Kelompok 7 KelasCD Kasus 1

download Kelompok 7 KelasCD Kasus 1

of 10

description

Prak Ad

Transcript of Kelompok 7 KelasCD Kasus 1

LATIHAN1. a.) Faktor risiko KAP saat menerima perikatan auditSA seksi 316 (bersumber pada PSA no. 70) berfokus pada pertimbangan auditor atas kecurangan dalam audit terhadap laporan keuangan, manajemen bertanggung jawab untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Dalam seksi ini disebutkan terdapat dia tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor tentang kecurangan dalam audit atas laporan keuangan, yaitu:a. Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam laporan keuangan, yaitu salah saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk mengelabuhi pemakai laporan keuangan (manipulasi, pemalsuan, perubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung yang menjadi sumber penyajian laporan keuangan; representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa, transaksi, atau informasi signifikan; salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi)

b. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (penyalahgunaan atau penggelapan), berkaitan dengan pencurian aktiva entitas sehingga laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku (penggelapan tanda terima barang/uang; pencurian aktiva; tindakan yang menyebabkan entitas membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh entitas)

Faktor risiko kecurangan saat KAP menerima perikatan audit:

a. Karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian, berkaitan dengan kemampuan, tekanan, gaya, dan sikap manajemen atas pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan.b. Kondisi indsutri, mencakup lingkungan ekonomi dan peraturan dalam industri tempat beroperasinya entitas.c. Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan, berkaitan dengan sifat dan kekompleksan entitas dan transaksinya, keadaan keuangan entitas, dan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba.b.) Bagaimana tindakan lanjutan untuk masalah potensial tiap faktor risiko kecurangan jika perikatan diterima?Berdasarkan SA seksi 312 tentang risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan audit, maka audit harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Pertimbangan risiko selanjutnya menurut SA seksi 316:a. Skeptisme profesional, yaitu sikap yang mencakup pikiran bertanya dan penentuan secara kritis bukti audit.

b. Penugasan personel, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan personel yang dibebani tanggung jawab perikatan signifikan harus sesuai dengan penaksiran auditor atas tingkat risiko perikatan; serta harus adanya supervisi.

c. Prinsip dan kebijakan akuntansi, dimana auditor dapat memutuskan untuk mempertimbangkan lebih lanjut pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi signifikan yang dilakukan manajemen.d. Pengendalian. Auditor harus memahami pengendalian yang digunakan untuk menangani faktor risiko kecurangan yang diidentifikasi.2. Berdasarkan atas diskusi pada kasus ini, siapkan laporan audit yang dibuat oleh KAP Umar dan Rekan pada akhir tahun 2009. Mengapa opini yang disajikan berbeda dari laporan audit standar (wajar tanpa syarat)?

Opini yang disajikan berbeda dari laporan audit standar (wajar tanpa syarat) dikarenakan adanya pendapat wajar dengan pengecualian. Munculnya opini laporan keuangan wajar dengan pengecualian disebabkan karena ada perbedaan pendapat. KAP Umar dan Rekan menganggap adanya perbedaan pencatatan akuntansi yang diterapkan oleh PT. Maju Makmur dengan SAK yang berlaku, sehingga membuat munculnya opini laporan keuangan wajar dengan pengecualian. Sedangkan, pengecualian pada opini dari KAP Umar dan Rekan yaitu karena ketidaksesuaian pengakuan nilai investasi atas properti toko perusahaan di Sidoarjo sebesar Rp. 1.488.000.000,00 dengan SAK. Namun, ketidaksesuaian ini tidak ditanggapi oleh PT. Maju Makmur. Langgeng Santoso menolak menuliskan nilai yang dilaporkan atas properti tersebut.

Menurut kami, alasan pengecualian dari KAP Umar dan Rekan telah tepat karena nilai properti di Sidoarjo tidak selayaknya lagi dilaporkan lagi pada neraca berdasar biaya historis. Sebab, adanya bencana lumpur Lapindo, mengakibatkan turunnya nilai seluruh properti di sekitar area dan harus diadakan revaluasi yakni impairment (penurunan nilai) yang jauh dibawah nilai historis. Tentunya, disisi akun laporan keuangan hal itu merupakan pengakuan kerugian yang cukup signifikan.

Lagipula, berdasarkan pedoman pada IFRS, maka pelaporan aset tetap di neraca adalah berdasarkan fair value atau market value, bukan berdasarkan historical cost lagi.

Bentuk Laporan Audit yang dibuat oleh KAP Umar dan Rekan pada akhir tahun 2009 dengan pendapat wajar dengan pengecualian : Kepada Yth.Direksi dan Dewan KomisarisPT. Maju MakmurSurabayaKami telah mengaudit neraca PT. MAJU MAKMUR per 31 Desember 2009 serta laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.Perusahaan menyajikan pencatatan atas properti berdasarkan pada nilai historis (historical cost) untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009. Penyajian laporan yang meringkas kegiatan operasi, investasi, dan pembelanjaan perusahaan tersebut diharuskan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK). Menurut pendapat kami, kecuali masih diterapkan pencatatan dengan biaya historis yang mengakibatkan tidak lengkapnya penyajian seperti yang diuraikan dalam paragraf di atas, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. MAJU MAKMUR per 31 Desember 2009, dan hasil usaha, untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Kantor akuntanUmar & Rekan,

Sumber: SA Seksi 316 (PSA no. 70)3. Persiapan menuju go public :

Persetujuan pemegang saham pendiri melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Menunjuk Penjamin Pelaksana Emisi (Underwriter) serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal untuk membantu mempersiapkan seluruh dokumen yang diperlukan, termasuk upaya pemasaran agar penawaran umum tersebut sukses.

Dengan koordinasi dengan Penjamin Pelaksana Emisi serta Lembaga dan Profesi

Penunjang Pasar Modal, perusahaan menyiapkan berbagai dokumen yang diperlukan seperti :

Laporan Keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di OJK;

Anggaran dasar berikut amandemennya yang disiapkan Notaris dan disahkan oleh instansi yang berwenang;

Legal Audit dari Konsultan Hukum yang terdaftar di OJK;

Laporan Penilaian dari Penilai Independen yang terdaftar di OJK, jika ada;

Prospektus Penawaran Umum; dan beberapa dokumen lain sebagaimana yang diatur dalam ketentuan yang berlaku.

Ketentuan Sarbanes-Oxley Act terkait perusahaan publik

a) Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang kondisi bisnis (Sections 401).

b) Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang akurasi (accuracy) dan kelengkapan (completness) mengenai laporan keuangan perusahaan (Sections 302).

c) Jasa Non-Audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi untuk menjaga adanya kemungkinan conflict of interest yang dapat menyangsikan kemungkinan integritas sebuah pelaksanaan audit (audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206).

d) Perusahaan harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang independen, yang menjunjung tinggi kepentingan pemegang saham dengan mengawasi isu-isu utama dan penting dari aktivitas manajemen dan auditor (Sections 301 dan 305).

e) Sebuah sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus ditegakkan untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan fraud (Section 404).

f) Perusahaan harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya etis mulai dari pucuk pimpinan hingga ke bawah (Section 406)

g) Full disclosure kepada para pemegang saham berkaitan dengan transaksi keuangan yang bersifat kompleksh) Mensyaratkan CFO dan CEO perusahaan untuk melakukan sertifikasi tentang validitas pembuatan laporan keuangan perusahaannya.i) Mensyaratkan adanya kode etik terdaftar pada BAPEPAM untuk para pejabat keuanganj) Mensyaratkan penasehat hukum perusahaan untuk mengungkap adanya penyimpangan kepada pejabat senior dan kepada dewan komisaris, jika perlu penasehat hukum tersebut berhenti untuk bekerja sama dengan perusahaan jika manajer senior tersebut mengabaikan laoran tersebut.

Berdasarkan ketentuan dari Sarbanes-Oxley Act dalam penerapannya pastinya ada pro dan kontra yang akan berdampak pada perusahaan. Penerapan Sarbanes-Oxley Act memerlukan biaya yang besar untuk pengendalian internalnya dan adanya biaya lagi untuk menjaga kepatuhan. Dan juga akan memberikan tekanan kepada bagian Keuangan untuk menyusun laporan keuangan yang baik karena disyaratkannya Full Disclosure, selain itu bagian Keuangan juga harus melakukan sertifikasi terhadap laporan keuangan yang dibuat. Dan dengan melihat fakta bahwa PT Maju Makmur merupakan perusahaan menengah ke bawah akan tampak sulit dalam merealisasikan rencana go public, karena perusahaan harus menanggung biaya yang besar nantinya.

Namun ada juga dampak positif yang akan didapat dari penerapan Sarbanes-Oxley Act yang memerlukan biaya besar tersebut. Menurut Paul Volcker (Ahli dari SEC) dan Arthur Levitt (Ahli dari Federal Reserve), mereka menegaskan bahwa meskipun diperlukan biaya yang besar dalam meningkatkan kepatuhan, kita berkeyakinan bahwa suatu investasi dalam tata kelola perusahaan yang baik, integritas profesional, dan transparansi akan dibayar kembali dengan deviden yang berbentuk meningkatnya kepercayaan dari investor, pasar yang lebih efisien, dan partisipasi pasar yang lebih dimasa akan datang.

Kesimpulan menurut kami ialah PT Maju Makmur harus mempertimbangkan segala sesuatu untuk merealisasikan rencananya, dimana mereka harus menanggung biaya yang besar. Namun jika PT Maju Makmur memiliki rasa percaya diri bahwa ini akan berguna dan sangat dibutuhkan untuk masa depan perusahaan maka perlu lah rencana go public dieksekusi.

Dalam hal pelaporan keuangan perusahaan yang telah diaudit oleh KAP independen menunjukkan kewajaran kondisi bisnis perusahaan, maka calon investor saham tentunya tidak akan ragu dan yakin untuk berinvestasi dalam pembelian saham.

Sumber :

OJK, Panduan Go Public

Suradi, Artikel Web-Mengenal SARBANES OXLEY ACT (SOX/SOA), Widyaiswara Madya Balai Diklat Keuangan Palembang.4. Jelaskan mengapa penerimaan klien yang merupakan perusahaan publik akan memberikan dampak pada KAP! Bagaimana dampak keputusan Langgeng Sentoso untuk menawarkan saham ke publik dapat mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menerima atau tidak perikatan audit dengan PT. Maju Makmur?

Penerimaan klien yang merupakan perusahaan publik akan memberikan dampak pada KAP karena hasil audit yang dihasilkan akan mempengaruhi reputasi KAP itu sendiri. Perusahaan publik memiliki aset yang sangat banyak dan kompleks, sehingga KAP akan melaksanakan proses audit dengan sangat teliti dan hati-hati. Sebab, proses audit yang dilaksanakan menjadi lebih luas dan signifikan yang dikarenakan hasil audit akan sangat berpengaruh pada pihak kreditur, pemegang saham, maupun eksternal lainnya.

Ya, memang keputusan Langgeng Sentoso untuk menawarkan saham ke publik dapat mempengaruhi keputusan KAP Adi Susilo dan Rekan dalam menerima atau tidak perikatan audit dengan PT. Maju Makmur, hal ini dikarenakan akan menyebabkan KAP bekerja lebih keras dalam melaksanakan proses audit, sebab perusahaan yang sudah go public merupakan perusahaan yang sangat kompleks dalam pelaporan keuangannya. Hal ini akan menimbulkan dampak pada reputasi KAP dan pengalaman audit yang dimiliki KAP. KAP akan memiliki pasar yang semakin luas karena dengan mengaudit perusahaan publik, akan membuat KAP memiliki nama yang lebih terkenal, terpercaya dan berpengalaman.

RISET

1. Tulislah laporan yang mendiskusikan pergantian auditor!

Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban dan penyampaian informasi keuangan yakni berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja suatu perusahaan dan organisasi kepada pihak yang membutuhkan baik internal ataupun eksternal. Maka dari itu, disinilah yang menjadikan sangat pentingnya proses auditing yang dilakukan oleh auditor. Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara obyektif dan dapat dipercaya tentang keadaan keuangan perusahaan karena agar memungkinkan untuk membuat keputusan yang tepat. Auditor memiliki tanggung jawab untuk menilai status laporan keuangan klien dan menyusun laporan audit.

Menurut Jensen dan Meckling, 1976 dalam Stocken, 2000, sangat diperlukan auditor yang independen untuk memonitor perilaku manajer karena auditor memiliki peran yang sangat penting dalam menilai kewajaran laporan keuangan klien dan kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup. Selain itu, untuk meyakinkan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mempunyai kredibilitas yang berguna bagi pihak-pihak pemakai laporan keuangan. Sehingga,

auditor independen inilah yang nantinya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran atas penyajian laporan keuangan, serta kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor independen yang dimaksud adalah auditor pada Kantor Akuntan Publik. Sesuai dengan PSA No. 2 SA Seksi 110 (SPAP, 2001), dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

Pada saat ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat, tak terkecuali Kantor Akuntan Publik. Kantor Akuntan Publik dituntut untuk meningkatkan daya saing supaya tetap dipercaya oleh klien mereka. Salah satu alasan pemilihan auditor oleh manajer untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan adalah kondisiKantor Akuntan Publik. Dan menurut Stocken, 2000, Kantor Akuntan Publik yang memiliki reputasi baik akan memiliki dampak pada pemakai opini audit sehingga kemungkinan akan dipertahankan oleh klien.Craswell et al., (1995) menyatakan bahwa klien biasanya mempersepsikan bahwa auditor yang berasal dari Kantor Akuntan Publik besar dan yang memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Internasionalmemiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, dan pengakuan internasional. Johndan Lys, 1991, menunjukkan bahwa kualitas auditor meningkat sejalan dengan besarnya Kantor Akuntan Publik tersebut. Semakin besar sebuah Kantor Akuntan Publik diasumsikan semakin tinggi pula kualitas Kantor Akutan Publik. Hal ini disebabkan karena masyarakat memiliki persepsi bahwa Kantor Akuntan Publik besar memiliki sumber daya yang memadai dan berkualitas serta lebih independent karena sebuah Kantor Akuntan Publik besar dianggap lebih tahan dalam menghadapi tekanan.

Auditor juga harus mematuhi Kode Etik Ikatan Akuntan Publik yang mencakup Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik (SPAP, 2001). Hal ini bertujuan untuk menghindari konflik kepentingan dan demi terwujudnya sikap independensi auditor. Selain sikap independensi, seorang auditor juga harus bisa bersikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Dalam PSA No. 4 SA Seksi 230 (SPAP, 2001) , dinyatakan bahwa sikap professional adalah sikap yang mencakup pertimbangan sehat dalam penetapan lingkup, pemilihan metodologi, dan dalam pengujian dan prosedur untuk mengaudit. Dan diharapkan auditor yang mempunyai sikap professional yang tinggi akan mampu memberikan kontribusi yang baik bagi kantor akuntan publik dan memberikan pelayanan yang optimal bagi kliennya.

Manajemen sebuah perusahaan terutama perusahaan besar, pastilah memerlukan auditor yang berkualitas dan mampu memenuhi tuntutan pertumbuhan perusahaan yang cepat. Apabila hal ini tidak dapat dipenuhi, kemungkinan besar perusahaan akan mengganti auditor yang ada saat ini dengan auditor yang dipandang lebih punya nama, maka reputasi perusahaan juga akan terangkat dikalangan investor, seperti yang dinyatakan oleh Kawijaya, 2002.

Pergantian auditor (auditor switching) sering kali dihubungkan dengan adanya adverse selection dan moral hazard di antara agent dan principle. Lebih lanjut, perusahaan sendiri atau manajemen cenderung menginginkan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) atas laporan keuangannya. Pergantian auditor ini dikhawatirkan akan mempengaruhi kualitas dari audit itu sendiri. Sehingga untuk menjaga kemungkinan adanya opini on shopping dikalangan perusahaan maka beberapa negara menerapkan peraturan terkait dengan pergantian auditor.

Di Indonesia, pembatasan jangka waktu untuk setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Akuntan Publik (AP) dalam melakukan audit terhadap satu kliennya, diatur dalam regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 359/PMK.06/2003 pasal 6 yang berbunyi "Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang AkuntanPublik paling lama untuk tiga tahun buku berturut-turut". KMK No. 359/PMK.06/2003 diperbarui pada tahun 2008 dengan KMK No. 17/PMK.01/2008 dengan masa penugasan audit Kantor Akuntan Publik diperpanjang menjadi enam tahun, sedangkanuntuk auditor Akuntan Publik selama tiga tahun.

Wibowo & Rossieta (2009) mengungkapkan bahwa regulasi membatasi hal tersebut agar auditor dan klien tidak menciptakan suatu ketergantungan satu sama lain sehingga kualitas audit tetap terjaga dengan hasil opini audit yang objektif. Pergantian KAP (auditor switch) yang di lakukan oleh klien merupakan salah satu cara untuk meningkatkan independensi KAP.

(Artikel; Srimindarti, Ceacilia. Opini Audit dan Pergantian Auditor: Kajian Berdasarkan Resiko, Kemampuan Perusahaan Dan Kinerja Auditor. Fokus Ekonomi - Vol. 5 No.1 April 2006)2. Mengapa perusahaan mengganti auditornya dan pengungkapan yang dibutuhkan ketika mengganti auditor?

Menurut penelitian yang dilakukan Wijaya (2013), opini auditor, ukuran KAP, dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap pergantian auditor. Dalam penelitian Chow dan Rice (1982) dalam Wijaya (2013) disebutkan bahwa perusahaan yang menerima qualified opinion cenderung melakukan pergantian auditor. Hal ini disebabkan karena kemungkinan perusahaan merasa tidak puas atas opini yang diberikan.

Penelitian Carpenter dan Strawser (1971) dalam Wijaya (2013) mengungkapkan bahwa perusahaan yang terdaftar sebagai perusahaan go public cenderung mengganti auditornya, dari auditor dengan skala lokal ke skala nasional. Hal ini juga didukung dengan penelitian Damayanti (2007) dalam Wijaya (2013) yang memberikan bukti bahwa ukuran KAP menjadi salah satu faktor yang mendorong terjadinya pergantian auditor.Menurut penelitian Woo dan Koh (2001) dalam Wijaya (2013), perusahaan yang sedang bertumbuh cenderung untuk melakukan pergantian auditor. Hal ini mungkin disebabkan karena perusahaan berkembang semakin besar sehingga untuk mengauditnya juga diperlukan KAP yang lebih berpengalaman, ataupun KAP yang lebih besar untuk mengangkat reputasi perusahaan.Dalam pergantian auditor, biasanya akan diadakan pertemuan antara auditor lama dan auditor pengganti. Auditor lama akan memberikan informasi mengenai klien, termasuk alasan klien tersebut mengganti auditornya. Keterangan-keterangan lain juga harus diberikan oleh auditor lama, seperti informasi mengenai pengendalian intern klien sehingga auditor pengganti dapat memutuskan terjadi atau tidaknya perikatan audit tersebut. Auditor pengganti mungkin akan meminta review laporan keuangan klien yang dilakukan oleh auditor lama.

Wijaya, R.M. Aloysius Pangky. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergantian Auditor oleh Klien. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Vol.1 No. 1

3. Apakah Perusahaan dapat memilih KAP yang dapat bekerja sama untuk memberikan opini audit sesuai dengan yang dikehendakinya?

Perusahaan tidak dapat memilih KAP yang dapat bekerja sama dengan perusahaan untuk memberikan opini audit sesuai dengan yang dikehendakinya. Hal ini dikarenakan para akuntan publik diwajibkan untuk menjaga integritas dan objektivitasnya dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan etika profesi yang menyatakan:

Integritas, Objektivitas dan Independensi (Pernyataan Etika Profesi No.1)1) Setiap anggota harus mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi. Dengan mempertahankan objektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi;2) Jika terlibat sebagai auditor, setiap anggota harus mempertahankan sikap independensi .Ia harus bebas dari semua kepentingan yang bisa dipandang tidak sesuai dengan integritas maupun objektivitasnya, tanpa tergantung efek sebenarnya dari kepentingan itu;3) Jika ada masalah tertentu yang belum diatur dalam standar etika profesi atau hukum negara, setiap anggota harus tetap mempertahankan integritas dan objektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan integritas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadi ;4) Auditor harus selalu mempertahankan sikap independen in fact dan in appearance (citra bebas) selama melaksanakan tugas audit;5) Dalam hal seorang anggota tidak bisa mempertahankan sikap di atas yang relevan dengan profesinya, ia harus menolak untuk menerima atau mengundurkan diri dari tugas yang bersangkutan.

Hal yang dapat mempengaruhi independensi dan objektivitas seorang auditor seperti :a. Hubungan keuangan dengan klien;b. Kedudukan dalam perusahaan yang diaudit;c. Keterlibatan dalam usaha yang tidak sesuai dan tidak konsisten;d. Pelaksanaan jasa lain untuk klien audit;e. Hubungan keluarga dan pribadi;f. Imbalan atas jasa profesional;g. Penerimaan barang atau jasa dari klien;h. Pemberian barang atau jasa kepada klien.Sumber : Pernyataan Etika Profesi No 1.4. Apakah hal ini etis bagi anda?

Bekerja sama untuk memberikan ataupun mendapatkan opini audit sesuai kehendak atau kesepakatan, menurut kami, bukanlah suatu hal atau tindakan yang etis. Kami berpendapat demikian dikarenakan dengan alasan bahwa auditor Akuntan Publik ataupun Kantor Akuntan Publik seharusnya bekerja secara independen dan professional dengan integritas dan objektivitas yang terjaga. Jika sikap tersebut tidak terjaga, akan berdampak buruk bagi citra profesional bagi auditor itu sendiri maupun Kantor Akuntan Publik yang menaunginya.