Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu

21
BIO COMPOSITE, PILIHAN STRATEGIS PENYEDIAAN ALTERNATIF KAYU BERKUALITAS Ronny Christianto (G2021141006) Program Paska Sarjana Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak Ilmu dan Teknologi Kayu

Transcript of Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu

BIO COMPOSITE, PILIHAN STRATEGIS PENYEDIAAN ALTERNATIF KAYU BERKUALITAS

Ronny Christianto (G2021141006)

Program Paska Sarjana Kehutanan Universitas Tanjungpura Pontianak

Ilmu dan Teknologi Kayu

PENDAHULUAN

• Produktifitas dan ketersediaan kayu berkualiast terus menurun.

• Kayu juga tidak memiliki sifat yang sama, tetapi memiliki kekuatannya dan daya tahan yang berbeda beda. Ada kayu dengan nilai daya tahan tinggi, tetapi kayu lainya sangat mudah rusak di makan rayap.

• Dalam industri pengolahan kayu log menjadi produk akan terbentuk limbah berupa potongan dan kulit kayu sekitar 60 % sedangkan sisanya adalah serbuk kayu sebanyak 40 % (Mamat et al, 2001).

• Pembuatan kayu bio komposit melibatkan dua jenis bahan baku. Pertama bahan serat alami (pada awalnya mempergunakan kayu) dan plastik atau kadang disebut thermoplastik.

• Termoplastik berupa pelet atau butiran dengan kerapatan 500 kg/cm2 (fauzi febrianto, 2005). Namun selanjutnya juga berkembang penggunaan bahan baku plastik daur ulang.

• Di Amerika Serikat pada tahun 1993, 424.000 ton bahan termoplastik dipergunakan industri Kayu bio komposit di Amerika Serikat.

TUJUAN

Makalah ini di susun dengan tujuan :

1. Mengali sifat fisik dan mekanik kayu alam

2. Mengali potensi beragam sumber bahan baku kayu bio komposit, terutama bahan bahan baku non kayu.

3. Mempromosikan sifat unggul kayu bio komposit dan ragam aplikasi kayu bio komposit.

Sifat Fisik

• Berat jenis

Sel-sel mengandung air, sebagian disebut air bebas ( free water ) yang mengisi ruangan sel dan sebagian lain disebut air ikat ( imbitet water ) yang menembus dinding sel dan kemudian ditahan oleh pori-pori dinding sel. Apabila kayu mengering, air bebas keluar lebih dahulu, kemudian barulah air-ikat meninggalkan dinding sel, jika terus mengering. Pada saat air-bebas telah habis keadaan itu disebut titik jenuh serat ( fiber saturation point )

• Kadar air (kemabng susut kayu)

Kayu akan mengembang bila kadar lengasnya bertambah (t0 = konstat) dan menyusut bila kadar lengasnya berkurang

Sifat Mekanis Kay

• Keteguhan Lentur Kayu

• Keteguhan Tarik

• Keteguhan Tekan

• Keteguhan Geser

• Keteguhan Pukul

Sifat-sifat Umum Kayu

Setiap kayu memiliki sifat yang berbeda-beda, tetapi ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu, antara lain :1. Semua batang pohon memiliki pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.

2. Kayu tersusun dari sermacam macam tipe sel - sel dan susunan dinding sel-nya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemiselulosa (unsur karbohidrat ) serta lignin (non karbohidrat).

3. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah sumbu utamanya (longitudinal, radial, tangensial). Hal ini disebabkan oleh struktur selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.

4. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopik, yaitu kadar air dapat berubah sesuai dengan kelembapan dan suhu udara disekitarnya.

5. Kayu dapat diserang mahluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar terutama jika keadaannya kering.

Kayu Bio Komposit

• Kayu dan plastik (baik baru maupun bekas) dengan berbagai tipe, kualitas, ukuran dan kondisi menjadi materi utama dalam membuat WPC (Wood Plastik Composite).

• Komposisi utama WPC umumnya adalah plastik yanf diperkuat dengan kayu ataupun bahan pengisi lainnya yang ditambahkan melalui prosedur tertentu.

• Najati, et al. 2007 menyebutkan bahwa WPC di bentuk dengan mencampurkan serat alam / bahan pengisi (seperti serat kenaf hibiscus cannabinus, rami, tatal kayu dan alinnya) yang dicampurkan dengan termoplastik.

• Morton dan Rossi, 2003, menyebutkan umumnya WPC mempergunakan polyethylene dan mereka mengklasifikasikan jenis plastik yang dipergunakan dalam pembuatan WPC adalah : polyethylene (83%), polyvinyl chloride (9%), polypropylene (7%) dan lainnya (1%).

SIFAT BIO KOMPOSIT

• Produk bio komposit, selain menyediakan pilihan alternatif material serupa kayu, juga memiliki beberapa sifat yang lebih unggul.

• Diantaraya adalah memiliki sifat kelenturan tapi tetap kuat (tidak mudah patah dan dapat kembali ke bentuk asalnya), memiliki bersifat isolated (tahan air, suara, panas, dingin), lebih tahan api / bakar, dan dapat direkayasan untuk tahan rayap ataupun jamur perusak kayu

BERAGAM PILIHAN BAHAN BAKU BIO KOMPOSIT

Bambu

• Bambu merupakan salah satu bahan organik yang banyak tersedia di Indonesia. Diperkirakan 159 spesies bambu tumbuh di Indonesia, dari 1.250 spesies bambu yang ada di dunia. Penggunaan bambu sebagai bahan baku pembuatan kayu bio komposit akan meningkatkan nilai manfaat bambu, terutama bambu – bambu yang selama ini tidak memiliki nilai ekonomi terutama untuk aplikasi bangunan maupun bahan mebel.

Serat Kelapa (sabut kelapa)

• Serat kelapa, terutama dari kulit buah kelapa atau yang selama ini dikenal dengan sebutan coconut fiber. Umumnya selama ini hanya dijadikan bahan baku pembuatan keset kaki, dan bahan pengisi jok mobil. Sebagai negara khatulistiwa, Indonesia memiliki potensi sebagai penyedia serat kelapa. Kebun kebun kepala pribadi yang tersebar di sepanjang pantai menjadi sumber penghasil serat kelapa.

• Serat kelapa, seringkali terbuang percuma dan menjadi limbah industri minyak kelapa, yang lebih dulu diolah dan diperdagangkan secara luas.

• Disamping serat kelapa, batok kelapa juga berpotensi untuk dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan kayu bio komposit. Namun, Batok kelapa, juga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi bahan baku energy, dengan pembuatan arang batok kelapa, yang juga telah memiliki pasar tersendiri

Limbah Pertanian (Jerami, tebu)• Jerami, dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan

kayu bio komposit. Data BPS (2008) menyebutkan Indonesia berpotensi menghasilkan 77 juta ton jerami setiap tahunnya. Nilai tambah dari kayu bio komposit jerami adalah kemampuannya menjadi insulator (penghangat) dan dibeberapa negara, jerami telah dipergunakans ebagai pelapis atap dan dinding (Mediastika,2007).

Sisa Kayu dan Kayu Sisa

• Kayu daur ulang, mungkin sepertinya terdengar aneh, tetapi kayu kayu yang dapat disebut dengan kayu yangtelah dipergunakan, tetapi tak lagi memiliki kualitas terbaiknya. Kayu kayu bekas ini dapat dengan mudah kita temukan di galangan kapal. Ataupun pelabuhan kapal kayu, sisa kayu di industri mupun kayu kayu dengan nilai ekonomi rendah atau kayu dengan nilai kuat yang lemah.

Contoh Aplikasi Bio Komposit

Peluang

• Tingginya kebutuhan kayu untuk pembangunan,

• Di Amerika Serikat, pasar kayu bio komposit terus bertumbuh. Hingga tahun 2005 (berdasarkan laporan Exton, Pa. USA yang dikutif oleh Fauzi Febrianto (2005) angka pertumbuhan bisnis mencapai US$ 600 juta dengan volume bio komposit yang dihasilkan mencapai 500.000 ton bio komposit.

• Dan dipekirakan nilainya terus meningkat (untuk eropa dan amerika) hingga lebih dari 2 juta dollar amerika. Dan hingga tahun 2005, tercatat telah ada 100 perusahaan bio komposit di Amerika dan Eropa.

Tantangan

• Produksi maupun aplikasi kayu komposit ataupun bio komposit belum dipergunakan di Indonesia.

• Umumnya penggunaan kayu komposit lebih banyak untuk kebutuhan keindahan interior ataupun eksterior rumah.

• Sangat sulit untuk menemukan rumah di Indonesia yang sepenh dibangun dengan mempergunakan kayu komposit.

• Maraknya pembangunan industri kayu bio komposit, apalagi bila mempergunakan limbah serat alam dari pertanian dan perkebunan, maka berpotensi untuk mengurangi ketersediaan hara alam dari dekomposisi bahan organik pertanian (bahan baku kompos jerami dan limbah sawit).

TERIMA KASIH