Renstra Fix Oke-1

44
RENCANA STRATEGIS BISNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Tahun 2007 – 2011 I. RINGKASAN EKSEKUTIF Tahun 2007 merupakan tahun pertama dari Rencana Startegis tahun 2007 – 2011, selain merupakan kelanjutan dari kegiatan dari tahun sebelumnya ditekankan pada pemenuhan standar-standar untuk peningkatan kelas rumah sakit serta perubahan Struktur Kelembagaan Rumah Sakit. Rencana kegiatan tersebut meliputi : 1. Meningkatkan kualitas proses layanan kepada pelanggan difokuskan pada upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap Upaya yang dilakukan dengan melalui : a. Menjaga mutu pelayanan b. Pemasaran/promosi rumah sakit c. Pelayanan unggulan/baru d. Pemenuhan kebutuhan sarana/prasarana 2. Meningkatkan kapabilitas dan komitmen petugas, melalui upaya : a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas b. Meningkatkan kesejahteraan petugas c. Meningkatkan sistem monitoring dan pengawasan 3. Mempercepat proses pelaporan dan akses informasi melalui upaya pengembangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit, 4. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, melalui upaya : a. Meningkatkan performance rumah sakit b. Terciptanya pelayanan prima, sesuai dengan SK Men.Pan No.63/Kep/M.PAN/7/03 tanggal 10 Juli 2003 tentang prinsip- 1

Transcript of Renstra Fix Oke-1

Page 1: Renstra Fix Oke-1

RENCANA STRATEGIS BISNIS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Tahun 2007 – 2011

I. RINGKASAN EKSEKUTIF

Tahun 2007 merupakan tahun pertama dari Rencana Startegis tahun 2007 – 2011, selain

merupakan kelanjutan dari kegiatan dari tahun sebelumnya ditekankan pada pemenuhan standar-

standar untuk peningkatan kelas rumah sakit serta perubahan Struktur Kelembagaan Rumah

Sakit.

Rencana kegiatan tersebut meliputi :

1. Meningkatkan kualitas proses layanan kepada pelanggan difokuskan pada upaya untuk

meningkatkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat inap

Upaya yang dilakukan dengan melalui :

a. Menjaga mutu pelayanan

b. Pemasaran/promosi rumah sakit

c. Pelayanan unggulan/baru

d. Pemenuhan kebutuhan sarana/prasarana

2. Meningkatkan kapabilitas dan komitmen petugas, melalui upaya :

a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas

b. Meningkatkan kesejahteraan petugas

c. Meningkatkan sistem monitoring dan pengawasan

3. Mempercepat proses pelaporan dan akses informasi melalui upaya pengembangan Sistem

Informasi Manajemen Rumah Sakit,

4. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, melalui upaya :

a. Meningkatkan performance rumah sakit

b. Terciptanya pelayanan prima, sesuai dengan SK Men.Pan No.63/Kep/M.PAN/7/03

tanggal 10 Juli 2003 tentang prinsip-prinsip Pelayanan Publik.

II. RENCANA ORGANISASI

A. LATAR BELAKANG

1. Sejarah singkat berdirinya organisasi

a) Pada tahun 1953 didirikan rumah sakit darurat di desa Trirenggo Kecamatan Bantul atas

dasar pemikiran Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul bersama Dinas Kesehatan Rakyat.

b) Pada tahun 1956, rumah sakit yang semula merupakan rumah sakit darurat kemudian

diubah menjadi rumah sakit pembantu.

1

Page 2: Renstra Fix Oke-1

c) Keadaan tersebut terus berkembang dan maju sehingga pada tahun 1957 rumah sakit

tersebut diubah menjadi Rumah Sakit Umum.

d) Tahun 1957 resmi menjadi RS Kabupaten dgn 60 tt, tahun 1967 bertambah menjadi 90 tt

e) Tahun 1978 sbg RSUD status kelas D

f) Status Kelas C SK. MenKes.R.I No.202/MenKes/SK/11/1993,tgl 26-2-1993.

g) Lulus akreditasi penuh bulan November 1998 untuk 5 Pokja

h) Tgl. 1-1-2003 menjadi RS Swadana dgn Perda No.8 tgl 8-6-2002

i) Tgl. 29-3-2003 berubah nama RSUD Panembahan Senopati

j) Tahun 2003 dan 2004 memperoleh piagam dan piala “Citra pelayanan Prima” dari

Presiden

k) Tgl. 1-9-2004 menerapkan Tarip Unit-Cost (Perda No.4 Tahun 2004)

l) Tgl 22-12-2005 mendapatkan penghargaan RSSI/RSSB tingkat nasional

2. Landasan hukum berdirinya RS

Pada tahun 1978 berdasarkan Surat Keputusan kantor Wilayah Departemen

Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 02028/Kanwil/Izin/1978, tanggal

13 September 1978 tentang status Rumah Sakit Bantul menjadi tipe D.

Dengan status tipe D kemudian diikuti dengan membangun gedung baru kurang lebih

1 km di sebelah utara gedung lama. Pada tahun 1981 Rumah Sakit Umum Bantul menempati

gedung baru. Pada tanggal 1 April 1982 gedung tersebut diresmikan pengunaannya oleh

Menteri Kesehatan RI dr. Soewarjono Suryaningrat.

Berdasarkan persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:

B-142/I/1993 tanggal 13 Pebruari 1993, maka Menteri Kesehatan Republik Indonesia dengan

Surat Keputusan Nomor: 202/Menkes/SK/II/1993 tanggal 26 Pebruari 1993 menetapkan

peningkatan RSUD kelas D menjadi RSUD kelas C.

Sebagai tindak lanjut dari peningkatan kelas tersebut, Menteri Dalam Negeri RI

mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 22 tahun 1994 tentang Pedoman Organisasi dan Tata

Kerja Rumah Sakit Umum Daerah, yang selanjutnya Gubernur Kepala Daerah Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta dengan surat Nomor: 188.342/212 tanggal 22 September 1994

yang mengharapkan agar Pemda tentang Susunan Organisasi dan Tatakerja RSUD kelas C.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor: 2 Tahun 1996 ditetapkan

susunan Organisasi dan Tatakerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bantul.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 8 Tahun 2002, RSUD

Kabupaten Bantul mulai tahun 2003 ditunjuk menjadi Unit Swadana Daerah.

2

Page 3: Renstra Fix Oke-1

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan brand image masyarakat terhadap RSUD

Kabupaten Bantul dengan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati.

Nama Rumah Sakit umum Daerah Panembahan Senopati diresmikan oleh Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 29 Maret 2003.

3. Sejarah singkat mengenai tujuan utama BLUD terutama upaya menghadapi persaingan global

Seiring dengan tuntutan reformasi manajemen keuangan pemerintah dan dalam

rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan jasa pelayanan

kesehatan tanpa mengutamakan keuntungan yang didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas serta didukung dengan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), serta sesuai dengan salah satu

langkah strategis Pemda Kabupaten Bantul kurun waktu 2006-2010 yaitu Reformasi

kebijakan di bidang kesehatan, RSUD Panembahan Senopati Bantul telah menjadikan Badan

Layanan Umum (BLU) sebagai salah satu program yang akan dijalankan dalam masa 2007-

2011. Perubahan Pola Pengelolaan Keuangan menjadi BLU tidak merubah status

kepemilikan RSUD Panembahan Senopati Bantul. RSUD Panembahan Senopati Bantul tetap

merupakan Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II

Bantul.

B. VISI

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode

perencanaan yang didalamnya berisi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa

depan, cita dan citra yang ingin diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang

digali dari nilai-nilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders.

Visi Badan Pengelola RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah merupakan cita-cita

yang menggambarkan akan dibawa kemana RSUD Panembahan Senopati Bantul di masa

mendatang dan visi selalu berpijak pada kondisi, potensi, tantangan dan hambatan yang ada.

Sehubungan dengan analisis dan pendalaman tersebut, maka ditetapkanlah visi RSUD

Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut :

”Terwujudnya RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai Pilihan Utama Pelayanan

Kesehatan dan Rujukan bagi masyarakat Kabupaten Bantul”.

RSUD Panembahan Senopati ingin menjadi Rumah Sakit pilihan utama dalam hal:

a. Sumber Daya Manusia

3

Page 4: Renstra Fix Oke-1

1). Sumber daya manusia profesional dalam kedisiplinan, skill, knowledge, dan memiliki

norma yang baik

2). Sumber daya manusia sejahtera dalam arti merasakan kenyamanan bekerja, rasa aman,

mengembangkan karir, dan memiliki jasa pelayanan yang memadai.

3). Sumber daya manusia lengkap secara kualitas dan kuantitas

4). Sumber daya manusia yang memiliki rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap

rumah sakit.

b. Fasilitas Fisik

1). Sarana dan prasarana cukup/memadai secara kualitas dan kuantitas, memiliki lingkungan

indah dalam estetika bangunan.

2). Lingkungan nyaman, aman, bersih dan asri.

3). Memiliki peralatan yang memadai sehingga mampu melayani pasien atas permintaan

sendiri maupun rujukan.

c. Operasional Pelayanan

1). Pelayanan cepat, tepat dan akurat

2). Kepastian biaya dan waktu

d. Pengguna

1). Tarif terjangkau (sesuai unit cost dan sesuai kemampuan masyarakat)

2). Pelayanan cepat, tepat, dan akurat

3). Kepastian biaya dan waktu

4). Kepuasan pengguna

Dengan adanya keunggulan-keunggulan di atas RSUD Panembahan Senopati akan

menjadi pilihan utama dan rujukan masyarakat Bantul dan sekitarnya.

C. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi Pemerintah agar tujuan

organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan persyaratan misi tersebut

diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah,

mengetahui peran dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh di masa mendatang.

Dari gambaran tersebut maka ditetapkan misi RSUD Panembahan Senopati Bantul

adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

4

Page 5: Renstra Fix Oke-1

2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan sumber daya Rumah Sakit baik

medis, paramedis maupun non medis.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana Rumah Sakit.

4. Melaksanakan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) sesuai dengan prosedur

dan standar.

5. Menyediakan pelayanan pendidikan dan penelitian

D. TUJUAN DAN SASARAN

Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi RSUD Panembahan Senopati Bantul diperlukan

adanya suatu rumusan yang menjadi tonggak kunci penentu keberhasilan. Berdasarkan analisis

internal maupun eksternal, rumusan faktor kunci penentu keberhasilan untuk mencapai Visi dan

Misi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan SDM Rumah Sakit yang kompeten, kredibel, inovatif dan mampu berperilaku

sebagai pelayan masyarakat melalui peningkatan kapasitas SDM aparatur, peningkatan

system penjenjangan dan karier, serta system penempatan pegawai sesuai dengan bakat dan

latar belakang pendidikan.

2. Memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi untuk meningkatkan kualitas layanan

dalam rangka memberikan layanan yang prima pada masyarakat.

3. Mengikutsertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan di bidang kesehatan.

4. Meningkatkan kerjasama lintas program maupun lintas sektor serta dukungan dari

Pemerintah Kabupaten dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi dan meletakkan

kerangka prioritas untuk memfokuskan arah semua program dan kegiatan dalam melaksanakan

misi. Tujuan dicanangkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. Berdasarkan misi dan faktor-

faktor kunci keberhasilan RSUD Panembahan Senopati Bantul menetapkan tujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan diatas maka RSUD Panembahan Senopati

Bantul menetapkan sasaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya cakupan layanan kesehatan

Sasaran yang ditetapkan adalah :

a. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat darurat

b. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat jalan

c. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien rawat inap

d. Meningkatnya angka pemanfaatan tempat tidur (BOR)

5

Page 6: Renstra Fix Oke-1

e. Meningkatnya jumlah pasien pengobatan TB dengan program DOTS

f. Meningkatnya jumlah pasien maskin yang terlayani

2. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan

Sasaran yang ditetapkan adalah :

a. Meningkatnya alat kesehatan/ kedokteran yang beroperasi sesuai standar

b. Meningkatnya penyediaan obat esensial generik atas persediaan obat di RS

c. Meningkatnya jumlah tenaga dokter spesialis

d. Menurunnya jumlah angka kematian bayi di RS

e. Menurunnya jumlah angka kematian ibu bersalin di RS

f. Meningkatnya jumlah angka kesembuhan penderita diare di RS

g. Meningkatnya jumlah angka kesembuhan penderita Demam Berdarah di RS

6

Page 7: Renstra Fix Oke-1

III.ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS

A. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Profil Pasar RSUD Panembahan Senopati Bantul

Grafik Trend Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bantul Tahun 2001-2006

Sumber: BPS Kab. Bantul

Pertumbuhan penduduk Kab. Bantul adalah 3,67 % pertahun, dengan jumlah

penduduk Laki-laki sebanyak 409.098 jiwa dan jumlah penduduk Perempuan sebanyak

411.443 jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Bantul rerata 1.618 orang per Km2, dengan

wilayah kecamatan yang mempunyai kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan

Banguntapan yaitu sebesar 4.301 jiwa per Km2. Sedangkan kepadatan penduduk terendah

adalah Kecamatan Dlingo yaitu sebesar 638,39 jiwa per Km. Secara topografis, Kabupaten

Bantul terbagi menjadi daerah dataran yang terletak pada bagian tengah dan utara, daerah

perbukitan yang terletak pada bagian timur dan barat serta daerah pantai yang terletak pada

bagian selatan. Wilayah Kabupaten Bantul dilewati oleh tiga sungai utama yaitu Sungai

Opak, Sungai Oya dan Sungai Progo. Ketiga sungai ini dimanfaatkan untuk pasokan irigasi,

air minum serta tambang pasir dan batu.

Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kabupaten Bantul merupakan salah satu

wilayah terselatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan jalur utama lalu lintas antar

daerah terletak pada bagian Utara wilayah Kabupaten Bantul. Hal ini mengakibatkan

7

2001 2002 2003 2004 2005 2006750000

760000

770000

780000

790000

800000

810000

820000

830000

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk

Page 8: Renstra Fix Oke-1

percepatan perkembangan wilayah di bagian Utara lebih pesat dari pada bagian lain di

Kabupaten Bantul.

Secara geografis dan administratif Kabupaten Bantul memiliki potensi

pengembangan, hal ini berdasarkan;

- Batas wilayah yang tidak berbatas secara fisik, meski terdapat ring road namun

perkembangan saat ini telah melewati batas tersebut;

- Topografi kawasan yang relatif datar;

- Tidak terdapat kendala terhadap kawasan resapan air;

- Banyaknya daerah wisata yang belum tergarap secara optimal untuk pengembangan

sektor hotel dan restoran.

2. Peta Persaingan

Sarana Kesehatan merupakan salah satu sarana yang vital yang terdapat di Kabupaten

Bantul. Sarana kesehatan meliputi rumah sakit pemerintah dan swasta, Puskesmas,

Puskesmas Pembantu, Poliklinik atau Balai Pengobatan, BKIA, Dokter dan Bidan Praktek

Swasta, Posyandu, apotek dan laboratorium. Banyaknya sarana kesehatan di suatu wilayah

secara tidak langsung menunjukkan tingkat kesehatan masyarakat. Sarana penunjang lainnya

dalam pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah persediaan obat dengan jumlah

relatif mencukupi.

Sarana kesehatan milik Pemerintah di Kabupaten Bantul meliputi Puskesmas

sebanyak 27 Puskesmas, yang terdiri dari 16 Puskesmas dengan Tempat Tidur dan 11

Puskesmas Non Tempat Tidur, Puskesmas Pembantu ada 67 buah, dan Puskesmas Keliling

27 unit. Rumah Sakit Pemerintah ada satu, yaitu Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati

Bantul dan BP4 sebanyak satu buah, serta Gudang Farmasi satu buah.

Berikut ini adalah data penyedia pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantul dan sekitarnya:

Tabel Penyedia Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Bantul dan sekitarnya Tahun 2006

No No Fasilitas Kesehatan Kapasitas Rawat Inap

1 RSU PKU Muhammadiyah Bantul 133 TT

2 RS Rahma Husada 32 TT

3 RSUD Wates 138 TT

4 RSUD Wonosari 157 TT

5 RS Jogja 158 TT

Sumber: Dinas Kesehatan Prov. DIY 2006

8

Page 9: Renstra Fix Oke-1

Data diatas menunjukkan bahwa pesaing utama RSUD Panembahan Senopati Bantul

adalah RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Selain itu, karena RSUD Panembahan Senopati

Bantul secara geografis berdekatan dengan Kota Jogjakarta, Kabupaten Gunung Kidul dan

Kulon Progo, maka RS Jogja, RSUD Wates, dan RSUD Wonosari yang terletak di

kota/kabupaten tersebut juga merupakan pesaing langsung RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

Tetapi citra RSUD Panembahan Senopati Bantul yang sudah dikenal sebagai pusat

rujukan yang melayani pasien dari sosial ekonomi lemah sampai menengah. Adanya pihak III

yang bersedia bekerja sama seperti Askes, Jamsostek, RS lain, lembaga asuransi dan institusi

pendidikan kesehatan untuk meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan dan meningkatkan

kapasitas SDM RSUD Panembahan Senopati Bantul. Pemerintah masih menyediakan subsidi

untuk gaji, investasi dan beberapa biaya operasional. Juga tingginya kebutuhan masyarakat

(pasien rujukan) terhadap pelayanan dengan peralatan elektromedik canggih

3. Dukungan Pemerintah untuk Kesehatan

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bantul

Tahun 2005 – 2010 dimana di dalamnya tercantum tentang Program Upaya Pelayanan

Kesehatan Perorangan yaitu Pengembangan Rumah Sakit Daerah, RS Swadana, fasilitas

pelayanan, pelayanan unggulan, SDM dan manajemen RS. Sejalan dengan hal tersebut di

atas, maka RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul juga telah mengembangkan yang

tersusun dalam Rencana Strategis RSUD Panembahan Senopati Kabupaten Bantul Tahun

2007 – 2012

Tujuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Bantul adalah untuk mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagaimana yang tercantum dalam Dokumen Sistem Kesehatan Nasional (SKN) mencakup

kesehatan: jasmani, psikologis, sosial dan spiritual.

4. Analisis Ketersediaan Tenaga Medis di Kabupaten Bantul

Secara umum jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Bantul dari tahun 2001 sampai

dengan tahun 2006 mengalami peningkatan yang signifikan, kondisi ini tentunya perlu

diimbangi dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang lainnya agar pelayanan

kesehatan bagi masyarakat dapat lebih meningkat.

Ketersediaan tenaga medis khususnya dokter spesialis menjadi salah satu faktor

penting yang menentukan keberhasilan pengembangan pelayanan kesehatan di RSD ini.

Selama ini, kebutuhan tenaga medis spesialistik dipenuhi dari kota. Kedepannya, jika RSUD

9

Page 10: Renstra Fix Oke-1

Panebahan Senopati merencanakan pengembangan pelayanan medis, maka ketersediaan

tenaga spesialistik ini harus dipenuhi juga

B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL

Secara umum, sebagian besar pasien yang datang ke RSUD Panembahan Senopati adalah

pasien umum, askes dan kartu sehat gratis (jamkesmas, jampersal, jamkesda). Pola spesifik

untuk tiap unit pelayanan, dimana komposisi pasien di Instalasi Rawat Jalan, IGD, Instalasi

Rawat Inap dan poliklinik. Secara garis besar, kegiatan di RSUD Panembahan Senopati dapat

dikelompokkan menjadi kegiatan atau aktivitas utama yaitu aktivitas pelayanan, dan aktivitas

pendukung.

1. Aktifitas Pelayanan bagi Segmen Pasar yang Membeli Langsung dan mendapat Subsidi

(Jamkesmas, jampersal dan jamkesda).

a) Pelayanan di Instalasi Rawat Jalan dan Gawat Darurat

1) Rawat Jalan

Kunjungan pasien rawat jalan selama tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 adalah:

Kunjungan Pasien Rawat Jalan

2) Instalasi Rawat Darurat

Hasil Kegiatan Pelayanan Instalasi Rawat Darurat

10

Page 11: Renstra Fix Oke-1

Grafik perbandingan kunjungan antara IRJA dan IGD

Grafik di atas menunjukkan bahwa kunjungan pasien di IRJA dan IGD

memiliki trend yang cenderung meningkat per tahun. Jika dibandingkan, kunjungan

IRJA lebih banyak dibanding dengan kunjungan IGD, yaitu nilai kunjungan di IRJA

sebanyak 519.921 kunjungan, sedangkan kunjungan IGD sebanyak 44.548 kunjungan,

dengan begitu menunjukkan pertumbuhan paling tinggi adalah IRJA.

b) Pelayanan di Instalasi Rawat Inap

1) Rawat Inap

Jumlah Pasien Rawat Inap Menurut Jenis Pembayaran

No. Jenis pasien Th. 2004 Th.2005 Th.2006 Rata-

Rata

Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah persen

1. Pasien umum 5.841 77% 5.922 66% 3.453 55% 66%

2. Pasien Askes 1.234 16% 2.153 24% 2.071 33% 24%

3. Jaminan 456 6% 718 8% 691 11% 10%

Jumlah pasien 7.586 8.972 12.089 100%

11

2004 2005 20060

50000

100000

150000

200000

250000

IRJAIGD

Page 12: Renstra Fix Oke-1

Grafik kunjungan Rawat Inap Menurut Jenis Pembayaran

Dari table dan grafik di atas terlihat bahwa pelayanan rawat inap menunjukkan

kecenderungan yang meningkat. Pengguna layanan rawat inap Pasien Umum

cenderung menurun, Askes relatif naik dan pengguna Kartu Sehat menunjukkan

kenaikan signifikan dari tahun ke tahun. Tahun 2005 terjadi lonjakan komposisi

pasien Askes dan dengan drastis karena kebijakan pemerintah mengenai pembiayaan

kesehatan masyarakat.

c) Pelayanan di Instalasi Penunjang

Pelayanan penunjang di RSUD Panembahan Senopati menunjukkan kinerja yang

cenderung meningkat dilihat dari tabel dari tahun ke tahun. Jenis pelayanan penunjang RS

ini adalah:

1) Instalasi Bedah Sentral (IBS)

Gol. Pembedahan dan Spesialisasi.

2) Radiologi

12

2004 2005 20060

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

umumaskesjaminan

Page 13: Renstra Fix Oke-1

Hasil Kegiatan Pelayanan Radiologi

3) Laboratorium

Hasil Pemeriksaan Laboratorium

4) Farmasi

Pelayanan resep

tahun

2004

5) Fisioterapi

Hasil Kegiatan Fisioterapi

6) Pelayanan Khusus

Hasil Kegiatan Pelayanan Khusus

13

Page 14: Renstra Fix Oke-1

a. Instalasi Bedah Sentral (IBS) dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 9.644

pelayanan, pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang menurun dilihat dari

tabel dari tahun ke tahun.

b. Radiologi dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 35.617 pelayanan,

pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik dilihat dari

tabel dari tahun ke tahun.

c. Laboratorium, dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 356.347 pelayanan,

pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik dilihat dari

tabel dari tahun ke tahun.

d. Farmasi dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 801.041 pelayanan, jika

dibanding dengan pelayanan penunjang lainnya, kunjungan dilayanan farmasi lebih

banyak dibanding pelayanan penunjang lainnya,angka kinerja pelayanannya juga

cenderung menaik dilihat dari tabel dari tahun ke tahun.

14

IBS

radiologi

laborat

orium

farmasi

fisioter

api

pelaya

nan kh

usus

0100000200000300000400000500000600000700000800000900000

pelayanan instalasi penunjang

pelayanan instalasi penunjang

Page 15: Renstra Fix Oke-1

e. Fisioterapi, dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 37.438 pelayanan,

pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik kecuali di

tahun 2005 yang mengalami penurunan,hal ini dapat dilihat dari tabel dari tahun ke

tahun.

f. Pelayanan khusus, dengan jumlah kunjungan selama 3 tahun adalah 19.193

pelayanan, pelayanan penunjang ini menunjukkan kinerja yang cenderung menaik

dilihat dari tabel dari tahun ke tahun, tapi pelayanan ini merupakan pelayanan dengan

jumlah layanan terendah dibanding dengan pelayanan penunjang lainnya.

2. Aktivitas Pendukung

A. Budaya Organisasi

1. Inovasi dan pengambilan resiko

Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian terhadap detail

Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian

terhadap detail.

3. Orientasi hasil

Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang

digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

4. Orientasi orang

Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di

dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim

Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.

6. Keagresifan

Berkaitan dengan agresivitas karyawan.

7. Kemantapan

Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.

B. Struktur Organisasi

Rancangan Struktur Organisasi, yang akan diberlakukan sesuai Peraturan Daerah

Kabupaten Bantul Nomor 17 Tahun 2007 adalah sebagai berikut:

1. Direktur

2. Wakil Direktur Pelayanan

3. Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan

15

Page 16: Renstra Fix Oke-1

4. Bidang Pelayanan Medis, terdiri atas :

a. Seksi Rawat Jalan, Kamar Operasi dan Rawat Darurat

b. Seksi Rawat Inap dan Rawat Intensif

5. Bidang Penunjang Medis, terdiri atas :

a. Seksi Penunjang Diagnostik dan Logistik

b. Seksi Sarana dan Prasarana

6. Bidang Pengendalian, terdiri atas :

a. Seksi Mutu dan Audit Klinis

b. Seksi Rekam Medis dan SIM-RS

7. Bagian Pengembangan, terdiri atas :

a. Sub Bagian Pendidikan dan Penelitian

b. Sub Bagian Hukum, Pemasaran dan Kemitraan

8. Bagian Keuangan terdiri dari :

a. Sub Bagian Anggaran dan Perbendaharaan

b. Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi

9. Bagian Umum terdiri atas :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Perencanaan

10. Satuan Pengawas Intern

11. Kelompok Jabatan Fungsional, terdiri atas :

a. Komite Medis

b. Komite Keperawatan

c. Kelompok Jabatan Fungsional lainnya sesuai kebutuhan

i. Instalasi

C. Sumber Daya Keuangan

1. Pendapatan poli klinik (rawat jalan)

2. Pendapatan penunjang medis : pendapatan laboratorium, radiologi, farmasi,

elektromedik, hemodialisa, gizi

3. Pendapatan rawat inap

D. Sumber Daya Manusia

16

Page 17: Renstra Fix Oke-1

1. Sumber daya manusia profesional dalam kedisiplinan, skill, knowledge, dan memiliki

norma yang baik

2. Sumber daya manusia sejahtera dalam arti merasakan kenyamanan bekerja, rasa

aman, mengembangkan karir, dan memiliki jasa pelayanan yang memadai

3. Sumber daya manusia lengkap secara kualitas dan kuantitas

4. Sumber daya manusia yang memiliki rasa memiliki (handarbeni) dan bertanggung

jawab terhadap rumah sakit.

E. Sumber Daya Informasi

1. Software (Sistem Informasi Manajeman Rumah Sakit)

2. Hardware (Perangkat Kerasa berupa Komputer, printer dan lainnya)

3. Networking (Jaringan LAN, Wireless dan lainnya)

4. SOP (Standar Operasional Prosedur)

5. Komitmen (Komitmen semua unit/instalasi yang terkait untuk sama-sama mejalankan

sistem karena sistem tidak akan berjalan tanpa di Input)

6. SDM (sumberdaya manusia adalah faktor utama suksesnya sebuah sistem dimana data

diinput dan di proses melalui tenaga-tenaga SDM tersebut)

F. Sumber Daya Teknologi

G. Sumber Daya Fasilitas Fisik (Bangunan dan Peralatan)

1. Sarana dan prasarana cukup/memadai secara kualitas dan kuantitas, memiliki

lingkungan indah dalam estetika bangunan

2. Lingkungan nyaman, aman, bersih dan asri

3. Memiliki peralatan yang memadai sehingga mampu melayani pasien atas permintaan

sendiri maupun rujukan.

C. ANALISIS SWOT

1. Kekuatan

Kekuatan RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah:

a. Pelayanan

- Pelayanan profesional oleh dokter-dokter spesialis 4 dasar ditambah 6 spesialis

lainnya.

- RS memiliki jaringan kerjasama dengan pihak ke-3

- Pendaftaran pasien dengan perjanjian (telpon)

17

Page 18: Renstra Fix Oke-1

- Penanganan kasus IGD semakin baik

- Memiliki tenaga kontrak dan dokter tamu

b. Pemasaran

- Pelayanan ambulance 118

- Citra RS yang sudah dikenal sebagai pusat rujukan yang melayani pasien dari sosial

ekonomi lemah sampai menengah

c. Keuangan

- Tarif yang relatif terjangkau

- Subsidi dari pemerintah (gaji, APBN, APBD)

- Kerjasama dengan pihak ketiga

- Kerjasama dengan perbankan

- Pendapatan fungsional bisa langsung digunakan untuk operasional Rumah Sakit (RS

Swadana)

- Perda tarif unit cost sudah disetujui, berbentuk rumus sehingga sangat fleksibel

d. Organisasi dan Manajemen

- Menerapkan manajemen terfokus (lintas fungsional)

- Menerapkan SIM-LAN (Work station sebanyak 26 buah, 2 server)

e. SDM

- Memiliki karyawan dengan gaji remunirasi yang disepakati setiap karyawan sebagai

tambahan jasa

- Memiliki tenaga spesialis yagn tetap yag mempunyai keterampilan tinggi

- Mempunyai tenaga yang terlatih di bidangnya

- Motivasi meningkatkan pendidikan cukup tinggi

- Semua karyawan dapat mengoperasikan SIM (pengentry data)

f. Fisik (alat dan bangunan)

- Memiliki peralatan unggulan seperti: EEG dengan brain mapping, peralatan

monitoring hemodinamik densitometer, laser terapi, refraktometer, USG Doppler, dll

- Pelayanan rehabilitasi medis

18

Page 19: Renstra Fix Oke-1

- Banyak gedung pelayanan yang baru dibangun (bangsal maternal dan perinatal,

poliklinik, dll)

- Lokasi strategis dan lahan cukup luas untuk pengembangan

2. Kelemahan

a. Pelayanan

- Pelaksanaan SIM belum optimal

- Belum semua jenis pelayanan/pemeriksaan penunjang dapat dilakukan di RS

- Tidak ada pemeliharaan peralatan yng memadai sehingga alat baru cepat rusak

- SOP yang ada hanya merupakan formalitas, belum dipatuhi secara benar

b. Keuangan

- Perbankan yang ada belum dimanfaatkan optimal

- Akuntansi RS belom optimal masih cash basis

- Belum mampu memperlihatkan pendapatan jasa pelayanan berdasar nama pasien

- Inventori belum masuk program SIM

c. Organisasi dan Manajemen

- PKM RS belum berjalan optimal

- Pengisian pejabat-pejabat struktural lambat dan hingga saat ini ada jabatan yang

kosong

- Bentuk kelembagaan belum jelas, sehingga struktur organisasi tidak bisa dirancang

agar R berjalan dengan optimal

- Kemampuan manajerial pada manajer di level mnengah belum memadai

d. SDM

- Tenaga terampil di RS masih kurang antara lain dokter spesialis anestesi, PK, dan sub

spesialis belum ada serta masih ada perawat berpendidikan SPK

- Motivasi karyawan masih rendah, tidak mengikuti prosedur dan loyalitas masih

rendah berakibat pelayanan-pelayana polikinik terlambat dan menimbulkan antrian

dan jam visite yang tidak tetap sehingga menimbulkan komplain dari pasien dan

keluarganya.

- Banyak SDM (pejabat struktural) dropping dari instansi lain, sistem jenjang karir

belum ada.

19

Page 20: Renstra Fix Oke-1

- Beberapa tenaga spesialis di RSUD Panembahan Senopati Bantul bekerja di RS lain,

bahkan ada yang memiliki RS sendiri

e. Fisik (alat dan bangunan)

- Beberapa bangunan lama belum memenuhi standar

- Peralatan spesialistik ada yang belum memenuhi standar

- Peralatan keperawatan banyak belum memenuhi standar mutu, standar jumlah

- Tempat parkir pengunjung tidak memadai yaitu kurang luas dan pengaturannya

kurang baik

- Kamar mandi umum kurang terpelihara, cleaning service belum memadai, taman

kurang terawat

- Daya listrik kurang

3. Peluang

a. Pelayanan

- Cukup banyak kasus leptospirosis dan pengguna NAPZA

- Kerjasama dengan RS lain, lembaga asuransi dan institusi pendidikan kesehatan untuk

meningkatkan utilisasi fasilitas pelayanan dan meningkatkan kapasitas SDM RSUD

panembahan Senopati Bantul

- Kepercayaan pihak luar terus meningkat, sehingga jalinan kerjasama di bidang

pelayanan terus meningkat seperti kerjasama dengan Askes, jamsostek, dll

- Kerjasama dengan institusi pendidikan Fakultas Kedokteran UMY untuk menjadi

Rumah Sakit pendidikan, dan kerjasama dengan instansi pendidikan kesehatan

lainnya.

- Adanya kepercayaan para pejabat di Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul.

b. Keuangan

- Masih ada subsidi dari pemerintah untuk gaji, investasi dan beberapa biaya operaional

- Pertumbuhan PDRB menunjukkan pertumbuhan

c. Organisasi dan Manajemen

- Adanya dukungan dari pemerintah daerah untuk menjadikan RSUD Panembahan

Senopati Bantul sebagai RS Swadana dan meningkatkan statusnya menjadi RS tipe B

- Adanya dorongan tawaran oleh Pemda untuk meningkatkan tipe RS menjadi tipe B

20

Page 21: Renstra Fix Oke-1

d. Fisik (alat dan bangunan)

- Tingginya kebutuhan masyarakat (pasien rujukan) terhadap pelayanan dengan

peralatan elektromedik canggih

- Cukup banyak kasus gagal ginjal yang terpaksa dirujuk ke RS lain karena tidak

memiliki alat hemodialisis

- Banyak penderita stroke tetapi belum memiliki unit stroke khusus

- Angka rujukan keluar untuk pemeriksaan scanning masih cukup tinggi

4. Ancaman

a. Pelayanan

- Berkembangnya RS swasta di sekitar RSUD Panembahan Senopati Bantul

- Kebijakan pasar global

- Makin maraknya RS swasta di kab. Bantul maupun kota Yogyakarta yang mudah

diakses oleh masyarakat bantul dan memiliki pelayanan yang lebih baik.

- Semakin kritisnya masyarakat untuk mendapatkan pelayanan prima dan masyarakat

makin informatif terhadap informasi kesehatan

- Perkembangan pelayanan kesehatan alternatif dan tradisional yang semakin banyak

dan makin diminati masyarakat.

b. Keuangan

- Belum adanya sistem pembiayaan kesehatan yang baik bagi masyarakat tidak mampu

- Pendapatan Asli Daerah yang rendah

- Sistem rujukan belum dimanfaatkan secara optimal

- Masih banyak masyarakat yang kurang mampu

- Gaya hidup masyarakat yang tidak terbiasa memiliki saving biaya pelayanan

kesehatan (asuransi kesehatan swasta)

c. Organisasi dan Manajemen

- Adanya Rumah Sakit pemerintah berbentuk PT. BUMD

d. SDM

- Peraturan kepegawaian (PNS) yang menyulitkan dalam mengelola/manajemen SDM

di RS

- Belum selarasnya program pengembangan skill SDM RS yang dikembangkan oleh

Dinkes Provinsi dengna kebutuhan RS

21

Page 22: Renstra Fix Oke-1

e. Fisik (alat dan bangunan)

- Adanya rumah sakit dengan sarana dan prasarana yang lebih baik dan canggih

IV. RENCANA PEMASARAN

A. SASARAN, TARGET DAN STRATEGI

Sasaran yang ingin dicapai RSUD Panembahan Senopati adalah sesutu yang akan dicapai

atau dihasilkan oleh RSUD Panembahan Senopati dalam jangka waktu tertentu.

Indikator penilaian kinerja RSUD Panembahan Senopati tahun 2004-2006 yang ditetapkan

dengan berbasis Balance Score Card adalah sebagai berikut :

Perspektif Indikator Satuan

SDM 1.karyawan yg dididik dan dilatih 100%

2.Pasien safety 100%

3.Angka presensi 95%

Proses Pelayanan 1.Pelaksanaan SPM oleh unit-unit 100%

2.Akurasi hasil pemeriksaan 100%

3.Cycle Effectiveness 90%

Kepuasan

Pengguna

1.Customer retention (kesetiaan pelanggan) 90 %

2.Jumlah kunjungan pasien baru 10%

3.Jumlah komplain yang ditangani 100%

4.Jumlah komplain yg terjadi 4 buah

Keuangan Pembangunan Jejaring Organisasi 9.680 juta rupiah

Pengadaan Sarana dan Prasarana 18.390 juta rupiah

Penyediaan SDM 12.580 juta rupiah

Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS 1.930 juta rupiah

Badan Layanan Umum 1.930 juta rupiah

Program BPR Lewat Sistem Pemasaran 4.840 juta rupiah

Program Kemitraan kepada Pelanggan 4.840 juta rupiah

Program fit on order

kepada pelanggan12.590 juta rupiah

Program Orientasi

kepada pelanggan15.490 juta rupiah

22

Page 23: Renstra Fix Oke-1

Program Kepuasan Pelanggan Lewat

Fungsi33.000 juta rupiah

Program Kepuasan Pelanggan Lewat Mutu 11.610 juta rupiah

Program Kepuasan Pelanggan Lewat

Kecepatan Layanan6.780 juta rupiah

Program Pendidikan dan Pelatihan SDM 4.840 juta rupiah

Target Kinerja Pelayanan

No Jenis PasienProyeksi

2007 2008 2009 2010 2011

1 Pasien umum 4.197 5.036 6.043 7.251 8.701

2 Pasien Askes 2.488 2.985 3.582 4.568 5.481

3 Pasien Maskin 7.820 9.384 11.260 13.512 16.214

Jumlah Pasien 14.505 17.405 17.661 25.331 30.396

Target Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi

NoJenis

Pemeriksaan

Proyeksi

2007 2008 2009 2010 2011

1 Laboratorium 185.950 223.140 267.768 321.321 385.585

2 Radiologi 13.761 16.513 19.815 23.778 28.543

Jumlah Pasien 199.711 239.653 555.351 345.099 387.128

Target Jumlah Kunjungan Fisioterapi dan OK

NoJenis

Kunjungan

Proyeksi

2007 2008 2009 2010 2011

1 Fisioterapi 21.147 25.376 30.451 36.541 43.849

2 OK 3.280 3.930 4.723 5.667 6.800

Jumlah Pasien 24.427 29.306 35.174 42.208 50.649

Sesuai dengan hasil analisis SWOT dan pemetaan posisi RSUD Panembahan Senopati

maka RSUD Panembahan Senopati menetapkan strategi Growth dan Strategi generik Cost

Leadership.

Dimana RSUD Panembahan Senoapati harus menekankan efisiensi pada setiap jenis

aktivitas, sehingga biaya produksi pelayanan menjadi seminimal mungkin, tanpa mengurangi

23

Page 24: Renstra Fix Oke-1

mutu pelayanan. Dengan biaya yang minimal dan mutu serta tarif yang sama dengan RS lain,

RSUD Panembahan Senopati dapat memperoleh pendapatan yang optimal

Dari hasil analisis SWOT dan perumusan isu pengembangan muncul indikasi bahwa

segmen pasar RSUD Panembahan Senopati adalah dari kalangan yang berbeda-beda status

sosialnya, maka RSUD dapat mengembangkan layanan dengan kelas-kelas yang berbeda. Misal

klinik eksekutif untuk mereka yang sibuk, rawat inap VIP untk mereka yang membutuhkan

privasi dan sebagainya.

Strategi tersebut diwujudkan dalam renstra lima tahunan (2007-2011) RSUD

Panembahan Senopati Bantul (berupa Sasaran, Kebijakan, dan Program) dengan

mempertimbangkan Visi, Misi, tujuan dan sasaran.

Proses perencanaan stratejik merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu tentang

segala upaya yang meliputi penetapan kebijakan dan program dengan memperhatikan sumber

daya organisasi serta keadaan lingkungan yang dihadapi. Strategi memberikan kesatuan pandang

dalam melaksanakan tujuan dan sasaran. RSUD Panembahan Senopati Bantul menetapkan

kebijakan dan program sebagai berikut:

NO SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM

1. Meningkatnya

kualitas proses

pelayanan kepada

pelanggan

Pelayanan

Prima

1 Pembangunan Jejaring Organisasi

2 Pengadaan Sarana dan Prasarana

3 Pengadaan SDM

2. Terintegrasikannya

proses pelayanan

pelanggan

Business Proses

Reengineering

(BPR)

1 Struktur Organisasi dan Tata Kerja RS

(BPR Lewat Sistem Inovasi)

2 Badan Layanan Umum (BPR Lewat

Sistem Produksi)

3 Program BPR lewat Sistem Pemasaran

NO SASARAN KEBIJAKAN PROGRAM

3. Meningkatnya

kepercayaan

pelanggan

Pembangunan

kemitraan

dengan

pelanggan

1 Program Kemitraan kepada Pelanggan

2 Program fit on order kepada pelanggan

3 Program Orientasi kepada Pelanggan

4. Meningkatnya

kepuasan pelanggan

Peningkatan

Layanan

1 Program Kepuasan Pelanggan Lewat

Fungsi

2 Program Kepuasan Pelanggan Lewat Mutu

24

Page 25: Renstra Fix Oke-1

Pelanggan 3 Program Kepuasan Pelanggan Lewat

Kecepatan Layanan

5. Meningkatnya

pendidikan dan

pelatihan karyawan

Pengembangan

SDM

1 Program Pendidikan dan Pelatihan SDM

6. Meningkatnya

kesejahteraan

karyawan

Pengembangan

SDM

1 Program Pengembangan Kesejaheraan

Karyawan

7. SIM-RS yang

terintegrasi untuk

seluruh unit

Pengembangan

SIM

1 Program Pengembangan SIM

8. Terlaksananya

pelayanan

pendidikan dan

penelitian bagi

institusi dan

perorangan

Pengembangan

Jejaring

pelayanan

pendidikan dan

pene-

litian

1 Program Pengembangan Jejaring

pelayanan pendidikan Medis

2 Program Pengembangan Jejaring

pelayanan pendidikan paramedis

3 Program Pengembangan Jejaring

pelayanan pendidikan non medis

4 Program Jejaring Penelitian

9. Telaksananya

pelayanan non

fungsional

Sumber

pendapatan non

fungsional

1 Program Intensifikasi Parkir

2 Penataan Toko di lingkungan RS

3 Kantin Sehat

4 TPA Karyawan Rumah Sakit

5 Tempat tunggu keluarga pasien

25

Page 26: Renstra Fix Oke-1

V. RENCANA MANAJEMEN

A. KONDISI MANAJEMEN DAN STAF

Jumlah pegawai

Jumlah pegawai rumah sakit dengan status PNS pada tahun 2004 sebanyak 386 karyawan

dan non-PNS sebanyak 161 karyawan. Pada tahun 2005 jumlah PNS meningkat menjadi 422

karyawan dan non-PNS meningkat menjadi 201 karyawan. Dan tahun 2006 jumlah karyawan

PNS sebanyak 455 karyawan dan non-PNS menurun menjadi 181 karyawan.

B. PROYEKSI KEBUTUHAN SDM

Peningkatan sumber daya insani merupakan aspek yang terpenting dalam pngembangan

rumah sakit. Pertumbuhan jumlah pegawai di rumah sakit perlu melihat perkembangan bisnis

rumah sakit denga standar tempat tidur nya denga jumlah pegawai sebesar I:3. Sedangkan untuk

26

2004 2005 20060

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

386

422

455

161

201181

pns non pns

Page 27: Renstra Fix Oke-1

perkembangan secara kualitatif dapat dilihat dari perhatian manajemen terhadap peningkatan

kompetensi dan kemampuan dari sumber daya insani.

Untuk melaksanakan strategi dan mencapai target kinerja pelayanan, kebutuhan

pengembangan SDM diproyeksikan sebagai berikut.

a) Kebutuhan Tenaga Tambahan

b) Peningkatan sumber daya insani merupakan aspek yang terpenting dalam pngembangan

rumah sakit. Pertumbuhan jumlah pegawai di rumah sakit perlu melihat perkembangan bisnis

rumah sakit denga standar tempat tidur nya denga jumlah pegawai sebesar 1:3. Sedangkan

untuk perkembangan secara kualitatif dapat dilihat dari perhatian manajemen terhadap

peningkatan kompetensi dan kemampuan dari sumber daya insani.

c) Disamping jumlah total pegawai, perlu diperhatikan juga proporsi antara jumlah pegawai

medis dan non medis.berikut ini merupaka data karyawan dari tahun 2004-2006 sebagai

berikut:

Tahun Jumlah Karyawan Turn over

2004 547 karyawan 30 karyawan

2005 623 karyawan 60 karyawan

2006 636 karyawan 25 karyawan

d) Upaya peningkatan kompetensi telah dilakukan melalui beberapa kegiatan pelatihan dan

pendidikan lanjutan. Pendidikan dokter spesialis merupakan salah satu program pendidikan

lanjutan yang diprioritasnkan. Sementara itu untuk pendidikan lanjutan lainnya seperti s2

manjemen rumah sakit ners dsb juga telah dilakukan. Kompetensi dalam bentuk pelatihan

juga dilakukan dalam berbagai bidang profesi dan pelayanan.

VI. RENCANA KEUANGAN

Asumsi-Asumsi Penyusunan RSB

1. Asumsi Makro

Asumsi makro merupakan asumsi-asumsi indikator perekonomian pada masa yang

akan datang yang akan mempengaruhi kondisi ekonomi secara umum. Asumsi makro yang

digunakan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah sebagai berikut:

No Laju Inflasi, Indeks

Harga Konsumen

(%)

Tingkat

pertumbuhan

ekonomi

Nilai Tukar

Nominal

(Rp/US$)

Tingkat

bunga

deposito

Tingkat bunga

pinjaman

2006 5.5 4.72 8.800 12,1 15,73

2007 5.0 5.10 8.800 11,2 14,85

27

Page 28: Renstra Fix Oke-1

2008 4.0 5.53 8.700 11,2 14,85

2009 3.0 6.06 8.700 11,2 14,85

2010 3.0 6.53 8.700 11,2 14,85

2011 3.0 6.53 8.700 11,2 14,85

2. Asumsi Mikro

Asumsi mikro merupakan kondisi/indikator pada masa yang akan datang yang akan

mempengaruhi perkembangan RSUD Panembahan Senopati secara individual. Beberapa

asumsi mikro yang ditetapkan oleh RSUD Panembahan Senopati Bantul antara lain:

- Kebijakan akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati mengacu

kepada Pedoman Akuntansi Rumah Sakit sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.

156/MENKES/SK/I/2003 tanggal 28 Januari 2003 ,

- Subsidi yang masih diterima dari APBD berupa gaji untuk PNS

- Subsidi yang masih diterima dari APBN berupa bantuan modal untuk

rehab/pembangunan gedung Rawat Inap III

- Asumsi besaran tarif adalah sesuai dengan Keputusan Bupati Bantul Nomor 183 Tahun

2004 tentang Besaran Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD Panembahan

Senopati Bantul

3. Asumsi Penyusunan Proyeksi Laporan Keuangan

a. Proyeksi Laporan Posisi Keuangan

i. Pembelian dan Pemakaian Persediaan obat-obatan diproyeksikan mengalami

kenaikan sebesar 12,5% setiap tahun dan mempertimbangkan inflasi berturut-turut

dari tahun 2007 s.d 2011 sebesar 5.0, 4.0, 3.0, 3.0, dan 3.0

ii. Proyeksi pemakaian obat gempa dari saldo per 31 Desember 2006 senilai Rp

1.426.207.878,00 adalah sebagai berikut:

Tahun 2007 diproyeksikan sebesar 50% senilai Rp 713.103.939,00

Tahun 2008 diproyeksikan sebesar 50% senilai Rp 713.103.939,00

iii. Hutang pembelian persediaan tahun yang bersangkutan diproyeksikan sebesar

8,33% (1/12) dari pembelian persediaan tahun yang bersangkutan.

iv. Piutang usaha tahun sebelumnya diproyeksikan akan diterima pada tahun yang

bersangkutan.

v. Piutang usaha tahun bersangkutan diproyeksikan sebesar 90,7% dari pendapatan

operasional tahun yang bersangkutan.

28

Page 29: Renstra Fix Oke-1

vi. Piutang tagihan gempa sebesar Rp 1.889.820.668,00 diproyeksikan akan tertagih

pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 944.910.334,00.

vii. Perolehan Aktiva tetap diproyeksikan sebagai berikut:

- Proyeksi tahun 2007 sesuai dengan DPA dan DIPA RSD Panembahan Senopati

tahun 2007.

- Proyeksi tahun 2008, untuk anggaran yang bersumber APBN, diperkirakan sebesar

Rp 9.240.720.000,00 sesuai usulan pengadaan pembangunan gedung Ranap III (Rp

2.655.478.000,00) dan pengadaan Alkes (6.585.242.000,00).

- Proyeksi tahun 2009 s.d. 2011 diproyeksikan bangunan dalam pemyelesaian,

bangunan dan peralatan masing-masing sebesar Rp 2.000.000.000,00,

Rp 595.000.000,00 dan Rp 174.110.000,00.

- Bangunan dalam penyelesaian diproyeksikan akan diselesaikan dalam tahun 2008.

b. Proyeksi Laporan Aktivitas

1. Pendapatan diproyeksikan akan mengalami kenaikan sebesar 24% setiap tahun.

Peningkatan ini didukung dengan adanya produk pelayanan baru, peningkatan efisiensi

biaya, kenaikan tarif dari kelas C menjadi kelas B.

2. Proyeksi sumbangan tidak terikat pada tahun 2008 dari APBN diperkirakan sebesar Rp

9.240.720.000,00 sesuai usulan pengadaan pembangunan gedung Ranap III dan

pengadaan Alkes TA 2008. Untuk tahun 2007, 2009 sd 2011 diproyeksikan sebesar Rp

2.000.000.000,00 per tahun

29

Page 30: Renstra Fix Oke-1

3. Proyeksi sumbangan tidak terikat yang bersumber dari APBD untuk pembayaran gaji

PNS diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 6% sehubungan dengan adanya

kegiatan rekruitmen pegawai baru.

4. Proyeksi biaya/beban (kecuali biaya penyusutan dan biaya gaji PNS) diproyeksikan

mengalami kenaikan sebesar 12,5% setiap tahun dan mempertimbangkan inflasi

berturut-turut dari tahun 2007 s.d 2011 sebesar 5.0, 4.0, 3.0, 3.0, dan 3.0.

5. Proyeksi Biaya penyusutan gedung dan bangunan belum diperhitungkan pada tahun

perolehan. Proyeksi Biaya penyusutan gedung dan bangunan akan diperhitungkan

pada tahun berikutnya setelah tahun perolehan.

6. Proyeksi biaya penyusutan peralatan diperhitungkan sejak tahun perolehan selama 6

bulan. Tahun berikutnya penyusutan diperhitungkan penuh untuk 1 tahun.

7. Pendapatan non operasional/non fungsional dari Program intensifikasi parkir,

Kerjasama dg koperasi, Kerja sama dg catering, TPA Karyawan RS dan Tempat

tunggu keluarga pasien pada tahun 2007 s.d. 2011 berturut-turut diproyeksikan sebesar

Rp 11 juta, Rp 27 juta, Rp 30 juta, Rp 38 juta, dan Rp 44 juta.

c. Proyeksi Laporan Arus Kas

1. Penerimaan kas dari sumbangan tidak terikat diproyeksikan diterima seluruhnya pada

tahun yang bersangkutan.

2. Penerimaan kas dari pendapatan operasional diperkirakan sebesar 90,7% dari total

perkiraan pendapatan operasional tahun yang bersangkutan. Sisanya diproyeksikan

sebagai piutang usaha yang akan tertagih pada tahun berikutnya.

3. Hutang lancar pada tahun bersangkutan diproyeksikan akan dilunasi pada tahun

berikutnya

4. Piutang usaha pada tahun bersangkutan diproyeksikan akan diterima pembayarannya

pada tahun berikutnya kecuali untuk piutang korban gempa sebesar Rp

1.889.820.668,00 diproyeksikan penerimaannya sebagai berikut pada tahun 2008 dan

2009 masing-masing sebesar Rp 944.910.334,00

30

Page 31: Renstra Fix Oke-1

Proyeksi Rasio Keuangan

VII. KESIMPULAN

Secara umum pada tahun 2006 kegiatan sudah menunjukkan berbagai peningkatan, hal

ini dapat dilihat dari cakupan berbagai kegiatan pelayanan, walaupun tidak bisa dipungkiri

hambatan dan kendala masih akan selalu ditemui seiring dengan tuntutan masyarakat akan

pelayanan prima di RSD Panembahan Senopati.

Sasaran BLUD RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2007-2011 secara umum

adalah Meningkatnya mutu pelayanan pada pelanggan sehingga kepuasan pelanggan meningkat

pula.

Evaluasi dilakukan setiap periode tertentu (Tribulanan, semester, tahunan) tergantung

kebutuhan dan unit operasional tertentu. Hasil evaluasi dipakai sebagai dasar untuk

menentukan langkah-langkah berikutnya.

Upaya pemecahan masalah antara lain mengadakan unit cost terbaru secara berkala,

mengajukan usulan/subsidi kepada pemerintah, meningkatkan koordinasi dengan PT Askes dan

proaktif dalam penagihan piutang, dan meningkatkan mutu pelayanan dan skill Sumber Daya

Manusia.

31