Kelompok TAK Fix OKE

download Kelompok TAK Fix OKE

of 43

description

tak

Transcript of Kelompok TAK Fix OKE

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang TAK ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Malang, 13 April 2015

Penyusun

1.KONSEP KELOMPOK1.KelompokIndividu sebagai makhluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan bentuk-bentuk interaksi sosial yang dijalin. Dilain pihak individu juga tidak dapat lepas dari situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk akibat situasi tersebut. Dalam hubungan dengan kelompok akan diuraikan berikut ini.A.Pengertian KelompokKelompok adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y Sprott mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang lain. Kurt Lewin berpendapat the essence of a group is not the similarity or dissimilarity of its members but their interdependence. Sedangkan H.Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya melalui cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar angggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota kelompok :1.Mengerti akan tujuan yang dibebankan di dalam kelompok tersebut2.Adanya saling menghormati diantara anggota-anggotanya3.Adanya saling menghargai pendapat anggota lain4.Adanya saling keterbukaan, toleransi dan kejujuran di antara anggota kelompok

B.Kelompok dan Pengukurannya

Indivudu sebagai insan yang berbudaya menyandang fungsi ganda, yaitu sebagai makhluk individu (biologis) dan sebagai makhluk sosial (social beings). Sebagai makhluk individu, ia sering diliput oleh kecenderungan-kecenderungan (keinginan-keinginan). Sebagai makhluk sosial, ia cenderung berkelompok dua orang atau lebih yang mempunyai obyek perhatian yang sama, saling pengaruh-mempengaruhi, memupuk kepercayaan dan loyalitas serta berpartisipasi dalam kegiatan yang sama untuk memenuhi kebutuhannya. Ia menagadakan interaksi dengan individu lainya. Mereka mengembangkan ieolodi kelompok yang mengatur dan mengarahkan sikap dan tindakannya, saling pengaruh mempengaruhi alam memenuhi keputusannya.

Konsep tentang kelompok mengandung interprestasi yang berlainan. Sherif dan Burgoon (1978) memberikan batasan kelompok sebagai suatu unit sosial dan organisme hidup yang menyerupai individu. Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai huvungan saling tergantung satu sama lain sesuai dengan status dan peranannya.

Secara tertulis atau tidak, mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggotakelompoknya.

C.Kelompok Sebagai Organisme Hidup

Kelompok sebagai organisme hidup senantiasa memacu dirinya mencapai tujuan kelompoknya. Kelompok memiliki karakteristik seperti individu. Dalam kelompok sering terjadi frustasi, agresi, kemunduran, diintegrasi, kekacauan, dan lain-lain. Seperti halnya individu, kelompok mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam mengkoordinasi aktivitas anggota, kelompok tidak jarang menemukan sejumlah hambatan dan kesulitan, karena arah dan tujuan kelompok tidak jelas.

Suatu kelompok yang sedang dalam proses on becoming acapkali terjadi benturanbenturan (conflik). Cara berfikir dan bertindak telah matang atau dewasa. Anggota-anggotanya ingin bebas dan independent. Kelompok yang matang yaitu mampu menciptakan keterpaduan yang sehat dalam kelompok, mengetahui apa yang ingin di perbuat dalam kelompoknya, bertanggungjawab atas memecahkan masalahnya secara objektif, mengadakan pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuan anggotanya, menyusun dan membuat langkah-langkah kegiatan sesuai dengan situasi yang berkembang, dan perhatiannya mengutamakan groups concerns dari pada personal concerns

D.Jenis-Jenis Kelompok

Dalam memahami jenis-jenis kelompok, dapat dilihat dari segi struktur, fungsi dan interaksi serta dari segi frekuensi interaksinya. Berdasarkan struktur, kelompok dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kelompok formal dan kelompok in formal (Rogers,1960). Ciri dari kelompok formal adalah dibentuk melalui prosedur resmi, berstatus resmi dan didukung dengan peraturan-peraturan tertulis, struktur dan norma-norma kelompok dirumuskan secara tegas, tujuannya dijabarkan secara tertulis, interaksi antar anggota kelompok lebih bersifat resmi, bukan kekeluargaan.Sedangkan kelompok informal adalah sebaliknya, yang dicirikan dengan, pembentukan tidak perlu memlalui prosedur resmi, anggotanya mempunyai ikatan emosional yang yang kuat, dirumuskan secara tegas dan interaksi para anggota lebih bersifat kekeluargaan.

Berdasarkan atas fungsinya, kelompok dapat dibagi dua jenis yaitu kelompok tugas dan kelompok sosial (Soedijanto, 1980). Kelompok tugas adalah kelompok yang fungsi utamanya untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Sedangkan kelompok sosial adalah kelompok yang fungsi utamanya untuk mencapai kesejahteraan soaial dan menghasilkan keputusan bagi anggotanya. Timbul kelompok sosial ini didasarkan atas rasa senang dan kesukarelaan.

Berdasarkan atas pola interaksi, kelompok dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu kelompok interaksi, kelompok koaksi dan kelompok kounteraksi (Soedijanto, 1980). Menurut Cooley dilihat dari frekuensinya, kelompok dapat digolongkan atas dua jenis yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.

E.Aspek-Aspek Dinamika dalam Kelompok

Memahami dinamika suatu kelompok berarti memahami kekuatan-kekuatan yang timbul dari berbagai sisi yang terjadi di dalam kelompok. Lewin (1951), Cartwright (1968) dan Schen (1969) mengatakan bahwa kekuatan-kekuatan kelompok tersebut meliputi :1.Tujuan KelompokTujuan Kelompok merupakan alah satu aspek dinamika. Tujuan kelompok merupakan gambaran tentang sesuatu hasil yang diharapkan tercapai oleh kelompok. Proses untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan berbagai usaha meskipun masih sering terlambat, karena kebutuhan dan tujuan setiap anggota berlainan satu sama lain, kebutuhan dan tujuan yang terucapkan sering berbeda dengan yang terasa dan tujuan yang diharapkan tidak selamanya samaa.Kebutuhan Dasar IndividuMaslow yang terkenal dengan konsep Dynamic of Human Motivication berpendapat bahwa motivation and its resultan behavior bersumber dari dalam untuk merespon kebutuhan manusia bervariasi dan tersusun secara hirarhis. Kebutuhan yang lebih tinggi hanya akan ada sebagai motivator dan tidak dapat terwujud bila kebutuhan jenjang di bawahnya belum terpenuhi. Perwujudan diri itulah yang merupakan kebutuhan manusia yang paling fundamental dan yang terpenting.b.Minat KelompokKonsep kebutuhan dan minat sering dipakai secara simultan. Kebutuhan sifatnya lebih mendasar dan bertalian erat dengan motivasi manusia, sedangkan minat lebih dominan dan lebih konkrit. Minat bersumber dari pengalaman hidup seseorang. Pengalaman menunjukan bahwa kelompok-kelompok yang lebih homogen minat dan nilai-nilainya lebih cepat berpartisipasi dari pada yang heterogen, karena yang homogen biasanya memiliki sikap-sikap yang sama.c.Nilai-NilaiAgar tujuan-tujuan yang ingin dicapai relevan dengan kepentingan anggota, maka kebutuhan dan tujuan hendaknya diseleksi menurut prioritas kebutuhan. Untuk menentukan dan menetapkan kebutuhan dan tujuan yang mosturgent, Rath dan kawankawan (Ingalls, 1973) mengajukan tujuh kriteria dalam mengadakan penilaiannya, yaitu :1.Memilih secara bebas2.Memilih dari sejumlah alternative

3.Memilih setelah mempertimbangkan secara teliti mengenai konsekuensi alternative

4.Menghargai dan menjunjung tinggi apa yang telah di putuskan atau dipilih.5.Memperkuat dan mensahkan, artinya kita harus bangga terhadap apa yang telah dipilih6.Melaksanakan apa yang telah ditetapkan7.Mengulangi, artinya menerapkan kembali kriteria ini dalam situasi kehidupan yang sama dan dialami oleh anggota kelompok2. Peran Fungsional Anggota KelompokAnggota kelompok memegang peranan dan fungsi yang berlainan. Pada kelompok yang sedang tumbuh, anggota ingin mengetahui peran fungsional. Dalam kelompok sering terjadi ketegangan-ketegangan (tensions). Anggota kelompok mengadakan gerakan-gerakan (movement). Ada yang ingin menjadi leader, harmonizer, compromisers, dan yang lainnya hanya ingin mengacau dan membuat konflik dengan mengadakan reaksi logis. Selama issues ini masih berkembang maka tidak akan tercipta freedom dan flexibility.

Pada kelompok yang berstruktur terdapat bentuk hubungan individu yang disesuaikan dengan posisi dan peranan masing-masing anggota. Kelompok yang berstuktur biasanya telah memiliki pola hubungan yang stabil anatara anggota kelompok. Dalam kelompok terdapat bentuk interaksi kelompok untuk mengatur dirinya sendiri dalam mencapai tujuannya. Bentuk hubungan interaksi itu bertalian dengan :1.Pengambilan keputusan2.Pembagian tugas pekerjaan3.Komunikasi antar sesama anggota3.Suasana Kelompok

Suasana kelompok sebagai salah satu faktor dinamika kelompok memegang peranan penting dalam menimbulkan reaksi anggota dalam kelompoknya. Kelompok yang menarik adalah kelompok yang dimana anggotanya merasa saling diterima dan dihargai serta penuh persaudaraan..

Suasana kelompok itu mengandung nilai-nilai moralitas, sikap dan perasaan-perasaan yang pada umumnya terdapat dalam kelompok. Suasana kelompok itu ada yang positif dan ada yang negatif, ada ynag menggairahkan dan ada pula yang mengekang. Baik buruknya suasana kelompok tergantung pada :1.Hubungan antar anggota

Dengan menumbuhkan suasana yang menyenangkan, anggota dapt bekerja dengan penuh tanggung jawab. Kebebasan berkreasi dalam kelompok hendaknya dibina dan diarahkan sehingga kelompok bisa berkembang. Ada lima macam perilaku kreatif yang bisa membangkitkan kemampuan berkreasi, antara lain:a.Kelancaran, yaitu kemempuan mengemukakan ide-ide serupa untuk memecahkan suatu masalah.

b.Keluwesan, yaitu kemampuan menemukan atau menghasilkan berbagai macam ide untuk memecahkan suatu masalah di luar kategori biasa.c.Keaslian (originality), yaitu kemampuan memberikan respon unik.d.Ketelitian (elaboration), yaitu kemampuan mengarahkan ide secara teliti untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.e.Kepekaan, yaitu kepekaan menangkap dan membangkitkan masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.2.Lingkungan fisik

Lingkungan fisik yang menyenangkan akan merangsang dan mengarahkan, sehingga semangat kerja kelompok menjadi besar. Kelompok akan menjadi dinamis.3.Kekompakan KelompokKekompakan kelompok adalah derajat rasa untuk menetap di dalam kelompok. Anggota kelompok yang kompak akan lebih memperhatikan kesejahteraan anggotanya, tujuannya, dan mendorong anggotanya untuk berparisipasi dalam kegiatan kelompoknya.

Kekompakan kelompok mempengaruhi perilaku kelompok. Kerjasama, persaudaraan dan solidaritas antar sesama anggota semakin tampak pada kelompok yang kohesif. Pada kelompok yang kurang kohesif kelihatannnya masing menggantungkan diri, kurang kepedulian kepada anggotanya.

4.Pembinaan Kelompok

Kesadaraan anggota untuk tetap tinggal dalam kelompok akan menatap jika ada pembinaan. Menurut Margono, pembinaan kelompok akan berhasil apabila :a.Semua anggota berpartisipasi

b.Fasilitas memadai

c.Kegiatan kelompok intensitas terus menarik

d.Kesempatan mendapatkan anggota baru.

Semakin terbuka mendapatkan anggota baru, semakin berhasil usaha memperhatikan kehidupan kelompok.

e.Tekanan kelompok

Tekanan kelompok adalah segala sesuatu yang menimbulkan dorongan berbuat sesuatu untuk tercapainya tujuan kelompok. Sistem penguatan dan hukuman yang diberikan kepada anggota kelompok merupakan salah satu bentuk tekanan kelompok. Tekanan kelompok diberikan kepada anggota dengan maksud untik memperkecil perbedaanperbedaan yang timbul dalam kelompok karena perbedaan keinginan anggota dan dilakukan oleh orang-orang tertentu yang lebih dominan.

f.Keefektifan kelompok

Keefektifan kelompok merupakan salah satu faktor dinamika kelompok. Menurut Krechkelompok yang kreatif, efektif dan menjalankan fungsinya secara sehat, biasanya :1.Memiliki suasana yang informal, confortable dan relaxed.2.Anggota kelompok selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan diskusi untuk kepentingan tugas kelompok

3.Tugas dan tujuan kelompok saling memperhatikan satu sama lain.

4.Anggota-anggota kelompok saling memperhatikan satu sama lain

5.Berani mengemukakan pendapat walaupun suasananya genting.

6. Tidak suka menaruh rahasia yang konfrontatif

7. Sebagian besar keputusan diperoleh dengan hasil konsensus.

8. Terbuka terhadap kritikan, keterusterangan dan relatif menyenangkan.

9. Anggota kelompok bebas mengemukakan pendapat untuk kelangsungan hidup kelompok.

10. Pembagian tugas-tugas bagi anggota cukup jelas

11. Ketua kelompok tidak mendominasi kelompok, pergantian ketua kelompok disesuaikan dengan situasi.

12. Lebih menekankan pada prinsip how to get the job done

13. Anggota sadar sendiri akan tugas-tugasnya.2.KONSEP TERAPI KELOMPOK

A.PENGERTIAN TERAPI KELOMPOKTerapi kelompok adalah psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih (Direktorat Kesehatan Jiwa Sitohang, 2011).

Terapi kelompok adalah perawatan modalitas untuk lebih dari satu orang yang menyediakan hasil yang terapeutik untuk individu (Deborah Atai Otong).

Terapi kelompok adalah proses keperawatan terapeutik yang dilakukan dalam kelompok (Judith Haber).

Terapi kelompok adalah bentuk terapi yang melibatkan satu kelompok dari pertemuan yang telah direncanakan oleh seorang terapis yang ahli memfokuskan pada satu atau lebih dalam hal:

1.Kesadaran dan pengertian diri sendiri

2.Memperbaiki hubungan interpersonal

3.Perubahan tingkah laku

Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi kelompok merupakan bentuk terapi yang menyatukan individu-individu ke dalam suatu kelompok penyembuhan dan kemudian dilakukan terapi dengan dibimbing atau didampingi oleh seorang atau satu tim petugas kesehatan.

B.TUJUAN TERAPI KELOMPOK

Menurut Sitohang (2011), terapi kelompok mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

Tujuan Umum :

1.Meningkatkan kemampuan uji kenyataan (reality testing) melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain

2.Membentuk sosialisasi

3.Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi

4.Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan afektif.

Tujuan Khusus :

1.Meningkatkan identitas diri

2.Menyalurkan emosi secara konstruktif

3.Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.

Tujuan Rehabilitatif :

1.Meningkatkan kemampuan ekspresi diri

2.Sosialisasi di tengah masyarakat

3.Meningkatkan kepercayaan diri

4.Meningkatkan kemampuan empati

5.Meningkatkan kemampuan mengenai masalah-masalah hidup dan penyelesaiannya.

C.INDIKASI DAN SYARAT TERAPI KELOMPOK

a.Indikasi

1.Klien psikotik seperti kecemasan, panik, depresi ringan

2.Klien yang mengalami stress dalam kehidupan atau penyakit

3.Klien dengan masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan

4.Klien dengan gangguan keluarga, ketergantungan, dan sejenisnya

b.Kontraindikasi

1.Waham

2.Depresi berat

3.Sosio/psikopat

4.Sedang menjalani terapi lain

5.Tidak ada harapan sembuh

6.Pembosan

c.Media

1.Permainan

2.Aktivitas

3.Alat/bahan, dll.

d.Persyaratan

1.Jumlah anggota

-Menurut Wartono: 7-8 orang, dan minimal 4 orang

-Menurut Caplan: 7-9 orang

-Umumnya klien tidak lebih dari 10 orang

2.Klien

-Di rawat di Rumah Sakit Jiwa dengan observasi yang jelas

-Pada proses rehabilitasi; ada target kelompok dan target individu

3.Terapis

-Memiliki pendidikan MN (Psychiatric Nursing) atau

-Memiliki pendidikan S1 atau BSN dengan pengalaman 2 tahun

-Memiliki sertifikat

4.Target kelompok

-Perlu ada rating scale yang diterapkan pada sebelum, selama, dan setelah terapi

5.Komposisi terapis

-Leader

-Co-leader

-Fasilitator

-Observer

D.TAHAPAN TERAPI KELOMPOK

Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu Fase pra-kelompok, Fase awal kelompok, Fase kerja kelompok, dan Fase terminasi kelompok (Sitohang, 2011).

a.Fase Pra Kelompok

Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota, kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, dam media yang digunakan. Menurut Dr. Wartono, jumlah anggota kelompok yang ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 orang dan maksimum 10 orang.

Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti terapi kelompok adalah sudah memiliki diagnose yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, dan waham tidak terlalu berat.

b.Fase Awal Kelompok

Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru dan peran baru. Yalom membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sedangkan Tukman juga membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu forming, storming, dan norming.

1.Tahap Orientasi

Anggota mulai mencoba mengembangkan system sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota.

2.Tahap Konflik

Merupakan masa sulit dalam proses kelompok. Pemimpin perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku perilaku-perilaku yang tidak produktif.

3.Tahap Kohesif

Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain.

c.Fase Kerja Kelompok

Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis. Pada akhir fase ini, anggota kelompok menyadari produktivitas dan kemampuan yang bertambah disertai percaya diri dan kemandirian.

d.Fase Terminasi

Terminasi yang sukses ditandai oleh perasaan yang puas dan pengalaman kelompok akan digunakan secara individual pada kehidupan sehari-hari. Terminasi dapat bersifat sementara (temporal) atau akhir.

E.BENTUK-BENTUK TERAPI KELOMPOK

Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk, sebagian berasal dari jenis-jenis terapi individual, yaitu:

a.Kelompok Eksplorasi Interpersonal

Tujuannya adalah mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain. Pasien diterima dan didukung oleh karena itu, untuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.

b.Kelompok Bimbingan-Inspirasi

Kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya dan memaksimalkan nilai diskusi di dalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar, anggota kelompok dipilih sering kali karena mereka mempunyai problem yang sama.

c.Terapi Berorientasi Psikoanalitik

Suatu teknik kelompok dengan struktur yang longgar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik yang disadari pasien dan memprosesnya dari observasi interaksi antar anggota kelompok. Sebagian besar terapi kelompok yang sukses tampaknya bergantung lebih pada pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan kharisma pemimpin kelompok dari pada orientasi teori yang dianut.

Berbagai masalah dalam kelompok untuk mengembangkan kepercayaan diri, sensitivitas, dan keterampilan sosial. Terdapat penekanan pada hubungan timbal balik antar anggota kelompok yang difasilitasi oleh ahli terpi. Terapi kelompok dapat berlangsung terus menerus atau terbatas waktu.3.PERAN PERWAT DALAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

Peran perawat jiwa professional dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok adalah :

1. Mempersiapkan program terapi aktivitas kelompok

Sebelum melaksanakan terapi aktivitas kelompok, perawat harus terlebih dahulu, membuat proposal.

Proposal tersebut akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan terapi aktivitas kelompok, komponen yang dapat disusun meliputi : deskripsi, karakteristik klien, masalah keperawatan, tujuan dan landasan teori, persiapan alat, jumlah perawat, waktu pelaksanaan, kondisi ruangan serta uraian tugas terapis.

2. Tugas sebagai leader dan coleader

Meliputi tugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi yang terjadi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisnya kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok menetapkan tujuan dan membuat peraturan serta mengarahkan dan memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok.

3. Tugas sebagai fasilitator

Sebagai fasilitator, perawat ikut serta dalam kegiatan kelompok sebagai anggota kelompok dengan tujuan memberi stimulus pada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan.

4. Tugas sebagai observer

Tugas seorang observer meliputi : mencatat serta mengamati respon penderita, mengamati jalannya proses terapi aktivitas dan menangani peserta/anggota kelompok yang drop out.

5. Tugas dalam mengatasi masalah yang timbul saat pelaksanaan terapi

Masalah yang mungkin timbul adalah kemungkinan timbulnya sub kelompok, kurangnya keterbukaan, resistensi baik individu atau kelompok dan adanya anggota kelompok yang drop out. Cara mengatasi masalah tersebut tergantung pada jenis kelompok terapis, kontrak dan kerangka teori yang mendasari terapi aktivitas tersebut.

6. Program antisipasi masalah

Merupakan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat (emergensi dalam terapi) yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan terapi aktivitas kelompok.

Dari rangkaian tugas diatas, peranan ahli terapi utamanya adalah sebagai fasilitator. Idealnya anggota kelompok sendiri adalah sumber primer penyembuhan dan perubahan. Iklim yang ditimbulkan oleh kepribadian ahli terapi adalah agen perubahan yang kuat. Ahli terapi lebih dari sekedar ahli yang menerapkan tehnik; ahli terapi memberikan pengaruh pribadi yang menarik variable tertentu seperti empati, kehangatan dan rasa hormat (Kaplan & Sadock, 1997).

Sedangkan menurut Depkes RFI 1998, di dalam suatu kelompok, baik itu kelompok terapeutik atau non terapeutik tokoh pemimpin merupakan pribadi yang paling penting dalam kelompok. Pemimpin kelompok lebih mempengaruhi tingkat kecemasan dan pola tingkah laku anggota kelompok jika dibandingkan dengan anggota kelompok itu sendiri. Karena peranan penting terapis ini, maka diperlukan latihan dan keahlian yang betul-betul professional.

Stuart & Sundeen (1995) mengemukakan bahwa peran perawat psikiatri dalam terapi aktivits kelompok adalah sebagai leader/co leader, sebagai observer dan fasilitator serta mengevaluasi hasil yang dicapai dalam kelompok. Untuk memperoleh kemampuan sebagai leader/co leader, observer dan fasilitator dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok, perawat juga perlu mendapat latihan dan keahlian yang professional.

4.PEMBUATAN PROPOSAL TAK

Tatacara dalam pembuatan proposal TAK adalah sebagai berikut :

1.Menentukan topik dan menyusun latar belakang pembuatan proposal

2.Membuat tujuan kegiatan

3.Memaparkan landasan teori

4.Mendeskripsikan kriteria klien

5.Menyiapkan media

6.Membuat metode yang dipakai

7.Membuat uraian pelaksanaan TAK

8.Menyusun pengorganisasian

9.Menjelaskan uraian tugas pelaksana

10.Menentukan target perilaku yang diharapkan

11.Membuat Tata Tertib Pelaksanaan TAK

12.Tindakan Antisipasi Jika terjadi hal yang tidak diinginkan!

13.Menggambar Setting Tempat

1.Menentukan Topik Dan Menyusun Latar Belakang

Contoh :

Topik : Stimulasi Persepsi Umum

Latar Belakang :

Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung mayoritas merawat pasien dengan diagnosa medis skizofrenia. Pasien dengan skizofrenia 70 % mengalami halusinasi dan 30 % mengalami waham.

Dikarenakan pasien di ruangan kutilang, banyak yang belum dapat membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, maka pasien yang sudah koopereatif harus diajarkan untuk membedakan persepsi nyata dengan yang tidak nyata.

Berkenaan dengan itu, kami mahasiswa Ilmu Keperawatan FKUB akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Persepsi Umum agar dapat memantapkan kemampuan klien dalam menghadapi masalah kesehatan jiwanya yang nantinya bias dilakukan di rumahnya.

Dengan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Umum, klien dilatih mempersiapkan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Di TAK Stimulasi Persepsi Umum ini pasien akan dievaluasi dan ditingkatkan kemampuan perrsepsi klien tentang realita. Dengan adanya TAK ini, diharapkan respon dalam kehidupan menjadi adaptif.

2.Membuat Tujuan Kegiatan

a.Tujuan Umum

Contoh :

Setelah mengikuti Terapi Aktivitas Kelompok, klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

b.Tujuan Khusus

Contoh:

-Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat seperti:

Klien mampu memberi menyebutkan apa yang klien lihat.

Klien dapat menyebutkan kembali isi bacaan.

Klien dapat menyebutkan nama gambar yang dilihat.

Klien dapat memberikan pendapat terhadap acara TV yang ditonton, isi bacaan yang dibaca.

Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.

-Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami.

3.Memaparkan Landasan Teori

Contoh :

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu sama dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart dan Laraia, 2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai keadaannya, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom, 1995 dalam Stuart dan Laraia, 2001)

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi umum adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Dalam hal ini klien di latih untuk mempersepsikan stimulus dari luar secara nyata. Untuk terapi ini pasien seperti gangguan persepsi sensori halusinasi.

Halusinasi adalah suatu keadaan diman seseorang mengalami perubahan dalam jumlah dan pola dari stimulus yang datang(di prakarsai dari internal dan eksternal) disertai dengan respon menurun atau dilebih-lebihkan atau kerusakan respon pada rangsangan ini (Townsed, 2005).

4.Mendeskripsikan Kriteria Klien

Memilih klien yang akan ikut serta dalam TAK. Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah :

a.Kriteria Klien :

-Klien yang mengalami gangguan persepsi sensori : halusinasi pada tahap 1 dan 2

-Klien yang sudah kooperatif

b.Proses Seleksi

-Mengkaji klien dengan tanda halusinasi

-Mengkomunikasikan dengan perawat ruangan untuk memilih pasien yang sesuai

-Membuat kontrak dengan pasien yang sudah dipilih

c.Mengisi data klien yang sesuai dengan kriteria

5.Menyiapkan Media

Contoh: Saya memakai media sebagai berikut :

a.Kertas flipchart (lembar balik) atau TV sebagai penjelasan materi terlebih dahulu

b.Kursi/tempat duduk. TAK yang dilakukan di outdoor

c.Jadwal kegiatan harian (jika ada yang dibuat saat TAK sebelumnya)

6.Membuat Metode Yang Dipakai

Contoh :

a.Diskusi dan tanya jawab

b.Bermain peran/simulasi

7.Membuat Uraian Pelaksanaan TAK

Contoh :

a.Tempat : Ruang Kutilang RSJ Cimahi, Bandung

b.Hari/Tanggal : Selasa, 07 April 2015

c.Waktu : 10.00 WIB 10.40 WIB

d.Durasi : 40 menit

e.Strategi:

-Menjelaskan cara, tata tertib dan pelaksanaan terapi aktivitas kelompok

-Klien dapat mengenal dan mengontrol halusinasi

-Pengambilan kesimpulan

-Evaluasi

8.Menyusun Pengorganisasian

Contoh :

a.Nama klien : Tn. M, Tn. L, Tn. D, Tn. A, Tn. O

Nama cadangan : Tn. J

b.Struktur dan Tugas

Leader TAK : Tukiyem

Tugas :

-Memimpin jalannya TAK

-Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK

-Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya

-Mengarahkan proses TAK ke arah pencapaian tujuan dengan cara memotivasi kepada anggota kelompok untuk terlibat dalam kegiatan

-Menetapkan tata tertib dan kontrak waktu

Co leader : Minah

Tugas:

-Membuka dan menutup acara diskusi

-Mendampingi leader dan membantu tugas leader

-Mengambil alih tugas leader bila leader pasif (blocking)

-Menyampaikan informasi dari fasilitator leader atau sebaliknya

-Mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang

-Menyerahkan kembali posisi kepada leade

Fasilitator : Ahmad, Anton, Indah

Tugas :

-Memfasilitasi klien dalam kegiatan TAK

-Mempertahankan keikutsertaan klien dalam kegiatan

-Mengarahkan dan memotivasi klien untuk berdiskusi

-Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya kegiatan

-Memberi stimulus kepada anggota yang kurang aktif

-Ikut serta dalam kegiatan kelompok dan berperan sebagai role model bagi klien sebagai proses aktivitasi kelompok

Observer : Umi, Ali, Siska

Tugas :

-Mencatat serta mengamati proses jalannya TAK dari awal sampai akhir (dicatat pada format yang tersedia)

-Memberikan penilaian pada klien selama terapi berlangsung

-Memberikan umpan balik terhadap proses kegiatan mulai dari persiapan sampai acara selesai

-Menyampaikan hasil observasi pada kelompok

-Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan

9.Menjelaskan Uraian Tugas Pelaksana

Sesuai dengan fase komunikasi terapeutik :

a.Fase Pra-Interaksi: 5 menit

-Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan perubahan sensori persepsi : halusinasi

-Membuat kontrak dengan klien

-Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b.Fase Orientasi: 10 menit

-Salam tarapeutik :

Salam dari terapis kepada klien

Perkenalkan nama dan panggilan terapis

Menanyakan nama dan panggilan semua klien

-Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat ini

Terapis menanyakan pengetahuan dan pengalaman mengenai halusinasi

-Kontrak

Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal halusinasi dan cara mengontrol halusinasinya

Menjelaskan aturan main berikut: Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis. Lama kegiatan 40 menit. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

c. Fase Kerja : 25 menit

-Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu mengenal halusinasi tentang isinya, waktu terjadinya, situasi terjadinya, perasaan klien pada saat terjadi dan cara mengontrol halusinasi yang klien mampu.

-Kemudian terapis meminta klien menceritakan isi halusinasinya, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi perasaan klien saat halusinasi, dan cara klien mengontrol halusinasinya.

-Beri pujian setiap klien selesai cerita

-Terapis menjelaskan kembali cara mengatasi halusinasi yang benar ketika saat halusinasi muncul dan memperagakannya.

-Terapis meminta masing-masing klien memperagakan cara mengatasi halusinasi ketika mendapat giliran

-Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien memperagakan cara mengatasi halusinasi

d.Fase terminasi: 5 menit

-Evaluasi

Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK

Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

-Tindak lanjut

Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi, dan perasaannya jika terjadi halusinasi

Terapis mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul

Memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian klien

-Kontrak yang akan datang

Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

10.Menetukan Target Perilaku yang Diharapkan

a.Persiapan

-Terapis atau perawat

Identifikasi masalah klien sebelum terapi dimulai

Mempersiapkan sarana dan prasarana

Menentukan waktu kegiatan

-Peserta

Klien siap mengikuti TAK

Mematuhi tata tertib yang telah ditentukan

b. Proses

-Terapis atau kelompok

Melaksanakan TAK sesuai perencanaan

Terapis mengantisipasi hal yang tidak dikehendaki selama TAK berlangsung

Memotivasi klien untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan TAK

c.Hasil

-Terapis dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai tujuan

-Klien dapat menceritakan kembali isi halusinasinya, kapan terjadinya, situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat halusinasi

-Klien dapat menangkap materi sesuai tujuannya

-Klien dapat mengikuti kegiatan sesuai dengan tujuan terapis aktivitas kelompok

11.Membuat Tata Tertib Pelaksanaan TAK

a.Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK sampai selesai

b.Berpakaian rapi dan bersih

c.Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib dibacakan

d.TAK berlangsung selama 40 menit dari pukul 10.00 sampai 10.40 WIB

e.Sebelum acara dimulai yang ingin kebelakang untuk BAB dan BAK dipersilahkan kekamar mandi dahulu

f.Anggota kelompok wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai

g.Peserta dan anggota kelompok tidak diperkenankan untuk makan minum, merokok selama acara berlangsung

12.Tindakan Antisipasi Jika terjadi hal yang tidak diinginkan

a.Bila ada peserta yang direncanakan tidak bisa hadir maka akan diganti oleh cadangan yang telah dipersiapkan dengan cara ditawarkan terlebih dahulu pada peserta

b.Bila ada peserta yang tidak mentaati tata tertib diperingatkan dan jika tidak bisa diperingatkan maka harus keluar dari kegiatan setelah dilakukan penawaran

c.Bila ada kelompok yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan leader memperingatkan dan mengarahkan kembali bila tidak bisa di arahkan terpaksa harus dikelurkan dari kelompok terapi

d.Bila peserta pasif, leader memotivasi klien dengan dibantu oleh fasilitator

13.Menggambar Setting Tempat

-Terapis dan klien duduk menghadap ke televise

-Ruangan nyaman dan tenang

-Bagan Setting

Keterangan: : Leader

: Co Leader

: Perawat/ Fasilitator

: Pasien

: Observer

: TV/flipchart5.APLIKASI TAK

Terapi aktivitas kelompok (TAK) merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Akttivitas digunakan sebagai terapi dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Terapi Aktivitas kelompok dibagi menjadi empat, yaitu terapi aktivitas kelompokstimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

Terapi Aktivitas Kelompok: Sosialisasi (TAKS)

Aktivitas TAKS dilakukan tujuh sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan social berikut:

1. Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.

2. Klien kerusakan komunikasi verbal yang terlah berespon sesuai dengan stimulus

Berikut yang dilakukan dalam tiap sesi:

Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.

Sesi 2: Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok (memperkenalkan diri sendiri dan menanyakan diri anggota kelompok lain).

Sesi 3: klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok (menanyakan dan menjawab pertanyaan tentang kehidupan pribadi)

Sesi 4: Klien mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok (menyampaikan, memilih, dan memberi pendapat tentang topic)

Sesi 5: Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain

Sesi 6: klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisai kelompok

Sesi 7: klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan

Terapi Aktivitas kelompok: Stimulasi Persepsi

Aktivitas dibagi dalam empat bagian, yaitu mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari, stimulus nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, stimulus yang tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah.

TAK Stimulasi Persepsi Umum

Sesi 1: menonton televise

Sesi 2: membaca majalah/Koran/artikel

Sesi 3: melihat gambar

TAK Stimulasi Persepsi: Prilaku Kekerasan

Sesi 1: mengenal prilaku kekerasan yang biasa dilakukan

Sesi 2: mencegah prilaku kekerasan fisik

Sesi 3: mencegah prilaku kekerasan social

Sesi 4: mencegah prilaku kekerasan spiritual

Sesi 5: mencegah prilaku kekerasan dengan patuh mengkonsumsi obat

TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi

Sesi 1: mengenal halusinasi

Sesi 2: mengontrol halusinasi dengan menghardik

Sesi 3: mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan

Sesi 4: mencegah halusinasi dengan bercakap-cakap

Sesi 5: mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat

TAK Stimulasi Persepsi: HDR

Sesi 1: indentifikasi hal positif pada diri

Sesi 2: melatih positif pada diriTerapi Aktifitas Kelompok: Stimulasi Sensoris

Aktivitas stimulasi sensoris dapat berupa stimulus terhadap pendengaran, penglihatan, dan lain-lain, seperti gambar, video,tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai indikasi TAK-Stimulasi-Sensoris adalah klien isolasi social, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurang komunikasi verbal.

Sesi 1: mendengar music

Sesi 2: menggambar

Sesi 3: menonton TV/VideoTerapi Aktivitas Kelompok: Orientasi Realitas

Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan wktu. Klien yang mempunyai indikasi TAK-orientasi realitas adalah klien halusinasi; dimentis; kebingungna; tidak kenal dirinya; salah mengenal orang lain; salah mengenal orang lain; tempat dan waktu.

Sesi 1: pengenalan orang

Sesi 2: pengenalan tempat

Sesi 3: pengenalan waktuBerikut adalah contoh aplikasi terapi aktifitas kelompok:

APLIKASI TAK SOSIALISASI : MENARIK DIRI

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): Sosialisasi (TAKS) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan dengan masalah hubungan sosial.

a. Tujuan :

a. Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara bertahap.

b. Tujuan khusus

Klien mampu memperkenalkan diri Klien mampu berkenalan dengan anggota keluarga kelompok Klien mampu bercakap cakap dengan anggota kelompok Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan

Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi padaorang lain.

Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosial kelompok

Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah dilakukan.b. Aktivitas dan Indikasi

Aktivitas TAKS dilakukan 2 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan sosial berikut :1. Klien harga diri rendah yang cukup kooperatif

2. Klien yang yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi verbal

3. Klien dengan gangguan harga diri rendah yang telah dapat berinteraksi dengan orang lain.

4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak sedang mengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypid, dan lain-lain)

c. Setting

Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.Ruangan yang nyaman dan tenang.

Keterangan :

L

: Leader

Co: Co Leader

F

: Fasilitator

O

: Observer

K

: Klien

Op: Operator

Petunjuk

Klien duduk melingkar bersama perawat.

d. Metode TAKS

Dinamika kelompok

Diskusi dan tanya jawab

Bermain peran atau stimulasi

e. Waktu dan Tempat PelaksanaanTerapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:Hari, Tanggal : Selasa, 23 November 2010

Waktu : Pukul 10.00 WIB s.d selesaiTempat : Ruang Gelatik RSJ Menur

f. Nama Klien dan RuanganKlien yang mengikuti kegiatan berjumlah 6 orang, sedangkan sisanya sebagai cadangan jika klien yang ditunjuk berhalangan.Adapun nama-nama klien yang akan mengikuti TAK serta pasien sebagai cadangan yaitu:Klien peserta TAK:1. Ali Mawardi

2. Khoirudin3. Ikan Panji4. Imam Bukhori5. Prasetyo Dwi6. Sukonog. Media dan AlatBola

Handphone (MP3)

Speaker

Balon

Sprei

h. Susunan PelaksanaSusunan TAKS sebagai berikut:a. Leader

: Gloria Paradita

b. Co. Leader: Claudia C.P.P.

c. Fasilitator 1: Fathoni Eko A.S.

d. Fasilitator 2: Nanik Ratnawati

e. Fasilitator 3: Vina Intihatus S

f. Fasilitator 4: Okky Andhika M.

g. Fasilitator 5: Astrid Andryana

h. Fasilitator 6: Thurfah Kustiati

i. Observer: Feny Andriani

j. Operator: Ferri Kusnadi

k. Langkah Kegiatan

1. Persiapan

Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial: menarik diri

Membuat kontrak dengan klienMempersiapkan alat dan tempat pertemuan2. Orientasi

Pada tahap ini terapis melakukan :

Memberikan salam terapeutik: salam dari terapis

Evaluasi / validasi: menanyakan perasaan klien saat ini

Kontrak:

Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri Menjelaskan aturan main sebagai berikut :

Jika ada klien yang akan meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada terapis.

Lama kegiatan kurang lebih 45 menit.

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja

Jelaskan kegiatan yaitu music pada Handphone akan di hidupkan, serta bola diedarkan berlawanan arah jarum jam. Dan pada saat tape di matikan, maka anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan diri.

Hidupkan kaset pada handphone dan edarkan bola berlawanan jarum jam.

Pada saat music di hentikan, anggota kelompok yang memegang bola mendapat giliran untuk menyebutkan: salam, nama lengkap, nama panggilan, hoby, dan asal di mulai dari terapis sebagai contoh.

Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan temple atau pakai.

Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.

Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk tangan.

4. Tahap terminasi.

Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK. Memberi pujian atas keberhasilan kelompok. Rencana tindak lanjut.

Menganjurkan tiap anggota kelompok melatih memperkenalkan diri kepada orang lain di kehidupan sehari-hari.

Masukkan kegiatan memperkenalkan diri pada jadwal kegiatanharian klien.

Kontrak yang akan dating.

Menyepakati kegiatan berikut yaitu berkenalan dengan anggota kelompok.

Menyiapkan waktu dan tempat

l. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Input

a. Tim berjumlah 10 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co-leader, 6 fasilitator, 1 observer dan 1 operator.

b. Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik.

c. Peralatan mp3 sound system berfungsi dengan baik.

d. Tersedia bola

e. Klien, tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktivitas kelompok sosialisasi.

2. Evaluasi Proses

a. Leader menjelaskan aturan main dengan jelas.

b. Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien.

c. Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi jalannya permainan.

d. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.

3. Evaluasi Output

Setelah mengadakan terapi aktivitas kelompok sosialisasi dengan 8 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut;

a. 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai.

b. 70% klien dapat meningkatkan komunkasi non verbal: bergerak mengikuti instruksi, ekspresi wajah cerah, berani kontak mata.

c. 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal (menyapa klien lain atau perawat, mengungkapkan perasaan dengan perawat).

d. 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai).

e. 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau berinteraksi dengan perawat / klien lain)

TAKS SESI I

A. TUJUAN

Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan : nama lengkap,

nama panggilan, asal, dan hobi.

B. EVALUASI DAN DOKUMENTASI SESI I

EVALUASI

Sesi I TAKS : Kemampuan Memperkenalkan Diri

a. Kemampuan Verbal

NoAspek yang dinilaiNama Klien

Ali M.KhoirudinIkan PanjiImam B.Prasetyo D.Sukono

1.Menyebutkan nama lengkap

2.Menyebutkan nama panggilan

3.Menyebutkan asal

4.Menyebutkan hobi

Jumlah

b. Kemampuan non verbal

NoAspek yang dinilaiNama Klien

Ali M.KhoirudinIkan PanjiImam B.Prasetyo D.Sukono

1.Kontak mata

2.Duduk tegak

3.Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

4.Mengikuti kegiatan awal sampai akhir

Jumlah

Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda () jika tidak ditemukan.

3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu, dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu

C. DOKUMENTASI

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK`pada satatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi I TAKS, klien mampu memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal, dianjurkan memperkenalkan diri pada klien lain di ruang rawat (buat jadwal)

TAK SESI II

A. TUJUAN

Klien mampu mengungkapkan perasaan yang dialami sekarang.

B. EVALUASI DAN DOKUMENTASI SESI II

EVALUASI

Sesi II TAKS : Kemampuan Berkenalan

a. Kemampuan Verbal

NoAspek yang dinilaiNama Klien

Ali M.KhoirudinIkan PanjiImam B.Prasetyo D.Sukono

1.Perasaan Senang

2.Perasaan Sedih

3.Perasaan Datar

4.Perasaan tak terkaji

Jumlah

Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda () jika tidak ditemukan.

3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu, dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu.b. Kemampuan non verbal

NoAspekyangdinilaiNama klien

Ali M.KhoirudinIkan PanjiImam B.Prasetyo D.Sukono

1.Kontak mata

2.Duduk tegak

3.Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai

4.Mengikuti kegiatan awal sampai akhir

Jumlah

Petunjuk :

1. Di bawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.

2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda cek list () jika ditemukan kemampuan pada klien, atau tanda () jika tidak ditemukan.

3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, jika 3 atau 4 klien mampu, dan jika 0,1 atau 2 klien belum mampu

C. DOKUMENTASI

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK`pada catatan proses keperawatan tiap klien. Misalnya, klien mengikuti sesi II TAKS, klien mampu mengungkapkan perasaan yang dirasakan saat terapi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Purwaningsih, Wahyu & Karlina Ina.2010.Asuhan Keperawatan Jiwa.Jogjakarta: Nuha Medika.2. Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004.Keperawatan Jiwa, Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta : EGC.3. Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama.4. Sihotang, L. 2011. Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi terhadap Kemampuan Mengontrol. Medan: USU.

5. Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, 1999

6. Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundereen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta 1995

Coooo

O

K

L

Op

K

F

F

K

F

K

F

K

1