KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI …staff.uks.ac.id/#LAIN LAIN/KKNI DAN AIPT/Undangan...

22
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta Selatan 12950 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012 TENTANG PEDOMAN TATACARA VERIFIKASI SKKNI DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 32 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang Pedoman Tatacara Verifikasi SKKNI; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional; 6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

Transcript of KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI …staff.uks.ac.id/#LAIN LAIN/KKNI DAN AIPT/Undangan...

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL

PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 51 Lt. 6A Telepon (021) 52961311, Faximile (021) 52960456 Jakarta Selatan 12950

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI

NOMOR : KEP.218/LATTAS/XII/2012

TENTANG

PEDOMAN TATACARA VERIFIKASI SKKNI

DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,

Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 32 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang Pedoman Tatacara Verifikasi SKKNI;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

4. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional;

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia;

MEMUTUSKAN: Menetapkan :

KESATU : Pedoman Tatacara Verifikasi SKKNI sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal ini, yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

KEDUA : Pedoman Tatacara Verifikasi SKKNI, sebagaimana

dimaksud dalam DIKTUM KESATU sebagai acuan dalam pelaksanaan Verifikasi SKKNI.

KETIGA : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada

tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Desember 2012

Kata Pengantar

Dalam sistem standardisasi kompetensi kerja nasional,

pengembangan standar kompetensi merupakan salah satu sub sistem yang penting untuk menghasilkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang kredibel dan dapat digunakan oleh pemangku kepentingan terkait seperti lembaga Diklat, lembaga sertifikasi maupun dunia usaha atau dunia industri. Kredibilitas dan keberterimaan tersebut sangat ditentukan oleh muatan substansi yang terdapat dalam SKKNI.

Untuk menghasilkan muatan substansi SKKNI yang kredibel, maka

proses penyusunan seharusnya dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan sebagaimana yang telah ditetapkan. Salah satu mekanisme atau tahapan dalam penyusunan SKKNI adalah melalui proses verifikasi.

Verifikasi terhadap SKKNI merupakan serangkaian kegiatan

mengidentifikasi dan mengklarifikasi proses, substansi, serta format SKKNI. Kegiatan verifikasi dilakukan baik secara internal maupun eksternal. Hal ini dilakukan untuk memberikan kepastian bahwa SKKNI yang disusun telah memenuhi kriteria teknis dan regulasi serta dapat digunakan.

Pedoman Tatacara Verifikasi SKKNI ini, memberikan acuan teknis

dan metode dalam melakukan verifikasi SKKNI, sehingga dapat dilakukan sesuai dengan mekanisme untuk menghasilkan SKKNI yang kredibel. Diharapkan pedoman ini dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, khususnya Instansi Teknis Sektoral sebagai penanggung jawab teknis pengembangan SDM di sektor atau lapangan usaha masing-masing. Amin.

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.218/LATTAS/XII/2012 TENTANG PEDOMAN TATACARA VERIFIKASI SKKNI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

berharga bagi suatu organisasi atau industri. Keberadaannya sangat

menentukan keberhasilan suatu organisasi atau industri. Faktor

kemampuan SDM dalam melakukan pekerjaannya sangat

dipengaruhi oleh kompetensi yang ada di dalam setiap individu

masing-masing. Seiring tuntutan teknologi dan persaingan, maka

kompetensi SDM menjadi bagian strategis dalam penguasaan

teknologi dan peningkatan daya saing.

Kompetensi kerja merupakan kemampuan kerja setiap individu

yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha/industri atau standar

yang di tetapkan. Dengan demikian dalam pengembangan

kompetensi kerja, yang menjadi dasar utama adalah kesesuaian

dengan kebutuhan dunia usaha/industri.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun 2006,

terdapat 3 (tiga) jenis Standar Kompetensi Kerja, yaitu Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Standar Internasional

dan Standar Khusus. Ke-3 jenis standar kompetensi kerja ini, dalam

pengembangan dan penerapannya harus sesuai dengan kebutuhan

dunia usaha/industri.

Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

merupakan komponen terpenting dalam sistem Standardisasi dan

Sertifikasi Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. SKKNI selain

menjadi acuan dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis

kompetensi juga menjadi acuan asesmen sertifikasi kompetensi kerja.

Untuk itu dalam penyusunan SKKNI harus dilakukan secara cermat

antara lain memiliki kandungan substansi yang benar, terukur,

tertelusur, memiliki kesetaraan dengan standar internasional dan

disusun secara sistimatis sesuai dengan kriteria dan aturan yang di

tetapkan.

Agar pengembangan standar kompetensi dapat dilakukan

sesuai dengan prinsip, tatacara dan mekanisme yang di

persyaratkan, maka perlu adanya Tata Cara Verifikasi Standar

Kompetensi yang dipakai sebagai acuan bersama. Hal ini penting

agar terdapat kesamaan konsepsi dan kerangka kerja (framework)

dalam melakukan verifikasi standar kompetensi kerja baik dalam

penyusunan maupun pengembangan SKKNI secara Nasional.

B. Maksud dan Tujuan

Tata Cara Verifikasi Standar Kompetensi ini disusun dengan

maksud untuk memfasilitasi dan memudahkan dalam melakukan

verifikasi standar kompetensi kerja. Sedangkan tujuannya adalah:

1. Memberikan acuan yang sama dalam melakukan verifikasi

standar kompetensi kerja di berbagai sektor atau lapangan usaha.

2. Memberikan jaminan bahwa pengembangan standar kompetensi

kerja di setiap sektor atau lapangan usaha dilakukan sesuai

dengan prinsip, metode, dan mekanisme yang di persyaratkan.

C. Ruang Lingkup

Pedoman ini memuat ketentuan dalam melakukan verifikasi

untuk menilai kesesuaian terhadap standar yang diacu, meliputi:

1. Prinsip dan Ketentuan Pengembangan SKKNI

2. Tatacara Verifikasi Standar Kompetensi Kerja

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem

Pelatihan Kerja Nasional;

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun

2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional;

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun

2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia;

E. Pengertian

1. Standar Kompetensi Kerja adalah rumusan kemampuan yang

harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu

tugas/pekerjaan yang dilandasi dengan ilmu pengetahuan,

keterampilan dan didukung oleh sikap kerja, serta penerapannya

sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

2. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, yang selanjutnya

disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian

serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan

syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

3. Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja

yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

4. Regional Model Competency Standard, yang selanjutnya disingkat

RMCS, adalah model standar kompetensi yang

pengembangannya menggunakan pendekatan fungsi dari proses

kerja untuk menghasilkan barang dan/atau jasa.

5. Verifikasi standar kompetensi adalah proses penilaian

kesesuaian rancangan dan proses dari suatu perumusan SKKNI

terhadap ketentuan dan/atau acuan yang telah ditetapkan.

6. Verifikator adalah personel yang mempunyai kualifikasi yang

relevan dan kompeten untuk melaksanakan verifikasi standar

kompetensi.

7. Verifikasi Internal adalah verifikasi yang dilakukan oleh tim yang

dibentuk oleh Komite Standar Kompetensi di Instansi Teknis

8. Verifikasi Eksternal adalah verifikasi yang dilakukan oleh tim

yang ditunjuk oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB II PRINSIP DAN KETENTUAN PENGEMBANGAN SKKNI

A. Prinsip Dasar Penyusunan SKKNI

1. Relevan dengan kebutuhan dunia usaha atau industri di masing-

masing sektor atau lapangan usaha;

2. Valid terhadap acuan dan/atau pembanding yang sah;

3. Aseptabel oleh para pemangku kepentingan;

4. Fleksibel untuk diterapkan dan memenuhi kebutuhan pemangku

kepentingan; dan

5. Mampu telusur dan dapat dibandingkan dan/atau disetarakan

dengan standar kompetensi lain, baik secara nasional maupun

internasional.

B. Kelembagaan Pengembangan SKKNI

1. Instansi Teknis, sesuai dengan lingkup dan tugas masing-masing,

memiliki tugas dan fungsi:

a. Pengembangan SKKNI;

b. Koordinasi dan fasilitasi pengembangan SKKNI;

c. Penetapan pemberlakuan SKKNI; dan

d. Pembentukan Komite Standar Kompetensi.

2. Komite Standar Kompetensi memiliki tugas dan fungsi:

a. Penyusunan RIP SKKNI ;

b. Pembentukan Tim Perumus dan Tim Verifikasi SKKNI;

c. Penilaian usulan penyusunan SKKNI;

d. Pengembangan SKKNI;

e. Penyelenggaraan Pra Konvensi dan Konvensi Rancangan

SKKNI; dan

f. Pemantauan dan kaji ulang SKKNI.

C. Substansi yang tertuang dalam SKKNI

1. Berisi rumusan tentang kompetensi tugas, kompetensi manajemen

tugas, kompetensi menghadapi keadaan darurat dan kompetensi

menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, termasuk tanggung

jawab dan bekerja sama dengan orang lain;

2. Mencerminkan pekerjaan yang realistik berlaku di tempat kerja

secara umum di sektor atau lapangan usaha tertentu;

3. Dirumuskan dengan orientasi hasil kerja (outcomes); dan

4. Dirumuskan secara terukur dengan bahasa yang jelas, sederhana,

dan mudah dipahami oleh pengguna SKKNI.

BAB III TATA CARA VERIFIKASI STANDAR KOMPETENSI KERJA

Sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 8

tahun 2012 tentang Tatacara Penetapan SKKNI, verifikasi SKKNI dilakukan

baik secara internal maupun eksternal.

A. Verifikasi Internal SKKNI

Verifikasi Internal merupakan verifikasi terhadap Rancangan SKKNI

yang dilakukan oleh tim verifikasi, dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Penunjukan tim verifikasi

Tim verifikasi internal dibentuk oleh Komite Standar Kompetensi,

dengan kriteria memiliki kompetensi:

a. Metodologi verifikasi standar kompetensi.

b. Substansi teknis sesuai dengan bidang kerja yang relevan dengan

SKKNI yang akan di susun.

Tim verifikasi yang di bentuk berjumlah ganjil terdiri atas 1 (satu)

orang ketua dan minimal 2 (dua) orang anggota. Untuk menjaga

objektivitas, maka Tim verifikasi yang dibentuk sedapat mungkin

bukan merupakan tim perumus/penyusun SKKNI yang akan

diverifikasi. Tim verifikasi dapat berasal dari unsur-unsur asosiasi

profesi, industri, praktisi, pakar yang relevan dengan bidang keahlian

atau sektor dan unsur intansi teknis. Jumlah tim verifikasi dapat di

sesuaikan berdasarkan kebutuhan atau ruang lingkup Rancangan

SKKNI.

Tim Verifikasi bertanggung-jawab kepada Komite Standardisasi

Kompetensi, dengan tugas:

a. Mengelola program verifikasi

b. Melaksanakan aktivitas verifikasi

c. Menyampaikan laporan hasil verifikasi

2. Persiapan Verifikasi

Sebelum melaksanakan verifikasi, tim verifikasi yang dibentuk harus

memastikan :

a. Dokumen RSKKNI, yaitu dokumen yang di susun oleh tim

penyusun (telah melalui proses penyusunan, pembahasan/

workshop) baik dalam bentuk hard maupun soft copy dan di

identifikasi sebagai RSKKNI-1.

b. Tujuan dan ruang lingkup verifikasi.

c. Ketelusuran RSKKNI (adopsi, adaptasi atau penyusunan).

d. Formulir-formulir verifikasi.

e. Nara sumber, subject specialist, praktisi, atau tempat/lokasi kerja

(jika di perlukan).

f. Kebutuhan sarana dan fasilitas yang menunjang verifikasi seperti:

ruang pertemuan, LCD Projector, serta Komputer/Laptop.

3. Pelaksanaan Verifikasi

Pelaksanaan verifikasi dapat dilakukan setelah dokumen RSKKNI

yang telah disusun oleh tim perumus/penyusun disampaikan kepada

tim verifikasi. Dalam melaksanakan verifikasi dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

a. Verifikasi terhadap dokumen RSKKNI meliputi kesesuaian:

1) Peta kompetensi dengan unit-unit kompetensi.

2) Struktur dokumen RSKKNI.

3) Format dan penulisan unit-unit kompetensi.

4) Dokumen ketelusuran RSKKNI (jika SKKNI yang disusun

merupakan proses adopsi dan/atau adaptasi).

b. Verifikasi unit-unit kompetensi meliputi :

1) Kesesuaian kompetensi yang mengandung 5 (lima) dimensi

kompetensi yaitu:

a) Keterampilan melaksanakan pekerjaan (Task Skills)

b) Keterampilan mengelola pekerjaan (Task Management Skills)

c) Keterampilan mengelola keadaan darurat/ di luar rutinitas

pekerjaan (Contingency Management Skills)

d) Keterampilan memenuhi tuntutan pekerjaan/ lingkungan

kerja (Job/ role Environment Skills)

e) Keterampilan mengalihkan kemampuan terhadap situasi/

tempat kerja baru (Transfer Skills)

2) Unit-unit kompetensi, elemen kompetensi dan kriteria unjuk

kerja diformulasikan dalam sequence yang jelas dan terukur.

3) Unit Kompetensi berfokus terhadap hasil yang relevan terhadap

pekerjaan dan diekspresikan secara jelas dan tanpa

menimbulkan interpretasi ganda.

4) Memberikan informasi yang cukup terhadap konteks

pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan peralatan dan

perlengkapan.

5) Memberikan informasi yang cukup untuk melakukan penilaian

atau asesmen.

6) Mengidentifikasi dan menginformasikan kepatuhan terhadap

persyaratan peraturan, norma-norma dan standar yang

berlaku.

c. Verifikasi unit-unit kompetensi terhadap tempat kerja

Untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi pekerjaan baik yang telah

disusun melalui pemetaan kompetensi maupun unit-unit

kompetensi memiliki relevansi dengan industri atau tempat kerja,

tim verifikasi dapat melakukan validasi di tempat kerja. Validasi

yang dilakukan di tempat kerja meliputi:

1) Identifikasi proses kerja.

2) Identifikasi jenis pekerjaan.

3) Identifikasi jabatan kerja.

4. Pelaporan Hasil Verifikasi

Hasil verifikasi di tuangkan dalam Laporan Ketidaksesuaian (LKS)

sebagaimana formulir 1. Penulisan LKS menggunakan komposisi

Problem-Location-Objective Evidance-Reference (PLOR). Laporan

verifikasi di sampaikan kepada tim perumus/penyusun RSKKNI dan

komite standar kompetensi.

5. Penulisan Laporan Ketidaksesuaian

Dalam menuliskan laporan menggunakan komposisi PLOR, yang

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Problem (P) : merupakan masalah yang diidentifikasi sebagai

ketidaksesuaian

Location (L) : menunjukkan dimana masalah tersebut ditemukan

Objective (O) : bukti objektif yang ditemukan ketidaksesuaiannya

Reference (R) : acuan/regulasi yang digunakan dan harus valid

Contoh penulisan

Judul unit kompetensi melakukan pengecekan mutu kode unit

C.019459.001.01(L) tidak relevan untuk diadakan (P) terbukti

setelah dilakukan kunjungan ke perusahaan unit kompetensi ini

tidak terdapat dalam alur proses pekerjaan/produksi (O) sebagimana

diatur dalam SOP, Peraturan perusahan serta pedoman tatacara

penulisan SKKNI (R).

6. Diagram Alir Verifikasi Internal

KOMITE STANDAR KOMPETENSI

TIM VERIFIKASI SKKNI

TIM PENYUSUN SKKNI

DOK. SKKNI

PROSES VERIFIK

ASI

PERSIAPAN VERIFIKASI

PELAPORAN

HASIL VERIFIKASI

1

2

3

4

5

7. Tindak Lanjut Hasil Verifikasi

Seluruh hasil verifikasi ditindaklanjuti oleh tim perumus/penyusun

SKKNI untuk dilakukan perbaikan/penyempurnaan.

B. Verifikasi Eksternal

Verifikasi Eksternal merupakan verifikasi terhadap Rancangan SKKNI

yang dilakukan oleh tim verifikasi, dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Permohonan verifikasi

a. Kementerian/Lembaga Teknis mengajukan permohonan verifikasi

kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cq.

Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan

Ditjen Binalattas, disertai dengan dokumen RSKKNI (hard dan soft

copy) serta hasil verifikasi internal.

b. Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan

meninjau kelengkapan usulan verifikasi, jika berkas usulan

verifikasi sudah memenuhi persyaratan maka selanjutnya

Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan

menunjuk tim verifikasi untuk melakukan verifikasi terhadap

dokumen RSKKNI.

c. Apabila berkas permohonan belum memenuhi persyaratan maka

Direktorat Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan akan

memberitahukan kepada Kementerian/Lembaga Teknis untuk

melengkapi.

2. Penunjukan tim verifikasi

Tim verifikasi eksternal dibentuk oleh Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi cq. Direktorat Standardisasi Kompetensi dan program

Pelatihan, dengan kriteria memiliki kompetensi metodologi verifikasi

standar kompetensi. Jika diperlukan tim verifikasi dapat didampingi

oleh nara sumber atau subject specialist.

Tim verifikasi yang di bentuk berjumlah ganjil terdiri atas 1 (satu)

orang ketua dan minimal 2 (dua) orang anggota. Jumlah tim

verifikasi dapat di sesuaikan berdasarkan kebutuhan atau ruang

lingkup Rancangan SKKNI.

Tim Verifikasi bertanggung-jawab kepada Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi cq. Direktorat Standardisasi Kompetensi dan

program Pelatihan, dengan tugas:

a. Mengelola program verifikasi

b. Melaksanakan aktivitas verifikasi

c. Menyampaikan laporan hasil verifikasi

3. Persiapan Verifikasi

Sebelum melaksanakan verifikasi, tim verifikasi yang dibentuk harus

memastikan :

a. Dokumen RSKKNI-1 hasil pra konvensi yang telah disempurnakan

oleh tim perumus/penyusun baik dalam bentuk hard maupun soft

copy.

b. Tujuan dan ruang lingkup verifikasi.

c. Ketelusuran RSKKNI (adopsi, adaptasi atau penyusunan).

d. Formulir-formulir verifikasi.

e. Nara sumber, subject specialist (jika di perlukan).

f. Kebutuhan sarana dan fasilitas yang menunjang verifikasi seperti:

ruang pertemuan, LCD Projector, serta Komputer/Laptop.

g. Jadwal verifikasi

Tim verifikasi harus menyampaikan secara formal waktu dan

tempat verifikasi. Penyampian secara formal harus dilakukan

paling lama 3 (tiga) hari setelah usulan verifikasi di terima dari

Kementerian/Lembaga Teknis. Waktu dan tempat pelaksanaan

verifikasi harus di sepakati oleh tim verifikasi dan tim

penyusun/perumus RSKKNI.

4. Pelaksanaan Verifikasi

Pelaksanaan verifikasi dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap yaitu:

Tahap Pertama

Melakukan penilaian terhadap kesesuaian dokumen RSKKNI dengan

acuan yang telah ditetapkan.

a. Verifikasi kecukupan dokumen meliputi:

1) Surat usulan verifikasi RSKKNI

2) Laporan hasil verifikasi internal sebagaimana formulir 1

3) Laporan hasil Pra Konvensi (beserta kelengkapannya)

4) Dokumen RSKKNI (hard dan soft copy)

Hasil verifikasi dituangkan dalam formulir 2

b. Verifikasi isi RSKKNI, meliputi:

1) Kesesuaian terhadap mekanisme/proses pengembangan SKKNI

2) Struktur dokumen RSKKNI

3) Format dan penulisan RSKKNI

4) Validasi terhadap hasil verifikasi internal

5) Substansi unit-unit kompetensi

Hasil verifikasi dituangkan dalam formulir 1

c. Penulisan Laporan Ketidaksesuaian

Seluruh hasil verifikasi di evaluasi dan dibuat rekapitulasi temuan

ketidaksesuaian untuk dituangkan dalam laporan

ketidaksesuaian. Penulisan laporan ketidaksesuaian

menggunakan komposisi Problem-Location-Objective Evidance-

Reference (PLOR), yang dapat dapat dijelaskan sebagai berikut:

Problem (P) : merupakan masalah yang diidentifikasi sebagai

ketidaksesuaian

Location (L) : menunjukkan dimana masalah tersebut ditemukan

Objective (O) : bukti objektif yang ditemukan ketidaksesuaiannya

Reference (R) : acuan/regulasi yang digunakan dan harus valid

Contoh penulisan

Kontek variabel pada unit kompetensi menerapkan kesehatan dan

keselamatan kerja kode unit A.019459.001.01 (L) tidak

memberikan informasi yang terukur ruang lingkupnya (P)

mengakibatkan unit kompetensi ini tidak mencerminkan konteks

pelaksanaan pekerjaan atau dimana unit kompetensi tersebut

akan digunakan (O) sebagimana diatur dalam Permen Nakertrans

nomor 8 tahun 2012 dan pedoman tatacara penulisan SKKNI (R).

Tahap Kedua

Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan disepakati antara

tim verifikasi dan tim perumus/penyusun, dilakukan pertemuan

yang membahas hasil verifikasi, dengan mekanisme sebagai berikut:

a. Ketua tim verifikasi melakukan pertemuan pembukaan yang

isinya antara lain menjelaskan tujuan dan ruang lingkup

verifikasi, memperkenalkan anggota tim serta tugasnya,

pemantapan jadwal dan tempat verifikasi, konfirmasi tim

perumus/penyusun RSKKNI serta menjelaskan proses verifikasi

(jika diperlukan dapat dilakukan verifikasi ke tempat/lokasi

pekerjaan) dan arti temuan ketidaksesuaian.

b. Memberikan kesempatan kepada tim perumus/penyusun RSKKNI

untuk memperkenalkan personil maupun staf yang mendampingi

termasuk nara sumber, subject specialist, praktisi (jika ada dan di

perlukan).

c. Memberikan kesempatan kepada tim perumus/penyusun RSKKNI

untuk menyampaikan pokok-pokok/substansi RSKKNI yang

disusun, meliputi peta kompetensi dan unit-unit kompetensi.

d. Ketua tim verifikasi atau anggota yang diberi tugas

menyampaikan/ memaparkan hasil verifikasi yang tertuang dalam

laporan ketidaksesuaian untuk mendapatkan klarifikasi oleh tim

perumus/penyusun RSKKNI.

e. Melakukan persetujuan hasil temuan ketidaksesuaian dan

kesepakatan waktu kesanggupan tim perumus/penyusun RSKKNI

dalam melaksanakan tindakan perbaikan, serta disahkan oleh 3

(tiga) pihak yaitu masing-masing wakil dari komite standar

kompetensi, tim perumus dan tim verifikasi.

5. Tindak Lanjut Hasil Verifikasi

Sesuai dengan persetujuan hasil verifikasi, tim perumus/penyusun

RSKKNI melakukan penyempurnaan dan perbaikan sebagaimana

hasil temuan ketidaksesuaian dalam kurun waktu yang telah

disepakati. Hasil penyempurnaan dan perbaikan tersebut

disampaikan kepada tim verifikasi eksternal dalam bentuk soft copy

untuk dilakukan validasi kembali. Hasil validasi sebagai dasar untuk

menutup laporan ketidaksesuaian.

RSKKNI yang telah divalidasi dan laporan ketidaksesuaiannya

ditutup di identifikasi sebagai RSKKNI-2. Dokumen RSKKNI-2

merupakan materi/ bahan konvensi nasional SKKNI.

6. Diagram Alir Verifikasi Eksternal

7. Pelaporan Hasil Verifikasi

Tim verifikasi membuat :

a. Laporan verifikasi standar kompetensi dan di sampaikan kepada

Direktur Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan.

b. Surat Direktur Standardisasi Kompetensi dan Program Pelatihan

kepada komite standar kompetensi atau Kementerian/Lembaga

Teknis tentang hasil verifikasi standar kompetensi dan memenuhi

ketentuan untuk dilanjutkan ke tahap konvensi nasional.

KEMNAKERTRANS

TIM VERIFIKASI SKKNI

KEMENTERIAN/ LEMBAGA TEKNIS

PROSES VERIFIKASI

PERSIAPAN VERIFIKASI

PELAPORAN

AUDIT KECUKUPAN

KLARIFIKASI HASIL VERIFIKASI

TIM PERUMUS SKKNI

1

2

3

4

5

6

7

BAB IV PENUTUP

Pengembangan SKKNI di berbagai bidang lapangan usaha merupakan

tanggungjawab dan komitmen pemerintah bersama pemangku kepentingan

terkait. Oleh karena itu, untuk menghasilkan SKKNI yang dapat digunakan

oleh industri, lembaga pendidikan dan pelatihan, lembaga sertifikasi serta

masyarakat, maka dalam melakukan pengembangan atau penyusunan

SKKNI harus disertai dengan verifikasi terhadap substansi materi yang

terdapat dalam SKKNI. Dengan verifikasi tersebut, memberikan jaminan

bahwa substansi materi yang terdapat dalam SKKNI dapat

diimplementasikan sesuai dengan ruang lingkup yang ditetapkan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LAPORAN KETIDAKSESUAIAN VERIFIKASI STANDAR KOMPETENSI

Standar Kompetensi :

Jumlah Unit :

Tanggal Pertemuan :

Tim Verifikator Tim Perumus/Pendamping

Ketua : Ketua :

Anggota : Anggota :

No. Uraian Ketidaksesuaian Acuan Tindakan Koreksi

Rencana Tindakan Perbaikan

Status

Tim Verifikasi Tim Perumus (…………………….) (……………………..)

Formulir-1

DAFTAR KECUKUPAN DOKUMEN RSKKNI

Di isi oleh Subdit Standar Kompetensi

Nama :

Rekomendasi : diproses lebih lanjut atau dikembalikan

Alasan :

_________________________(Tanggal / Bulan / Tahun)

_________________________(Tanda Tangan)

Daftar Periksa Kelengkapan Dokumen YA TIDAK

Surat usulan verifikasi RSKKNI dari Kementerian/Lembaga,

instansi teknis terkait

Hasil verifikasi internal sebagaimana formulir 1 Laporan hasil Pra Konvensi (beserta kelengkapannya)

- Berita acara sidang pleno

- Daftar hadir peserta Pra Konvensi

Dokumen RSKKNI (Hardcopy) Dokumen RSKKNI (Softcopy)

Formulir-2