menerbitkan saham atausekuritas tersebut bertempat kedudukan;

2.penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewasehubungan dengan penggunaan harta gerak adalahnegara tempat pihak yang membayar atau dibebanibunga, royalti, atau sewa tersebut bertempatkedudukan atau berada;

3.penghasilan berupa sewa sehubungan denganpenggunaan harta tak gerak adalah negara tempatharta tersebut terletak;

4.penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa,pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak 

yang membayar atau dibebani imbalan tersebut 

Page 31: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 31/37

6. Pasal 26 UU PPh

Pasal 26 mengatur tentang PPh Pemotongan ataspenghasilan yang diterima oleh subjek pajak luarnegeri dari Indonesia. Hal ini dikarenakan negaraIndonesia menganut Azas Pemajakan Sumber Penghasilan.

Badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atauperwakilan perusahaan luar negeri lainnya yangmelakukan pembayaran atau membebankan biaya

kepada wajib pajak luar negeri selain bentukusaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar20%

 

Page 32: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 32/37

7. Pasal 32 A UU PPh

Berdasarkan Pasal 32 UU PPh, Pemerintahberwenang untuk melakukan perjanjian denganpemerintah negara lain dalam rangkapenghindaran pajak berganda dan pencegahanpengelakan pajak.

Dalam rangka peningkatan hubungan ekonomi danperdagangan dengan negara lain diperlukan suatuperangkat hukum yang berlaku khusus (lex spesialis) yang mengatur hak-hak pemajakan dari

masing-masing negara guna memberikankepastian hukum dan menghindarkan pemajakanberganda serta mencegah pengelakan pajak.Adapun bentuk dan materinya mengacu padakonvensi internasional dan ketentuan lainnya serta

ketentuan perpajakan nasional masing-masing 

Page 33: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 33/37

Kesimpulan

Perjanjian internasional adalah suatu perbuatanhukum yang mengikat negara pada bidang-bidangtertentu, termasuk perpajakan, oleh karena ituperjanjian internasional harus dibuat dengan dasar-dasar yang jelas dan kuat, dengan menggunakan

instrumen peraturan perundang-undangan yang jelas.

Pembuatan perjanjian internasional harus memenuhisyarat sebagai berikut:

perjanjian internasional harus berdasarkankesepakatan dan dilaksanakan dengan itikad baik;

perjanjian internasional harus berpedoman padakepentingan nasional dan berdasarkan prinsip-prinsip kesamaan, saling menguntungkan, dan

memperhatikan, baik hukum nasional maupun 

Page 34: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 34/37

Kesimpulan

 Jenis-jenis perjanjian internasional adalahsebagai berikut:perjanjian bilateral,

perjanjian multilateral.

Perjanjian perpajakan internasional adalahsuatu perbuatan hukum yang mengikatnegara pada bidang-bidang perpajakan.Perjanjian perpajakan internasional tersebut

bentuknya adalah:persetujuan penghindaran pajak berganda (tax 

treaty)

cara penerapan (mode of application)

tata cara persetujuan bersama (mutual 

Page 35: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 35/37

Kesimpulan

Perjanjian penghindaran pajak berganda (tax treaty )diatur dalam Pasal 32 A UU PPh, ”pemerintahberwenang untuk melakukan perjanjian denganpemerintah negara lain dalam rangka penghindaranpajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak.

Dalam penjelasan Pasal 32 A UU PPh dinyatakan bahwadalam rangka peningkatan hubungan ekonomi danperdagangan dengan negara lain diperlukan suatuperangkat hukum yang berlaku khusus (lex spesialis)

yang mengatur hak-hak pemajakan dari masing-masing negara guna memberikan kepastian hukumdan menghindarkan pemajakan berganda sertamencegah pengelakan pajak. Adapun bentuk danmaterinya mengacu pada konvensi internasional dan

ketentuan lainnya serta ketentuan perpajakan nasional 

Page 36: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 36/37

Kesimpulan

Kedudukan tax treaty dalam pelaksanaannya lebihdiutamakan dari Undang-Undang PPh, oleh karenaitu sepanjang diatur dalam tax treaty, makapemajakan atas penduduk asing atau badan asingmengikuti ketentuan yang diatur dalam tax treaty .

Tax treaty hanya mengenakan pada Undang-UndangPajak Penghasilan (UU PPh) dan tidak berlaku untukUndang-Undang Pajak Pertambahan Nilai (PPN),Ketentuan-ketentuan dalam UU PPh yang terkait

dengan perpajakan internasional adalah Pasal 2,Pasal 3, Pasal 5, Pasal 18, Pasal 24, Pasal 26, danPasal 32 A.

 

Page 37: Tax Treaty

5/7/2018 Tax Treaty - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tax-treaty 37/37

 TerimaKasih