KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN...
Transcript of KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN...
1
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 64/PER-DJPB/2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 209/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK
TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN
SISTEM MINAPADI TAHUN ANGGARAN 2018
PADA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi
perikanan budidaya dan mengoptimalkan
pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan
pemerintah budidaya ikan sistem minapadi, perlu
menyusun perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-
DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran
Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem
Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-
DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran
Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem
Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya;
2
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4433),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Neraga Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran
Neraga Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5589);
3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi
Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5870);
4. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan
atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015
tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 5);
5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4
3
Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5655);
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1521);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 1746);
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum
Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
60/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum
4
Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1777);
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN
BUDIDAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR
209/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN
SISTEM MINAPADI TAHUN ANGGARAN 2018 PADA
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA.
Pasal 1
Ketentuan Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
Nomor 209/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan
Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya diubah, sehingga berbunyi
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.
Pasal 2
Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Maret 2018
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
Ttd.
SLAMET SOEBJAKTO
5
LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA
NOMOR 64/PER-DJPB/2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL
PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 209/PER-DJPB/2017
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN
PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN SISTEM MINAPADI TAHUN
ANGGARAN 2018 PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERIKANAN BUDIDAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perikanan Budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam
menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena
meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi
yang aman bagi kesehatan. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perikanan
budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian
nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu, Indonesia saat
ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi
persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean
Economic Community (AEC).
Strategi percontohan perikanan budidaya dilaksanakan melalui
peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu
pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya yang akan
diperankan menjadi penghela percepatan percontohan sistem produksi
perikanan nasional yang berorientasi pada tren pasar global dan lokal.
Percontohan sistem produksi melalui (i) percontohan input teknologi yang
sesuai standar (teknologi anjuran), aplikatif, efektif dan efisien berbasis
wawasan lingkungan; (ii) meningkatkan daya saing produk hasil produksi
budidaya melalui percepatan pelaksanaan kegiatan sertifikasi Cara
Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); (iii) percontohan usaha perikanan
budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan
6
budidaya berkelanjutan; (iv) percontohan minapadi sebagai bagian dari
upaya mendapatkan nilai tambah ganda.
Input teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisien serta mampu
mewujudkan perikanan budidaya yang berkelanjutan yang harus segera
ditransfer kepada masyarakat pembudidaya ikan melalui kegiatan
percontohan model budidaya ikan sistem minapadi sebagai upaya dalam
memberikan tuntunan dan teladan bagi para pembudidaya ikan.
Budidaya ikan sistem minapadi adalah budidaya ikan dan padi dalam
satu hamparan sawah. Minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan
sawah karena selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan
ikan/udang. Budidaya minapadi dilakukan masyarakat sejak lama
walaupun masih menggunakan teknologi sangat sederhana hanya terbatas
pada kegiatan tahapan pendederan. Guna mendukung percontohan
budidaya ikan sistem minapadi, maka Direktorat Jenderal Perikanan
Budidaya membuat kegiatan budidaya ikan sistem minapadi. Usaha ini
dapat meningkatkan pendapatan petani karena dapat mencegah alih fungsi
lahan sawah dan urbanisasi.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan
budidaya ikan sistem minapadi, maka kegiatan ini melibatkan kelompok
pembudidaya ikan atau gabungan kelompok tani (Pokdakan/Gapoktan).
Proses ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan
dan pelaporan yang akan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau
kelompok pembudidaya ikan.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi teladan bagi para
pembudidaya ikan dalam melakukan percontohan usahanya. Agar
implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif
dan optimal sesuai target, maka perlu disusun perubahan atas Peraturan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-DJPB/2017
tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan
Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya.
B. Tujuan
Tujuan penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem
Minapadi Tahun Anggaran 2018 ini adalah:
1. meningkatkan produksi ikan melalui budidaya ikan sistem minapadi;
7
2. mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan penerima bantuan
pemerintah; dan
3. mendorong peningkatan kemampuan usaha penerima bantuan.
Capaian keberhasilan pelaksanaan kegiatan penyaluran Bantuan
Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 diukur
berdasarkan indikator output dan outcome sebagai berikut:
1. Indikator output:
a. terlaksana dan tersalurkannya 250 (dua ratus lima puluh) paket
bantuan budidaya ikan sistem minapadi kepada penerima bantuan;
dan
b. termanfaatkannya paket bantuan oleh penerima bantuan.
2. Indikator outcome adalah meningkatknya produksi ikan sebanyak 300
ton per siklus atau 600 ton per tahun.
Sasaran penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem
Minapadi Tahun Anggaran 2018 ini adalah berkembangnya usaha
budidaya ikan sistem minapadi di masyarakat petani sawah dan
pembudidaya ikan.
C. Pengertian
Dalam petunjuk teknis ini, yang dimaksud dengan:
1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria
bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan,
kelompok masyarakat, atau lembaga pemerintah/non pemerintah.
2. Penerima Bantuan Pemerintah adalah pembudidaya ikan yang
tergabung dalam Kelompok Masyarakat, Kelompok Masyarakat Hukum
Adat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, dan
Lembaga Keagamaan.
3. Minapadi adalah integrasi budidaya ikan dan padi dalam satu petak
sawah.
4. Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi yang
selanjutnya disebut Penyaluran Bantuan Pemerintah adalah penyaluran
dan pengelolaan bantuan budidaya ikan sistem minapadi kepada
Penerima Bantuan Pemerintah.
5. Pembudi Daya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan pembudidayaan ikan.
6. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara,
membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya
8
dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan
mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.
7. Usaha Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan berupa penyiapan lahan
pembudidayaan ikan, pembenihan, pembesaran, pemanenan,
penanganan, penyimpanan, pendinginan, penampungan, pemuatan,
pengangkutan ikan hasil pembudidayaan.
8. Kelompok Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
sesuai dengan kebutuhan untuk pemberdayaan masyarakat.
9. Kelompok Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang
hidup dalam suatu wilayah (ulayat) tempat tinggal dan lingkungan
kehidupan tertentu, memiliki kekayaan dan pemimpin yang bertugas
menjaga kepentingan kelompok (keluar dan kedalam), dan memiliki tata
aturan (sistem) hukum dan pemerintahan.
10. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang
anggotanya adalah masyarakat warga negara Republik Indonesia yang
secara sukarela atau kehendak sendiri berniat serta bergerak di bidang
kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai
wujud partisipasi masyarakat dlam upaya meningkatkan taraf hidup
dan kesejahteraan masyarakat yang menitikberatkan kepada
pengabdian secara swadaya.
11. Lembaga Pendidikan adalah lembaga yang melakukan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
12. Lembaga keagamaan adalah lembaga yang bertujuan untuk mengatur
kehidupan manusia dalam beragama.
13. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan
adalah kumpulan usaha pembudidaya ikan yang produktif, terorganisir,
dan dibina oleh Dinas Kabupaten/Kota, serta mempunyai pengurus dan
aturan-aturan dalam organisasi kelompok.
14. Mitra Usaha adalah orang atau perusahaan atau instansi/lembaga yang
bekerja sama dengan penerima Bantuan Pemerintah untuk mendukung
pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.
9
15. Kelompok Kerja Penyiapan Penyaluran Bantuan Pemerintah yang
selanjutnya disebut Kelompok Kerja adalah tim yang berfungsi
melakukan penyiapan Penyaluran Bantuan Pemerintah pada UPT
Direktorat Jenderal.
16. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut
Direktorat Jenderal adalah unit kerja eselon I pada Kementerian
Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
di bidang pengelolaan perikanan budidaya.
17. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya adalah unit kerja eselon II
pada Direktorat Jenderal yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan program peningkatan produksi dan usaha budidaya.
18. Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang
selanjutnya disingkat UPT Direktorat Jenderal adalah unit pelaksana
teknis lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.
19. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang
membidangi urusan kelautan dan perikanan.
20. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah di Kabupaten/Kota
yang membidangi urusan kelautan dan perikanan.
21. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang melaksanakan tugas
teknis di bidang perikanan budidaya.
22. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang ditetapkan oleh Menteri untuk menggunakan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
23. Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya disingkat KPB adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan barang milik Satuan Kerja UPT
Direktorat Jenderal.
24. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan untuk
memperoleh barang oleh KPA yang prosesnya dimulai dari perencanaan
kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
memperoleh barang.
25. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan adalah sekelompok orang yang yang
ditetapkan oleh KPA dan bertugas untuk memeriksa dan menerima
hasil pekerjaan Bantuan Pemerintah.
26. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa adalah sekelompok orang yang
yang ditetapkan oleh KPA dan bertugas untuk melakukan proses
pengadaan barang hasil Bantuan Pemerintah.
10
BAB II
PEMBERI, BENTUK, RINCIAN JUMLAH, PERSYARATAN PENERIMA, TATA
KELOLA PENCAIRAN, DAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH
A. Pemberi Bantuan Pemerintah
Pemberi Bantuan Pemerintah adalah Direktorat Jenderal melalui
Satuan Kerja Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi dan
Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi.
B. Bentuk Bantuan Pemerintah
Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan
Pemerintah berupa barang, diuraikan sebagaimana tercantum pada Tabel
1.
Tabel 1. Jenis dan Bentuk Bantuan Pemerintah
No. Jenis Bantuan Bentuk
Bantuan Keterangan
1. Benih Ikan Barang Ikan nila ukuran 7–8 (tujuh sampai dengan delapan) cm
2. Pakan Barang Pakan terapung dengan kandungan protein minimal 28%
(dua puluh delapan persen)
3. Prasarana, Sarana, dan Peralatan Operasional
Barang Caren, Jaring, dan/atau pagar biosecurity.
C. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah
Jumlah Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada Penerima
Bantuan Pemerintah untuk setiap 1 (satu) paket adalah 1 (satu) hektar,
sebagimana tercantum pada Tabel 2.
Tabel 2. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah untuk 1 Paket
No. Jenis Bantuan Keterangan
1. Benih Ikan Nila Benih ikan nila strain unggul,ukuran 7-8
(tujuh sampai dengan delapan) cm sebanyak
20.000 (dua puluh ribu) ekor
2. Pakan Ikan Nila - Pakan terapung dengan kandungan
protein minimal 28% (dua puluh delapan
persen)
- pakan finisher sebanyak 1.000 (seribu)Kg.
11
No. Jenis Bantuan Keterangan
3. 3 Prasarana, Sarana,
dan Peralatan
Operasional
- jaring dan/atau pagar biosecurity
terpasang pada lahan sawah 1 (satu)
hektar;
- caren terpasang kedalaman minimal 50
(lima puluh) centimeter seluas 10-20%
(sepuluh sampai dengan dua puluh
persen) dari setiap petakan sawah.
D. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah
Penerima Bantuan Pemerintah harus memenuhi:
1. Persyaratan Lokasi
Persyaratan lokasi untuk pelaksanaan kegiatan budidaya ikan sistem
Minapadi sebagai berikut:
a. berada pada kawasan minapolitan, lokasi Percepatan Industrialisasi
Perikanan Nasional (PIPN), sentra perikanan budidaya;
b. berada pada daerah datar dengan kemiringan lebih kecil dari 100
(sepuluh derajat);
c. memiliki lahan sawah yang jelas kepemilikannya (dimiliki atau
dikuasai secara legal dan disepakati oleh calon Penerima Bantuan
Pemerintah);
d. memiliki sumber air tawar; dan
e. memiliki aksesibiltas ke lokasi (transportasi dan komunikasi).
2. Persyaratan Penerima Bantuan
Persyaratan penerima bantuan bantuan budidaya ikan sistem
Minapadi sebagai berikut:
a. Calon penerima adalah:
1) Kelompok Masyarakat, Kelompok Masyarakat Hukum Adat,
Lembaga Swadaya Masyarakat Atau Lembaga Keagamaan,
diutamakan yang berbadan hukum dengan mengikuti
ketentuan yang mengatur kelembagaan/organisasi terkait;
2) Lembaga Pendidikan yang terdaftar di Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan atau Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi atau Kementerian Agama.
b. diutamakan berbadan hukum;
c. memiliki identitas yang legal, alamat jelas, dan dapat dihubungi;
12
d. sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang perikanan
budidaya;
e. belum pernah menerima bantuan sejenis pada tahun sebelumnya
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan;
f. anggota atau pengurus kelompok masyarakat calon penerima
bukan Perangkat Desa/Kelurahan, Aparatur Sipil Negara
(ASN)/BUMN/TNI/POLRI, Penyuluh/PPB;
g. anggota atau pengurus memiliki sarana komunikasi (HP)
Smartphone;
h. mampu menerapkan budidaya ikan sistem Minapadi;dan
i. bersedia mendapatkan pendampingan dari Petugas Teknis/
Penyuluh/ Penyuluh Perikanan Budidaya.
E. Tata Kelola Pencairan Bantuan Pemerintah
Kelembagaan kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah terdiri dari
Kelompok Kerja Pusat, Kelompok Kerja UPT Direktorat Jenderal, Dinas
Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Penyuluh dan Penerima Bantuan
Pemerintah, yang mempunyai tugas sebagaimana tercantum pada Gambar
1.
Gambar 1. Kelembagaan Bantuan Pemerintah
1. Kelompok Kerja Pusat
Kelompok Kerja Pusat mempunyai tugas:
a. menyusun petunjuk teknis penyaluran bantuan budidaya ikan
sistem Minapadi tahun 2018;
b. melakukan koordinasi dengan instansi terkait;
c. melakukan sosialisasi Penyaluran Bantuan Pemerintah; dan
13
d. melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja UPT Direktorat
Jenderal terkait pembinaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.
2. Kelompok Kerja UPT Direktorat Jenderal
UPT Direktorat Jenderal mempunyai tugas:
a. menyusun rencana kerja Penyaluran Bantuan Pemerintah;
b. melakukan kompilasi dan verifikasi serta menyusun daftar calon
Penerima Bantuan Pemerintah tahun anggaran 2018;
c. menetapkan calon penerima bantuan oleh PPK Satker UPT
Direktorat Jenderal dan disahkan oleh KPA Satker UPT Direktorat
Jenderal;
d. melakukan pendampingan teknis dan manajemen usaha kepada
penerima Bantuan Pemerintah;
e. melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja Pusat terkait
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Penyaluran
Bantuan Pemerintah; dan
f. melaporkan perkembangan kegiatan secara rutin dan berkala
setiap bulan kepada Direktur Jenderal.
3. Dinas Provinsi Dan Dinas Kabupaten/Kota
Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas:
a. melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja UPT Direktorat
Jenderal;
b. menyampaikan usulan calon Penerima Bantuan Pemerintah
kepada Direktur Jenderal dan/atau UPT Direktorat Jenderal; dan
c. melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.
4. Penyuluh
Untuk menjamin efektfitas pelaksanaan dan keberlanjutan kegiatan
Penyaluran Bantuan Pemerintah kepada Penerima Bantuan
Pemerintah, maka dilakukan pendampingan oleh Penyuluh Perikanan
Bantu (PPB) dan/atau Penyuluh Perikanan Pegawai Aparatur Sipil
Negara (ASN), Penyuluh bertugas:
a. membantu identifikasi dan seleksi calon Penerima Bantuan
Pemerintah di kabupaten/kota;
14
b. membantu dan mendampingi calon Penerima Bantuan Pemerintah
dalam penyusunan dokumen persyaratan administrasi,
persyaratan teknis, dan persyaratan lokasi;
c. memberikan pelatihan serta bimbingan teknis dan manajemen
usaha kepada Penerima Bantuan Pemerintah;
d. membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap pengadaan
sarana produksi, teknologi, dan pasar, permodalan usaha maupun
penguatan kegiatan lainnya untuk keberlanjutan Usaha
Pembudidayaan Ikan;
e. membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh
Penerima Bantuan Pemerintah;
f. membantu Penerima Bantuan Pemerintah membuat laporan
pemanfaatan Bantuan Pemerintah; dan
g. membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan setiap
bulannya kepada Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia
Kelautan dan Perikanan dengan tembusan kepada Direktur
Jenderal sesuai dengan format yang telah ditetapkan.
5. Penerima Bantuan
Penerima Bantuan budidaya ikan sistem Minapadi tahun 2018
mempunyai tugas:
1. menyusun dan menyampaikan proposal usaha Budidaya Ikan
Sistem Minapadi (sesuai Formulir–1) kepada UPT Direktorat
Jenderal melalui Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi, atau
secara langsung kepada Direktur Jenderal;
2. membuat Surat Pernyataan Kesanggupan mengelola dalam 1 (satu)
manajemen usaha minimal 2 (dua) tahun sesuai Formulir–2;
3. menandatangani Pakta Integritas sesuai Formulir–3;
4. melaksanakan dan memanfaatkan Bantuan Pemerintah sesuai
Pakta Integritas;
5. bersedia menyampaikan laporan sesuai Formulir–4; dan
6. mengembangkan jejaring dan kemitraan untuk kelangsungan
Usaha Pembudidayaan Ikan.
F. Penyaluran Bantuan Pemerintah
Mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem
Minapadi dilakukan melalui laman www.satudata.kkp.go.id. Dalam hal
calon penerima bantuan/penerima bantuan tidak mampu mengakses
15
laman tersebut, mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah Budidaya
Ikan Sistem Minapadi dapat dilakukan secara manual dan Kepala UPT
Direktorat Jenderal melakukan input data ke dalam laman
www.satudata.kkp.go.id.
1. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan Budidaya Ikan Sistem
Minapadi
Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan Budidaya Ikan Sistem
Minapadi Tahun 2018, sebagaimana tercantum pada Gambar 2
dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Gambar 2.Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah
Keterangan Gambar
1. Calon penerima bantuan mengajukan permohonan bantuan
melalui laman www.satudata.kkp.go.id atau dapat ditujukan
langsung kepada Direktur Jenderal atau Kepala UPT BBPBAT
Sukabumi atau BPBAT Jambi, maupun melalui Dinas Provinsi,
Dinas Kabupaten/Kota.
2. Direktur Jenderal menetapkan Kelompok Kerja Pusat dan
Kelompok Kerja UPT Direktorat Jenderal untuk kegiatan Bantuan
Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi.
Pemohon
(Kelompok/ Lembaga)
Direktur Jenderal
Pokja Pusat dan
Pokja UPT
Penetapan Penerima Bantuan
Usulan calon penerima bantuan disampaikan
kepada
Direktur Jenderal atau Kepala UPT DJPB
Direktur Jenderal menetapkan Pokja Pusat
dan Pokja UPT kegiatan Bantuan Pemerintah Tahun 2018
Pokja melakukan identifikasi dan verifikasi
calon penerima bantuan sesuai form chek list
dilengkapi dengan BA
PPK menetapkan penerima bantuan,
kemudian disahkan oleh KPA
1
2
3
4
16
3. Kelompok Kerja Pusat bersama Kelompok Kerja UPT Direktorat
Jenderal melakukan identifikasi dan verifikasi calon penerima
bantuan hasil seleksi atas calon Penerima Bantuan Pemerintah.
Verifikasi dilakukan untuk melihat kesesuaian persyaratan
administrasi dan persyaratan lokasi yang dimiliki oleh calon
Penerima Bantuan Pemerintah. Hasil dari identifikasi dan verifikasi
adalah dokumen Berita Acara Hasil Identifikasi dan Verifikasi
usulan calon penerima bantuan (Formulir–5).
4. Usulan calon kelompok yang memenuhi persyaratan berdasarkan
hasil identifikasi dan verifikasi selanjutnya diusulkan kepada PPK
Satker UPT Direktorat Jenderal untuk ditetapkan sebagai penerima
bantuan dan disahkan oleh KPA Satker UPT Direktorat Jenderal.
Penerima bantuan yang telah ditetapkan selanjutnya mengikuti
mekanisme penyaluran bantuan dan memanfaatkan sebaik-
baiknya bantuan yang diterimanya sebagaimana tertuang pada
pakta integritas.
2. Penyaluran Bantuan Pemerintah
Penyaluran bantuan dalam bentuk barang berupa prasarana dan
sarana budidaya ikan lele sistem minapadi sebagaimana tercantum
pada Gambar 3 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
Gambar 3. Mekanisme Penyaluran Barang
Keterangan Gambar:
1. Pokja Pengadaan Barang dan Jasa melakukan proses pengadaan
barang dengan sistem lelang umum secara elektronik.
5
3
1
2
4
• Pemeriksaan Barang oleh Tim
Panitia Pemeriksa
Hasil Pekerjaan; • Distribusi Barang;
dan • BAST diketahui
Dinas Kab/Kota
Pendampingan
Teknis oleh UPT DJPB/Penyuluh Perikanan Bantu
Penerima Bantuan
Penyedia Barang
Pengadaan Barang Sistem Lelang
Umum
Direktorat Jenderal (Satker Pusat dan
Satker UPT)
17
2. Penyedia barang yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan proses
pengadaan lelang umum selanjutnya melakukan proses
penyaluran barang kepada penerima bantuan.
3. – PPK menyerahkan bantuan hasil pekerjaan kepada KPA, sesuai
Formulir-6;
- KPA menyerahkan barang kepada Kuasa Pengguna Barang
(KPB), sesuai Formulir-7;
- KPB menyerahkan bantuan barang kepada Penerima Bantuan
sesuai Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), sesuai
Formulir-8; dan
- Tim Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang ditetapkan KPA
melakukan pemeriksaan barang yang akan diserahkan baik
spesifikasi maupun jumlah yang dilengkapi dengan Berita Acara
Pemeriksaaan Barang.
4. Pendampingan teknis dilakukan oleh UPT Direktorat Jenderal dan
Penyuluh Perikanan Bantu/ Penyuluh Perikanan Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal saat
terlaksananya Penyaluran Bantuan Pemerintah kepada Penerima
Bantuan Pemerintah. Kegiatan pendampingan teknis dilakukan
dalam bentuk bimbingan teknis dan manajemen usaha Budidaya
Ikan Sistem Minapadi.
5. Penerima Bantuan memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan yang
diterimanya sebagaimana tertuang pada pakta integritas.
3. Pembinaan
Pembinaan kepada Penerima Bantuan Pemerintah meliputi aspek
teknis dan manajemen usaha. Pembinaan dilakukan secara berkala
dan berjenjang oleh Penyuluh, Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi,
UPT Direktorat Jenderal, dan Direktorat Jenderal. Bentuk pembinaan
dapat berupa:
a. pemberian Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah
Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018;
b. fasilitasi kemitraan usaha dengan lembaga keuangan bank dan
non-bank, pelaku usaha, sektor swasta, dan mitra potensial
lainnya; dan
c. revitalisasi sarana dan prasarana Bantuan Pemerintah.
18
4. Monitoring
Dalam rangka pencapaian kinerja, transparansi, dan akuntabilitas
pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah, maka dilakukan
pemantauan minimal satu kali dalam sebulan oleh Pemberi Bantuan
Pemerintah dengan metode korespondensi persuratan, komunikasi
elektronik, dan kunjungan lapangan untuk evaluasi terhadap:
a. kesesuaian antara pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah
dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah
ditetapkan;
b. kesesuaian antara target dan realisasi; dan
c. efektifitas proses pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan
Pemerintah.
5. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh Kelompok Kerja, Dinas Provinsi, Dinas
Kabupaten/Kota, dan unit kerja yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
berdasarkan lingkup tugas dan kewenangannya dalam kelembagaan
Penyaluran Bantuan Pemerintah. Evaluasi dilaksanakan secara
berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali dalam kurun waktu
pelaksanaan setelah disalurkannya Bantuan Pemerintah.
Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, selanjutnya
Direktur Jenderal mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk
pengendalian dan perbaikan pelaksanaan kegiatan Penyaluran
Bantuan Pemerintah.
19
BAB III
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, KETENTUAN
PERPAJAKAN, SANKSI, DAN PELAPORAN
A. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah
1. Penerima Bantuan Pemerintah wajib:
a. bertanggung jawab terhadap keberlanjutan pemanfaatan dan
pengelolaan Bantuan Pemerintah; dan
b. menyampaikan laporan pemanfaatan dan pengelolaan Bantuan
Pemerintah secara rutin dan berkala paling lambat tanggal 3 (tiga)
setiap bulannya dalam kurun waktu pelaksanaan setelah
disalurkannya Bantuan Pemerintah kepada Direktorat Jenderal
sesuai Formulir-4.
2. Pemberi Bantuan Pemerintah wajib:
a. bertanggung jawab terhadap terlaksananya Penyaluran Bantuan
Pemerintah;
b. melakukan pembinaan kepada Penerima Bantuan Pemerintah; dan
c. menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
Penyaluran Bantuan Pemerintah kepada Menteri Kelautan dan
Perikanan secara rutin dan berkala paling lambat tanggal 10
(sepuluh) setiap bulannya dalam kurun waktu pelaksanaan setelah
disalurkannya Bantuan Pemerintah sesuai Formulir-9.
B. Ketentuan Perpajakan
Pengadaan barang pada Bantuan Pemerintah ini mengikuti ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
C. Sanksi
Apabila berdasarkan pemantauan, evaluasi, dan/atau pemeriksaan oleh
pejabat yang berwenang dalam pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan
Pemerintah ini, ditemukan bahwa Penerima Bantuan Pemerintah terbukti
sah melakukan kekeliruan atau kesalahan:
1. tidak memanfaatkan dan mengelola Bantuan Pemerintah secara
maksimal dalam setahun setelah diserah terimakan;
2. memanfaatkan dan mengelola Bantuan Pemerintah dengan melakukan
kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku;
20
3. menghilangkan Bantuan Pemerintah yang telah diterima dengan tidak
dapat membuktikan Berita Acara Kehilangan oleh Kepolisian;
dan/atau
4. memindahtangankan Bantuan Pemerintah kepada orang lain tanpa
persetujuan Pemberi Bantuan Pemerintah.
maka Penerima Bantuan Pemerintah dikenakan sanksi antara lain:
1. bertanggung jawab dalam proses hukum atas penyalahgunaan
bantuan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan/atau
2. tidak diikutsertakan kembali dalam program sejenis yang dikelola
lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.
D. Pelaporan
Pelaporan dilakukan berjenjang secara berkala setiap 1 (satu) bulan
sekali dalam kurun waktu pelaksanaan setelah disalurkannya Bantuan
Pemerintah.
Laporan berupa softcopy dan hardcopy sesuai Formulir-9,
disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan alamat:
Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Gedung Mina Bahari IV lantai 6,
Jl. Medan Merdeka Timur nomor 16, Jakarta Pusat
faksimile : 021-3514758 email: [email protected]
21
BAB V
PENUTUP
Dalam penyusunan perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun
Anggaran 2018 ini diharapkan kegiatan pelaksanaan bantuan pemerintah
dalam melaksanakan penyaluran bantuan secara akuntabel, transparan dan
efektif sehingga penyaluran bantuan dapat memberikan dampak yang lebih
baik terhadap perkembangan perikanan budidaya dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,
Ttd.
SLAMET SOEBJAKTO