Kemiskinan Banten BPS

7

Click here to load reader

description

This ia a portrait of poverty and underdevelopment in Serang Banten - Indonesia

Transcript of Kemiskinan Banten BPS

Page 1: Kemiskinan Banten BPS

1. Potret Kemiskinan dan Pekerja Anak di Banten

Pekerja anak yang menjadi pembantu rumah tangga dan pemuluing merupakan pemandangan yang jamak ditemui di sejumlah wilayah kecamatan di Kab Serang. Mereka masing-masing mulai melakukan aktivitas sebagai pembantu rumah tangga dan memungut barang-barang rongsokan dan limbah dari tong-tong sampah di kawasan perumahan Sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Usia sekolah terpaksa harus dijalani dengan bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.. Karena ketidakberdayaan ekonomi keluarga, mereka harus meninggalkan bangku pendidikan dasar dan terpaksa harus bekerja keras mulai pagi hingga mnalam hari. Di samping itu, Juga dapat dijumpai kelompok pekerja wanita usia paruh baya (40 ~ 50 Tahunan) yang bekerja menurunkan batu-bata, pasir atau material bangunan milik para majikan di toko-toko material atau panglong di wilayah yang sama.

Sebagian dari pekerja anak tsb, adalah putra-putri dari komunitas buruh dengan status harian lepas, dan kontrak yang baru saja mengalami pemutusan hubungan kerja karena kontrak kerjanya antara 3 ~ 6 bulan sudah berakhir. Gambaran tsb di atas merupakan bagian dari potret kemiskinan sosial dan bukti adanya pekerja anak di bawah umur di wilayah Serang. Dan kondisi ini meerupakan suatu yang tidak perlu dibantah oleh pemerintah setempat. Pemandangan yang serupa, bahkan mungkin lebih menyedihkan juga mungkin terjadi di wilayah-wilayah lain di negeri ibu pertiwi Indonesia ini.

Kasus busung lapar, lumpuh layu, kekurangan pangan dan gizi yang belakangan ini ramai diberitakan melalui media-media masa lokal merupakan bukti dari kemiskinan yang masih mendera Indonesia hingga saat ini.

Gambaran tsb di atas juga sangat relevan dengan apa yang disampaikan oleh Deputi Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan Usaha Kecil Menengah Kementerian PPN/Bappenas Bambang Widianto yang menyebutkan bahwa total anak usia sekolah dasar (7 ~ 12 Tahun) diperkirakan mencapai 27.26 Juta anak. Dari jumlah tsb, hanya sekitar 26.38 juta anak yang sedang mengikuti pendidikan dasar di sekolah. Selebihnya sebanyak 881.200 anak atau sekitar 3.34% tidak menikmati pendidikan dasar yang terdiri dari 520.508 anak tidak pernah mengecap pendidikan dasar di sekolah dan 360.692 anak merupakan anak putus sekolah. Secara lebih spesifik Bambang Widiato mengungkapkan bahwa sebagian besar atau sekitar 347.482 anak berasal dari keluarga sangat miskin (penghasilan keluarga rata-rata kurang dari R. 150.000 per bulan). Sedangkan anak yang tidak sekolah berasal dari keluarga miskin (penghasilan rata² Rp. 200.000/bulan) mecapai 406.862 anak.i

Sementara itu, gambaran serupa juga ditunjukkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang yang dalam data tabulasinya menyebutkan bahwa: terdapat sejumlah besar angka Angkatan KERJA Usia 10 TAHUN KE atas yang bekerja atau mencari pekerjaan, Tingkat Pengangguran dan

Page 2: Kemiskinan Banten BPS

Tingkat Kesempatan Kerja seperti yang digambarkan dalam table² di bawah ini :

TABLE PARTISIPASI ANGKATAN KERJA

TINGKAT PENGANGGURAN & KESEMPATAN KERJA

WILAYAH KABUPATEN SERANG - BANTEN

PERIODE TAHUN : 2003 ~ 2005

NOKATEGORI DATA TAHUN

   

1Partisipasi Angkatan Kerja 2002 2003 2004 2005 2006

  Laki²             7.406 7.383 7.214

Dlm

Pro

ses

  Perempuan         3.600 3.828 3.540

 Grand Total         0 11.006 11.211

10.754

2Pengangguran Terbuka          

  Laki²             1.354 1.192 1.445

Dlm

Pro

ses

  Perempuan         3.034 3.718 3.570

 Grand Total         0 4.388 4.910 5.015

3Kesempatan Kerja            

  Laki²             8.646 8.808 8.555    

  Perempuan         6.966 6.282 6.430

   

 Grand Total         0 15.612 15.090

14.985

   

Sumber : BPS Kab. Serang - Banten          

Page 3: Kemiskinan Banten BPS

                             

Page 4: Kemiskinan Banten BPS

PROFIL KEPENDUDUKAN PER KELOMPOK USIA

WILAYAH KABUPATEN SERANG – BANTEN

PERIODE TAHUN : 2005

NO

KELOMPOK USIA Jumlah / J. Kelamin

  TOTAL KETERANGAN

          Laki² Perempuan    

1 0 ~ 6 TAHUN 135.725 111.454 247.179  

2 7 ~ 18 TAHUN 300.825 274.490 575.315Pada kategori usia ini, terdapat

anak

3 19 ~ 54 TAHUN 463.225 452.511 915.736 usia 10 Thn yang menjadi pekerja

4 >55   TAHUN 64.690 63.592 128.282  

Grand total  1.866.512  

Sumber : BPS Kab. Serang – Banten

================================

Sementara klasifikasi pendudukan berdasarkan usia produktif mencapai angka 915.736 orang. Angka ini dapat dikategorikan sebagai jumlah angkatan kerja. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah bahwa data BPS menunjukkan bahwa juga terdapat angkatan kerja anak-anak dengan kelompok usia 10 Tahun atau lebih, yang sudah bekerja dan sedang mencari pekerjaan (Lihat Table Partisipasi Kerja, Tingkat Pengangguran dan Kesempatan Kerja tsb. di atas

Page 5: Kemiskinan Banten BPS

i

Page 6: Kemiskinan Banten BPS

Kemiskinan, Pengangguran & Penanggulangan

Pemerintah menetapkan sembilan sektor prioritas kegiatan pembangunan pada 2007, yaitu:

Penanggulangan Kemiskinan,

Peningkatan Kesempatan Kerja Investasi dan Eksport

Revitalisasi Pertanian dan Pedesaan

Peningkatan aksebelitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan

Penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi

Pemantapan keamanan, ketertiban dan penyelesaian konfli

Mitigasi dan penanganan bencan

Pembangunan infrastruktur

Pembangunan wilayah perbatasan dan wilayah terisolir

Salah satu implementasinya, 60% APBN akan dialokasikan bagi pencapaian target sembilan sektor tersebut, dengan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas pertama dari 9 sektor prioritas pembangunan tahun 2007. Selain diprioritaskan dari besarnya alokasi pendanaan, pemerintah akan mengutamakan mencapai target-target di sembilan bidang tersebut pada 2007.

Data dari Bappenas menyebutkan target penanggulangan kemiskinan (prioritas pertama) pada 2007 adalah menurunkan jumlah masyarakat miskin menjadi 14,4%. Langkah ini diharapkan akan tercapai dengan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di bidang kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi.

Target peningkatan kesempatan kerja (prioritas kedua) adalah menurunkan angka pengangguran terbuka menjadi 10,4% dari angkatan kerja, meningkatkan investasi berupa pembentukan modal tetap bruto 11,5% dan pertumbuhan industri nonmigas sebesar 8,1%. Selain itu, meningkatkan penerimaan devisa negara dari pariwisata sebesar 15%, serta jumlah wisatawan asing mencapai 212 juta orang.

Target kegiatan revitalisasi pertanian adalah pertumbuhan subsektor tanaman pangan sebesar 1,5%, perkebunan 3,9%, peternakan 3,3% dan perikanan 4,5%. Dengan begitu pertumbuhan sektor perikanan, pertanian dan peternakan pada 2007 ditargetkan 2,7%.

Peningkatan aksesbilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan ditargetkan mampu menurunkan angka buta aksara di usia 15 tahun ke atas menjadi hanya 6,7% dan meningkatkan presentasi masyarakat yang mudah mendapatkan pelayanan kesehatan.

Page 7: Kemiskinan Banten BPS

Sementara itu, pada 2007 ditargetkan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi akan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain peningkatan pelayanan hukum pemerintah menargetkan pelayanan publik pada 2007 akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Salah satu target mitigasi dan penanggulangan bencana adalah penyelesaian kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pada bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Nias, Alor Nusa Tenggara Timur, serta Nabire Papua.

Melihat angjka-angka target yang ditetapklan pemerintah seperti tsb. di atas kita pantas tertegun, karena kelihatnnya sangat gampang

Penganguran dan Kemiskinan Jadi Prioritas

Sementara, Deputi Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Bapenas Luky Eko Wuryanto menmengatakan jumlah pengangguran terbuka secara nasional yang cukup besar menjadi masalah utama yang mendapat perhatian serius pemerintah ke depan.

Demikian Demikian juga dengan jumlah rakyat miskin yang hingga kini mencapai 15,1% dari total penduduk nasional 220 juta jiwa, padahal pemerintah memprogramkan penurunan angka kemiskinan hingga 2009 pada kisaran 8,2%.