Kelompok 5 Post Profilaktik Composite

31
KONSERVASI GIGI RESTORASI PASKA ENDODONTIC POST PROFILAKTIK KOMPOSIT Kelompok 5 Nicholas Brian S (2011-11-094) Niken Larasaty K (2011-11-095) Ning Ayu Hasanah (2011-11-096) Odelian Syafira (2011-11-097) Oktaviani Azwinda (2011-11-098) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF.DR. MOESTOPO (BERAGAMA) 0

description

.

Transcript of Kelompok 5 Post Profilaktik Composite

KONSERVASI GIGIRESTORASI PASKA ENDODONTICPOST PROFILAKTIK KOMPOSIT

Kelompok 5Nicholas Brian S (2011-11-094)Niken Larasaty K (2011-11-095)Ning Ayu Hasanah (2011-11-096)Odelian Syafira (2011-11-097)Oktaviani Azwinda (2011-11-098)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS PROF.DR. MOESTOPO (BERAGAMA)JAKARTA2014DAFTAR ISIKATA PENGANTAR....................................................................................................................2DAFTAR ISI .................................................................................................................................1BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................31.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................31.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................41.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................4BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................52.1 RESIN KOMPOSIT................................................................................................................52.2 PENGGUNAAN RESIN KOMPOSITE DALAM KEDOKTERAN GIGI..............112.3 RESIN KOMPOSITE SEBAGAI BAHAN PASAK DAN INTI...122.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN PASAK KOMPOSITE.16

BAB III PENUTUP..18KESIMPULAN18DAFTAR PUSTAKA..20

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Oral Konservasi yang berjudul Post Profilaktik Komposite. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda Rasulullah saw. yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang ini.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. drg. Paulus Januar sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), dan kepada dosen pengajar mata kuliah Konservasi Semester VI ini, serta penulis ucapkan terima kasih kepada tim penyusun makalah konservasi ini.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada para pembaca.

Jakarta, 10 mei 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUANI.1 LATAR BELAKANGPada umumnya gigi yang memerlukan perawatan saluran akar sudah memiliki restorasi yang besar, karies luas, dan email yang tidak didukung dentin. (Bence, 1997). Pengangkatan jaringan karies, preparasi kavitas, dan juga pembentukan saluran akar merupakan tindakan pengambilan dentin yang dapat melemahkan sisa jaringan gigi. Para peneliti menemukan bahwa restorasi untuk gigi yang sudah dirawat endodontik harus dapat meningkatkan fungsi gigi dalam jangka waktu yang lama,untuk itu perencanaan restorasi harus dilakukan dengan teliti. Pertimbangan untuk mempertahankan gigi sebagai unit fungsional dalam jangka panjang adalah; jaringan gigi yang tersisa , posisigigi, fungsi gigi, dan estetika. Selain itu kondisi jaringan periodonsium harus masih baik agar dapat menentukan jenis restorasi akhir yang akan dibuat. (Weine , 2004 ). Pada gigi anterior pasca perawatan endodontik apabila masih mempunyai marginal ridge, cingulum, dan insisal edges yang baik, maka cukup menggunakan komposit resin untuk restorasinya. Hal ini disebabkan karena gigianterior tekanan fungsionalnya kecil. Pada beberapa kasus gigi anterior pasca perawatan endodontik membutuhkan penggunaan pasak karena pertimbangan resistensi sisa jaringan gigi,estetis dan ekonomis. (Guttman, 1997). Pada makalah ini akan dibahas mengenai penggunaan pasak profilaktik pada gigi anterior pasca perawatan endodontik.Gigi yang telah dilakukan perawatan endodonti sering menggunakan sistem pasak dan inti sebagai retensi tambahan. Dewasa ini, beberapa tipe pasak dari bahan fiber yang telah dikombinasikan dengan sistem adhesif modern dari resin komposit diperkenalkan di dunia kedokteran gigi sebagai alternatif dari penggunaan pasak metal tuang. Hal ini karena pasak fiber memiliki modulus elastisitas yang menyerupai dentin dan lebih estetis dibandingkan dengan pasak metal. Pasak fiber berikatan dengan dentin intraradikular melalui sistem adhesif, sehingga dapat membangun struktur yang lebih kompleks dengan dentin. Penggunaan pasak fiber mulai diminatipara praktisi karena kunjungan perawatan dapat lebih singkat.

I.2 RUMUSAN MASALAH1. Mengetahui apa itu Resin Komposite2. Mengetahui pengunaan Resin Komposite dalam ilmu kedokteran gigi3. Mengetahui penggunaan Resin Komposite sebagai bahan pasak dan inti4. Mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan Resin Komposite sebagai pasak dan inti1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk agar pembaca dapat mengetahui apa itu Resin Komposite2. Untuk agar pembaca dapat mengetahui pengunaan Resin Komposite dalam ilmu kedokteran gigi3. Untuk agar pembaca dapat mengetahui penggunaan Resin Komposite sebagai bahan pasak dan inti4. Untuk agar pembaca dapat mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan Resin Komposite sebagai pasak dan inti

BAB IIPEMBAHASAN2.1 RESIN KOMPOSITA. RESIN KOMPOSITEResin komposit merupakan suatu bahan yang terdiri dari partikel- partikel fase keramik anorganik yang tersebar dalam matrik resin. Pada awal pemakaian resin komposit mempunyai daya tahan yang lemah terhadap pengunyahan. Akhir- akhir ini kekurangan resin komposit telah diperbaiki sehingga pemakaian resin komposit untuk penumpatan gigi posterior sudah mungkin dilakukan. Penambahan atau penggantian jenis unsure filler yang ada pada resin komposit akan menambah daya tahan dan kekerasan resin komposit tersebut serta mengurangi terjadinya porositas. Kekerasan resin komposit diharapkan dapat mengimbangi daya pengunyahan yaitu sekitar 50-300 psi. Dengan demikian resin komposit dapat menggantikan tumpatan gigi posterior maupun untuk pembuatan pasak dan inti yang dulu memakai alloy dan amalgam.B. Klasifikasi Resin KompositeSalah satu system untuk mengkatagorikan bahan ini adalah berdasarkan bentuk partikel dari pasi utamanya :1. Komposit KonvensionalKadang disebut juga sebagai komposit tradisionalatau pasi makro, istilah ini karena partikel pasinya berukuran besar- besar. Pasi yang sering digunakan adalah bubuk quartz. Bila sifat- sifat komposit yang konvensional di bandingkan dengan akrilik nirpasi tentu telah mengalami perbaikan yang signifikan. Kekuatan kompresif membaik dengan ditransfernya tekanan ke partikel- partikel pasi, 4-5 kali lebih besar daripada akrilik nirpasi. Juga modulus elastisitasnyan4-6 kali lebih besar, sedangkan kekuatan tensilnya dua kali lebih besar. Selain itu, penarikan air dan pengerutan sewaktu polimerisasi berkurang kira- kira 2% volume. Kekerasan juga lebih besar daripada resin akrilik nirpasi, kira-kira 55 KHN (nomor kekerasan knop) dibandingkan dengan 15 KHN. Umumnya komposit ini lebih resisten terhadap abrasi disbanding dengan akrilik nirpasi. . Tetapi komposit imi permukaannya bisa menjadi kasar , disebabkan abrasi selektif dari matriks resin lunak yang mengelilingi partikel pasi yang keras. Kejelekan klinisyang utama dari resin komposit konvensional adalah terjadinya permukaan yang kasar disebabkan oleh abrasi pada waktu penggunaan dimana matriks resin yang lunak terlepas dari partikel keras yang lebih resisten. Tambalan ini mempunyai tendensi berubah warna, karena kerentanan permukaan yang teksturnya kasar ini terhadap warna warna makanan/ minuman. Fraktur dari komposit ini jarang walaupun digunakan untuk yang menahan tekanan kunyah seperti kelas IV DAN II.

2. Komposit Pasi mikroUkuran partikelnya 0,02-0,04 mikrometer yang berarti 200-300 kali lebih kecil dari rata- rata partikel quartz dari komposit konvensional. Konsep komposit pasi mikro adalah salah satu resin yang diperkuat dengan pasi untuk mendapatkan permukaan yang halus seperti pada resin akrilik direk nirpasi. Partikel dari bahan yang banyak mengandung pasi mikro kemudian digabungkan di dalam pasta resin untuk menghasilkan bahan restorasi dengan karakteristik manipulasi yang baik. Untuk mendapatkan ini monomer resin BIS GMA diencerkan dengan pelarutnya seperti kloroform dan partikel pasi yang terbungkus coupling agent dilarutkan kedalamnya. Pelarut menguap, dan resin tersebut mengeras. Resin keras ini berisi partikel silica yang berukuran kecil, kemudian dilumatkan menjadi partikel partikel mirip serpihan dengan ukuran sama dengan pasi anorganik pada komposit tradisional. Komposit pasi mikro mempunyai sifat fisik dan mekanis yang lebih rendah daripada komposit konvensional. Kandungan resin lebih besar disbanding pasi berakibat meningkatnya penarikan air, koefisien panas yang tinggi serta menurunnya modulus elastisitas. Tapi bila dibandingkan dengan resi akrilik nirpasi , komposit pasi mikro mempunyai sifat- sifat yang jauh lebih baik dan dapat memberikan permukaan yang halus untuk estetis dari restorasiPertimbangan klinis untuk sebagian besar menurunnya sifat fisik tidak menimbulkan masalah, tapi pada daerah yang menahan tekanan kunyah seperti tambalan kelas IV dan II, kecendrungan terjadinya fraktur besar. Kadang di pinggiran tambalan tampak gumpil, karena terlepasnya ikatan dari pasi komposit pra- polimerasi. Namun

3. Komposit partikel kecilResin komposit berpartikel kecil mucul sebagai perkembangan alamai untuk mendapatkan permukaan halus yang sama atau sekurangnya mendekati permukaan komposit pasi mikro dengan tetap mempertahankan atau memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari komposit konvensional. Sifat fisik dan mekanik paling baik bisa ditemukan pada composite ini. Dengan bertambahnya kandungan pasi, akan terjadi perbaikan pada hamper semua sifatnya. Permukaan resin menjadi lebih halus karena penggunaan pasi yang kecil dan termampatkan, disbanding dengan komposit konvensional, resistensi sama atau lebih kecil disbanding resin konvensional. Bahan ini pasi nya berisi kaca yang mengandung logam berat adalah radioopak, suatu sifat yang penting bila digunakan untuk tambalan gigi posterior.Pertimbangan klinis , karena perbaikan kekuatan komposit ini serta kandungan pasinya yang lebih tinggi, bahan ini di indikasikan untuk tambalan- tambalan pada daerah yang terkena tekanan besar dan abrasi seperti restorasi kelas II dan kelas I.

4. Komposit hybridBahan bahan ini dikembangkan untuk mendapatkan permukaan yang lebih halus dibanding komposit partikel kecil, tetapi dengan tetap mempertahankan sifat- sifatkomposit yang lain, Komposisi, ada 2 macam partikel pasi pada komposit hybrid, sebagian besar hybrid paling baru pasinya mengandung silica koloidal dan partikel halus dari kaca yang mengandung logam berat total pasinya 75-80% berat. Sifat fisik dan mekanis dari system ini terletak di antara komposit konvensional dan komposit partikel kecil.Pertimbangan klinis, karena permukaan yang halus dan kekuatannya baik komposit ini banyak digunakan untuk tambalan gigi depan termasuk kelas IV walaupun sifat mekanisnya umum lebih rendah dari komposit partikel kecil, hybrid juga sering digunakan untuk tambalan gigi belakang.

C. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASIINDIKASI1. Lesi interproksimal (klas III) pada gigi anterior2. Lesi pada permukaan fasial gigi anterior (klas V)3. Lesi pada permukaan fasial gigi premolar 4. Hilang sudut insisal gigi5. Fraktur gigi anterior6. Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang7. Lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior (klas I dan Klas II)KONTRA INDIKASI1. Lesi distal premolar2. Tambalan rutin untuk posterior3. Pasien dengan insiden karies tinggi serta OH buruk

D. MEKANISME PERLEKATAN RESIN KOMPOSIT PADA STRUKTUR GIGIJika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan komponen komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen, ikatan adhesive yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia, dan dapat merupakan ikatan kovalen atau ion.Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara mekanis atau retensi, perlekatan yang kuat antara suatu zat dengan zat lainnya bukan gaya tarik menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Meanisme perlekatan antara resin komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan pemberian bonding.E. PERTIMBANGAN PEMILIHAN RESTORASI GIGI SETELAH PERAWATAN ENDODONTIK Beberapa penelitian menyatakan bahwa kegagalan perawatan endodontik sering terjadi akibat restorasi yang tidak adekuat. Hal ini menyebabkan restorasi yang tepat menjadi lebih penting dibandingkan dengan penutupan apikal A. Dasar Pertimbangan dalam Menetapkan Restorasi Gigi setelah Perawatan Endodontik Perencanaan pemilihan restorasi harus dilakukan dengan beberapa pertimbangan. Ford menyatakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan restorasi adalah: 1. Banyaknya jaringan gigi tersisa Banyaknya struktur jaringan gigi tersisa mempengaruhi retensi dan resistensi dari gigi. Pemilihan restorasi untuk menggantikan struktur gigi yang telah hilang sangat dipengaruhi oleh banyaknya struktur gigi tersisa 2. Fungsi gigi Fungsi gigi dalam lengkung rahang akan mempengaruhi beban kunyah yang diterima gigi. Pemilihan restorasi dipengaruhi oleh fungsi dari gigi 3. Posisi atau lokasi gigi Gigi anterior membutuhkan pertimbangan estetik yang lebih dibandingkan dengan gigi posterior. Restorasi pada gigi anterior harus memiliki niali estetik yang baik 4. Morfologi atau anatomi saluran akar Morfologi saluran akar berpengaruh dalam pemilihan restorasi. Morfologi akar yang bengkok dapat menjadi pertimbangan jika ingin direstorasi dengan mahkota pasak. Semakin sedikit sisa dari struktur gigi dan semakin besar fungsi gigi dalam lengkung rahang, pemilihan restorasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati. Gigi dengan sisa struktur gigi yang sedikit dan beban kunyah yang besar memiliki risiko fraktur yang lebih tinggi, sehingga perencanaan harus dilakukan dengan lebih baik (Ford, 2004) B. Menetapkan Restorasi Gigi setelah Perawatan Endodontik Kegagalan restorasi setelah perawatan endodontik yang sering terjadi diantaranya adalah kebocoran tepi, lepasnya restorasi, fraktur restorasi, atau fraktur dari gigi yang telah direstorasi. Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam memilih restorasi setelah perawatan endodontik agar restorasi dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.C. Syarat Ideal untuk Restorasi setelah Perawatan Endodontik Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh restorasi setelah perawatan endodontik: 1. Menutupi koronal secara menyeluruh Restorasi pada gigi yang telah dirawat endodontik harus dapat menutupi koronal secara menyeluruh agar dapat mencegah terjadinya infeksi berulang 2. Melindungi struktur gigi yang tersisa Gigi yang telah dirawat endodontik seringkali kehilangan jaringan keras dalam jumlah besar, sehingga gigi menjadi rentan terhadap fraktur. Restorasi harus dapat melindungi struktur gigi yang tersisa, agar gigi terhindar dari risiko fraktur 3. Memiliki retensi agar restorasi tidak lepas Bentuk retensi adalah suatu bentuk preparasi kavitas sedemikian rupa sehingga restorasi tidak terlepas dari gigi. Pemilihan restorasi dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk retensi dari gigi 4. Memiliki resistensi agar mampu menahan daya kunyahmenahan beban kunyah . Semakin lebar istmus kavitas oklusoproksimal, resistensi gigi terhadap fraktur semakin rendah. Bentuk resistensi sangat penting, karena bentuk resistensi yang kurang menyebabkan restorasi atau gigi pecah. Masing - masing restorasi memiliki bentuk resistensi untuk mencegah pecahnya restorasi. Resistensi gigi terhadap fraktur menurun dengan semakin lebarnya istmus dari kavitas oklusoproksimal 5. Mampu mengembalikan fungsi gigi, yaitu fungsi pengunyahan, estetik, bicara, dan menjaga gigi antagonis dan gigi sebelahnya

D. Jenis Restorasi untuk Gigi setelah Perawatan Endodontik Macam-macam restorasi setelah perawatan endodontik dapat berdasarkan beberapa pertimbangan. Salah satu pertimbangan adalah berdasarkan lokasi gigi, yaitu anterior dan posterior

E. Jenis Restorasi setelah Perawatan Endodontik untuk Gigi Anterior Gigi anterior yang telah dirawat endodontik dan memiliki struktur jaringan gigi yang sehat masih banyak, serta retensi yang cukup, dapat direstorasi secara langsung dengan komposit resin atau semen glass ionomer

Pasak dan inti yang ideal harus memenuhi beberapa sifat, diantaranya modulus elastisitas, compresive strength, dan koefisien ekspansi termal yang sama dengan dentin. Sifat lain yang harus dimiliki adalah ketahanan terhadap korosi dan kemampuan untuk berikatan yang baik. Mahkota pasak digunakan terutama pada gigi dengan kehilangan struktur mahkota dalam jumlah besar. Pembuangan kamar pulpa pada perawatan endodontik menyebabkan gigi membutuhkan dukungan baik, dari internal maupun eksternal, karena itu mahkota pasak menjadi indikasi. Mahkota pasak diindikasikan menjadi restorasi setelah perawatan endodontik pada gigi anterior jika jaringan keras gigi yang tersisa tidak memiliki bentuk retensi yang adekuat, yaitu pada gigi dengan sisa kehilangan struktur gigi dalam jumlah besar dan membutuhkan penutupan menyeluruh. Mahkota pasak menjadi kontraindikasi pada keadaan seperti terdapat tanda kegagalan perawatan endodontik, retensi, dan resistensi cukup untuk direstorasi menggunakan bahan plastis, serta jika terdapat lateral stress akibat bruxism atau heavy incisal stress. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi pasak antara lain adalah panjang, diameter, preparasi, bentuk dan tekstur permukaan pasak, serta luting agent atau bahan perekat. Pasak dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu prefabricated dan custom made

2.2 PENGGUNAAN RESIN KOMPOSITE DALAM KEDOKTERAN GIGIDengan berkembangnya system etsa, pemakaian resin komposit menjadi lebih luas lagi antara lain.1. restorasi fraktur insisal2. penanggulangan hypoplasia enamel3. penanggulangan kerusakan gigi yang bukan karena karies ( non carious dental deflect ) seperti erosi dan abrasi4. dalam bidang preventif sebagai suatu fissure sealant5. laminate-veneer untuk meningkatkan estestis gigi yang mengalami perubahan warna atau kena stain6. memperbaiki kelainan bentuk gigi7. memperbaiki central diastema8. restorasi klas I, klas II, klas IV, dan klas V9. sebagai bahan untuk membangun pasak dan inti

Walaupun telah banyak kemajuan yang dicapai, beberapa hal masih harus dipertimbangkan dalam penggunaan resin komposit dengan system etsa yaitu: berapa banyak jaringan email yang tersisa yang dapat mendukung retensi atau ikatan antara resun dengan jaringan giginya meningkat etsa ini dilakukan pada email, misalnya penanggulangan hypoplasia email akan berhasil apabila masih tersisa cukup email berapa banayk tekanan yang akan diterima oleh restorasi resin komposit. Misalnya pada kasus gigitan dalam atau edge to edge penanggulangan fraktur insisal merupakan kontraindikasi

2.3 RESIN KOMPOSITE SEBAGAI BAHAN PASAK DAN INTI2.3.1 Pengertian dan Klasifikasi Pasak IntiPasak adalah bagian dari restorasi yang dimasukan ke dalam saluran akar yang berfungsi memperkuat struktur gigi setelah dilakukan preparasi. Pasak berfungsi intuk mendistribusikan tekanan melalui jaringan gigi yang tersisa juga untuk perlindungan sisa gigi terhadap pembebanan.Inti adalah bagian restorasi yang dibuat bersatu dengan pasak untuk membangun pendukung mahkota. Inti berfungsi untuk mendapatkan kembali sebagian dari ukuran mahkota yang hilang sehingga dapat dibuatkan suatu restorasi akhir mahkota.Pasak dan inti dapat dibuat keseluruhannya dari satu bahan atau merupakan kombinasi dari dua bahan yang berbeda. Misalnya pasak terbuat dari bahan alloy dan intinya terbuat dari bahan lain seperti resin komposit ataupun amalgam.Pasak dan inti yang ideal harus memenuhi beberapa sifat, diantaranya modulus elastisitas, compresive strength, dan koefisien ekspansi termal yang sama 22 dengan dentin. Sifat lain yang harus dimiliki adalah ketahanan terhadap korosi dan kemampuan untuk berikatan yang baik (Cheung, 2011). Mahkota pasak digunakan terutama pada gigi dengan kehilangan struktur mahkota dalam jumlah besar. Pembuangan kamar pulpa pada perawatan endodontik menyebabkan gigi membutuhkan dukungan baik, dari internal maupun eksternal, karena itu mahkota pasak menjadi indikasi (Weine, 2004). Mahkota pasak diindikasikan menjadi restorasi setelah perawatan endodontik pada gigi anterior jika jaringan keras gigi yang tersisa tidak memiliki bentuk retensi yang adekuat, yaitu pada gigi dengan sisa kehilangan struktur gigi dalam jumlah besar dan membutuhkan penutupan menyeluruh (Garg, 2011 ; Weine, 2004). Mahkota pasak menjadi kontraindikasi pada keadaan seperti terdapat tanda kegagalan perawatan endodontik, retensi, dan resistensi cukup untuk direstorasi menggunakan bahan plastis, serta jika terdapat lateral stress akibat bruxism atau heavy incisal stress (Garg, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi pasak antara lain adalah panjang, diameter, preparasi, bentuk dan tekstur permukaan pasak, serta luting agent atau bahan perekat. Pasak dapat diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu prefabricated dan custom made.Menurut klasifikasinya pasak dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu pasak buatan sendiri dan pasak sediaan buatan pabrik.1) pasak buatan sendiri dapat terbuat dari bahan alloy, amalgam, glass ionomer dan resin komposit. Pasak buatan sendiri dapat dibuat secara langsung di dalam mulut pasien saat pasien datang ke klinik maupun secara tidak langsung dengan membuat model terlebih dahulu. Pasak buatan sendiri dapat dibuat mengikuti bentuk morfologi saluran akar yang telah dipreparasi.2) Pasak sediaan buatan pabrik terdapat dalam berbagai macam desain yang bertujuan untuk menambah retensi dan daya tahan serta melindungi struktur gigi yang masih ada. Pasak sediaan buatan pabrik dapat dipakai secara langsung yang disesuaikan dengan saluran akar yang telah dipreparasi.

2.3.2 Indikasi Pemakaian Pasak Inti Komposit.Permasalahan penting dalam restorasi gigi yang telah dirawat endodontic adalah bagaimana memperkuat sisa jaringan gigi yang ada dan melakukan restorasinya, karena restorasi gigi nonvital memerlukan penanganan yang lebih khusus.Penentuan apakah gigi yang telah dirawat endodontic perlu diberi pasak atau tidak, tergantung kepada beberapa hal yaitu.1. Seberapa banyak sisa jaringan mahkota gigi yang ada.2. Tekanan yang diterima pada oklusi dan artikulasi.3. Apakah gigi tersebut akan menjadi penyangga gigi mahkota / jembatan atau tidak.4. Morfologi akar, apakah bentuk akar memungkinkan dipasangnya pasak.5. Daerah di sekeliling serviks gigi yang sempit dengan dentin yang tipis sangat rawan terjadi fraktur.6. Bahan pembuat pasak dan intinya.Pasak komposit sangat sesuai digunakan pada gigi dengan salurak akar yang tidak teratur (bengkok). Pada keadaan tersebut resin komposit diindikasikan karena saat insersi bahan pasak tidak diperlukan arah pasang yang konvergen. Pasak komposit juga diindikasikan jika pasak tuang merupakan kontraindikasi. Misalnya pada gigi yang berakar banyak, gigi yang mengalami tilting dan gigi yang mempunyai akar pendek.2.3.3 Respon Terhadap Jaringan GigiAdaptasi marginal yang baik sangat penting untuk mencegah karies sekunder dan untuk mengurangi perubahan warna serta terjadinta kerusakan marginal. Persyaratan adaptasi marginal yang baik dapat diperoleh jika sifat fisik dan mekanik yang adekuat dari bahan restorasi dan penangan klinis yang hati-hati. Resin komposit tidak berkaitan secara kimia dengan struktur gigi, tetapi dengan bantuan system etsa sehingga terbentuk mikroporositas. Penggunaan teknik etsa adalah untuk menyatukan perlekatan antara email dengan resin komposit. Restorasi resin komposit menunjukan adhesi yang baik terhadap email. Penyingkiran smear layer pada permukaan dentin akan mengakibatkan tubulus dentin terbuka. Hal ini akan mempermudah penetrasi monomer ke dalam tubulus dimana terjadi proses polimerisasi, sehingga didapatkan bonding mekanis yang cukup baik.2.3.4 Daya tahan terhadap pengunyahan dan terjadinya fraktur akarAdanya formulasi yang tepat dalam aplikasi resin komposit akan menghasilkan sifat ideal yang diinginkan. Adaptic adalah salah satu produk resin komposit yang beredar dipasaran untuk pembuatan pasak dan inti. Bahan ini mempunyai kekuatan kompresif dan kekuatan tensil yang hamper menyamai struktur gigi dan kekerasan yang cukup baik untuk menahan tekanan pengunyahan.Fraktur akar merupakan salah satu kegagalan dari restorasi pasak inti. Panjang pasak yang masuk ke dalam saluran akar dapat mempengaruhi terjadinya fraktur akar. Pasak yang ideal sebaiknya dibuat sepanjang mungkin tanpa membahayakan penutupan apical 4-5 mm. pasal yang terlalu pendek selain berkurangnya retensi juga dapat menyebabkan tekanan yang diterima mahkota dan pasak di desak ke akar yang tidak didukung oleh tulang sehingga lebih sering menyebabkan fraktur akar. Jika pasak yang dibuat cukup panjang tekanan yang diterima mahkota akan tersebar ke seluruh akar yang berkontak dengan pasak.Diameter pasak juga merupakan hal yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur akar, dimana pasak dengan diameter yang kecil menyebabkan pasak lebih mudah terlepas dari saluran akan dan dapat pula disertai distorsi pasak atau fraktur akar. Pasak dengan diameter yang besar juga dapat melemahkan sisa gigi karena preparasi saluran akar yang dilakukan berlebihan untuk mendapatkan ruangan pasak. Menambah diameter pasak tidak memberikan peningkatan yang signifikan untuk retensi pasak, tetapi cenderung dapat mengorbankan sisa dentin yang sehat, dengan sisa dentin yang tipis tidak akan dapat menahan tekanan sewaktu gigi berfungsi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya fraktur akar.Preparasi saluran akar yang berlebihan untuk penempatan pasak dengan diameter besar akan memperlemah akar dikarenakan kehilangan dentin dapat menyebabkan fraktur akar pada saat menerima beban fungsional. Pasak buatan sendiri dari bahan komposit dapat didesai sesuai dengan bentuk morfologi saluran akar, sehingga pembuangan dentin yang berlebihan dapat dihindari.Dari hasil penelitian terhadap 36 buah gigi yang dilikukanan oleh Stahl dan ONeal (1974), tidak memperlihatkan adanya fraktur akar. Masing-masing terdiri dari 18 gigi incisivus sentralis atas, 7 incisivus lateralis aras, 5 gigi taring atas, 4 premolar atas dan 2 molar bawah. Dari 36 gigi yang dirawat tersebut, secara klini dan radiografi dijumpai 33 gigi tetap stabil dan berfungsi dengan baik selama satu tahu pengamatan. Kecuali 3 gigi anterior pada rahang atas patah akibat trauma injuri, tetapi tidak ditemukan adanya fraktur akar pada gigi tersebut. Ke-3 gigi anterior atas tersebut kemudian dirawat ulang dan dapat berfungsi kembali dengan baik.Pemakaian resin komposit sebagai bahan pasak inti adalah suatu teknik yang mudah dilakukan, hanya memerlukan satu kali kunjungan, dan mempunyai estetis yang cukup baik serta daya tahan yang cukup kuat untuk menerima tekanan pengunyahan. Dalam pemakaiannya tidak dijumpai keluhan pasien, dan dalam pemeriksaan klinis serta radiografi tidak ada ditemukan komplikasi.

2.3.5 Pembuatan pasak inti kompositBerikut akan dijelaskan tahan pembuatan pasak inti dari resin komposit dengan salah satu produk yaitu Adaptic . Pembuatannya dilakukan secara langsung di dalam mulut pasien yaitu:Bahan pengisi saluran akar ( gutta percha ) dikeluarkan sesuai kedalaman yang dibutuhkan dengan reamer, lalu dibuat retensi pada saluran akar, setelah preparasi saluran akar selesai, kemudian dilakukan pemilihan mahkota polikarbonat dan dipaskan pada gigi yang akan direstorasi, lalu bagian dalamnya diolesi dengan bahan separating medium. Berikutnya dilakukan retraksi gingiva yang bertujuan mengurangu kemungkinan adanya gangguan adaptasi resin komposit dengan gigi yang dipreparasi. Selanjutnya saluran akar dikeringkan, kemudian resin komposit dimasukan ke dalam saluran akar dengan menggunakan syringe sampai berlebihan. Mahkota yang telah diolesi bahan separasi tadi selanjutnya diisi dengan resin komposit yang sama lalu disatukan dengan resin komposit yang berada pada akar gigi. Bagian yang berlebihan dibuang sebelum mengeras. Mahkota dari polikarbonat tadi tetap dipertahankan sekitar 8 menit untuk mendapatkan pengerasan dari resin komposit. Setelah resin komposit mengeras, selanjutnya dilakukan preparasi inti untu menerima restorasi akhir

2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGGUNAAN PASAK KOMPOSITEKeuntungan a. RK(resin komposit) mudah diaplikasi dan cepat mengalami polimerisasi,jadi inti dapat segera dibentuk setelah terjadi polimerisasi.Setting time polimerisasi dari RK merupakan keuntungan yang utama dibanding dengan bahan lain.sangat membantu dalam perawatan yang dilakukan oleh dokter gigi serta menghemat waktu kunjungan pasien ke dokter gigi.b. Estetis menjadi salah satu keuntungan RK,karna RK memiliki warna yang mirip dengan warna gigi asli pada umumnya.Juga tersedia pilihan warna yang dapat disesuaikan dengan kondisi warna gigi pada pasien.c. RK adaptasinya sangat baik pada struktur gigi melalui sistem DBA(dentin bonding agent).d. Pasak yang terbuat dari resin komposit diindikasikan untuk gigi yang punya saluran akar tidak teratur/bengkok.hal ini karna pasak resin komposit tidak memerlukan arah pasang yang konvergen saat insersi.Kontra indikasi pasak resin komposit adalah gigi yg akarnya pendek dan gigi yang mengalami tilting.e. Pasak RK tidak memerlukan preparasi saluran akar yang banyak,seperti yang diperlukan untuk membuat pasak inti tuang dan pasak sediaan pabrik.Hal ini menguntungkan pasak RK karna mengurangi resiko terjadinya perforasi saluran akar & struktur dentin dapat dipertahankan lebih banyak.f. Inti RK dapat dikombinasikan dengan pasak buatan pabrik.

Kerugian

Pasak komposit ini memiliki sisi kelemahan karna dapat mengalami penyusutan sewaktu polimerisasi sehingga terjadinya celah mikro.hal ini disebabkan karna RK tidak melekat pada struktur gigi,sehingga pada saat pengerasan terjadi penyusutan/mengkerut dari dinding kavitas.

BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANGigi yang telah mendapatkan perawatan saluran akar(endodontik) kekuatan jaringan gigi yang tinggal cenderung berkurang akibat terputusnya kontinuitas jaringan dentin pada saat pembuangan jaringan gigi pada waktu melakukan perawatan saluran akar. Pada gigi yang telah dirawat endodontic dengan sisa jaringan mahkota yang tinggal sedikit diperlukan suatu pondasi pasak inti (post core) untuk menunjang restorasinya.Resin komposit merupakan bahan restorasi serbaguna dalam kedokteran gigi. Dengan berkembangnya system etsa, penggunaan resin komposit menjadi lebih luas antara lain sebagai restorasi fraktur insisal, penanggulangan hipoplastik enamel,laminate veneer, penambalan gigi posterior dan sebagai bahan pembuatan pasak inti.Resin komposit yang terdapat saat ini digolongkan menurut macam bahan pengisinya, yaitu komposit konvensional, mikorofiller, hybrid dan resin komposit untuk gigi posterior. Masing masing bahan mempunyai perbedaan sifat fisik dan mekanik, yang mempengaruhi penampilan dan penggunaannya dalam klinik. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pada besar, jenis, dan banyaknya filler yang terkandung didalamnya. Indikasi pemakaian dari masing masing komposit berdasarkan pada sifat yang dimilika masing masing kelompok.Keuntungan pasak dan inti yang ternuat dari resin komposit adalah sangat mudah memanipulasinya, polimerarisasinya cepat sehingga pembuatan pasak inti dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan. Selain itu resin komposit mempunyai adaptasi yang cukup baik dengan jaringan gigi dan menghasilkan estetis yang cukup baik.

3.2 HARAPAN DAN SARANDiharapkan setelah mengetahui penjelasan tentang Resin Komposit maka para dokter dapat mengetahui keunungan, indikasi serta kontraindikasi dari pemakaian resin komposit dalam melakukan perawatan terhadap pasien sehingga pasien dapat memiliki estetis yang cukup baik.

DAFTAR PUSTAKA

Baum L,Philips RW.Ilmu konservasi gigi. alih bahasa Tarigan R,3 Ed,Jakarta : EGC,1997Combe EC, Sari dental material. alih bahasa Tarigan S., jakarta : balai pustaka, 1992Hocman N, Zalkind M. new all- ceramics indirect post and core system. J Prosthet dent 1999

2