Kelelahan Otot Blok 5

17
Kelelahan Otot dapat Membuat Tubuh Lemas Budi Hartono NIM : 102013079 (C6) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Tlp. 5666952 Pendahuluan Di kehidupan kita sehari - hari otot yang ada pada tubuh kita sering berkontraksi dan ber-relaksasi baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Dan terkadang kita juga pernah merasakan pegal atau bahkan sampai kram. Rasa pegal merupakan akibat tidak adanya istirahat dari kontraksi otot - otot kita. Ada banyak otot yang ada di tubuh kita, dan dibagi menjadi 3 jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot lurik (skelet). Dan yang paling banyak mengambil peran dalam gerak tubuh adalah otot skelet. Dan dibawah pengaruh saraf, otot tersebut dapat bekerja sesuai fungsinya. Otot rangka akan melakukan mekanisme yang terdiri dari kontraksi dan relaksasi. Secara sederhanda, kontraksi terjadi dikarenakan adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin. Yang harus diketahui adalah otot skelet adalah otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut bisa dikarenakan penumpukan asam laktat yang akibat berbagai sebab seperti: kurangnya waktu istirahat, kerja otot yang berat, kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dan dimana semuanya akan menyebabkan penumpukan asam laktat. Pembahasan 1

description

jxhjsgxbhz

Transcript of Kelelahan Otot Blok 5

Page 1: Kelelahan Otot Blok 5

Kelelahan Otot dapat Membuat Tubuh Lemas

Budi Hartono

NIM : 102013079 (C6)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna utara No. 6 Jakarta Barat 11510. Tlp. 5666952

Pendahuluan

Di kehidupan kita sehari - hari otot yang ada pada tubuh kita sering berkontraksi dan ber-relaksasi baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Dan terkadang kita juga pernah merasakan pegal atau bahkan sampai kram. Rasa pegal merupakan akibat tidak adanya istirahat dari kontraksi otot - otot kita.

Ada banyak otot yang ada di tubuh kita, dan dibagi menjadi 3 jenis yaitu: otot polos, otot jantung, dan otot lurik (skelet). Dan yang paling banyak mengambil peran dalam gerak tubuh adalah otot skelet. Dan dibawah pengaruh saraf, otot tersebut dapat bekerja sesuai fungsinya. Otot rangka akan melakukan mekanisme yang terdiri dari kontraksi dan relaksasi. Secara sederhanda, kontraksi terjadi dikarenakan adanya proses sliding filamen oleh protein aktin dan miosin.

Yang harus diketahui adalah otot skelet adalah otot yang mudah lelah. Kelelahan otot tersebut bisa dikarenakan penumpukan asam laktat yang akibat berbagai sebab seperti: kurangnya waktu istirahat, kerja otot yang berat, kerja enzim maupun sumber energi yang berkurang, dan dimana semuanya akan menyebabkan penumpukan asam laktat.

Pembahasan

Makro

Tulang

Faktor makro terdiri dari tulang (alat gerak), otot, dan pergerakan. Pada bagian tulang ini sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Ossa Axiale dan Ossa Appendiculare. Ossa Axiale terbagi menjadi 3 bagian, bagian cranium, columna vertebralis, dan torachis. Sedangkan Ossa Appendiculare dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu bagian superior dan bagian inferior, dimana bagian superior dibagi lagi menjadi dua, cingulum membri superior dan ossa membri

1

Page 2: Kelelahan Otot Blok 5

superior libera. Sedangkan bagian inferior dibagi menjadi dua juga yaitu cingulum membri inferior dan ossa membri inferior libera.

Cingulum membri superior merupakan tulang – tulang yang berada di daerah gelang bahu. Terdapat Os. Scapulae dan Os. Claviculae, dimana tulang scapula merupakan tempat melekatnya tulang torachal clavicula dan tulang humerus. Scapula merupakan bagian posterior tubuh kita, sedangkan clavikula merupakan bagian anterior. Tulang scapula dan clavicula inilah yang mengambil alih pergerakan bagian bahu. Terdapat sendi glenohumeral yang merupakan sendi yang bebas (dapat melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan sirkumduksi).

Lalu kebagian ossa membri superior libera yang dibagi menjadi 3 regio : regio brachium, regio antebrachium, regio manus. Pada regio brachium terdapat Os Humerus. Di regio antebrachium terdapat Os Radius dan Os Ulna. Sedangkan pada regio manus terdapat Ossa Carpalia, Ossa Metacarpalia, Ossa phalanges. Pada Ossa Carpalia dibagi menjadi 2 baris, proximal yang terdiri dari tulang schapoideum (seperti perahu), tulang lunatum (seperti bulan sabit), tulang triquetrum (memiliki 3 sisi yang halus), tulang pisiforme (berbentuk bulat). Sedangkan baris distal ada 4 tulang, tulang trapezium, tulang trapezodium (bentuk sama seperti trapezium, tetapi ukuran lebih besar daripada tulang trapezium), tulang capitatum (seperti kacang kapri), dan tulang hamatum (berbentuk seperti palu).

Kalau cingulum membri superior terdiri dari caput femoris dan sepasang os coxae. Dibagian posterior dari sepasang os coxae ada tulang sacrum, sedangkan dibagian anterior arch pubis milik kedua coxae akan menyambung. Sudut yang terdapat di kedua arch pubis dapat menentukan bahwa tulang tersebut milik wanita atau pria, jika wanita memiliki sudut 80o-85o

sedangkan pada pria memiliki sudut yang lebih kecil yaitu 50o-60o. Di os coxae pun ada tuberkulum isiadicum atau tulang duduk.

Pada ossa membri superior libera dibagi menjadi tiga regio: femur, cruris, dan pedis. Femur hanya memiliki os femur, cruris terdiri dari os tibia (tulang kering) dan os fibula (tulang betis), sedangkan pedis terdiri dari ossa tarsalia, ossa metatarsalia, dan ossa phalanges. Pada femur terdapat caput yang akan melekat pada tulang coxae. Terdapat juga patella yang berfungsi untuk melekatkan tulang femur dengan tulang tibia. Lalu pedis ada mata kaki yang terdiri dari calcaneus, talus. Ada pula os naviculare, os cuboid, os cuneiforme intermedium medialis dan lateralis. Pada bagian ossa membri superior libera itu merupakan bagian yang tugas nya berat yaitu menopang berat tubuh manusia.

Sendi

Di antara tulang dengan tulang terdapat sendi yang menghubungkan keduanya. Sendipun dibagi menjadi tiga yaitu, synarthrosis (tidak dapat atau sama sekali tidak bergerak), amfi amfiartrosis (persendian yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan) dan diarthrosis (memiliki gerakan bebas). Diarthrosis terdiri dari cartilage articulatio (pada ujung tulang yang bertemu) dan capsula articularis yang terdiri dari capsula fibrosa dan membrane synovialis yang

2

Page 3: Kelelahan Otot Blok 5

merupakan kantong tertutup berisi cairan synovial. Gerakan – gerakan yang dapat dilakukan pada diarthrosis gerak fleksi – ekstensi, abduksi – adduksi, dan gerak rotasi. Klasifikasi sendi – diarthrosis:

Sendi engsel / articulatio ginglymusBertemunya ujung tulang yang berbentuk konveks – silindris bertemu dengan cekungan yang sesuai. Gerakannya angular (pada satu bidang) dan gerakan uniaxial (pada satu sumbu). Contoh: articulatio cubiti (sendi siku) dan pergelangan kaki.

Sendi kisar / articulatio trochoideaMemiliki tulang yang ujungnya berbentuk processus dapat berputar dalam suatu cincin. Gerakannya juga hanya uniaxial. Contoh: articulatio radioulnaris proximalis, articulatio atlantoaxialis mediana.

Sendi Telur / articulatio ellipsoideaUjung tulang yang berbentuk konkaf dan konveks berbentuk oval. Memiliki gerakan biaxial (gerakan pada dua sumbu) berupa gerakan fleksi – ekstensi dan abduksi – adduksi.

Sendi pelana / articulatio sellarisUjung tulang yang satu berbentuk konkaf dan ujung tulang kedua konveks dengan arah tegak lurus dengan ujung tulang pertama. Gerakan yang bisa dilakukan adalah gerakan biaxial. Contoh: articulatio carpo – metacapea 1.

Sendi pelurur / articulatio globoideaUjung tulang berbentuk caput bola dengan ujung yang satu berbentuk mangkok. Memiliki gerakan multiaxial yang memungkinkan gerak pada tiga sumbu. Contoh: articulatio humeri.

Sendi buah pala / enarthrosis spheroideaBila mangkok sendi lebih dari setengah lingkaran. Contoh: articulatio coxae.

Synarthrosi dibedakan lagi menjadi junctura mesenkim dan junctura cartilagine. Contoh dari junctura mesenkim (sindesmosis) adalah sutura (di bagian cranium), gomphosis (di sekitar rahang), schindylesis, dan syndesmosis fibrosa elastica. Junctura cartilagine (synchondrosis) contohnya adalah sympisis (menghubungkan costae dengan sternum). Sedangkan contoh dari amfiarthrosis adalah hubungan antar tulang rusuk dan dada.

Adapun sendi – sendi selain glenohumeral yang berada di cingulum membri superior yaitu articulatio sternoclavicularis menghubungkan ujung sternal clavicula dengan manibrum sterni, articulatio acromioclavicula menghubungkan ujung acromial clavicula dengan ujung acromion scapula, articulatio scapulathorasic merupakan persendian secara fungsi otot.

Pada bagian antebrachium terdapat articulatio radioulnaris proximal (di sekitar siku) yang dibentuk oleh sisi capitulum radius dan incisura radialis yang dapat melakukan gerakan pronasi dan supinasi pada lengan bawah. Jika ada proximal tentu ada distal, pada bagian distal terdapat

3

Page 4: Kelelahan Otot Blok 5

articulatio radioulnari distalis yang dibentuk oleh sisi caput ulna dan incisura ulnaris yang menyebabkan pergelangan tangan dapat melakukan pronasi dan supinasi. Sedangkan pada bagian carpal ada sendi radiocarpalis yang terletak diantara bagian distal os radius yang cekung dengan os scaphoid dan os lunatum. Memiliki gerakan abduksi 15o, adduksi 45o, fleksi – ekstensi (170o) serta sirkumduksi. Lalu ada juga sendi intercarpea yang terletak diantara kedua tulang carpal. Memiliki gerak abduksi – adduksi, fleksi – ekstensi. Sendi ini diperkuat oleh Ligamen intercarpea dorsalis dan ligament carpal radial.

Otot

Otot merupakan alat gerak aktif karena otot dapat menggerakkan bagian-bagian tubuh yang lain. Berdasarkan strukturnya, otot yang membangun tubuh dapat dibedakan atas ; (1) Otot polos, (2) Otot lurik, (3) Otot jantung1.

Gambar 1. Tiga jenis otot (Campbell et.all 1999)

Otot Polos

Dapat ditemukan pada ; (1) saluran pencernaan, (2) pembuluh darah, (3), saluran pernapasan, (4) saluran pelepasan air seni, (5) saluran genital, (6) otot pada rambut dan kulit.1

Bentuk otot polos seperti kumparan (gelendong), panjang dan langsing. Di bawah mikroskop tampak berinti satu, tidak tampak serabut dan garis-garis melintang maka disebut sebagai otot polos.1

Kerja otot polos ; (1) tidak sadar, (2) lambat, (3) tidak cepat lelah.

4

Page 5: Kelelahan Otot Blok 5

Gambar 2. Otot polos

Otot Lurik

Berhubungan dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Bila diamati di bawah mikroskop maka tampak adanya garis melintang yang terang diseling gelap, sehingga disebut otot serat lintang. Otot lurik tersusun atas serabut-serabut otot atau myofibril yang berinti banyak.

Myofibril ini berkumpul membentuk kumpulan serabut, kemudian kumpulan serabut membentuk otot. Pada ujung otot lurik umumnya mengecil dan keras disebut tendon, setiap otot memiliki dua atau lebih tendon, yaitu ; (1) tendon yang melekat pada tulang yang bergerak disebut insersio, (2) tendon yang melekat pada tulang yang tidak bergerak disebut origo.2 Bagian tengah otot lurik menggembang disebut empal (atau ventrikel), bagian ini yang dapat mengendor atau mengkerut.

Kerja otot lurik; (1) sadar karena dipengaruhi oleh pusat saraf sadar, (2) reaksi terhadap rangsang cepat, (3) mudah lelah.

5

Page 6: Kelelahan Otot Blok 5

Masa Otot

75% air

20% protein

Protein Utama :1. Aktin 25%

2. Miosin 55%

Protein lainnya :1. Tropomiosin

2. Troponin I, C, T

Gambar 3. Otot lurik

Otot Jantung

Secara anatomi otot ini sebenarnya otot lurik. Tetapi serabut ototnya bercabang dan saling bertautan yang disebut sinsitium atau discus intercalaris. Kerja otot jantung ; (1) tak sadar, (2) reaksi terhadap rangsangan lambat.

Gambar 4. Otot Jantung

Protein Otot

6

Page 7: Kelelahan Otot Blok 5

Aktin3

Merupakan filament tipis, monomer aktin (G-aktin) ; globuler aktin, BM 43.000, pada keadaan normal terdapat Mg. Polimerisasi dari G-aktin akan menjadi F-aktin (2 filamen berbentuk heliks). Tidak mempunyai sifat katalitik.

Miosin

Terdapat pada filament tebal. Terdiri atas bagian fibrous (2 spiral yang saling melilit) dan bagian globuler, pada ujung (kepala). Niosin mempunyai aktivitas ATP ase untuk mengurai ATP menjadi ADP + Pi (mengandung energy). Myosin dapat dicerna oleh tripsin (dibentuk di pancreas) menjadi 2 fragmen LMM (light meromyosin) dan HMM (heavy meromyosin), dimana HMM menunjukan aktivitas ATP ase yang akan mengikat F-aktin.

Tropomiosin

Berbentuk serat (fibrous). Terdiri atas 2 rantai yaitu α dan β, keduanya berikatan dengan aktin. Terdapat pada semua otot kecuali otot polos. Merupakan bagian dari filament tipis.

Troponin

Terdiri dari tiga protein globuler ; (1) troponin I (inhibit), menghambat interaksi F-aktin dengan myosin melalui kerja tropomiosin (2) troponin C, mengikat Ca secara reversible, dapat mengikat 4 Ca (3) troponin T, berinteraksi dengan tropomiosin. Merupakan bagian filament tipis.

Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot

Gambar 5. Mekanisme kontraksi dan relaksasi pada otot lurik

Pada otot Lurik

7

Page 8: Kelelahan Otot Blok 5

Terjadi potensial aksi motor neuron menyebabkan akson melepaskan Ach (Asetil kolin), Ach menyebabakan ion Na dapat masuk dan menyebabkan perubahan muatan (depolarisasi). Perubahan ini juga menyebabakan potensial aksi otot terjadi. Potensial aksi otot ini akan menjalar sepanjang membrane T. Tubulus menyebabkan pintu pada reticulum sarkoplasma terbuka dan ion Ca keluar menuju sitoplasma. Ion Ca kemudian berikatan dengan troponin C. Kemudian troponin C akan membuka binding site untuk kepala myosin di aktin, dan menyebabkan terjadinya cross bridge antar myosin dan aktin. Kemudian di dalam myosin itu terdapat ATPase yang dapat menghidrolisis ATP menjadi ADP + P + energi, dan energi itu yang akan menyebabkan pergeseran miofilamen ke pertengahan sarkomer dan terjadilah kontraksi otot. Relaksasi akan terjadi ketika ion Ca dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma secara transport aktif menggunakan bantuan ATP, sehingga binding site akan tertutup dan cross bridge tidak dapat terjadi yang menyebabkan relaksasi otot.4

Pada otot polos

Pada otot polos ini berdasarkan pada myosin sehinga tidak terdapat system troponin. Ketika kontraksi (jumlah Ca di sarkoplasma >10-7) ada para light chain yang harus berikatan dengan phosfat, dimana ikatan ini dapat terjadi dengan bantuan enzim kinase (fosforilasi). Ketika ikatan ini telah terjadi maka akan pula terjadi ikatan antar myosin dan F-aktin dan terjadilah kontraksi otot. Ketika relaksasi dimana jumlah Ca pada sarkoplasma <10 -7 terjadi inaktivasi enzim kinase, sehingga terjadilah yang namanya defosforilasi yaitu terlepasnya Phosfat dari p-light chain dengan bantuan enzim phosfatase. Kemudian tidak dapat terjadi interaksi antar myosin dan F-aktin sehingga terjadilah relaksasi.4

Konsumsi Oksigen2

Untuk kontraksi diperlukan energy. Energy yang digunakan disuplai dalam bentuk energy kimia, yaitu penguraian ATP.

ATP → ADP + P + Energi

ADP → AMP + P + Energi

Bila energy habis, otot tidak dapat melakukan kontraksi lagi. Fase ini disebut dengan fase anaerob. ATP harus dibentuk kembali agar otot dapat bergerak. Pembentuk kembali ATP itu dalam otot terdapat glikogen. Glikogen ini akan dilarutkan menjadi laktasidogen. Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam laktat. Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa akan dioksidasi menghasilkan energy dan melepaskan CO2 dan H2O. Proses pembentukan kembali ATP ini terjadi saat otot relaksasi. Karena pada saat relaksasi diperlukan oksigen untuk mengoksidasi glukosa dan atau asam laktat, maka fase relaksasi disebut juga fase aerob.

Otot

8

Page 9: Kelelahan Otot Blok 5

Otot – otot pada extremitas superior

Otot – otot yang berada pada bagian tersebut dibagi menjadi 4:

1. Otot – otot gelang bahuTerdiri lagi dari 4 otot:

1. Otot – otot thoracoclaviculares M. Subsclavius

2. Otot – otot thoracoscapulares M. Levator scapulae M. Trapezius M. Pectoralis minor M. Serratus anterior M. rhomboideus major et minor

3. Otor – otot thoracohumerales M. Pectoralis major M. Latissimus dorsi

4. Otot – otot scapulohumerales M. Deltoideus M. Supraspinatus M. Teres minor M. Subscapularis M. Infraspinatus M. Teres Major

2. Otot lengan atas Otot – otot fleksor:

o M. Biceps brachii

o M. Brachialis

o M. Coracobrachialis

Otot – otot ekstensor:o M. Triceps brachii

3. Otot – otot lengan bawah Otot – otot fleksor:

o Lapisan I terdiri atas:

M. Pronator teres M. Flexor carpi radialis M. Palmaris longus M. Flexor carpi ulnaris

o Lapisan II terdiri atas:

M. Flexor digitorum sublimiso Lapisan III terdiri atas:

9

Page 10: Kelelahan Otot Blok 5

M. Flexor digitorum profundus M. Flexor pollicis longus

o Lapisan IV terdiri atas:

M. Pronator quadratus Otot – otot Ekstensor:

o Golongan radial lapisan dangkal

M. Brachioradialis M. Extensor carpi radialis longus M. Extensor carpi radialis brevis

o Golongan radial lapisan dalam

M. Supinatoro Golongan dorsal lapisan dangkal

M. Anconeus M. Extensor digitorum communis M. Extensor digiti quinti proprius M. Extensor carpi ulnaris

o Golongan dorsal lapisan dalam

M. Abductor pollicis longus M. Extensor pollicis longus et brevis M. Extensor indicis proprius

4. Otot – otot tangana. Otot – otot thenar

M. Abductor pollicis brevis M. opponens pollicis M. Flexor pollicis brevis M. Abductor pollicis

b. Otot – otot hypothenar M. Palmaris brevis M. Abductor digiti quinti M. Flexor digiti quinti brevis M. Opponens digiti quinti

c. Otot – otot vola manus Mm. Lumbricales manus Mm. Interossei volares Mm. Interossei dorsales

Otot – otot pada extremitas inferior

Otot – otot yang berada di bagian bawah dibagi menjadi:

1. Otot – otot pangkal paha

10

Page 11: Kelelahan Otot Blok 5

Otot – otot bagian dalam M. Psoas major M. Psoas minor M. Liacus

Otot – otot bagian luar M. Gluteus maximus M. Gluteus medius M. Gluteus minimus M. Piriformis M. Obturator internus M. Gemellus superior et inferior M. Quadratus femoris M. Obturator externus M. Tensor fasciae latae M. Gluteus maximus M. Gluteus medius M. Gluteus minimus M. piriformis M. Obturator internus Mm. Gemelli superior et inferior M. Quadratus femoris

2. Otot – otot tungkai atasDibagi atas:

Mm. Extensor sendi lutut / paha ventralo M. Sartorius

o M. Quadriceps femoris

o M. Articularis genus

Mm. Adductor femoris / paha medialo M. Pectineus

o M. Adductor longus

o M. Gracilis

o M. Adductor brevis

o M. Adductor magnus

o M. Adductor minimus

Mm. Flexor sendi lutut / paha dorsal3. Otot – otot tungkai bawah

Otot – otot fleksor: Otot – otot fleksor lapisan dangkal:

1. M. Gastrocnemius2. M. Soleus

11

Page 12: Kelelahan Otot Blok 5

3. M. Plantaris Otot – otot fleksor lapisan dalam

1. M. Poplietus2. M. Flexor digitorum longus3. M. Tibialis posterior4. M. Flexor hallucis longus

Otot – otot ekstensor M. Tibialis Anterior M. Extensor digitorum longus M. Extensor hallucis longus M. Peroneus tertius

Otot – otot pernasi M. Peroneus longus M. Peroneus brevis

4. Otot – otot kaki Otot – otot dorsum pedis

M. Extensor digitorum brevis M. Extensor halluces brevis

Otot – otot planta pedis Otot – otot jari kaki I

1. M. Abductor hallucis2. M. Flexor hallucis brevis3. M. Adductor hallucis

Otot – otot V1. M. Abductor digiti quinti2. M. Flexor digiti quinti brevis3. M. Opponens digiti quinti

Otot – otot ruang tengah kaki1. M. Flexor digitorum brevis2. M. Quadratus plantae3. M. Lumbricales4. Mm. Interossei plantares5. Mm. Interossei dorsales 5

Penumpukan Asam Laktat

Dalam otot tersimpan glikogen (gula otot). Glikogen akan dilarutkan menjadi laktasidogen (pembentukan asam laktat = asam susu). Laktasidogen kemudian diuraikan menjadi glukosa dan asam laktat. Oleh peristiwa respirasi dengan O2, glukosa akan dioksidasi sehingga menghasilkan energy dan melepaskan CO2 dan H2O.

12

Page 13: Kelelahan Otot Blok 5

Asam susu (asam laktat) yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan laktasidogen yang dapat menyebabkan pegal linu dalam otot. Ataupun dapat menyebabkan kelelahan otot, untuk penguraian asam susu diperlukan oksigen yang sangat banyak. Pernafasan

menjadi terengah – engah.

Penutup

Kesimpulan

Jadi setelah melakukan kerja yang berat, maka asam laktat akan muncul. Penumpukan asam laktat dapat menyebabkan otot lelah. Nafas pun terengah – engah ketika lelah. Cara menguraikan nya adalah dengan oksigen yang banyak. Sehingga aturlah nafas yang panjang agar rasa lelah dan lemas tersebut dapat hilang.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.

2. Handoko P. Pengobatan Alternatif. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.h.118-9.3. Bezkorovainy A, Rafelson M.E. Concise biochemistry. USA : Marcel Dekker, Inc. ;

1996.h.212.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.h.247-250.

5. Putz R, Pabst R. Atlas anatomi manusia: sobotta (jilid 2). Ed 22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.308-9.

13