Kelompok 4 Potong Kuku Dan Amputasi Jari
-
Upload
kanti-rahmi-fauziyah -
Category
Documents
-
view
62 -
download
9
description
Transcript of Kelompok 4 Potong Kuku Dan Amputasi Jari
Tanggal Praktikum : 26 September 2015
Jam Praktikum : 10.00-13.00
Dosen Pembimbing : Drh R. Harry Soehartono
MappSc, PhD
PEMOTONGAN KUKU SAPI DAN OPERASI AMPUTASI KUKU SAPI
Anggota Kelompok :
1. Jannatul Ajilah (B04120124)
2. Kanti Rahmi Fauziyah (B04120124)
3. Sarah Minarni Tampubolon (B04120126)
4. Noor Ihsan Anzary B. (B04120127)
5. Devy Nur Priscaningtyas (B04120128)
6. Crisna Kemala (B04120130)
7. Maria Widya Magdalena P. (B04120131)
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
A. Anatomi kaki sapi
Gambar 1 Kuku sapi
Sapi merupakan hewan digitalis/ungularis yang berjalan dengan kuku. sapi
memiliki dua kuku untuk menumpu, sedangkan kuda hanya menggunakan satu
kukunya saja. Pada kuku sapi diperlukan pengetahuan untuk mengetahui bagian kaki
dari tersebut apakah kali dapan atau kaki belakang, kaki kanan atau kaki kiri. Gambar
di atas merupakan kaki sapi sebelah kanan depan karena pada bagian proksimalnya
merupakan os metacarpal dan melihat dari bentuknya yang lebih bulat. Kemudian
dalam penentuan kanan atau kiri dibedakan dengan ukuran antar phalanx medial dan
lateral. Pada phalanx medial ukurannya lebih lebar dari phalanx lateral.
B. Pemotongan kuku
Kuku yang tidak terpelihara dapat mengganggu kedudukan tulang teracak
menjadi salah, titik berat badan jatuh pada teracak bagian belakang, bentuk punggung
menjadi salah, mudah terkena infeksi serta penyakit kuku, dan terjadinya
kepincangan pada ternak. Kuku yang terlalu panjang akan menghambat aktivitas sapi
dan menyebabkan sapi berjalan timpang. Akibat akhinya sapi mudah terjatuh dan
mengalami cedera (Shearer 2005).
Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya dilakukan pemotongan kuku sapi
setiap 6 bulan sekali secara teratur, kecuali ditemukan kasus kelainan kuku dan
penyakit pada kuku. Pemotongan kuku berguna untuk mengembalikan posisi normal
kuku, membersihkan kotoran pada celah kuku, menghindari pincang, deteksi dini
laminitis, dan menghindari adanya infeksi kuku. Pemotongan kuku sapi dilakukan
terutama untuk sapi yang dikandangkan. Kuku sapi tumbuh lebih cepat jika ternak
diletakkan di dalam kandang dengan alas karpet. Kuku sapi yang dikandangkan akan
lebih sering terkena feces dan urine sehingga mempermudah terjadinya infeksi
(Roenfeldt 2000). Pemotongan kuku dapat dilakukan dengan cara merebahkan ternak
terlebih dahulu atau dapat pula tanpa merebakan.
Cara kerja:
Gambar 2 Treatment kuku menggunakan rennet
Rennet digunakan untuk memotong bagian telapak yang sudah menebal
dengan cara mengikis telapak kuku sedikit demi sedikit hingga terlihat garis putih
(white line) yang berada di lateral atau ujung sekitar kuku. Lalu dibuat cekungan pada
bagian medial kuku atau dekat interdigital space. Cekungan dibuat dengan mengikis
kuku bagian tengah dekat interdigital space menggunakan rennet sehingga didapat
cekungan dengan bentuk dan kedalaman yang baik. Pembentukan cekungan ini
bertujuan agar sapi dapat menumpu tubuhnya dengan baik dan seimbang antara kaki
lainnya.
Gambar 3 Pengikiran kuku
Pengikiran kuku dilakukan menggunakan alat kikir yang bertujuan untuk
menghaluskan tepi kuku. Menggunakan alat kikir harus diperhatikan terlebih dahulu
arah ketajaman gigi-gigi yang ada di alat kikir tersebut. Pengikiran dilakukan secara
searah menuju distal dari kuku. Pengikiran dilakukan melingkar pada semua sisi tepi
dari kuku.
Gambar 4 Hasil pemotongan kuku
Samakin bentuk kuku bagian medial dengan bagian lateral. Samakin
ketinggian heel kuku bagian medial dan lateral kecuali jika ditemukan kelainan
pada salah satu kuku, heel bagian yang sakit dipotong lebih rendah atau berikan
sepatu pada kuku yang tidak sakit agar lebih tinggi (Bell 2007).
C. Amputasi jari
Amputasi dilakukan pada hewan-hewan yang mengalami cedera akibat
trauma, tumor, ataupun penyakit seperti foot rot dengan kondisi yang tidak
memungkinkan untuk sembuh (infausta). Selain kasus seperti foot rot, amputasi pada
jari juga dapat dilakukan pada beberapa kasus penyakit lainnya pada kuku atau jari
sapi (Shearer 2000).
Cara kerja:
Jika jari kaki mengalami footrot parah dan setelah dilakukan pengobatan tidak
sembuh maka amputasi pada jari kaki dapat dilaksanakan. Terdapat beberapa
peralatan yang harus disiapkan sebelum jalannya operasi antara lain scalpel, gunting,
tang arteri, needle holder, jarum, benang, gergaji tulang, dan osteotom.
Gambar 5 Insisi kulit
Pertama dilakukan insisi pada kulit jari kaki bagian coronia yaitu batas antara
daerah kuku yang gelap dengan awal kulit (daerah terang). Insisi kulit dari arah axial
ke abaxial di daerah coronaria yang akan menghasilkan sayatan horizontal.
Kemudian, dilakukan insisi secara vertical di bagian cranial/dorsal dan mendekati
pertulangan dan untuk mengurangi pendarahan bagian axial di insisi terlebih dahulu.
Kulit di sekitar os phalanx II dan III hingga mendekati os phalanx I sebagian di
preparer dan dihindarkan pemotongan berlebihan. Kulit dan jaringan subkutan
dipreparir sampai mendekati tulang dengan cara dikuakkan keluar. Terdapat arteri
digitalis medialis dan lateralis yang harus diikat dengan benang agar tidak terjadi
pendarahan yang hebat jika terpotong. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah
pendarahan ketika tidak sengaja terjadi pemotongan pembuluh darah
Gambar 6 Hasil amputasi 1/3 distal os phalanx I
Amputasi dapat dilakukan pada dua lokasi, apabila penyakit terdapat pada os
phalanx III, maka amputasi dilakukan dengan lansung membuang os phalanx II ke
bawah dan langsung melalui pertengahan sepertiga distal os phalanx I. Prosedur
operasi pertengahan segitiga distal os phalanx I dengan cara pemotongan
menggunakan kawat obstrectic dengan caram enggergaji. Cara menggergaji harus
tepat dipertengahan sepertiga ujung distal os phalanx I dan tegak lurus pada os
phalanx I untuk mencapai tulang. Kemudian, arah kawat gergaji harus diarahkan 45o
terhadap os phalanx I. Gerakan gergaji jangan terlalu cepat agar tidak timbul panas
yang dapat mengakibatkan nekrosa jaringan. Kelebihan lemak dan jaringan ikat
longgar terutama yang mengikat dan membungkus tendon harus dibuang, termasuk
tendonnya.
Gambar 7 Penjahitan kulit
Jahitan yang digunakan setelah amputasi jari kaki sapi yaitu pertama pada
kulit yang disayat melintang menggunakan jahitan matras (agar jahitan kuat) dimulai
dari bagian tengah kemudian kesamping kanan dan kiri ikatan benang harus dibagian
atas agar memudahkan pembukaan jahitan saat jari sembuh. Kedua pada kulit yang
disayat vertikal (pinggiran kanan dan kiri) menggunakan jahitan sederhana, sebelum
dilakukan penjahitan triming (digunting dan dibuang) terlebih dahulu bagian yang
menjol dan tidak rata. Pada jahitan matras dilakukan 4 jahitan dan jahitan sederhana
dilakukan 6 jahitan.
Pustaka
Bell N.2007.Practical foot trimilng (ducht 5 steps menthod).Artikel.
[terhubungberkala] http://www.nadis.org.uk [28 September 2015].
Roenfeldt S. 2000. How to jugde a hoof trim. Artikel.Dairy Herd Management.
[terhubungberkala] http://www.ansci.umn.edu [28 Semptember 2015].
Shearer J, Amstel SV. 2005. Manual of Foot Care in Cattle. USA:W.D Hoards &
Sons Company.