Kelompok 3 Kasus 1praktikum

7
LATIHAN A. Faktor resiko yang mungkin dhadapi KAP saat menerima perikatan audit dengan PT Maju Makmur : 1) Sistem bonus dalam bentuk uang tunai yang dberikan selama tahun 2009 dan 2010 2) keluhan terhadap opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta menganggap opini tersebut sebagai sesuatu yang menghambat rencana pengembangan perusahaan terbuka. 3) Perusahaan memiliki suatu kepentingan yang berhubungan dengan kreditor yaitu untuk mendapatkan pendanaan dari bank. 4) Langgeng santoso merupakan pemegang saham terbesar dan memiliki pengaruh terbesar dalam menjalankan operasi bisnis setiap hari. Sedangkan tujuh anak perusahaan lainnya disurabaya tidak diikut sertakan dalam pengambilan keputusan terkait operasional perusahaan. 5) Tren penjualan yang diperkirakan akan mengalami penurunan karena tingginya tingkat kompetisi dengan merk internasional 6) Tidak terdapat unit pengawas internal perusahaan 7) Kas hasil penjualan barang elektronik terlalu besar , Karateristik persediaan berupa barang elektronik dengan ukuran kecil, bernilai tinggi, mudah dijual, dan tidak ada identifikasi kepemilikan. B. Tindakan Lanjutan untuk setiap masalah potensial pada setiap factor risiko kecurangan: 1) Mempelajari laporan keuangan perusahaan Langgeng Santoso serta pengendalian intern perusahaan.

description

praktikum audit

Transcript of Kelompok 3 Kasus 1praktikum

Page 1: Kelompok 3 Kasus 1praktikum

LATIHAN

A. Faktor resiko yang mungkin dhadapi KAP saat menerima perikatan audit dengan

PT Maju Makmur :

1) Sistem bonus dalam bentuk uang tunai yang dberikan selama tahun 2009 dan 2010

2) keluhan terhadap opini yang dikeluarkan oleh KAP Umar dan Rekan serta

menganggap opini tersebut sebagai sesuatu yang menghambat rencana

pengembangan perusahaan terbuka.

3) Perusahaan memiliki suatu kepentingan yang berhubungan dengan kreditor yaitu

untuk mendapatkan pendanaan dari bank.

4) Langgeng santoso merupakan pemegang saham terbesar dan memiliki pengaruh

terbesar dalam menjalankan operasi bisnis setiap hari. Sedangkan tujuh anak

perusahaan lainnya disurabaya tidak diikut sertakan dalam pengambilan keputusan

terkait operasional perusahaan.

5) Tren penjualan yang diperkirakan akan mengalami penurunan karena tingginya

tingkat kompetisi dengan merk internasional

6) Tidak terdapat unit pengawas internal perusahaan

7) Kas hasil penjualan barang elektronik terlalu besar , Karateristik persediaan berupa

barang elektronik dengan ukuran kecil, bernilai tinggi, mudah dijual, dan tidak ada

identifikasi kepemilikan.

B. Tindakan Lanjutan untuk setiap masalah potensial pada setiap factor risiko

kecurangan:

1) Mempelajari laporan keuangan perusahaan Langgeng Santoso serta pengendalian

intern perusahaan.

Page 2: Kelompok 3 Kasus 1praktikum

2) Memperbaiki prosedur audit agar bukti yang didapat lebih andal dan memperoleh

informasi tambahan dalam hal prosedur audit yang sebelumnya dianggap tidak

memadai untuk menanggapi factor resiko yang terdeteksi.

3) Melakukan Konfirmasi tertulis kepada perusahaan.

4) Melakukan prosedur analitik substantive

5) Wawancara dengan manajer yang terkait dengan bidang yang didalamnya apakah

terdapat resiko salah saji material sebagai akibat tindak kecurangan.

2.

Page 3: Kelompok 3 Kasus 1praktikum

3.

A. Persiapan perusahaan sebelum menerbitkan saham ke publik sesuai SOA:

1. Audit laporan keuangan dari KAP independen terdaftar

2. Perusahaan yang melakukan Proses Initial Public Offering (IPO) terlebih dahulu

mengadakan RUPS untuk meminta persetujuan para pemegang saham dalam rangka

penwaran umum saham

3. Melaporkan maksud dan niat go public kepada BAPEPAM (Badan pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keungan.

4. Setelah mendapat izin dari BAPEPAM, melakukan penawaran efek langsung

kepada masyarakat dengan menyiapkan prospektus ringkas perusahaan

B. Hubungannya adalah ketika suatu perusahaan ingin menjual saham ke publik

maka perusahaan tersebut harus menyajikan laporan keuangan sesuai dengan standard

yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan tersebut dapat diterima,

dipahampi dan dapat dipertanggung jawabkan secara umum.

4.

Ketika sebuah KAP menerimaan klien yang merupakan perusahaan publik,

KAP tersebut akan dituntut untuk memberikan hasil audit yang dapat dipercaya oleh

para stakehoder. Disisi lain KAP tersebut harus menguatkan independensinya agar

tetap mendapatkan pandangan baik oleh publik serta terhindar dari berbagai resiko

yang bisa terjadi.

Publik selalu mengharapkan bahwa sebuah KAP dapat memberikan informasi

yang lengkap tentang sebuah perusahaan, namun sebuah KAP memiliki kode etik

tersendiri terhadap pengungkapan tersebut. Hal inilah yang menjadi perhatian setiap

KAP, dimana mereka di tuntut untuk bekerja profesional demi menjaga nama baik

KAP itu sendiri.

Dalam menerima sebuah perikatan audit, sebuah KAP harus memperhatikan

syarat-syarat yang harus dipenuhi sesuai dengan kode etik akuntan publik yaitu:

1. Evaluasi integritas manajemen

Page 4: Kelompok 3 Kasus 1praktikum

2. Mengindentifikasi Keadaan-Keadaan Khusus dan Risiko Tidak Biasa

3. Menetapkan Kompetensi untuk Melakukan Audit

4. Evaluasi Independensi

5. Menentukan Kemampuan untuk Bekerja dengan Cermat dan Seksama

6. Menyiapkan Surat Penugasan

Page 5: Kelompok 3 Kasus 1praktikum

RISET KELOMPOK

Pergantian Auditor

Laporan keuangan adalah sebuah dokumen yang merupakan bentuk

pertanggung jawaban dan penyampaian informasi keuangan suatu perusahaan kepada

stakeholder. Untuk mendapatkan sebuah laporan keuangan yang dapat dipertanggung

jawabkan, sebuah perusahaan memerlukan seorang auditor. Sesuai dengan PSA No. 2

SA Seksi 110 (SPAP, 2001), dinyatakan bahwa auditor bertanggung jawab dalam

merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai

tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material, baik yang

disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.

Auditor independen inilah yang memberikan pendapat mengenai kewajaran

atas penyajian laporan keuangan, serta kesesuaiannya dengan prinsip-prinsip

akuntansi yang berlaku umum. Menindaklanjuti The Sarbanes-Oxley Act (SOX)

tahun 2002, pemerintah Indonesia mengatur kewajiban untuk melakukan pergantian

KAP dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008

yang merupakan penyempurnaan dari peraturan sebelumnya yakni Keputusan

Menteri Keuangan No.359/KMK.06/2003 dan No.423/KMK.06/2002.

Perubahan peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas

laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan paling lama 6 (enam) tahun buku

berturut-turut oleh KAP yang sama dan 3 (tiga) tahun berturut-turut oleh auditor yang

sama kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1). Dengan adanya peraturan ini,

diharapkan dapat meningkatkan keandalan laporan keuangan dan independensi

auditor dapat tetap terjaga. Diterbitkannya peraturan mengenai pergantian KAP

secara wajib oleh perusahaan menarik untuk dicermati, karena jika perusahaan

melakukan pergantian KAP setelah lima tahun mengaudit (berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan 359/KMK.06/2003) atau enam tahun mengaudit (berdasarkan

peraturan terbaru yakni KMK No. 17/PMK.01/2008) tidak akan menimbulkan

kejanggalan dan juga pertanyaan dari berbagai pihak karena hal itu bersifat

mandatory (wajib) dan dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Page 6: Kelompok 3 Kasus 1praktikum

MAKALAH PRAKTIKUM AUDITING

Oleh:

Dwi Cahya Widiyanata (125020300111068)

Miftachul Rudi Luky (125020300111017)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 7: Kelompok 3 Kasus 1praktikum