PERATURAN PERTANDINGAN KARATE - ppinkai.org · Kontestan harus memiliki kuku jari pendek dan tidak...

92
PERATURAN PERTANDINGAN KARATE DEWAN WASIT PB FORKI DONALD PL KOLOPITA (KETUA) HAIFENDRI PUTIH (WAKIL KETUA) ROBERT D. WENDUR (SEKRETARIS) KI YANI MAHDI (ANGGOTA) MANASE OPUR (ANGGOTA) HENNY SURYO SAMUDRO (ANGGOTA) EFFECTIVE FROM 1.1.2019

Transcript of PERATURAN PERTANDINGAN KARATE - ppinkai.org · Kontestan harus memiliki kuku jari pendek dan tidak...

PERATURAN PERTANDINGAN KARATE

DEWAN WASIT PB FORKI DONALD PL KOLOPITA (KETUA) HAIFENDRI PUTIH (WAKIL KETUA) ROBERT D. WENDUR (SEKRETARIS) KI YANI MAHDI (ANGGOTA) MANASE OPUR (ANGGOTA) HENNY SURYO SAMUDRO (ANGGOTA)

EFFECTIVE FROM 1.1.2019

DAFTAR ISI

PERATURAN PERTANDINGAN KUMITE PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN KUMITE 1 PASAL 2 : SERAGAM RESMI 2

PASAL 3 : PENGATURAN PERTANDINGAN 4 PASAL 4 : PANEL WASIT 6 PASAL 5 : DURASI PERTANDINGAN 7

PASAL 6 : SCORE 8 PASAL 7 : KRITERIA KEPUTUSAN 11

PASAL 8 : PERILAKU YANG DILARANG 13 PASAL 9 : PERINGATAN DAN HUKUMAN 17 PASAL 10 : CIDERA DAN KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN 19

PASAL 11 : PROTES RESMI 20 PASAL 12 : WEWENANG DAN TUGAS 23 PASAL 13 : MEMULAI, MENUNDA DAN MENGAKHIRI PERTANDINGAN 28

PERATURAN PERTANDINGAN KATA PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN KATA 31

PASAL 2 : PAKAIAN RESMI 31 PASAL 3 : ORGANISASI PERTANDINGAN KATA 33

PASAL 4 : PANEL JURI 36 PASAL 5 : CRITERIA PENILAIAN 37

PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN 41

PASAL 7 : PROTES RESMI 42

LAMPIRAN - LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : ISTILAH-ISTILAH 45 LAMPIRAN 2 : GESTURE DAN SINYAL BENDERA 48

LAMPIRAN 3 : PEDOMAN OPERASIONAL BAGI WASIT & JURI 58 LAMPIRAN 4 : LAMBANG SCORING BOARD 62

LAMPIRAN 5 : LAYOUT TATAMI UNTUK KUMITE 63

LAMPIRAN 6 : LAYOUT TATAMI UNTUK KATA 64 LAMPIRAN 7 : KARATEGI 65

LAMPIRAN 8 : KONDISI DAN KATEGORI 66

LAMPIRAN 9 : PANDUAN WARNA UNTUK CELANA WASIT DAN JURI 67 LAMPIRAN 10 : KOMPETISI KARATE UNTUK ANAK DIBAWAH 14 TH 68

LAMPIRAN 11 : PENINJAUAN VIDEO 70 LAMPIRAN 12 : FORM PROTES 75

LAMPIRAN 13 : TIMBANG BADAN 77

LAMPIRAN 14 : CONTOH ROUND ROBIN 79 LAMPIRAN 15 : KOMPETISI OLYMPIC (KATA) 81

LAMPIRAN 16 : KOMPETISI KATA PREMIERE LEAGUE 89

PERATURAN

KUMITE

Halaman 1 dari 89

PASAL 1: AREA PERTANDINGAN KUMITE

1. Area adalah matras berbentuk persegi dengan jenis yang disetujui WKF, dengan sisi delapan meter (diukur dari luar) dengan tambahan satu meter di semua sisi sebagai area aman. Harus ada area keamanan yang kosong dua meter di setiap sisi. Apabila area pertandingan ditinggikan maka , area keamanan harus ditambah (1) meter di setiap sisi.

2. Dua matras terbalik dengan sisi merah sebelah atas dalam jarak satu meter dari

pusat matras untuk membentuk batas antara Kontestan. Ketika memulai atau melanjutkan pertandingan, para kontestan akan berdiri di depan dan tengah di atas matras yang saling berhadapan.

3. Wasit akan berdiri di tengah antara dua matras yang menghadap kontestan pada

jarak dua meter dari area aman. 4. Setiap Juri akan duduk di sudut di atas matras di area aman. Wasit dapat bergerak

di seluruh tatami, termasuk area aman di mana para Juri duduk. Setiap Juri akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru.

5. Pengawas Pertandingan akan duduk di luar area aman, di belakang, dan di

sebelah kiri atau kanan 6. Wasit. Dia akan dilengkapi dengan bendera merah atau tanda, dan peluit.

7. Pengawas skor akan duduk di meja skor resmi, antara pencatat skor dan pencatat

waktu 8. Pelatih akan duduk di luar area aman, di sisi masing-masing di sisi tatami

menghadap meja resmi. Apabila area tatami ditinggikan, Pelatih akan ditempatkan di luar area yang ditinggikan.

9. Garis batas satu meter harus diberi warna yang berbeda dari area matras.

CATATAN: Lihat juga LAMPIRAN 5: LAYOUT AREA PERTANDINGAN KUMITE

PENJELASAN:

I. Tidak boleh ada papan iklan, dinding, pilar dll. Dalam jarak satu meter dari perimeter luar area aman.

II. Matras yang digunakan harus non-slip saat diletakkan dilantai dan memiliki co-

efisien gesekan yang rendah pada permukaan atas. Wasit harus memastikan bahwa lembaran matras tidak bergerak terpisah selama pertandingan, karena celah menyebabkan cedera dan merupakan bahaya. Matras harus disetujui WKF

Halaman 2 dari 89

PASAL 2: SERAGAM RESMI

1. Kontestan dan Pelatih mereka harus mengenakan pakaian resmi sebagaimana didefinisikan di sini.

2. Komisi Wasit dapat mengeluarkan setiap pendamping atau Kontestan yang tidak

mematuhi peraturan ini. WASIT

1. Wasit dan Juri harus mengenakan seragam resmi yang ditetapkan oleh Komisi

Wasit. Seragam ini harus dipakai di semua turnamen, briefing, dan kursus. 2. Seragam resmi adalah sebagai berikut:

Jas biru tua ( navy blue) kode warna 19-4023 TPX

Kemeja putih dengan lengan pendek.

Dasi resmi, dikenakan tanpa penjepit. Peluit hitam.

Tali warna putih untuk peluit.

Celana abu-abu terang tanpa turn-up. (Lampiran 9).

Kaus kaki biru atau hitam gelap polos dan sepatu anti slip hitam untuk digunakan di area pertandingan.

Wasit Perempuan dan Juri dapat mengenakan jepit rambut dan hijab yang diwajibkan secara agama dan disetujui oleh WKF dan Anting-anting yang menempel pada telinga

Wasit dan Juri dapat mengenakan cincin kawin polos.

3. Untuk Olimpiade, Youth Olympic Games, Continental Games dan acara multisport

lainnya di mana seragam cross-sport disediakan untuk Wasit dengan biaya LOC dengan nuansa & tampilan acara tertentu, seragam resmi untuk Wasit mungkin diganti dengan seragam umum tersebut, asalkan diminta secara tertulis kepada WKF oleh penyelenggara acara dan secara resmi disetujui oleh WKF.

KONTESTAN

1. Kontestan harus mengenakan karate gi putih tanpa garis, bis atau bordir

pribadi selain yang secara khusus diizinkan oleh Komisi WKF. Lambang nasional atau bendera negara dipasang di dada kiri baju dan tidak boleh melebihi ukuran keseluruhan 12 cm x 8 cm (lihat Lampiran 7). Hanya label produsen asli yang bisa ditampilkan di gi. Selain itu, identifikasi yang dikeluarkan oleh Panitia akan dikenakan di bagian belakang. Salah satu kontestan harus memakai sabuk merah dan satu lagi sabuk biru. Sabuk merah dan biru harus berukuran lebar 5

cm dan panjangnya menjuntai 15 cm di setiap sisi simpul tapi tidak lebih dari

3/4 panjang paha. Sabuk berwarna merah dan biru polos, tanpa sulaman,

bordiran pribadi, iklan atau tanda apapun selain label dari pabrik. 2. Pengecualian ayat 1 di atas, Komite Eksekutif dapat mengijinkan pemasangan

label khusus atau merek dagang dari sponsor yang disetujui.

Halaman 3 dari 89

3. Baju, bila dikencangkan di sekitar pinggang dengan ikat pinggang, harus

memiliki panjang minimum yang menutupi pinggul, tapi tidak boleh lebih dari 3/4 panjang paha. Kontestan perempuan mungkin memakai kaos putih polos di bawah baju Karate. Tali ikatan harus diikat. Baju tanpa ikatan tidak boleh digunakan.

4. Panjang maksimum lengan baju tidak boleh melebihi lekukan pergelangan

tangan dan tidak lebih pendek dari 1/2 lengan bawah. Lengan baju tidak boleh

digulung. Tali yang mengikat baju harus diikat pada awal pertandingan. Jika putus pada saat pertandingan, kontestan tidak diharuskan menggantinya.

5. Celana panjang harus cukup panjang untuk menutupi sekurangnya 2/3 tulang

kering dan tidak boleh melewati matakaki. Celana tidak boleh gulung. 6. Kontestan harus menjaga rambut tetap bersih dan memangkas agar tidak

menghalangi pertandingan. Hachimaki (bandana) tidak akan diizinkan. Jika Wasit menganggap rambut kontestan terlalu panjang dan/atau kotor, maka dia berhak mengeluarkan kontestan dari pertandingan itu. Jepit rambut dari logam dilarang. Pita, manik-manik dan hiasan lainnya juga dilarang. Satu atau dua pita karet aman pada ekor kuda tunggal diizinkan

7. Kontestan perempuan dapat menggunakan penutup kepala yang diwajibkan

agama dengan type yang disetujui WKF : jilbab hitam polos menutupi rambut tapi tidak menutupi leher.

8. Kontestan harus memiliki kuku jari pendek dan tidak boleh memakai benda logam

atau benda lainnya yang bisa melukai lawan mereka. Penggunaan kawat gigi logam harus disetujui oleh Wasit dan dokter pertandingan. Kontestan sepenuhnya bertanggung jawab penuh atas cedera apa pun yang terjadi.

9. Peralatan pelindung berikut wajib:

Sarung tangan (mitt) yang diakui WKF, satu kontestan memakai warna merah dan yang lainnya memakai warna biru.

Karet pelindung gigi (gum shield).

Pelindung badan (body protector) yang diakui WKF (untuk semua atlit) dan pelindung dada (chest protector) bagi atlet perempuan.

Pelindung tulang kering (shin pads) yang diakui WKF, satu kontestan memakai warna merah dan yang lainnya memakai warna biru.

Pelindung kaki (foot protector) yang diakui WKF, satu kontestan memakai warna merah dan yang lainnya memakai warna biru. Pelindung kemaluan (groin guard) tidak wajib tapi jika dipakai harus dengan type yang disetujui WKF.

10. Kacamata dilarang. Lensa kontak lunak bisa dikenakan dengan risiko

ditanggung kontestan sendiri. 11. Dilarang menggunakan pakaian atau peralatan yang tidak diijinkan.

12. Semua peralatan pelindung harus secara sah diakui (homologated) WKF.

Halaman 4 dari 89

13. Adalah tugas Supervisor Pertandingan (Kansa) untuk memastikan sebelum setiap pertandingan bahwa kontestan telah mengenakan peralatan yang disetujui. (Dalam kasus Kejuaraan Federasi Kontinental, Internasional, atau Kejuaraan Nasional, perlu dicatat bahwa peralatan yang disetujui WKF, harus diterima dan tidak dapat ditolak).

14. Penggunaan perban, bantalan, atau peralatan dukungan karena cedera harus

disetujui oleh Wasit atas rekomendasi dari dokter pertandingan. PELATIH

Pelatih sepanjang waktu selama turnamen berlangsung, mengenakan pakaian resmi Federasi Nasional mereka dan menunjukkan identitas resmi mereka, kecuali pertandingan perebutan medali kegiatan WKF resmi, pelatih laki-laki diwajibkan mengenakan setelan jas gelap, kemeja dan dasi. Sementara pelatih perempuan bisa memilih mengenakan gaun, celana panjang atau kombinasi jaket dan rok dengan warna gelap. Pelatih perempuan bisa memakai penutup kepala yang diwajibkan agama yang tipenya disetujui WKF (seperti yang digunakan Wasit dan Juri).

PENJELASAN:

I. Kontestan harus memakai sabuk tunggal. Ini akan menjadi merah untuk AKA dan biru untuk AO. Sabuk tingkatan tidak boleh dipakai selama pertandingan.

II. Pelindung gusi harus sesuai dan pas.

III. Jika seorang kontestan memasuki area tidak berpakaian atau mengenakan perlengkapan dengan benar, dia tidak akan segera didiskualifikasi; tapi diberi waktu 1 menit untuk memperbaikinya.

IV. Jika Komisi Wasit setuju, Wasit diperbolehkan melepaskan jas mereka.

PASAL 3: PENGATURAN PERTANDINGAN

1. Kejuaraan Karate dapat terdiri dari pertandingan Kumite dan/atau pertandingan Kata. Pertandingan Kumite dibagi lagi menjadi pertandingan beregu dan pertandingan perorangan. Pertandingan perorangan dibagi lagi dalam kelompok usia dan berat badan. Berat dibagi lagi menjadi kelas. Istilah "kelas" juga menggambarkan pertandingan Kumite perorangan diantara pasangan anggota yang bertanding dari anggota regu yang ada.

2. Untuk WKF World dan Continental Championships, empat Peraih medali (emas,

perak dan dua perunggu) dari pertandingan sebelumnya akan diunggulkan.(seeded) . Untuk Karate 1 - Premier League , Kontestan delapan peringkat teratas dalam Peringkat Dunia WKF per hari sebelum pertandingan dilaksanakan Hak sebagai atlit yang diunggulkan tidak akan hilang atau turun ke tempat yang lebih rendah apabila tidak adanya Kontestan yang memenuhi syarat untuk diunggulkan

Halaman 5 dari 89

3. Sistem eliminasi dengan repechage akan diterapkan kecuali jika ditentukan secara khusus untuk sebuah pertandingan. Apabila sistem round-robin digunakan, prosedur mengikuti struktur yang dijelaskan dalam LAMPIRAN 14: CONTOH ROUND-ROBIN.

4. Prosedur timbang badan dijelaskan di LAMPIRAN 13: PROSEDUR TIMBANGAN

5. Dalam pertandingan individu tidak ada Kontestan yang dapat digantikan oleh yang

lain setelah pengundian berlangsung.

6. Kontestan individu atau tim yang tidak hadir saat dipanggil akan didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori tersebut. Pada pertandingan beregu, jika ada kontestan salah satu regu tidak hadir maka skor 8-0 diberikan untuk regu lawan. Diskualifikasi oleh KIKEN berarti bahwa kontestan didiskualifikasi dari nomor tersebut, tetapi tidak mempengaruhi keikutsertaanya dalam nomor lain.

7. Regu Putra terdiri dari 7 anggota dengan 5 orang bertanding dalam 1 babak.

Regu Putri terdiri dari 4 anggota dengan 3 orang bertanding dalam 1 babak. 8. Kontestan adalah semua anggota tim. Tidak ada cadangan tetap.

9 Sebelum setiap pertandingan, wakil regu meminta ke meja pertandingan, sebuah formulir resmi untuk diisi nama dan urutan anggota regu yang bertanding. Peserta diambil dari 7 atau 4 anggota regu, dan urutan pertandingannya dapat diubah untuk setiap babak asalkan ada pemberitahuan terlebih dahulu sebelum pertandingan, namun setelah diumumkan urutan tidak bisa diubah lagi sampai babak tersebut selesai selesai. Tim akan didiskualifikasi (SHIKKAKU) jika ada anggota atau pelatihnya mengubah komposisi regu atau urutan pertandingan tanpa pemberitahuan tertulis sebelum babak tersebut dipertandingkan. Dalam pertandingan beregu di mana seorang kontestan mengalami kekalahan karena menerima Hansoku atau Shikkaku, skor berapapun untuk kontestan yang didiskualifikasi akan ditetapkan menjadi 0, dan skor 8 akan diberikan kepada lawannya, skor menjadi 8-0.

PENJELASAN:

I. “Sebuah "babak" adalah tahapan tersendiri dalam sebuah pertandingan yang mengarah pada penentuan finalis. Dalam pertandingan eliminasi Kumite, sebuah babak mengeliminasi 50% kontestan yang bertanding, termasuk kontestan yang bye. Dalam konteks ini, babak berlaku baik dalam eliminasi primer atau repechage. Dalam pertandingan matriks, atau "round robin", sebuah putaran memungkinkan semua kontestan saling bertemu dengan masing- masing kontestan lainnya.

II. Perhatikan bahwa "pertarungan" mengacu pada pertandingan individu di

antara dua kontestan, sementara "pertandingan" adalah total semua pertandingan antara anggota dua tim.

III. Penggunaan nama kontestan hanya menyebabkan masalah pengucapan dan identifikasi. Nomor ID WKF harus diberikan dan digunakan.

Halaman 6 dari 89

IV. Saat berbaris sebelum pertandingan, tiap regu akan menghadirkan kontestan yang benar-benar akan bertanding untuk babak itu. Kontestan yang tidak bertanding dan Pelatih tidak termasuk dan harus duduk di area yang disediakan untuk mereka.

V. Dalam pertandingan beregu, tiap regu Putra harus menghadirkan setidaknya 3

kontestan dan tiap regu Putri harus menghadirkan setidaknya 2 kontestan. Sebuah regu dengan jumlah anggotanya kurang dari jumlah yang ditetapkan diatas, tidak diperbolehkan bertanding (Kiken).

VI. Saat mengumumkan diskualifikasi oleh KIKEN, Wasit akan memberi isyarat

dengan mengarahkan jarinya ke sisi kontestan atau regu yang hilang, mengumumkan "AKA/AO Kiken", dan kemudian "AKA/AO No Kachi" memberikan sinyal untuk Kachi (menang) bagi lawannya.

VII. Formulir urutan kontestan yang akan bertanding dapat diserahkan oleh Pelatih

atau kontestan yang ditunjuk oleh regu tersebut. Jika Pelatih menandatangani formulir tersebut, maka dia harus menuliskan identitasnya dengan jelas; Jika tidak maka bisa ditolak. Daftar tersebut harus menyertakan nama kontingen, warna sabuk yang akan dipakai dalam babak tersebut, dan urutan kontestan yang akan bertanding. Baik nama kontestan maupun jumlah pertandingan harus disertakan, dan formulir ditandatangani oleh pelatih, atau orang yang ditunjuk.

VIII. VIII. Pelatih harus menunjukkan tanda pengenal mereka bersama dengan

regu mereka ke meja pertandingan. Pelatih harus duduk di kursi yang disediakan dan tidak boleh mengganggu kelancaran pertandingan dengan kata atau perbuatan.

IX. Jika terjadi kesalahan dalam mencatat, kontestan yang salah bertanding, maka

apapun dari hasilnya, pertandingan tersebut dinyatakan batal demi hukum. Untuk mengurangi kesalahan tersebut maka pemenang dalam tiap kelas harus memastikan kemenangan di meja pertandingan sebelum meninggalkan area tersebut.

PASAL 4: PANEL WASIT

1. Panel Wasit untuk setiap pertandingan terdiri dari 1 Wasit (SHUSHIN), 4 Juri (FUKUSHIN), dan 1 Pengawas Pertandingan (KANSA).

2. Wasit, Juri dan Pengawas Pertandingan (KANSA) Kumite tidak boleh berkebangsaan yang sama atau berasal dari Federasi Nasional yang sama dari kontestan yang bertanding.

3. Pembagian tugas Wasit dan Juri serta alokasi panel:

a. Untuk babak penyisihan, Sekretaris Komisi Wasit akan memfasilitasi teknisi sistem perangkat lunak untuk menangani drawing Wasit dan Juri yang akan dibagi per Tatami. Daftar ini diberikan oleh Sekretaris Komisi Wasit setelah Briefing Wasit, yang berisi Wasit yang hadir pada Briefing dan harus

Halaman 7 dari 89

memenuhi kriteria. Kemudian untuk Panel Wasit, teknisi mendrawing di sistem dan nenghasilkan daftar 4 Juri, 1 Wasit dan 1 Pengawas Pertandingan (KANSA) dari setiap Tatami akan dialokasikan secara acak sebagai Panel Wasit untuk setiap pertandingan.

b. Untuk perebutan medali Manajer Tatami akan memberikan daftar yang berisi 8 anggota dari Tatami mereka sendiri setelah babak penyisihan terakhir dari kepada Ketua dan Sekretaris Komisi Wasit. Begitu daftar tersebut disetujui oleh Ketua Komisi Wasit maka akan diberikan kepada teknisi perangkat lunak agar bisa masuk dalam sistem. Sistem kemudian akan secara acak mengalokasikan panel Wasit, yang hanya berisi 5 dari 8 pejabat dari masing-masing Tatami.

4. Sebagai tambahan, untuk memudahkan jalannya pertandingan, 2 Manajer

Tatami, 1 Asisten Manajer Tatami, 1 Pengawas Skor dan 2 Pencatat Nilai akan

ditunjuk. Pengecualian adalah untuk Olimpiade hanya ada 1 Manajer Tatami.

PENJELASAN:

I. Pada awal pertandingan Kumite, Wasit berdiri di tepi luar area pertandingan. Di posisi kiri Wasit Juri nomor 1 dan 2, dan di kanannya berdiri Juri nomor 3 dan 4.

II. Setelah saling hormat antara kontestan dan panel wasit, Wasit mundur

selangkah, Juri dan Wasit berbalik dan bersama-sama membungkuk untuk memberi hormat. Kemudia semua menempati posisi masing-masing..

III. Saat pergantian Panel, Panel yang mengganti, kecuali Pengawas Pertandingan,

mengambil posisi pada awal pertandingan. Panel yang diganti berbaris dengan berbalik menghadap Panel pengganti kemudian saling menghormat, dan kemudian meninggalkan daerah itu bersama-sama.

IV. Ketika penggantian Juri perseorangan, Juri yang mengganti menuju ke Juri yang

diganti, mereka menghormat dan melakukan pergantian..Dalam pertandingan beregu, seluruh Panel W A S I T memegang kualifikasi yang dipersyaratkan, posisi Wasit dan Juri dapat dirotasi untuk setiap parai..

PASAL 5: DURASI PERTANDINGAN

1. Durasi pertandingan Kumite ditetapkan 3 menit untuk Kumite Putra d a n

p u t r i Senior (beregu dan perorangan),. Usia di bawah 21 tahun adalah 3 menit

untuk Putra dan putri Kelas Kadet dan Junior putra dan putri semua 2 menit.

2. Waktu pertandingan dimulai adalah saat Wasit memberi isyarat untuk

memulai, dan berhenti setiap kali Wasit meneriakkan "YAME".

Halaman 8 dari 89

3. Pencatat waktu harus memberi sinyal yang jelas dengan gong atau bel, yang

menunjukkan "waktu tersisa 15 detik" dan "waktu habis". Isyarat waktu habis

menandai akhir pertandingan.

4. Kontestan berhak mendapatkan waktu istirahat diantara pertandingan, sama

dengan durasi standar waktu pertandingan. Pengecualiannya adalah ketika

mengubah warna peralatan, dimana waktu ini diperpanjang sampai 5 menit.

PASAL 6 : SCORE

1. Skor adalah sebagai berikut:

a. IPPON Tiga poin b. WAZA-ARI Dua poin c. YUKO Satu poin

2. Skor diberikan saat teknik dilakukan sesuai dengan kriteria berikut ke area pemberian skor a. Bentuk yang bagus b. Sikap sportif c. Penerapan penuh semangat d. Kesadaran/kewaspadaan penuh (ZANSHIN) e. Waktu yang tepat f. Jarak yang benar

3. IPPON diberikan untuk:

a. tendangan Jodan. b. Setiap teknik bernilai yang dilancarkan pada lawan yang dijatuhkan atau

terjatuh 4. WAZA-ARI diberikan untuk:

a. Tendangan Chudan 5. YUKO diberikan untuk:

a. Chudan atau Jodan Tsuki. b. Jodan atau Chudan Uchi.

6. Serangan terbatas pada area sasaran berikut:

a. Kepala b. Wajah c. Leher d. Abdomen e. Dada f. Punggung g. Sisi Badan

7. Teknik efektif yang dilancarkan pada saat bersamaan dengan isyarat

berakhirnya pertandingan, dinyatakan sah. Sebuah teknik efektif, dilancarkan setelah perintah untuk menunda atau menghentikan pertandingan (YAME) tidak akan dinilai dan dapat mengakibatkan hukuman kepada penyerang.

Halaman 9 dari 89

8. Teknik yang dilancarkan saat kedua kontestan berada di luar area pertandingan tidak akan dinilai meskipun teknik tersebut memenuhi kriteria. Namun, jika salah satu kontestan melancarkan teknik yang memenuhi kriteria ketika dia masih di dalam area pertandingan dan sebelum Wasit meneriakkan "YAME", maka teknik tersebut akan dinilai.

PENJELASAN:

Untuk bisa memperoleh nilai, teknik harus dilancarkan pada area penilaian seperti dijelaskan dalam PASAL 6 di atas. Teknik tersebut harus dikontrol penuh pada area yang diserang dan harus memenuhi 6 kriteria penilaian pada ayat 2 di atas.

URAIAN KRITERIA TEKNIS

Ippon (3 Nilai) Diberikan untuk:

1. Jodan Kicks.

Jodan meliputi wajah, kepala dan leher.

2. Teknik penilaian apapun yang disampaikan pada lawan yang telah dilempar, telah jatuh dari kemauan sendiri, atau sebaliknya melepaskan kaki mereka.

Waza-Ari (2 Nilai)

Diberikan untuk:

Chudan Kicks. Chudan meliputi perut, dada, punggung dan sisi badan.

Yuko (1 Nilai)

Diberikan untuk:

1. Setiap pukulan (Tsuki) dilancarkan ke salah satu dari tujuh area sasaran.

2. Setiap sentakan (Uchi) dilancarkan ke salah satu

dari tujuh area sasaran. I. Untuk alasan keamanan, dilarang menjatuhkan lawan di bagian bawah

pinggang, menjatuhkan tanpa dipegang, menjatuhkan dengan cara berbahaya, atau menjatuhkan di mana titik poros (pivot point) berada di bagian atas sabuk, dan akan jika dilakukan akan mendapat peringatan atau hukuman. Pengecualian adalah teknik menyapu kaki karate konvensional, yang tidak memerlukan lawan ditahan saat mengeksekusi sapuan seperti ashi-barai, ko uchi gari, kani waza dan lain lain. Setelah menjatuhkan lawan, kontestan harus segera melancarkan teknik yang menghasilkan angka.

II. Saat seorang kontestan dijatuhkan sesuai aturan, tergelincir, terjatuh, atau

tidak lagi bertumpu di atas kedua kakinya dan kemudian lawan melancarkan

teknik yang bernilai, maka nilainya adalah IPPON.

III. "Bentuk Yang Baik" adalah teknik yang mempunyai karakteristik yang sesuai

dengan efektivitas yang memungkinkan dalam kerangka konsep Karate

tradisional.

Halaman 10 dari 89

IV. “Sikap Sportif” adalah komponen dari bentuk yang baik dan mengacu pada sikap

tidak konsentrasi besar yang jelas saat melahirkan teknik penilaian.

V. “Penerapan Penuh Semangat” menggambarkan teknik yang bertenaga dan

kecepatan yang diperlihatkan dengan jelas saat melakukannya dengan keinginan

untuk berhasil.

VI. “Kesadaran/Kewaspadaan Penuh” adalah kriteria yang paling sering

terabaikan saat nilai diberikan. Zanshin adalah komitmen kontestan untuk terus

mempertahankan kesadaran, konsentrasi dan kesadaran total akan potensi

lawan untuk melakukan serangan balasan. Misalnya : Dia tidak memalingkan

wajahnya saat melancarkan teknik dan tetap menghadap lawan.

VII. “Waktu Yang Tepat” berarti melancarkan teknik pada saat akan berdampak efektif

dan menghasilkan efek potensial terbesar.

VIII. “Jarak Yang Benar” berarti melancarkan sebuah teknik pada jarak yang tepat

dimana akan memiliki efek potensial terbesar. Jadi, jika teknik ini dilancarkan

pada lawan yang dengan cepat bergerak menghindar/menjauh, dampak potensi

teknik tersebut berkurang.

IX. Jarak juga berhubungan dengan titik ketika suatu teknik yang dilancarkan

sepenuhnya berhenti pada sasaran atau mendekati sasaran. Sebuah pukulan

atau tendangan yang dilancarkan di suatu tempat antara sentuhan kulit dan 5

cm dari wajah, kepala, atau leher dapat dikatakan memiliki jarak yang benar.

Namun, teknik Jodan, yang berada dalam jarak 5 cm dari target dan lawan

tidak berusaha untuk menghalangi atau menghindari akan dinilai, asalkan

teknik tersebut memenuhi kriteria lainnya. Dalam pertandingan Kadet dan

Junior tidak ada kontak ke kepala, wajah, atau leher, diperbolehkan selain

sentuhan yang sangat ringan (sebelumnya dikenal sebagai "sentuhan kulit –

skin touch") untuk tendangan Jodan dan jarak penilaiannya diperpanjang menjadi

10cm.

X. Teknik yang buruk tetaplah buruk – tidak peduli dari di mana dan bagaimana

teknik tersebut dilancarkan. Sebuah teknik, yang amat buruk dalam segi

”bentuk yang baik”, atau kurang memiliki kekuatan, tidak akan dinilai.

XI. Teknik, yang berada di bawah sabuk, bisa dinilai asalkan berada di atas

tulang kemaluan. Leher dan kerongkongan adalah area sasaran, namun sama

sekali tidak boleh ada kontak dengan tenggorokan. Nilai dapat diberikan untuk

teknik yang terkontrol dengan benar, yang tidak menyentuh tenggorokan.

Halaman 11 dari 89

XII. Sebuah teknik, yang berada di atas tulang belikat, bisa dinilai. Bagian bahu

yang tidak masuk penilaian adalah sambungan antara tulang atas lengan dengan

tulang belikat dan tulang selangka.

XIII. Isyarat bel menandakan akhir dari kemungkinan pengambilan nilai dalam

pertandingan itu, meskipun Wasit mungkin secara tidak sengaja menghentikan

pertandingannya dengan segera. Tetapi isyarat bel akhir pertandingan tidak

berarti bahwa hukuman-hukuman tidak dapat dijatuhkan lagi. Hukuman tetap

dapat dijatuhkan oleh Panel Wasit sampai kontestan meninggalkan area

pertandingan setelah keputusan pemenang. Hukuman bisa juga dijatuhkan

setelah itu, tapi hanya oleh Komisi Wasit atau Komisi Disiplin dan Hukum.

XIV. Jika kedua kontestan saling melancarkan serangan pada saat bersamaan,

kriteria penilaian "waktu yang tepat" belum terpenuhi, dan sebenarnya

adalah tidak ada nilai. Namun kedua kontestan mungkin menerima nilai

masing-masing jika masing-masing memperoleh 2 bendera yang

menguntungkan mereka, dan nilai keduanya terjadi sebelum "Yame" - dan

isyarat waktu habis.

XV. Jika seorang kontestan mencetak lebih dari 1 teknik berturut-turut sebelum

pertandingan dihentikan, kontestan akan mendapatkan nilai untuk teknik yang

lebih tinggi, tidak peduli urutan teknik yang dilancarkan. Contoh: Jika

tendangan menghasilkan nilai setelah pukulan yang juga bernilai, nilai untuk

tendangan akan diberikan terlepas apakah pukulan itu dicetak lebih dulu - karena

tendangan memiliki nilai lebih tinggi.

PASAL 7 : KRITERIA KEPUTUSAN

1. Hasil pertandingan ditentukan bila ada seorang kontestan yang mendapatkan keunggulan dengan selisih 8 poin, atau pada waktu habis memiliki jumlah nilai lebih tinggi, lebih unggul karena telah mendapat “keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan” (SENSHU), memperoleh kemenangan karena pengambilan keputusan (HANTEI), atau lawan memperoleh HANSOKU, SHIKKAKU atau KIKEN.

2. Tidak ada pertandingan perorangan yang bisa dinyatakan seri. Hanya dalam

pertandingan beregu, ketika pertandingan berakhir dengan skor yang sama, atau tidak ada nilai, dan tidak ada kontestan yang telah mendapatkan SENSHU, maka Wasit mengumumkan seri (HIKIWAKE).

3. Dalam semua nomor pertandingan, jika setelah waktu habis nilainya sama,

namun satu kontestan telah memperoleh “keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan” (SENSHU), maka kontestan tersebut akan dinyatakan sebagai pemenang. Dalam nomor perorangan, jika tidak ada nilai yang diperoleh oleh kedua kontestan, atau nilainya sama ada yang memperoleh SHENSU, maka

Halaman 12 dari 89

keputusan pemenang akan diambil berdasarkan pilihan 4 Juri dan 1 Wasit, yang masing-masing memberikan pilihan mereka. Keputusan memenangkan salah satu kontestan adalah wajib dan harus diambil berdasarkan kriteria berikut: a. Sikap, semangat juang, dan kekuatan yang ditunjukkan oleh kontestan. b. Keunggulan taktik dan teknik yang ditampilkan. c. Kontestan yang lebih berinisiatif memulai dan melakukan aksi yang dominan.

4. Kontestan yang telah mendapatkan SENSHU tetapi pada saat waktu kurang dari

15 detik menjelang pertandingan (Ato Shibaraku) kemudian mendapatkan peringatan Kategori 2 untuk menghindari pertandingan (avoiding combat) untuk insiden berikut ini: Jogai, melarikan diri, menarik, mendorong, bergumul, bergulat, atau beradu dada – maka kontestan tersebut akan secara otomatis kehilangan keunggulan/SHENSU tersebut , Wasit akan menunjukkan tanda peringatan yang berlaku (peringatan kategori 2 Hanshoku Chui) diikuti dengan tanda untuk SENSHU dan akhirnya tanda pembatalan (TORIMASEN) untuk meminta dukungan para Juri. Setelah Wasit didukung oleh minimal dua bendera dia akan mengulangi sinyal disertai perintah verbal untuk masing-masing tanda.

Jika SENSHU telah ditarikdibatalkan saat kurang dari 15 detik tersisa dari pertandingan tersebut, tidak ada lagi pemberian SENSHU kepada kontestan manapun.

Dalam kasus di mana SENSHU telah diberikan, namun video review yang diminta pelatih lawan berhasil menunjukkan bahwa lawan juga meraih nilai, menunjukkan berarti skor tersebut bukan tanpa perlawanan, prosedur diatas pembatalan SHENSU diatas juga bisa digunakan.

Regu pemenang adalah yang memiliki jumlah kemenangan yang paling banyak, termasuk yang dimenangkan oleh SENSHU. Jika 2 regu memiliki jumlah kemenangan pertandingan yang sama, maka regu pemenang adalah regu yang mempunyai jumlah nilai terbanyak dengan mempertimbangkan kemenangan dan kekalahan tiap kelas. Perbedaan nilai maksimum pada tiap kelas adalah 8.

5. Jika 2 regu memiliki jumlah kemenangan dan jumlah nilai kemenangan yang

sama, maka dilakukan pertandingan penentuan. Masing-masing regu menetapkan satu kontestan dari regu mereka untuk bertarung dalam pertandingan tambahan, tidak peduli apakah kontestan tersebut sudah bertanding di 2 regu tersebut. Jika pertandingan tambahan tidak menghasilkan pemenang berdasarkan keunggulan poin, atau kontestan manapun tidak menerima SENSHU, maka pemenang pertandingan tambahan tersebut akan ditentukan berdasarkan HANTEI sesuai prosedur yang sama seperti pertandingan perorangan. Hasil HANTEI pertandingan tambahan tersebut juga akan menentukan hasil pertandingan beregu.

6. Dalam pertandingan beregu ketika sebuah regu telah memenangkan

kemenangan dalam jumlah yang cukup atau mengumpulkan nilai yang cukup untuk dinayatakan sebagi pemenang yang pasti, maka pertandingan tersebut dinayatak berakhir dan tidak ada lagi pertandingan lebih lanjut.

7. Dalam kasus di mana AKA dan AO didiskualifikasi dalam pertandingan yang

sama oleh HANSOKU, lawan yang dijadwalkan untuk babak berikutnya akan

Halaman 13 dari 89

menang dengan bye (dan tidak ada hasil diumumkan), kecuali jika diskualifikasi ganda terjadai saat pertandingan perebutan medali, maka pemenangnya akan ditentukan melalui Hantei.

PENJELASAN:

I. Ketika memutuskan hasil pertandingan dengan suara (HANTEI) pada akhir pertandingan yang hasilnya belum meyakinkan, Wasit akan bergerak menuju batas area pertandingan dan menyerukan "HANTEI", diikuti oleh tiupan dua nada peluit. Para Juri akan menunjukkan pendapat mereka dengan menggunakan bendera mereka dan Wasit pada saat bersamaan akan menentukan pilihannya dengan isyarat tangan. Kemudian Wasit meniup peluit 1 nada secara singkat, kembali ke posisi semula dan menyatakan hasil keputusan yang menunjukkan pemenangnya dengan cara biasa.

II. “Keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan” (SENSHU) adalah ketika satu

kontestan telah mendapatan nilai pertama pada lawan tanpa lawan tersebut memasukkan nilai juga.. Jika kedua kontestan sama-sama mendapatkan nilai, maka tidak ada keunggulan/SHENSU diberikan, dan kedua kontestan menyimpan kemungkinan memperoleh SENSHU untuk kesempatan berikutnya di pertandngan tersebut.

PASAL 8. PERILAKU YANG DILARANG

Ada dua kategori perilaku terlarang, Kategori 1 dan Kategori 2.

KATEGORI 1

1. Teknik yang mengakibatkan kontak berlebihan, meskipun ke area sasaran, dan teknik yang mengakibatkan kontak di tenggorokan.

2. Serangan pada lengan, tungkai kaki, kemaluan, persendian, dan punggung kaki (instep).

3. Serangan ke wajah dengan teknik tangan terbuka. 4. Teknik bantingan yang berbahaya dan terlarang.

KATEGORI 2

1. Berpura-pura cedera atau melebih-lebihkan cedera. 2. Keluar dari area pertandingan (JOGAI) yang tidak disebabkan oleh lawan. 3. Bersikap membahayakan diri sendiri dengan sengaja membuka diri untuk

dicederai oleh lawan, atau gagal mengambil tindakan yang memadai untuk melindungi diri sendiri (MUBOBI).

4. Menghindari pertandingan untuk mencegah lawan mendapat kesempatan mendapatkan nilai.

5. Bersikap pasif - tidak berusaha terlibat dalam pertempuran. (Tidak bisa diberikan setelah waktu kurang dari 15 detik/Ato Shibaraku.)

6. Merangkul, bergulat, mendorong atau beradu dada tanpa berusaha melancarkan teknik yang bernilai atau bantingan.

Halaman 14 dari 89

7. Mencengkeram lawan dengan kedua tangan, kecuali menangkap kaki lawan yang sedang menendang untuk alasan menjatuhkan lawan.

8. Mencengkeram lengan lawan atau karate-gi dengan satu tangan tanpa segera mencoba teknik yang bernilai atau bantingan.

9. Teknik yang menurut sifatnya tidak dapat dikontrol, yang membahayakan keselamatan lawan dan serangan yang berbahaya.

10. Serangan dengan kepala, lutut atau siku. 11. Berbicara pada lawan (menggoda/memanas-manasi lawan), tidak mematuhi

perintah Wasit, bertindak tidak sopan terhadap pejabat Wasit atau pelanggaran etika lainnya.

PENJELASAN:

I. Pertandingan karate adalah olahraga, dan karena alasan itu beberapa teknik paling berbahaya dilarang dan semua teknik harus dikontrol. Kontestan dewasa yang terlatih sanggup menerima pukulan yang relatif cukup kuat pada daerah berotot seperti perut, namun kenyataannya tetap saja daerah kepala, wajah, leher, selangkangan dan sendi sangat rentan terhadap cedera. Oleh karena itu teknik apapun, yang mengakibatkan cedera, dapat dikenakan sanksi kecuali jika disebabkan oleh penerima itu sendiri. Kontestan harus melakukan semua teknik dengan kontrol dan bentuk yang baik, sebab jika tidak, maka teknik apapun yang disalahgunakan tersebut akan mendapatkan peringatan atau hukuman. Perhatian khusus harus diberikan untuk kategori Kadet dan Junior.

II. KONTAK WAJAH - SENIOR: Untuk kontestan Senior, kontak yang tidak mencederai, ringan, terkontrol "sentuhan" ke wajah, kepala, dan leher diperbolehkan (tapi tidak ke tenggorokan). Bila kontak dianggap oleh Wasit terlalu kuat, namun tidak mengurangi peluang Kontestan untuk menang, sebuah peringatan (CHUKOKU) dapat diberikan. Kontak kedua dalam situasi yang sama akan menghasilkan KEIKOKU. Pelanggaran lebih lanjut akan menghasilkan HANSOKU CHUI. Setiap kontak lebih lanjut, meski tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi peluang lawan menang, tetap akan menghasilkan HANSOKU.

III. KONTAK WAJAH - KADET DAN JUNIOR: Untuk kontestan Kadet dan Junior tidak boleh ada kontak dengan teknik tangan ke kepala, wajah, atau leher. Kontak apapun, tidak peduli seberapa ringan, akan dikenakan sanksi, seperti pada paragraf II di atas, kecuali yang disebabkan oleh penerimanya sendiri (MUBOBI). Tendangan Jodan bisa membuat sentuhan paling ringan ("sentuhan kulit") dan tetap dinilai. Lebih dari sekadar sentuhan kulit akan mendapatkan peringatan atau hukuman kecuali jika disebabkan oleh penerimanya (MUBOBI). Bagi kontestan yang berusia di bawah 14 tahun, lihat LAMPIRAN 10 untuk pembatasan lebih lanjut.

VI. Wasit harus terus mengamati kontestan yang cedera sampai pertandingan dilanjutkan. Penundaan singkat dalam memberikan pengamatan memungkinkan gejala cedera seperti mimisan berkembang. Pengamatan juga akan mengungkapkan setiap taktik oleh kontestan untuk memperparah cedera ringannya Misalnya: menghembuskan nafas kuat-kuat melalui hidung yang terluka, atau menggosok wajah secara kasar.

V. Cedera-cedera yang sudah ada sebelumnya bisa menghasilkan gejala melebihi tingkat kontak yang terjadi saat itu dan Wasit harus mempertimbangkan

Halaman 15 dari 89

hal ini saat mempertimbangkan hukuman karena kontak yang tampaknya berlebihan. Misalnya, apa yang tampaknya merupakan kontak yang relatif ringan dapat mengakibatkan lawan tidak dapat melanjutkan pertandingannya karena efek kumulatif cedera yang dialami dalam pertandingan sebelumnya. Sebelum memulai pertandingan, Manajer Tatami harus memeriksa kartu-kartu medis dan memastikan bahwa para kontestan fit untuk bertanding. Wasit harus diberitahu jika seorang kontestan pernah dirawat karena cedera.

VI. Kontestan yang bereaksi berlebihan terhadap kontak ringan, dalam upaya agar Wasit menghukum lawan mereka, seperti menahan wajah dan terhuyung- huyung, atau jatuh tidak perlu, akan mendapatkan hukuman untuk diri mereka sendiri.

VII. Berpura-pura cedera padahal sama sekali tidak ada, merupakan pelanggaran serius terhadap peraturan. SHIKKAKU akan dikenakan pada peserta yang pura- pura cedera, seperti roboh dan berguling-guling di lantai yang tidak didukung oleh bukti cedera sebanding yang dilaporkan oleh dokter netral.

VIII. Tindakan melebih-lebihkan dampak dari cedera yang sebenarnya lebih ringan, bukanlah hal serius tetapi tetap dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima dan oleh karena itu tindakan pertama akan menerima peringatan minimal HANSOKU CHUI. Perbuatan yang lebih serius seperti sempoyongan, jatuh di lantai,berdiri, lalu jatuh lagi dan seterusnya dapat menerima HANSOKU secara langsung tergantung beratanya pelanggaran tersebut.

IX. Kontestan, yang menerima SHIKKAKU karena pura-pura cedera akan dikeluarkan dari area pertandingan dan langsung diserahkan ke tangan Komisi Kesehatan WKF, yang akan segera melakukan pemeriksaan segera terhadap kontestan tersebut. Komisi Medis akan menyampaikan laporannya sebelum Kejuaraan berakhir, sebagai bahan pertimbangan Komisi Wasit. Kontestan yang berpura-pura cedera akan dikenai hukuman terberat, sampai dan termasuk penangguhan seumur hidup untuk pelanggaran berulang-ulang.

X. Tenggorokan adalah daerah yang sangat rentan dan bahkan kontak sekecil apapun akan mendapat peringatan atau dihukum, kecuali jika itu adalah kesalahan penerima itu sendiri.

XI. Teknik jatuhan terbagi menjadi dua jenis. (1) Teknik sapuan kaki karate "konvensional" yang sudah mapan seperti ashi barai, ko uchi gari, dan lain- lain, di mana lawan disapu hingga terganggu keseimbangan atau dijatuhkan tanpa harus dirpegang terlebih dahulu - dan (2) bantingan yang mengharuskan lawannya dipegang 1 tangan atau ditahan saat bantingan tersebut dilaksanakan.

Satu-satunya jatuhan yang boleh dilakukan dengan kedua tangan adalah ketika menangkap kaki lawan yang sedang menendang. Titik poros (pivot point) tidak boleh berada di atas sabuk pelempar dan lawan harus tetap dipegang, sehingga pendaratan yang aman bisa dilakukan.

Bantingan diatas bahu seperti seoi nage, kata guruma dan lain-lain, dan bantingan dengan menjatuhkan diri sendiri seperti tomoe nage, sumi gaeshi dan lain-lain, sangat dilarang. Dilarang juga untuk membekap lawan di bawah pinggang dan mengangkat kemudian menjatuhkan lawan, atau membungkuk untuk menarik kaki dari bawah mereka.

Halaman 16 dari 89

Jika seorang kontestan terluka akibat teknik lempar, Juri akan memutuskan apakah hukuman itu perlu dijatuhkan. Kontestan dapat merebut lawan atau karategi dengan 1 tangan untuk tujuan menjatuhkan atau langsung melancarkan teknik ternilai - tapi tidak dengan terus-menerus berpegang pada lawan. Memegang dengan 1 tangan dilakukan ketika akan melancarkan teknik ternilai atau bantingan, atau untuk menahan jatuhnya lawan. Memegang dengan kedua tangan hanya diijinkan saat meraih kaki tendangan lawan dengan maksud menjatuhkannya.

XII. Teknik tangan terbuka ke wajah dilarang karena membahayakan penglihatan kontestan.

XIII. JOGAI terjadi dalam situasi di mana kaki kontestan, atau bagian tubuh lainnya, menyentuh lantai di luar area pertandingan. Pengecualian adalah saat kontestan secara fisik didorong atau dilempar dari area oleh lawan. Peringatan harus diberikan meskipun JOGAI dilakukan untuk pertama kali.

Definisi untuk JOGAI sudah tidak lagi "berulang kali keluar", tapi hanya "keluar bukan karena disebabkan oleh lawan". Tapi jika waktu kurang dari 15 detik (Ato Shibaraku), Wasit minimal langsung menerapkan HANSOKU CHUI pada kontestan yang JOGAI.

XIV. Kontestan yang melancarkan teknik menghasilkan nilai dan kemudian keluar dari area pertandingan sebelum Wasit meneriakkan "YAME" maka akan diberi nilai dan Jogai tidak akan dikenakan. Jika usaha kontestan untuk mendapatkan nilai gagal maka akan menjadi Jogai.

XV. Jika AO keluar tepat setelah AKA menghasilkan nilai, maka "YAME" akan diucapkan karena terjadi nilai tersebut dan AO tidak dianggap JOGAI. Jika AO keluar, atau telah keluar saat nilai AKA dibuat (dengan AKA masih berada di area pertandingan), maka nilai AKA akan diberikan dan AO akan mendapat peringatan/hukuman untuk JOGAI.

XVI. Penting untuk dipahami bahwa "Menghindari Pertarungan" mengacu pada situasi di mana kontestan mencoba mencegah lawan memiliki kesempatan untuk mendapatkan nilai dengan perilaku membuang-buang waktu. Kontestan yang memilih terus-menerus mundur tanpa serangan balasan yang efektif, yang memegang, meraih, atau keluar dari area daripada membiarkan lawan mendapat kesempatan untuk mendapatkan nilai harus diberi peringatan atau hukuman. Hal ini sering terjadi pada detik-detik akhir pertandingan. Jika pelanggaran terjadi sebelum 15 detik atau lebih dari waktu pertandingan yang tersisa, dan kontestan tersebut belum memiliki peringatan Kategori 2 sebelumnya, Wasit akan memperingatkan pelaku tersebut dengan menerapkan CHUKOKU. Jika telah terjadi pelanggaran atau pelanggaran Kategori 2 sebelumnya, ini akan mengakibatkan KEIKOKU diberlakukan. Jika terjadi pada saat waktu kurang dari 15 detik terakhir (Ato Shibaraku), Wasit akan secara langsung mengenakan HANSOKU CHUI pada pelaku (tidak peduli apakah telah ada KEIKOKU Kategori 2 sebelumnya atau tidak). Jika sebelumnya sudah ada HANSOKU CHUI Kategori 2, Wasit akan menghukum pelaku dengan HANSOKU dan memberikan kemenangan kepada lawan.

Namun, Wasit harus memastikan bahwa perilaku kontestan bukanlah tindakan mempertahankan diri karena lawan bertindak dengan cara sembrono dan

Halaman 17 dari 89

membahayakan. Kalau itu penyebabnya, maka penyeranglah yang harus diberi peringatan atau hukuman.

XVII. “Bersikap Pasif” mengacu pada situasi di mana kedua kontestan tidak saling melancarkan teknik dalam jangka waktu yang tertentu.

XVIII. Contoh MUBOBI misalnya kontestan meluncurkan serangan bertubi-tubi tanpa memperhatikan keselamatan pribadi. Beberapa kontestan mealncarkan pukulan panjang dan tidak mampu menangkis serangan balasan. Serangan terbuka semacam itu merupakan tindakan Mubobi dan tidak bisa menghasilkan nilai. Sebagai aksi siasat sandiwara, beberapa kontestan segera berpaling seolah-olah telah

mengungguli lawan dan menunjukkan telah meraih nilai. Mereka mengurangi pertahanan diri dan mengurangi kewaspadaan terhadap lawan. Tujuan mereka berputar adalah untuk menarik perhatian Wasit terhadap teknik mereka. Ini juga merupakan tindakan yang jelas dari Mubobi. Jika pelaku menerima kontak yang berlebihan dan/atau cedera, Wasit akan memberikan peringatan/hukuman Kategori 2 dan tidak memberikan hukuman kepada lawan.

XIX. Segala tindakan tidak sopan dari seorang anggota delegasi resmi dapat mengakibatkan kontestan, seluruh regu atau kontingen mendapatkan diskualifikasi dari kejuaraan.

PASAL 9 : PERINGATAN DAN HUKUMAN

CHUKOKU CHUKOKU dikenakan untuk pelanggaran ringan yang pertama kali dilakukan sesuai kategori pelanggaran

KEIKOKU KEIKOKU dikenakan untuk pelanggaran ringan yang kedua untuk kategori tersebut, atau karena pelanggaran yang tidak cukup serius untuk mendapatkan HANSOKU-CHUI.

HANSOKU-CHUI Peringatan diskualifikasi yang biasanya dikenakan untuk pelanggaran yang sebelumnya telah mendapatkan KEIKOKU dalam pertandingan yang sedang berlangsung, atau dapat dikenakan secara langsung untuk pelanggaran serius tetapi yang belum cukup untuk diberikan HANSOKU.

HANSOKU Hukuman diskualifikasi karena pelanggaran yang sangat serius atau ketika HANSOKU-CHUI telah diberikan. Pada pertandingan beregu nilai lawan menjadi 0 dan nilai korban menjadi 8.

SHIKKAKU Diskualifikasi dari keseluruhan turnamen termasuk kategori Berikutnya yang mungkin telah didaftarkan oleh pelaku.

SHIKKAKU dapat diberikan untuk kontestan yang tidak mematuhi perintah Wasit, menunjukkan kebencian dan tindakan tidak terpuji, melakukan tindakan yang merugikan prestise dan kehormatan Karate, atau tindakan lainnya yang dianggap melanggar peraturan dan semangat kejuaraan. Pada

pertandingan beregu nilai pelanggar akan menjadi 0 dan nilai korban akan menjadi 8.

Halaman 18 dari 89

PENJELASAN: I. Ada 3 tingkat peringatan; CHUKOKU, KEIKOKU dan HANSOKU CHUI.

Peringatan menjadi koreksi yang diberikan kepada kontestan untuk menjelaskan bahwa kontestan melanggar peraturan pertandingan, tapi tanpa menjatuhkan hukuman langsung.

II. Ada 2 tingkat hukuman: HANSOKU dan SHIKKAKU, keduanya menyebabkan

kontestan yang melanggar peraturan didiskualifikasi dari :Pertandingan yang dijalani (HANSOKU)

III. suatu pertandingan dan keseluruhan turnamen (SHIKKAKU). Sanksi SHIKKAKU selanjutnya masih dapat dikenakan oleh Komisi Hukum dan Disiplin berdasarkan hasil pengaduan.

IV. Peringatan Kategori 1 dan Kategori 2 tidak saling berakumulasi.

V. Suatu peringatan terhadap pelanggaran peraturan bisa langsung dikenakan

tapi begitu diberikan pengulangan kategori pelanggaran tersebut harus disertai dengan peningkatan tingkat peringatan atau pemberian hukuman yang sesuai. Tidak boleh misalnya, memberi peringatan untuk kontak yang berlebihan lalu memberi peringatan lain dengan tingkat yang sama untuk kontak berlebihan kedua.

VI. CHUKOKU biasanya diberikan terhadap pelanggaran pertama oleh pelanggar,

yang kesalahannya tidak akan mengurangi peluang lawan untuk menang.karena kesalahan lawan

VII. KEIKOKU biasanya diberikan kepada pelanggar di mana potensi lawan untuk menang sedikit berkurang (menurut pendapat para Juri). karena kesalahan lawan

VIII. HANSOKU CHUI bisa diberikan secara langsung kepada pelanggar atau setelah

KEIKOKU dan diberikan karena potensi lawan untuk menang telah dikurangi secara serius (menurut pendapat para Juri) karena kesalahan lawan

IX. HANSOKU diberikan untuk pelanggar karena akumulasi pelanggarannya atau

dapat juga diberikan secara langsung untuk pelanggaran peraturan berat. Ini digunakan karena kesalahannnya maka ketika potensi lawan untuk menang telah dikurangi hampir menjadi nol (menurut pendapat para Juri). karena kesalahan lawan

X. Setiap kontestan yang menerima HANSOKU karena menyebabkan cedera, dan

menurut pendapat dari Juri dan Manajer Tatami, bertindak dengan sembrono atau berbahaya atau yang dianggap tidak memiliki keterampilan kontrol yang diperlukan untuk pertandingan WKF, akan dilaporkan ke Komisi Wasit. Komisi Wasit harus memutuskan apakah kontestan tersebut harus dikeluarkan dari pertandingan danatau pertandingan berikutnya.

XI. SHIKKAKU bisa langsung diberikan, tanpa peringatan apapun sebelumnya.

Jika Wasit percaya bahwa seorang kontestan telah melakukan tindakan

Halaman 19 dari 89

tercela, terlepas dari apakah cedera fisik tersebut benar terjadi atau tidak, SHIKKAKU dan bukan HANSOKU, adalah hukuman yang tepat.

XII. Ketika Wasit menganggap Pelatih mengganggu pertandingan yang sedang

berlangsung, dia akan menghentikan pertandingan (YAME), mendekati pelatih dan memberikan sinyal untuk perilaku tidak sopan. Setelah itu Wasit akan memulai kembali pertandingannya (TSUZUKETE HAJIME). Jika pelatih terus mengganggu, Wasit akan menghentikan pertandingannya, mendekati pelatih lagi dan memintanya untuk meninggalkan Tatami. Wasit tidak akan memulai kembali pertandingannya sampai pelatih tersebut meninggalkan daerah Tatami. Ini tidak dianggap sebagai situasi SHIKKAKU dan pengusiran pelatih hanya untuk pertandingan tersebut.

XIII. SHIKKAKU harus diumumkan kepada publik.

PASAL 10 : CIDERA DAN KECELAKAAN DALAM PERTANDINGAN

1. KIKEN atau mengundurkan diri adalah keputusan yang diberikan, ketika seorang kontestan tidak hadir saat dipanggil, tidak mampu melanjutkan, meninggalkan pertandingan, atau mengabaikan perintah Wasit. Alasan untuk meninggalkan pertandingan termasuk cedera yang tidak diakibatkan oleh tindakan lawan saat bertanding. KIKEN berarti bahwa kontestan didiskualifikasi dari kategori tersebut, namun tidak mempengaruhi keikutsertaannya dalam kategori yang lain.

2. Jika dua kontestan saling mencederai, atau menderita akibat cedera yang terjadi sebelumnya, dan dinyatakan oleh Dokter Pertandingan kedua kontestan agar tidak melanjutkannya, pertandingan tersebut dimenangkan oleh kontestan yang telah mengumpulkan nilai terbanyak. Dalam pertandingan perorangan jika nilainya sama, maka pemungutan suara (HANTEI) akan menentukan hasil pertandingan, kecuali salah satu kontestan telah memperoleh SENSHU. Dalam Pertandingan Beregu Wasit akan mengumumkan seri (HIKIWAKE), kecuali salah satu kontestan telah memperoleh SENSHU. Jika situasi terjadi dalam pertandingan tambahan untuk menentukan Pertandingan Beregu, maka pemungutan suara (HANTEI) akan menentukan pemenangnya, kecuali jika salah satu kontestan telah memperoleh SENSHU.

3. Kontestan yang cedera yang telah dinyatakan tidak layak untuk bertanding oleh dokter pertandingan tidak bisa bertanding lagi dalam Pertandingan tersebut.

4. Kontestan yang cedera dan menang dalam pertandingan melalui diskualifikasi karena cedera tidak diperbolehkan bertarung lagi di pertandingan tanpa izin dari dokter turnamen.

5. Saat seorang kontestan terluka atau cedera, Wasit segera menghentikan pertandingannya dan menghubungi dokter. Dokter berwenang untuk mendiagnosis dan mengobati luka saja/menangani cedera saja.

6. Kontestan yang terluka dalam pertandingan yang sedang berlangsung dan memerlukan perawatan medis akan diizinkan 3 menit untuk menerima penanganan medis. Jika perawatan tidak selesai dalam waktu yang

Halaman 20 dari 89

diperbolehkan, Wasit akan memutuskan apakah Kontestan dinyatakan tidak layak untuk bertanding (PASAL 13, Paragraf 8d), atau memberikan perpanjangan waktu penanganan medis.

7. Setiap kontestan yang terjatuh, dilempar, atau dijatuhkan, dan tidak bisa berdiri tegak dengan kuat pada kedua kakinya dalam 10 detik, dianggap tidak layak untuk melanjutkan pertandingan dan secara otomatis dikeluarkan dari semua nomor Kumite paada pertandingan tersebutu. Saat kontestan terjatuh, dilempar, atau dijatuhkan, dan tidak bisa segera berdiri tegak dengan kuat pada kedua kakinya, Wasit akan menghubungi dokter, dan pada saat yang sama memulai hitungan verbal sampai 10 dalam bahasa Inggris dan dengan menunjukkan jari untuk setiap detik penghitungannya. Dalam semua kondisi di mana hitungan 10 detik telah dimulai, dokter akan diminta untuk memeriksa kontestan sebelum pertandingan tersebut dapat dilanjutkan kembali. Untuk insiden robohnya kontestan yang berada dalam peraturan 10 detik ini, kontestan dapat diperiksa di area matras.

PENJELASAN:

I. Jika dokter menyatakan bahwa kontestan tidak layak bertanding, catatan tentang hal itu harus dilakukan pada kartu pemantauan kontestan. Tingkat keadaan tidak sehat harus dijelaskan ke Panel Wasit.

II. Seorang kontestan dapat menang melalui diskualifikasi lawan karena terakumulasinya pelanggaran Kategori 1 ringan. Mungkin pemenangnya tidak mengalami cedera yang berarti.

III. Wasit harus menghubungi dokter saat seorang kontestan terluka dan membutuhkan perawatan medis dengan mengangkat tangannya dan secara lisan memanggil "Dokter".

IV. Jika secara fisik bisa dilakukan, kontestan yang cedera harus dikeluarkan dari area matras untuk pemeriksaan dan perawatan oleh dokter.

V. Dokter berkewajiban untuk membuat rekomendasi keselamatan hanya karena berhubungan dengan pengelolaan medis yang tepat dari kontestan yang terluka /cedera tersebut.

VI. Juri akan menentukan pemenang berdasarkan HANSOKU, KIKEN, atau SHIKKAKU.

VII. Dalam pertandingan beregu, jika anggota regu menerima KIKEN, atau didiskualifikasi (HANSOKU atau SHIKKAKU), nilai mereka untuk pertandingan tersebut, akan menjadi 0 dan nilai lawan akan menjadi 8.

PASAL 11 : PROTES RESMI

1. Tidak seorangpun boleh memprotes penilaian kepada anggota Panel Wasit. 2. Jika prosedur perwasitan tampaknya bertentangan dengan peraturan, pelatih

atau perwakilan resmi adalah satu-satunya yang diperbolehkan melakukan protes. 3. Protes berbentuk laporan tertulis yang disampaikan segera setelah

pertandingan tersebut dilakukan. (Satu-satunya pengecualian adalah saat terjadi kesalahan administratif, Manajer Tatami harus segera diberitahu bahwa telah terjadi kesalahan administratif tersebut).

Halaman 21 dari 89

4. Protes harus diajukan kepada perwakilan Juri Banding. Pada waktunya Juri akan meninjau kembali keadaan yang mengarah pada keputusan yang diprotes. Setelah mempertimbangkan semua fakta yang ada, mereka akan membuat laporan, dan diberi wewenang untuk melakukan tindakan sebagaimana diminta dalam laporan Juri Banding tersebut.

5. Setiap protes mengenai penerapan peraturan harus disampaikan oleh pelatih

selambat-lambatnya 1 menit setelah akhir pertandingan. Pelatih akan meminta formulir protes resmi dari Manajer Tatami dan memiliki waktu 4 menit untuk mengisinya, menandatangani dan mengajukan kepada Manajer Tatami dengan menyetorkan biaya yang sesuai. Manajer Tatami akan segera menyerahkan formulir protes yang telah diisi tersebut ke perwakilan Juri Banding yang akan memiliki waktu 5 menit untuk membuat keputusan.

6. Pihak yang memprotes harus menyetor deposit Biaya Protes yang telah

disetujui oleh Komisi Wasit, yang diserahkan bersamaan dengan protes yang diajukan ke perwakilan Juri Banding.

7. Komposisi Juri Banding

Juri Banding terdiri dari 3 wakil Wasit Senior yang ditunjuk oleh Komisi Wasit (RC). Tidak boleh ada 2 anggota yang diangkat dari Federasi Nasional yang sama. Komisi Wasit juga juga harus menunjuk 3 anggota tambahan dengan penomoran yang ditentukan dari 1 sampai 3 yang secara otomatis akan mengganti anggota Juri Banding utama jika terdapat situasi konflik kepentingan dimana anggota juri adalah dari kewarganegaraan yang sama atau memiliki hubungan keluarga sedarah atau keluarga secara hukum dengan salah satu pihak yang terlibat dalam insiden yang diprotes, termasuk jika berhubungan dengan anggota Panel wasit yang terlibat dalam insiden yang diprotes tersebut.

8. Proses Evaluasi Banding

Tanggung jawab pihak yang menerima protes tersebut adalah mengadakan

sidang Juri Banding dan menyetorkan biaya protes kepada Bendahara.

Setelah bersidang, Juri Banding akan segera mencari informasi dan menyelidiki.

Masing-masing dari 3 anggota wajib memberikan vonisnya mengenai keputusan

protes tersebut. Abstain tidak dapat diterima.

9. Protes Ditolak

Jika protes ditolak, Juri Banding akan menunjuk salah satu anggotanya untuk

memberi tahu secara verbal kepada pemrotes bahwa protes tersebut telah

ditolak, menandai dokumen aslinya dengan kata "DITOLAK", dan masing-

masing anggota Juri Banding telah menandatanganinya sebelum menyetorkan

biaya protes kepada Bendahara, yang akan meneruskannya ke Sekretaris

Jenderal.

Halaman 22 dari 89

10. Protes Diterima

Jika sebuah protes diterima, Juri Banding akan bekerja sama dengan Komisi Penyelenggara (OC) dan Komisi Wasit untuk mengambil langkah- langkah praktis yang dapat ditempuh dalam mengatasi situasi tersebut, termasuk kemungkinan:

a. Mengubah keputusan sebelumnya yang bertentangan dengan peraturan b. Membatalkan hasil pertandingan yang terkena dampak keputusan yang salah

dalam pool tersebut kembali ke titik sebelum kejadian tersebut c. Mengulangi pertandingan yang terkenan dampak insiden d. Menerbitkan rekomendasi kepada Komisi Wasit terkait Wasit yang

bertugas untuk dievaluasi dan kemungkinan diberi sanksi

Juri Banding bertanggung jawab untuk menyampaikan dan memberikan penilaian dengan cara bijaksana jika harus mengambil tindakan yang akan menggangu jalannya turnamen. Mengulangi proses pertandingan demi mengamankan hasil yang adil adalah pilihan terakhir.

Juri Banding akan menunjuk salah satu anggotanya yang secara lisan memberitahukan kepada pemrotes bahwa protes tersebut telah diterima, mandai dokumen aslinya dengan kata "DITERIMA", masing-masing anggota Juri Banding telah menandatanganinya, sebelum menyetorkan biaya protes kepada Bendahara yang akan mengembalikan biaya protes kepada pemrotes, dan kemudian mengajukan dokumen protes kepada Sekretaris Jenderal.

11. Laporan Insiden

Setelah penanganan kejadian tersebut sesuai cara di atas, Juri Banding

akan kembali bersidang dan memberikan laporan singkat insiden yang diprotes,

menjelaskan temuan mereka dan menyatakan alasan mereka untuk

menerima atau menolak protes tersebut. Laporan harus ditandatangani oleh

ketiga anggota Juri Banding dan diserahkan ke Sekretaris Jenderal.

12. Wewenang dan Batasan

Keputusan Juri Banding itu bersifat mutlak, dan hanya bisa ditolak oleh keputusan

Komite Eksekutif.

Juri Banding tidak bisa menjatuhkan sanksi atau hukuman. Fungsi mereka adalah

memberikan penilaian atas kelayakan protes tersebut dan merekomendasikan

tindakan yang diminta dari Komisi Wasit (RC) dan Komisi Organisasi (OC)

untuk mengambil tindakan perbaikan demi memperbaiki prosedur perwasitan

yang ditemukan melanggar peraturan.

13. Ketentuan Khusus Untuk Penggunaan Video Review

Halaman 23 dari 89

PENJELASAN:

I. Protes harus mencantumkan nama-nama kontestan, Panel Wasit yang memimpin, dan rincian yang tepat tentang apa yang diprotes. Tuntutan yang sifatnya umum tentang standar keseluruhan tidak akan diterima sebagai protes yang sah. Tanggungjawab membuktikan keabsahan protes terletak pada pemrotes.

II. Protes tersebut akan ditinjau oleh Juri Banding dan sebagai bagian dari

tinjauan tersebut, Juri Banding akan mempelajari bukti yang diajukan untuk mendukung protes tersebut. Juri Banding juga dapat mempelajari video dan menanyai mereka yang bertugas, dalam rangka memeriksa keabsahan protes tersebut secara obyektif.

III. Jika protes dinyatakan valid oleh Juri Banding, tindakan yang tepat akan

dilakukan. Selain itu, semua langkah-langkah tersebut akan diambil untuk menghindari berulangnya kesalahan di pertandingan berikutnya. Biaya protes yang disetorkan akan dikembalikan oleh Bendahara.

IV. Jika protes dinyatakan tidak valid oleh Juri Banding, maka akan ditolak dan

depositnya diserahkan ke WKF.

V. Pertandingan dalam kelasa atau nomor selanjutnya tidak akan tertunda,

bahkan jika ada protes resmi yang disiapkan. Menjadi tanggung jawab Pengawas Pertandingan, untuk memastikan bahwa pertandingan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan Pertandingan.

VI. Jika terjadi kesalahan administratif selama pertandingan berlangsung, Pelatih

dapat langsung memberi tahu Manajer Tatami. Selanjutnya Manajer Tatami akan memberitahu Wasit yang bertugas

PASAL 12 : WEWENANG DAN TUGAS

KOMISI WASIT

Wewenang dan tugas Komisi Wasit adalah sebagai berikut: 1. Memastikan persiapan yang benar dalam setiap turnamen dengan

berkonsultasi dengan Komisi Organisasi, berkaitan dengan penataan area pertandingan, penyediaan dan penyebaran semua perlengkapan dan fasilitas yang diperlukan, pelaksanaan dan pengawasan pertandingan, tindakan pencegahan, dan lain-lain.

2. Untuk menunjuk dan menerapkan Manajer Tatami (Kepala Wasit) dan Asisten

Manajer Tatami ke area masing-masing dan mengambil tindakan yang mungkin diperlukan atas laporan Manajer Tatami.

3. Mengawasi dan mengkoordinasikan keseluruhan kinerja petugas Wasit.

4. Memilih petugas pengganti bilamana diperlukan.

Halaman 24 dari 89

5. Mengambil keputusan akhir mengenai hal-hal yang bersifat teknis yang mungkin timbul dalam pertandingan dan yang tidak ada ketentuannya dalam peraturan.

MANAJER TATAMI DAN ASISTEN MANAJER TATAMI

Wewenang dan tugas Manajer Tatami adalah sebagai berikut:

1. Mendelegasikan, menunjuk, dan mengawasi Wasit dan Juri, untuk semua pertandingan di area yang berada di bawah pengawasan mereka.

2. Mengawasi kinerja Wasit dan Juri pada area mereka, dan untuk memastikan

bahwa petugas yang ditunjuk mampu melaksanakan tugas yang diberikan. 3. Memerintahkan Wasit untuk menghentikan pertandingan saat Pengawas

Pertandingan menunjukkan adanya pelanggaran Peraturan Pertandingan. 4. Menyiapkan laporan harian dan tertulis, mengenai kinerja masing-masing

petugas yang ada di bawah pengawasan mereka, beserta rekomendasinya kepada Komisi Wasit.

5. Menunjuk 2 Wasit Kwalifikasi WKF Referee A untuk bertindak sebagai Video

Review Supervisors (VRS).

PENGAWAS PELATIH

Tugas Supervisor Pelatih dijelaskan dalam LAMPIRAN 11 - TINJAUAN VIDEO.

WASIT

Wewenang dan tugas Wasit adalah sebagai berikut:

1. Wasit (SHUSHIN) memiliki kekuasaan untuk memimpin pertandingan

termasuk mengumumkan mulai, menunda, dan mengakhiri pertandingan. 2. Memberikan nilai berdasarkan keputusan Juri. 3. Menghentikan pertandingan ketika melihat ada cedera, penyakit atau

ketidakmampuan kontestan untuk melanjutkan pertandingan. 4. Menghentikan pertandingan ketika menurut pandangan Wasit terjadi nilai,

ada pelanggaran, atau untuk menjamin keselamatan kontestan. 5. Menghentikan pertandingan ketika dua Juri atau lebih mengisyaratkan nilai

atau Jogai. 6. Mengindikasikan pelanggaran yang dilakukan (termasuk Jogai), lalu meminta

persetujuan Juri. 7. Meminta konfirmasi putusan Juri dalam kasus, berdasarkan pendapat Wasit

ada yang menjadi alasan bagi Juri untuk mengevaluasi kembali permintaan mereka untuk peringatan atau hukuman.

8. Memanggil Juri untuk berembug (SHUGO) untuk merekomendasikan Shikkaku. 9. Menjelaskan kepada Tatami, Komisi Wasit, atau Juri Banding, terhadap

dasarkeputusan yang diambil , jika perlu. 10. Memberi peringatan dan menjatuhkan hukuman berdasarkan keputusan Juri.

Halaman 25 dari 89

11. Mengumumkan dan memulai pertandingan tambahan bila diperlukan dalam pertandingan beregu.

12. Memimpin pengambilan suara dari para Juri termasuk keputusannya sendiri (HANTEI) dan mengumumkan hasilnya.

13. Mengumumkan hasil seri. 14. Mengumumkan pemenang. 15. Kewenangan Wasit tidak hanya terbatas pada area pertandingan tetapi juga

untuk keseluruhan termasuk mengendalikan perilaku pelatih, kontestan lain, atau bagian dari rombongan kontestan yang hadir di area pertandingan.

16. Wasitlah yang memberikan semua perintah dan membuat semua pengumuman.

JURI

Wewenang dan tugas Juri (FUKUSHIN) adalah sebagai berikut:

1. Memberi isyarat pemasukan nilai dan Jogai atas inisiatif mereka sendiri. 2. Mengisyaratkan penilaian mereka terhadap peringatan atau hukuman yang

ditunjukkan oleh Wasit. 3. Menggunakan hak mereka untuk memberikan suara pada setiap keputusan

yang akan diambil.

Para Juri harus secara hati-hati mengamati tindakan para kontestan dan memberi isyarat kepada Wasit pendapat dalam hal-hal berikut:

a) Ketika pemasukan nilai.

b) Ketika seorang kontestan telah keluar dari area pertandingan (Jogai)

c) Ketika diminta oleh Wasit untuk memberikan penilaian atas pelanggaran lainnya.

PENGAWAS PERTANDINGAN

Pengawas Pertandingan (KANSA) akan membantu Manajer Tatami dengan mengawasi pertandingan yang sedang berlangsung. Jika keputusan Wasit dan/atau Juri, tidak sesuai dengan Peraturan Pertandingan, Pengawas Pertandingan akan segera menaikkan bendera merah dan meniup peluitnya. Manajer Tatami akan menginstruksikan Wasit untuk menghentikan pertandingan dan memperbaiki kesalahan yang terjadi.

Catatan yang disimpan dalam pertandingan akan menjadi catatan resmi setelah disetujui oleh Pengawas Pertandingan.

Sebelum memulai setiap pertandingan, Pengawas Pertandingan akan memastikan bahwa peralatan kontestan dan Karate-Gi sesuai dengan peraturan pertandingan WKF. Sekalipun panitia telah mengecek kontestan sebelum line-up, menjadi tanggung jawab Kansa untuk memastikan bahwa peralatan tersebut sesuai dengan peraturan. Pengawas Pertandingan tidak akan diputar selama pertandingan beregu.

Dalam situasi berikut Kansa akan menaikkan bendera merah dan meniup peluitnya:

Halaman 26 dari 89

Wasit lupa menunjukkan Senshu.

Wasit lupa menganulir Senshu

Wasit memberikan skor kepada Kontestan yang salah.

Wasit memberikan peringatan/hukuman kepada Kontestan yang salah.

Wasit memberi nilai pada kontestan dan sekaligus pelanggaran Kategori 2 melebih lebihkan cedera kepada lawannya.

Wasit memberikan skor kepada kontestan dan sekaligus pelanggaran Kategori 2 Mubobi kepada lawannya.

Wasit memberikan nilai untuk teknik yang dilakukan setelah Yame atau setelah waktunya habis.

Wasit memberikan nilai yang dibuat kontestan saat berada di luar Tatami.

Wasit memberikan peringatan atau hukuman pasif selama Ato Shibaraku.

Wasit salah memberikan peringatan atau hukuman Kategori 2 selama Ato Shibaraku.

Wasit tidak menghentikan pertarungan ketika ada 2 atau lebih bendera yang menunjukkan nilai atau Jogai untuk kontestan yang sama.

Wasit tidak menghentikan pertandingan saat ada permintaan Video Review oleh pelatih.

Wasit tidak mengikuti mayoritas bendera.

Wasit tidak menghubungi dokter dalam situasi aturan 10 detik.

Wasit melakukan Hantei/Hikiwake padahal Senshu telah diperoleh.

Juri salah memegang bendera.

Papan Nilai tidak menunjukkan informasi yang benar.

Teknik yang diminta oleh pelatih dilakukan setelah Yame atau setelah waktunya habis.

Dalam situasi berikut Kansa tidak akan terlibat dengan keputusan Panel Wasit:

Juri tidak memberi tanda untuk mendapatkan nilai.

Juri tidak memberi bendera untuk Jogai.

Juri tidak mendukung Wasit saat meminta peringatan atau hukuman Kategori 1 atauKategori 2.

Tingkat kontak Kategori 1 yang diputuskana panel.

Tingkat peringatan atau hukuman Kategori 2 yang diputuskan panel.

Kansa tidak memiliki suara atau wewenang dalam hal penilaian seperti apakah skor itu valid atau tidak.

Jika Wasit tidak mendengar bel tanda waktu habis, Pengawas Nilai yang

PENGAWAS NILAI

Pengawas Nilai akan mencatat nilai yang diberikan oleh Wasit dan pada saat yang bersamaan mengawasi tindakan pencatat waktu dan pencatat nilai yang ditunjuk.

PENJELASAN:

I. Bila 2 Juri atau lebih menunjukkan nilai atau Jogai untuk kontestan yang sama, Wasit akan menghentikan pertandingan tersebut dan memberikan keputusan yang sesuai. Jika Wasit gagal menghentikan pertandingan, Pengawas

Halaman 27 dari 89

Pertandingan akan menaikkan bendera merah dan meniup peluitnya. Ketika Wasit memutuskan untuk menghentikan pertandingan tersebut dengan alasan lain selain sebuah sinyal yang diberikan oleh dua atau lebih Juri, dia akan memanggil "YAME" pada saat bersamaan dengan menggunakan sinyal tangan yang sesuai. Juri kemudian akan memberi sinyal pendapat mereka dan Wasit akan memberikan keputusan yang disepakati 2 Juri atau lebih tersebut.

II. Jika kedua kontestan sama-sama mendapatkan nilai, peringatan atau

hukuman yang ditunjukkan oleh 2 Juri atau lebih, kedua kontestan akan mendapatkan poin, peringatan atau hukuman yang sesuai

III. Jika seorang kontestan memiliki nilai, peringatan atau hukuman yang ditunjukkan

oleh lebih dari 1 Juri dan nilai atau hukuman tersebut berbeda antara Juri, nilai yang lebih rendahlah yang akan diterapkan bila tidak ada mayoritas pendapat dal hal level nilai, peringatan atau hukuman yang sama

IV. Jika ada keputusan mayoritas, meskipun masih ada perbedaan pendapat,di

antara Juri untuk satu tingkat nilai, peringatan atau hukuman, mayoritas pendapatlah yang akan diambil (mengesampingkan prinsip penerapan skor terendah, peringatan atau hukuman).

V. Saat HANTEI, 4 Juri dan Wasit masing-masing memiliki 1 suara.

VI. Pengawas Pertandingan berperan memastikan bahwa nomor atau kelas yang

dipertandingkan dilakukan sesuai dengan Peraturan Pertandingan. Dia tidak bertindak sebagai Juri tambahan, tidak memiliki suara, dan juga tidak memiliki wewenang dalam hal penilaian, seperti sah atau tidaknya sebuah nilai atau jika terjadi JOGAI. Tanggung jawab satu-satunya adalah dalam hal prosedur. Pengawas Pertandingan tidak akan diputar selama pertandingan beregu.

VII. Jika Wasit tidak mendengar bel tanda waktu habis, Pengawas Nilai akan meniup

peluitnya.

VIII. Ketika menjelaskan dasar pengambilan keputusan setelah pertandingan, Juri

dapat berbicara kepada Manajer Tatami, Komisi Wasit, atau Juri Banding. Mereka tidak boleh menjelaskannya kepada orang lain.

IX. Seorang Wasit berdasarkan kewenangannya, boleh melarang ke dalam area

pertandingan seorang pelatih yang tidak mau menyesuaikan diri untuk perilaku yang baik, atau menurut pendapat Wasit mengganggu pelaksanaan pertandingan, dan Wasit boleh menunda kelanjutan pertandingan sampai pelatihnya berperilaku baik. Kewenangan Wasit tersebut meluas juga kepada anggota lain rombongan kontestan yang saat itu sedang di lapangan pertandingan.

Halaman 28 dari 89

PASAL 13 : MEMULAI, MENUNDA DAN MENGAKHIRI PERTANDINGAN

1. Istilah dan isyarat gerak yang digunakan oleh Wasit dan Juri dalam menjalankan pertandingan harus sebagaimama dijelaskan dalam Lampiran 1 dan 2.

2. Wasit dan Juri harus mengambil posisi yang ditentukan bagi mereka yang diikuti

saling hormat diantara para kontestan yang telah megambil tempat di tengah- tengah bagian matras yang telah disediakan untuk mereka; Wasit akan meneriakkan "SHOBU HAJIME!" dan pertandingan akan dimulai.

3. Wasit akan menghentikan pertandingannya dengan meneriakkan "YAME". Jika

perlu, Wasit akan memerintahkan kontestan untuk menempati posisi semula (MOTO NO ICHI).

4. Ketika Wasit kembali ke posisinya, para Juri akan menunjukkan pendapat

mereka melalui sebuah isyarat. Jika ada nilai yang akan diberikan, Wasit mengidentifikasi kontestan (AKA atau AO), area tersebut diserang, dan kemudian memberi nilai sesuai dengan siyarat tubuh yang sudah ditentukanWasit kemudian melanjutkan kembali pertandingan dengan meneriakkan "TSUZUKETE HAJIME".

5. Ketika salah satu kontestan telah memimpin 8 nilai secara bersih selama

pertandingan tersebut (selisih 8 nilai), Wasit akan meneriakkan "YAME" dan memerintahkan kontestan kembali ke titik awal masing-masing. Pemenangnya kemudian diumumkan dengan cara Wasit tangan di sisi pemenang dan meneriakkan "AO (AKA) NO KACHI". Pertandingan berakhir pada saat ini.

6. Bila waktu habis, kontestan yang memiliki nilai paling banyak dinyatakan

sebagai pemenang, ditunjukkan oleh Wasit denganmengangkat tangan di sisi pemenang, dan menyatakan "AO (AKA) NO KACHI". Pertandingan berakhir pada saat ini.

7. Ketika terjadi seri, Panel Wasit (Wasit dan 4 Juri) akan memutuskan hasil

pertandingan dengan HANTEI. 8. Wasit akan meneriakkan "YAME!" dan menghentikan pertandingan saat

menghadapi situasi sebagai berikut: a. Bila salah 1 atau kedua kontestan berada di luar area pertandingan. b. Saat Wasit memerintahkan kontestan untuk mengatur karate-gi atau

peralatan pelindung. c. Saat kontestan melanggar peraturan. d. Ketika Wasit menganggap bahwa salah 1 atau kedua kontestan tidak dapat

melanjutkan pertandingannya karena cedera, penyakit, atau sebab lainnya. Dengan memperhatikan pendapat dokter turnamen tersebut, Wasit akan memutuskan apakah pertandingan dapat dilanjutkan atau tidak.

e. Saat salah 1 kontestan mencengkeram lawan dan tidak segera melakukan teknik susulan atau jatuhan.

f. Ketika salah 1 atau kedua kontestan jatuh atau dijatuhkan dan tidak ada 1 kontestan pun yang berhasil segera menindaklanjuti dengan teknik bernilai.

g. Ketika kedua kontestan saling menangkap atau merangkul satu sama lain tanpa segera berhasil melakukan jatuhan atau teknik bernilai.

Halaman 29 dari 89

h. Bila kedua kontestan saling mengadu dada tanpa segera berhasil melakukan jatuhan atau teknik bernilai.

i. Saat kedua kontestan tersebut tidak berdiri setelah jatuh atau dijatuhkan dan mulai bergulat.

j. Saat 2 Juri atau lebih menunjukkan isyarat nilai atau JOGAI untk kontestan yang sama.

k. Ketika, menurut pendapat Wasit, ada nilai yang dicetak atau terjadi pelanggaran - atau situasi lain yang mengharuskan menghentikan pertandingan untuk alasan keselamatan.

l. Saat diminta melakukannya oleh Manajer Tatami.

PENJELASAN:

I. Saat memulai pertandingan, Wasit terlebih dulu memanggil kontestan menempati garis mulai. Jika seorang kontestan memasuki area sebelum waktunya, mereka harus diberi isyarat untuk kembali ke garis mulai. Para kontestan harus saling memberi hormat dengan benar satu sama lain - anggukan cyang terlalu epat adalah tidak sopan dan tidak pantas. Wasit dapat memerintahkan saling memberi hormat apabila tidak ada satupun kontestan yang melakukannya, dengan memberi isyarat seperti ditunjukkan pada Lampiran 2 Peraturan.

II. Saat memulai kembali pertandingan ulang, Wasit harus memeriksa bahwa kedua kontestan berada pada garis mereka masing-masing dan dengan sikap yang tenang. Kontestan yang melompat-lompat, gelisah atau sikap tidak tenang lainnya harus ditenangkan sebelum pertandingan bisa dimulai kembali. Wasit harus memulai kembali pertandingan dengan penundaan sesingkat mungkin.

Kontestan harus saling menghormat di awal dan akhir setiap pertandingan.

Halaman 30 dari 89

PERATURAN

KATA

PERATURAN

KATA

Halaman 31 dari 89

PASAL 1 : AREA PERTANDINGAN KATA

1. Area Pertandingan harus disetujui oleh WKF berbentuk matras persegi, dengan sisi delapan meter (diukur dari luar) dengan tambahan satu meter di semua sisi sebagai area aman. Akan ada area keamanan yang jelas dua meter di setiap sisi. Apabila area Pertandingan di tinggikan, maka area keamanan harus ditambah (1) meter di setiap sisi.

2. Matras harus memiliki warna seragam dengan pengecualian bahwa luar dari matras 8 meter x 8 meter itu harus memiliki warna yang berbeda.

3. Juri dan Teknisi Perangkat Lunak ditempatkan berdampingan di meja di ujung matras menghadap Kontestan dengan Juri kepala (Juri no.1) paling dekat dengan Teknisi Perangkat Lunak yang duduk di ujung meja.

PENJELASAN: I. Tidak boleh ada pemasangan iklan, dinding, pilar dll. Dalam jarak satu meter dari

perimeter luar area aman. II. Matras yang digunakan harus non-slip dan menempel dilantai dengan tepat tetapi

memiliki co-efisien rendah gesekan pada permukaan atas. Tatami Manger harus memastikan bahwa matras tidak bergerak terpisah selama Pertandingan, karena celah menyebabkan cedera dan merupakan bahaya. Matras yang digunakan harus disetujui WKF.

PASAL 2 : PAKAIAN RESMI

1. Kontestan dan Pelatih mereka harus mengenakan pakaian resmi sebagaimana didefinisikan di sini.

2. Komisi Wasit dapat membatalkan setiap pelatih atau kontestan yang tidak

mematuhi peraturan ini. JUDGES

1. Para juri harus mengenakan seragam resmi yang ditetapkan oleh Komisi Wasit.

Seragam ini harus dipakai di semua turnamen, briefing, dan kursus. 2. Seragam resmi adalah sebagai berikut:

Blazer biru navy-breasted (kode warna 19-4023 TPX).

Kemeja putih dengan lengan pendek.

Dasi resmi, dikenakan tanpa tiepin. Peluit hitam.

Tali putih untuk peluit.

Celana abu-abu terang tanpa dilipat keluar. (Lampiran 9).

Kaus kaki biru atau hitam gelap polos dan sepatu anti slip hitam untuk digunakan di area pertandingan.

Juri Wanita dapat mengenakan jepit rambut dan pelindung kepala sesuai aliran Agama yang disetujui oleh WKF dan anting-anting yang menempel ditelinga

Para juri dibolehkan mengenakan cincin kawin yang polos.

Halaman 32 dari 89

3. Untuk Olimpiade, Youth Olympic Games, Continental Games dan acara multisport lainnya di mana seragam olahraga khusus disediakan untuk juri dengan biaya LOC dengan nuansa & tampilan acara tertentu. Seragam resmi untuk juri dapat diganti dengan seragam umum tersebut, asalkan diminta secara tertulis kepada WKF oleh penyelenggara acara dan secara resmi disetujui oleh WKF.

KONTESTAN

1. Kontestan harus memakai karategi putih tanpa garis-garis, atau sulaman pribadi selain khusus diizinkan oleh WKF EC. Lambang Nasional atau bendera Negara akan dikenakan pada dada kiri jaket dan tidak boleh melebihi ukuran keseluruhan 12 cm kali 8 cm (lihat Lampiran 7). Hanya label produsen asli yang boleh ditampilkan di karategi. Selain itu, identifikasi yang dikeluarkan oleh Panitia Pelaksana akan dikenakan di belakang. Kontestan harus mengenakan sabuk merah untuk Aka dan biru untuk Ao sesuai dengan group mereka. Sabuk harus sekitar lima sentimeter dan panjangnya cukup untuk memungkinkan lima belas sentimeter bebas di setiap sisi simpul, tetapi tidak lebih dari tiga perempat panjang paha. Sabuk harus tanpa sulaman pribadi atau iklan atau tanda selain label dari pabrikan.

2. Meskipun paragraf 1 di atas, Komite Eksekutif dapat mengesahkan tampilan label khusus atau merek dagang dari sponsor yang disetujui.

3. Karategi ketika dikencangkan di pinggang dengan sabuk, harus memiliki panjang minimum yang menutupi pinggul, tetapi tidak boleh lebih dari tiga perempat panjang paha. Kontestan Wanita dapat mengenakan T-shirt putih polos di dalam baju Karate. Ikatan baju karate harus diikat. Baju karate tanpa ikatan tidak dapat digunakan.

4. Panjang maksimal lengan baju karatet tidak boleh lebih panjang dari belokan pergelangan tangan dan tidak lebih pendek dari setengah lengan bawah. Lengan baju karate tidak boleh digulung.

5. Celana karate harus cukup panjang untuk menutupi setidaknya dua pertiga dari tulang kering dan tidak boleh mencapai di bawah pergelangan kaki. kaki Celana tidak boleh digulung.

6. Kontestan harus menjaga rambut mereka bersih dan memotong dengan panjang yang tidak menghalangi kelancaran kinerja kata. Hachimaki (ikat kepala) tidak akan diizinkan. Jika Wasit menganggap rambut Kontestan terlalu panjang dan / atau tidak bersih, dia dapat membatalkan Kontestan dari pertandingan. Hair slides dilarang, begitu juga metal hairgrips. Pita, manik-manik dan dekorasi lainnya dilarang. Satu atau dua karet gelang pada satu ekor kuda diperbolehkan.

7. Kontestan dapat menggunakan hijab yang diwajibkan secara agama yang disetujui oleh WKF: Kain hitam yang menutupi rambut, tetapi bukan daerah tenggorokan.

8. Kontestan tidak boleh memakai benda-benda logam atau lainnya. 9. kacamata dilarang. Lensa kontak lunak dapat dikenakan dengan risiko ditanggung

oleh Kontestan sendiri 10. Penggunaan pakaian, pakaian, atau perlengkapan yang tidak sah adalah

terlarang. 11. Merupakan tugas dari Pengawas Pertandingan untuk memastikan sebelum

pertandingan dilaksanakan pakaian digunakan oleh Peserta pertandingan. (Kejuaraan Kontinental, Internasional, atau Kejuaraan Nasional, harus dicatat bahwa pakaian yang disetujui WKF, harus diterima dan tidak dapat ditolak).

12. Penggunaan perban, balutan, atau penyangga karena cedera harus disetujui oleh Juri Kepala atas saran dari Turnamen Dokter.

Halaman 33 dari 89

PELATIH

1. Pelatih harus setiap saat selama turnamen, memakai olahraga resmi Federasi Nasional

mereka dan menampilkan identifikasi resmi mereka dengan pengecualian pada saat

pertandingan untuk perebutan medali dalam acara WKF resmi, di mana Pelatih laki-laki

wajib mengenakan jas gelap, kemeja dan dasi - Sementara Pelatih wanita dapat memilih

untuk mengenakan gaun, celana panjang atau kombinasi jas dan rok dalam warna gelap.

Pelatih Wanita dapat memakai hijab yang diwajibkan Agama dan Disetujui WKF begitu

pula untuk Wasit dan Juri.

PENJELASAN I. Jika Kontestan datang ke arena yang tidak berpakaian dengan pantas, dia tidak

akan langsung didiskualifikasi; tetapi sebaliknya akan diberikan satu menit untuk memperbaiki masalah.

II. Jika Komisi Wasit setuju, juri dapat diizinkan untuk membuka blazer mereka.

III. Jaket karategi tidak bisa dilepaskan selama pertunjukan Kata.

PASAL 3 : ORGANISASI PERTANDINGAN KATA

CATATAN: Organisasi kompetisi kata Olympic berbeda dari PASAL 3 ini dan tunduk pada prosedur organisasi yang dijelaskan dalam LAMPIRAN 15.

1. Pertandingan Kata terdiri dari pertarungan tim dan individu. Pertandingan tim

terdiri dari kompetisi antara tim masing-masing tim tiga orang. Setiap tim secara eksklusif laki-laki, atau secara eksklusif perempuan. Kompetisi Kata Individu terdiri dari pertandingan individu dalam divisi pria dan wanita yang terpisah.

2. Untuk WKF World dan Continental Championships, empat Peraih medali (emas,

perak dan dua perunggu) dari pertandingan sebelumnya akan diunggulkan.(seeded). Untuk Karate 1 - Premier League, Delapan kontestan peringkat teratas dalam Peringkat Dunia WKF pada pertandingan sebelumnya Hak sebagai atlit yang diunggulkan tidak akan hilang atau turun ke tempat yang lebih rendah apabila tidak adanya Kontestan yang memenuhi syarat untuk diunggulkan.

3. Jumlah kontestan akan menentukan jumlah kelompok untuk memfasilitasi putaran

eliminasi. 4. Sistem eliminasi yang digunakan untuk kata adalah membagi Kontestan (individu

atau tim) dalam kelompok dengan jumlah yang sama delapan (dengan pengecualian dijelaskan untuk kurang dari 11 atau lebih dari 96) dan untuk masing- masing putaran mengeliminasi jumlah Peserta pertandingan per grup hingga 4 orang untuk di teruskan ke babak berikutnya - sampai hanya dua grup kontestan (individu atau tim) yang tersisa, dimana para kontestan dengan skor tertinggi di

Halaman 34 dari 89

masing-masing dari dua kelompok masing-masing diadu satu sama lain. untuk tempat pertama (yang kalah mengambil tempat ke-2) dan kontestan yang memiliki skor tertinggi kedua di masing-masing dua kelompok diadu dengan skor tertinggi ketiga digrup lain untuk bersaing untuk dua tempat ketiga (final perunggu).

• Jika ada 3 atau kurang Kompetitor, satu kata dilakukan untuk menentukan

yang pertama melalui tempat ke-3.

• Dengan 4 Kontestan, dua grup dari dua dibentuk untuk putaran pertama dan dua pemenang

• bertemu untuk bersaing untuk 1 sementara dua yang kalah ditempatkan di

posisi ke-3.

• Dengan 5-10 kontestan dibagi dua kelompok dan tiga skor tertinggi dari masing-masing kelompok melanjutkan ke pertandingan perebutan medali. Kelompok ini kemudian akan mengikuti prosedur normal bahwa Peserta pertandingan yang memiliki skor tertinggi untuk setiap grup akan bersaing untuk peringkat 1 dan 2 - dan nomor 2 akan bertemu dengan nomor 3 dari kelompok lain dan sebaliknya - kecuali hanya ada 5 anggota kelompok kontestan dalam hal ini jumlah 3 kontestan di grup yang lebih besar akan memenangkan tempat ke-3nya di bye (walk-over).

• Jika jumlah Kontestan, adalah 11-24, dua kelompok terbentuk. Setelah kata

pertama, 4 Kontestan teratas membentuk dua kelompok empat, setelah itu kata kedua akan menentukan peringkat untuk 6 Kontestan (3 dari masing- masing kelompok) yang akan melanjutkan untuk bersaing di putaran ketiga untuk medali dengan cara seperti biasa biasa.

5. Jumlah dasar Kompetitor per grup adalah 8 - tetapi apbila jumlah kontestan

melebihi 64, tetapi di bawah 97, jumlah kontestan melebihi 64 didistribusikan di atas 8 grup hingga maksimum 12 per grup.

6. Jika jumlah Peserta Kompetisi menjadi 97 atau lebih, jumlah kelompok digandakan

menjadi 16 - memberikan jumlah Peserta Kompetisi per grup yang berkurang - namun tetap memilih empat pertama dari setiap kelompok yang meninggalkan 8 grup dari 8 Kontestan (total 64 Kontestan ) untuk ronde selanjutnya.

7. Panel juri yang sama harus digunakan untuk semua Peserta Kompetisi dalam satu

grup untuk setiap putaran tunggal. 8. Tidak akan ada repechage yang diterapkan kecuali jika ditentukan secara khusus

untuk Pertandingan tertentu. 9. Kontestan Individu atau tim yang tidak menampilkan diri ketika dipanggil akan

didiskualifikasi (KIKEN) dari kategori tersebut. Disqualifikasi dengan Kiken artinya bahwa kontestan didiskwalifikasi dari kategory, sehingga tidak berakibat kepada keikutsertaannya pada kategory lain.

Halaman 35 dari 89

10. Dalam pertandingan perebutan medali pada Kata beregu, tim akan menampilkan kata pilihannya dengan cara seperti biasa. Mereka akan menampilkan pengertian dari Kata (Bunkai) total waktu yang dibolehkan untuk kombinas KATA dan BUNKAI adalah 5 menit pencatat waktu resmi akan memulai penghitungan anggotakan tim melakukan hormat saat mulai main kata akan berhenti pada saat hormat terakhir setelah Bunkai, Tim yang tidak menghormat pada saat mulai dan setelah selesai semua penampilan atau melebihi waktu 5 menit yang diijinkan akan di diskwalifikasi. Penggunaan peralatan tradisional dan peralatan tambahan tidak dibolehkan.

PENJELASAN

I. Tabel berikut adalah ringkasan dari jumlah pool dan group sesuai dengan jumlah kontestan :

Jumlah

Kontestan Jumlah Group

Jumlah dari Kata Yang

ditampilkan

Kontestan pada Putaran ke Dua

2 1 1 Nol (Tidak ada Putan ke dua)

3 1 1 Nol (Tidak ada Putan ke dua)

4 2 2 Perebut: Medali (hanya untuk emas)

5-10 2 2 Perebutan Medali

11-24 2 3 8 Kontestan

25-48 4 4 16 Kontestan

49-96 8 4 32 Kontestan

97 Lebih 16 5 64 Kontestan

ADAPTASI MANUAL SISTEM PENILAIAN KATA

Untuk kompetisi di mana sistem penilaian kata elektronik tidak tersedia, penggunaan papan skor tangan manual dapat digunakan. Dalam hal ini, signal untuk menampilkan papan skor akan diberikan oleh juri kepala dengan meniup peluitnya, dan kemudian memberikan signal kedua peluit setelah penyiar mengumumkan semua skor. Tujuh juri untuk panel penilaian dipilih oleh Manajer Tatami atau Asisten Manajer Tatami.

Selain itu, hanya satu skor yang diberikan untuk menyertakan kinerja teknis dan atletik. Para juri harus mengingat sendiri untuk menghitung 70% untuk kinerja teknis dan 30% untuk kinerja atletik.

Setiap seri yang menggunakan sistem manual cara adalah dengan meminta para kontestan (atau tim) yang bersangkutan untuk melakukan kata tambahan yang berbeda di mana para juri diwajibkan untuk membedakan skor mereka untuk memutuskan seri. Untuk kejuaraan nasional penggunaan sistem bendera sebagaimana aturan kata yang dikeluarkan 1.1.2018 diizinkan sebagai peraturan transisi hingga 31. Desember 2019.

Halaman 36 dari 89

PASAL 4 : PANEL JURI

1. Untuk semua Pertandingan WKF resmi, panel tujuh juri untuk setiap putaran akan ditentukan oleh pemilihan acak yang menggunakan program komputer.

2. Untuk setiap matras, seorang juri ditunjuk sebagai juri kepala dan akan memimpin

dalam melakukan komunikasi yang diperlukan dengan teknisi Perangkat Lunak dan menangani masalah yang tidak terduga di antara para juri

3. Pengalokasian juri dan alokasi panel untuk putaran eliminasi: Sekretaris RC akan

memfasilitasi teknisi Perangkat Lunak yang menangani sistem gambar elektronik daftar yang berisi juri yang tersedia per tatami. Daftar ini dilakukan oleh Sekretaris RC setelah undian Peserta Kompetisi selesai dan di akhir pengarahan wasit. Daftar ini hanya boleh memuat juri yang hadir di pengarahan (breefing) dan harus mematuhi kriteria yang disebutkan di atas. Kemudian untuk pengambilan Juri, Teknisi Perangkat Lunak akan memasukkan daftar dalam sistem dan tujuh Juri dari setiap penempatan tatami akan dipilih secara acak sebagai panel juri yang dialokasikan untuk setiap pertandingan.

Untuk pertandingan perebutan medali, Manajer Tatami akan menyerahkan kepada Ketua Komisi Wasit dan Sekretaris Komisi Wasit dengan daftar yang berisi juri yang tersedia dari tatami mereka sendiri setelah pertandingan terakhir babak eliminasi selesai. Setelah daftar disetujui oleh Ketua komisi wasit, akan diberikan kepada Teknisi Perangkat Lunak agar dapat dimasukkan ke dalam sistem. Sistem kemudian akan secara acak mengalokasikan panel juri, yang hanya akan berisi 7 juri untuk setiap tatami.

4. Selain Teknisi Perangkat Lunak, dan Penyiar hasil - untuk pertandingan Kata

Beregu panel untuk perebutan medali juga dibantu oleh Pencatat Waktu yang mengawasi waktu.

5. Seperti yang sudah ditentukan bahwa , Penyiar dan Teknisi Perangkat Lunak yang

mengoperasikan sistem elektronik penilaian Kata dipegang oleh orang yang sama.

6. Selanjutnya, penyelenggara harus menyediakan petugas untuk setiap area

pertandingan yang mengerti dengan daftar kata WKF untuk mengumpulkan dan merekam kata yang dipilih oleh kontestan sebelum setiap putaran dan membawa daftar ke teknisi Perangkat Lunak. Manajer Tatami bertanggung jawab untuk mengawasi pengoperasian petugas tersebut.

7. Untuk kompetisi yang tidak termasuk dalam peringkat WKF, jumlah juri per panel

dapat dikurangi menjadi lima. Dalam kasus seperti itu, hanya skor tertinggi dan terendah yang dihilangkan dari total.

Halaman 37 dari 89

PENJELASAN:

I. Semua juri dan Teknisi Perangkat Lunak ditempatkan di baris di depan meja resmi, sebaiknya di belakang satu meja.

II. Juri Kepala akan duduk paling dekat dengan Teknisi Perangkat Lunak yang duduk

paling ujung dari meja

PASAL 5 : CRITERIA PENILAIAN

5.1 Daftar kata resmi Hanya kata dari daftar kata resmi yang dapat ditampilkan

Halaman 38 dari 89

Catatan: Nama beberapa kata terdapat duplikasi/sama karena variasi tradisi dalam ejaan dalam Romanisasi. Beberapa contoh kata dapat dikenal dengan nama yang berbeda dari style (Ryu-ha) untuk style, - dan dalam hal tertentu nama yang identik mungkin sebenarnya kata yang berbeda dari style ke style

5.2 Penilaian

Dalam menilai penampilan dari kontestan atau tim, Juri akan mengevaluasi penampilan berdasarkan dua kriteria utama (kinerja teknis dan kinerja atletik).

Kinerja dievaluasi dari titik mulai kata sampai titik mengakhiri kata dengan pengecualian pertandingan perebutan medali kata beregu, di mana penampilan serta ketepatan waktu dimulai pada saat hormat di awal kata dan berakhir ketika pemain membungkuk (menghormat) setelah menyelesaikan Bunkai.

Variasi kecil seperti yang diajarkan oleh style kontestan (Ryu-Ha) Karate akan diizinkan. kontestan harus melakukan Kata yang berbeda di setiap putaran. Setelah Kata ditampilkan tidak bisa diulang - bahkan jika digunakan sebagai tie-breaker. Hanya kata yang terdaftar dalam daftar kata di atas yang diizinkan.

5.3 Sistem poin

Kinerja Teknis dan Kinerja Atletik diberikan skor terpisah menggunakan skala yang sama dari 5.0 hingga 10.0 dengan kenaikan sebesar (0.2) - di mana 5.0 merupakan nilai terendah untuk kata yang diterima seperti yang dilakukan ( dapat menyelesaikan Kata) dan 10.0 menunjukkan kinerja yang sempurna. Diskualifikasi ditunjukkan dengan skor 0,0.

Sistem ini akan menghilangkan dua skor tertinggi dan dua terendah untuk masing- masing kinerja teknis dan kinerja atletik dan menghitung skor total yang dihitung 70% untuk kinerja teknis dan 30% untuk kinerja atletik.

Bunkai harus diberikan sama pentingnya dengan kata itu sendiri.

5.4 Menyelesaikan seri

Dalam hal kontestan mendapatkan jumlah poin yang sama, harus ditentukan dengan melakukan kata tambahan untuk menentukan hasil kontestan mana yang lebih baik dari yang lain.

Seri hanya diselesaikan ketika diperlukan untuk menentukan kontestan mana yang akan melanjutkan ke babak berikutnya - atau untuk menentukan hasil dari perebutan medali.

Meskipun skor dalam pertandingan menentukan hasil seri, skor asli dipertahankan dalam catatan. Skor yang diberikan untuk kata tambahan yang dilakukan untuk menyelesaikan seri . tidak digunakan untuk mengubah urutan Kompetitor lain yang sudah masuk di babak tersebut,

Halaman 39 dari 89

5.5 Kriteria untuk evaluasi

PENAMPILAN KATA PENAMPILAN BUNKAI (Pertandingan Perebutan Medali)

1. Kinerja Teknis

a. Kuda-kuda b. Teknik c. Transisi (Perpindahan) d. Pengaturan waktu e. Pernapasan yang benar f. Fokus (KIME) g. Kesesuaian: Konsistensi dalam

kinerja KIHON Style (Ryu-ha) dalam kata

1. Kinerja Teknis

a. Kuda-kuda b. Teknik c. transisi (Perpindahan gerakan) d. Pengaturan waktu e. Kontrol f. Fokus (KIME) g. Kesesuaian (untuk kata):

Menggunakan gerakan yang sebenarnya seperti yang dilakukan dalam kata.

2. Kinerja Atletik

a. Kekuatan

b. Kecepatan

c. Keseimbangan

2. Kinerja Atletik

a. Kekuatan

b. Kecepatan

c. Keseimbangan

5.6 Diskualifikasi Kontestan atau tim dapat didiskualifikasi karena salah satu alasan berikut: 1. Menampilkan kata yang salah atau mengumumkan kata yang salah. 2. Gagal menghormat di awal dan setelah menyelesaikan penampilan kata.

3. Jeda atau berhenti pada saat menampilkan Kata

4. Interferensi dengan fungsi para juri (seperti juri harus pindah karena alasan keamanan atau melakukan kontak fisik dengan seorang Hakim).

5. Sabuk terjatuh selama penampilan 6. Melebihi batas waktu total durasi 5 menit untuk Kata dan Bunkai. 7. Melakukan teknik guntingan ke daerah leher di Bunkai (Jodan Kani Basami) 8. Kegagalan untuk mengikuti instruksi dari juri kepala atau pelanggaran lainnya.

Halaman 40 dari 89

5.7 Kesalahan Pelanggaran berikut, jika jelas, harus dipertimbangkan:

a. Kehilangan sedikit keseimbangan

b. Melakukan gerakan dengan cara yang salah atau tidak lengkap seperti kegagalan

untuk sepenuhnya mengeksekusi tangkisan atau memukul kearah target. c. Gerakan kekompakan, seperti melakukan teknik sebelum transisi tubuh selesai,

atau dalam kasus kata tim; gagal melakukan gerakan serempak. d. Penggunaan isyarat yang dapat didengar (dari orang lain, termasuk anggota tim

lainnya) atau sandiwara seperti mengentakkan kaki, menampar dada, lengan, atau karategi, atau bernapas yang tidak pantas, harus dianggap pelanggaran yang sangat serius oleh juri dalam evaluasi mereka terhadap penampilan kata tersebut pada tingkat yang sama seperti orang akan menghukum kehilangan keseimbangan .

e. Sabuk terlepas longgar jika lepas dari pinggul selama pertunjukan.

f. Mengulur waktu, termasuk berjalan dengan lambat, membungkuk berlebihan atau berhenti berkepanjangan sebelum memulai pertunjukan.

g. Menyebabkan cedera karena kurangnya teknik yang dikontrol selama Bunkai.

PENJELASAN:

I. Kata bukanlah pertunjukan tari atau teatrikal. Itu harus mematuhi nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional. Itu harus realistis dalam istilah perkelahian dan menampilkan konsentrasi, kekuatan, dan dampak potensial dalam tekniknya. Itu harus menunjukkan kekuatan, dan kecepatan - serta keanggunan, irama, dan keseimbangan.

II. Bermain tidak sadar saat melakukan Bunkai dengan gerakan yang tidak pantas:

Setelah ditundukkan, kontestan harus menaikkan ke satu lutut atau berdiri. III. Dalam Kata beregu, ketiga anggota tim harus memulai Kata yang menghadap ke

arah yang sama dan menghadap para juri kepala.

IV. Anggota tim harus menunjukkan kompetensi dalam semua aspek penampilan

Kata, serta sinkronisasi.

V. Ini adalah tanggung jawab sepenuhnya dari Pelatih atau kalau Pelatih tidak ada,

Kontestan , untuk memastikan bahwa Kata yang didaftarkan untuk dimainkan sesuai untuk putaran tertentu.

VI. Meskipun melakukan teknik gunting ke leher (Kani Basami) dalam melakukan

Bunkai dilarang, tapi teknik gunting ke tubuh diizinkan.

Halaman 41 dari 89

VII. Ketika menyelesaikan seri skor asli Kompetitor dipertahankan. Pertimbangan dari skor lain untuk menentukan pemenang antara skor yang sama kontestan tidak mengubah skor resmi.

VIII. Contoh hasil penilaian:

Juri 1 Juri 2 Juri 3 Juri 4 Juri 5 Juri 6 Juri 7 Total Fakto r

Hasil

Kinerja teknik

8.0

8.2

7.8

7.8

8.4

8.4

8.2

24.4

0.7

17.10

Kinerja Atletik

7.8

8.2

7.8

8.2

8.2

8.4

8.4

24.6

0.3

7.38

Total : 24.48

IX. Untuk kompetisi yang tidak termasuk WKF World Ranking atau Olympic standing, jumlahnya juri dapat dikurangi menjadi 5 - dalam hal ini hanya skor tertinggi dan terendah Kontestan dieliminasi sebagai pengganti dari dua score tertinggi dan dua terendah.

PASAL 6 : PELAKSANAAN PERTANDINGAN

1. Kontestan - atau tim - ditentukan dalam kelompok delapan per area kompetisi. 2. Sebelum setiap putaran kontestan atau tim harus menyerahkan kata pilihan

mereka kepada Petugas yang ditugaskan yang akan menyampaikan informasi kepada Operator Perangkat Lunak dari sistem penilaian elektronik.

3. Pada awal setiap putaran kontestan, atau tim, akan berbaris di perimeter area

pertandingan yang berhadapan dengan para juri. (Sebuah Putaran harus dipahami sebagai salah satu penampilan dari semua Kontestan dalam grup.) Menghormat, diawali "SHOMEN NI REI" - dan kemudian; "OTAGAI NI REI", Kompetitor kemudian akan mundur dari Area Pertandingan.

4. Ketika dipanggil, setiap kontestan - atau tim - akan maju ke titik awal untuk Kata.

5. Titik awal untuk pertunjukan adalah di mana saja dalam perimeter area kompetisi.

6. Setelah hormat Peserta pertandingan harus mengumumkan dengan jelas nama

Kata yang harus ditampilkan dan kemudian memulai penampilan. 7. Pada akhir penampilan, yang ditandai dengan hormat terakhir dalam kata,

kontestan harus menunggu pengumuman hasil penilaian, membungkuk, dan kemudian meninggalkan Tatami.

8. Di akhir setiap grup, semua kontestan dari grup tersebut akan berbaris - dan

operator (pembicara) akan mengumumkan empat teratas yang akan lolos ke babak berikutnya. Nama dari empat teratas akan ditampilkan di monitor. Kompetitor kemudian akan membungkuk dan meninggalkan Arena

Halaman 42 dari 89

9. Sebelum perebutan medali, operator akan mengumumkan 3 Kontestan teratas dari masing-masing dua kelompok yang akan mengikuti perebutan medali

PENJELASAN:

I. Titik awal untuk kinerja Kata berada dalam batas area kompetisi.

II. Untuk ilustrasi skematik tempat-tempat yang diperoleh dalam kompetisi kata

sesuai dengan aturan WKF reguler lihat APPENDIX 16: PREMIER LEAGUE KATA COMPETITION.

PASAL 7: PROTES RESMI

1. Tidak seorang pun boleh protes tentang penilaian kepada para anggota Panel JURI

2. Jika prosedur penilaian tampaknya melanggar aturan, Pelatih kontestan atau

perwakilan resminya adalah satu-satunya yang diizinkan melakukan protes. 3. Protes akan mengambil bentuk laporan tertulis yang diserahkan segera setelah

pertandingan di mana protes itu dibuat. (Satu-satunya pengecualian adalah ketika protes menyangkut kesalahan administrasi. Manajer Tatami harus diberitahu segera kesalahan administrasi (terdeteksi).

4. Protes harus diserahkan kepada perwakilan dari Juri Banding. Pada waktunya, Juri

akan meninjau keadaan yang mengarah pada keputusan yang diprotes. Setelah mempertimbangkan semua fakta yang tersedia, mereka akan membuat laporan, dan harus diupayakan untuk mengambil tindakan yang mungkin diperlukan.

5. Setiap protes tentang penerapan aturan harus diajukan oleh Pelatih tidak lebih dari

satu menit setelah akhir penampilan. Pelatih akan meminta formulir protes resmi dari Manajer Tatami dan akan memiliki empat menit untuk menyelesaikannya, menandatangani dan menyerahkan kepada Manajer Tatami dengan biaya yang sesuai. Manajer Tatami akan segera menyerahkan formulir protes yang telah diisi kepada seorang wakil dari juri banding yang akan memiliki waktu lima menit untuk membuat keputusan.

6. Pelapor harus menyetor Biaya Protes sebagaimana disetujui oleh WKF EC, dan

ini, bersama dengan protes harus diajukan dengan perwakilan dari Juri Banding. 7. Komposisi Juri Banding

Juri Banding terdiri dari tiga perwakilan Wasit Senior WKF yang ditunjuk oleh Komisi Wasit (RC). Tidak ada dua anggota yang dapat diangkat dari Federasi Nasional yang sama. RC juga harus menunjuk tiga anggota tambahan dengan penomoran yang ditunjuk dari 1 hingga 3 yang secara otomatis akan menggantikan salah satu anggota Dewan Banding yang ditunjuk secara resmi dalam situasi konflik kepentingan di mana anggota juri memiliki kewarganegaraan yang sama atau memiliki hubungan keluarga dan darah atau sebagai mertua dengan salah satu pihak yang terlibat dalam insiden yang diprotes, termasuk semua anggota panel juri yang terlibat dalam insiden yang diprotes.

Halaman 43 dari 89

8. Proses Evaluasi Banding

Adalah tanggung jawab pihak yang menerima protes untuk mengadakan Juri banding dan menyimpan jumlah protes kepada Bendahara.

Setelah persyaratan protes dilengkapi, Juri Banding akan segera melakukan penyelidikan, karena mereka dianggap perlu untuk membuktikan kebenaran protes. Masing-masing dari tiga anggota wajib memberikan putusannya mengenai validitas protes. Golput tidak dapat diterima.

9. Protes yang Ditolak

Jika protes ditemukan tidak sah, Juri Banding akan menunjuk salah satu anggotanya untuk secara lisan menyampaikan kepada pihak yang protes bahwa protes telah ditolak, menandai dokumen asli dengan kata "DITOLAK", dan ditandatangani oleh masing-masing anggota Juri Banding , sebelum proses itu dilakukan terlebih dahulu menyetor biaya protes kepada Bendahara, dan selanjutnya akan meneruskannya ke Sekretaris Jenderal.

10. Protes yang diterima

Jika protes diterima, juri banding akan bergabung dengan OC atau Panitia dan Komisi Wasit untuk mengambil langkah-langkah seperti yang dapat dilakukan secara praktis untuk memperbaiki situasi termasuk kemungkinan:

• Membalikkan penilaian sebelumnya yang melanggar aturan • Mengeluarkan rekomendasi kepada RC yang melibatkan Hakim dievaluasi untuk

sanksi

Tanggung jawab terletak pada Juri . Permohonan untuk menahan diri dan penilaian yang baik dalam mengambil tindakan yang akan mengganggu program acara secara signifikan. Membalikkan proses eliminasi adalah pilihan terakhir untuk mengamankan hasil yang adil.

Juri Banding akan menunjuk salah satu anggotanya yang akan memberi tahu secara lisan pihak yang protes bahwa protes telah diterima, menandai dokumen asli dengan kata "DITERIMA", dan telah ditandatangani oleh masing-masing anggota Juri Banding , dan Bendahara, akan mengembalikan biaya protes kepada pemrotes, dan selanjutnya menyerahkan dokumen protes kepada Ketua Komisi Wasit.

11. Insiden Laporan

Setelah menangani insiden tersebut dengan cara yang ditentukan di atas, Panel Juri akan menyusun kembali dan menguraikan laporan insiden protes sederhana, menggambarkan temuan mereka dan menyatakan alasan mereka (s) untuk menerima atau menolak protes. Laporan harus ditandatangani oleh ketiga anggota Juri Banding dan diserahkan kepada Ketua Komisi Wasit

12. Kekuasaan dan Batasan

Keputusan dari Juri Banding bersifat final dan hanya dapat ditolak oleh keputusan Eksecutif Committe

Halaman 44 dari 89

13. Banding Juri tidak dapat menjatuhkan sanksi atau hukuman. Fungsi mereka adalah untuk memberikan penilaian atas kebenaran protes dan melakukan tindakan yang diperlukan dari RC dan OC untuk mengambil tindakan perbaikan untuk memperbaiki prosedur Referee yang ditemukan melanggar peraturan.

PENJELASAN:

I. Protes harus memberikan nama-nama Peserta Kompetisi, para Hakim yang memimpin, dan rincian yang tepat dari apa yang sedang diprotes. Tidak ada klaim umum tentang standar keseluruhan yang akan diterima sebagai protes yang sah. Beban membuktikan validitas protes terletak pada pengadu.

II. Protes akan ditinjau oleh Banding Juri dan sebagai bagian dari tinjauan ini, Juri

akan mempelajari bukti yang diajukan untuk mendukung protes. Juri juga dapat mempelajari video dan memberikan pertanyaan kepada panel wasit , dalam upaya untuk secara obyektif memeriksa validitas protes.

III. Jika protes dinyatakan valid oleh Juri Banding, tindakan yang tepat akan diambil.

Selain itu, semua langkah-langkah tersebut akan diambil untuk menghindari berulangnya kesalahan dipertandingan berikutnya Biaya protes yang disetorkan akan dikembalikan oleh Bendahara.

IV. Jika protes dinyatakan tidak Valid oleh Juri Banding, maka akan ditolak, dan

setoran (deposit) tersebut diserahkan kepada WKF.

V. Pertandingan dalam Kelas atau Nomor selanjutnya tidak akan ditunda, bahkan

jika protes resmi sedang dipersiapkan. Adalah tanggung jawab Pengawas Pertandingan untuk memastikan bahwa pertandingan tetap dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pertandingan

VI. Dalam kasus kerusakan administrasi selama putaran berlangsung, Pelatih dapat

langsung memberitahukan Tatami Manager secara langsung. Dan selanjutnya, Manajer Tatami akan memberi tahu Wasit yang bertugas.

Halaman 45 dari 89

LAMPIRAN 1 : ISTILAH-ISTILAH

SHOBU HAJIME Start the Match or Bout After the announcement, the Referee takes a step back.

ATO SHIBARAKU A little more time left An audible signal will be given by the timekeeper 15 seconds before the

actual end of the bout and the Referee will announce “Ato Shibaraku”

YAME Stop Interruption, or end of the bout. As he/she makes the announcement, the

Referee makes a downward chopping motion with his hand

MOTO NO ICHI Original position Competitors and Referee return to their starting positions

TSUZUKETE Fight on Resumption of fighting ordered when an unauthorised interruption occurs

TSUZUKETE HAJIME

Resume fighting – Begin The Referee stands in a forward stance. As he/she says “Tsuzukete” he/she extends his/her arms, palms outwards towards the Competitors. As he/she says“Hajime” he/she turns the palms and brings them rapidly towards one another, at the same time stepping back.

SHUGO Judges called The Referee calls the Judges at the end of the match or bout, or to recommend SHIKKAKU

HANTEI Decision Referee calls for a decision at the end of an inconclusive bout. After a short blast of the whistle, the Judges render their vote by flag signal and the Referee indicates his own vote by raising his arm.

HIKIWAKE Draw In case of a tied bout, the Referee crosses his arms, then extends them with the palms showing to the front.

Halaman 46 dari 89

AKA (AO) NO KACHI

Red (Blue) wins The Referee obliquely raises his/her arm on the side of the winner.

AKA (AO) IPPON Red (Blue) scores three points

The Referee raises his/her arm up at 45 degrees on the side of the scorer

AKA (AO) WAZA- ARI

Red (Blue) scores two points

The Referee extends his/her arm at shoulder level on the side of the score

AKA (AO) YUKO Red (Blue) scores one point

The Referee extends his/her arm downward at 45 degrees on the side of the scorer

CHUKOKU Warning The Referee indicates a Category 1 or 2 offence

KEIKOKU Warning The Referee indicates a Category 1 or 2 offence then points with his/her index finger downwards at 45 degrees in the direction of the offender

HANSOKU-CHUI Warning of disqualification

The Referee indicates a Category 1 or 2 offence then points with his/her index finger horizontally in the direction of the offender.

HANSOKU Disqualification The Referee indicates a Category 1 or 2 offence then points with his/her index finger upwards at 45 degrees in the direction of the offender, and announces a win for the opponent

Halaman 47 dari 89

JOGAI Exit from the match area not caused by the opponent

The Referee points his/her index finger on the side of the offender to indicate to the Judges that the Competitor has moved out of the area.

SENSHU First unopposed point advantage

After awarding the point in the regular fashion, the Referee calls “Aka (Ao) Senshu” while holding lifting his/her bent arm with the palm facing the Referee’ s own face.

SHIKKAKU Disqualification “Leave the Area”

The Referee points first upwards at 45 degrees in the direction of the offender then motions out and behind with the announcement “AKA (AO) SHIKKAKU!” he/she then announces a win for the opponent.

TORIMASEN Annulment

The point or decision is annulled. The Kumite Referee or Kata Chief

Judge crosses his/her hands in a downward movement.

KIKEN Renunciation The Referee points downwards at 45 degrees in the direction of the

Competitor’s or team’s side of the mat.

MUBOBI Self Endangerment The Referee touches his/her face

then turning his/her hand edge forward, moves it back and forth to indicate to the Judges that the Competitor endangered

Halaman 48 dari 89

LAMPIRAN 2 : GESTURE DAN SINYAL BENDERA

ANNO UN CEMEN TS AND GESTURES OF THE REF EREE

SHOMEN-NI- REI

The Referee extends his/her arms palms to the front.

OTAGAI-NI- REI

The Referee motions to the Competitors to bow to the others.

SHOBU HAJIME

“Start the Bout”

After the announcement, the Referee takes a step back.

YAME

“Stop”

Interruption or end of a match or bout. As he/she makes the announcement, the Referee makes a downward chopping motion with his hand.

Halaman 49 dari 89

TSUZUKETE HAJIME

“Resume fighting— Begin”

As he/she says “Tsuzukete”, and standing in a forward stance, theReferee extends his/her arms outward with his/her palms facing the Competitors. As he/she says “Hajime” he/she turns the palms and brings them rapidly towards one another at the same time stepping back.

YUKO (One point)

The Referee extends his/her arm downward at 45 degrees on the side of the scorer.

WAZA-ARI (Two Points)

The Referee extends his/her arm at shoulder level on the side of the scorer.

IPPON (Three Points)

The Referee extends his arm upward at 45 degrees on the side of the scorer.

TORIMASEN / CANCEL DECISION

When an award or penalty has been given in error the Referee turns towards the Competitor, announces “AKA” or “AO”, crosses his/her arms, then makes a cutting motion, palms downward, to indicate that the last decision has been cancell

Halaman 50 dari 89

SENSHU (First unopposed score

The Referee holds the hand facing inwards, with the arm bent, towards the Competitor to indicate the first unopposed point scored.

NO KACHI (Win)

At the end of the match or bout, announcing “AKA (or AO) No Kachi” the Referee extends his/her arm upward at 45 degrees on the side of the winner.

KIKEN

“Renunciation”

The Referee points with the index finger towards the renouncing Competitor's line and then announces a win fo the opponent.

SHIKKAKU

“Disqualification, Leave the Area”.The Referee points first upwards at 45 degrees in the direction of the offender then motions out and behind with the announcement “AKA (AO) SHIKKAKU!” he/she then announces a win for the opponent.

Halaman 51 dari 89

HIKIWAKE

“Draw” (Only applicable to team matches and round robin). When time is up and scores are equal, or no scores have been awarded.

The Referee crosses his/her arms then extends them with the palms showing to the front.

CATEGORY 1 OFFENCE

(used without further signal for CHUKOKU)

The Referee crosses his/her open hands with the edge of one wrist on the edge of the other at chest level

CATEGORY 2 OFFENCE

(used without further signal for CHUKOKU)

The Referee points with a bent arm at the face of the offender.

KEIKOKU

“Warning”.

The Referee indicates a Category 1 or 2 offence then points with his/her index finger downwards at 45 degrees in the direction of the offender’s feet.

HANSOKU CHUI

“Warning of disqualification”.The Referee indicates a Category 1 or 2 offence then points with his/her index finger horizontally in the direction of the offender’s abdo

Halaman 52 dari 89

HANSOKU

“Disqualification”The Referee indicates a Category 1 or 2 offence then points with his/her index finger upwards at 45 degrees in the direction of the

offender’s face, and awards a win to the opponent.

PASSIVITY

The Referee rotates his fist around each other in front of his/her chest to indicate a Category 2 offence.

EXCESSIVE CONTACT

The Referee indicates to the Judges that there has been excessive contact or other Category 1 offence.

EXAGGERATING INJURY The Referee holds both hands to his/her face to indicate to the Judges a Category 2 offence.

FEIGNING INJURY

The Referee holds both hands to the side of his/her face to indicate a Category 2 offence

Halaman 53 dari 89

JOGAI

“Exit from the Match Area”

The Referee indicates an exit to the Judges, by pointing with the index finger to the match area boundary on the side of the offender.

MUBOBI (Self Endangerment)

The Referee touches his/her face, then moves his/her hand across the face from right to left indicating the Judges that the Competitor has endangered him or herself.

AVOIDING COMBAT

The Referee makes a circling motion with the down turned index finger to indicate to the Judges a Category 2 offence.

PUSHING, GRABBING OR STANDING CHEST TO CHEST WITHOUT ATTEMPTING ANIMMEDIATE TECHNIQUE OR TAKEDOWN

The Referee holds both clenched fists at shoulder level or makes a pushing motion with both open hands to indicate to the Judges a Category 2 offence.

Halaman 54 dari 89

DANGEROUS AND UNCONTROLLED ATTACKS

The Referee brings his/her clenched fist past the side of his/her head to indicate to the Judges a Category 2 offence.

SIMULATED ATTACKS WITH THE HEAD KNEES OR ELBOWS

The Referee touches his/her forehead, knee, or elbow with the open hand to indicate to the Judges a Category 2 offence.

TALKING TO OR GOADING THE OPPONENT AND DISCOURTEOUS BEHAVIOUR

The Referee places his/her index finger to his/her lips to indicate to the Judges a Category 2 offence.

SHUGO

“Judges Called”

The Referee calls the Judges at the end of the match or bout or to recommend SHIKKAKU.

Halaman 55 dari 89

THE JUDGE´S F LAG SIGNALS

Note that, Judge #1 and #4, will hold the red flag in the right hand and Judge #2 and #3 will hold the flag in the left hand. For kata Judge #1, 2, and 5 will have the red flag in their right hand – Judge # 3 and 4 in the left.

YUKO WAZA-ARI

IPPON

FAULT

Warning of a foul. The appropriate flag is waved in a circle, then a Category 1 or 2 signal is made

Halaman 56 dari 89

CATEGORY 1 OFFENCE

The flags are crossed and extended with the arms straight or towards AKA (AO) depending on who the offender is.

CATEGORY 2 OFFENCE

The Judge points the flag with arm bent.

JUDGE SEATING POSITIO

Halaman 57 dari 89

JOGAI

Tapping the floor with the flag.

KEIKOKU

HANSOKU CHUI HANSOKU

Halaman 58 dari 89

LAMPIRAN 3 : PEDOMAN OPERASIONAL BAGI PARA WASIT DAN JURI

Lampiran ini dimaksudkan bisa membantu para Wasit dan Juri bila kurang jelas memahami petunjuk dan pedoman dalam Peraturan dan Penjelasannya.

KONTAK BERLEBIH

Ketika seorang kontestan membuat teknik yang bernilai tetapi segera diikuti oleh teknik lainnya yang menyebabkan kontak berlebihan, maka para Juri tidak akan memberikan nilai tetapi akan memberikan peringatan atau hukuman Kategori 1 (kecuali jika itu diakibatkan kesalahan penerima sendiri/MUBOBI).

KONTAK DAN MELEBIH-LEBIHKAN CEDERA

Karate adalah Seni Bela Diri dan standar perilaku yang tinggi diharapkan dari para kontestan. Tidak dapat diterima bahwa kontestan, yang menerima kontak ringan, kemudian menggosok wajah mereka, berjalan, sempoyongan, membungkuk atau mengeluarkan pelindung gusi mereka, berpura-pura bahwa kontak yang diterima terlalu parah agar meyakinkan Wasit untuk memberikan hukuman yang lebih berat pada lawannya. Perilaku seperti ini bersifat curang dan merendahkan olahraga Karate; maka harus segera dihukum.

Ketika seorang kontestan berpura-pura menerima kontak yang berlebihan tapi sebaliknya Panel Wasit memutuskan bahwa teknik yang dimaksud terkontrol, memenuhi enam kriteria penilaian, maka nilai akan tetap diberikan dan peringatan/hukuman kategori 2 untuk berpura-pura akan diberikan.

Hukuman yang benar untuk berpura-pura cedera saat Panel Wasit telah menentukan bahwa teknik sebenarnya adalah nilai adalah Hansoku dan pada kasus yang parah adalah Shikkaku.

Kontestan tidak boleh dihukum karena kehabisan nafas karena menerima serangan yang menghasilkan nilai dari lawannya. Kontestan yang kehabisan nafas harus diberi waktu untuk mengatur napas sebelum melanjutkan pertandingan.

Situasi yang lebih sulit terjadi saat Kontestan menerima kontak yang lebih kuat dan jatuh ke matras, kadang-kadang berdiri lagi (untuk menghentikan jam 10 detik) dan kemudian terjatuh lagi. Para Wasit dan Juri harus ingat bahwa tendangan Jodan bernilai 3 nilai dan karena besarnya hadiah uang yang mungkin akan diterima regu atau kontestan perorangan yang meraih medali sehingga cobaan melakukan tindakan tidak etis akan semakin kuat juga Penting untuk mengenali hal ini sehingga bisa menerapkan peringatan atau hukuman yang sesuai.

MUBOBI

Sebuah peringatan atau hukuman untuk Mubobi diberikan ketika kontestan terkena serangan atau cedera karena kesalahan atau kelalaiannya sendiri. Ini mungkin disebabkan karena mereka membelakangi lawan, menyerang dengan Chudan Gyaku Tsuki yang panjang dan rendah tanpa memperhatikan serangan balik Jodan lawan, menghentikan pertarungan sebelum Wasit meneriakkan "Yame", mengurangi pertahanan dan konsentrasi, serta berulangkali gagal untuk menangkis serangan lawan.

Halaman 59 dari 89

- 48 -

Penjelasan XVIII dari PASAL 8 menyatakan:

Jika pelanggar karena kesalahannya sedndiri menerima kontak yang berlebihan dan/atau cedera, Wasit akan mengeluarkan peringatan atau hukuman Kategori 2 kepadanya dan menolak memberikan peringatan atau hukuman kepada lawan.

Seorang kontestan yang terkena kontak karena kesalahan mereka sendiri dan membesar-besarkan dampaknya untuk menyesatkan para Juri akan menerima peringatan atau hukuman untuk Mubobi dan juga hukuman tambahan untuk pembesar-pembesar, karena dua pelanggaran telah dilakukan.

Perlu dicatat bahwa dalam keadaan apapun teknik yang membuat kontak berlebihan tidak dapat mendapatkan nilai.

ZANSHIN

Zanshin dijelaskan sebagai suatu komitmen lanjutan seorang kontestan untuk tetap mempertahankan konsentrasi total, pengamatan, dan kesadaran akan potensi lawan melakukan serangan balik.

Beberapa kontestan setelah melancarkan sebuah teknik akan mengubah tubuh mereka menjauhi lawan tapi tetap harus selalu waspada dan siap melanjutkan serangan selanjutnya.

Juri harus bisa membedakan antara keadaan tetap selalu siap dan keadaan dimana kontestan tersebut menjauh, mengurangi pertahanan diri dan konsentrasi mereka serta bersikap berhenti bertarung.

MENANGKAP TENDANGAN CHUDAN

Haruskah Juri memberi nilai saat seorang kontestan melancarkan tendangan chudan dan lawannya kemudian menagkap kakinya sebelum bisa ditarik kembali?

Asalkan kontestan saat menendang tetap mempertahankan ZANSHIN maka tidak ada alasan mengapa teknik ini tidak dapat mendapatkan nilai, sepanjang memenuhi 6 kriteria penilaian.

Secara teoritis, dalam skenario pertarungan yang sesungguhnya, tendangan kekuatan penuh akan dianggap mampu melumpuhkan lawan sehingga kaki tidak akan bisa ditangkap. Kontrol yang tepat, area target, dan memenuhi 6 kriteria penilaian, adalah faktor penentu apakah teknik dapat diberikan nilai atau tidak.

MENJATUHKAN DAN MENCEDERAI

Karena mencengkeram lawan dan melempar diperbolehkan dalam kondisi tertentu, maka wajib bagi semua pelatih untuk memastikan bahwa atlet mereka dilatih dan dapat menggunakan teknik jatuhan yang aman.

Kontestan yang mencoba teknik bantingan/jatuhan harus mematuhi ketentuan dalam Penjelasan dalam PASAL 6 dan PASAL 8. Jika kontestan melempar lawan mereka sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, namun terjadi cedera karena

lawan gagal merebahkan diri secara tepat maka pihak yang cedera bertanggung jawab sendiri dan kontestan yang membanting tidak boleh dihukum.

Halaman 60 dari 89

- 49 -

Cedera yang disebabkan kesalahan sendiri bisa terjadi saat seorang kontestan dilempar malahan jatuh dengan lengan atau siku yang terjulur, atau memegang pelempar dan menariknya ke atas diri mereka sendiri.

Situasi berbahaya saat terjadi saat seorang kontestan meraih kedua kaki untuk melempar lawan dalam posisi telentang, atau saat seorang kontestan merendahkan badan ke bawah dan mengangkat lawan secara fisik sebelum membantingnya.

PASAL 8, Penjelasan XI menyatakan bahwa "... dan lawan harus dipegang sehingga bisa mendarat dengan aman."

Bantingan seperti diatas termasuk kategori terlarang karena sangat sulit memastikan pendaratan yang aman

MEMASUKKAN NILAI PADA LAWAN YANG JATUH

Ketika seorang kontestan jatuh atau tersapu kaki mereka dan diberi nilai pada saat badan mereka (tubuh bagian atas) berada rata di tatami maka nilainya akan menjadi IPPON.

Bila kontestan terkena teknik sementara dia belum benar-benar jatuh (limbung/sempoyongan), Juri akan mempertimbangkan arah jatuhnya karena jika kontestan tersebut jatuh menjauh dari teknik yang dilancarkan tersebut maka tekniknya dianggap tidak efektif dan tidak akan menghasilkan nilai.

Jika tubuh bagian atas kontestan tidak berada di tatami saat teknik bernilai yang efektif dilakukan, maka nilai akan diberikan seperti dinyatakan dalam PASAL 6. Dengan demikian, nilai yang diberikan saat lawan jatuh, duduk, berlutut, berdiri, atau melompat ke udara, dan semua situasi di mana tubuh mereka tidak berada rata di atas tatami adalah sebagai berikut:

1. Tendangan Jodan, 3 Nilai (IPPON)

2. Tendangan Chudan, 2 Nilai (WAZA-ARI)

3. Tsuki dan Uchi, 1 Nilai (YUKO)

PROSEDUR PENCEGAHAN

Ketika Wasit menghentikan pertandingan dia akan meneriakka "YAME", sambil memberikan isyarat tangan yang dibutuhkan. Saat Wasit kembali ke garis awal, Juri akan memberi sinyal pendapat mereka mengenai nilai dan Jogai, dan jika diminta oleh Wasit mereka akan memberi sinyal pendapat mereka mengenai perilaku terlarang lainnya. Wasit akan memberikan keputusan yang sesuai.

Karena Wasit adalah satu-satunya yang dapat bergerak di sekitar area tersebut, untuk langsung mendekati kontestan, dan untuk berbicara dengan dokter, Juri harus secara serius mempertimbangkan apa yang dikomunikasikan Wasit dengan mereka sebelum memberikan keputusan akhir, karena tidak diperbolehkan ada perubahan keputusan.

Dalam situasi dimana ada lebih dari 1 alasan untuk menghentikan pertandingan, Wasit harus menangani setiap situasi secara bergantian. Misalnya, di mana ada nilai dari satu kontestan dan satu kontak dari lawan, atau ketika terjadi MUBOBI sekaligus membesar-besarkan cedera oleh kontestan yang sama.

Ketika menggunakan peninjauan video, panel peninjauan video hanya akan mengubah keputusan jika kedua anggota panel sepakat. Setelah meninjau ulang, mereka akan segera menyampaikan keputusan mereka kepada Wasit yang akan mengumumkan perubahan pada keputusan semula, jika dapat diterapkan.

Halaman 61 dari 89

JOGAI

Para Juri harus ingat bahwa ketika menunjukkan Jogai mereka diminta untuk mengetuk lantai dengan bendera yang sesuai. Saat Wasit menghentikan pertandingan dan kembali ke posisinya, mereka akan memberi sinyal pendapat mereka yang menunjukkan pelanggaran Kategori 2.

INDIKASI PELANGGARAN PERATURAN

Untuk pelanggaran Kategori 1, para Juri harus menjulurkan kedua bendera yang disilangkan ke sebelah ke kiri untuk AKA, menempatkan bendera merah di depan, atau ke sebelah kanan mereka untuk AO, menempatkan bendera biru di depan. Hal ini untuk memungkinkan Wasit melihat secara jelas kontestan mana yang menjadi pelanggar.

Halaman 62 dari 89

LAMPIRAN 4 : Lambang Scoring Board

-○ IPPON Nilai 3

○-○ WAZA-ARI Nilai 2

○ YUKO Nilai 1

SENSHU Keunggulan nilai pertama tanpa perlawanan

□ KACHI Menang

x MAKE Kalah

▲ HIKIWAKE Seri

C1C Pelanggaran Kategori 1 — CHUKOKU Peringatan

C1K Pelanggaran Kategori 1 — KEIKOKU Peringatan

C1HC Pelanggaran Kategori 1 — HANSOKU CHUI Peringatan untuk Diskualifikasi

C1H Pelanggaran Kategori 1 — HANSOKU Diskualifikasi

C2C Pelanggaran Kategori 2 — CHUKOKU Peringatan

C2K Pelanggaran Kategori 2 — KEIKOKU Peringatan

C2HC Pelanggaran Kategori 2 — HANSOKU CHUI Peringatan untuk Diskualifikasi

C2H Pelanggaran Kategori 2 — HANSOKU Diskualifikasi

KK KIKEN Menarik diri

S SHIKKAKU Diskualifikasi berat

Halaman 63 dari 89

LAMPIRAN 5 : LAYOUT TATAMI UNTUK KUMITE

Halaman 64 dari 89

LAMPIRAN 6 : LAYOUT TATAMI UNTUK KATA

COMPETITORS’ SIDE

Judges: 7 – 6 – 5 – 4 - 3 – 2 – 1 Software

Technicial

Halaman 65 of 89

LAMPIRAN 7 : KARATEGI

ABC

Halaman 66 dari 89

LAMPIRAN 8 : KONDISI DAN KATEGORI

Halaman 67 dari 89

LAMPIRAN 9 : PANDUAN WARNA UNTUK CELANA WASIT DAN JURI

Halaman 68 dari 89

LAMPIRAN 10 : KOMPETISI KARATE UNTUK ANAK DIBAWAH 14 TAHUN

Diwajibkan untuk ”the WKF Youth Camp and WKF Youth League”

Direkomendasikan untuk “WKF Continental and National Federations”

Kategori Usia dibawah 14 Tahun

U12 Kumite Putra (10 and 11 Tahun) -30 kg, -35 kg, -40 kg, -45 kg, +45 kg.

U12 Kumite Putri (10 and 11 Tahun):

U12 Kata Putra (10 and 11 Tahun)

U12 Kata Putri (10 and 11 Tahun)

-30 kg, -35 kg, -40 kg, + 40 kg

U14 Kumite Putra (12 and 13 Tahun) U14 Kumite Putri (12 and 13 Tahun)

U14 Kata Putra (12 and 13 Tahun)

U14 Kata Putri (12 and 13 Tahun )

-40 kg, -45 kg, -50 kg, -55 kg, +55 kg

-42 kg, -47kg, +47kg

Modifikasi peraturan Pertandingan untuk usia dibawah 14

Kumite untuk anak Usia antara 12 – 14 Tahun

• Untuk teknik ke arah kepala dan leher(Jodan area) tidak boleh ada kontak • Semua kontak ke arah Jodan, meskipun ringan prinsipnya akan diberikan hukuman. • Teknik yang tampilkan dengan benar ke arah kepala dan leher prinsipnya akan

dipertimbangkan score pada jarak sampai 10 cm • Waktu pertandingan 1 setengah menit • Perlengkapan pelindung yang tidak disetujui oleh WKF tadak boleh digunakan • Pelindung muka dan Pelindung dada WKF untuk anak-anak wajib digunakan

Kumite untuk anak usia dibawah 12 Tahun

• Teknik kepada semua skoring area (Jodan dan Chudan) semua harus terkontrol dekat dengan target

• Semua kontak ke ara jodan meskipun ringan prinsipnya aka dihukum • Teknik yang tampilkan dengan benar ke arah kepala dan leher prinsipnya akan

dipertimbangkan score pada jarak sampai 10 cm • Meskipun Teknik ke arah tubuh (cudan area) terkontrol prinsipnya tidak akan diberikan

skor jika dilakukan dengan membuat kontak yang lebih dari sentuhan ringan. • Tidak diperbolehkan menggunakan teknik sapuan dan teknik lemparan • Lamanya waktu pertadingan 1 setengah menit • Arena Pertandingan boleh dikurangin dari 8x8 menjadi 6x6 jika diinginkan oleh panitia

pertandingan. • Peserta harus mengikuti minimal 2 partai. • Perlengkapan pelindung yang tidak disetujui oleh WKF tadak boleh digunakan • Pelindung muka dan Pelindung dada WKF untuk anak-anak wajib digunakan

Untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun, kompetisi kumite diatur berpasangan dimana setiap pasangan bekerja sama untuk menampilkan teknik selama satu setengah menit. Pertunjukan tersebut dinilai pasangan terhadap pasangan, oleh Hantei berdasarkan kriteria yang biasa untuk keputusan Hantei dalam pertarungan kumite - tetapi di sini mengevaluasi kinerja satu pasangan terhadap yang lain.

Pertandingan Kata untuk anak usia dibawah 14 Tahun.

Tidak ada perbedaan yang spesifik dari standar peraturan kata, tetapi kata rendah boleh digunakan

Halaman 69 dari 89

Pertandingan Kata untuk anak usia dibawah 12 Tahun.

Tidak ada perbedaan yang spesifik dari standar peraturan kata, tetapi kata rendah boleh

digunakan

Peserta yang gagal menyelesaikan kata karena lupa, akan diberikan kesempatan kedua

untuk mengulangi kata tanpa mengurangi skor.

Halaman 70 dari 89

LAMPIRAN 11 : PENINJAUAN VIDEO

Peraturan Peninjauan Video untuk Pertandingan Kumite WKF (Perorangan dan Beregu)

Video Review

Jabatan Singkatan Penyisihan Perebutan Medali

Video Review Table VRT 2 2

Video Review Supervisor VRS 2 2

Coach Supervisor CS 1 2

1. Sebelum memulai pertandingan, Manajer Tatami akan menunjuk 2 Wasit untuk

bertindak sebagai Pengawas Peninjauan Video (Video Review Supervisor - VRS) di setiap tatami. Kedua anggota VRS tersebut akan duduk menghadap meja dengan Operator Peninjauan Video (Video Review Operator - VRO) di tengahnya. Tim Video Review (1 VRO + 2 VRS) dilengkapi kartu merah (ditolak) dan hijau (disetujui). Hanya dua Supervisor dan Operator yang bisa hadir di seputar tabel Peninjauan Video (Video Review - VR).

2. Sebelum setiap pertandingan, Pengawas Pelatih (Coach Supervisor - CS) akan

menyerahkan joystick satu tombol ke pelatih yang sesuai. CS akan duduk di antara dua Pelatih selama pertandingan berlangsung. Selama final, jumlah CS akan menjadi 2, menugaskan satu CS ke masing-masing pelatih, duduk di samping mereka. Kartu elektronik oranye dengan inisial "VR" bisa dilihat di papan skor di sisi kiri angka penilaian Kontestan. CS, VRO dan kedua VRS akan dilengkapi radio dua arah untuk tujuan komunikasi. Jika tombol joystick tidak berfungsi, sistem tradisional dengan kartu fisik merah (AKA) dan biru (AO) untuk pelatih masing- masing akan berlaku. Dengan bantuan CS (Coach Supervisor)

3. Prosedur untuk permintaan VR hanya berlaku bila pelatih percaya bahwa nilai

kontestannya diabaikan. Agar pertandingan tidak terlalu tertunda, adalah tanggung jawab VRS untuk memastikan bahwa protes ditangani secara efisien waktu.

4. Nilai hanya dapat diberikan jika teknik dari satu atau kedua kontestan dilakukan

sebelum Wasit menghentikan pertandingan/ meneriakkan "Yame". 5. Untuk tujuan peninjauan video, bila VR digunakan lebih dari satu Tatami, hanya

2 kamera video yang akan digunakan di setiap Tatami (lihat gambar untuk posisi kamera video).

Halaman 71 dari 89

Tampilan untuk banyak Tatami

Bila hanya 1 Tatami yang digunakan (misalnya pada Olimpiade/Youth Olympic Games) maka 4 kamera video dengan semua perlengkapan tambahan yang terkait akan digunakan di setiap Tatami. Kamera harus diletakkan di sudut yang dekat dengan area aman. Peralatan ini akan dioperasikan oleh VRO.

Tampilan untuk 1 Tatami

Halaman 72 dari 89

- -5860- -

6. Urutan Permintaan Review Video

- Pelatih yang meminta Video Review akan memencet tombol joystick sehingga buzzer dari papan nilai akan berbunyi dan kartu VR yang ditampilkan di papan nilai akan mulai berkedip.

- Wasit akan segera menghentikan pertandingan dan VRO akan berhenti

merekam.

- CS harus segera menginformasikan melalui radio tentang permintaan VR dari pelatih ke VRO dan kedua VRS. Papan nilai kemudian akan menampilkan tindakan yang diminta dan atlet yang bersangkutan. Jika ada permintaan ganda sekaligus, papan skor akan ditampilkan sekaligus.

- VRS akan memundurkan kembali rekaman itu ke awal urutan yang disengketakan.

- VRS akan memeriksa, menganalisa dan mengambil keputusan dalam waktu sesingkat mungkin.

- Keputusan untuk memberikan nilai harus bulat, jika tidak maka dianggap ditolak. Keputusan akan diumumkan oleh salah satu VRS yang berdiri dan menaikkan kartu hijau (YES) atau kartu merah (NO). Jika kartu hijau diangkat maka VRS juga akan menunjukkan, dengan sisi lain, nilai yang harus diberikan oleh Wasit. Pada saat bersamaan keputusan akan tampil di papan nilai. Jika permintaan PR diterima di score akan menunjukkan tanda hijau bersamaan dengan teknik yang valid. Jika Video Review ditolah score board akan menunjukkan tanda silang merah

-.

Halaman 73 dari 89

Jika permintaan VR ditolak kartu oranye di papan nilai akan hilang secara otomatis dan pelatih tidak akan memiliki kemungkinan permintaan VR untuk kontestan dalam sisa pertandingan babak tersebut, dengan pengecualian apabila masuk pada semi final dan perebutan medali, CS akan menghilangkan tande dengan joy stick atau menarik kembali kartu dari pelatih

- Kontestan yang kehilangan VR selama penyisihan ada ada kesempatan mendapat VR pada semi final dan perebutan medali.

7. Bila menggunakan sistem Round Robin (tanpa pertarungan untuk perebutan

medali) jika protes ditolak pelatih pelatih tidak akan memiliki kemungkinan permintaan VR untuk kontestan dalam sisa pertandingan babak tersebut, namun dapat melakukannya lagi jika kontestan tersebut mengikuti pertandingan semi final dan perebutan medali

8. Permintaan VR yang ditolak tidak menghilangkan hak pelatih atau perwakilan kontingen untuk menyampaikan protes tertulis (PASAL 11 dalam Peraturan Persaingan WKF Kata dan Kumite).

9. Jika kontestan meminta pelatih untuk melakukan permintaan VR, ini akan dianggap sebagai pelanggaran kategori 2 dan peringatan atau hukuman harus diterapkan. Dalam situasi ini jika pelatih melakukan VR maka prosedurnya tetap berjalan dan VR akan berlangsung meski kontestannya akan dikenai peringatan atau hukuman kategori 2.

10. Jika kontestan memberi isyarat kepada pelatih untuk tidak meminta VR karena merasa tekniknya memang kurang bagus, ini juga akan dianggap sebagai pelanggaran kategori 2 dan peringatan atau hukuman harus diterapkan.

11. Jika pelatih memencet tombol joystick dan kemudian segera menyesali, prosedur tetap berjalan dan peninjauan video akan berlangsung sesuai dengan prosedur.

12. Jika seorang pelatih meminta VR dan pada saat yang sama, 2 atau lebih juri memberikan nilai untuk kontestan yang sama, kartu oranye elektronik kontestan akan tetap pada papan nilai.

13. Jika seorang pelatih meminta VR, namun menurut pendapat panel wasit tekniknya tidak terkontrol atau terlalu keras, peringatan atau hukuman kategori 1 harus diterapkan; kartu elektronik oranye Kontestan akan tetap pada papan nilai.

14. Dalam hal Tim VR, karena masalah teknis (listrik, kamera atau malfungsi komputer dll.) tidak dapat menganalisa video dan mengambil keputusan, hak kontestan untuk permintaan VR tetap ada. Merujuk pada poin (2), dalam kasus masalah gangguan pada joystick.

Halaman 74 dari 89

15. Ukuran minimal dari Kartu VR untuk VRS adalah A5 design berikut 16. Ukuran minimal kartu VR untuk CS adalah A5 dengan design sebagai berikut

Halaman 75 dari 89

LAMPIRAN 12 : FORM PROTES

Halaman 76 dari 89

Halaman 77 dari 89

LAMPIRAN 13 : TIMBANG BADAN

Uji Coba Penimbangan

Kontestan diizinkan untuk mencoba dan memeriksa berat badan mereka pada alat penimbangan resmi (yang akan digunakan untuk penimbangan resmi) 1 jam sebelum penimbangan berat badan resmi dimulai. Tidak ada batasan untuk berapa kali setiap kontestan dapat memeriksa berat badannya selama masa menimbang yang tidak resmi.

Penimbangan Resmi

Tempat:

Penimbangan berat badan akan berlangsung selalu hanya di satu tempat. Kemungkinan penimbangan ini adalah tempat kompetisi, hotel resmi atau tempat lain yang disediakan. Penyelenggara harus menyediakan kamar terpisah untuk pria dan wanita.

Timbangan:

Panitia penyelenggara harus menyediakan timbangan skala elektronik yang telah dikalibrasi (minimal 4 unit) hanya menampilkan satu tempat desimal yaitu 51,9 Kg, 154,6 kg. Skala harus ditempatkan pada lantai yang kokoh dan tidak berkarpet.

Waktu:

Waktu penimbangan harus dilakukan satu hari sebelum pertandingan setiap kategori dimulai. Waktu untuk penimbangan badan untuk even Kejuaraan WKF akan dimumkan melalui proposal/bulettin. Untuk kegiatan lain, informasi ini akan disampaikan terlebih dahulu melalui jalur komunikasi Komisi Organisasi. Adalah tanggung jawab kontestan untuk mengetahui informasi ini. Kontestan yang tidak muncul saat penimbangan, atau gagal menimbang dalam batas yang ditentukan untuk kategori di mana peserta terdaftar, akan didiskualifikasi (KIKEN).

Toleransi:

Toleransi yang diterima untuk kategori apapun adalah 0,200 kg.

Prosedur:

Minimal 2 petugas WKF ditugaskan memperhatikan penimbangan berat untuk masing-masing jenis kelamin. 1 untuk memeriksa akreditasi/paspor atlet dan 1 untuk mencatat berat pasti pada alat penimbangan resmi. 6 anggota staf tambahan (petugas/ sukarelawan) yang disediakan oleh Panitia Penyelenggara juga harus tersedia untuk mengendalikan arus atlet. 12 kursi harus disediakan. Untuk melindungi privasi para atlet, maka petugas serta anggota staf yang mengawasi timbangan, harus memiliki jenis kelamin yang sama dengan kontestan.

o Penimbangan resmi akan dilakukan per kategori dan bergantian atlet. o Semua pelatih atau delegasi tim lainnya harus meninggalkan ruang timbang

sebelum dimulainya penimbangan resmi. o Atlet hanya diperbolehkan berdiri sekali di atas timbangan selama

penimbangan berat badan resmi. o Setiap atlet harus membawa kartu identitas resmi yang dikeluarkan untuk

acara tersebut dan harus menyerahkan kepada petugas yang akan memverifikasi identitas atlet tersebut.

Halaman 78 dari 89

o Petugas kemudian mepersilakan atlit untuk berdiri di atas timbangan. o Atlet saat menimbang hanya boleh mengenakan pakaian dalam (celana

dalam untuk putra - celana dalam dan bra untuk putei).Kaus kaki atau pakaian lain harus dilepas.

o Atlet diperbolehkan melepaskan pakaian dalam mereka - tanpa meninggalkan timbangan - untuk memastikan mereka mencapai batas minimum atau batas maksimum kategori berat di mana mereka masuk.

o Petugas pengawas resmi yang menimbang harus mencatat dan melaporkan berat atlet dalam kilogram (akurat sampai satu desimal dalam kilogram)

o Atlet turun dari timbangan.

CATATAN: Fotografi atau perekaman film tidak diizinkan di area

penimbangan, termasuk penggunaan ponsel atau perangkat lainnya.

Halaman 79 dari 89

LAMPIRAN 14 : CONTOH ROUND ROBIN

Round –Robin digunakan untuk pertandingan kumite Olimpiade dan tidak digunakan untuk

untuk kompetisi dengan jumlah peserta yang sangat terbatas. Ini adalah bentuk kompetisi dimana semua kontestan didalam semua pool bertemu satu sama lainya untuk menentukan pemenang.

Variasi dari sistem round robin digunakan oleh WKF dengan menggunakan 2 pool, setiap pool menyelesaikan putaran round robinya. Aturan WKF Untuk perebutan medali di sistem round robin menggunakan format dimana setiap juara pool akan bertemu dengan runner up pool lainya untuk babak semifinal.

Jika ada jumlah peserta ganjil (dikarenakan cidera atau tidak bisa bertanding) lawannya akan dianggap bye.

Juara 1 dan Runner up setiap pool ditentukan oleh banyaknya poin kemenangan yang dihitung dengan ketentuan 2 poin untuk kemenangan, 1 poin untuk draw dan nol poin untuk kalah.

Pemenang pada semifinal akan melaju ke final dimana mereka akan memperebutkan medali emas dan perak, sedangkan kedua kontestan yang kalah pada seminfinal keduanya mendapatkan medali perunggu.

Seeding

Persyaratan penempatan dalam kompetisi round-robin

- Untuk Kompetisi Olimpyc rank 1 sampai rank 4 dalam urutan olimpyc ditempatkan pada pool yang berbeda

- Untuk kompetisi lainya, 2 kontestan yang memiliki rangking tertinggi di WKF ditempatkan pada pool yang berbeda

- Tie Breaks

Ketika ada perolehan jumlah poin yang sama diantara 2 atau lebih kontestan, kriteria di bawah ini akan diterapkan untuk menentukan urutan. Jika telah didapatkan dari salah satu kriteria, kriteria berikutnya tidak harus diterapkan

1. Pemenang dari pertandingan diantara 2 atau lebih kontestan yang mendapat jumlah poin yang sama

2. Jumlah nilai total yang lebih banyak yang diperoleh di semua pertandingan 3. Jumlah nilai total yang lebih sedikit diperoleh lawan di semua pertandingan 4. Jumlah perolehan nilai Ippon yang lebih banyak 5. Jumlah perolehan nilai Ippon lawan yang lebih sedikit 6. Jumlah perolehan nilai Waza-Ari yang lebih banyak 7. Jumlah perolehan nilai Waza-Ari lawan yang lebih sedikit 8. Jumlah perolehan nilai Yuko yang lebih banyak 9. Jumlah perolehan nilai Yuko lawan yang lebih sedikit 10. Pada kompetisi Olympic: kontestan yange memiliki rank/kedudukan paling tinggi di

Olympic pada hari itu, akan ditemtukan sebagai pemenang. 11. Pada kompetisi lainnya: pertandingan tambahan akan diterapkan untuk menentukan

pemenang

Dalam hal 3 atlet atau lebih, ketika kita sudah memiliki 2 atlet pertama yang sudah masuk ke semifinal, maka 3 atlet tersebut akan dipertimbangkan melalui Tie Break dari awal.

Halaman 80 dari 89

Kontestan Cidera selama babak penyisihan round robin

Jika kontestan cidera selama babak eliminasi dan tidak dapat melanjutkan, poin yang telah dikumpulkan sebelumnya dan poin pada pertandingan saat ini tidak dapat dirubah. Hasil dari seluruh pertandingan (yang sudah selesai, dan tertunda) akan dinyatakan NIL (Result Nullified) atau dibatalkan dan poin kemenangan sebelumnya pun dibatalkan

Diskualifikasi Kontestan

Sangat memungkinkan untuk kontestan untuk didiskualifikasi pada pertandingan dan melanjutkan pertandingan kembali setelahnya. Contohnya, ketika lawanya memenangkan pertandingan dengan skor 4-0 atau berapapun skor yang dirah lebih dari 4 (5-0, 6-0, ...) dan hasil lainnya masih tersisa. ini memungkinkan atlet untuk di diskualifikasi pada pertandingan tersebut Hasil dari seluruh pertandingan (yang sudah selesai, dan tertunda) akan dinyatakan NIL (Result Nullified) atau dibatalkan dan poin kemenangan

sebelumnya pun dibatalkan.

Jika kontestan yang didiskualifikasi karena shikaku maka:

- Lawannya pada semifinal akan langsung melaju ke final secara “walkover” - 2 kontestan pada pool lainya akan tetap bertanding pada semifinal. - Hanya 1 medali perunggu yang akan dihadiahkan.

Penjelasan I. Gambar ilustasi berikut ini adalah format untuk kompetisi dengan 10 kontestan.

II. Gambar ilustasi berikut ini adalah format untuk kompetisi dengan 8 kontestan.

Halaman 81 dari 89

LAMPIRAN 15: KOMPETISI OLYMPIC (KATA)

Lampiran 15 ini menggantikan Artikel 3 tentang Penganturan pertandingan KATA, yang merupakan peraturan pertandingan KATA khusus untuk Kompetisi Olimpyc. Lampiran 15 ini menggunakan quota atlet sebanyak 10 kontestan setiap kategori sesuai dengan ketentuan IOC untuk Olimpyc Tokyo 2020 dengan ketentuan pertandingan sebagai berikut:

1. 10 kontestan dalam dalam kategori akan dijadikan 2 group 2. Setiap kontestan akan menampilkan kata pertama dan menerima score dari 7 juri. 3. Setiap kontestan akan menampilkan kata kedua dan menerima score dari 7 juri. 4. Score dari penampilan kata pertama dan kedua setiap kontestan akan digabungkan

dan dirata-ratakan. 5. Semua penyelesaian Tie Break sebagaimana yang dijelaskan pada Lampiran 15.

Hasil tie break tersebut tidak merubah skor yang terdaftar (didapatkan) sebelumnya 6. Pada kedua group, dua kontestan yang memiliki skor terendah akan dieliminasi

pada groupnya, dan 3 kontestan lainnya akan maju ke babak ketiga, skor sebelumnya (babak 1 dan 2) diabaikan.

7. Pada babak ketiga setiap kontestan pada setiap gorup akan menampilkan Kata ketiga dan akan diberikan skor baru yang akan menentukan rangkin mereka 1 sampai 3 di setiap group.

8. Pada babak ke empat (perebutan medali), ranking 1 pada setiap group akan bertanding memperebutkan juara 1 dan 2, sedangkan rank 2 dan 3 pada seiap group akan bertanding secara silang untuk memperebutkan juara 3.

9. Setiap peraturan pada appendix 15 adalah khusus, diluar dari PASAL 3 tentang peraturan pertandingan kata.

Penjelasan

Tabel berikut merupakan ilutrasi bagan untuk Kompetisi Kata Olimpyc

Halaman 82 dari 89

Tie Break

Ketika ada perolehan jumlah poin yang sama diantara 2 atau lebih kontestan, kriteria di bawah ini akan diterapkan untuk menentukan urutan. Jika telah didapatkan dari salah satu kriteria, kriteria berikutnya tidak harus diterapkan.

1. Kontestan yang memiliki Skor terbesar pada penampilan Kata Kedua pada babak eliminasi akan dinyatakan sebagai pemenangnya.

2. Jika Score pada penampilan kedua masih sama, maka pemenang ditentukan

dengan melihat jumlah Score penilaian Kriteria Teknik sebelum dikalikan dengan faktor 70% Contoh:

3. Jika Score pada kriteria teknik sebelum dikalikan faktor 70% ternyata masih sama, maka pemenang ditentukan dengan cara melihat jumlah score pada penilaian Atletik sebelum dikalikan faktor 30%. Contoh:

4. Jika Jumlah Score penilaian Atletik sebelum dikalikan faktor 30% masih sama, maka pemenang ditentukan dengan membandingkan nilai terendah dari penilaian Teknik (diluar dari nilai tertinggi dan terendah yang sudah dicoret). Kontestan yang memiliki Nilai terendah yang paling tinggi dinyatakan sebagai pemenang. Contoh

Halaman 83 dari 89

5. Jika besaran nilai terendah pada penilaian teknik masih sama, maka pemenang ditentukan dengan membandingkan nilai terbesar pada penilian Teknik (diluar dari nilai tertinggi dan terendah yang sudah dicoret). Kontestan yang memiliki Nilai terbesar yang paling tinggi dinyatakan sebagai pemenang. contoh

6. Jika nilai terbesar pada penilian Teknik masih sama, maka pemenang ditentukan dengan cara membandingkan nilai terendah pada penilaian Atletik (diluar dari nilai tertinggi dan terendah yang sudah dicoret). Kontestan yang memiliki nilai terendah yang paling tinggi dinyatakan sebagai pemenang. Contoh

Halaman 84 dari 89

7. Jika nilai terendah pada penilian Atletik masih sama, maka pemenang

ditentukan dengan cara membandingkan nilai terbesar pada penilaian Atletik (diluar dari nilai tertinggi dan terendah yang sudah dicoret). Kontestan yang memiliki nilai terbesar yang paling tinggi dinyatakan sebagai pemenang. Contoh

8. Jika cara pada nomor 7 sudah ditempuh dan skor masih sama maka, pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor tertinggi diantara skor terendah yang sudah dicoret Pada Penilaian Teknik. Kontestan yang memiliki skor tertinggi yang paling tinggi diantara skor terendah yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang. Contoh:

Halaman 85 dari 89

9. Jika cara pada nomor 8 sudah ditempuh dan Skor masih sama, maka pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor terendah diantara skor tertinggi yang dicoret pada Penilaian Teknik. Kontestan yang memiliki Skor terendah yang paling tinggi diantara skor tertinggi yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

10. Jika cara pada nomor 9 sudah ditempuh dan skor masih sama, maka pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor terendah diantara skor terendah yang sudah di coret pada penilaian Teknik. Kontestan yang memiliki nilai terendah yanng paling tinggi diantara nilai terendah yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

Halaman 86 dari 89

11. Jika Cara Pada Nomor 10 sudah ditempuh dan Skor masih sama, maka pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor tertinggi diantara skor terendah yang sudah dicoret pada penilaian Atletik. Kontestan yang memiliki skor tertinggi yang paling tinggi diantara skor terendah yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

12. Jika cara pada nomor 11 sudah ditempuh dan Skor masih sama. Maka penemang ditentukan dengan cara membandingkan skor terendah diantara skor tertinggi yang sudah dicoret pada penilaian atletik. Kontestan yang memiliki skor terendah yang paling tinggi diantara skor tertinggi yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

13. Jika cara pada nomor 12 sudah ditempuh dan Skor masih sama, maka

pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor terendah diantara skor terendah yang sudah dicoret pada penilaian atletik. Kontestan yang memiliki skor terendah yang paling tinggi diantara skor terendah yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

Halaman 87 dari 89

14. Jika cara pada nomor 13 sudah ditempuh dan skor masih sama. Maka pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor tertinggi diantara skor tertinggi yang sudah dicoret pada penilaian Teknik. Kontestan yang memiliki skor tertinggi yang paling tinggi diantara skor tertinggi yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

15. Jika cara pada nomor 14 sudah ditempuh dan skor masih sama. Maka pemenang ditentukan dengan cara membandingkan skor tertinggi dinatara skor tertinggi yang sudah dicoret pada penilaian Atletik. Kontestan yang memiliki skor tertinggi yang paling tinggi diantara skor tertinggi yang sudah dicoret dinyatakan sebagai pemenang.

Halaman 88 dari 89

16. Jika cara pada nomor 15 sudah ditempuh dan skor masih sama. Maka pemenang ditentukan mlalui “Coin Toss”

Halaman 89 dari 89

LAMPIRAN 16 : KOMPETISI KATA PREMIER LEAGUE

The Competitors/Teams must wear a plain red or blue belt, as per designated pool of competitors.