KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN...

23
1 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 64/PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 209/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN SISTEM MINAPADI TAHUN ANGGARAN 2018 PADA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi perikanan budidaya dan mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan pemerintah budidaya ikan sistem minapadi, perlu menyusun perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER- DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER- DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya;

Transcript of KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN...

1

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 64/PER-DJPB/2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 209/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK

TEKNIS PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN

SISTEM MINAPADI TAHUN ANGGARAN 2018

PADA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi

perikanan budidaya dan mengoptimalkan

pelaksanaan kegiatan penyaluran bantuan

pemerintah budidaya ikan sistem minapadi, perlu

menyusun perubahan atas Peraturan Direktur

Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-

DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran

Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem

Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat

Jenderal Perikanan Budidaya;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan

Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur

Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-

DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran

Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem

Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat

Jenderal Perikanan Budidaya;

2

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4433),

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Neraga Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran

Neraga Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5589);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang

Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi

Daya Ikan, dan Petambak Garam (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5870);

4. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan

atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015

tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017

Nomor 5);

5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4

3

Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5655);

6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

PER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1521);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan

Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian

Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

173/PMK.05/2016 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor

168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan

Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian

Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia

Nomor 1746);

8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum

Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2153)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

60/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

70/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum

4

Dalam Rangka Penyaluran Bantuan Pemerintah di

Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1777);

9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor

6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

BUDIDAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR

209/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS

PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN

SISTEM MINAPADI TAHUN ANGGARAN 2018 PADA

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA.

Pasal 1

Ketentuan Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya

Nomor 209/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan

Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya diubah, sehingga berbunyi

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal ini.

Pasal 2

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 6 Maret 2018

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

5

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

NOMOR 64/PER-DJPB/2018

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 209/PER-DJPB/2017

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYALURAN BANTUAN

PEMERINTAH BUDIDAYA IKAN SISTEM MINAPADI TAHUN

ANGGARAN 2018 PADA DIREKTORAT JENDERAL

PERIKANAN BUDIDAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perikanan Budidaya saat ini menjadi tumpuan penting dalam

menopang pembangunan perikanan nasional seiring dengan fenomena

meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sumber pangan dan gizi

yang aman bagi kesehatan. Hal ini menjadi sebuah tantangan besar bagi

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan perikanan

budidaya sebagai ujung tombak dalam menggerakan perekonomian

nasional dan ketahanan pangan masyarakat. Disamping itu, Indonesia saat

ini dihadapkan pada sebuah tantangan besar yaitu dalam menghadapi

persaingan perdagangan bebas di level regional ASEAN atau Asean

Economic Community (AEC).

Strategi percontohan perikanan budidaya dilaksanakan melalui

peningkatan produksi, produktivitas dan daya saing yang berbasis ilmu

pengetahuan melalui industrialisasi perikanan budidaya yang akan

diperankan menjadi penghela percepatan percontohan sistem produksi

perikanan nasional yang berorientasi pada tren pasar global dan lokal.

Percontohan sistem produksi melalui (i) percontohan input teknologi yang

sesuai standar (teknologi anjuran), aplikatif, efektif dan efisien berbasis

wawasan lingkungan; (ii) meningkatkan daya saing produk hasil produksi

budidaya melalui percepatan pelaksanaan kegiatan sertifikasi Cara

Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); (iii) percontohan usaha perikanan

budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan

6

budidaya berkelanjutan; (iv) percontohan minapadi sebagai bagian dari

upaya mendapatkan nilai tambah ganda.

Input teknologi yang adaptif, aplikatif, efektif dan efisien serta mampu

mewujudkan perikanan budidaya yang berkelanjutan yang harus segera

ditransfer kepada masyarakat pembudidaya ikan melalui kegiatan

percontohan model budidaya ikan sistem minapadi sebagai upaya dalam

memberikan tuntunan dan teladan bagi para pembudidaya ikan.

Budidaya ikan sistem minapadi adalah budidaya ikan dan padi dalam

satu hamparan sawah. Minapadi dapat meningkatkan produktivitas lahan

sawah karena selain tidak mengurangi hasil padi, juga dapat menghasilkan

ikan/udang. Budidaya minapadi dilakukan masyarakat sejak lama

walaupun masih menggunakan teknologi sangat sederhana hanya terbatas

pada kegiatan tahapan pendederan. Guna mendukung percontohan

budidaya ikan sistem minapadi, maka Direktorat Jenderal Perikanan

Budidaya membuat kegiatan budidaya ikan sistem minapadi. Usaha ini

dapat meningkatkan pendapatan petani karena dapat mencegah alih fungsi

lahan sawah dan urbanisasi.

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pelaksanaan kegiatan

budidaya ikan sistem minapadi, maka kegiatan ini melibatkan kelompok

pembudidaya ikan atau gabungan kelompok tani (Pokdakan/Gapoktan).

Proses ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan

dan pelaporan yang akan dilaksanakan oleh kelompok masyarakat atau

kelompok pembudidaya ikan.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi teladan bagi para

pembudidaya ikan dalam melakukan percontohan usahanya. Agar

implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif

dan optimal sesuai target, maka perlu disusun perubahan atas Peraturan

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-DJPB/2017

tentang Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan

Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 pada Direktorat Jenderal

Perikanan Budidaya.

B. Tujuan

Tujuan penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem

Minapadi Tahun Anggaran 2018 ini adalah:

1. meningkatkan produksi ikan melalui budidaya ikan sistem minapadi;

7

2. mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan penerima bantuan

pemerintah; dan

3. mendorong peningkatan kemampuan usaha penerima bantuan.

Capaian keberhasilan pelaksanaan kegiatan penyaluran Bantuan

Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018 diukur

berdasarkan indikator output dan outcome sebagai berikut:

1. Indikator output:

a. terlaksana dan tersalurkannya 250 (dua ratus lima puluh) paket

bantuan budidaya ikan sistem minapadi kepada penerima bantuan;

dan

b. termanfaatkannya paket bantuan oleh penerima bantuan.

2. Indikator outcome adalah meningkatknya produksi ikan sebanyak 300

ton per siklus atau 600 ton per tahun.

Sasaran penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem

Minapadi Tahun Anggaran 2018 ini adalah berkembangnya usaha

budidaya ikan sistem minapadi di masyarakat petani sawah dan

pembudidaya ikan.

C. Pengertian

Dalam petunjuk teknis ini, yang dimaksud dengan:

1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria

bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan,

kelompok masyarakat, atau lembaga pemerintah/non pemerintah.

2. Penerima Bantuan Pemerintah adalah pembudidaya ikan yang

tergabung dalam Kelompok Masyarakat, Kelompok Masyarakat Hukum

Adat, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan, dan

Lembaga Keagamaan.

3. Minapadi adalah integrasi budidaya ikan dan padi dalam satu petak

sawah.

4. Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi yang

selanjutnya disebut Penyaluran Bantuan Pemerintah adalah penyaluran

dan pengelolaan bantuan budidaya ikan sistem minapadi kepada

Penerima Bantuan Pemerintah.

5. Pembudi Daya Ikan adalah orang yang mata pencahariannya

melakukan pembudidayaan ikan.

6. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara,

membesarkan, dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya

8

dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang

menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan

mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau mengawetkannya.

7. Usaha Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan berupa penyiapan lahan

pembudidayaan ikan, pembenihan, pembesaran, pemanenan,

penanganan, penyimpanan, pendinginan, penampungan, pemuatan,

pengangkutan ikan hasil pembudidayaan.

8. Kelompok Masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat

sesuai dengan kebutuhan untuk pemberdayaan masyarakat.

9. Kelompok Masyarakat Hukum Adat adalah sekelompok orang yang

hidup dalam suatu wilayah (ulayat) tempat tinggal dan lingkungan

kehidupan tertentu, memiliki kekayaan dan pemimpin yang bertugas

menjaga kepentingan kelompok (keluar dan kedalam), dan memiliki tata

aturan (sistem) hukum dan pemerintahan.

10. Lembaga Swadaya Masyarakat adalah organisasi/lembaga yang

anggotanya adalah masyarakat warga negara Republik Indonesia yang

secara sukarela atau kehendak sendiri berniat serta bergerak di bidang

kegiatan tertentu yang ditetapkan oleh organisasi/lembaga sebagai

wujud partisipasi masyarakat dlam upaya meningkatkan taraf hidup

dan kesejahteraan masyarakat yang menitikberatkan kepada

pengabdian secara swadaya.

11. Lembaga Pendidikan adalah lembaga yang melakukan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan Negara.

12. Lembaga keagamaan adalah lembaga yang bertujuan untuk mengatur

kehidupan manusia dalam beragama.

13. Kelompok Pembudidaya Ikan yang selanjutnya disebut Pokdakan

adalah kumpulan usaha pembudidaya ikan yang produktif, terorganisir,

dan dibina oleh Dinas Kabupaten/Kota, serta mempunyai pengurus dan

aturan-aturan dalam organisasi kelompok.

14. Mitra Usaha adalah orang atau perusahaan atau instansi/lembaga yang

bekerja sama dengan penerima Bantuan Pemerintah untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.

9

15. Kelompok Kerja Penyiapan Penyaluran Bantuan Pemerintah yang

selanjutnya disebut Kelompok Kerja adalah tim yang berfungsi

melakukan penyiapan Penyaluran Bantuan Pemerintah pada UPT

Direktorat Jenderal.

16. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang selanjutnya disebut

Direktorat Jenderal adalah unit kerja eselon I pada Kementerian

Kelautan dan Perikanan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

di bidang pengelolaan perikanan budidaya.

17. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya adalah unit kerja eselon II

pada Direktorat Jenderal yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan program peningkatan produksi dan usaha budidaya.

18. Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang

selanjutnya disingkat UPT Direktorat Jenderal adalah unit pelaksana

teknis lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

19. Dinas Provinsi adalah satuan kerja perangkat daerah di Provinsi yang

membidangi urusan kelautan dan perikanan.

20. Dinas Kabupaten/Kota adalah satuan kerja daerah di Kabupaten/Kota

yang membidangi urusan kelautan dan perikanan.

21. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang melaksanakan tugas

teknis di bidang perikanan budidaya.

22. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah

pejabat yang ditetapkan oleh Menteri untuk menggunakan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

23. Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya disingkat KPB adalah pejabat

pemegang kewenangan penggunaan barang milik Satuan Kerja UPT

Direktorat Jenderal.

24. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah

pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan untuk

memperoleh barang oleh KPA yang prosesnya dimulai dari perencanaan

kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk

memperoleh barang.

25. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan adalah sekelompok orang yang yang

ditetapkan oleh KPA dan bertugas untuk memeriksa dan menerima

hasil pekerjaan Bantuan Pemerintah.

26. Panitia Pengadaan Barang dan Jasa adalah sekelompok orang yang

yang ditetapkan oleh KPA dan bertugas untuk melakukan proses

pengadaan barang hasil Bantuan Pemerintah.

10

BAB II

PEMBERI, BENTUK, RINCIAN JUMLAH, PERSYARATAN PENERIMA, TATA

KELOLA PENCAIRAN, DAN PENYALURAN BANTUAN PEMERINTAH

A. Pemberi Bantuan Pemerintah

Pemberi Bantuan Pemerintah adalah Direktorat Jenderal melalui

Satuan Kerja Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi dan

Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi.

B. Bentuk Bantuan Pemerintah

Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada penerima Bantuan

Pemerintah berupa barang, diuraikan sebagaimana tercantum pada Tabel

1.

Tabel 1. Jenis dan Bentuk Bantuan Pemerintah

No. Jenis Bantuan Bentuk

Bantuan Keterangan

1. Benih Ikan Barang Ikan nila ukuran 7–8 (tujuh sampai dengan delapan) cm

2. Pakan Barang Pakan terapung dengan kandungan protein minimal 28%

(dua puluh delapan persen)

3. Prasarana, Sarana, dan Peralatan Operasional

Barang Caren, Jaring, dan/atau pagar biosecurity.

C. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah

Jumlah Bantuan Pemerintah yang akan disalurkan kepada Penerima

Bantuan Pemerintah untuk setiap 1 (satu) paket adalah 1 (satu) hektar,

sebagimana tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Rincian Jumlah Bantuan Pemerintah untuk 1 Paket

No. Jenis Bantuan Keterangan

1. Benih Ikan Nila Benih ikan nila strain unggul,ukuran 7-8

(tujuh sampai dengan delapan) cm sebanyak

20.000 (dua puluh ribu) ekor

2. Pakan Ikan Nila - Pakan terapung dengan kandungan

protein minimal 28% (dua puluh delapan

persen)

- pakan finisher sebanyak 1.000 (seribu)Kg.

11

No. Jenis Bantuan Keterangan

3. 3 Prasarana, Sarana,

dan Peralatan

Operasional

- jaring dan/atau pagar biosecurity

terpasang pada lahan sawah 1 (satu)

hektar;

- caren terpasang kedalaman minimal 50

(lima puluh) centimeter seluas 10-20%

(sepuluh sampai dengan dua puluh

persen) dari setiap petakan sawah.

D. Persyaratan Penerima Bantuan Pemerintah

Penerima Bantuan Pemerintah harus memenuhi:

1. Persyaratan Lokasi

Persyaratan lokasi untuk pelaksanaan kegiatan budidaya ikan sistem

Minapadi sebagai berikut:

a. berada pada kawasan minapolitan, lokasi Percepatan Industrialisasi

Perikanan Nasional (PIPN), sentra perikanan budidaya;

b. berada pada daerah datar dengan kemiringan lebih kecil dari 100

(sepuluh derajat);

c. memiliki lahan sawah yang jelas kepemilikannya (dimiliki atau

dikuasai secara legal dan disepakati oleh calon Penerima Bantuan

Pemerintah);

d. memiliki sumber air tawar; dan

e. memiliki aksesibiltas ke lokasi (transportasi dan komunikasi).

2. Persyaratan Penerima Bantuan

Persyaratan penerima bantuan bantuan budidaya ikan sistem

Minapadi sebagai berikut:

a. Calon penerima adalah:

1) Kelompok Masyarakat, Kelompok Masyarakat Hukum Adat,

Lembaga Swadaya Masyarakat Atau Lembaga Keagamaan,

diutamakan yang berbadan hukum dengan mengikuti

ketentuan yang mengatur kelembagaan/organisasi terkait;

2) Lembaga Pendidikan yang terdaftar di Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan atau Kementerian Riset, Teknologi dan

Pendidikan Tinggi atau Kementerian Agama.

b. diutamakan berbadan hukum;

c. memiliki identitas yang legal, alamat jelas, dan dapat dihubungi;

12

d. sudah atau akan melakukan kegiatan di bidang perikanan

budidaya;

e. belum pernah menerima bantuan sejenis pada tahun sebelumnya

dari Kementerian Kelautan dan Perikanan;

f. anggota atau pengurus kelompok masyarakat calon penerima

bukan Perangkat Desa/Kelurahan, Aparatur Sipil Negara

(ASN)/BUMN/TNI/POLRI, Penyuluh/PPB;

g. anggota atau pengurus memiliki sarana komunikasi (HP)

Smartphone;

h. mampu menerapkan budidaya ikan sistem Minapadi;dan

i. bersedia mendapatkan pendampingan dari Petugas Teknis/

Penyuluh/ Penyuluh Perikanan Budidaya.

E. Tata Kelola Pencairan Bantuan Pemerintah

Kelembagaan kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah terdiri dari

Kelompok Kerja Pusat, Kelompok Kerja UPT Direktorat Jenderal, Dinas

Provinsi, Dinas Kabupaten/Kota, Penyuluh dan Penerima Bantuan

Pemerintah, yang mempunyai tugas sebagaimana tercantum pada Gambar

1.

Gambar 1. Kelembagaan Bantuan Pemerintah

1. Kelompok Kerja Pusat

Kelompok Kerja Pusat mempunyai tugas:

a. menyusun petunjuk teknis penyaluran bantuan budidaya ikan

sistem Minapadi tahun 2018;

b. melakukan koordinasi dengan instansi terkait;

c. melakukan sosialisasi Penyaluran Bantuan Pemerintah; dan

13

d. melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja UPT Direktorat

Jenderal terkait pembinaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan

kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.

2. Kelompok Kerja UPT Direktorat Jenderal

UPT Direktorat Jenderal mempunyai tugas:

a. menyusun rencana kerja Penyaluran Bantuan Pemerintah;

b. melakukan kompilasi dan verifikasi serta menyusun daftar calon

Penerima Bantuan Pemerintah tahun anggaran 2018;

c. menetapkan calon penerima bantuan oleh PPK Satker UPT

Direktorat Jenderal dan disahkan oleh KPA Satker UPT Direktorat

Jenderal;

d. melakukan pendampingan teknis dan manajemen usaha kepada

penerima Bantuan Pemerintah;

e. melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja Pusat terkait

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Penyaluran

Bantuan Pemerintah; dan

f. melaporkan perkembangan kegiatan secara rutin dan berkala

setiap bulan kepada Direktur Jenderal.

3. Dinas Provinsi Dan Dinas Kabupaten/Kota

Dinas Provinsi dan Dinas Kabupaten/Kota mempunyai tugas:

a. melakukan koordinasi dengan Kelompok Kerja UPT Direktorat

Jenderal;

b. menyampaikan usulan calon Penerima Bantuan Pemerintah

kepada Direktur Jenderal dan/atau UPT Direktorat Jenderal; dan

c. melakukan pembinaan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan

kegiatan Penyaluran Bantuan Pemerintah.

4. Penyuluh

Untuk menjamin efektfitas pelaksanaan dan keberlanjutan kegiatan

Penyaluran Bantuan Pemerintah kepada Penerima Bantuan

Pemerintah, maka dilakukan pendampingan oleh Penyuluh Perikanan

Bantu (PPB) dan/atau Penyuluh Perikanan Pegawai Aparatur Sipil

Negara (ASN), Penyuluh bertugas:

a. membantu identifikasi dan seleksi calon Penerima Bantuan

Pemerintah di kabupaten/kota;

14

b. membantu dan mendampingi calon Penerima Bantuan Pemerintah

dalam penyusunan dokumen persyaratan administrasi,

persyaratan teknis, dan persyaratan lokasi;

c. memberikan pelatihan serta bimbingan teknis dan manajemen

usaha kepada Penerima Bantuan Pemerintah;

d. membantu memfasilitasi kemudahan akses terhadap pengadaan

sarana produksi, teknologi, dan pasar, permodalan usaha maupun

penguatan kegiatan lainnya untuk keberlanjutan Usaha

Pembudidayaan Ikan;

e. membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh

Penerima Bantuan Pemerintah;

f. membantu Penerima Bantuan Pemerintah membuat laporan

pemanfaatan Bantuan Pemerintah; dan

g. membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pendampingan setiap

bulannya kepada Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia

Kelautan dan Perikanan dengan tembusan kepada Direktur

Jenderal sesuai dengan format yang telah ditetapkan.

5. Penerima Bantuan

Penerima Bantuan budidaya ikan sistem Minapadi tahun 2018

mempunyai tugas:

1. menyusun dan menyampaikan proposal usaha Budidaya Ikan

Sistem Minapadi (sesuai Formulir–1) kepada UPT Direktorat

Jenderal melalui Dinas Kabupaten/Kota atau Dinas Provinsi, atau

secara langsung kepada Direktur Jenderal;

2. membuat Surat Pernyataan Kesanggupan mengelola dalam 1 (satu)

manajemen usaha minimal 2 (dua) tahun sesuai Formulir–2;

3. menandatangani Pakta Integritas sesuai Formulir–3;

4. melaksanakan dan memanfaatkan Bantuan Pemerintah sesuai

Pakta Integritas;

5. bersedia menyampaikan laporan sesuai Formulir–4; dan

6. mengembangkan jejaring dan kemitraan untuk kelangsungan

Usaha Pembudidayaan Ikan.

F. Penyaluran Bantuan Pemerintah

Mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem

Minapadi dilakukan melalui laman www.satudata.kkp.go.id. Dalam hal

calon penerima bantuan/penerima bantuan tidak mampu mengakses

15

laman tersebut, mekanisme pemberian Bantuan Pemerintah Budidaya

Ikan Sistem Minapadi dapat dilakukan secara manual dan Kepala UPT

Direktorat Jenderal melakukan input data ke dalam laman

www.satudata.kkp.go.id.

1. Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan Budidaya Ikan Sistem

Minapadi

Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan Budidaya Ikan Sistem

Minapadi Tahun 2018, sebagaimana tercantum pada Gambar 2

dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

Gambar 2.Mekanisme Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah

Keterangan Gambar

1. Calon penerima bantuan mengajukan permohonan bantuan

melalui laman www.satudata.kkp.go.id atau dapat ditujukan

langsung kepada Direktur Jenderal atau Kepala UPT BBPBAT

Sukabumi atau BPBAT Jambi, maupun melalui Dinas Provinsi,

Dinas Kabupaten/Kota.

2. Direktur Jenderal menetapkan Kelompok Kerja Pusat dan

Kelompok Kerja UPT Direktorat Jenderal untuk kegiatan Bantuan

Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi.

Pemohon

(Kelompok/ Lembaga)

Direktur Jenderal

Pokja Pusat dan

Pokja UPT

Penetapan Penerima Bantuan

Usulan calon penerima bantuan disampaikan

kepada

Direktur Jenderal atau Kepala UPT DJPB

Direktur Jenderal menetapkan Pokja Pusat

dan Pokja UPT kegiatan Bantuan Pemerintah Tahun 2018

Pokja melakukan identifikasi dan verifikasi

calon penerima bantuan sesuai form chek list

dilengkapi dengan BA

PPK menetapkan penerima bantuan,

kemudian disahkan oleh KPA

1

2

3

4

16

3. Kelompok Kerja Pusat bersama Kelompok Kerja UPT Direktorat

Jenderal melakukan identifikasi dan verifikasi calon penerima

bantuan hasil seleksi atas calon Penerima Bantuan Pemerintah.

Verifikasi dilakukan untuk melihat kesesuaian persyaratan

administrasi dan persyaratan lokasi yang dimiliki oleh calon

Penerima Bantuan Pemerintah. Hasil dari identifikasi dan verifikasi

adalah dokumen Berita Acara Hasil Identifikasi dan Verifikasi

usulan calon penerima bantuan (Formulir–5).

4. Usulan calon kelompok yang memenuhi persyaratan berdasarkan

hasil identifikasi dan verifikasi selanjutnya diusulkan kepada PPK

Satker UPT Direktorat Jenderal untuk ditetapkan sebagai penerima

bantuan dan disahkan oleh KPA Satker UPT Direktorat Jenderal.

Penerima bantuan yang telah ditetapkan selanjutnya mengikuti

mekanisme penyaluran bantuan dan memanfaatkan sebaik-

baiknya bantuan yang diterimanya sebagaimana tertuang pada

pakta integritas.

2. Penyaluran Bantuan Pemerintah

Penyaluran bantuan dalam bentuk barang berupa prasarana dan

sarana budidaya ikan lele sistem minapadi sebagaimana tercantum

pada Gambar 3 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

Gambar 3. Mekanisme Penyaluran Barang

Keterangan Gambar:

1. Pokja Pengadaan Barang dan Jasa melakukan proses pengadaan

barang dengan sistem lelang umum secara elektronik.

5

3

1

2

4

• Pemeriksaan Barang oleh Tim

Panitia Pemeriksa

Hasil Pekerjaan; • Distribusi Barang;

dan • BAST diketahui

Dinas Kab/Kota

Pendampingan

Teknis oleh UPT DJPB/Penyuluh Perikanan Bantu

Penerima Bantuan

Penyedia Barang

Pengadaan Barang Sistem Lelang

Umum

Direktorat Jenderal (Satker Pusat dan

Satker UPT)

17

2. Penyedia barang yang ditetapkan oleh PPK berdasarkan proses

pengadaan lelang umum selanjutnya melakukan proses

penyaluran barang kepada penerima bantuan.

3. – PPK menyerahkan bantuan hasil pekerjaan kepada KPA, sesuai

Formulir-6;

- KPA menyerahkan barang kepada Kuasa Pengguna Barang

(KPB), sesuai Formulir-7;

- KPB menyerahkan bantuan barang kepada Penerima Bantuan

sesuai Berita Acara Serah Terima Barang (BAST), sesuai

Formulir-8; dan

- Tim Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang ditetapkan KPA

melakukan pemeriksaan barang yang akan diserahkan baik

spesifikasi maupun jumlah yang dilengkapi dengan Berita Acara

Pemeriksaaan Barang.

4. Pendampingan teknis dilakukan oleh UPT Direktorat Jenderal dan

Penyuluh Perikanan Bantu/ Penyuluh Perikanan Aparatur Sipil

Negara (ASN) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal saat

terlaksananya Penyaluran Bantuan Pemerintah kepada Penerima

Bantuan Pemerintah. Kegiatan pendampingan teknis dilakukan

dalam bentuk bimbingan teknis dan manajemen usaha Budidaya

Ikan Sistem Minapadi.

5. Penerima Bantuan memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan yang

diterimanya sebagaimana tertuang pada pakta integritas.

3. Pembinaan

Pembinaan kepada Penerima Bantuan Pemerintah meliputi aspek

teknis dan manajemen usaha. Pembinaan dilakukan secara berkala

dan berjenjang oleh Penyuluh, Dinas Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi,

UPT Direktorat Jenderal, dan Direktorat Jenderal. Bentuk pembinaan

dapat berupa:

a. pemberian Petunjuk Teknis Penyaluran Bantuan Pemerintah

Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun Anggaran 2018;

b. fasilitasi kemitraan usaha dengan lembaga keuangan bank dan

non-bank, pelaku usaha, sektor swasta, dan mitra potensial

lainnya; dan

c. revitalisasi sarana dan prasarana Bantuan Pemerintah.

18

4. Monitoring

Dalam rangka pencapaian kinerja, transparansi, dan akuntabilitas

pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah, maka dilakukan

pemantauan minimal satu kali dalam sebulan oleh Pemberi Bantuan

Pemerintah dengan metode korespondensi persuratan, komunikasi

elektronik, dan kunjungan lapangan untuk evaluasi terhadap:

a. kesesuaian antara pelaksanaan Penyaluran Bantuan Pemerintah

dengan pedoman umum dan petunjuk teknis yang telah

ditetapkan;

b. kesesuaian antara target dan realisasi; dan

c. efektifitas proses pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan

Pemerintah.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan oleh Kelompok Kerja, Dinas Provinsi, Dinas

Kabupaten/Kota, dan unit kerja yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal

berdasarkan lingkup tugas dan kewenangannya dalam kelembagaan

Penyaluran Bantuan Pemerintah. Evaluasi dilaksanakan secara

berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali dalam kurun waktu

pelaksanaan setelah disalurkannya Bantuan Pemerintah.

Berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi tersebut, selanjutnya

Direktur Jenderal mengambil langkah-langkah tindak lanjut untuk

pengendalian dan perbaikan pelaksanaan kegiatan Penyaluran

Bantuan Pemerintah.

19

BAB III

PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN PEMERINTAH, KETENTUAN

PERPAJAKAN, SANKSI, DAN PELAPORAN

A. Pertanggungjawaban Bantuan Pemerintah

1. Penerima Bantuan Pemerintah wajib:

a. bertanggung jawab terhadap keberlanjutan pemanfaatan dan

pengelolaan Bantuan Pemerintah; dan

b. menyampaikan laporan pemanfaatan dan pengelolaan Bantuan

Pemerintah secara rutin dan berkala paling lambat tanggal 3 (tiga)

setiap bulannya dalam kurun waktu pelaksanaan setelah

disalurkannya Bantuan Pemerintah kepada Direktorat Jenderal

sesuai Formulir-4.

2. Pemberi Bantuan Pemerintah wajib:

a. bertanggung jawab terhadap terlaksananya Penyaluran Bantuan

Pemerintah;

b. melakukan pembinaan kepada Penerima Bantuan Pemerintah; dan

c. menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan

Penyaluran Bantuan Pemerintah kepada Menteri Kelautan dan

Perikanan secara rutin dan berkala paling lambat tanggal 10

(sepuluh) setiap bulannya dalam kurun waktu pelaksanaan setelah

disalurkannya Bantuan Pemerintah sesuai Formulir-9.

B. Ketentuan Perpajakan

Pengadaan barang pada Bantuan Pemerintah ini mengikuti ketentuan

perundang-undangan yang berlaku.

C. Sanksi

Apabila berdasarkan pemantauan, evaluasi, dan/atau pemeriksaan oleh

pejabat yang berwenang dalam pelaksanaan kegiatan Penyaluran Bantuan

Pemerintah ini, ditemukan bahwa Penerima Bantuan Pemerintah terbukti

sah melakukan kekeliruan atau kesalahan:

1. tidak memanfaatkan dan mengelola Bantuan Pemerintah secara

maksimal dalam setahun setelah diserah terimakan;

2. memanfaatkan dan mengelola Bantuan Pemerintah dengan melakukan

kegiatan yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku;

20

3. menghilangkan Bantuan Pemerintah yang telah diterima dengan tidak

dapat membuktikan Berita Acara Kehilangan oleh Kepolisian;

dan/atau

4. memindahtangankan Bantuan Pemerintah kepada orang lain tanpa

persetujuan Pemberi Bantuan Pemerintah.

maka Penerima Bantuan Pemerintah dikenakan sanksi antara lain:

1. bertanggung jawab dalam proses hukum atas penyalahgunaan

bantuan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan; dan/atau

2. tidak diikutsertakan kembali dalam program sejenis yang dikelola

lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan.

D. Pelaporan

Pelaporan dilakukan berjenjang secara berkala setiap 1 (satu) bulan

sekali dalam kurun waktu pelaksanaan setelah disalurkannya Bantuan

Pemerintah.

Laporan berupa softcopy dan hardcopy sesuai Formulir-9,

disampaikan kepada Direktur Jenderal dengan alamat:

Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya

Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya,

Kementerian Kelautan dan Perikanan,

Gedung Mina Bahari IV lantai 6,

Jl. Medan Merdeka Timur nomor 16, Jakarta Pusat

faksimile : 021-3514758 email: [email protected]

21

BAB V

PENUTUP

Dalam penyusunan perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal

Perikanan Budidaya Nomor 209/PER-DJPB/2017 tentang Petunjuk Teknis

Penyaluran Bantuan Pemerintah Budidaya Ikan Sistem Minapadi Tahun

Anggaran 2018 ini diharapkan kegiatan pelaksanaan bantuan pemerintah

dalam melaksanakan penyaluran bantuan secara akuntabel, transparan dan

efektif sehingga penyaluran bantuan dapat memberikan dampak yang lebih

baik terhadap perkembangan perikanan budidaya dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA,

Ttd.

SLAMET SOEBJAKTO

22

23