KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf ·...

97

Transcript of KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf ·...

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIASEKRETARIAT JENDERAL

Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950Telepon (021) 5201590 {Hunting)

GERMAS

Nomor

Lampiran

Hal

p*. • Ai ^

Satu berkas

Laporan Kinerja Entitas SatkerTahun 2017

Januari 2018

Yth. Kepala Biro Perencanaan dan AnggaranSekretariat Jendera!

Sehubungan dengan surat Saudara nomor PR.05.01/3/0356/2018 tanggal23 Januari 2018 tentang Pelaksanaan Reviu dan Desk Laporan Kinerja Entitas AkuntabiliatsKinerja Unit Organisasi (EselonI), dengan ini kami sampaikan Laporan Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah sebagaimana terlampir.

Demikian, atas perhatian Saudara kami ucapkan terima kasih.

Kepala Biro Umum

Desak Made Wismarini

NIP 196010221987032001

Tembusan :

Sekretaris Jenderai

Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Ikhtisar Eksekutif Halaman iv

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Umum

merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban suatu satuan kerja dalam

melaksanakan tugas-tugas dan kewajiban dalam penyusunan laporan

Akuntabilitas Kinerja selama kurun waktu satu tahun berjalan.

Biro Umum merupakan satuan kerja Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan sesuai dengan PERATURAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 mempunyai tugas

melaksanakan urusan ketatausahaan, kerumahtanggaan, arsip dan

dokumentasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas Biro Umum

menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan

protokol; pelaksanaan urusan kerumahtanggaan; pelaksanaan urusan arsip

dan dokumentasi; pengelolaan urusan gaji; dan pelaksanaan urusan tata

usaha dan rumah tangga Biro.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/MENKES/52/2015 tanggal 6 Februari 2015 tentang

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015 – 2019 yang telah

di revisi melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017 bahwa

Biro umum melalui Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis Lainnya adalah Pengelolaan Urusan Tata Usaha Pimpinan

dan Protokol, Kearsipan dan Administrasi, Rumah Tangga, Gaji dan Tata

Usaha dengan indikator sasaran kinerja pada tahun 2017 adalah :

a) Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan

acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP sebesar 93%

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Ikhtisar Eksekutif Halaman iv

b) Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan sesuai

dengan pedoman kearsipan yaitu 20 %

c) Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat

waktu sebesar 93%

d) Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor adalah sebesar 96%

e) Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan

strategis tepat waktu adalah sebesar 97 %

Adanya penambahan target indikator kinerja kegiatan tiap tahun dilakukan sebagai

upaya untuk memberikan gambaran yang jelas sekaligus evaluasi atas kegiatan

yang dilaksanakan sebagaimana tugas dan fungsi Biro Umum.

Berikut target dan capaian indikator kinerja kegiatan program pada satuan kerja

Biro Umum adalah sebagai berikut :

a) Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi, pengaturan acara

dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP sebesar 95% melebihi dari target

yang ditetapkan sebesar 93%

b) Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan sesuai dengan

pedoman kearsipan yaitu 20,09% dari target sebesar 20% dari jumlah seluruh

Satuan Kerja yang telah ditetapkan.

c) Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri tepat waktu

sebesar 97,17% melebihi dari target yang telah ditetapkan 93%

d) Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor adalah sebesar 96%, dari dari

target yang ditetapkan yaitu 96%.

e) Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis

tepat waktu adalah sebesar 97,65% dari target yang ditetapkan yaitu sebesar

97%.

Keberhasilan capaian indikator target yang telah dicapai tahun 2017 diharapkan

dapat menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat

dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien.

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Ikhtisar Eksekutif Halaman iv

Beberapa upaya yang perlu ditingkatkan pada periode mendatang diantaranya :

1. Perlu peningkatan dan penataan arsip dan tata naskah dinas melalui

koordinasi dengan unit utama dalam rangka pembinaan arsip dan tata

naskah.

2. Perlu diberikan pelatihan bagi pengelola keuangan dan program dalam

penyusunan pembiayaan terhadap indikator, agar akuntabilitas keuangan

bersinergi dengan akuntabilitas kinerja.

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Daftar Isi Halaman v

DAFTAR ISI.

KATA PENGANTARIKHTISAR EKSEKUTIFDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GRAFIK

i

ii

v

vii

viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................

B. Dasar Hukum LAKIP ...........................................................

C. Maksud dan Tujuan ..............................................................

D. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ...............................

E. Sistematika .........................................................................

F. Ruang Lingkup....................................................................

1

2

3

4

8

9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJAA. Perencanaan Kinerja ...........................................................

B. Perjanjian Kinerja ................................................................

10

20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJAA. Capaian Kinerja Biro Umum ...............................................

B. Sandingan Pencapaian Indikator ..........................................

C. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau Pening-

katan / Penurunan Kinerja ..................................................

D. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............

E. Program atau Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan dan

Upaya Pelayanan yang dilakukan Biro Umum ...................

23

29

31

33

46

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Daftar Isi Halaman v

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 60B. Saran dan Tindak Lanjut ...................................................... 60

LAMPIRAN

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Daftar tabel Halaman vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 3.1

Tabel 3.2

Tabel 3.3

Tabel 3.4

Tabel 3.5

Tabel 3.6

Tabel 3.7

Tabel 3.8

Tabel 3.9

Tabel 3.10

Tabel 3.11

Tabel 3.12

Matriks Tabel Renstra....…………………………………….........

Matriks Tabel Revisi Renstra ……………………………….......

Capaian Indikator Pembayaran Gaji dan/atau Insentif Tenaga

Kesehatan Strategis ….............................................................

Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2017 dan

Tahun 2016 ...............................................................................

Pencapaian Indikator Sandingan Renstra, Renja dan

RKP...........................................................................................

Keadaan pegawai menurut jabatan (struktural dan fungsional)

di Biro Umum Tahun 2017 .........................................................

Keadaan pegawai menurut golongan di Biro Umum Tahun

2017...........................................................................................

Keadaan pegawai menurut pendidikan di Biro Umum Tahun

2017...........................................................................................

Perkiraan Kebutuhan Alokasi Anggaran Biro Umum Periode

Tahun 2015-2019.......................................................................

Perubahan DIPA awal dan terakhir............................................

Alokasi dan Realisasi Anggaran untuk mencapai Indikator

Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2017 ...........................................

Perbandingan Realisasi Anggaran Menurut Jenis Belanja

Per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016........................

Realisasi Belanja Barang per Bagian...........................................

Rincian Realisasi Anggaran Berdasarkan Komponen................

21

22

28

29

30

34

35

36

38

40

41

41

42

43

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

Daftar grafik Halaman viii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1

Grafik 3.1

Grafik 3.2

Grafik 3.3

Grafik 3.4

Grafik 3.5

Grafik 3.6

Grafik 3.7

Grafik 3.8

Grafik 3.9

Grafik 3.10

Grafik 3.11

Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum………………......

Persentase Terselenggaranya Administrasi Korespondensi,

Pengaturan Acara dan Kegiatan Pimpinan sesuai dengan SOP

Administrasi Korespondensi Kegiatan Pimpinan …...................

Pengaturan Acara dan Kegiatan Pimpinan.................................

Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan ...

Persentase Pelayanan Dokumen Perjalanan Dinas Luar

Negeri........................................................................................

Persentase Terpeliharanya Prasarana Perkantoran..................

Komposisi pegawai menurut jenis jabatan.................................

Perbandingan keadaan pegawai menurut golongan..................

Perbandingan keadaan pegawai menurut pendidikan................

Realisasi Anggaran Menurut Jenis Belanja Per 31 Desember

2017 dan 31 Desember 2016....................................................

Capaian 12 Indikator Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun

2017 .........................................................................................

5

24

25

25

26

26

27

34

35

36

42

44

.

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam rangka mewujudkan tata pemerintahan yang transparan, akuntabel,

efisien dan efektif serta untuk mengoptimalkan fungsi monitoring dan

penilaian kinerja organisasi diperlukan bahan laporan yang merupakan

gambaran capaian kinerja pelaksanaan program/kegiatan yang disampaikan

oleh penanggung jawab program dan kegiatan pada Satker Biro Umum.

Sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah, Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Biro Umum sebagai entitas satuan

kerja Kementerian Kesehatan diwajibkan membuat Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) setiap tahunnya.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

pada tahun 2017 merupakan bentuk pertanggungjawaban dan tanggung

jelas atas pelaksanaan mandat yang dituangkan dalam pencapaian sasaran

strategis dan diukur keberhasilannya melalui indikator kinerja serta target

yang telah ditetapkan baik dalam dokumen Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan dan Rencana Aksi Kegiatan Biro Umum dalam periode 5 tahunan

maupun di dalam Rencana Kinerja Tahun 2017. Pelaporan kinerja

merupakan instrumen dan media dalam mengukur kinerja dan evaluasi

internal agar selalu meningkatkan kinerja secara optimal dengan sumber

daya yang memadai serta mengkomunikasikan pencapaian kinerja Biro

Umum dalam satu tahun anggaran kepada masyarakat dan pemangku

kepentingan lainnya.

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

2

Laporan kinerja disusun berdasarkan perencanaan kinerja yang telah

ditetapkan sebelumnya. Perencanaan Kinerja adalah suatu proses

penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program,

kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis.

Kesulitan dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan kinerja instansi

pemerintah menjadi salah satu faktor utama yang perlu mendapat perhatian

dari pemerintah. Ukuran keberhasilan instansi Pemerintah tidak hanya

berorientasi pada output namun sudah berorientasi pada outcome maupun

benefit bahkan juga dampak (impact).

Perjanjian Kinerja yang selanjutnya disebut PK adalah tekad dan janji

rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pemimpinan instansi

pemerintah/unit kerja yang menerima amanah/tanggungjawab/kinerja

dengan pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Perjanjian

Kinerja (PK) merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk

mewujudkan kinerja sesuai yang direncanakan. Perjanjian Kinerja harus

memuat IKU dan pagu anggaran yang tersedia. Perjanjian Kinerja harus

menggambarkan target kinerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

Sedangkan ukuran penilaian akan dilakukan melalui laporan kinerja dan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Pengukuran Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum ini didasarkan pada

kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk

mengetahui pencapaian kinerja instansi pemerintah dalam meningkatkan

transparansi, akuntabilitas dan efektifitas dari kebijakan dan program. Selain

itu juga bertujuan untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi pihak-

pihak yang berkepentingan dalam rangka meningkatkan kinerja instansi

pemerintah. Oleh karena itu, substansi penyusunan LAKIP didasarkan pada

hasil-hasil capaian indikator kinerja secara aktual di lingkungan Biro Umum.

B. Dasar Hukum LAKIP1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

3

3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian

Kesehatan;

7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah;

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman Evaluasi dan

Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP);

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;

10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017

Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019.

C. Maksud dan TujuanMaksud dari Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Biro Umum Tahun 2017 adalah sebagai bentuk

pertanggungjawaban akuntabilitas sesuai amanah yang telah dituangkan

dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta ketentuan peraturan yang

berkaitan, bahwa setiap Instansi Pemerintah secara berjenjang wajib

menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Tujuan dari penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Biro Umum Tahun 2017 adalah :

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

4

1. Mengetahui capaian kinerja kegiatan program yang telah dilaksanakan

sesuai tugas dan fungsi berdasarkan rencana strategis Kementerian

Kesehatan yang telah ditetapkan;

2. Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan kepemerintahan yang baik

(good governance), serta menuju kawasan penyelenggaraan pemerintah

Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan

Melayani (WBBM);

3. Memberikan evaluasi dan umpan balik dalam rangka penyusunan

penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan dalam rangka

peningkatan kinerja Satker Biro Umum.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, kemudian dirumuskan menjadi masukan

dalam menetapkan kebijakan dan strategi serta perencanaan anggaran yang

akan datang sehingga diharapkan terwujudnya capaian dan kinerja Satker

Biro Umum yang lebih baik.

D. Tugas, Fungsi dan Struktur OrganisasiBerdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,

bahwa Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan,

kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugasnya Biro Umum

menyelenggarakan fungsi pelaksanaan urusan tata usaha pimpinan dan

protokol, pelaksanaan urusan kerumahtanggaan, pelaksanaan urusan arsip

dan dokumentasi, pelaksanaan urusan gaji, pelaksanaan urusan tata usaha

dan rumah tangga biro.

Pada tanggal 8 Mei 2017 terdapat perubahan pada pemangku jabatan

struktural di lingkungan Biro Umum, yaitu adanya pergantian pada posisi

Kepala Bagian Rumah Tangga yang semula Azis Sudarmo, BE, MSi diganti

oleh Imin Suryaman, S.Sos.

Kemudian pada tanggal 13 Desember 2017 terjadi perubahan pemangku

jabatan struktural di lingkungan Biro Umum, yaitu :

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

5

1. Kepala Bagian TU Pimpinan dan Protokol yang semula dr.Dyah Armi

Riana, MARS diganti oleh Dwi Meilani, SKM, MKM;

2. Kepala Sub Bagian TU Menteri yang semula Dwi Meilani, SKM, MKM

diganti oleh drg.Nanda Diana Sari, MARS;

3. Kepala Sub Bagian Pemanfaatan Sarana dan Prasarana yang semula

Suhartono, S.Sos, M.AP diganti oleh Anggriany Aprilia Sampe, ST;

4. Kepala Sub Bagian Pengamanan yang semula Agus

Ruchiyatna,SE,MARS diganti oleh Suhartono, S.Sos, M.AP;

5. Kepala Sub Bagian Penataausahaan Gaji yang semula Erna

Ningsih,SKM, MKM diganti oleh Agus Ruchiyatna, SE, MARS;

6. Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang semula Anggriany Aprilia Sampe,ST

diganti oleh Erna Ningsih,SKM, MKM.

Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum dapat

dilihat pada bagan dibawah ini :

Grafik 1.1Struktur Organisasi Satuan Kerja Biro Umum

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

6

Dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Bagian Tata Usaha Pimpinan dan Protokol mempunyai tugas

melaksanakan urusan tata usaha Menteri, Staf Ahli Menteri, Sekretaris

Jenderal, dan Protokol. Sedangkan fungsinya adalah menyelenggarakan:

a. Pelaksanaan urusan tata usahan Menteri, Staf Ahli Menteri dan

Sekretariat Jenderal; dan

b. Pelaksanaan keprotokolan pimpinan kementerian.

2. Bagian Kearsipan dan Administrasi mempunyai tugas melaksanakan

urusan kearsipan dan administrasi perjalanan dinas luar negeri.

Sedangkan fungsinya adalah menyelenggarakan:

a. Pelaksanaan urusan kearsipan dan dokumentasi kementerian;

b. Pelaksanaan urusan tata persuratan kementerian; dan

c. Pelaksanaan urusan administrasi perjalanan dinas luar negeri.

3. Bagian Rumah Tangga mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

urusan rumah tangga. Sedangkan fungsinya dalah menyelenggarakan:

a. Perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan saranan dan prasarana di

lingkungan kantor pusat;

b. Pemeliharaan sarana dan prasarana serta pelaksanaan kesehatan

kerja dilingkungan kantor pusat; dan

c. Pengamanan sarana dan prasarana dan pencegahan bencana

dilingkungan kantor pusat.

4. Bagian Gaji dan Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan gaji

dan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. Sedangkan fungsinya

adalah menyelenggarakan:

a. Pelaksanaan verifikasi dan evaluasi gaji pegawai negeri sipil

Sekretariat Jenderal dan calon pegawai negeri sipil Kementerian, serta

gaji dan insentif pegawai dengan penugasan khusus;

b. Perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan gaji pegawai negeri

sipil Sekretariat Jenderal, calon pegawai negeri sipil Kementerian, dan

pegawai dengan penugasan khusus; dan

c. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

7

Sedangkan setiap Bagian dilingkungan Biro Umum membawahi tiga

subbagian sebagaimana yaitu :

1. Bagian TU Pimpinan dan Protokol terdiri dari :

a. Subbagian Tata Usaha Menteri dan Staf Ahli mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha Menteri dan Staf Ahli;

b. Subbagian Tata Usaha Sekretaris Jenderal mempunyai tugas

melakukan urusan tata usaha Sekretaris Jenderal;

c. Subbagian Protokol mempunyai tugas melakukan urusan keprotokolan

pimpinan Kementerian.

2. Bagian Kearsipan dan Administrasi terdiri dari :

a. Subbagian Kearsipan mempunyai tugas melakukan urusan kearsipan

dan dokumentasi Kementerian.

b. Subbagian Persuratan mempunyai tugas melakukan urusan tata

persuratan Kementerian.

c. Subbagian Administrasi Perjalanan Dinas mempunyai tugas

melakukan urusan administrasi perjalanan dinas luar negeri.

3. Bagian Rumah Tangga terdiri atas :

a. Subbagian Pemanfaatan Sarana dan Prasarana mempunyai tugas

melakukan perencanaan kebutuhan dan pemanfaatan sarana dan

prasarana di lingkungan Kantor Pusat.

b. Subbagian Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan pemeliharaan

sarana dan prasarana dan pelaksanaan kesehatan kerja di lingkungan

Kantor Pusat.

c. Subbagian Pengamanan mempunyai tugas melakukan pengamanan

sarana dan prasarana dan pencegahan bencana di lingkungan Kantor

Pusat.

4. Bagian Gaji dan Tata Usaha Biro

a. Subbagian Verifikasi Gaji mempunyai tugas melakukan pelaksanaan

verifikasi dan evaluasi gaji pegawai negeri sipil Sekretariat Jenderal

dan calon pegawai negeri sipil Kementerian, serta gaji dan insentif

pegawai dengan penugasan khusus.

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

8

b. Subbagian Penatausahaan Gaji mempunyai tugas melakukan

perencanaan kebutuhan dan pengelolaan urusan gaji pegawai negeri

sipil Sekretariat Jenderal, calon pegawai negeri sipil Kementerian, dan

pegawai dengan penugasan khusus.

c. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi

penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan keuangan

dan barang milik negara, evaluasi dan pelaporan, urusan

kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tata persuratan, serta

kerumahtanggaan Biro.

E. SISTEMATIKA

Pada dasarnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum tahun 2017 ini

berisi: 1) penjelasan pencapaian kinerja Biro Umum selama Tahun 2017; 2)

evaluasi kinerja; 3) hambatan dan kendala yang terjadi selama tahun 2017

serta solusinya. Capaian kinerja tahun 2017 juga dibandingkan dengan

capaian kinerja tahun sebelumnya untuk mengukur keberhasilan atau

kegagalan kinerja Biro Umum secara keseluruhan dalam periode 5 tahunan.

Selain itu, capaian kinerja tahun 2017 juga dapat digunakan sebagai bahan

acuan dalam pelaksanaan program atau kegiatan pada tahun berikutnya.

Dengan kerangka pikir seperti itu, sistematika penyajian laporan akuntabilitas

kinerja satuan kerja Biro Umum adalah sebagai berikut:

a. Executive Summary (Ikhtisar Eksekutif).

b. Bab I (Pendahuluan), menjelaskan gambaran umum satuan kerja Biro

Umum dan sekilas pengantar lainnya.

c. Bab II (Perencanaan dan Perjanjian Kinerja), menjelaskan tentang

ikhtisar beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja

(dokumen penetapan kinerja) dan definisi operasional indikator kinerja

kegiatan satuan kerja Biro Umum.

d. Bab III (Akuntabilitas Kinerja), menjelaskan tentang pencapaian sasaran-

sasaran satuan kerja Biro Umum dengan pengungkapan dan penyajian

dari hasil pengukuran kinerja.

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

9

e. Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas Laporan Akuntabilitas Kinerja

satuan kerja Biro Umum tahun 2017.

F. Ruang LingkupRuang lingkup laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan pemantauan

dan evaluasi capaian Indikator Kinerja Kegiatan Biro Umum Tahun 2017

yang meliputi :

1. Evaluasi Pelaksanaan kegiatan program dilingkungan Biro Umum;

2. Realisasi capaian indikator kinerja kegiatan (IKK);

3. Realisasi anggaran berdasar rencana pelaksanaan kegiatan (RPK).

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

10

BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN

KINERJA

A. PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan

dengan menggunakan indikator kinerja dan target sebagai ukuran dalam

mencapai sasaran strategis. Untuk mencapai sasaran strategis yang telah

ditetapkan dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun

2015-2019 tersebut, berbagai program dan kebijakan telah dirumuskan

dalam rencana kinerja Biro Umum tahun 2017.

Sebagai tindaklanjut dari perencanaan kinerja, pada awal tahun anggaran

2017 telah ditandatangani penetapan kinerja oleh Kepala Biro Umum.

Penetapan kinerja ini merupakan suatu bentuk tekad dan janji rencana

kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah atau

unit kerja yang menerima tanggungjawab dengan pihak yang memberi

tanggungjawab. Sehingga dengan demikian, penetapan kinerja ini

merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat

penerima amanah kepada atasan langsung.

Penetapan kinerja yang telah ditandatangani oleh Kepala Biro Umum

tersebut merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan yang

didukung oleh seluruh jajaran di lingkungan Biro Umum untuk menjalankan

amanah yang telah di berikan Sekretaris Jenderal sebagai atasan langsung

dalam rangka mewujudkan suatu target kinerja. Penetapan kinerja setiap

tahun di tandatangani oleh pimpinan satuan kerja, organisasi serta

kementerian pada hakekatnya merupakan wujud kesungguhan dalam

mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana

Strategis Kementerian 2015 - 2019 sesuai Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017.

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

11

Pencapaian visi, misi dan tujuan didukung secara bertahap oleh seluruh

komponen dalam suatu organisasi di tingkat kementerian.

1. V I S I

Dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 tidak mencantumkan

visi dan misi seperti pada Renstra sebelumnya, namun mengikuti visi dan

misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yangBerdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong” melalui 7 misi pembangunan.

2. M I S I

Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan

yaitu :

1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia

sebagai negara kepulauan.

2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati

diri sebagai negara maritim.

4) Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat dan berbasiskan kepentingan nasional, serta

7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

a. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui

pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat

madani;

b. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

berkeadilan;

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

12

c. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan;

dan

d. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam

tercapainya seluruh Visi Nawa Cita terutama dalam meningkatkan

kualitas hidup masyarakat manusia Indonesia melalui program Indonesia

Sehat dengan tiga pilar yaitu penerapan paradigma sehat, penguatan

pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan Nasional.

Program Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah

Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat

kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan

finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Program Indonesia

Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat,

penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional.

Salah satu upaya Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI dalam

peningkatan derajat kesehatan masyarakat diantaranya melalui upaya

kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. Pelaksanaan upaya

kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan yang merata dan

terjangkau oleh masyarakat akan memerlukan ketersediaan fasilitas

pelayanan kesehatan serta ketersediaan tenaga kesehatan dalam arti

pendayagunaan dan penyebarannya harus merata ke seluruh wilayah

sampai ke daerah terpencil sehingga memudahkan masyarakat dalam

memperoleh layanan kesehatan berkualitas.

Guna memenuhi ketersediaan tenaga kesehatan, Pemerintah telah

menetapkan kebijakan melalui pengangkatan dan penempatan dokter

dan bidan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) sejak tahun 1992. Tenaga

kesehatan PTT tersebut kemudian diangkat menjadi CPNS Daerah dan

pembayaran gaji dan insentif terakhir dibayarkan pada bulan Februari

Tahun 2017 terkecuali 4.310 orang tenaga kesehatan PTT yang masih

dibayarkan dari Biro Umum dikarenakan belum dapat diangkat menjadi

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

13

CPNS Daerah. Selain tenaga kesehatan PTT, Pemerintah melalui

Kementerian Kesehatan juga memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di

daerah melalui penugasan khusus tenaga kesehatan Diploma III dan

Residen di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan

Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK). Akan tetapi sampai saat ini untuk

daerah tertentu terutama di DTPK/DBK masih banyak yang belum

terpenuhi tenaga kesehatannya serta capaian program pelayanan

kesehatannya masih rendah. Untuk itu pemerintah membuat program

baru yaitu melalui penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim

(team based) dan individual dalam rangka mendukung program

Nusantara Sehat.

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang

dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan dalam upaya mewujudkan

fokus kebijakan tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung

pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu

Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh Pemerintah guna

menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Penguatan pelayanan kesehatan primer adalah garda terdepan dalam

pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan

pelayanan kesehatan dan melakukan upaya preventif atau pencegahan

penyakit secara luas termasuk melalui pendidikan kesehatan, konseling

serta screening (penapisan). Program Nusantara Sehat bertujuan

untuk menguatkan layanan kesehatan primer melalui peningkatan

jumlah, sebaran, komposisi dan mutu tenaga kesehatan dengan

berbasis pada tim (team based) dan melibatkan dokter, perawat, dan

tenaga kesehatan lainnya. Program ini merupakan program lintas

Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif tetapi juga

promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan masyarakat

(public health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan

Nawa Cita Presiden ke-3, “membangun dari pinggiran”.

Program pemerintah selanjutnya yang diterbitkan melalui Peraturan

Presiden nomor 4 Tahun 2017 yaitu program Wajib Kerja Dokter

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

14

Spesialis (WKDS). Program tersebut merupakan wujud kehadiran

negara dalam memenuhi dan memeratakan pelayanan medik spesialistik

yang bermutu serta terdistribusi secara merata di seluruh Indonesia

terutama di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).

Peserta Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS) ditempatkan pada: a.

Rumah Sakit daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan; b. Rumah

Sakit rujukan regional; atau c. Rumah Sakit rujukan provinsi, yang ada di

seluruh wilayah Indonesia. Rumah Sakit sebagaimana dimaksud

merupakan milik Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.

Prioritas pemenuhan tenaga kesehatan didasari oleh permasalahan

kesehatan yang mendesak seperti angka kematian ibu dan bayi yang

masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup yang sangat

ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan yankes primer

mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana

(pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga

kesehatan).

Sesuai tugas dan fungsinya, Biro Umum sebagai dukungan manajemen

mempunyai tugas melakukan pembayaran gaji dan insentif tenaga

kesehatan dalam rangka mendukung pembangunan kesehatan melalui

peningkatan akses dan mutu Pelayanan Kesehatan Primer (penguatan

tenaga kesehatan selain dokter) dan spesialistik (Dokter spesialis) dari

segi SDM Kesehatan.

Dalam mendukung pendayagunaan dan penyebaran tenaga kesehatan

secara merata di seluruh Indonesia, Biro umum berperan dalam

pengelolaan pembayaran gaji dan/ atau insentif tenaga kesehatan yang

meliputi tenaga kesehatan pegawai tidak tetap (PTT), penugasan khusus

Residen Senior, dan penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim

(team based) dan individual dalam rangka mendukung program

Nusantara Sehat serta program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS).

Tugas dan fungsi Biro Umum selain mendukung pembangunan

kesehatan untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka dituangkan

kedalam program-program pembangunan kesehatan untuk

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

15

meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dibidang kesehatan.

Salah satu programnya adalah “Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya”. Program dilaksanakan oleh

Sekretariat Jenderal Kementerian kesehatan dengan sasarannya adalah

meningkatnya koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

dukungan manajemen Kementerian Kesehatan dengan Indikator

pencapaian sasaran adalah :

a. Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan sebanyak 15

kebijakan.

b. Persentase harmonisasi dukungan manajemen dan pelaksanaan

tugas teknis lainnya sebesar 98%.

Untuk mencapai sasaran hasil tersebut, maka kegiatan yang akan

dilakukan melalui Biro Umum adalah pelaksanaan urusan tata usaha

pimpinan dan protokol; pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; pengelolaan urusan gaji;

dan pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Biro Umum berupaya secara optimal menyelenggarakan fungsinya dan

sumberdaya untuk mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik

melalui peningkatan pelayanan administratif dan sumberdaya yang

meliputi ketatausahaan, keprotokolan, kerumahtanggaan dan arsip

dalam rangka terwujudnya masyarakat yang mandiri dan berkualitas

untuk hidup sehat.

3. TUJUAN DAN SASARAN

a. TUJUAN

Berdasarkan uraian dan visi misi di atas, maka tujuan kegiatan Biro

Umum adalah sebagai dukungan manajemen dalam

terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna

dan berdayaguna untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi-tingginya. Sedangkan secara khusus bertujuan

terselenggarakannya:

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

16

1. Peningkatan pengelolaan Urusan Ketatausahaan;

2. Peningkatan kualitas pengelolaan kerumahtanggaan;

3. Peningkatan pengelolaan kualitas kearsipan dan pelayanan

dokumen perjalanan dinas luar negeri dilingkungan Kementerian

Kesehatan;

4. Peningkatan pengelolaan gaji dan insentif tenaga kesehatan

strategis tepat waktu.

b. SASARAN STRATEGIS

Dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

HK.01.07/MENKES/422/2017 tanggal 29 Agustus 2017 tentang

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Revisi

1, maka terjadi perubahan dalam sasaran program yang semula 4

sasaran program menjadi 1 sasaran program yaitu terlaksananya

urusan ketatausahaan, Keprotokolan, kerumahtanggaan, Keuangan

dan gaji. Sedangkan sasaran kegiatan juga menjadi 1 sasaran sama

dengan program yaitu Terlaksananya urusan ketatausahaan,

Keprotokolan, kerumahtanggaan, Keuangan dan gaji.

Indikator pencapaian sasaran hingga tahun 2019 adalah :

1. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi,

pengaturan acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP

sebesar 95%.

2. Persentase pengelolaan kearsipan Kementerian Kesehatan

sebesar 30%.

3. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri

tepat waktu sebesar 95%

4. Persentase terpeliharanya prasarana kantor sebesar 98%.

5. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan

strategis tepat waktu sebesar 99%.

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

17

x 100%

x 100%

c. DEFINISI OPERASIONAL (DO) INDIKATOR KINERJA KEGIATAN(IKK) BIRO UMUMUntuk memberikan kejelasan atas lima sasaran strategis yang akan

dilaksanakan oleh Biro Umum, maka kami uraikan terlebih dahulu

hal-hal sebagai berikut:

1. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi,

pengaturan acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP,

dengan target capaian IKK Tahun 2017 sebesar 93%. Definisi

Operasional dan batasan target indikator yang akan dicapai :

a) Korespondensi adalah surat masuk yang ditujukan ke Menteri

Kesehatan dan Sekretaris Jenderal dan telah diberikan

arahan atau disposisi untuk ditindaklanjut selesai maksimal 2

x 24 jam kerja, konsep verbal yang ditandatangani oleh

pimpinan 1 x 24 jam sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP).

b) Pengaturan acara harian dan kegiatan pimpinan adalah acara

pimpinan yang diselenggarakan sesuai dengan

jadwal/rundown acara resmi yang telah ditetapkan oleh

Kepala Bagian TU Pimpinan dan Protokol sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur (SOP).

Cara perhitungan penilaian yaitu :

I =

II =

Sehingga akumulasi kedua perhitungan yaitu :

Capaian Indikator = x 100%

2. Persentase pengelolaan kearsipan Kementerian Kesehatan,

dengan target capaian IKK Tahun 2017 sebesar 20%. Definisi

Operasional dan batasan target indikator yang akan dicapai :

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

18

x 100%

x 100%

a) Pengeloaan Kearsipan sesuai dengan pedoman adalah

pengelolaan arsip mulai dari penciptaan, penggunaan,

pemeliharaan, dan penyusutan sesuai dengan pedoman tata

naskah dinas, pedoman tata kearsipan dinamis, pedoman

pola klasifikasi arsip, dan pedoman jadwal retensi arsip.

b) Jumlah satker Kementerian Kesehatan adalah satker yang

ada di Pusat dan UPT Pusat di daerah.

Cara perhitungan penilaian yaitu :

3. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri

tepat waktu, dengan target capaian IKK Tahun 2017 sebesar 93%.

Definisi Operasional dan batasan target indikator yang akan

dicapai yaitu :

a) Dokumen persiapan keberangkatan perjalanan dinas luar

negeri adalah dokumen permohonan ijin perjalanan dinas luar

negeri yang lengkap sesuai dengan SOP.

b) Tepat waktu adalah dokumen yang diproses dan disampaikan

ke Kementerian Sekretariat Negara maksimal selesai 10 hari

kalender setelah tanggal usulan diterima.

Cara perhitungan penilaian yaitu :

4. Persentase terpeliharanya prasasarana kantor, dengan target

capaian IKK Tahun 2017 sebesar 93%. Definisi Operasional dan

batasan target indikator yang akan dicapai yaitu :

a) Perawatan/Pemeliharaan adalah Kegiatan pembersihan,

perapihan, pemeriksaan, perbaikan dan atau penggantian

bahan atau perlengkapan prasarana, dan kegiatan sejenis

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

19

// x 100%

lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan

pemeliharaan prasarana.

b) Prasarana kantor adalah tanah dan bangunan yang tercatat

sebagai aset/BMN Biro Umum

c) Target adalah Rencana perawatan/pemeliharaan yang akan

dikerjakan berupa fisik tanah dan bangunan sesuai dengan

dokumen perencanaan

d) Realisasi adalah Capaian/hasil perawatan/pemeliharaan yang

telah dikerjakan berupa fisik tanah dan bangunan sesuai

dengan pertanggungjawaban pada tahun berjalan.

Cara perhitungan penilaian yaitu :

5. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan

strategis tepat waktu, dengan target capaian IKK Tahun 2017

sebesar 97%. Definisi Operasional dan batasan target indikator

yang akan dicapai yaitu :

a) Tenaga kesehatan strategis adalah dokter, dokter gigi, dokter

spesialis, bidan, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang

berstatus non PNS/ CPNS yang ditugaskan sebagai Pegawai

Tidak Tetap (PTT), Penugasan Khusus (untuk saat ini :

residen, tenaga kesehatan berbasis tim dan individual dalam

rangka mendukung program Nusantara Sehat) dan Wajib

Kerja Dokter Spesialis (WKDS). Jumlah tenaga kesehatan

strategis berdasarkan data dari Biro Kepegawaian Sekretariat

Jenderal dan Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM

Kesehatan Badan PPSDM Kesehatan;

b) Tepat waktu adalah jumlah tenaga kesehatan strategis yang

dibayar berdasarkan jenis dan lokasi penempatan tiap tanggal

10 (hari kerja) bulan berjalan (setelah bertugas) dengan

besaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

20

( ) x 100%

Cara perhitungan penilaian yaitu :

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja pada dasarnya merupakan suatu pernyataan komitmen

yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas

dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan

mempertimbangkan sumber daya yang dikelola.

Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur;

2. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima amanah dengan pemberi

amanah;

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi;

4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur;

5. Sebagai dasar pemberian reward atau penghargaan dan sanksi.

Terkait perjanjian kinerja, Biro Umum melaksanakan perjanjian kinerja yang

telah ditetapkan sebagai target capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Biro

Umum yaitu sebagaimana yang tercantum dalam renstra Kementerian

Kesehatan 2015 – 2019, melalui kegiatan pelaksanaan pelaksanaan urusan

tata usaha pimpinan dan protokol; pelaksanaan urusan kerumahtanggaan;

pelaksanaan urusan arsip dan dokumentasi; pengelolaan urusan gaji; dan

pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro dengan peningkatan

target yang ditetapkan dari tahun 2015-2019.

Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64

Tahun 2015 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 1144/Menkes/per/VII/2010 tentang organisasi dan tata

kerja Kementerian Kesehatan perlu dilakukan penyesuaian terhadap

rencana kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2017 untuk dijadikan Perjanjian

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

21

Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal tahun 2017. Perubahan tersebut

meliputi perubahan indikator dan target kinerja yang tertuang dalam Revisi

Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan melalui Keputusan

Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/422/2017 tanggal 29 Agustus

2017. Beikut perubahan indikator dan target kinerja Biro Umum dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.1Matriks Target Renstra

(Kepmenkes Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015 tgl 6 Februari 2015)

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

22

Tabel 2.2Matriks Target Revisi Renstra Biro Umum

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

23

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA BIRO UMUM

Berdasarkan hasil capaian yang diperoleh dari Indikator Kinerja Kegiatan,

diharapkan dapat menjadi dasar tindaklanjut untuk perencanaan program

atau kegiatan kedepan sehingga setiap program atau kegiatan dapat lebih

berhasil guna dan berdaya guna.

Untuk mengetahui tingkat capaian dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan,

maka dilakukan kegiatan pengukuran secara berkala dan dilaporkan secara

terpadu melalui elektronik monitoring dan evaluasi (e-monev) Bappenas

serta monitoring Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan

(SMART DJA).

Beberapa hal yang didapat dalam pengukuran kinerja secara berkala

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui realisasi atau capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam

kurun waktu Januari s/d Desember Tahun 2017.

2. Memperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing

indikator, sekaligus kendala yang mesti diupayakan pemecahannya.

3. Memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang

pencapaian kinerja organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis

ataupun Penetapan Kinerja.

Pengukuran tingkat capaian kinerja Biro Umum dilakukan melalui upaya

membandingkan antara target yang telah ditetapkan dengan realisasi yang

dicapai berdasarkan perhitungan capaian yang telah diuraikan melalui

definisi operasional. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Biro Umum Tahun

2017 adalah sebagai berikut :

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

24

1. Persentase terselenggaranya administrasi korespondensi,pengaturan acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOPCapaian indikator pada terselenggaranya administrasi korespondensi,

pengaturan acara dan kegiatan pimpinan sesuai dengan SOP pada tahun

2017 yaitu 95% melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 93%,

sedangkan pada tahun 2016 targetnya 92% realisasi 96,83%. Gambaran

capaian indikator tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Grafik 3.1Persentase Terselenggaranya Administrasi Korespondensi,

Pengaturan Acara dan Kegiatan Pimpinan sesuai dengan SOP

Capaian indikator yang telah dicapai pada Tahun 2017 terbagi menjadi

dua yaitu :

1) Capaian Administrasi Korespondensi kegiatan pimpinan; dan

2) Capaian Pengaturan acara harian dan kegiatan pimpinan sesuai dengan

Standar Operasional Prosedur pada Tahun 2017 sebagaimana tabel berikut :

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des TOTAL

Korespondensi 99,5% 98,3% 99,0% 99,0% 99,0% 99,0% 95,5% 93,2% 92,3% 93,8% 92,8% 95,7% 96%Acara Pimpinan 94,7% 89,9% 91,7% 95,0% 95,1% 95,1% 95,0% 95,0% 95,4% 95,2% 95,5% 94,7% 94%IKK 2017 97,1% 94,1% 95,3% 97,0% 97,0% 97,0% 95,2% 94,1% 93,9% 94,5% 94,1% 95,2% 95%

84,0%86,0%88,0%90,0%92,0%94,0%96,0%98,0%

100,0%

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

25

Grafik 3.2Administrasi Korespondensi Kegiatan Pimpinan

Grafik 3.3Pengaturan Acara dan Kegiatan Pimpinan

2. Persentase pengelolaan kearsipan Kementerian KesehatanCapaian indikator pada Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan

sesuai dengan pedoman kearsipan yaitu 20,09% dari target sebesar 20%

dari jumlah seluruh Satuan Kerja, sebagaimana grafik berikut ini :

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des TotalSurat Masuk 1955 2092 2102 1890 2020 1702 2146 2213 1821 1974 2037 1550Surat Turun 1946 2057 2080 1871 2000 1685 2050 2063 1681 1851 1891 1484Persentase 99,5% 98,3% 99,0% 99,0% 99,0% 99,0% 95,5% 93,2% 92,3% 93,8% 92,8% 95,7% 96%

0

500

1000

1500

2000

2500

0

50

100

150

200

250

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sep Okt Nov Des Total

Tentative Acara 206 228 240 160 142 162 139 202 153 125 198 169Realisasi Acara 195 205 220 152 135 154 132 192 146 119 189 160Persentase 94,7%89,9%91,7%95,0%95,1%95,1%95,0%95,0%95,4%95,2%95,5%94,7% 94%

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

26

Grafik 3.4Persentase Pengelolaan Kearsipan Kementerian Kesehatan

3. Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeriTarget Indikator pada Persentase pelayanan dokumen perjalanan dinas

luar negeri tepat waktu pada Tahun 2017 adalah 93%, sedangkan hasil

capaian dari kegiatan tersebut melebihi dari target yang direncanakan

yaitu 97,17%. Sedangkan pada Tahun 2016 target indikatornya adalah

92% dan realisasinya 92,98% Berikut rincian capaian indikator setiap

bulan yaitu :

Grafik 3.5Persentase Pelayanan dokumen perjalanan dinas luar negeri

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

27

4. Persentase terpeliharanya prasarana kantorBerdasarkan data yang ada, capaian Indikator pada Bagian Rumah

Tangga yaitu ‘‘Tersedianya Prasarana Kantor” adalah 96%, dari hasil

perhitungan sampai Tahun 2017 dari target yang ditetapkan yaitu 96%

seperti terlihat dari tabel dibawah ini :

Grafik 3.6Persentase Terpeliharanya Prasarana Kantor

5. Persentase pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatanstrategis tepat waktuTarget indikator kinerja dari pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis tepat waktu adalah 97% untuk Tahun 2017,

sedangkan capaian realisasi adalah sebesar 97,65%, sudah melebihi dari

target yang diharapkan. Adapun pembayaran gaji dan insentif tenaga

kesehatan terdiri dari Gaji CPNS dan PNS Sekretariat Jenderal, PNS

DPK, serta tenaga kesehatan strategis yang meliputi tenaga PTT,

Nusantara Sehat, Residen. Pembayaran gaji CPNS dan PNS, dan

Nusantara Sehat. Adapun hasil capaian dari kegiatan tersebut dapat

dilihat di dalam tabel dibawah ini yaitu :

0,67 2,41 4,21

24,17

54,06 58,2169,66 69,72 70,37 73,57

95,49 96

0

20

40

60

80

100

120

43.7

98.0

00

179.

501.

000

399.

781.

400

862.

432.

400

1.50

8.34

2.40

0

2.00

4.64

1.40

0

2.12

2.32

9.40

0

2.15

0.57

1.40

0

2.21

1.48

3.40

0

2.41

0.29

3.40

0

2.53

9.69

8.40

0

2.72

6.96

8.40

0

175 659 1.884 9.569 15.042 18.519 19.985 20.036 20.222 20.932 21.873 22.300

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nop Des

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

28

Tabel 3.1

Capaian Indikator Pembayaran Gaji dan /atau Insentif Tenaga

Kesehatan Strategis

NO BULAN %IKK

BLN S.DBLN

1 JANUARI 100,00 8,33

2 FEBRUARI 100,00 8,33 16,67

3 MARET 100,00 8,33 25,00

4 APRIL 100,00 8,33 33,33

5 MEI 99,63 8,30 41,64

6 JUNI 97,45 8,12 49,76

7 JULI 86,93 7,24 57,00

8 AGUSTUS 97,86 8,16 65,16

9 SEPTEMBER 94,41 7,87 73,02

10 OKTOBER 99,97 8,33 81,35

11 NOVEMBER 95,58 7,96 89,32

12 DESEMBER 100,00 8,33 97,65

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

29

B. SANDINGAN PENCAPAIAN INDIKATOR

Capaian dan target Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2017

dibandingkan dengan Tahun 2016, yaitu sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 3.2Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Tahun 2017 dan Tahun 2016

Target Realisasi Target Realisasi1. Meningkatnya kualitas adm

koresponden, pengaturan acara dankegiatan pimpinan dengan baik danlancar sesuai aturan

Persentaseterselenggaranya admkoresponden pengaturanacara dan kegiatanpimpinan dengan baikdan lancar sesuai aturan

92% 96.83% Persentaseterselenggaranyaadministrasikorespondensi,pengaturan acara dankegiatan pimpinan sesuaidengan SOP

93% 95%

Persentase pelayanandokumen perjalanandinas luar negeri tepatwaktu

92% 92.98% Persentase pelayanandokumen perjalanandinas luar negeri

93% 97,17%

82% 95.65%

65% 77.77%

3. Meningkatnya pengelolaan kantorkementerian kesehatan Persentase tersedianya

sarana dan prasaranakantor

100% 99.22%Persentaseterpeliharanya prasaranakantor

96% 96%

4. Meningkatnya kualitas pengelolaanpembayaran gaji dan/atau insentiftenaga kesehatan strategis tetapsasaran dalam rangka mendukungcapaian indikator programpembangunan kesehatan 2015-2019

Persentase pembayarangaji dan/ atau insentiftenaga kesehatnastrategis tepat sasaran

93% 99.50% Persentase PembayaranGaji dan/atau InsentifTenaga KesehatanStrategis Tepat Waktu

97% 97,65%

20% 20,09%

Terlaksananya urusanketatausahaan, Keprotokolan,kerumahtanggaan, Keuangandan Gaji

Meningkatnya kualitas pelayanandokumen perjalanan dinas luarnegeri, tata naskah dinas danpengelolaan kearsipan dilingkunganKementerian Kesehatan.

2.

Persentase pembinaankearsipan dan tatanaskah dinas :

Persentase pengelolaankearsipan KementerianKesehatan

IKK 2016 2017Sasaran Strategis IKKSasaran Strategis

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

30

Adapun pencapaian indikator sandingan Rencana Strategis (Renstra),

Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Pemerintahan (RKP) Biro Umum

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.3PENCAPAIAN INDIKATOR SANDINGAN RENSTRA, RENJA DAN RKP

Capaian % Capaian % Capaian %I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN

Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji1 Persentase

terselenggaranyaadministrasikorespondensi,pengaturan acara dankegiatan pimpinansesuai dengan SOP

I = Jumlahkorespondensi yangdiselesaikan DIBAGIjumlah seluruhkorespondensi DIKALIseratus persen.II = Jumlah acara harianyang dilaksanakansesuai dengan SOPDIBAGI dengan jumlahseluruh acara harianDIKALI seratus persen.Kumulatif I DITAMBAHII DIBAGI dua sama

93% 95% 102,15%

Persentaseterselenggaranya administrasikorespondensi,pengaturanacara dankegiatanpimpinandengan baikdan lancarsesuai aturan

93% 95% 102,15%

Persentaseterselenggaranyaadministrasikorespondensi,pengaturan acaradan kegiatanpimpinan sesuaidengan SOP

93% 95% 102,15%

2 PersentasepengelolaankearsipanKementerianKesehatan

Jumlah SatkerKementerian Kesehatanyang telah melakukanpengelolaan kearsipansesuai denganpedoman DIBAGIjumlah seluruh SatkerDIKALI seratus persen

20% 20,09% 100,45%

Persentasepelayanandokumenperjalanandinas luarnegeri tepatwaktu,Persentasepembinaankearsipan dantata naskahdinas

82% 59% 71,50%

PersentasepengelolaankearsipanKementerianKesehatan

20% 20,09% 100,45%

3 Persentasepelayanan dokumenperjalanan dinas luarnegeri tepat waktu

Jumlah dokumenpersiapankeberangkatanperjalanan dinas luarnegeri tepat waktuDIBAGI dengan jumlahseluruh dokumenpersiapankeberangkatanperjalanan dinas luar

93% 97,17% 104,48%

Persentasepelayanandokumenperjalanan dinasluar negeri tepatwaktu

93% 97,17% 104,48%

4 Persentaseterpeliharanyaprasarana kantor

Jumlah tenagakesehatan yangdibayarkan gaji dan atauinsentif sesuai denganketentuan DIBAGIdengan jumlah tenagakesehatan strategisDIKALI seratus persen

96% 96% 100%

PersentaseTersedianyaSarana danPrasaranaKantor

100% 96% 96,00%

Persentaseterpeliharanyaprasarana kantor

96% 96% 100%

5 Persentasepembayaran gaji dan /atau insentif tenagakesehatan strategistepat waktu

Jumlah tenagakesehatan yangdibayarkan gaji dan atauinsentif sesuai denganketentuan DIBAGIdengan jumlah tenagakesehatan strategisDIKALI seratus persen

97% 97,65% 100,67%

PersentasePembayaranGaji dan/atauInsentifTenagaKesehatanStrategis TepatWaktu

94% 97,65% 103,88%

Persentasepembayaran gajidan / atau insentiftenaga kesehatanstrategis tepatwaktu 97% 97,65% 100,67%

Q4 Indikator Target Q4RENSTRA

NoRENJA RKP

Indikator Target Q4Indikator Cara Perhitungan Target

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

31

C. ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAUPENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA

Dari satu sasaran dan lima indikator kinerja yang ditetapkan dalam renstra

Kementerian Kesehatan tidak terdapat indikator kinerja yang belum

mencapai target, semua indikator kinerja sudah mencapai target yang sudah

ditetapkan tiap tahun. Keberhasilan capaian lima indikator kinerja pada tahun

2017 antara lain:

1. Dengan terselenggaranya berbagai kegiatan sosialisasi dan bimbingan

teknis dengan baik sehingga mendukung lancarnya proses administrasi

yang menjadi target capaian indikator. Kegiatan tersebut antara lain

sosialisasi pedoman perjalanan dinas luar negeri ke satker terkait dan

pertemuan diseminasi informasi perjalanan dinas luar negeri dengan

satker terkait, sosialisasi dan bimbingan teknis pedoman tata naskah

dinas dan kearsipan ke satker dan UPT terkait.

2. Sedangkan tiga indikator lain dapat tercapai, seperti indikator kinerja

dimana pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga nakes strategis tepat

waktu dapat dilaksanakan sesuai target. Beberapa kebijakan dalam upaya

menyelesaikan permasalahan yang terjadi terhadap tenaga kesehatan :

a. mengembangkan fitur dan/ atau konten aplikasi e-Monev sebagai alat

monitoring, pengawasan proses pelaksanaan belanja pegawai dan

Capaian % Capaian % Capaian %I PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA KEMENTERIAN KESEHATAN

Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji

6 PersentasePembayaranGaji danTunjanganPNS danCPNS TenagaKesehatan

100% 100% 100%

7 JumlahDokumenTerkaitDukunganManajemenKegiatanPengelolaanUrusan TataUsaha,Keprotokolan,RumahTangga,

5 5 100%

Jumlah DokumenTerkait DukunganManajemenKegiatanPengelolaanUrusan TataUsaha,Keprotokolan,Rumah Tangga,Keuangan, danGaji

5 5 100%

8 Terselenggaranya dukunganlayananinternalorganisasi

12 12 100%

Terselenggaranyadukungan layananinternal organisasi

12 12 100%

No

RENSTRA RENJA RKP

Indikator Cara Perhitungan TargetQ4

Indikator TargetQ4

Indikator TargetQ4

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

32

interaksi secara langsung antara pengelola penggajian baik di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota, RSUD Kabupaten serta Satuan Kerja

terkait dalam rangka memberikan pelayanan yang cepat dan tepat.

Aplikasi dapat diakses melalui alamat

http://gajiroum.kemkes.go.id/gajiroum.

b. Melakukan secara periodik koordinasi dan rekonsiliasi data antara

aplikasi SIMPEG Biro Kepegawaian dengan data pembayaran yang

dimiliki Biro Umum pada tahun berjalan, sehingga diharapkan pada

tahun anggaran mendatang dapat meminimalisir ketidaktepatan

perhitungan alokasi anggaran belanja pegawai.

c. Membuka nomor HP dengan layanan 1 x 24 jam tentang pengaduan

dan permasalahan pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga

kesehatan PTT, Nusantara Sehat, Residen dan PNS/CPNS dengan

Nomor Contact : 087878118432 dengan pendekatan yang dilakukan

Empaty, Responsif, Pro aktif.

d. Setiap bulan berjalan, Biro Umum melakukan verifikasi dengan cara

mengidentifikasi data pengusulan penghasilan tenaga kesehatan PTT,

Nusantara Sehat, Residen, WKDS dan PNS/CPNS sesuai jadwal

waktu usulan pengajuan pembayaran dari Dinkes Kab/Kota, RSUD

Kabupaten/Kota serta Sutaun Kerja terkait kemudian menghubungi

kembali atau call back ke dinkes kab/kota, RSUD Kab/Kota serta

Satuan Kerja terkait yang belum mengusulkan atau adanya selisih data

keberadaan pegawai dimaksud untuk mengetahui dan memperoleh

informasi mengapa tidak diusulkan/terjadi perbedaan penghasilan

tersebut;

e. Menyiapkan PO BOX Pengiriman daftar penghasilan tenaga

kesehatan PTT, menggunakan alamat PO BOX 4086 JKTM 12700

(merupakan sarana penerimaan surat khusus pelayanan gaji yang

dikelola oleh Biro Umum (dibuka 3 kali dalam seminggu).

f. Melakukan rekapitulasi setiap bulan data keberadaan tenaga

kesehatan PTT, Nusantara Sehat, Residen, WKDS serta PNS/CPNS

yang tidak aktif, mengundurkan diri dan diberhentikan sementara gaji

dan tunjangan lain sesuai surat resmi yang disampaikan oleh Dinas

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

33

Kesehatan Kab/Kota, RSUD Kab/Kota serta Satuan Kerja tekait

sehingga dengan demikian jika ada complain dari pegawai dapat

diklarifikasi dan memberikan penjelasan.

g. Bagi daerah-daerah bermasalah dalam pengusulan penghasilan

tenaga kesehatan PTT, Nusantara Sehat, Residen dan WKDS, Biro

Umum melakukan koordinasi dengan pengelola Gaji dan Kepegawaian

Dinkes Kab/Kota, RSUD Kab/Kota serta Satuan Kerja terkait.

Koordinasi dengan Biro Kepegawaian dan melakukan bimbingan

teknik dan monitoring ke daerah bermasalah tersebut.

h. Menentukan indikator target penyelesaian penghasilan tenaga

kesehatan PTT, Nusantara Sehat, Residen, WKDS serta PNS/CPNS

atau Dinkes Kab/Kota, RSUD Kab/Kota dan Satuan Kerja yang

mengalami keterlambatan pengusulan gaji dan/atau insentif pegawai,

sehingga dengan demikian ada jaminan atau suatu keyakinan yang

diperoleh bagi pegawai atau Dinkes Kab/Kota, RSUD Kab/Kota.

i. Membuat nota kesepakatan dan kesepahaman dengan Dinas

Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka menyelesaikan

permasalahan penghasilan tenaga kesehatan PTT, Nusantara Sehat,

|Residen dan WKDS.contoh pada lampiran VIII.

j. Verifikasi data dilakukan melalui data aplikasi SIMKA sebagai acuan

dasar pengajuan usulan tunjangan kinerja induk.

Hal senada juga tidak kalah pentingnya dengan capaian indikator kinerja

pertama. Beberapa upaya yang telah dilakukan untuk mencapai indikator

kinerja tersebut yaitu membuat SOP dalam kegiatan acara pimpinan dan

administrasi koresponden, peningkatan sumber daya manusia staf protokol

dan TU pimpinan seperti mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan

dengan keprotokalan, pimpinan, MC dan lain-lain.

D. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYADalam mencapai kinerjanya, Biro Umum didukung oleh beberapa sumber

daya antara lain Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Anggaran, Sumber

Daya Sarana dan Prasarana.

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

34

1. SUMBER DAYA MANUSIAKeadaan pegawai di lingkungan Biro Umum sampai dengan Tanggal 31

Desember 2017 berjumlah 225 orang dengan rincian sebagai berikut:

a) Menurut Jabatan:

Tabel 3.4Keadaan pegawai menurut jabatan (struktural dan fungsional)

di Biro Umum Tahun 2017

No Jabatan Jumlah

1 Jabatan Struktural 17

2 A. Jabatan Fungsional Tertentu (JFT) 8

B. Jabatan Fungsional Umum (JFU) 196

Jumlah Seluruh Pegawai 225

Komposisi SDM berdasarkan jenis jabatan adalah sebagai berikut :

Grafik 3.7Komposisi pegawai menurut jenis jabatan

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

35

b) Menurut Golongan:

Tabel 3.5Keadaan pegawai menurut golongan di Biro Umum Tahun 2017

No Golongan Jumlah

1 Golongan I 5

2 Golongan II 74

3 Golongan III 134

4 Golongan IV 12

Jumlah Seluruh Pegawai 225

Komposisi SDM berdasarkan jenis golongan adalah sebagai berikut:

Grafik 3.8Perbandingan keadaan pegawai menurut golongan

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

36

c) Menurut Pendidikan:

Tabel 3.6Keadaan pegawai menurut pendidikan di Biro Umum Tahun 2017

NoPendidikan Jumlah

1 Sekolah Dasar 10

2 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 13

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 94

4 Diploma III 29

5 Diploma IV 1

6 Strata I 52

7 Strata II 24

Jumlah 255

Komposisi SDM berdasarkan jenis pendidikan adalah sebagai berikut

Grafik 3.9Perbandingan keadaan pegawai menurut pendidikan

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

37

Tabel di atas menggambarkan kekuatan Sumber Daya Manusia yang

ada di Biro Umum. Dengan proporsi berdasarkan jenis pendidikan,

Sumber Daya Manusia yang ada dirasakan belum memadai mengingat

Biro Umum akan meningkatkan kualitas pelayanan yang bersifat teknis

maka diperlukan peningkatan kualifikasi pendidikan yang memadai,

minimal pada tingkat diploma.

Tingkat pendidikan Sumber Daya Manusia di Biro Umum paling banyak

Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas (SLTA). Dalam rangka peningkatan

kualitas dan pengembangan kapasitas pegawai tersebut, telah

dialokasikan anggaran untuk pendidikan dan pelatihan. Tahun 2017 Biro

Umum memiliki anggaran pelatihan sebesar Rp.261.160.000 dan telah

mengirim 11 Orang untuk mengikuti tiga macam jenis pelatihan. Adapun

daftar pelatihan peningkatan kompetensi yang dimaksud dapat dilihat

pada lampiran.

Setiap PNS memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya

melalui sistem pendidikan dan pelatihan untuk mencapai level kompetensi

pegawai yang dipersyaratkan sesuai jabatannya, guna ketepatan jumlah,

pendidikan dan ketepatan penempatan Sumber Daya Manusia sejalan

dengan arah Reformasi Birokrasi.

Adapun untuk memetakan potensi dan kondisi sumber daya manusia di

Biro Umum, telah dilakukan Assessment yang bekerjasama dengan Biro

Kepegawaian. Hasil yang akan diperoleh dari Assessment tersebut yaitu

kompetensi apa saja yang harus ditingkatkan oleh masing-masing

pegawai Biro Umum.

2. SUMBER DAYA ANGGARANKebutuhan alokasi anggaran pada kegiatan Pengelolaan Urusan Tata

Usaha, Keprotokolan, Rumah Tangga, Keuangan, dan Gaji lebih kepada

belanja mengikat atau layanan perkantoran yaitu untuk pembayaran gaji

dan tunjangan serta operasional perkantoran. Berikut perkiraan kebutuhan

alokasi anggaran untuk kegiatan tersebut selama periode tahun 2015-

2019 adalah sebagai berikut :

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

38

Tabel 3.7Perkiraan Kebutuhan Alokasi Anggaran Biro Umum

Periode Tahun 2015-2019

2015 2016 2017 2018 2019

1 Biro Umum 3.008.954,7 3.443.119,0 2.849.751,0 1.797.583,0 1.579.496,0

SATUAN KERJANOALOKASI ANGGARAN (Rp JUTA)

Dalam mencapai kinerjanya, Biro Umum didukung oleh Sumber Daya

Anggaran sesuai DIPA Tahun 2017 Nomor : SPDIPA-024.01.1.

465930/2017 Tanggal 7 Desember 2016, pagu awal anggaran Biro Umum

sebesar Rp2.849.751.265.000 (dua triliun delapan ratus empat puluh

sembilan miliar tujuh ratus lima puluh satu juta dua ratus enam puluh lima

ribu rupiah) dan Pagu akhir sebesar Rp2.237.111.150.000 (dua triliun dua

ratus tiga puluh tujuh miliar seratus sebelas juta seratus lima puluh ribu

rupiah). Selama periode berjalan satker Biro Umum telah melakukan

delapan kali revisi dari DIPA awal. Revisi DIPA Biro Umum selama Tahun

2017 dengan rincian sebagai berikut :

a. Revisi pertama, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SPDIPA-024.01.1.465930/2017 pada tanggal

6 Maret 2017 merupakan revisi DIPA Pertama melalui Kanwil DJPBN

Kemenkeu dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kegiatan agar lebih

efektif sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat

pelaksanaan.

b. Revisi kedua, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017 Tanggal

30 Maret 2017 merupakan revisi DIPA Kedua melalui Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu dengan perubahan halaman IV

DIPA dalam rangka Penambahan pengadaan 1 unit kendaraan yang

diperuntukkan untuk pengadaan kendaraan dinas Eselon I dengan

alokasi merupakan pergeseran antar detil pengadaan, Menambah

jamuan sesjen untuk mengantisipasi adanya kekurangan sampai akhir

tahun dan realokasi ke jamuan Sesjen karena untuk layanan jaringan

yang tidak terpakai.

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

39

c. Revisi ketiga, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017 Tanggal

05 Juli 2017 merupakan revisi DIPA Ketiga melalui Kanwil DJPBN

Kemenkeu dalam rangka pergeseran anggaran dalam hal pagu tetap

dalam 1 (satu) Keluaran (Output) yang sama, 1 (satu) Kegiatan yang

sama, dan 1 (Satu) Satuan Kerja (Satker) dengan kewenangan Kanwil

Ditjen Perbendaharaan yaitu antara lain : Pergeseran anggaran dalam

hal operasional dan pemeliharaan kantor dan penambahan akun

perjadin dalam negeri dengan tidak menambah total anggaran perjadin

dalam negeri.

d. Revisi keempat, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017 Tanggal

14 Agustus 2017 merupakan revisi DIPA Keempat melalui Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu dalam rangka sebagai tindak lanjut

dari Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja

Barang Kementerian/Lembaga dalam pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara. Efisiensi Belanja Barang pada Biro

Umum sebesar Rp. 39.329.705.000,- sehingga Pagu hasil

penghematan menjadi sebesar Rp2.810.421.560.000,-.

e. Revisi kelima, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017 Tanggal

04 Oktober 2017 merupakan revisi DIPA Kelima melalui Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu dalam rangka Refocusing belanja

pegawai pada transito sebesar Rp153.454.358.000 ke Ditjen Yankes

untuk persiapan ASEAN GAMES sehingga Pagu hasil refocusing

menjadi sebesar Rp2.656.967.202.000.

f. Revisi keenam, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017 Tanggal

13 Oktober 2017 merupakan revisi DIPA Kelima melalui Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu dalam rangka realokasi belanja

operasional sebesar 8 Miliar dan Pagu tetap sebesar

Rp2.656.967.202.000.

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

40

g. Revisi ketujuh, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017 Tanggal

06 November 2017 merupakan revisi DIPA Kelima melalui Direktorat

Jenderal Anggaran (DJA) Kemenkeu dalam rangka Refocusing belanja

pegawai sebesar Rp419.856.052.000 ke Ditjen Yankes, Ditjen P2P dan

Biro Perencanaan dan Anggaran sehingga Pagu hasil refocusing kedua

menjadi sebesar Rp2.237.111.150.000.

h. Revisi kedelapan, Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran Satker Biro Umum Nomor SP SPDIPA-024.01.1.465930/2017

Tanggal 16 November 2017 merupakan revisi DIPA Kedelapan

melalui Kanwil DJPBN Kemenkeu dalam rangka revisi Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) yang direvisi merupakan pergeseran antar belanja

barang dalam belanja operasional (002) dan Pagu tetap sebesar

Rp2.237.111.150.000.

Sehingga DIPA satker Biro Umum TA 2017 mengalami pergeseran dari

DIPA sebelumnya, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.8Perubahan DIPA Awal dan Terakhir

ANGGARAN ANGGARANAWAL SETELAH REVISI

Belanja Pegawai 2.722.608.768 2.140.744.264.000Belanja Barang 116.239.997 85.464.386.000Belanja Modal 10.902.500 10.902.500.000Belanja Bantuan Sosial 0 0

Jumlah Belanja 2.849.751.265 2.237.111.150.000

2017Uraian

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

41

Dalam mencapai Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) yang telah ditetapkan,

realisasi anggaran dalam pencapaian indikator berdasarkan jenis belanja

dan perbandingan realisasi anggaran Tahun 2017 dengan Tahun 2016

adalah seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.9Alokasi dan Realisasi Anggaran Untuk Mencapai

Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Biro Umum TA 2017

NO JENIS BELANJA PAGU REALISASI %

1 BELANJA PEGAWAI 2.140.744.264.000 969.157.647.896 45,27%

2 BELANJA BARANG 85.464.386.000 82.240.318.771 96,23%

3 BELANJA MODAL 10.902.500.000 9.602.096.320 88,07%

4 BELANJA BANSOS 0 0 0

TOTAL 2.237.111.150.000 1.061.000.062.987 47,43%

Tabel 3.10Perbandingan Realisasi Anggaran Menurut Jenis Belanja

Per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Uraian Per 31 Desember 2017 Per 31 Desember 2016 % Kenaikan(penurunan)

Belanja Pegawai 971.835.072.072,0 2.782.692.771.327 -65,08%Belanja Barang 82.824.562.994,0 111.546.546.640 -25,75%Belanja Modal 9.602.096.320,0 36.066.234.617 -73,38%Jumlah Belanja 1.064.261.731.386 2.930.305.552.584 -63,68%

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

42

Komposisi perbandingan realisasi Belanja tersebut dapat dilihat sepertiGrafik di bawah ini :

Grafik 3.10Realisasi Anggaran Menurut Jenis Belanja

Per 31 Desember 2017 dan 31 Desember 2016

Untuk realisasi anggaran dilihat dari serapan belanja barang per Bagian di

lingkungan Biro Umum tanpa serapan belanja pegawai dan belanja modal

berdasarkan data SPM dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.11Realisasi Belanja Barang per Bagian

BAGIAN KODE KEG PAGU REALISASI SISA %062.001.053 5.633.230.000Rp 5.240.849.028Rp 392.380.972Rp 93,03%994.002.002 9.344.608.000Rp 9.257.253.793Rp 87.354.207Rp 99,07%062.001.054 5.910.898.000Rp 5.778.131.431Rp 132.766.569Rp 97,75%994.003.002 5.731.100.000Rp 5.645.296.551Rp 85.803.449Rp 98,50%062.001.055 3.053.545.000Rp 2.804.342.618Rp 249.202.382Rp 91,84%994.004.002 44.641.348.000Rp 43.202.642.738Rp 1.438.705.262Rp 96,78%951.001.051 4.274.374.000Rp 4.103.875.985Rp 170.498.015Rp 96,01%062.001.051 1.563.970.000Rp 1.550.570.500Rp 13.399.500Rp 99,14%062.001.052 725.980.000Rp 712.572.500Rp 13.407.500Rp 98,15%062.001.056 1.300.000Rp 1.300.000Rp -Rp 100,00%994.005.002 4.584.033.000Rp 4.527.727.850Rp 56.305.150Rp 98,77%

TOTAL 85.464.386.000Rp 82.824.562.994Rp 2.639.823.006Rp 96,91%

GAJI & TATA USAHA

TU PIMPINAN & PROTOKOL

KEARSIPAN & ADMINISTRASI

RUMAH TANGGA

Sedangkan realisasi belanja berdasarkan komponen Tahun 2017

berdasarkan pada kegiatan Biro Umum dengan program dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas lainnya Kementerian Kesehatan dan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal

Perbandingan Penyerapan

Per 31 Desember 2017 Per 31 Desember 2016

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

43

kegiatan pengelolaan urusan tata usaha, keprotokolan, rumah tangga,

keuangan dan gaji adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12Rincian Realisasi Anggaran Berdasarkan Komponen

Kode Alokasi (Rp.) Realisasi (Rp.) %

20372.237.111.150.000 1.064.261.731.386 47,57%

951 4.274.374.000 4.103.875.985 96,01%

0514.274.374.000 4.103.875.985 96,01%

962 27.791.423.000 25.689.862.397 92,44%

0511.563.970.000 1.550.570.500 99,14%

052725.980.000 712.572.500 98,15%

0535.633.230.000 5.240.849.028 93,03%

0545.910.898.000 5.778.131.431 97,75%

0553.053.545.000 2.804.342.618 91,84%

0561.300.000 1.300.000 100,00%

0571.293.350.000 1.252.924.509 96,87%

0584.187.600.000 3.884.712.147 92,77%

0591.173.800.000 481.233.920 41,00%

060 4.247.750.000 3.983.225.744 93,77%994 2.205.045.353.000 1.034.467.993.004 46,91%

001 2.140.744.264.000 971.835.072.072 45,40%002 64.301.089.000 62.632.920.932 97,41%

9.344.608.000 9.257.253.793 99,07%

5.731.100.000 5.645.296.551 98,50%

44.641.348.000 43.202.642.738 96,78%

4.584.033.000 4.527.727.850 98,77%

Output / Komponen

Pengelolaan Urusan Tata Usaha, Keprotokolan, RumahTangga, Keuangan, dan Gaji

Pelaksanaan Bantuan Pemerintah kepada perseorangan,kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/nonpemerintahPengadaan Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi

Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan

Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Pengelolaan Kegiatan Urusan Ketatausahaan

Pelayanan Pengelolaan Gaji dan/atau Insentif TenagaKesehatan Strategis

Pelayanan Pengelolaan Gaji dan Tunjangan PNS danCPNS Tenaga Kesehatan

Pelaksanaan Layanan Administrasi, Korespondensi danAcara Pimpinan

Layanan Internal (Overhead)

Layanan Umum

Pengelolaan Layanan Kearsipan dan Tata PersuratanKementerian serta Administrasi Perjalanan Dinas LuarNegeri Pimpinan

Pelaksanaan Urusan dan Pembinaan Kerumahtanggaan

Layanan Perkantoran

Bagian Kearsipan dan Administrasi

Bagian Kerumahtanggan

Bagian Gaji dan Tata Usaha

Pengadaan Kendaraan Bermotor

Pembayaran Gaji dan Tunjangan

Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran

Bagian TU Pimpinan dan Protokol

Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

44

Evalusi Pelaksanaan Anggaran(EPA) periode Tahun Anggaran 2017

sesuai dengan 12 indikator pelaksanaan anggaran terdapat adanya

indikator yang tidak terpenuhi yaitu pada penyerapan anggaran dan

pelaksanaan revisi DIPA sebagaimana dengan berikut ini :

Grafik 3.11

Capaian 12 Indikator Evaluasi Pelaksanaan Anggaran Tahun 2017

Adapun faktor rendahnya realisasi anggaran Satker Biro Umum pada

Tahun 2017 yaitu rendahnya serapan pada belanja pegawai yaitu sebesar

Rp969.157.647.896 atau 45,27% dari alokasi anggaran Belanja Pegawai

sebesar Rp2.140.744.264.000. Hal-hal yang mempengaruhi serapan

realisasi anggaran pada belanja pegawai yaitu :

a. Pembayaran gaji dan Insentif PTT : Pada periode triwulan I per bulan

Maret 2017 realisasi belanja pegawai tinggi dikarenakan masih

membayarkan gaji dan insentif PTT sejumlah 43.814 tenaga

kesehatan. Sedangkan mulai bulan April 2017 untuk pembayaran gaji

dan insentif PTT hanya membayarkan PTT yang diatas umur 35 Tahun

(4.220) dan yang tidak mengikuti seleksi CPNSD (1.349).

b. Pembayaran gaji dan tunjangan PNS-CPNS :

1) Dialihkannya penggajian ke Satker masing-masing bagi CPNS

yang telah terbit SK Pindah dari Biro Kepegawaian

1.Penyera

panAnggara

n

2.Pengelolaan UP

3.Penyele

saianTagihan

4.DeviasiHal IIIDIPA

5. DataKontrak

6. LPJBendah

ara

7. RevisiDIPA

8.PengembalianSPM

9.ReturSP2D

10.DeviasiRenkasHarian

11.Dispensasi SPM

12.Pagu

Minus

Capaian 47,57% 93,20% 98,50% 100,00% 73,20% 81,80% 50,00% 95,30% 98,90% 93,90% 100,00% 100,00%

47,57%

93,20% 98,50% 100,00%

73,20%81,80%

50,00%

95,30% 98,90% 93,90%100,00% 100,00%

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

45

2) Semakin berkurangnya jumlah PNS DPK karena pindah/alih status

3) Semakin berkurangnya pegawai Setjen karena pensiun

c. Pembayaran tunjangan penghasilan atau insentif NS Individual

berpengaruh pada proses perekrutannya dengan berubahnya target

RKP semula 6.000 orang menjadi 3.000 orang. Dari target revisi

pengangkatan tenaga kesehatan penugasan khusus Nusantara Sehat

Individual sejumlah 3.000 orang tersebut, alokasi yang telah

disediakan selama 12 bulan untuk 3.000 NS Individual, namun

realisasi pembayaran hanya beberapa bulan sesuai waktu

pengangkatan yang dilaksanakan secara bertahap hanya untuk 1.315

NS Individual atau 43,83% saja.

d. Penerbitan dan pengiriman SK Penugasan khusus residen/residen

senior melewati masa penugasan, Pengangkatan/Penugasan tidak

serentak/bertahap, sedangkan alokasi anggaran disediakan untuk 12

bulan, mengakibatkan variabel orang dan bulan pembayaran menjadi

berkurang.

e. Rendahnya realisasi program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS)

dengan alokasi Rp467.715.000.000 yang disebabkan oleh alokasi

anggaran dihitung dimulai bulan Januari 2017 sedangkan

pengangkatan dimulai pada bulan April 2017, adanya penundaan

pemberangkatan WKDS ke daerah bertugas dan tidak tercapainya

target pengangkatan sebanyak 1.250 orang dan terealisasi sebanyak

488 orang.

f. Rendahnya penyerapan anggaran NS berbasis team dengan target

pengangkatan Tahun 2017 sebanyak 1.120 orang dan terealisasi

sebanyak 1.063 orang.

g. Tidak terealisasinya dana transito untuk pengangkatan CPNS tahun

2017 sebanyak 1000 orang yang terealisasi sebanyak 849 orang.

Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

46

E. PROGRAM ATAU KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILANDAN UPAYA PELAYANAN YANG DILAKUKAN BIRO UMUM

1. Peningkatan Fasilitas Ruang RapatDalam rangka peningkatan sarana dan prasarana gedung kementerian

kesehatan serta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan

pegawai Kementerian Kesehatan RI maka pada tahun 2017 dilakukan

beberapa renovasi dan perbaikan sarana dan prasarana kantor seperti

Ruang rapat Cut Mutia, ruang rapat Maharmardjono Kementerian

Kesehatan sebagaimana gambar dibawah ini:

a. Ruang Rapat Cut Mutia

b. Ruang Rapat Maharmardjono

Page 57: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

47

2. Pengadaan Kendaraan Dinas dan Operasional dalam rangkameningkatkan pelayananSebagai bentuk layanan mobilitas transportasi terhadap pimpinan dan

karyawan Kementerian Kesehatan, di tahun 2017 Biro Umum

melakukan pengadaan kendaraan bermotor sebanyak 9 unit yang

terdiri dari 2 unit kendaraan khusus kunker pimpinan, 3 unit kendaraan

pejabat eselon II, 3 unit kendaraan operasional, dan 1 unit kendaraan

jemputan karyawan, berikut rincian distribusi kendaraan bermotor roda

empat sebagai berikut:

a. Kendaraan khusus kunker pimpinan didistribusikan untuk Menteri

dan Pejabat Eselon I (Irjen)

b. Kendaraan pejabat eselon II yang didistribusikan kepada

Balitbangkes, Ditjen Kesmas, dan Pusat Krisis Kesehatan.

c. Kendaraan operasional yang didistribusikan kepada Balitbangkes,

Itjen Kemenkes, Kendaraan Lapangan Setjen

d. Kendaraan jemputan karyawan yang didistribusikan kepada

Balitbangkes

Tujuan dari pengadaan kendaraan tersebut:

a. Menggantikan kendaraan yang sudah dalam proses lelang

b. Memenuhi kebutuhan pimpinan, pejabat Eselon II yang belum

memiliki kendaraan dinas

c. Memenuhi kebutuhan operasional kantor dan lapangan Satker/Unit

Page 58: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

48

3. Penghargaan Efisiensi Energi NasionalKementerian Kesehatan dalam hal ini Biro Umum telah meraih prestasi

untuk program hemat energi dilingkungan Kementerian/Lembaga yang

diselenggarakan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral.

Sejak tahun 2014 Kementerian Kesehatan RI telah memperoleh

penghargaan yaitu peringkat ketiga, sedangkan pada tahun 2015

Kementerian Kesehatan memperoleh peringkat keempat dan pada

tahun 2016 Kementerian Kesehatan kembali memperoleh peringkat

ketiga, dan pada tahun 2017 ini Kementerian Kesehatan memperoleh

Juara II Penghargaan Efisiensi Energi Nasional kategori bangunan

gedung pemerintah tahun 2017 dalam nominasi hemat energi award

yang diselenggarakan oleh Kementerian ESDM pada tanggal

29 September 2017.

Page 59: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

49

4. Ruang Terbuka Hijau dan Taman GermasDalam rangka mendukung kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

(Germas), yang berfokus pada tiga kegiatan yaitu melakukan olah raga

atau aktifitas fisik rutin 30 menit perhari, mengkonsumsi sayur dan buah,

dan memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali

sebaga upaya deteksi dini penyakit, Biro Umum telah menfasilitasi

kegiatan tersebut dengan menyiapkan Ruang Terbuka Hijau dan Taman

Germas di Gedung Kementerian Kesehatan.

Page 60: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

50

5. Kantin SehatKeberadaan kantin sangat dibutuhkan bagi Pegawai Kemenkesterutama yang sehat dan hygienis, sehingga dapat meningkatkankinerja pegawai, karena mendapat asupan gizi yang cukup danseimbang, jumlah gerai yang ada adalah sebanyak 18 buah, yangmenjual berbagai makanan yang dapat memenuhi kebutuhan pegawaikemenkes dan juga tamu dari luar.

6. Lomba Menghias KantorKementerian Kesehatan melalui Biro Umum pada bulan Agustus 2017

memperoleh juara 1 (satu) lomba menghias kantor di wilayah kuningan

timur (tingkat kelurahan) dalam rangka memperingati hari kemerdekaan

Page 61: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

51

republik Indonesia. Hal tersebut cukup membanggakan karena daerah

kuningan merupakan daerah perkantoran baik swasta maupun

pemerintah.

7. Lomba kantor berbudaya bersih dan rapi, sehat, hemat, aman,nyaman serta ramah lingkunganBiro Umum berhasil meraih juara 1 dalam dua kali penilaian yaitu pada

bulan maret 2017 penilaian internal, dan bulan november 2017

penilaian independen dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. Hal

dapat diraih karena Biro Umum komitmen untuk melaksanakan budaya

kerja 5 R ( Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin)

8. Pemeliharaan/Perawatan Sarana dan Prasarana GedungPenyediaan Layanan hotline pengaduan /keluhan kerusakan Bagian

Rumah Tangga Biro Umum sebagai langkah pemeliharaan dan

Page 62: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

52

perawatan sarana dan prasarana gedung yang dipasang dilokasi

strategis.

9. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)

Merupakan sarana untuk menginformasikan atau sosialisasi program

kesehatan, seperti peringatan bahaya merokok, kebakaran, kawasan

tanpa rokok, cuci tangan dll.

10.Gedung Arsip Kemenkes

Kementerian Kesehatan sudah memiliki Record Center (Gedung Arsip)

yang terletak di Jl. Percetakan Negara II no 23 dengan Luas 60 m x 15

m. Record Center ini diharapkan dapat digunakan untuk menyimpan

arsip inaktif di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Page 63: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

53

11.Flap Barrier Gate

Dalam rangka meningkatkan keamanan dan kenyamanan di Gedung

Kemenkes, serta untuk mengontrol keluar masuknya tamu yang

berkunjung, maka Biro Umum telah memasang flap barrier disetiap

lantai dasar gedung Kemenkes.

Page 64: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

54

12.Unit Kearsipan TerbaikPada tahun 2017, Unit Kearsipan Kementerian Kesehatan memperoleh

penghargaan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai

Unit Kearsipan Terbaik Nasional kategori Kementerian yang

dilaksanakan tanggal 01 Maret s/d 21 Juli 2017 dan memperoleh Juara

1 (satu). Penyerahan penghargaan diserahkan oleh Menpan RB

kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal

17 Agustus 2017.

13. Unit Kearsipan Terakreditasi APenghargaan Unit Kearsipan tersebut dilanjutkan pada tanggal20 Oktober 2017 berdasarkan Keputusan Kepala Arsip NasionalRepublik Indonesia (ANRI) nomor 350 Tahun 2017 tentang HasilAkreditas Unit Kearsipan I Kementerian Kesehatan yang ditetapkansebagai Unit Kearsipan Terakreditasi A (sangat baik) dengan nilai 89,26dengan masa berlaku selama 5 tahun sejak tanggal ditetapkan.

Page 65: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

55

14.Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA)Pada tanggal 5 Mei 2017 dilakukan pencanangan Gerakan Nasional

Sadar Tertib Arsip (GNSTA) oleh Menteri Kesehatan di lingkungan

Kementerian Kesehatan yang disaksikan oleh Kepala ANRI (Arsip

Nasional Republik Indonesia) Penyerahan penghargaan diserahkan

oleh Menpan RB kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan

pada tanggal 17 Agustus 2017. Dan sebagai tindak lanjut dari

penandatanganan GNSTA yaitu diterbitkannya Surat Edaran Menteri

Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/231/2017 tentang Pengelolaan

Kearsipan pada Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Pusat di

Lingkungan Kementerian Kesehatan

Page 66: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

56

15. Aplikasi Electronic Filing System (EFS)Kementerian Kesehatan dalam pengelolaan persuratan telah

menggunakan Aplikasi Electronic Filling System (EFS). Satker yang

sudah menggunakan Aplikasi EFS adalah 45 Satker dari total 219

Satker yang dimiliki Kementerian Kesehatan.

16.e-Monev Belanja Pegawai

Dalam rangka perbaikan tata kelola belanja pegawai dilingkungan

Kementerian Kesehatan, Biro Umum telah memetakan kendala-kendala

yang terdapat di lapangan dalam pengelolaan pembayaran gaji tenaga

kesehatan strategis yang bertugas pada sarana pelayanan kesehatan

di seluruh Indonesia, CPNS/PNS dilingkungan Kementerian Kesehatan.

Salah satu penyebabnya adalah adanya kesulitan dan keterbatasan

dalam mengakses serta mengolah data dan informasi terkait

pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga kesehatan strategis,

pembayaran gaji dan tunjangan lainnya bagi PNS/CPNS secara

realtime.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Biro Umum Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan sebagai salah satu Satuan Kerja pengelola

belanja pegawai untuk pembayaran gaji dan/atau insentif tenaga

kesehatan strategis serta pembayaran gaji dan tunjangan lainnya bagi

PNS dan CPNS dilingkungan Kementerian Kesehatan, telah

Page 67: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

57

mengembangkan sistem informasi berbasis web agar akses layanan

pengolahan data dan informasi belanja pegawai untuk pengelola

didaerah maupun pusat dapat lebih cepat dan terintegrasi serta

termonitor secara langsung baik oleh pengelola maupun pegawai yang

bersangkutan.

Aplikasi e-Monev Belanja Pegawai Berbasis Web Biro Umum ini dapat

diakses melalui internet dan dapat mengolah data dan informasi

pembayaran belanja pegawai, dapat memonitoring secara langsung

sejauh mana proses pengelolaan pembayaran belanja pegawai, serta

mengajukan, mengusulkan, merubah data serta mengupload dokumen

permintaan pembayaran belanja pegawai secara langsung melalui

akses khusus dan diberikan digital stamp sebagai bukti legalitasnya

sesuai Undang-undang Informasi dan Transaksi secara Elektronik. E-

monev belanja pegawai dapat di akses melalui

http://www.gajiroum.kemkes.go.id

Page 68: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

58

17.Name-Tag Multifungsi

Biro Umum bekerja sama dengan Bank BNI telah membuat Name Tag

Multifungsi yang dapat digunakan sebagai name-tag pegawai,transaksi

perbankan (debit, prepaid dan fungsi tapcash), gate access office, dan

menyimpan data kepegawaian. Kartu ini sangat membantu pegawai

dalam beraktifitas baik itu didalam atau diluar kantor.

18.Penetapan Tarif Wisma Kemenkes Sukajadi

Telah diberlakukannya tarif sewa pada Wisma Sukajadi sesuai dengan

adanya surat penetapan tarif sewa dari Kantor Pelayanan Negara dan

Lelalang (KPKNL) Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian

Keuangan Nomor S-210/MK.6/WKN.07/KNL.02/2017 tanggal 6 Juli

2017 tentang persetujuan sewa atas barang milik negara berupa tanah

dan/atau bangunan pada Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan serta Keputusan Kepala Biro Umum selaku Kuasa

Pengguna Barang nomor HK.02.03/4/81/2017 tanggal 4 September

2017 tentang penetapan pelaksanaan sewa Barang Milik Negara

(BMN) berupa sebagian tanah dan/atau bangunan yang dipergunakan

sebagai Wisma Sukajadi di lingkungan Biro Umum Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan. Daftar tarif sewa pada Wisma Sukajadi

terdapat pada lampiran.

Page 69: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

59

Page 70: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

60

BAB IVPENUTUP

A. KesimpulanPenyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kinerja Kepala Biro Umum

kepada Sekretaris Jenderal, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang

terkait langsung maupun tidak langsung dalam kurun waktu sembilan bulan

Tahun 2017 dan sebagai instrumen evaluasi dan informasi untuk perbaikan

dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Laporan ini dapat memuat hasil kegiatan dan memberikan gambaran sejauh

mana capaian indikator kinerja satker Biro Umum pada bulan Januari sampai

Desember Tahun 2017. Program dan kegiata tersebut mengacu pada

Perjanjian Kinerja (PK) Kepala Biro Umum yang menyesuaikan pada usulan

Revisi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan. Berbagai

hambatan permasalahan yang terjadi dapat diidentifikasi dan menjadi bahan

evaluasi untuk melakukan perbaikan pada periode berikutnya.

B. Saran dan TindaklanjutUntuk lebih mengoptimalkan evaluasi strategi, kebijakan, program dan

kegiatan yang akan dilakukan, maka sebagai saran dan tindaklanjut sebagai

berikut :

1. Dalam rangka penetapan indikator minimal dapat memperhatikan hal-

hal sebagai berikut :

a. Indikator mengukur “core bussiness” entitas unit;

b. Memenuhi kaidah Spesific, Measurable, Achievable, Reasonable,

Time-phased ; dan

c. Dalam kapasitas jangkauan entitas unit.

Page 71: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

61

2. Melakukan rutinitas evaluasi monitoring tiap bulan berupa Rapat

Koordinasi Bagian Paripurna Satker Biro Umum yang diikuti juga pada

level Bagian dan Sub Bagian;

Keberhasilan yang telah dicapai diharapkan dapat menjadi barometer agar

kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara lebih

efektif, efisien dan transparan serta ekonomis. Sedangkan segala

kekurangan dan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana

kegiatan diharapkan dapat diidentifikasi pemecahan masalahannya

dengan mengedepankan profesionalisme dan akuntabilitas.

Demikian laporan ini dibuat dan dapat dipergunakan sebagai penilaian

kinerja Kepala Biro Umum selaku penanggung jawab satker Biro Umum

Tahun 2017. Semoga Tuhan YME memberikan kemudahan dan dapat

bermanfaat bagi kita semua.

wassalam

Page 72: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

LAKIP TAHUN 2017BIRO UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

LAMPIRAN.

Page 73: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

1

Lampiran 1

KUESIONER PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL KE-6 TAHUN 2017

KATEGORI PENGHEMATAN ENERGI

PADA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

A. KEBIJAKAN1. Dalam rangka pelaksanaan penghematan energi sesuai dengan Inpres No. 13 Tahun

2011 tentang Penghematan Energi dan Air, apakah di instansi Saudara sudahmenerbitkan kebijakan dan peraturan tentang Penghematan Energi ?

a) Sudahb) Belum

Apabila jawaban a) sebutkan kebijakan dan peraturan apa saja yang sudahditerbitkan.

Jawab :

1) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 48 Tahun 2016 tentang Standar Keselamatandan Kesehatan Kerja Perkantoran.

2) Pedoman Kantor Hijau dan Sehat yang merupakan bagian dari kebijakan dan peraturanyang didalamnya memuat pengaturan mengenai Penghematan yang berkaitan dengantata udara, tata cahaya, dan air.

3) Surat Edaran Sekretaris Jenderal nomor HK.03.03/V/777/2016 tanggal 20 April 2016tentang Larangan Pencucian Kendaraan di Area Kantor Kementerian Kesehatan.

4) Surat Edaran Sekretaris Jenderal nomor HK.03.03/VII/3102/2016 tanggal 14Desember 2016 tentang Larangan Penggunaan AC Central di Luar Jam Kerja padaLingkungan Kantor Kementerian Kesehatan.

5) Surat Edaran Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber DayaManusia Kesehatan nomor KR.02.03/I.4/001940.1/2016 tanggal 20 Februari 2016.

6) Surat Edaran Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakitnomor TU.02.06/D.2/I.4/1271/2016 tanggal 21 Maret 2016 tentang Pengelolaan danPenghematan Daya Listrik

7) Surat Edaran Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakitnomor HK.03.03/D.2/I.4/1287/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Pengelolaan danPenghematan berbagai Macam Sumber Daya seperti Bahan Bakar Minyak (BBM)

8) Surat Edaran Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakitnomor HK.03.03/D.2/I.4/1269/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Pengijauan danPengembangan Lahan di Lingkungan Direktorat Jenderal Pencegahan danPengendalaian Penyakit.

9) Surat Edaran Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakitnomor HK.03.03/D.2/I.4/1268/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Pengelolaan danPenghematan Air

Page 74: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

2

10) Surat Edaran Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakitnomor HK.03.03/D.2/I.4/1270/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Pengurangan,Pemakaian Kembali dan Daur Ulang Sampah.

11) Surat Keputusan Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian KesehatanNomor HK.02.04/2/184/2016 tanggal 22 Agustus 2016 tentang Tim EfektifPemanfaatan air hasil kondensasi AC Central untuk menyiram tanaman pada ruangterbuka hijau gedung Kemenkes RI.

12) Surat Sekretaris Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan nomorKR.065.01/I.4/5351/2016 tanggal 25 Agustus 2016 tentang Himbauan Green Office.

13) Draft Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Gugus Tugas Penghematan Energidan Air di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

14) Draft Surat Edaran Sekretaris Jenderal tentang Himbauan untuk Mengadakan dan/atauMenggunakan Lampu Swabalast dan Piranti Pengkondisian Udara yang BerlabelTanda Hemat Energi di Lingkungan Kantor Kementerian Kesehatan.

2. Apakah di instansi Saudara sudah membentuk gugus tugas koordinasipenghematan energi dan air?

a) Sudahb) Belum

Apabila jawaban a) sebutkan melalui surat keputusan apa?

Jawab :

1) Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI nomorHK.03.01/V/SK/314/2014 tanggal 19 September 2014 tentang Gugus TugasPengawasan Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air di lingkungan KementerianKesehatan.

2) Surat Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaNomor HK.02.03/I.3/1826/2016 tentang Tim Pemantau dan Evaluasi PelaksanaanPenghematan Energi dan Air di Lingkungan Inspektorat Jenderal KementerianKesehatan.

3) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat nomorHK.02.03/BI.4/0372/2016 tentang Tim Pemantau dan Evaluasi Program PelaksanaanPenghematan Energi dan Air di Lingkungan Direktorat Jenderal KesehatanMasyarakat.

4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KementerianKesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.03/I/0422/2016 tanggal 18 April 2016tentang Tim Pemantau dan Evaluasi Program Pelaksanaan Penghematan Energi danAir di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

5) Surat Keputusan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomorHK.02.04.D.I/I.4/1104/2016 tanggal 10 Agustus 2016 tentang Tim Pemantau danEvaluasi Program Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air di Lingkungan DirektoratJenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

6) Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan nomor HK.02.03/I.2/3765/2016 tanggal tentang TimPemantau dan Evaluasi Program Pengawasan Pelaksanaan Penghematan Energi danAir di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Page 75: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

3

7) Surat Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya ManusiaKesehatan selaku Kuasa Pengguna Anggaran nomor HK.02.03/I.4/0038551/2016tentang Pembentukan Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air BadanPengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

8) Surat Keputusan Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RInomor HK.02.04/3/160/2014 tanggal 6 Oktober 2014 tentangTim Pemantau danEvaluasi Program Penghematan Energi dan Air di lingkungan Kemenkes.

9) Surat Tugas Kepala Biro Umum nomor TU.01.01/3/538/2016 tanggal 14 Maret 2016tentang Tim Pelaksana Pemantau dan Evaluasi Program Penghematan Energi dan Airdi lingkungan Kementerian Kesehatan dalam rangka pelaksanaan Kesehatan danKeselamatan Kerja di lingkungan kantor.

10) Surat Tugas Kepala Biro Umum nomor TU.01.01/3/886/2016 tanggal 20 April 2016tentang Pelaksana Pemantauan Penghematan Energi dan Air serta Kesehatan danKeselamatan Kerja.

11) Surat Tugas Kepala Biro Umum nomor KR.03.05/3/490/2017 tanggal 13 Februari 2017tentang Tim Pelaksana Pemantau Penghematan Energi dan Air serta Kesehatan danKeselamatan Kerja di lingkungan kantor pusat Kemenkes.

12) Surat Keputusan Sekretaris Jenderal nomor HK.02.02/VII/058/2017 tanggal 10Februari 2017 tentang Tim Pelaksana Penilaian Kantor Berbudaya Bersih dan Rapih,Sehat, Hemat, Aman, Nyaman serta Ramah Lingkungan di Lingkungan SekretariatJenderal Kementerian Kesehatan.

13) Surat Keputusan Inspektur Jenderal nomor HK.02.03/I.3/1364/2017 tanggal 10 Maret2017 tentang Tim Pelaksana Penilaian Kantor Berbudaya Bersih dan Rapih, Sehat,Hemat, Aman, Nyaman serta Ramah Lingkungan di Lingkungan Inspektorat JenderalKementerian Kesehatan.

14) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan nomorHK.02.02/1/0395/2017 tanggal 31 Maret 2017 tentang Tim Pelaksana Penilaian KantorBerbudaya Bersih dan Rapih, Sehat, Hemat, Aman, Nyaman serta Ramah Lingkungandi Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KementerianKesehatan.

3. Apakah sudah dibentuk gugus tugas penghematan energi dan air di unit-unit dilingkungan instansi saudara?

a) Sudahb) Belum

Jika Anda menjawab a) berapa unit yang telah membantuk gugus tugaspenghematan energi dan air dari jumlah total unit yang ada?

Jawab :

sudah melalui Surat Keputusan Sekretariat Jenderal, di dalam SK tersebut MenteriKesehatan selaku Penasehat/Pembina/Pengarah sedangkan Sekretaris Jenderal selakuKetua Merangkap Anggota. Seluruh pejabat eselon I (7 Unit Utama) merupakan WakilKetua. Sekretaris Gugus Tugas adalah Kepala Biro Umum, sedangkan semua SekretarisUnit Utama ditambah Direktorat Penyehatan Lingkungan, Sekretaris Konsil KedokteranIndonesia, dan Kepala Biro Hukum dan Organisasi merupakan anggota.

Page 76: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

4

1) Surat Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI nomorHK.03.01/V/SK/314/2014 tanggal 19 September 2014 tentang Gugus TugasPengawasan Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air di lingkungan KementerianKesehatan,

2) Surat Keputusan Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik IndonesiaNomor HK.02.03/I.3/1826/2016 tentang Tim Pemantau dan Evaluasi PelaksanaanPenghematan Energi dan Air di Lingkungan Inspektorat Jenderal KementerianKesehatan.

3) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat nomorHK.02.03/BI.4/0372/2016 tentang Tim Pemantau dan Evaluasi Program PelaksanaanPenghematan Energi dan Air di Lingkungan Direktorat Jenderal KesehatanMasyarakat.

4) Surat Keputusan Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KementerianKesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.03/I/0422/2016 tanggal 18 April 2016tentang Tim Pemantau dan Evaluasi Program Pelaksanaan Penghematan Energi danAir di Lingkungan Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan.

5) Surat Keputusan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomorHK.02.04.D.I/I.4/1104/2016 tanggal 10 Agustus 2016 tentang Tim Pemantau danEvaluasi Program Pelaksanaan Penghematan Energi dan Air di Lingkungan DirektoratJenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

6) Surat Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanKementerian Kesehatan nomor HK.02.03/I.2/3765/2016 tanggal tentang TimPemantau dan Evaluasi Program Pengawasan Pelaksanaan Penghematan Energi danAir di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

7) Surat Keputusan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya ManusiaKesehatan selaku Kuasa Pengguna Anggaran nomor HK.02.03/I.4/0038551/2016tentang Pembentukan Gugus Tugas Penghematan Energi dan Air BadanPengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

4. Apakah di instansi Saudara ada SOP khusus terkait pelaksanaan penghematanenergi?

a) Sudahb) Belum

Apabila jawaban a) sebutkan SOP apa saja yang telah dibuat?

Jawab :

1) Pedoman Kantor hijau dan Sehat yang berisi SOP/ Tata cara penggunaan gedung danperalatan yang ada dalam lingkungan kantor dalam mendukung upaya kantor hijau dansehat yang merupakan bagian dari kebijakan dan peraturan yang didalamnya memuatpengaturan mengenai Penghematan yang berkaitan dengan tata udara, tata cahaya,dan air

2) SOP Pemanfaatan Air kondensasi,3) Surat Edaran Sekretaris Jenderal nomor HK.03.03/VII/3102/2016 tanggal 14

Desember 2016 tentang Larangan Penggunaan AC Central di Luar Jam Kerja padaLingkungan Kantor Kementerian Kesehatan

4) Video pengoperasian Lift dan Sound System (terlampir)

Page 77: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

5

5. Apakah ada alokasi anggaran yang disediakan untuk mendukung pelaksanaankegiatan efisiensi dan penghematan energi?a. Yab. Tidak

Apabila jawaban a) sebutkan kegiatan dari alokasi anggaran tersebut?

Jawab :

1) Penyediaan sistem pencahayaan, sistem pengkondisian Udara yang Hemat Energi.2) Melakukan pemeliharaan/perawatan dan penambahan tanaman /tumbuhan dalam

rangka mengurangi suhu udara pada sekitar gedung.3) Rekayasa sarana prasarana dalam rangka pelaksanaan program penghematan energi.4) Melakukan Sosialisasi dan Koordinasi dengan unit utama maupun satuan kerja vertikal

Kementerian Kesehatan di daerah (UPT).

B. IMPLEMENTASI1. Bagaimana upaya penghematan listrik pada Tata Cahaya di instansi Saudara

dilakukan?Jawab :

Mengurangi jam operasi penggunaan lampu dan peralatan elektronik, mengganti lampuhemat energi, melakukan grouping lampu di gedung Kemenkes, memasang sensorgerak/cahaya, mengoptimalkan cahaya alam

1) Mengurangi jam operasi lampu dan peralatan elektronik baika saat jam kerja maupunseusai jam pulang kerja dengan menugaskan tim pemantau hemat energi dan air untukberkeliling gedung (setiap ruangan )seusai jam pulang kantor.

2) Mengoptimalkan cahaya alam3) Memasang sensor gerak pada area toilet4) Memasang dan mengganti secara berkala Lampu LED5) Memasang dan mengganti secara berkala Ballast elektronik6) Melakukan regrouping saklar pada area ruang kerja dan koridor7) Memasang timer pada PJU dan lampu taman8) Melakukan lomba penilaian kantor berbudaya Bersih dan Rapih, Sehat, Hemat, Aman,

Nyaman serta Ramah Lingkungan di Lingkungan Kementerian Kesehatan.9) Pemasangan sub metering listrik pada setiap lantai gd. Sujudi

2. Pada titik-titik mana saja pemantauan Tata Cahaya di instansi Saudara dilakukan?Jawab :a. Area yang tidak terkena cahaya matahari

- Tangga darurat- Ruang rapat- Ruang kerja

Ruang yang lain seperti ruang resepsionis, gudang arsip, tempat parkir tetap dilakukanpemantauan tata cahaya menggunakan alat ukur Luxmeter minimal 1 minggu sekali(semua lampu di ruangan ini sudah menggunakan lampu hemat energy (LED)

Page 78: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

6

3. Siapa yang melakukan pemantauan/pengawasan terhadap pengaturan Tata Cahaya.Jawab :Teknisi, Security, Penyedia Jasa pemeliharaan Mekanikal Elektrikal, Cleaning Service, danTim Pelaksana Pemantau Penghematan Energi dan Air serta Kesehatan dan KeselamatanKerja di lingkungan kantor pusat Kemenkes.

4. Apakah ada sistem pencatatan (log book) mengenai Tata Cahaya.a) Yab) Tidak

5. Pada titik-titik mana saja pemantauan Tata Udara dilakukan?Jawab :Pada setiap ruangan di gedung Kemenkes RI

6. Siapa yang melakukan pemantauan/pengawasan terhadap pengaturan Tata Udara?Jawab :Teknisi, Security, Penyedia Jasa pemeliharaan Mekanikal Elektrikal, Cleaning Service, TimPelaksana Pemantau Penghematan Energi dan Air serta Kesehatan dan KeselamatanKerja di lingkungan kantor pusat Kemenkes.

7. Apakah ada sistem pencatatan (log book) mengenai Tata Udara?a) Yab) Tidak

8. Bagaimana upaya penghematan listrik pada Peralatan Listrik dilakukan.Jawab :

Sudah mengikuti ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Menteri Energidan Sumber Daya Mineral Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penghematan Tenaga Listrikpasal 4, misalnya :

a. Mematikan printer yang tidak digunakan dan hanya menyalakan sesaat sebelum akanmencetak.

b. Menyalakan dispenser beberapa menit sebelum digunakan dan dimatikan setelahselesai digunakan, switch untuk air panas dinyalakan saat dibutuhkan.

c. Larangan menyalakan AC Central di luar jam kerja.d. Menggunakan mesin fotokopi yang memiliki mode standby dengan konsumsi tenaga

listrik rendah.e. Mengoperasikan peralatan audio – video sesuai keperluan.f. Mematikan semua peralatan listrik jika akan meninggalkan ruang kerja lebih dari 30

(tiga puluh) menit, dllg. Menempatkan informasi terkait Hemat Energi di tempat – tempat strategis.h. Memasang Sensor gerak pada area toilet.i. Pemasangan dan penggantian lampu LED secara berkala.j. Menggunakan ballast elektronik.k. Melakukan regrouping saklar.l. Memasang timer pada PJU dan lampu taman.

Page 79: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

7

9. Bagaimana pemantauan terhadap upaya penghematan penggunaan peralatan listrikdilakukan.Jawab :1) Tim Pelaksana Pemantau Penghematan Energi dan Air serta Kesehatan dan

Keselamatan Kerja di lingkungan kantor pusat Kemenkes.2) Penilaian kantor berbudaya Bersih dan Rapih, Sehat, Hemat, Aman, Nyaman serta

Ramah Lingkungan di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

10. Apakah ada sistem pencatatan (log book) terhadap penggunaan peralatan listrik.a) Yab) Tidak

11. Bagaimana upaya penghematan listrik pada Penerangan Jalan Umum (PJU)dilakukan, siapa yang melakukan, siapa yang memantaunya. Apakah ada sistempencatatan (log book)Jawab :menggunakan timer, dan dilakukan pemantauan oleh teknisi dan tim pemantau hematenergi dan air

12. Adakah Upaya Penghematan BBM antara lain penggunaan BBG?Jawab :Tidak, karena Kementerian ESDM..

13. Adakah Upaya yang dilakukan untuk tidak menggunakan BBM bersubsidi (antaralain penggunaan kupon BBM non subsidi)Jawab :N/A

14. Apakah ada Stiker, Spanduk, Baliho tentang informasi penghematan energi kepadapegawai?a) Yab) Tidak

C. KINERJA ENERGI1. Berapa Intensitas Konsumsi Energi gedung instansi Saudara?

Jawab : 101 kWh/m2/tahun

NO NAMA GEDUNG IKEkWh/m²/Tahun

1 Gedung dr. Adhyatama, MPH 1232 Gedung Prof. Dr. Sujudi 1023 Gedung Cimacan 54 Gedung Wisma Sukajadi 645 Gedung Badan Litbangkes 3697 Gedung P2P 898 Gedung Badan PPSDM Kesehatan 1729 Gedung Sarana Penunjang 1110 Gedung Gudang Kemenkes 43

Page 80: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

8

2. Berapa Penghematan Energi Listrik yang diperoleh berdasarkan base lineJawab : 4,19 % (turun)

NO NAMA GEDUNG PENGHEMATAN(%)

KETERANGAN

1 Gedung dr. Adhyatama, MPH 10.32 Naik2 Gedung Prof. Dr. Sujudi 7.50 Turun3 Gedung Cimacan 48.92 Turun4 Gedung Wisma Sukajadi 11.54 Turun5 Gedung Badan Litbangkes 37.57 Turun7 Gedung P2P 7.25 Naik8 Gedung Badan PPSDM Kesehatan 6.73 Turun9 Gedung Sarana Penunjang 34.61 Naik10 Gedung Gudang Kemenkes 54.32 Naik

Penggunaan energi listrik naik dikarenakan adanya Surat Edaran MenteriPendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 tahun 2014 tanggal17 November 2014 tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor(Yang diperbaharui dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara danReformasi Birokrasi Nomor 6 tahun 2015 tanggal 1 April 2015 tentang PedomanPembatasan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor Dalam Rangka Peningkatan Efisiensi danEfektifitas Kerja Aparatur)

Sehingga seluruh Satker Eselon II termasuk Unit Utama melaksanakan kegiatanpertemuan/rapat didalam kantor Kemenkes yang rata-rata memanfaatkan ruanganmelebihi jam kerja bahkan dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu.

Oleh karena itu di tahun 2016 dan 2017 kampanye terkait Penghematan Energi dan Airdi lingkungan Kementerian Kesehatan gencar dilakukan termasuk melakukanpenambahan/pembuatan upaya – upaya Penghematan Energi dan Air

3. Apa saja cara yang dilakukan agar diperoleh Penghematan EnergiJawab :

1) Mengimpelmentasikan langkah – langkah dan kegiatan yang tercantum dalamperaturan yang berkaitan dengan Penghematan Energi dan Air

2) Mengikuti kegiatan workshop/pertemuan yang berkaitan dengan Penghematan Energidan Air sebagai sumber sehingga dapat diterapkan lebih lanjut di lingkunganKementerian Kesehatan.

3) Mengadakan perlombaan seluruh unit utama lomba Penilaian kantor berbudayaBersih dan Rapih, Sehat, Hemat, Aman, Nyaman serta Ramah Lingkungan diLingkungan Kementerian Kesehatan.

4) Melakukan Rekayasa sarana prasarana dalam rangka pelaksanaan programpenghematan energy.

5) Melakukan pemantauan di lingkungan Kemenkes dengan menugaskan TimPelaksana Pemantau Penghematan Energi dan Air serta Kesehatan dan KeselamatanKerja di lingkungan kantor pusat Kemenkes.

Page 81: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

9

6) Melakukan kampanya terkait pelaksanaan program penghematan energi dan airseperti mengundang rapat, mengikuti diklat dari Pusdiklata Kemenkterian ESDM,mengadakan diklat, memasang poster, animasi multimedia, dll

4. Manajemen seperti apa yang diterapkan agar diperoleh Penghematan EnergiJawab :PDCA (Plan, Do, Check, Action)1) Membentuk gugus tugas Penghematan Energi dan Air di lingkungan Kementerian

Kesehatan2) Membuat SOP Penghematan Energi tentang Pedoman Kantor Hijau dan Sehat3) Melakukan Sosialisasi Penghematan Energi4) Memasang spanduk, stiker, banner Hemat Energi di area Kementerian Kesehatan

dalam rangka menimbulkan rasa sadar dan peduli terhadap PelaksanaanPenghematan Energi di lingkungan Kementerian Kesehatan

5. Maintenance apa saja yang diterapkan pada instansi Saudara dalam mendukungPenghematan EnergiJawab :1) Maintenance Lift (Dibuktikan Dengan Kontrak Pejabat Pengadaan)2) Maintenance ME3) Maintenance Sistem Pendingin Tata Udara4) Maintenance Plumbing5) Call Center Pengaduan Kerusakan Sarana dan Prasarana melalui sms dan aplikasi

whatsapp

D. PROGRAM1. Apakah ada kegiatan yang dilakukan dalam rangka memberi penghargaan kepada

unit-unit yang berhasila) Yab) Tidak

Apabila jawaban a) penghargaan seperti apa diberikan?

Jawab :

Piagam kepada para pemenang lomba

2. Apakah ada kegatan-kegiatan sosialisasi yang dilakukan untuk memasyarakatkanupaya efisiensi dan penghematan energia) Yab) Tidak

Apabila jawaban a) sebutkan bentuk dan sasaran kegiatan tersebut?

Jawab :

Banner, Sticker, Surat Himbauan, Bimbingan Teknis ke unit terkait, Diklat PengenalanKonservasi Energi pada seluruh UPT Kemenkes di wilayah DKI Jakarta dan Daerah

Page 82: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

10

E. MONITORING DAN EVALUASI1. Apakah di instansi Saudara sudah ada pencatatan metering listrik harian?

a) Sudahb) Belum

2. Apakah di instansi Saudara sudah ada sub metering listrik per lantai atau perperalatan?a) Sudahb) Belum

F. PELAPORAN INPRES 13/20111. Apakah Kementrian/ Lembaga/ Daerah Saudara pernah menyampaikan

pelaporan tentang penghematan energi sesuai dengan Inpres 13/2011?a) Sudahb) Belum

Apabila jawaban a) sebutkan periode pelaporan yang pernah disampaikan.

Jawab :

Pelaporan dilakukan sejak tahun 2011 s/d semester I tahun 2015, dan terakhirsemester II tahun 2016

2. Apakah Laporan Penghematan Energi yang disampaikan telah sesuai denganformat yang ditentukan?a) Yab) Tidak

3. Apakah ada kendala dalam melaporkan Laporan Penghematan Energi?Jawab :Jaringan yang tidak dapat diakses karena migrasi sistem.

Page 83: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

11

PENERAPAN INPRES NO. 13 TAHUN 2011

NO TATA UDARA SUDAH BELUM1 Menggunakan AC hemat energi ( berteknologi inverter) dengan

daya sesuai dengan besar ruanganV

2 Menggunakan refrigerant jenis hidrokarbon N/A3 Menempatkan unit kompresor AC pada lokasi yang tidak

terkena langsung sinar matahariN/A

4 Mematikan AC jika ruangan tidak digunakan V5 Memasang thermometer ruangan untuk memantau suhu

ruanganV

6 Mengatur suhu dan kelembaban relatif sesuai Standar NasionalIndonesia (SNI) yaitu :

a. ruang kerja dengan suhu berkisar antara 24oC - 27oCdengan kelembaban relatif antara 55% - 65%

V

b. ruang transit (lobby, Koridor) dengan suhu berkisarantara 27oC – 30oC dengan kelembaban relatif antara50% - 70%

V

7 Mengoperasikan AC centrala. 30 menit sebelum jam kerja unit fun AC dinyalakan, 1

jam kemudian unit kompresor AC dinyalakanV

b. 30 menit sebelum jam kerja berakhir unit kompresor ACdimatikan, pada saat jam kerja berakhir unit fan ACdimatikan

V

8 Memastikan tidak adanya udara luar yang masuk ke dalamruangan ber AC yang mengakibatkan efek pendinginanberkurang

V

9 Melakukan perawatan secara berkala sesuai panduan pabrikan V10 Menggunakan jenis kaca tertentu yang dapat mengurangi

panas matahari yang masuk ke dalam ruangan namun tidakmengurangi pencahayaan alam

V

11 Mengurangi suhu udara pada atau sekitar gedung dengan carapenanaman tumbuhan atau pembuatan kolam air

V

B Tata Cahaya SUDAH BELUM1 Menggunakan lampu hemat energi sesuai dengan

peruntukannyaV

2 Mengurangi penggunaan lampu hias (accessoris) V3 Menggunakan ballast elektronik pada lampu TL (neon) V4 Mengatur daya listrik maksimum untuk pencahayaan (termasuk

rugi – rugi ballast) sesuai SNI untuka. Ruangan resepsionis 13 Watt/m2 dengan tingkat

pencahayaan paling rendah 300 LuxV

b. Ruang kerja 12 Watt/m2 dengan tingkat pencahayaanpaling rendah 350 Lux

V

Page 84: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

12

c. Ruang rapat, ruang arsip aktif 12 Watt/m2 dengantingkat pencahayaan paling rendah 300 Lux

V

d. Gedung arsip 6 Watt/m2 denga tingkat pencahayaanpaling rendah 150 Lux

V

e. Ruang tangga darurat 4 Watt/m2 dengan tingkatpencahayaan paling rendah 150 Lux

V

f. Tempat parkiran 4 Watt/m2 dengan tingkatpencahayaan paling rendah 100 Lux

V

5 Menggunakan rumah lampu (armatur) reflektor yang memilikipantulan cahaya tinggi

V

6 Mengatur saklar berdasarkan kelompok area, sehingga sesuaidengan pemanfaatan ruangan

V

7 Menggunakan saklar otomastis dengan menggunakanpengaturan waktu (timer) dan sensor cahaya (photocell) untuklampu taman, koridor, dan teras

V

8 Mematikan lampu ruangan di Bangunan Gedung jika tidakdipergunakan

V

9 Memanfaatkan cahaya alami (matahari) pada siang hari denganmembuka tirai jendela secukupnya sehingga tingkat cahayamemadai untuk melakukan kegiatan pekerjaan

V

10 Membersikan lampu dan rumah lampu (armatur) jika kotor danberdebu agar tidak menghalangi cahaya lampu

V

C Peralatan Pendukung SUDAH BELUM1 Mengoperasikan lift dengan pemberhentian setiap 2 (dua)

lantaiV

2 Menggunakan alat pengaturan kecepatan dan sensor gerakpada eskalator

V

3 Mematikan komputer jika akan meninggalkan ruang kerjalebih dari 30 menit

V

4 Mematikan printer jika tidak digunakan dan hanyamenyalakan sesaat sebelum akan mencetak

V

5 Menggunakan mesin fotocopi yang memiliki mode standbydengan konsumsi tenaga listrik rendah

V

6 Mengoperasikan peralatan audio – video sesuai keperluan V7 Menyalakan peralatan water heater dan dispenser beberapa

menit sebelum digunakan dan dimatikan setelah selesaidigunakan

V

8 Meningkatkan faktor daya jaringan tenaga listrik denganmemasang kapasitor bank

V

9 Mengupayakan diversifikasi energi seperti penggunaan energisurya dan angin

V

Page 85: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

13

D Penerangan Jalan Umum SUDAH BELUM1 Lampu penerangan jalan umum pada jalan protokol/jalan

arteria. Jam 18.00 - 24.00 lampu penerangan jalan umum

menyala 100% dari daya totalV

b. Jam 24.00 – 05.30 lampu penerangan jalan umummenyala 50% dari daya total

V

2 Lampu hias dinyalakan dari pukul 18.00 – 24.00, kecuali padaevent tertentu sampai pada pukul 05.30

V

3 Lampu papan reklame dinyalakan dari pukul 18.00 – 24.00 N/A

Sekretaris Jenderal,

dr. Untung Suseno Sutarjo, M.KesNIP 195810171984031004

Page 86: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

14

Data Pengisi Kuesioner

Nama : Muhamad Edwin Arafat

Jabatan : Kepala Sub Bagian Pemeliharaan

Bagian Rumah Tangga Biro Umum Sekretariat Jenderal Kemenkes

Instansi : Kementerian Kesehatan

No. Telp/ HP : 081905242360

e-mail : [email protected] / [email protected]

Page 87: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

I j Ux^i

DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA

KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANGJAKARTA II

' JAU\N PRAJURIT KKO USMAN HARUN NO.10 JAKARTA PUSAT 10410TELEPON (021) 34835236; FAKSIMILE (021) 34835134; SITUS: www.dlkn.kemenkeu.qo.id

Nomor /MK.6/WKN.07/KNL.02/2017 Jakarta, ft c ii i jSifat :Segera ^Lamplran : 1 (satu) BerkasHal : Persetujuan Sewa alas Barang Milik Negara

Berupa Tanah dan/atau Bangunan pada BiroUmum Sekretariat Jenderal Kementerian

Kesehatan

Yth. Menteri Kesehatan

u.p.

Biro Keuangan dan Barang Milik NegaraSekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan

Gedung Prof. Dr. Sujudi Lantai 12Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9Jakarta 12950

Sehubungan dengan surat Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara SekretariatJenderal Kementerian Kesehatan nomor: KN.02.03/4/436/2017 tanggal 27 Februari 2017 perihalPermohonan Persetujuan Pemanfaatan BMN Kementerian Kesehatan Berupa Sewa, dengan ini

diberitahukan bahwa permohonan Sewa Barang Milik Negara milik Biro Umum SekretariatJenderal Kementerian Kesehatan berupa Sebagian Tanah dan/atau Bangunan untuk disewakansebagai wisma seluas 688 (enam ratus delapan puluh delapan) meter persegi yang terletak diJalan Sukajadi no. 155, Bandung, Jawa Barat dengan nilai wajar Rpl .796.460.762,00,00 (satumilyar tujuh ratus sembilan puluh enam juta empat ratus enam puluh ribu tujuh ratus enam puluh

dua rupiah) sebagaimana tercantum dalam lampiran surat ini, pada prinsipnya dapat disetujui.

Guna tertib administrasi pengelolaan Barang Milik Negara, pelaksanaan Sewa tersebutagar berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.06/2014 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

57/PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sewa Barang Milik Negara, dengan ketentuansebagai berikut:

1. Barang Milik Negara dimaksud disewakan untuk jangka waktu Sewa selama 5 (lima) tahun

dan dapat diperpanjang dengan besaran nilai sewa sebagaimana tercantum dalam lampiransurat ini;

2. Berdasarkan persetujuan sewa ini, agar dapat ditetapkan keputusan pelaksanaan

penyewaan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal persetujuan yang tembusannyadisampaikan kepada Pengelola Barang, yang sekurang-kurangnya memuat informasimengenai tanah dan/atau bangunan yang akan disewakan, besaran tarif Sewa, jangkawaktu Sewa termasuk periodesitas Sewa, dan identitas penyewa;

3. Penyewaan Barang Milik Negara tersebut dituangkan dalam perjanjian sewa menyewa yang

memuat hak dan kewajiban para pihak dan ditandatangani oleh Pengguna Barang/Kuasa

Pengguna Barang dan pihak penyewa setelah seluruh pembayaran uang sewa dibayarkansecara tunai kepada Pejabat Pengurus Barang Milik Negara atau disetorkan ke rekening kasbendahara penerimaan di lingkungan Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dan buktipembayaran/setoran dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjiansewa-menyewa;

4. Selanjutnya, Pejabat.../hal. 2KPKNL Jakarta II, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun No.10, Jakarta Pusat 10410

Telp. (021) 34835236, Fax, (021) 34835134 situs : www.djkn.kemenkeu.go.id ?—•

Page 88: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 89: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 90: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 91: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja

ftKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL

Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950Telepon (021) 5201590 [Hunting] ^

GERMAS

SURAT KEPUTUSAN KEPALA BIRO UMUM

SELAKU KUASA PENGGUNA BARANG

NOMOR: HK.02.03/4/81/2017

TENTANG

PENETAPAN PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK NEGARA (BMN)

BERUPA SEBAGIAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

YANG DIPERGUNAKAN SEBAGAI WISMA SUKAJADI

DI LINGKUNGAN BIRO UMUM

SEKRETAIUAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BIRO UMUM,

Menimbang : a. bahwa Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan melalui surat Nomor

KN.02.01/4/442/2015 tanggal 9 Februari 2017

mengajukan permohonan persetujuan pemanfaatan

BMN Kementerian Kesehatan berupa Tanah dan/atau

Bagunan pada Biro Umum Sekretariat Jenderal seluas

688 m2 (enam ratus enam puluh deiapan meter persegi)

kepada Wisma Sukajadi;

b. bahwa Kepala Biro Keuangan dan BMN atas nama

Menteri Kesehatan melalui surat Nomor

KN.02.02/4/436/2017 tanggal 27 Februari 2017,

Page 92: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 93: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 94: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 95: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 96: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja
Page 97: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA p*. • Aigajiroum.kemkes.go.id/images/LAKIP 2017.pdf · menyusun Laporan Pertanggungjawaban Kinerja melalui media Laporan Akuntabilitas Kinerja