Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

25
MAKALAH OPTIK SISTEM OPTIKA MATA Oleh Oleh : Kelompok 6 Anggota Kelompok : 1. Maya Rahma Zahara 06121011004 2. Bresha Lerina Lubis 06121011011 3. Riko Irawan 06121011013 4. Putri Maryati 06121011014 5. Cristina Simarmata 06121011017 6. Barokah 06121011031 Dosen Pengampu : Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015

description

Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

Transcript of Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

Page 1: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

MAKALAH OPTIK

SISTEM OPTIKA MATA

Oleh

Oleh :

Kelompok 6

Anggota Kelompok :

1. Maya Rahma Zahara 06121011004

2. Bresha Lerina Lubis 06121011011

3. Riko Irawan 06121011013

4. Putri Maryati 06121011014

5. Cristina Simarmata 06121011017

6. Barokah 06121011031

Dosen Pengampu : Apit Fathurohman, S.Pd., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Optik. Kami telah menyusun

makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar

lebih baik lagi dari sebelumnya. Tak lupa ucapan terima kasih kami sampaikan

kepada teman-teman atas masukkannya, dorongan dan saran yang telah diberikan

kepada kami.

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bapak Apit

Fathurohman sebagai dosen mata kuliah Optik FKIP Universitas Sriwijaya yang

telah memberikan waktu kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya dan insya Allah sesuai yang kami harapkan. Kami ucapkan terima kasih

pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan

makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini bisa memberikan sumbangan

pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya.

Inderalaya, 27 Januari 2015

Penulis

Page 3: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Mata .......................................................................................................... 5

2.2 Bagian-Bagian Mata ................................................................................. 7

2.3 Proses Visualisasi Pada Mata ................................................................... 9

2.3.1 Daya Akomodasi Mata.............................................................................. 11

2.3.2 Ketajaman Penglihatan Mata (Visus) ......................................................... 13

2.4 Cacat Mata ................................................................................................ 13

2.5 Peralatan Pada Pemeriksaan Mata ............................................................ 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 23

3.2 Saran ............................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 24

Page 4: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi kehidupan

manusia, berbagai peralatan elektronik diciptakan untuk dapat menggantikan

berbagai fungsi organ atau menyelidiki fungsi dan penyimpangan pada organ

tubuh manusia. Apakah yang dimaksud dengan alat optik?

Alat optik adalah alat-alat yang salah satu atau lebih komponennya

menggunakan benda optik, seperti: cermin, lensa, serat optik atau prisma. Prinsip

kerja dari alat optik adalah dengan memanfaatkan prinsip pemantulan cahaya dan

pembiasan cahaya. Pemantulan cahaya adalah peristiwa pengembalian arah

rambat cahaya pada reflektor. Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan

arah rambat cahaya karena cahaya melalui bidang batas antara dua zat bening

yang berbeda kerapatannya.

Pada mulanya orang beranggapan bahwa benda di sekitar kita dapat

terlihat oleh mata kita karena mata mengeluarkan sinar-sinar penglihatan.

Anggapan ini didukung oleh Plato dan Euclides. Pendapat tersebut akhirnya

ditentang oleh Aristoteles karena pada kenyataannya kita tidak bisa melihat dalam

kegelapan.

Selanjutnya pada abad pertengahan, Alhazan dari Mesir berpendapat

bahwa benda-benda dapat kita lihat karena benda-benda tersebut memancarkan

atau memantulkan cahaya , kemudian cahaya tersebut masuk ke dalam mata

kita. Pendapat terakhir ini sampai sekarang masih diterima kebenarannya.

Hal-hal yang dipelajari dalam bab ini adalah proses penglihatan yang ditinjau

dari pandangan Fisika serta penggunaan beberapa alat bantu yang berhubungan

dengan proses penglihatan tersebut.

Jenis alat optik yang akan kita pelajari dalam konteks ini adalah mata.

Alat Optik Alami Adalah Mata. Kita hidup didunia ini merupakan berkah

dari Tuhan maha pencipta, dan kita dijadikan manusia ini merupakan makhluk

yang paling sempurna. Kita juga diberi Panca indra yang dapat kita fungsikan

Page 5: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

4

sesuai keguanaannya masing-masing, salah satunya adalah mata yang berguna

sebagai alat optik alami .

Dengan mata, kita dapat mengamati objek di sekitar kita secara baik.

Namun untuk objek berukuran sangat kecil, mata kita tidak mampu

mengamatinya. Demikian halnya untuk objek yang letaknya sangat jauh, mata

tidak dapat mengamatinya secara baik. Jadi mata kita memiliki keterbatasan

dalam mengamati suatu objek. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, digunakan

alat optik misalnya Lup dan Mikroskop untuk mengamati benda-benda berukuran

kecil, Teleskop untuk mengamati benda-benda yang letaknya sangat jauh agar

terlihat jelas.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah itu Mata ?

b. Apa sajakah bagian-bagian dari mata?

c. Bagaimana proses visualisasi objek pada mata ?

d. Apa sajakah jenis-jenis dari cacat yang terjadi pada mata?

e. Alat apa sajakah yang dapat digunakan dalam pemeriksaan mata?

1.3. Tujuan

a. Mengetahui apa itu Mata

b. Memahami bagian-bagian apa saja yang terdapat pada mata

c. Mengetahui proses visualisasi objek pada mata

d. Memahami jenis-jenis dari cacat yang terjadi pada mata

e. Mengetahui Alat apa saja yang dapat digunakan dalam pemeriksaan

mata

Page 6: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mata

Mata sebagai indera penglihat merupakan alat optik yang sangat penting.

Bagian-bagian penting mata ditunjukkan pada gambar berikut.

Proses melihat dapat dijelaskan sebagai berikut: berkas sinar dari objek

menuju ke mata, kemudian dibiaskan oleh lensa mata sehingga terbentuk

bayangan nyata dan terbalik di retina. Oleh syaraf penglihatan yang ada pada

retina hal itu diteruskan ke otak sehingga terjadi kesan melihat.

Pada retina terdapat cekungan yang dinamakan Bintik Kuning dan di pusat

bintik kuning tersebut syaraf penglihatan paling peka dibandingkan tempat lain

pada retina. Pada bagian yang paling peka tersebut indera penglihatan paling kuat

dan dinamakan Fovea. Agar mata dapat melihat objek secara jelas, bayangan

objek tersebut haruslah tepat berada di tempat itu.

Jika bayangan suatu objek terbentuk di daerah syaraf optik, maka objek

tersebut tidak terlihat. Daerah ini dinamakan Bintik Buta. Jumlah cahaya yang

Page 7: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

6

masuk ke mata diatur oleh pupil yang bertindak sebagai diafragma. Ukuran

lubang pupil dapat membesar atau mengecil tergantung kuat lemahnya cahaya

yang menuju ke mata.

Jika cahaya yang menuju ke mata terlalu kuat (terang), lubang pupil

mengecil dan sebaliknya jika cahaya yang menuju ke mata lemah (redup) lubang

pupil membesar. Dalam keseharian, mata harus mengamati objek-objek yang

jaraknya berbeda-beda dari yang sangat dekat sampai yang sangat jauh dari mata.

Dengan menerapkan prinsip pembentukan bayangan oleh lensa cembung

pada mata kita, maka lensa mata harus dapat membentuk bayangan dari objek

yang dilihat pada bintik kuning (tepatnya pada Fovea). Agar bayangan selalu

terbentuk pada bintik kuning, meskipun objek yang dilihat berada di dekat

maupun jauh dari mata, maka lensa mata harus harus mengubah

kecembungannya. Untuk melihat objek yang sangat dekat, otot mata harus makin

tegang sehingga lensa mata makin cembung (berakomodasi). Sedangkan pada

waktu melihat objek yang letaknya jauh, otot mata tidak perlu tegang (otot mata

dalam kondisi rileks).

Mata memiliki keterbatasan jarak pandang, baik jarak yang paling dekat

maupun jarak yang paling jauh dari mata. Titik terdekat yang masih dapat dilihat

dengan jelas oleh mata (berakomodasi maksimum) disebut titik dekat (punctum

proximum). Sedangkan titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh

mata (tidak berakomodasi) disebut titik jauh (punctum remotum). Mata normal

orang dewasa memiliki titik dekat antara 20 - 30 cm (biasanya diambil sebesar 25

cm), sedangkan titik jauhnya berada di jauh tak berhingga. Kemampuan

berakomodasi sangat menentukan titik dekat mata, semakin kuat daya akomodasi

semakin semakin kecil jarak titik dekatnya (titik dekat lebih dekat ke mata).

Sebaliknya, semakin lemah daya akomodasi semakin jauh letak titik dekatnya.

Dengan bertambahnya usia, kemampuan berakomodasi otot mata makin

lemah sehingga letak titik dekatnya makin menjauhi mata. Jarak titik dekat mata

bervariasi sesuai dengan usia, kira-kira sebagai berikut:

• Usia 10 – 30 tahun, titik dekat: 7 – 14 cm

• Usia 30 – 60 tahun, titik dekat: 22 – 200 cm

Page 8: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

7

2.2 Bagian-bagian Mata

Alis, yaitu rambut-rambut halus yang terdapat diatas mata. Alis berfungsi

mencegah masuknya air atau keringat dari dahi ke mata.

Bulu Mata, yaitu rambut-rambut halus yang terdapat di tepi kelopak mata.

Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda asing.

Humor berair (Cairan berair), berfungsi menghasilkan cairan pada mata

Humor/badan bening, Humor Badan Bening ini terletak dibelakang

lensa. Bentuknya berupa Zat transparan seperti jeli (agar-agar). Fungsi humor

(badan bening) adalah untuk meneruskan cahaya dari lensa mata ke retina(selaput

jala).

Kelenjar Air Mata, Kelenjar air mata terletak dibagian dalam kelopak

mata. Kelenjar air mata berfungsi untuk menghasilkan cairan yang disebut air

mata. Air Mata berguna untuk mencaga bola mata agar tetap basah. Selain itu air

mata berguna untuk membersihkan mata dari benda asing yang masuk kemata

sehingga mata tetap bersih.

Kelenjar Lakrima (Air mata), Kelenjar air mata (lakrima) berfungsi

Menghasilkan air mata untuk membasahi mata yang beguna menjaga kelembapan

mata, membersihakan mata dari debu dan membunuh bibit penyakit yang masuk

kedalam mata.

Kelopak Mata, Kelopak mata terdiri atas kelopak atas dan kelopak

bawah. Bagian ini untuk membuka dan meutup mata. Kelopak mata berfungsi

untuk melindungi bola mata bagian depan dari benda-benda asing dari luar.

Benda-benda tersebut misalnya debu, asap, dan goresan. Kelopak mata juga

berfungsi untuk menyapu permukaan bola mata dengan cairan. Selain itu juga

untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk kemata.

Konjungtiva adalah membran tipis pelindung (lapisan jaringan) pada

mata. Konjungtiva berfungsi sebagai membran pelindung pada mata.

Lapisan Koroid (lapisan tengah), Lapisan koroid atau lapisan tengah

terletak diantara sklera dan retina, berwarna cokelat kehitaman sampai hitam.

Lapisan tengah(lapisan koroid) berfungsi memberi nutrisi pada retina luar. sedang

warna gelap koroid berfungsi untuk mencegah pemantulan sinar. Lapisan yang

Page 9: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

8

amat gelap juga berfungsi mencegah berkas cahaya dipantulkan di sekeliling

mata.

Retina (Selaput Jala), Retina berfungsi sebagai layar dalam menangkap

bayangan benda, di tempat ini terdapat simpul-simpul syaraf optik. Retina

merupakan lapisan terdalam dari dinding bola mata. Retina mengandung sel-sel

reseptor yang peka terhadap cahaya. Bagian yang sangat peka terhadap cahaya

pada retina disebut bintik kuning (fovea). Bagian yang tidak peka terhadap cahaya

dan merupakan tempat keluarnya saraf mata menuju otak disebut bintik buta.

Iris atau Selaput pelangi adalah daerah berbentuk gelang pada mata yang

dibatasi oleh pupil dan sklera (bagian putih dari mata). Iris mengatur jumlah

cahaya yang masuk ke dalam mata dengan mengubah ukuran pupilnya.

Lensa, Lensa adalah bagian mata yang berfungsi untuk memfokuskan

bayangan pada retina.Lensa terletak ditengah bola mata, dibelakang anak

mata(pupil) dan selaput pelangi(iris). Fungsi utama lensa adalah memfokuskan

dan meneruskan cahaya yang masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina(selaput

jala). Dengan demikian mata dapat melihat dengan jelas. Lensa mata mempunyai

kemampuan untuk menfokuskan jetuhnya cahaya. Fungsi lensa yang lain juga

untuk membentuk bayangan pada retina yang bersifat nyata, terbalik dan

diperkecil.

Otot-otot bersilia, Otot-otot bersilia berfungsi Mengatur bentuk lensa.

Otot siliar berfungsi untuk mengatur daya akomodasi mata.

Pupil (anak mata), Pupil berupa celah yang berbentuk lingkaran terdapat

ditengah-tengah iris . Pupil berfungsi sebagai tempat untuk mengatur banyak

sedikitnya cahaya yangmasuk kedalam mata. Pupil juga Lubang di dalam Iris

yang dilalui berkas cahaya. Pupil merupakan tempat lewatnya cahaya menuju

retina.

Saraf Optik (saraf mata), Saraf Mata berfungsi untuk meneruskan

rangsang cahaya yang telah diterima. Rangsang cahaya tersebut diteruskan

kesusunan saraf pusat yang berada di otak. dengan demikian kita dapat melihat

suatu benda. Saraf Optik atau saraf mata juga berfungsi Mengirim informasi

visual ke otak atau meneruskan informasi tentang kuat cahaya dan warna ke otak.

Page 10: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

9

Selaput Bening (Kornea), Kornea adalah bagian mata yang melindungi

permukaan mata dari kontak dengan udara luar. Selaput Bening(Kornea) sangat

penting bagi ketajaman penglihatan kita. Fungsi utama selaput bening (kornea)

adalah meneruskan cahaya yang masuk kemata. Kornea merupakan bagian mata

yang dapat disumbangkan untuk penyembuhan orang dari kebutaan. Selaput

Bening (kornea) juga berfungsi sebagai pelindung mata bagian dalam.

Sklera/selaput putih, Sklera atau selaput putih terletak di lapisan luat.

SkleraLapisan luar yang keras / keras. Lapisan ini berwarna putih, kecuali

dibagian depan yaitu tidak berwarna atau bening. Lapisan Sklera berwarna putih

terdiri atas serabut kolagen yang tidak teratur dan tidak berpembuluh darah,

kecuali bagian episklera. Lapisan sklera berfungsi melindungi bola mata. Sklera

bagian mata depan tampak bergelembung dan transparan disebut kornea. Iris

adalah selaput tipis yang berfungsi untuk mengatur kebutuhan cahaya dalam

pembentukan bayangan.

Suspensor Ligamen, Suspensor Ligamen berfungsi menjaga lensa agar

selalu pada tempatnya.

2.3 Proses Visualisasi oleh Mata

Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan

lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan

vitreous humor. Ketika cahaya mengenai mata, sinyal saraf terbentuk dan

dikirimkan ke otak untuk memberikan pesan tentang keberadaan cahaya, dan

kekuatan cahaya. Lalu otak mengirim balik sinyal dan memerintahkan sejauh

mana otot disekitar iris harus mengerut. Bagian mata lainnya yang bekerja

bersamaan dengan struktur ini adalah lensa. Lensa bertugas memfokuskan

cahaya yang memasuki mata pada lapisan retina di bagian belakang mata.

Karena otot-otot disekeliling lensa cahaya yang datang ke mata dari berbagai

sudut dan jarak berbeda dapat selalu difokuskan ke retina.

Pada mata terdapat 2 jenis otot mata yang melingkari retina, yaitu otot

silinder dan otot radikal. Otot silinder berfungsi untuk menekan retina dan

menjadikannya lebih tebal. Otot radikal berfungsi untuk menarik retina agar

menjadi tipis. Ketika kita melihat objek yang berdekatan, otot silinder akan

Page 11: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

10

menekan dan otot radikal akan mengembang. Ini menjadikan retina lebih tebal dan

lebih dekat dengan penerima. Ketika kita melihat objek yang berjauhan, otot

radikal akan mengembang, sehingga retina lebih tipis dan menjauhi dari

penerima. Menebal dan menipisnya retina ini menjadikan objek yang kita lihat

dapat difokuskan dan jatuh tepat di pada bintik kuning.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat

(punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa

kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan

obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika

kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil

sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang

dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada

retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan

yang jelas disebut pemfokusan.

Pada mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh tepat pada bintik

kuning. Namun pada mata minus, maka bayang-bayang akan jatuh sebelum

bintik kuning, dan pada mata plus bayang-bayang akan jatuh setelah bintik kuning.

Bayangan benda yang ditangkap retina bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil.

Sifat bayangan ini disebabkan letak benda lebih dari atau sama dengan 2F (Dua

kali titik fokus).

Secara sederhana sebagai alat optik mata membentuk bayangan nyata,

terbalik, dan diperkecil pada retina. Pemfokusan dilakukan dengan mengubah

jarak fokus lensanya. Benda akan nampak jelas jika bayangan tepat jatuh pada

permukaan retina. Adapun tahap-tahap terbentuknya bayangan pada mata yaitu

sebagai berikut :

Page 12: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

11

Cahaya masuk ke dalam mata melalui lubang pupil, pertama cahaya

menembus kornea, aqueous humor, lensa, dan viterus humor sehingga bayangan

jatuh tepat pada retina. Kemudian retina membentuk impuls yang dijalarkan ke

saraf otak II , lalu ke otak untuk di interpretasikan sebagai penglihatan.

Cahaya yang masuk ke mata difokuskan oleh lensa mata ke bagian

belakang mata yang disebut retina. Bentuk bayangan benda yang jatuh di retina

seolah-olah direkam dan disampaikan ke otak melalui saraf optik. Bayangan inilah

yang sampai ke otak dan memberikan kesan melihat benda kepada mata. Jadi,

mata dapat melihat objek dengan jelas apabila bayangan benda (bayangan nyata)

terbentuk tepat di retina.

2.3.1 Daya Akomodasi Mata

Daya akomodasi adalah adalah kemampuan lensa mata untuk menyembung

ketika melihat dekat dan memipih ketika melihat jauh. Pada proses melihat, lensa

mata akan cembung jika melihat benda yang dekat dan akan memipih jika

melihat benda yang jauh. Hal ini sebenarnya adalah usaha menempatkan bayangan

yang dilihat agar tepat pada retina sehingga dapat jelas.

1. Titik dekat (punctum proximum), adalah titik terdekat yang

masih dapat dilihat dengan jelas apabila lensa mata berakomodasi maksimum

atau lensa mata secembung-cembungnya. Pada waktu berakomodasi maksimum,

oto-otot silliaris atau otot-otot lensa mata bekerja sekuat- kuatnya agar lensa mata

dalam keadaan secembung-cembungnya. Keadaan seperti itu menyebabkan

kelelahan mata. Daya akomodasi maksimum pun terbatas. Semakin dekat benda

dengan mata, semakin kuat lensa mata harus dicembungkan, sampai suatu saat

tidak mampu lagi untuk dicembungkan. Hal itu terjadi apabila bendanya berada

di titik dekat. Apabila bendanya didekatkan lagi melewati batas titik dekat,

penglihatan kita akan semakin kabur. Kemampuan otot-otot lensa mata untuk

bekerja dipengaruhi usia seseorang. Untuk mata normal PP=25cm. Pada usia anak-

anak otot lensa mata sangat kuat untuk mencembungkan lensa mata. Oleh karena

itu, anak-anak mampu melihat benda-benda yang sangat dekat jaraknya. Pada

orang dewasa otot-otot lendsa matanya semakin lemah sehingga jarak punctum

proximumnya makin jauh.

Page 13: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

12

Umur (th) Titik dekat (cm)

10 >>>>> 7

20 >>>>> 10

30 >>>>> 14

40 >>>>> 22

50 >>>>> 40

60 >>>> 200

2. Titik jauh (punctum remotum), adalah titik terjauh yang masih

dapat dilihat jelas oleh mata tanpa berakomodasi. Pada waktu lensa mata tidak

berakomodasi (dalam keadaan sepipih-pipihnya), berkas-berkas sinar sejajar

berkumpul di retina. Keadaan ini terjadi jika mata sedanng beristirahat atau

mata melihat benda yang letaknya jauh sekali. Oleh karena itu punctum

remotum mata normal berada di tempat yang jauh tak terhingga. Jarak terdekat

dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak pada

“titik dekat” punktum proksimum. Jarak punktum proksimum terhadap mata

dinyatakan P (dalam meter) maka disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini

mata berakomodasi sekuat- kuatnya (mata berakomodasi maksimum).

Jarak terjauh bagi benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan

benda terletak pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum

terhadap mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial Remotum);

pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi. Selisih Ap dengan Ar

disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan :

Ac = Ap – Ar

Ac =lebar akomodasi

Yaitu perbedaan antara akomodasi maksimal dengan lepas akomodasi maksimal.

Secara empiris :

A = 0,0028 (80 th – L) dioptri dimana L = umur dalam tahun

Page 14: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

13

2.3.2 Ketajaman Penglihatan Mata (Visus)

Visus adalah ketajaman penglihatan, tergantung dari ketajaman fokus

retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi otak. Untuk

menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan

gambaran yang fokus pada fovea. Fovea adalah sebuah area

kecil yang telah terspesialisasi untuk penglihatan akuitas tinggi (untuk

melihat detail-detail halus).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan visus adalah :

a. Sifat fisis mata, yang meliputi ada tidaknya

aberasi (kegagalan sinar untuk berkonvergensi atau bertemu di satu titik fokus

setelah melewati suatu sistem optik), besarnya pupil, komposisi cahaya,

fiksasi objek, dan mekanisme akomodasinya dengan elastisitas musculus

ciliarisnya yang dapat menyebabkan ametropia (myopia, hypermetropia,

astigmatisma)

b. Faktor stimulus, yang meliputi kontras (terbentuknya bayangan benda

yang berwarna komplemennya), besar kecilnya stimulus, lamanya melihat,

dan intensitas cahaya.

c. Faktor Retina, yaitu makin kecil dan makin rapat conus, makin

kecil minimum separable (jarak terkecil antara garis yang masih terpisah).

Alat untuk mengetahui visus mata adalah kartu Snellen. Peta mata

Snellen yang dibuat berdasarkan kemampuan retina untuk membedakan

dua titik secara terpisah yang huruf-hurufnya mempunyai ukuran standar

yang makin ke bawah makin kecil.

Ketajaman penglihatan ditetapkan dengan rumus :

V =𝑑

𝐷

V = ketajaman penglihatan

d = jarak antara optotype dan mata yang diperiksa

D = jarak sejauh mana huruf-huruf masih dapat dibaca oleh mata normal

2.4 Cacat Mata

Cacat mata terjadi karena jangkauan penglihatan berubah. Hal ini

diakibatkan oleh kemampuan daya akomodasi mata yang berubah. Daya

Page 15: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

14

akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mengubah jarak fokusnya agar

bayangan jatuh di retina mata. Berikut ini akan diuraikan berbagai jenis cacat

mata yang di dasarkan pada kemampuan daya akomodasinya.

a. Cacat Mata Miopi (Rabun Jauh)

Cacat mata miopi terjadi jika pada penglihatan tak berakomodasi bayangan

jatuh di depan retina, hal ini terjadi karena lensa mata tidak dapat menjadi sangat

pipih (terlalu cembung). Agar dapat melihat jelas benda yang jauh maka perlu

dibantu dengan lensa divergen (lensa cekung). Lensa divergen adalah lensa yang

dapat menyebarkan berkas cahaya.

Berikut ini adalah bagan pembentukan bayangan pada cacat mata miopi

sebelum dan sesudah memakai lensa.

Keterangan gambar:

Gambar sebelum memakai kaca mata. Cahaya yang berasal dari tempat jauh

(diluar jangkauan penglihatan) oleh lensa mata dibiaskan di depan retina sedang

cahaya dari tempat dekat (dalam jangkauan penglihatan) tepat dibiaskan di

retina. Gambar sesudah memakai kaca mata. Lensa negatif mengubah arah

rambat cahaya sejajar menjadi menyebar sehingga seolah-olah cahaya berasal

dari daerah jangkauan penglihatan.

Page 16: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

15

Orang yang menderita rabun jauh atau miopi tidak mampu melihat dengan

jelas objek yang jauh tapi tetap mampu melihat dengan jelas objek di titik

dekatnya (pada jarak 25 cm). titik jauh mata orang yang menderita rabun jauh

berada pada jarak tertentu (mata normal memiliki titik jauh tak berhingga).

Rabun jauh dapat diperbaiki dengan menggunakan lensa divergen yang

bersifat menyebarkan (memencarkan) sinar. Lensa divergen atau lensa cekung

atau lensa negatif dapat membantu lensa mata agar dapat memfokuskan bayangan

tepat di retina. Miopi dikoreksi menggunakan lensa negative Prinsip dasarnya

adalah lensa negatif digunakan untuk memindahkan (memajukan) objek pada

jarak tak hingga agar menjadi bayangan di titik jauh mata tersebut sehingga mata

dapat melihat objek dengan jelas.

Myopia atau rabun jauh terbagi menjadi 3 fase, yakni :

a. Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 – -3.00

b. Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 – -6.00

c. Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10)

Lensa kacamata yang digunakan penderita miopi harus membentuk

bayangan benda-benda jauh (S ~ ) tepat di titik jauh mata atau S’ = –PR.

1

~+

1

−𝑃𝑅=

1

𝑓

sehingga diperoleh jarak fokus lensa kacamata untuk mata miopi memenuhi

persamaan : f= -PR

menunjukkan bahwa jarak fokus lensa kacamata adalah negatif dari titik jauh

mata miopi. Sehingga diperoleh persamaan :

P = -1

𝑃𝑅

b. Cacat Mata Hipermetropi (Rabun Dekat)

Orang yang menderita rabun dekat atau hipermetropi tidak mampu melihat

dengan jelas objek yang terletak di titik dekatnya tapi tetap mampu melihat

dengan jelas objek yang jauh (tak hingga). Titik dekat mata orang yang menderita

rabun dekat lebih jauh dari jarak baca normal (PP > 25 cm). Hipermetropi

dikoreksi menggunakan lensa positif. Prinsip dasarnya adalah lensa positif

digunakan untuk memindahkan (memundurkan) objek pada jarak baca normal

Page 17: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

16

menjadi bayangan di titik dekat mata tersebut sehingga mata dapat melihat objek

dengan jelas.

Cacat mata hipermetropi terjadi jika penglihatan pada jarak baca normal

mengakibatkan bayangan dari lensa mata jatuh di belakang retina, hal ini karena

lensa mata tidak dapat menjadi sangat cembung (terlalu pipih). Agar dapat melihat

jelas benda-benda pada jarak baca normal (Sn) maka cacat mata ini perlu dibantu

dengan menggunakan lensa konvergen (lensa cembung). Lensa konvergen adalah

lensa yang dapat mengumpul berkas cahaya.

Lensa kacamata yang harus digunakan oleh penderita rabun dekat haruslah

lensa yang dapat membentuk bayangan benda-benda dekat tepat di titik dekat

matanya. Benda-benda dekat yang dimaksud yang memiliki jarak 25 cm di depan

mata. Oleh karena itu, lensa kacamata harus membentuk bayangan benda pada

jarak S = 25 cm tepat di titik dekat (PP, punctum proximum) atau S' = –PP.

Kembali tanda negatif diberikan pada S' karena bayangannya bersifat maya atau

di depan lensa.

P = 1

𝑓= 4 −

1

𝑃𝑃

Karena PP > 0,25 m, kekuatan lensa P akan selalu positif. Hal ini

menunjukkan bahwa seseorang yang bermata hipermetropi perlu ditolong oleh

kacamata berlensa positif (cembung atau konvergen). Lensa ini berfungsi

membentuk bayangan maya di titik dekat mata dari objek yang berada pada jarak

baca normal.

c. Cacat Mata Presbiopi

Cacat mata presbiopi (mata tua atau rabun dekat dan rabun jauh

diakibatkan karena melemahnya daya akomodasi) terjadi karena bayangan jatuh di

belakang retina pada saat melihat dekat dan bayangan jatuh di depan retina pada

saat melihat jauh, hal ini terjadi karena daya akomodasi lensa mata lemah. Agar

dapat melihat jelas baik benda yang dekat maupun yang jauh maka perlu dibantu

dengan menggunakan gabungan lensa cembung (konvergen) dan cekung

(divergen). Cacat mata ini sering juga dikenal dengan nama cacat mata tua.

Dengan menggunakan cara sebagaimana pada cacat miopi dan cacat hipermetropi,

ukuran lensa dapat diketahui.

Page 18: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

17

d. Astigmatisma (mata silindris)

Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik

(irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang

lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis.

Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih

pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong/dibantu

dengan kacamata silindris.

Astigmatisme atau mata silindris merupakan kelainan pada mata yang

disebabkan oleh karena lengkung kornea mata yang tidak merata. Kelainan

refraksi ini bisa mengenai siapa saja tanpa peduli status sosial, umur dan jenis

kelamin.

Bola mata dalam keadaan normal berbentuk seperti bola sehingga sinar

atau bayangan yang masuk dapat ditangkap pada satu titik di retina (area sensitif

mata). Pada orang astigmatisme, bola mata berbentuk lonjong seperti telur

sehingga sinar atau bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak

fokus pada retina. Hal ini menyebabkan bayangan yang terlihat akan kabur dan

hanya terlihat jelas pada satu titik saja. Disamping itu, bayangan yang agak jauh

akan tampak kabur dan bergelombang. Apa yang menyebabkan astigmatisme?

Astigmatisme umumnya diturunkan dan sering muncul sejak anak anak.

Selain itu, astigmatisme juga bisa disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada

kornea, kebiasaan membaca yang buruk dan kebiasaan menggunakan mata untuk

melihat objek yang terlalu dekat. Apa saja keluhan penderita astigmatisme?

Penderita astigmatisme yang belum diobati akan sering mengeluh sakit

kepala, kelelahan pada mata dan kabur saat melihat benda berjarak dekat maupun

jauh. Jika mengalami gejala tersebut dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya

anda segera ke dokter mata untuk melihat kemungkinan terjadinya astigmatisme.

Bagaimana mengobati astigmatisme?

Hampir semua derajat astigmatisme dapat dikoreksi dengan kacamata atau

lensa kontak. Pada penderita derajat ringan bahkan tidak memerlukan koreksi

sama sekali selama astigmatisme itu tidak disertai dengan rabun jauh atau rabun

dekat. Kaca mata untuk penderita astigmatisme menggunakan lensa silinder.

Pilihan lain untuk mengobati astigmatisme adalah dengan operasi, namun

Page 19: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

18

tindakan ini sangat terggantung dari kondisi pasien. Operasi dilakukan dengan

menggunakan laser untuk memperbaiki lengkung kornea.

e. Buta warna

Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-

sel kerucut dalam retina mata yang mengalami kelemahan atau kerusakan

permanen dan tidak mampu merespon warna dengan semestinya. Buta warna

merupakan kelainan genetik atau bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada

anaknya, kebutaan warna juga dapat disebabkan seseorang mengkonsumsi obat

dalam periode waktu tertentu karena penyakit yang dideritanya.

Klasifikasi Buta Warna

Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi,

dikromasi, dan monokromasi.

1) Trikomasi : Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas

warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut.

2) Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri

dari: Protanopia, Deuteranopia, Tritanopia

3) Momokromasi: Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya

atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya

putih dan hitam pada jenis tipikal dan sedikit warna pada jenis atipikal.

Salah satu metode tes buta warna yaitu metode Ishihara. Metode ini

dilakukan dengan cara memperlihatkan gambar-gambar berisikan berbagai warna.

Diantara warna-warna itu terbentuk angka-angka.

Menurut Guyton (1997) Metode ishihara yaitu metode yang dapat dipakai

untuk menentukan dengan cepat suatu kelainan buta warna didasarkan pada

penggunaan kartu bertitik- titik, seperti gambar di bawah ini. Kartu ini disusun

dengan menyatukan titik-titik yang mempunyai bermacam-macam warna.

Tes buta warna Ishihara terdiri dari lembaran yang didalamnya terdapat

titik-titik dengan berbagai warna dan ukuran. Titik berwarna tersebut disusun

sehingga membentuk lingkaran. Warna titik itu dibuat sedemikian rupa

sehingga orang buta warna tidak akan melihat perbedaan warna seperti yang

dilihat orang normal (pseudo-isochromaticism).

Page 20: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

19

f. Katarak

Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut

pada lensa mata. Katarak adalah suatu penyakit mata di mana lensa mata menjadi

buram karena penebalan Lensa Mata dan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).

Katarak penanganannya harus dilakukan pembedahan atau operasi. Lensa mata

normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga cahaya dapat

menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan selalu

terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa menjadi

buram, keras, dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa

meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke

otak.Pada banyak kasus, penyebabnya tidak diketahui.

Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia.

Hal ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang

berasal dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat

mempercepat proses berkembangnya penyakit katarak.

Beberapa gejala umum katarak antara lain:

1. Pandangan kabur yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata

atau ukuran

2. kacamata yang sering berubah.

3. Warna-warna tampak kusam.

4. Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.

5. Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.

2.5 Peralatan Pada Pemeriksaan Mata

a. Retinoskop

Alat ini dipakai untuk menentukan reset lensa demi koreksi mata penderita

tanpa aktivitas penderita, meskipun demikian mata penderita perlu terbuka dan

dalam posisi nyaman bagi si pemeriksa. Cahaya lampu diproyeksi ke dalam

mata penderita dimana mata penderita tanpa akomodasi. Cahaya tersebut

kemudian dipantulkan dari retina dan berfungsi sebagai sumber cahaya bagi si

Pemeriksa.

Page 21: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

20

Fungsi retina dianggap normal, apabila suatu objek (cahaya) berada di titik

jauh mata akan difokuskan pada retina. Cahaya yang dipantulkan retina akan

menghasilkan bayanagan focus pada titik jauh pula. Oleh karena itu pada waktu

pemeriksa mengamati mata penderita melalui retionoskop ,lensa posistif atau

negatif diletakkan di depan mata penderita sesuai dengan keperluan agar bayangan

(cahaya) yang dibentuk oleh retina penderita difokuskan pada mata pemeriksa.

Lensa posistif atau negatif yang dipakai itu perlu ditambah atau dikurangi agar

pengfokusan bayangan dari retina penderita terhadap pemeriksa tepat adanya.

Suatu contoh, jarak pemeriksa 67 cm lensa yang diperlukan 1, 5D.

b. Opthalmoskop

Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan

dengan opthalmoskop untuk mengetahui keadaan fundus okuli ( = retina mata

dan pembuluh darah khoroidea keseluruhannya). Ada dua prinsip kerja

opthalmoskop yaitu :

1. Pencerminan mata secara langsung

Fundus okuli penderita disinari dengan lampu, apabila mata penderita

emetropia dan tidak melakukan akomodasi maka sebagian cahaya akan

dipantulkan dan keluar dari lensa mata penderita dalam keadaan sejajar

dan terkumpul menjadi gambar tajam pada selaput jaringan mata

pemeriksa (dokter) yang juga tidak terakomodasi. Pada jaringan mata

dokter terbentuk gambar terbalik dan sama besar dengan fundus

penderita.

2. Pencerminan mata secara tak langsung

Cahaya melalui lensa condenser diproyeksi ke dalam mata penderita

dengan bantuan cermin datar kemudian melalui retina mata penderita

dipantulkan keluar dan difokuskan pada mata sipemeriksa (dokter).

Dengan mempergunakan opthalmoskop dapat mengamati permasalahan

mata yang berkaitan dengan tumor otak.

Page 22: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

21

c. Keratonometer

Alat ini untuk mengukur kelengkungan kornea. Pengukuran ini

diperuntukkan pemakaian lensa kontak; lensa kontak ini dipakai langsung yaitu

dengan cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan kelengkungan.

Ada dua lensa kontak yaitu :

1. Hard contact lens

Dibuat dari plastic yang keras, tebal 1 mm dengan diameter 1 cm. Sangat

efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat

mengoreksi astigmatisma.

2. Soft contact lens

Adalah kebalikan dari hard contact lens. Sangat nyaman tetapi tidak dapat

mengoreksi astigmatisma.

Prinsip kerja keratometer :

Benda dengan ukuran tertentu diletakkan didepan cermin cembung dengan

jarak diketahui akan membentuk bayangan di belakang cermin cembung berjarak

½ r. dengan demikian dapat ditentukan permukaan cermin cembung.

Berlandaskan kerja cermin cembung maka dibuat keratometer. Pada keratometer,

kornea bertindak sebagai cermin cembung, sumber cahaya sebagai objek.

Pemeriksa mengatur focus agar memperoleh jarak dari kornea.

d. Lasik (Laser Assisted Insitu Keratosmileusis)

Lasik (Laser Assisted Insitu Keratosmileusis) adalah salah satu

teknik tindakan bedah refraksi yang menggunakan laser sebagai alat bantu

koreksi kelainan refraksi (pembiasan) pada miopia, hipermetropia, dan astigmatis.

Tahapan Tindakan LASIK

1. Suatu cincin pengisapan memusat di atas kornea mata dari mata

2. a) Proses ini menghasikan suatu penutup parsial di dalam kornea mata

dengan ketebalan yang sama.

b) Penutup diciptakan dengan meninggalkan sebagian dari kornea mata

belum dipangkas untuk menyediakan suatu engsel.

3. Penutup cornea dibalik/dibuka sehingga bagian kornea mata dapat

terlihat dengan jelas.

Page 23: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

22

4. Excimer laser kemudian digunakan untuk memindahkan jaringan

dan membentuk kembali pusat dari kornea mata.

5. Pada langkah terakhir, penutup dapat dikembalikan ke dalam

posisi aslinya.

Ada beberapa komplikasi yang terjadi selama operasi LASIK berlangsung.

Efek samping yang mungkin ditimbulkan setelah operasi ini adalah :

- Mempunyai penglihatan ganda, kadang-kadang penglihatan ganda

disebabkan oleh pembengkakan setelah operasi dan dapat sembuh

sendiri. Namun ada juga yang memerlukan operasi tambahan

untuk memperbaikinya.

- Keratectasia, pandangan yang menyimpang dan dapat menjadi

permanen.

- Mata Kering, bisa menyebabkan peradangan dan infeksi namun dapat

diatasi dengan air mata buatan.

- Infeksi, risiko ini lebih rendah.

- Masalah pandangan pada malam hari.

- Koreksi atas atau bawah, dapat menyebabkan penglihatan kabur atau

gangguan visual kecil lainnya. Seringkali pasien menggunakan lensa

kontak atau kacamata untuk menyelesaikan masalah ini.

Page 24: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

23

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mata sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik

yang sangat penting bagi manusia.Mata memiliki bagian luar dan bagian dalam

yang memiliki peran masing-masing.Pada mata memiliki titik terdekat yaitu 25

cm dan titik terjauh (~).Tidak semua orang yang bisa melihat dengan normal

dalam hal ini kami membahas jenis-jenis cacat mata beserta cara mengatasinya.

Sistem Mata, pembentukan bayangan nyata, diperkecil dpat dilakukan

dengan perubahan jarak titik Fokus lensa mata untuk menghasilkan bayangan

yang jelas (terfokus) pada retina. Apabila lensa mata tidak mampu lagi

menyesuaikan jarak bayangan agar terbentuk dengan jelas (terfokus), karena

perubahan jarak titik fokusnya yang terbatas, kondisi ini disebut cacat mata.

Untuk dapat melihat dengan normal dapat ditolong dengan kacamata yang sesuai

ukuran lensanya.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini penulis meminta masukan dari pembaca

terutama dosen mata kuliah yang mengampu. Karena di dalam penulisan makalah

ini penulis merasa masih terdapat banyak kekurangan dan kekeliuruan. Oleh

karena itu, saran dan kritik sangat diperlukan untuk kemajuan penulisan pada

makalah selanjutya.

Page 25: Kelompok 6_Sistem Optika MataFIX

24

DAFTAR PUSTAKA

Hawarij, Refraksi Cahaya pada Mata,( http://www.medicinesia.com/kedokteran-

dasar/penginderaan- kedokteran-dasar/refraksi-cahaya-pada-mata/, diakses

pada 20 januari 2015 jam 20:02)

Ming, P.Y., Operasi Katarak: Pemulihan Penglihatan dengan Teknik dan Inovasi

Terbaru,

(http://www.jerrytan.com/docs/operasi_katarak_kencan_edisi_6_tahun_1_20

11_id.pdf, diakses pada tanggal 20 januari 2015 jam 08:39)

Murti, H., Santi, R.C.N., (2011), Aplikasi Pendiagnosa Kebutaan Warna dengan

Menggunakan Pemrograman Borland Delphi,

(http://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/download/363/240,

diakses pada tanggal 20 januari 2015 jam 19:30)

Ogi. Mata Manusia, (http://ogiyogaak.blogspot.com/2010/09/mata-manusia.html,

diakses pada 20 januari 2015 jam 14:22)

Paknenisna. Menguji Ketajaman Penglihatan,

(http://www.optiknisna.info/category/kelainan-penglihatan, diakses pada 20

januari 2015 jam 14:24)

Platina, Putri. Daya Akomodasi Mata,

(http://blog.uad.ac.id/putriplatina/2011/12/03/daya-akomodasi-mata/, diakses

pada 20 januari 2015 jam 14:24)

Sudomo, J., Alat-alat Optik,

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/5%20Alat%20Optik_Mata.pdf,

diakses pada tanggal 20 januari 2015 jam 19:28)

Widianingsih, R., Kridalaksana, A.W., Hakim, A.R., (2010), Aplikasi Tes

Buta Warna Dengan Metode Ishihara Berbasis Komputer,

(http://informatikamulawarman.files.wordpress.com/2010/02/06-jurnal-

ilkom-unmul-v-)