Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

13
4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 1/13 RUMAH FILSAFAT BERANDA BIODATA PENULIS KARYAKARYA KAMI MENGAPA PERLU BELAJAR FILSAFAT? MORALITAS ITU BERBAHAYA pic.pilpix.com Desember 12, 2015 by Reza A.A Wattimena KEMATIAN DAN KESALAHPAHAMAN Oleh Reza A.A Wattimena Masih teringat jelas di kepala saya, ketika saya diberikan penjelasan, bahwa Bobo, anjing kesayangan saya, meninggal. Saya masih kecil, dan belum sungguh paham, apa artinya, jika sesuatu itu meninggal. Apakah dia menghilang? Begitu pertanyaan saya. Mbak Inah, pembantu di keluarga kami yang sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri, hanya berkata, “Bobo sudah pergi ke surga, Sinyo.” Surga? Tempat apa itu. Yang saya tahu, bobo kini hidup di taman depan rumah kami bersama dengan pohon dan rumput yang tumbuh di situ. Setelah itu, beragam peristiwa terkait dengan kematian mulai menjadi pertanyaan buat saya. Diawali dengan kematian kakek dari tetangga saya. Kami mengenalnya sebagai “Engkong baik hati” yang suka memberikan kue dan permen untuk kami, anakanak kecil yang suka berlarian di depan

Transcript of Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

Page 1: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 1/13

RUMAH FILSAFAT

BERANDA BIODATA PENULIS KARYAKARYA KAMI MENGAPA PERLU BELAJAR FILSAFAT?

MORALITAS ITU BERBAHAYA

pic.pilpix.com

Desember 12, 2015 by Reza A.A Wattimena

KEMATIAN DAN KESALAHPAHAMAN

Oleh Reza A.A Wattimena

Masih teringat jelas di kepala saya,ketika saya diberikan penjelasan,bahwa Bobo, anjing kesayangansaya, meninggal. Saya masih kecil,dan belum sungguh paham, apaartinya, jika sesuatu itu meninggal.Apakah dia menghilang? Begitupertanyaan saya.

Mbak Inah, pembantu di keluargakami yang sudah kami anggapsebagai keluarga sendiri, hanyaberkata, “Bobo sudah pergi ke

surga, Sinyo.” Surga? Tempat apa itu. Yang saya tahu, bobo kini hidup ditaman depan rumah kami bersama dengan pohon dan rumput yang tumbuhdi situ.

Setelah itu, beragam peristiwa terkait dengan kematian mulai menjadipertanyaan buat saya. Diawali dengan kematian kakek dari tetangga saya.Kami mengenalnya sebagai “Engkong baik hati” yang suka memberikankue dan permen untuk kami, anakanak kecil yang suka berlarian di depan

Page 2: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 2/13

rumahnya. Yang paling puncak dan memukul saya adalah kematian ayahsaya yang begitu mendadak pada 2014 lalu.

Antara Ketakutan dan Harapan

Dihadapkan pada pertanyaan tentang kematian, banyak orang dikepungoleh ketakutan. Mereka membayangkan peristiwa perpisahan dengan apayang mereka anggap berharga dalam hidup. Ada yang membayangkanneraka yang penuh dengan api panas, dan ada yang membayangkan surgayang penuh dengan buah manis. Kecemasan dan ketakutan terselip di balikdua bayangan itu.

Orang lalu terpaku untuk hidup sehat, guna memperlambat kematian.Mereka berolahraga dengan giat, serta terobsesi dengan segala macamprogram kesehatan, mulai dari diet ala Dedi Corbuzier sampai denganmembeli peralatan fitness pribadi untuk di rumah. Di balik segala usahayang sekilas tampak mulia itu, sesungguhnya ada ketakutan yang takpernah bisa dilepas.

Kita juga sedih dan takut, ketika mendengar berita kematian. Kita merasasedih, ketika membaca berita kematian, akibat perang yang tak hentihentinya di Timur Tengah. Kita merasa sedih, ketika mendengar, temandekat atau saudara kita meninggal. Kematian mengundang beragam emosiyang seringkali sulit dikendalikan.

Ada juga yang melihat kematian sebagai harapan. Bagi mereka, hidupadalah penderitaan. Hidup dipenuhi dengan tantangan dan ketidakadilan.Maka, kematian lalu menjadi jalan keluar, guna mendapatkan keadaanyang lebih baik.

Namun, di balik ketakutan dan harapan, apa sesungguhnya kematian itu?Apakah ia ada? Apakah ia hanya sekedar konsep atau bayangan kita?

Page 3: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 3/13

Mengapa ia dipenuhi begitu banyak misteri yang mengundang kecemasansekaligus harapan?

Perubahan dan Kesalingterkaitan

Jika kita bilang, bahwa sesuatu itu mati, kita secara tidak langsungmenyatakan, bahwa sesuatu itu berakhir. Ada titik yang mengakhirikeberadaannya. Ada keterputusan antara yang “ada”, dan menjadi yang“tiada”. Namun, apakah sesuatu itu pernah sungguh berakhir?

Bobo, anjing saya, kini menyatu dengan pohon, rumput serta buah di tamandepan kami yang kecil. Abu jenazah dari “Engkong yang baik hati” kinitersebar di lautan di dekat Pantai Ancol. Abu ayah saya kini menyatubersama ikan dan beragam mahluk hidup lainnya di laut Jawa.

Mereka tidak berakhir. Mereka bergerak lanjut. Mereka berubah. Merekamemperkaya kehidupan. Mereka tidak terputus. Mereka tidak “mati”.

Salah satu hukum utama di dalam fisika modern adalah hukum kekekalanenergi. Isinya menegaskan, bahwa energi tidak bisa musnah. Ia hanya bisaberubah. Mereka yang “mati” tidaklah berakhir, melainkan berubah, danmemperkaya kehidupan semesta.

Di dalam Filsafat Timur, keberadaan (existence) selalu terkait denganperubahan (impermanence) dan kesalingterkaitan (interdependence).Artinya, keberadaan kita tidaklah pernah tetap. Ia selalu berubah sejalandengan perubahan segala hal yang ada di semesta. Kita juga tidak pernahsendirian, melainkan selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan darisegala yang ada di alam semesta ini.

Kesalahpahaman

Page 4: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 4/13

Belajar dari fisika modern dan filsafat Timur, kita bisa bilang, bahwakematian itu tidak ada. Ketika orang “mati”, tubuh dan energinya bergerakterus memperkaya kehidupan semesta yang selalu menjadi bagian daridirinya. Kita tidak pernah berakhir. Tidak ada titik dan kata putus di dalamkeberadaan kita.

Kematian, dengan demikian, adalah kesalahpahaman. Kematian adalahkonsep yang lahir dari kesalahan berpikir. Sejatinya, senyatanya, kita tidakpernah mati, dan kita tidak pernah lahir. Kita selalu ada di alam semesta inidengan segala bentuk yang kita gunakan, dan selalu dalam hubungandengan segala hal yang ada.

Bobo, anjing saya tercinta, kini menjadi buah yang siap dimakan, ketikamusimnya tiba. Ayah saya kini menjadi bagian dari lingkungan laut yangjuga tak bisa dipisahkan dari kehidupan lainnya. Semuanya salingterhubung dan tak terpisahkan. Kita adalah mereka.

Namun, senyatanya, tidak ada kita. Tidak ada mereka. Semua hanyalahkonsep. Senyatanya, kita semua satu dan sama. Tak ada mati. Tak adahidup. Tak ada gerak. Tak ada perubahan. Tak ada keterpisahan. Tak adaperpisahan. Mungkin sebaiknya, kita menari….

 

 

Ikuti

Ikuti “RumahFilsafat”

Kirimkan setiap pos baru ke KotakMasuk Anda.

Bergabunglah dengan 1.662pengikut lainnya

Masukkan alamat email Anda

Daftarkan saya

Buat situs dengan WordPress.com

Page 5: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 5/13

RAINER FORST DAN HAKATAS JUSTIFIKASI

ANTARA HIDUP, KEJERNIHANDAN KEPUTUSAN

12 THOUGHTS ON “KEMATIAN DAN KESALAHPAHAMAN”

Bagikan ini:

Twitter Surat elektronik Cetak Facebook 54 Google LinkedIn

This entry was tagged filsafat, kematian, kesalahpahaman. Bookmark the permalink.

Tentang iklaniklan ini

 Suka

7 blogger menyukai ini.

Terkait

Tentang Kematian Takut Untuk Berduka? Kematiandalam "filsafat" Dengan 2 komentar dalam "filsafat"

Page 6: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 6/13

luke ananta berkata:Desember 19, 2015 pukul 10.16

Kematian adalah penutup dan jawaban dari segalanya… kesenangan, kesedihan, kejayaan,ketidakberdayaan, kehancuran, keyakinan, keraguan, semuanya berhenti sampai di situ, dan kitatidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelah kematian. Meskipun saat sekarang manusia bisa memperkirakan saat2 kematian itu, barangkali kematiantetaplah menjadi sesuatu yang sangat mengagetkan, sekoyong konyong, sulit dipercaya, antaraikhlas dan terpaksa bahkan tidak bisa diterima, membingungkan dan misterius ! Dan yang paling menyakitkan di antara semuanya adalah ketika kehidupan dan kematian hanyalahsebagai proses alami serta gejala alam biasa yang tanpa makna dan tujuan, sehingga kita tidak akandapat menuntut ketidak adilan, ketidak beruntungan, pengorbanan dan pengabdian kita selamamenjalani kehidupan di dunia serta menjadi kesia siaan belaka… Ohh, susahnya hidup sebagai manusia, harus melampaui dirinya sendiri jauh menuju angkasanamun dipaksa harus tetap berpijak ke bumi?

Balas

Reza A.A Wattimena berkata:Desember 21, 2015 pukul 10.16

Kematian itu adalah sebuah kesalahpahaman. Kita tidak pernah mati. Jangan terlalu pusingdengan teori ok? Teori bukan kenyataan.

Balas

Phellow berkata:Desember 21, 2015 pukul 10.16

kita adalah makhluk langit yg mengalami proses dan akan kembali mencari tempat yg layak

Balas

Suka

Suka

Suka

Page 7: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 7/13

Reza A.A Wattimena berkata:Desember 21, 2015 pukul 10.16

dimana itu langit? Dimana itu tempat yang layak? Proses apa? Jangan berpikir dengan konsepterlalu banyak. Coba untuk berada sepenuhnya disini dan saat ini. ok?

Balas

Phellow berkata:Desember 21, 2015 pukul 10.16

kita disini dan saat ini tetap akan melewati proses berpisahnya antara jiwa dan ragadimana kita akan menuju keabadian kdimensi lain.

Reza A.A Wattimena berkata:Desember 22, 2015 pukul 10.16

Siapa itu kita?

luke ananta berkata:Desember 22, 2015 pukul 10.16

menanggapi rasa sakit, luapan amarah, rasa iba yang tak tertangguhkan, kepanikan terhadaprangsangan yang datang tiba2, yang terjadi di sini dan saat ini dengan cara yang ada di sini dan saatini… menjalani hidup sepenuhnya saat ini di sini tanpa masa lalu dan masa nanti… mengambil jarakdengan diri sendiri yang selama ini telah menyatu padu… atau apapun selain yang ada di benak ini,tiba tiba muncul berita baru yang terasa begitu asing, membikin pusing sekaligus menggairahkan…mengebiri dan sekaligus menawarkan pilihan lain atas kebiasaan gagal paham dan gagal sadar,seolah olah diri ini sedang tersesat di jalan yang benar. Barangkali perlu up grade besar2an,akselerasi super cepat atau restrart kembali untuk betul2 sepenuhnya bisa memahami, menyadari,

Suka

Suka

Suka

Page 8: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 8/13

meyakini, menghayati dan mengalami itu semua… tinggal mengharap belas kasihan waktu masihkahmau memberikan bonus perpanjangan hidup sebelum energi ini berubah bentuk menjadi energilain….

Balas

Reza A.A Wattimena berkata:Desember 27, 2015 pukul 10.16

yang diperlukan cuma satu: memotong segala bentuk pikiran, dan kembali ke keadaan sebelumpikiran, yakni kesadaran jernih dan langsung akan kenyataan. Semua orang bisa melakukan ini.Salam..

Balas

Ione Part II berkata:Desember 26, 2015 pukul 10.16

Yang jelas Kita bukanlah tata surya yg slalu bergerak pada poros dan mengitari matahari, Kita hanyamakhluk penghuni alam semesta yang diberkahi akal demi kelangsungan’a.

Balas

Reza A.A Wattimena berkata:Desember 27, 2015 pukul 10.16

Iya. Siapa yang mengajarkan teori ini? Apakah teori ini cukup kuat untukdipertanggungjawabkan?

Balas

Suka

Suka

Suka

Suka

Page 9: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 9/13

Ione Part II berkata:Desember 27, 2015 pukul 10.16

dari hasil pencerapan berdasarkan realita saja

Balas

Reza A.A Wattimena berkata:Desember 29, 2015 pukul 10.16

Yakin? Realitas milik siapa? Pencerapan anda sungguh obyektif, atau sudah diselimutipandangan tertentu yang diajarkan pada anda sebelumnya?

Balas

BERIKAN BALASAN

IKUTI RUMAH

FILSAFAT

Enter your emailaddress to follow thisblog and receivenotifications of newposts by email.

Suka

Suka

Ketikkan komentar di sini...

Page 10: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 10/13

Bergabunglah dengan1.662 pengikut lainnya

Masukkan alamat email Anda

Follow

Cari …

TULISAN LAMA

Pilih Bulan

TULISAN-TULISAN

TERAKHIR

Supir Taksi, Globalisasidan Pencarian Identitasyang Sejati

Pikiran dan Pencerahan

Mencipta MasyarakatTerbuka

Dunia Macam Apa?

Mengurai EpistemologiKoruptor

Supir Taksi, Globalisasidan Rekonsiliasi?

Tentang Prioritas

Jalan Hidup Zen

Ketika Tersesat

Kota dan Ilusinya

Aku Berpikir, MakaAku… Menderita

Buku Filsafat Terbaru:Tentang Manusia

Paradoks Kejernihan

Menggoyang Akal,Menggapai Intuisi

Page 11: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 11/13

Mengapa Kita “TidakPerlu” Belajar Filsafat?

Rumah

Filsafat danKemandirian Berpikir

Penderitaan danPeradaban

Karya Filsafat: Zwischenkollektivem Gedächtnis,Anerkennungund Versöhnung

Pencerahan

Paradoks Perdamaian

Berpikir itu Bermimpi

Filsafat ManajemenBisnis

Antara Hidup,Kejernihandan Keputusan

Kematian danKesalahpahaman

Rainer Forst dan Hakatas Justifikasi

Kamu adalahPengungsi…

Adu Domba

Mendidik Dendam

Paris…

Otak, Neuroplastisitasdan Hidup Kita

Demokrasi, SebuahRefleksi

Buku Filsafat Terbaru:Bahagia, Kenapa Tidak?

Dua Sayap Pendidikan

Kita Sudah Lelah

Apa Yang Terpenting?

Kebohongan, Mediadan Propaganda

Pendidikan danKemajuan Ekonomi

Page 12: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 12/13

Hubungan yangMemisahkan

Kejahatan dari Kebaikan

Melampaui Dogmatisme

Tiga BukuFilsafat Terbaru

Taoisme dan Zen: DasarFilsafat Timur

Teknologi, Ekonomidan Ekologi

Penjajahan“Mainstream”

Zen: Substansi Manusiadan Alam Semesta

Filsafat Politik sebagaiFilsafat Kesadaran

Mengapa Indonesia“Miskin”?

Akar dariSegala Kecanduan

Zen dalam Lukisan,Puisi dan Bela Diri

Sekali Lagi: TentangPikiran Manusia

Omong Kosong

Ciri dan GerakPikiran Manusia

Rasa Takut

Satu Paket?

Agama, Alam dan Alat

Zen dan KeadaanAlamiah Manusia

Zen dan Filsafat

Kenyataan danMoralitas

Zen: AntaraKekosongandan Kebebasan

Dekonstruksi danKebenaran

Filsafat sebagai

Page 13: Kematian Dan Kesalahpahaman _ Rumah Filsafat

4/23/2016 Kematian dan Kesalahpahaman | Rumah Filsafat

https://rumahfilsafat.com/2015/12/12/kematiandankesalahpahaman/ 13/13

Terapi Depresi

Media, Citra dan Realita

Tentang Keputusan

Apa yangSesungguhnya Ada

Menyamaratakan

Ilmu Pengetahuan danTantangan Global

Tetralema

KebebasanBerpendapat, danKebebasandari Pendapat

Buku Baru: Matamatika,Taktik MenemukanKarakterdalam Matematika

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. Tema Untitled.